Anda di halaman 1dari 30

BAB III

LAPORAN PENELITIAN

A. Latar Belakang Objek Penelitian

1. Sejarah berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng

Awal berdirinya lembaga Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali diawali dari

pendidikan non formal yang digagas oleh bapak H. Ghazali yang

merupakan penduduk pendatang dari daerah Situbondo. Beliau mengajar

hanya untuk sanak saudara yang ingin memperdalam ilmu agama saja.

Setelah beberapa bulan berjalan, banyak orang sekitar yang tertarik untuk

mengikuti pembelajaran itu. Sehingga para tokoh masyarakat

bermusyawarah untuk membentuk sebuah lembaga pendidikan formal

yang berbasis agama. Dan pada tahun 1996 tepatnya di Desa Ardisaeng

Kecamatan Pakem Kabupaten Bondowoso. Berdiri suatu lembaga

keagamaan bernama Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng yang

dipimpin oleh Bapak Farid/Aksin. Madrasah ini berkembang pesat sekali,

sehingga kian hari murid-muridnya semakin bertambah, bahkan sudah

banyak peserta didik-peserta didik alumni Madrasah ini sudah masuk

perpendidikan tinggi. Madrasah ini dipimpin oleh:

a. H. Ghazali Tahun 1996-2002

b. Hasan Basri Tahun 2002-2008

c. H. Imam Mahmudi Tahun 2008-2015

d. Saiful Bahri Tahun 2015-Sekarang

49
50

2. Profil Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng

a. Nama Madrasah : MI Al-Ghazali

b. Alamat Madrasah : Jl. Tancak Kembar Ardisaeng

c. Kecamatan : Pakem

d. Kabupaten : Bondowoso

e. Provensi : Jawa Timur

f. No. NPWP Madrasah : 02.307.087.3-656.001

g. Nama Kepala Madrasah : Saiful Bari

h. No. Telp/HP : 085234998837

i. Kode Pos : 68253

j. Tanggal & Tahun berdiri : 20 Juli 1996

k. No. SK Pendirian :-

l. Penerbit SK : Kepala Kemenag Bondowoso

m. Nomer Statistik Madrasah : 111235110043

n. Akreditasi :B

o. Waktu belajar : Pagi hari

p. Status madrasah : Swasta

q. Penyelenggara : Yayasan

r. Nama Yayasan : Yayasan Al-Ghazali

Hasil Dokumentasi MI Al-Ghazali, 22 Februari 2021

3. Visi dan Misi Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng

a. Visi :

Berilmu, Bertaqwa dan unggul dalam prestasi


51

b. Misi :

1) Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT

2) Meningkatkan ilmu umum dan agama

3) Meningkatkan baca tulis Al-Qur’an dan kajian kitab serta

keterampilan dalam keagamaan

4) Peningkatan profesionalisme pendidik

5) Menciptakan lingkungan kondusif untuk belajar dan bekerja

6) Melaksanakan pembelajaran yang efektif dan efisien

4. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dirumuskan

mengacu pada tujuan pendidikan yaitu meletakkan dasar kecerdasan,

pengetahuan kepribadian, ahlak mulia serta keterampilan untuk hidup

mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (PP nomor. 19 Tahun

2005 tentang setandar nasional pendidikan pada bab (Standard

Kompetensi Lulusan) “Pasal 26”.

5. Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng

Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng dijabarkan

berdasarkan tujuan umum pendidikan, visi dan misi Madrasah.

Berdasarkan tiga hal tersebut dapat dijabarkan tujuan MI Al-Ghazali

Ardisaeng sebagai berikut :

a. Terdepan, terbaik, terpercaya dalam hal ketaqwaan terhadap Tuhan

yang Maha Esa


52

b. Terdepan, terbaik, terpercaya dalam pengembangan potensi

kecerdasan dan minat

c. Terdepan, terbaik, terpercaya dalam memperoleh nilain UAN

d. Terdepan, terbaik, terpercaya dalam persaingan masuk jenjang SMP

dan NITS

e. Terdepan, terbaik, terpercaya dalam berbagai kompetensi akademik

dan non akademik

f. Terdepan, terbaik, terpercaya dalam persaingan secara global

g. Terdepan, terbaik, terpercaya dalam pelayanan.

Secara berkaitan, tujuan Madrasah tersebut akan dimonitor,

dievaluasi, dan dikendalikan dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai

hasil yang optimal.

6. Keadaan Pendidik dan Karyawan Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali

Ardisaeng

Adapun peranan pendidik di Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali

Ardisaeng yaitu pendidik dapat berperan sebagai pengajar, pemimpin

kelas, pembimbing, pengatur lingkungan belajar, perencanaan

pembelajaran, supervisor, motivator, dan sebagai evaluator.

Peranan pelaksanaan komunikasi personal kepemimpinan kepala

Madrasah di Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng merupakan

prioritas utama atau standar pada penentuan peningkatan karir setiap

pendidik, karena disamping melakukan tugas pendidikan dan

pembelajaran, pendidik juga harus melakukan tugas manajemen


53

administrasi kelas. Berdasarkan latar belakang pendidikan dan ijazah

yang dimiliki keadaan pendidik di Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali

Ardisaeng diklasifikasikan melalui table berikut :

Tabel I
Data Pendidik Dan Tenaga Kependidikan di MI Al-Ghazali Tahun
Pelajaran 2020-2021
NO NAMA LENGKAP Pdd L/P Jabatan

1 Saiful Bari, S. Pd S-1 BK L Kepala Madrasah

2 Huzairi, M. Pd S-2 PAI P Waka. Kepeserta

didikan

3 Abduh Efendi, S. Pd S-1 PAI L Waka.

Kurikulum

4 Subaida, S. Pd S-1 PAI P Pendidik

5 Susiana, S. Pd S-1 BK P Pendidik

6 Hosnan, S. Pd S-1 PJOK L Waka. Sapras

7 Sugeng Ariyadi, S.Pd S-1 MIPA L Waka. Humas

8 Ablari, S.Pd.I S-1 PAI L Pendidik

9 Khodijah, S. Pd. I S-1 PAI P Pendidik

10 Mahmudi, S. Pd S-1 PAI L Pembina Yayasan

11 Fitriah, S. Pd.I S-1 PAI P Pendidik

12 Lufi Raisifarista, S. Pd S-1 PGSD P Pendidik

13 Saidah, S. Pd S-1 PAI P Pendidik


54

14 Hayani, M. Pd. I S-2 PAI P Pendidik

15 Amsiati, S. Pd. I S-1 PAI P Pendidik

(Hasil Dokumentasi MI Al-Ghazali dikutip 22 Februari 2021)

7. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng

Struktur organisasi diperlukan Madrasah untuk membedakan

batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang

menunjukkan adanya hubungan/keterkaitan antara setiap bagian untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Demi tercapainya tujuan umum

suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk mengatur seluruh aktifitas

maupun kegiatan instansi tersebut. Pengaturan ini dihubungkan dengan

pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan sebelumnya. Melalui

struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat

diterapkan sehingga efesiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan

melalui kerja sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan lembaga

Madrasah dapat dicapai.

Salah satu komponen yang penting dan dimiliki oleh Madrasah

Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng adalah struktur organisasi tergambar

jelas tentang sistem pembagian tugas koordinasi dan kewenangan dalam

setiap jabatan yang ada di Madrsah. Struktur organisasi Madrasah

Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng merupakan sistem hubungan formal

kerja antara setiap komponen yang membagi dan mengkoordinasikan

tugas untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah disepakati

bersama.
55

BAGAN I
Struktur Organisasi di Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Tahun 2021
STRUKTUR ORGANISASI
MADRASAH IBTIDAIYAH AL-GHAZALI
ARDISAENG, PAKEM, BONDOWOSO
TAHUN PELAJARAN

PPAI KEC. PAKEM KEPALA MADRASAH KETUA YAYASAN


SITI QOSIDAH, M.Pd.I SAIFUL BARI, S.Pd FARID AKSIN

KOMITE MADRASAH
HASBULLAH, S.H

WK. KESISWAAN WK. KURIKULUM WK. HUMAS WK. SARPRAS


HUZAIRI, M.Pd ABDUH EFENDY, S.Pd SUGENG ARIYADI, S.Pd HOSNAN, S.Pd

WALI KELAS I WALI KELAS II WALI KELASIII WALI KELAS IV WALI KELAS V WALI KELAS I
HOSNAN, S.Pd SUSIANA, S.Pd FITRIYAH, S.Pd.I ABDUH EFENDY, S.Pd HUZAIRI, M.Pd SUGENG ARIYADI, S.Pd

PESERTA DIDIK

(Hasil Dokumentasi MI Al-Ghazali dikutip 22 Februari 2021)

Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa struktur

organisasi yang digunakan di Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng


56

yaitu struktur organisasi permanen, artinya disusun atas dasar pembagian

tugas masing-masing anggota, sehingga tujuan Madrasah diharapkan

dapat dicapai dengan efektif dan efisien. Struktur organisasi ini

menggambarkan tugas-tugas pokok dengan jalur koordinasi yang bersifat

komando dan konsultasi.

8. Keadaan Peserta didik Madrasah Ibtidaiyah Al- Ghazali Ardisaeng

Setiap tahunnya jumlah peserta didik Madrasah Ibtidaiyah Al-

Ghazali Ardisaeng terus bertambah, itu semua dikarenakan citra

Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng yang cukup baik di

masyarakat.

Peserta didik menjadi objek yang dilihat ketika membicarakan

kemajuan Madrasah, semakin banyak jumlah peserta didik yang banyak,

Madrasah juga harus secara berkelanjutan memperhatikan kebutuhan

peserta didik.

Pada dasarnya pembelajaran berkaitan dengan hak dan kewajiban

peserta didik di MI Al-Ghazali Ardisaeng adalah menerima pengajaran,

bimbingan dan arahan sebagaimana mestinya yang bermanfaat

membantu peserta didik tersebut kelak menempuh cita-citanya sebagai

seorang pelajar. Sebagaimana menjadi kewajibannya adalah memenuhi

semua peraturan dan tata tertib Madrasah :

a. Hadir di Madrasah selambat-lambatnya 15 menit sebelum jam

pelajaran dimulai.

b. Mengerjakan tugas-tugas dengan baik.


57

c. Berperan serta melaksanakan 5 k

d. Menyukseskan visi dan misi Madrasah

Tabel II
Data Peserta didik Tahun Pelajaran 2016 s/d 2021 MI Al-Ghazali
Ardisaeng
DATA PESERTA DIDIK
Tahun Jumlah Jumlah Jenis Kelamin
Peserta
didik
Lk Pr
2016/2017 101 41 60

2017/2018 99 45 54

2018/2019 99 48 51

2019/2020 99 48 51

2020/2021 118 59 59

(Hasi Dokumentasi MI Al-Ghazali dikutip 12 Februari 2021)

Tabel III
Data Peserta didik Kelas 1 Madrsah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng
Tahun 2020/2021
No L/P
Nama NISN
.
1 Ahmad Fausi L 0329
2 Deva dama zaki L 0317
3 Faruddin L 0320
4 M. Kafin Aminullah L 0330
5 Mila Safira P 0365
6 Moh. Hairul Anam L 0318
7 Mohammad L 0323
8 Muhammad Fikrillah L 0319
9 Raudatul Hasanah P 0324
10 Siti Aisyah P 0325
11 Siti Romla P 0322
58

12 Susiati P 0321
13 Wakil L 0331
14 Yuni Wulandari P 0327
(Hasil Dokumentasi MI Al-Ghazali dikutip 22 Februari 2021)

Tabel IV
Data Peserta didik Kelas 2 Madrsah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng
Tahun 2020/2021
No. Nama L/P NISN
1 Ahmad Shafin Ramadani L 0329
2 Andika Pratama L 0343
3 Efa Susanti P 0339
4 Hadi iryansyah L 0330
5 Illa P 0336
6 Imron Rosikin L 0341
7 Intan Dwi Maharani Maulida P 0338
8 M.Hanip Zakiri L 0331
9 Muhammad Guna Ady Putra L 0328
Muhammad Naufal Izul L
10 0342
Kamal
11 Nasihul Ibad L 0335
12 Rohmah P 0340
13 Safa Hidayatul Hasanah P 0337
14 Siti Maumuna P 0333
15 Susiyati P 0332
16 Warodatul Nafisah P 0334
(Hasil Dokumentasi MI Al-Ghazali dikutip 22 Februari 2021)

Tabel V
Data Peserta didik Kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng
Tahun 2020/2021
No. Nama L/P NISN
1 Alia Alimah P 00291
2 Fauzan Mubarok L 00296
3 Fiyi Afitasari P 00292
4 Hairun Nisa P 00293
5 Humairoh P 00297
6 Izzatun Naisila P 00297
7 Moh. Mun'in L 00295
8 Muhammad David L 00316
9 Muzakki L 00290
10 Nabila Luhtisari P 00294
11 Siti Holilah P 00314
59

12 Siti Nur Haliza P 00215


(Hasil Dokumentasi MI Al-Ghazali dikutip 22 Februari 2021)

Tabel VI
Data Peserta didik Kelas 4 Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng
Tahun 2020/2021
No. Nama L/P NISN
1 Alya Jazila P 0311
2 Ayuarillah Mistavidianti Ramadhani P 0313
3 Diana Fatmawati P 0306
4 Febriyanti P 0308
5 Haidar Jawahir L 0309
6 Intan Lutfiatul Hasanah P 0312
7 Isminor Hasiseh P 0310
8 M.Ainul Yaqin L 0307
9 Muhlisin L 0304
10 Nur Arifka P 0305
(Hasil Dokumentasi MI Al-Ghazali dikutip 22 Februari 2021)

Tabel VII
Data Peserta didik Kelas 5 Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng
Tahun 2020/2021
No L/
Nama NISN
. P
1 Asizah Ainur Rofikoh P 0287
2 Danil Firdaus L 0296
3 Hendra Baitul Ulum L 0295
4 Moh. Kamil L 0302
5 Mohammad Bahrul Ulum L 0291
6 Mohammad Farel L 0298
7 Mohammad Khairul Umam L 0297
8 Mohammad Sultan Arifin L 0299
9 Muhammad Ali Jupri L 0294
10 Muhammad Ikbal Sarkasih L 0303
11 Rohmaniatul P 0290
12 Santi P 0289
13 Siti Nur Jamila P 0300
14 Supriadi L 0301
15 Taufiqurrahmah L 0089
(Hasil Dokumentasi MI Al-Ghazali dikutip 22 Februari 2021)

9. Keadaan Sarana dan Prasana Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali

Ardisaeng
60

Lembaga pendidikan dalam hal ini Madrasah merupakan lembaga

formal yang diposisikan untuk tempat belajar ataupun tempat menuntut

ilmu anak didik. Sarana dan prasarana adalah salah satu faktor

pendukung kelancaran proses pendidikan. Fasilitas yang memadai dan

lengkap didalam sebuah lembaga pendidikan bisa menjadi pendidikan

yang bermutu jika diukur secara keseluruhan.

Keadaan sarana prasarana Madrasah Ibtidaiyah Al-Ghazali

Ardisaeng adalah sebagai berikut :

Tabel VIII
Keadaan Sarana dan Prasaran di Madrasah
Ibtidaiyah Al-Ghazali Ardisaeng Tahun 2020/2021
No Nama Bangunan Jumlah Kondisi
Bangunan Bangunan
1 Ruang Belajar 6 Baik

2 Ruang Kepala 1 Baik


Madrasah
3 Ruang Tata Usaha 1 Baik

4 Ruang Kantor 1 Baik


Pendidik
5 Ruang 1 Baik
Perpustakaan
6 Kantin 1 Baik

7 Kamar Mandi 1 Baik

(Hasil Dokumentasi MI Al-Ghazali dikutip 22 Februari 2021)

Sarana dan prasarana sebagai faktor yang sangat penting dalam

lembaga pendidikan di Madrasah, apakah sudah memadai atau perlu

ditambah dan perbaikan. Madrasah yang memiliki sarana dan prasarana

yang baik dan lengkap akan menarik perhatian dari masyarakat ataupun
61

orang tua anak didik untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke

madrasah tersebut.

B. Penyajian dan Analisis Data

Pada tahap penyajian dan analisis data, peneliti menyajikan data yang

diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang didapat

disajikan untuk mempertegas kejadian-kejadian yang terdapat dilapangan

secara langsung. Adapun data tersebut adalah sebagai berikut :

1. Problematika Perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa

Pandemi Covid-19 di MI Al-Ghazali

Dalam suatu proses pembelajaran, diperlukan sebuah perencanaan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efisien.

Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran,

penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan dan metode

pembelajaran serta penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan

dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Perencanaan proses pembelajaran yang baik tentu akan

berdampak pada proses pembelajaran yang baik pula. Oleh sebab itu,

dalam penyusunan perencanaan dibutuhkan pedoman sehingga

perencanaan proses pembelajaran berfungsi sebagaimana mestinya.

Sebagimana terdapat dalam Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007,

bahwa perencanaan proses pembelajaran lebih ditekankan pada silabus

dan RPP.
62

Problematika yang dihadapi dalam perencanaan pembelajaran jarak

jauh adalah sulitnya meringkas suatu pembelajaran yang telah disusun

sebelum pandemi dalam rencana pelaksaanaan pembelajaran yang ada.

Sehingga tujuan yang dicapai kurang maksimal dalam suatu

pembelajaran.

Hasil wawancara dengan Ustad Saiful Bari sebagai kepala

madrasah MI Al-Ghazali Ardisaeng dalam problematika perencanaan

pembelajaran jarak jauh beliau memberi jawaban sebagai berikut :

“Dalam suatu lembaga pendidikan formal, banyak sekali


problematika atau masalahh yang dihadapi. Masalah tersebut
timbul karena kita harus mengikuti perkembangan sistem
pendidikan. Problematika atau masalah yang dihadapi di MI Al-
Ghazali dalam perencanaan pembelajaran jarak jauh adalah
kurangnya kesiapan pendidik dalam merencanakan pembelajaran
yang efisien. Masalah lain yaitu ada beberapa pendidik yang
belum memahami dalam perencanaan pembelajaran yang bersifat
online, kesiapan buku panduan untuk peserta didik yang belum
terpenuhi dan sarana prasarana yang kurang memadai. Sehingga
persiapan untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh kurang
maksimal.” (Wawancara, Jumat, 7 Mei 2021, Jam 10.00)

Disisi lain penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa

tenaga pendidik tentang problematika dalam perencanaan pembelajaran

jarak jauh yang akan dilaksanakan .

Hasil wawacara peneliti dengan Ustad Abduh Efendy, S.Pd.I

yang merupakan tenaga pendidik MI Al-Ghazali Ardisaeng Pakem

Bondowoso, mengenai Problematika perencanaan dalam pelaksanaan

pembelajaran jarak jauh, beliau memberi jawaban sebagai berikut :


63

“Dalam suatu perencanaan dibutuhkan persiapan yang


maksimal agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. persiapan
yang kita laksanakan adalah harus ada sosialisasi yang matang
bagaimana cara pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang
meliputi tata cara pengerjaan tugas, waktu yang disepakati untuk
pengumpulan tugas dan hasil evaluasi dari suatu pembelajaran
yang transparan. Hal ini merupakan suatu problematika yang
dihadapi oleh saya sebagai pendidik untuk merencanakan
pembeljaran jarak jauh yang berakibat sulitnya interaksi pendidik
dengan peserta didik. Sehingga saya merasa sulit untuk
merencanakan pembelajaran ”. (Wawancara, Rabu,17 Februari
2021, Jam 09.00 Wib)

Dalam hal perencanaan ini, penulis juga melakukan wawancara

kepada ustadzah Hayani, M.Pd.I selaku pendidik mata pelajaran Fikih di

MI Al-Ghazali Ardisaeng, mengenai problematika dalam pembelajaran

jarak jauh beliau menerangkan bahwa :

“Salah satu masalah yang dihadapi seorang tenaga


pendidik itu mas, berkaitan dengan metode dan model
pembelajaran yang mudah dipahami oleh peserta didik sehingga
peserta didik tidak kesulitan untuk mempelajari semua materi
yang diberikan. Khusus untuk mata pelajaran Fikih ini, saya
masih kesulitan bangaimana membuat suatu media pembelajaran
yang mudah dipahami. Kebanyakan kalau kita mengambil dari
media internet, takutnya ada suatu pembelajaran yang
menyimpang dari syari`atnya. Karena ini sangat rentan sekali
untuk ditiru oleh peserta didik. Sebagai contoh, bagaimana cara
bersuci yang baik dan benar menurut syari`at Islam Ahlussunnh
Wajamaah Annahdiyah. Sehingga saya kesulitan untuk
menerangkannya”. (Wawancara, Senin, 29 Maret 2021, Jam
09.30 Wib)

Tanggal 17 Pebruari 2021 jam 09.00 WIB. peneliti melakukan

pengamatan langsung ke lembaga mengenai problematika yang dihadapi

dalam hal perencanaan pembelajaran jarak jauh. Kemudian peneliti

menemukan ada salah satu pendidik di MI Al-Ghazali yang mengeluhkan

bahwa dalam penyajian suatu materi ajar yang baik sangatlah sulit.
64

Dalam hal pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran saja, banyak

tenaga pendidik yang kewalahan dalam mengerjakannya. Sehingga

rencana tersebut tidak dikerjakan setiap akan melaksanakan pembelajaran

jarak jauh. Kurangnya pengetahuan teknolagi tentang cara membuat

media pembelajaran yang baik merupakan suatu problem yang banyak

sekali dialami oleh seorang tenaga pendidik. (Hasil Observasi, Rabu,17

Februari 2021)

Dari hasil observasi penulis dan wawancara dengan kepala

madrasah dan beberapa tenaga pendidik di MI Al-Ghazali Ardisaeng,

mengenai Problematika dalam perencanaan pembelajaran jarak jauh,

penulis dapat menyimpulkan bahwa problematika yang dihadapi MI Al-

Ghazali Ardisaeng adalah kurangnya pengetahuan seorang tenaga

pendidik terhadap media teknologi yang sudah berkembang, kurangnya

sosialisasi dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dan sulitnya

dalam merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang dapat

menuntaskan proses pembelajaran.

2. Problematika Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa

Pandemi Covid-19 di MI Al-Ghazali

Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dibutuhkan suatu

persiapan yang matang. Persiapan tersebut meliputi perencanaan

pembelajar an, media pembelajaran dan sarana prasarana dalam proses

pembelajaran. Problematika yang dihadapi dalam pelaksanaan

pembelajaran jarak jauh sangat banyak. Mulai dari media pembelajaran


65

yang sangat terbatas, letak geografis yang sulit untuk menjangkau sinyal,

sering terjadi pemadaman aliran listrik dan kurangnya bimbingan dari

orang tua.

Hasil wawancara peneliti dengan Kepala Madrasah MI Al-

Ghazali Ardisaeng, mengenai problematika pelaksanaan pembelajaran

jarak jauh, beliau memberi jawaban sebagai berikut :

“ Problematika dalam pelaksanaan pembelajaran jarak


jauh itu sangat banyak mas. Mulai dari kesiapan sarana dan
prasarana yang harus disediakan oleh lembaga madrasah hingga
kesiapan orang tua dalam membimbing peserta didik untuk
belajar dirumah. Banyak juga kepala madrasah yang mengeluh
kurangnya jaringan internet untuk dapat mengakses pembelajaran
yang telah disiapkan oleh para pendidik. Dari pihak pemerintah
sudah memberi bantuan berupa kartu perdana untuk
memudahkan peserta didik dalam belajar dirumah. Akan tetapi
kartu tersebut tidak dapat digunakan karena akses jaringannya
tidak dapat dijangkau. Sehingga kartu tersebut tidak digunakan
sebagaimana mestinya. Selain itu ada beberapa peserta didik yang
belum memiliki handphone yang dapat mengakses materi
pembelajaran.”. (Wawancara, Jumat, 7 Mei 2021, Jam 10.00)

Selain itu penulis melakukan wawancara kepada Ustad Abduh

Efendy, S.Pd.I yang merupakan tenaga pendidik dan Waka kurikulum di

MI Al-Ghazali Ardisaeng Pakem Bondowoso, mengenai Problematika

perencanaan dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, beliau

memberi jawaban sebagai berikut :

“Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh,


problematika yang dihadapi oleh madrasah adalah media
pembelajaran yang diberikan oleh tenaga pendidik sudah sangat
mudah untuk dipelajari akan tetapi, buku panduan sebagai dasar
dalam proses pembelajaran belum dimiliki oleh peserta didik.
Ada juga cara mengakses bahan ajar pun peserta didik masih
merasa kesulitan. Selain itu waktu untuk memberikan materi
pembelajaran terkadang tenaga pendidik terlambat untuk
mengirim ke media social sehingga dalam proses
66

pembelajarannya akan terhambat. ”. (Wawancara, Rabu,17


Februari 2021, Jam 09.00 Wib)

Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara kepada Ustad

Hosnan, S.Pd mengenai Problematika dalam pelaksanaan pembelajaran

jarak jauh, beliau memberi jawaban sebagai berikut :

“Dalam pelaksanaan pembelajaran pada kondisi saat ini


(Pademi Covid19) bahwa pembelajaran ditekankan oleh
pemerintah dengan pembelajaran daring (dalam jaringan)/jarak
jauh yang dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar
yang bermakna bagi peserta didik, Namun hal itu tidak berjalan
dengan baik dilembaga MI Al-Ghazali dengan adanya beberapa
Problem seperti: jaringan yang kurang memadai, ketebatasan
kouta, dan juga keterbatasan HP serta ketebatasan pengetahuan
orang tua, juga tempat yang berada di sebuah desa. Dengan hal itu
organisasi Madrasah mengadakan evaluasi kembali yaitu dengan
menciptakan metode guling (Pendidik Keliling) setelah
melaksanakan metode tersebut hasilnya kurang maksimal
sehingga mengadakanlah evaluasi kembali dengan meminta izin
unruk melakukan tatap muka dengan syarat jam yang dibatasi
serta masuknya juga selang seling atau secara bergantian, dengan
metode tersebut alhamdulillah sampai sekarang proses
pembelajaran berjalan dengan baik meskipun proses belajar
mengajar kurang maksimal”. (Wawancara, Senin, 22 Februari
2021, Jam 09.00 Wib)

Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran yang diterima

oleh peserta didik, penulis juga melakukan wawancara kepada salah satu

wali murid dari ananda Farel yaitu ibu Yeni Fendiyah mengenai

Problematika dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, beliau

memberi jawaban sebagai berikut :

“Pembelajaran jarak jauh merupakan suatu pembelajaran


yang sangat efisien dalam menghadapi problematika
perkembangan jaman revolusi industri 4.0. Dijaman ini semua
kebutuhan yang dibutuhkan tidak lepas dari teknologi informatika
yang berupa internet. Hal ini membuat para orang tua harus
belajar bagaimana cara mengakses segala kebutuhan terutama
kebutuhan pendidikan di media internet. Mengaca pada
67

lingkungan sekitar, banyak orang tua yang enggan untuk


melakukan hal tersebut. Sehingga tugas yang diberikan oleh
pendidik tidak dapat dikerjakan dengan sendiri-sendiri. Akan
tetapi, pengerjaannya dilakukan secara berkelompok. Selain itu,
banyak orang tua yang tidak dapat membimbing anaknya untuk
belajar dikarenakan pengalaman pendidikan yang sangat rendah”.
(wawancara, Rabu, 5 April 2021, Jam 12.00 Wib)

Pada tanggal 22 Pebruari 2021 pukul 08.30 WIB. peneliti

melakukan pengamatan ke lembaga MI Al-Ghazali dalam hal

pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Kemudian peneliti melihat secara

langsung bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh di MI

al-Ghazali. Selain itu peneliti juga mengamati proses pelaksanaan

pembelajaran jarak jauh dirumah peserta didik. Sesuai hasil pengamatan

peneliti bahwasanya problematika yang terjadi dalam pelaksanaan

pembelajaran jarak jauh sangat bervariasi. Secara garis besar mencakup

sarana prasarana yang kurang memadai, tenaga pendidik yang kurang

kompeten, bimbingan orang tua yang kurang maksimal, ketersediaan

jaringan internet yang kurang terjangkau dan peserta didik yang sulit

belajar dalam menggunakan media audio visual. Sehingga proses

pelaksanaan pembelajaran jarak jauh kurang berjalan secara maksimal.

(Hasil Observasi, 22 Februari 2021)

Dari hasil observasi dan wawancara peneliti kepada kepala

madrasah dan beberapa tenaga pendidik dapat ditarik kesimpulan bahwa

problematika yang terdapat dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh

adalah (1). kurangnya sarana dan prasarana yang kurang memadai dalam

pelaksanaan pembelajaran. (2). Kurangnya pengetahuan tenaga pendidik


68

dalam menggunakan media pembelajaran secara online. (3). Sulitnya

peserta didik dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh tenaga

pendidik secara online dan (4). Kurangnya pengetahuan orang tua dalam

membimbing anak untuk melakukan proses pembelajaran secara online.

3. Problematika dalam Evaluasi Hasil Pembelajaran Jarak Jauh pada

Masa Pandemi Covid-19 di MI Al-Ghazali

Evaluasi hasil pembelajaran merupakan suatu proses yang harus

dilakukan untuk mengetahui perkembangan peserta didik dalam proses

pembelajaran. Secara umu evaluasi pembelajaran dapat diartikan sebagai

kegitan yang sistematis untuk mengukur dan menilai kemampuan peserta

didik dalam menguasai bahan-bahan ajar yang telah disampaikan melalui

proses pembelajaran dengan memberi nilaai atau skor tertentu.

Tujuannya untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik

secara individu atau kelompok, sebagai bahan umpan balik tenaga

pendidik dlam proses pembelajaran, untuk menilai tingkat keberhasiln

dalam program pendidikan, dan memberikan motivasi terhadap peserta

didik agar lebih giat lagi untuk belajar.

Hasil wawancara peneliti dengan kepala madrasah Bapak Saiful

Bahri, S.Pd MI Al-Ghazali Ardisaeng, mengenai problematika evaluasi

hasil belajar dalam pembelajaran jarak jauh beliau memberti jawaban

sebagai berikut :

“Dalam sebuah evaluasi hasil belajar, tenaga pendidik


menilai secara kualitatif dan kuantitatif. Penilaian kualitatif
dilakukan dengan cara memberikan umpan balik menggunakan
kata-kata sebagai motivasi untuk lebih giat lagi dalam proses
69

pembelajaran yang dikirim melalui media aplikasi whatsapp pada


saat pengumpulan tugas. Penilaian kuantitatif dilakukan dari hasil
nilai tugas yang sudah dikumpulkan pada saat peserta didik
mengerjakan pertanyaan yang dikerjakan melalui media aplikasi
google form. Semua hasil evaluasi tersebut kemudian diinput
kedalam aplikasi raport digital yang sudah diintrusikan oleh
Kementerian Agama. Sehingga peserta didik mengetahui hasil
pembelajaran secara keseluruhan berupa raport. Akan tetapi
problematika yang dihadapi yaitu hasil yang diberikan tidakmurni
dari peserta didik. Karena pengawasan yang dilakukan pendidik
hanya dari jauh saja. Pendidik tidak dapat mengetahui secara
langsung bagaimana proses pengerjaannya karena pengawasan
yang terbatas”. (Wawancara, Jumat, 7 Mei 2021, Jam 10.00)

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada ustad

Hosnan, S.Pd yang merupakan wali kelas 1 di MI Al-Ghazali Ardisaeng,

mengenai problematika evaluasi hasil belajar dalam pembelajaran jarak

jauh beliau memberi jawaban sebagai berikut :

“Problematika dalam evaluasi hasil belajar di kelas 1


sangat rumit sekali. Penilaian yang saya lakukan hanya
berdasarkan kemampuan dasar yaitu menulis dan membaca saja.
Karena kebanyakan semua tugas yang diberikan dikerjakan
bersama orang tua. Sehingga hasilnya tidak murni dari potensi
yang dimiliki peserta didik sendiri. Selain itu untuk mengukur
kemampuan setiap peserta didik tidak dapat dilakukan secara
sempurna. Tingkat pengetahuannya dalam suatu kelompok pun
sangat sulit ”. (Wawancara, Senin, 22 Februari 2021, Jam 09.00
Wib)

Selain itu peneliti juga melakukan wawacara dengan ustadzah

Hayani, M.Pd.I selaku pendidik mata pelajaran Fikih di MI Al-Ghazali

Ardisaeng, mengenai problematika dalam evaluasi hasil belajar dalam

pembelajaran jarak jauh beliau memberi jawaban sebagai berikut :

“Dalam penilaian pembelajaran dibutuhkan pengawasan


yang maksimal agar dapat mengetahui perkembangan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Problematika yang dihadapi
adalah sulitnya mengawasi kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang
merupakan dasar penilaian dalam sikap dan tingkah laku. Hal ini
70

dibatasi oleh pembelajaran yang dilakukan secara daring.


Sehingga pengawasannya kurang maksimal. Apalagi saya sebagai
pendidik Fikih yang membutuhkan penilaian secara langsung
bagaimana perkembangan cara beribadah yang baik ”.
(Wawancara, Senin, 29 Maret 2021, Jam 09.30 Wib)

Tanggal 08 Maret 2021 peneliti melakukan penelitian tentang

problematika dalam evaluasi hasil belajar. Hal ini mpendidik

menerangkan bahwa evaluasi hasil beajar hanya mengacu pada nilai yang

didapat dari hasil pengerjaan tugas yang diberikan oleh tenaga pendidik.

Dalam masa pandemi ini tenga pendidik tidak dapat mengawasi

perkembangan pendidikan secara maksimal. Karena pembetasan dalam

berinteraksi dengan peserta didik. Sehingga hasil yang didapat hanya

sebatas gambaran dari rajinnya mengumpulkan tugas yang diberikan.

Disisi lain problematika evaluasi hasil belajar ini, tidak adanya

koordinasi dari pihak orang tua tentang permasalahan apa yang dihadapi

selama pembelajaran jarak jauh dan kurangnya laporan kegiatan pesrta

didik yang dilakukan dalam keseharian dirumah. Sehingga pendidik tidak

maksimal untuk memotivasi dalam proses pembelajaran. (Hasil

Observasi, 08 Maret 2021)

Dari uraian wawancara serta observasi di atas dapat disimpulkan

bahwa problematika evaluasi hasil belajar dalam pembelajaran jarak jauh

adalah kurangnya pengawasan untuk menilai potensi apa yang dimiliki

oleh peserta didik, penilaian yang dilakukan selama pandemic hanya

sebatas pengumpulan tugas saja, kurangnya koordinasi orang tua

terhadap pendidik dalam hal keseharian yang dilakukan oleh peserta


71

didik dan kurangnya motivasi orang tua kepada peserta didik untuk

meningkatkan minat belajar.

C. Diskusi dan Interpretasi

Dari hasil penelitian dan analisa di atas dapat didiskusikan dan

diinterpretasikan tentang Problematika Implementasi Pembelajaran Jarak

Jauh pada Masa Pandemi Covid-19 di MI Al-Ghazali Pakem, Bondowoso

Tahun Pelajaran 2020/2021.

1. Problematika Perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa

Pandemi Covid-19 di MI Al-Ghazali

Perencanaan kegiatan pembelajarn jarak jauh digunakan untuk

menghadapi pembelajaran di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang

sedang berlangsung. Pembelajaran tetap harus dilakukan karena setiap

peserta didik berhak menerima materi pembelajaran selayaknya ketika

belajar dimadrasah, pembelajaran jarak jauh juga merupakan cara

alternatif untuk melaksanakan kegiatan pendidikan. Hal ini sesuai dengan

pendapat dari Syarifudin (2020:32) yang menyatakan pembelajaran harus

tetap berlangsung, walaupun terjadi bencana pandemi global yang

menjadikan pemerintah menerapakan social distancing pada dunia

pendidikan. Solusi paling tepat adalah dengan menggunakan

pembelajaran daring. Pembelajaran jarak jauh memerlukan rencana untuk

proses penerapannya, karena adanya pandemi Covid-19 ini dimana

belajar yang biasanya dilakukan dimadrasah sekarang dilakukan secara

daring.
72

Salah satunya dengan ketersediaan sarana dalam proses

pembelajaran. Yang perlu dipersiapkan untuk menjalankan kegiatan

pembelajaran jarak jauh yaitu perangkat keras yang berupa handphone

atau laptop, serta kuota internet yang dapat menunjang proses kegiatan

pembelajaran jarak jauh agar dalam prosesnya dapat berjalan dengan baik

dan optimal. Hal ini sesuai dengan penelitian Purwanto et al., (2020:5)

yang menyebutkan fasilitas sangat penting untuk menunjang kelancaran

proses belajar mengajar, untuk pembelajaran online di rumah seharusnya

sudah disiapkan dulu fasilitasnya seperti laptop, computer ataupun

handphone yang nantinya dapat mempermudah peserta didik dalam

menyimak proses belajar mengajar yang dilakukukan secara online.

Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pembelajaran jarak jauh dinilai dapat berjalan dengan maksimal apabila

fasilitas sudah memadai dan tersedia, pembelajaran jarak jauh di MI Al-

Ghazali belum dapat terlaksana karena setiap keluarga pendidik masih

belom memiliki perangkat yang dapat mendukung kegiatan Pembelajaran

Jarak Jauh.

Strategi yang sudah digunakan dalam pembelajaran jarak jauh

pendidik menggunakan pendekatan dengan cara berkomunikasi personal

dengan peserta didik dan bekerjasama dengan orang tua dalam

pengondisian ketika sedang belajar. Hal ini sebagian sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi, (2020:38-39) yang menyatakan

selama pembelajaran jarak jauh pendidik melakukan komunikasi secara


73

pribadi dengan peserta didik untuk memastikan bahwa mereka mampu

memahami materi yang telah disampaikan, mengumpulkan tugas tepat

waktu dan memberikan feedback tentang materi pelajaran. Komunikasi

dengan orang tua dilakukan sebagai cara pemberian pendampingan untuk

menginformasikan materi dan tugas yang disampaikan kepada peserta

didik.

Dalam perencanaan pembelajaran jarak jauh terdapat masalah

yaitu dalam menyinkronkan waktu kegiatan PJJ madrasah dengan orang

tua, serta tidak semua anak memiliki gadget sendiri. Dengan bantuan

koordinasi dan pengawasan dari orang tua hal tersebut dapat membantu

proses perencanaan PJJ menjadi lebih optimal. Selain itu pernyataan

tersebut sebagian sesuai dengan penelitian Dewi, (2020:58) yang

menyatakan dengan adanya Pandemi Covid-19 kegiatan belajar yang

sebelumnya dilaksanakan di madrasah sekarang menjadi belajar dirumah

dengan cara daring, pembelajaran online disesuaikan dengan kondisi

kemampuan setiap madrasah. Setiap pendidik bekerja dari rumah dengan

cara berkomunikasi dengan para orang tua, menggunakan video call

maupun dengan foto anak saat belajar dirumah untuk menunjukkan

adanya proses interaksi antara pendidik dengan orang tua. Berdasarkan

pendapat diatas disimpulkan bahwa, pembelajaran jarak jauh agar dapat

berjalan dengan optimal maka dibutuhkan dukungan serta pengawasan

dari pihak orang tua agar proses belajar peserta didik selalu terpantau dan
74

terawasi serta hubungan antara pendidik dengan orang tua memiliki

komunikasi yang baik.

2. Problematika Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh pada Masa

pandemi Covid-19 di MI Al-Ghazali

Proses pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dilakukan dengan cara

pendidik menyampaikan materi terlebih dahulu dan dishare

menggunakan aplikasi penunjang seperti wa grup dengan menggunakan

voice note, mencatatkan materi dan mengirimkan video materi

pembelajaran yang akan diajarkan. Pendidik tidak hanya langsung

memberi penugasan kepada peserta didik. Hal ini seperti yang dijelaskan

Nindiati (2020:17) sebelum memberikan penugasan kepada peserta didik

melalui internet, pendidik diharuskan menyampaikan materi yang telah

disiapkan. Dengan demikian, penyampaian materi terlebih dahulu

sebelum memberikan penugasan akan tetap menjaga interaksi antara

pendidik dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh

yang nantinya semangat peserta didik dalam belajar secara daring tetap

terjaga seperti halnya ketika belajar di madrasah karena tidak hanya

menerima tugas tetapi tetap ada interaksi dengan pendidik.

Model penugasan yang dilakukan di MI Al-Ghazali juga

bervariasi, pendidik membuat soal-soal dan di share dengan

menggunakan whatsapp, google drive serta google form. Seperti yang

dijelaskan oleh Purnomo et al, (2017:73) merekomendasikan agar

pendidik mengkombinasikan pembelajaran konvensional dengan media


75

komunikasi seperti whatsapp, google drive, atau jejaring sosial yang

biasa digunakan peserta didik untuk berkomunikasi. Maka dapat

disimpulkan bahwa belajar menggunakan daring dapat mempermudah

peserta didik dalam kegiatan belajar saat dirumah karena dapat

mempersiapkan dan membaca materi tidak hanya dari buku saja namun

dapat mengakses melalui internet serta menggunakan aplikasi yang

menunjang kegiatan pembelajran jarak jauh.

Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh selama masa

pandemi Covid-19 ini terdapat kendala yang dapat mengganggu kegiatan

itu sendiri. Kendala yang dialami adalah penggunaan kuota internet yang

lebih, orang tua yang terdampak dalam ekonominya akan merasa

terbebani dengan penggunaan kuota internet yang bertambah. Hal

tersebut sesuai dengan penelitian Purwanto et al., (2020:8) yang

menyatakan adanya peningkatan biaya pada pembelian kuota internet,

teknologi online juga harus menggunakan koneksi jaringan ke internet

karena tingkat penggunaaan kuota internet dapat meningkat serta dapat

menjadi beban tambahan bagi orang tua. Maka dapat disimpulkan bahwa

dalam melakukan permbelajaran secara online selama beberapa bulan

tentunya akan memerlukan kuota internet yang tidak sedikit dan secara

langsung dapat meningkatkan biaya pada pembelian kuota internet.

Selain penggunaan kuota internet yang menjadi kendala adalah

peserta didik merasa bosan karena pembelajaran selama pandemi Covid-

19 tidak ada kegiatan tatap muka secara langsung. Peserta didik merasa
76

jenuh ketika mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan oleh

pendidik melalui voice note. Lestari & Gunawan, (2020:61) menyatakan

peserta didik masih terbiasa dengan sistem pembelajaran tatap muka

langsung bersama pendidik, terbiasa belajar bersama teman-teman sambil

bermain. Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa

madrasah perlu melakukan upaya untuk membantu mengatasi kendala

yang dialami oleh peserta didik ketika sedang melaksanakan kegiatan

pembelajaran jarak jauh yaitu dengan memberikan waktu kepada peserta

didik untuk berkomunikasi dengan teman-temannya agar tidak terlalu

jenuh ketika kegiatan PJJ sedang dilaksanakan.

Madrasah mengatasi kendala dalam pelaksanaan pembelajaran

jarak jauh dengan cara pendidik selalu memberikan motivasi-motivasi

kepada para peserta didik dengan cara berinteraksi melalui video call

serta memberikan motivasi dengan voice note agar semangat belajar

peserta didik tetap terjaga dan membuat modifikasi model belajar selama

kegiatan pembelajaran jarak jauh dengan cara sharing serta mencari ide

ide kreatif antar sesama pendidik. Pernyataan tersebut sebagian sesuai

dengan penelitian Lestari & Gunawan, (2020:62) mengungkapkan

pendidik menjadi semakin inovatif dalam mengemas bahan, semakin

kreatif mengembangkan metode pembelajaran untuk menarik antusiasme

dari peserta didik. Dapat disimpulkan bahwa pendidik tetap dapat

memaksimalkan proses kegiatan pembelajaran dengan memberikan

motivasi kepada peserta didik melalui video call dan menjadi lebih
77

inovatif ketika membuat bahan ajar dengan tujuan mendapatkan

antusiasisme dari peserta didik.

3. Problematika dalam Evaluasi Hasil Pembelajaran Jarak Jauh pada

Masa Pandemi Covid-19 di MI Al-Ghazali

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran jarak jauh selama

pandemi Covid-19 di MI Al-Ghazali ditemukan beberapa kendala yang

menjadi penghambat dalam pelaksanaan kegiatan PJJ. MI Al-Ghazali

melakukan evaluasi kegiatan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh

dengan tujuan pembelajaran jarak jauh agar dapat terlaksana dengan

baik. Madrasah melakukan komunikasi dengan wali kelas dan orang tua

mengenai hasil selama kegiatan pembelajaran jarak jauh, menyinkronkan

masukan dari orang tua mengenai kegiatan PJJ yang nanti dalam

prosesnya dibantu oleh bidang kurikulum. Hal tersebut sebagian sesuai

dengan penelitian Sari et al, (2020:8) Pelaksanaan pembelajaran secara

daring tentunya akan memerlukan komunikasi antara peserta didik, orang

tua dan madrasah dikarenakan terkendala jarak yang jauh dan tidak

memungkinkan antara peserta didik dengan madrasah untuk bertemu

secara langsung, sedangkan antara orang tua dengan madrasah lebih

banyak berkonsultasi, diskusi serta sharing mengenai perkembangan

belajar anak selama PJJ ini. Dengan demikian madrasah dan orang tua

dapat saling membantu dan bekerjasama dalam proses kegiatan

pengawasan pembelajaran jarak jauh yang masih diterapkan selama

pandemi Covid-19 serta meningkatkan dan menjaga komunikasi antara


78

madrasah dengan orang tua agar ketika peserta didik sedang belajar tetap

terawasi dengan baik.

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran jarak jauh penilaian

yang digunakan di MI Al-Ghazali menggunakan penilaian secara daring.

Ahmad (2020:210) mengungkapkan Tes Daring merupakan tes yang

dilakukan dengan cara memanfaatkan teknologi informasi jaringan

internet, yang dimana tes dapat dilakukan dimanapun selama memiliki

akses ke sebuah jaringan internet. Penilaian dilakukan dengan secara

tertulis dan lisan, tertulis dengan cara mengirimkan hasil pekerjaan dalam

bentuk file atau difoto, sedangkan lisan dengan cara mengirimkan

rekaman suara atau voice note atau bisa juga dengan menggunakan

video. Dengan demikian proses penilaian hasil belajar tetap dilaksanakan

walaupun dilakukan secara daring. Madrasah juga melakukan evaluasi

kegiatan dengan melakukan program home visit dengan sistem

pengelompokkan, dengan tujuan agar peserta didik lebih paham dengan

materi pelajaran karena bertemu dengan pendidik, dalam satu kelompok

terdiri dari 7-8 peserta didik, setiap kelas terdiri dari 4 kelompok.

Pembelajaran berlangsung di rumah salah satu peserta didik dan kami

tetap menerapkan protokol kesehatan. Madrasah juga membuat survey

kegiatan pembelajaran jarak jauh yang di isi oleh para orang tua peserta

didik dengan harapan dapat meningkatkan pelaksanaan PJJ agar dapat

berjalan lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai