Anda di halaman 1dari 12

Wih, Perdagangan Antar Pulau di

Jawa Timur Ditargetkan Tembus


Rp125 Triliun

SURABAYA – Sejak 5 tahun terakhir kinerja perdagangan antar


pulau di Jawa Timur terus tumbuh. Hingga akhir 2017 ini,
perdagangan dalam negeri ditargetkan tembus hingga Rp125
Triliun. Peningkatan perdagangan ini terjadi dengan
dibentuknya Kantor Perwakilan Dagang (KPD) Jawa Timur di
26 provinsi.
"Hingga akhir 2017 kami optimis bisa surplus sampai Rp125
triliun. Lebih tinggi dari 2016 yang hanya Rp100 triliun," kata
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur M
Ardy Prasetyawan, Kamis (19/10/2017).
Kinerja perdagangan dalam negeri Jatim sendiri di semester
awal 2017 tercatat sebesar Rp568 triliun lebih, dengan nilai
bongkar atau barang masuk lebih dari
Rp244 triliun dan barang muat atau keluar senilai lebih dari
Rp324 triliun. Dari aktivitas perdagangan dalam negeri 3 bulan
pertama 2017, Jatim sudah membukukan nilai surplus hampir
mencapai Rp80.000 triliun.
Komoditas yang dikirim beragam, dari sembako seperti beras,
minyak goreng, tepung dan terigu, serta produk-produk
kerajinan dan pakaian. 
Pada 2016, provinsi DKI menjadi daerah tujuan perdagangan
Jatim dengan nilai transaksi paling tinggi, yakni mencapai
Rp133 triliun lebih. Ardy menuturkan, wilayah Jatim memang
mengandalkan aktivitas perdagangan dalam negeri saat kinerja
ekspor impor masih mengalami lesu. Bahkan Jatim kata dia
adalah satu-satunya provinsi yang sudah membangun sistem
perdagangan antar daerah di dalam negeri untuk
mengoptimalkan hubungan dagang.
"Sejak 2010 sampai saat ini Jatim bangun kantor perwakilan
dagang di 26 provinsi," jelasnya
Selain sebagai pusat promosi produk Jatim, kantor perwakilan
dagang juga memiliki fungsi Market Intelligent yang
melaporkan aktivitas dan kebutuhan pasar provinsi tertentu.
"Kantor perwakilan dagang juga bisa sebagai penghubung non
komersial, dan pusat data yang dibutuhkan kedua daerah," kata
Koordinator Kantor Perwakilan Dagang Jatim di Banjarmasin,
Kalimantan Selatan Saridi.
Untuk mengoptimalkan fungsi kantor perwakilan dagang, juga
aktif digelar pameran produk, dan fasilitasi jejaring pelaku
usaha, serta pemanfaatan teknologi digital untuk misi dagang.
Kata Saridi, untuk kawasan Banjarmasin ini paling banyak
digemari adalah produk-produk sembako. 
"Tugas kami adalah mempertemukan antara produsen
dengan buyer. Kemudian jika berkenan mereka akan
melakukan hubungan langsung dan bertransaksi,"
pungkasnya.

Sumber:
https://economy.okezone.com/read/2017/10/19/320/1798584/wih-
perdagangan-antar-pulau-di-jawa-timur-ditargetkan-tembus-rp125-
triliun
Naikkan Perdagangan Antar
Pulau

SURABAYA – Perdagangan antar pulau atau provinsi


terus digalakkan pemerintah provinsi (Pemprov) Jawa
Timur. Tahun ini, ditarget nilai perdagangan itu bisa
mengalami peningkatan antara delapan hingga sepuluh
persen pada 2017 ini. Dengan peningkatan ini,
penurunan ekspor Jatim ke negara lain tidak
berpengaruh terhadap Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB).

Asisten II Bidang Perekonomian Pemprov Jatim, Fattah


Jasin mengungkapkan  target peningkatan nilai
perdagangan antar pulau atau provinsi itu dengan asumsi
pertumbuhan ekonomi Jatim di kisaran 5,8 hingga 6
persen. “JIka itu terjadi, maka memungkinkan bisa naik
delapan hingga sepuluh persen dari nilai Rp 290 triliun
pada 2016 lalu,” ujarnya saat dijumpai di sela acara
Konsolidasi para anggota Kadin Jawa Timur di Graha
Kadin, Jumat (20/01). Perdagangan antar pulau itu yang
terbesar ada di sepuluh provinsi  tiga di antaranya yakni
di Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku dan Ternate.
“Yang jelas, 70 persen barang beredar di sepuluh
provinsi itu adalah dari Jatim,” tegasnya.

Staf Ahli Kadin Jatim, Jamhadi mendampingi Ketua


Umum La Nyalla Mahmud Mattaliti mengatakan, Kadin
sangat mendukung penuh perdagangan antar pulau yang
gencar dilakukan pemprov. Bahkan Kadin Jatim
berkomitmen untuk melakukan akselerasi antar provinsi
di Indonesia.

Untuk menuju ke arah sana, dengan membuka dua


pasar. Jika sebelumnya Kadin fokus membuka trading
house sekarang dengan memastikan barang-barang yang
ada di pusat-pusat perbelanjaan yang ada provinsi lain
harus diisi dengan produk dalam negeri khususnya dari
usaha mikro kecil menengah (UMKM).

“Ini inisiasi Kadin. Karena kita gerah melihat banyaknya


produk impor yang menghiasi pusat perbelanjaan di
Indonesia. Kita ingin mal itu diisi produk UMKM,
khususnya UMKM dari Jawa Timur. Itu target yang akan
kami lakukan pada tahun ini dan seterusnya,” ujar
Jamhadi.

Dengan cara ini, Kadin yang memiliki peran strategis


menginginkan surplus perdagangan bisa mengalami
peningkatan. Jika pada 2015 dan 2016 surplus mencapai
Rp 54 triliun, maka pada tahun ini bisa meningkat
menjadi Rp 67 triliun hingga Rp 68 triliun dengan asumsi
pertumbuhan ekonomi mencapai 5,8 persen dan inflasi
sebesar tiga persen.

“Kadin ingin program gubernur bisa kita sinergikan. 


Untuk UMKM kita akan terus membimbing mereka baik
dari segi manajemen, dan  menggiatkan untuk terus
berproduksi,” jelasnya.

Kadin Harus Rapatkan Barisan

Gubernur Jawa Timur melalui Asisten II Bidang Ekonomi


Fattah Jasin meminta seluruh pengusaha Jawa Timur
dibawah kepemimpinan La Nyalla Mahmud Mattaliti untuk
merapatkan barisan demi peningkatan ekonomi daerah.
Hal ini perlu dilakukan karena dari 17 sektor ekonomi, 
industri dan perdagangan adalah dua penyumbang
terbesar ekonomi Jatim.

“Jangan habiskan energi untuk mengurusi hal-hal yang


tidak penting, tetapi bagaimana berkonsentrasi
mewujudkan visi dan misi gubernur untuk meningkatkan
ekonomi Jatim. Pesan Gubernur rapatkan barisan dan
jangan alergi uang APBD, karena Kadin berhak
mendapatkan sebagian dari alokasi dana pemerintah.
Yang harus dilakukan hanya memperbaiki tata kelolah.
APBD sangat bisa digunakan untuk melaksanakan
program Kadin Jatim,” tegas Fattah Jasin.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa dana pemerintah


adalah dana yang diperoleh dari pajak atau retribusi
masyarakat. Sehingga penggunaannya diatur oleh
undang-undang. Dan dalam UU tersebut, Kadin
kabupaten kota serta Kadin Provinsi adalah salah satu
lembaga yang berhak menerima. Sementara alokasi
dana, tentunya akan disesuaikan dengan visi dan misi
gubernur, seperti tentang peningkatan kinerja UMKM.

“Dana dari APDB ini kan sangat kecil, hanya sekitar 8%


an dari total uang yang berputar. Maka salah satu
fungsinya adalah untuk menfasilitasi aktifitas
perdagangan dan industri. Apalagi selama ini program
Kadin untuk peningkatan kinerja ekonomi Jatim sangat
bagus. Ini terbukti pada tiga empat tahun yang lalu,
pertumbuhan ekonomi Jatim selalu naik dan
pengangguran turun. Hanya saja, saat BPK masuk, ada
persoalan di laporannya. Ini hanya soal administrasi, tata
kelolah harus diperbaiki,” tegasnya lagi.

Sinergi ini harus tetap dilaksanakan agar target


pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa tercapai dilevel
5,8% hingga 6%. Perdagangan antar pulau harus terus
digenjot karena ekonomi China dan negara-negara lain
masih banyak yang merah.

Sumber :

https://duta.co/naikkan-perdagangan-antar-pulau/
Babak Baru Perundingan Perdagangan
Internasional RI

Liputan6.com, Jakarta - Dua perundingan perdagangan


internasional (PPI) akan segera memasuki babak
baru. Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan, ada
dua negosiasi PPI yang saat ini tengah diajukan untuk diratifikasi.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (Dirjen


PPI) Kemedag, Iman Pambagyo menyatakan, kedua
PPI tersebut adalah Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif
Indonesia-Cile (Indonesia Chile Comprehensive Economic
Partnership Agreement/CEPA) dan Perjanjian Perdagangan
Bebas ASEAN-Hong Kong (Free Trade Agreement/FTA) dan
Perjanjian Investasi atau invesment agreement.

CEPA Indonesia-Chile saat ini baru masuk ke meja Presiden


Joko Widodo (Jokowi). Namun, masih belum dapat dipastikan
kapan PPI tersebut akan diteken oleh Presiden. Sementara
itu, ASEAN-Hongkong FTA telah diserahkan ke Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) dan masih dalam tahap pembahasan
lebih lanjut.

"Untuk Indonesia-Chile CEPA telah berada di meja presiden,


saya tidak bisa mengatakan apa-apa," kata Dirjen Iman dijumpai
dalam sebuah acara diskusi, di Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Selain dua PPI yang memasuki proses ratifikasi, Iman
mengungkapkan  pada akhir tahun ini setidaknya ada tiga PPI
yang akan selesai dan akan segera ditandatangani. Antara lain,
Indonesia-Australia (IA-CEPA), Indonesia dengan Asosiasi
Perdagangan Bebas Eropa atau European Free Trade
Association / EFTA (IE-CEPA) dan PTA Indonesia-Mozambik.

Iman menyebutkan, ada beberapa strategi khusus pemerintah


dalam perdagangan internasional, yaitu: pertama,
mempertahankan dan meningkatkan akses ke pasar tradisional
sambil memperluas akses ke pasar non-tradisional.

Kedua, mendorong transformasi struktur ekspor berbasis


komoditas menjadi produk dan layanan bernilai tambah untuk
meningkatkan rantai pasokan atau supply chain. Ketiga, targetkan
pasar secara khusus dengan fokus membantu meningkatkan
neraca perdagangan. Keempat, manfaatkan sepenuhnya skema
preferensi yang ada (AEC, ASEAN + 1s, IJEPA, INA-PAK FTA
dan lain-lain).

"Yang penting kelima adalah menyusun 'sin list' negara-negara


tujuan ekspor sambil menghindari atau mengurangi kebijakan
yang bermasalah," ujar dia.

Sumber :
https://www.liputan6.com/bisnis/read/3800186/babak-baru-
perundingan-perdagangan-internasional-ri
Dorong Ekspor di Zona Bebas,
Kemendag Bikin FTA Center

VIVA – Kementerian Perdagangan membentuk kantor pusat


informasi perjanjian perdagangan bebas di lima kota di Indonesia
atau Free Trade Agreement (FTA) Center. Lokasi fasilitas iitu di
antaranya ada di Jakarta, Bandung, Medan, Makassar dan
Surabaya. Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan
Internasional Kemendag Iman Pambagyo menuturkan, target
utama dari adanya FTA Center adalah meningkatkan
pemanfaatan atau utilisasi dari berbagai perjanjian FTA yang
sudah dijalin untuk dapat dimaksimalkan oleh eksportir dalam
negeri. 
"Itu Immediate target yang ingin kami lihat supaya semakin
banyak pelaku usaha baik besar, kecil, dan menengah
memanfaatkan scheme-scheme seperti ini," kata Iman di kantor
Kemendag, Jakarta, Kamis 31 Mei 2018. 
 
Sebab, perjanjian perdagangan bebas yang telah dijalin
Indonesia dengan berbagai negara menurutnya tidak selalu
diketahui dana dipahami secara baik oleh pengusaha dalam
negeri. "Sebagian masalahnya memang ada informasi yang
datang tapi kita enggak tahu. kadang-kadang informasi itu malah
datang dari importirnya. Jadi eksportirnya di Indonesia dihubungi
oleh importirnya," katanya.
Bahkan, sambung dia, kerap kali eksportir dalam negeri disuruh
melengkapi dokumen agar tidak dikenakan tarif. Importir barang
yang dipasok dari Indonesia disebut lebih paham preferensi tarif
ketimbang pengusaha Indonesia sebagai eksportir.
"Jadi sekarang kita balik, jangan importirnya yang lebih banyak
tahu. sebaiknya kita yang lebih banyak tahu, sehingga kita punya
posisi tawar lebih baik. FTA Center ini lebih mengajak untuk
melihat bahwa pasar luar negeri ini sebagai pasar kita," ujarnya. 
Dia menerangkan, kelima FTA Center Kemendag tersebut akan
mulai beroperasi secara penuh di akhir Mei 2018.
FTA Center Kemendag ini dijalankan melalui kerja sama
swakelola antara Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan
Internasional Kemendag dan beberapa universitas negeri, baik di
Jakarta maupun di daerah. FTA Center ini juga melibatkan Dinas
Perindustrian dan Perdagangan tingkat provinsi.
Tiap FTA Center Kemendag akan memiliki tiga orang Tenaga Ahli
atau Konsultan yang memiliki keahlian di bidang implementasi
hasil perjanjian perdagangan internasional, akses pembiayaan
dan prosedur ekspor, serta strategi promosi dan pemasaran.
Selain mendorong pemanfaatan skema kerja sama perdagangan
internasional, FTA Center ini juga bertujuan untuk meningkatkan
kemudahan ekspor dan fasilitasi perdagangan, serta mendorong
para pengusaha untuk melakukan ekspor dan mencetak para
eksportir baru. 
"Kami akan melakukan kegiatan edukasi atau sosialisasi,
konsultasi dan advokasi pemanfaatan hasil perundingan
perdagangan Internasional kepada para pelaku usaha," ujarnya. 

Sumber :
https://www.viva.co.id/berita/bisnis/1041730-dorong-ekspor-di-
zona-bebas-kemendag-bikin-fta-center
Tingkatkan Tujuan Ekspor, Indonesia
Jalin Kerjasama dengan Ekuador

JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus berkomitmen

meningkatkan akses pasar ekspor, khususnya ke pasar

Amerika Selatan. Salah satunya dengan memulai forum

pertemuan bilateral pertama antara Indonesia dan Ekuador di

bidang perdagangan atau Working Group on Trade and

Investment (WGTI). Pertemuan tersebut telah

diselenggarakan pada 19 Desember 2018 di Quito, Ekuador.

Pada WGTI ini, delegasi Indonesia dipimpin Direktur

Perundingan Bilateral Ditjen Perundingan Perdagangan

Internasional Kementerian Perdagangan, Ni Made Ayu

Marthini. Ia mengatakan pertemuan ini merupakan hal


bersejarah, karena yang pertama kali setelah 38 tahun

hubungan diplomatik Indonesia dengan Ekuador.

"Baru pertama kali kedua negara mengadakan pertemuan

WGTI yang merupakan forum komunikasi membahas isu-isu

perdagangan dan investasi," kata Made dalam keterangan

resmi, Sabtu (22/12/2018).

WGTI telah disepakati pembentukannya lima tahun yang lalu,

pada saat ditandatanganinya Nota Kesepahaman kedua

negara pada 2012.

"Kami sangat mendukung dan bersyukur WGTI pertama

dapat dilaksanakan tahun ini agar momentum bersejarah ini

dimanfaatkan sebagai wadah eksplorasi potensi

perdagangan kedua negara," sambungnya.

Pada pertemuan ini, kedua negara melakukan pembahasan

tentang isu-isu strategis terkait perdagangan bilateral,

termasuk isu akses pasar, sektor investasi prioritas kedua

negara, fasilitasi perdagangan, prosedur kepabeanan, dan

sanitary and phytosanitary (SPS). Kedua negara meyakini

WGTI dapat mendorong ekspor produk Indonesia dan

mengurangi berbagai kemungkinan timbulnya hambatan

perdagangan.
Sumber :
https://ekbis.sindonews.com/read/1364897/34/tingkatkan-tujuan-ekspor-

indonesia-jalin-kerjasama-dengan-ekuador-1545414671

Anda mungkin juga menyukai