Ia ikan yang Terbang. ia burung yang berenang .Dan saya,adalah saksi yang
melihat semua itu dengan mata telanjang .
Ia menatap saya dengan pancaran mata riang.Syahdu meliputi butir-butir hujan
yang jauh menimpah tubuh kami yang diam –diam menggelinjang .Sembunyi-
sembunyi kami menikmati denyar-denyar dilautan perasaan paling dalam
.Sementara kilat mencabik-cabik langit hingga berupa potongan –potongan
gambar pantulan kami berjumlah jutaan .Ada yang hanya bagian kepala,ada
yang hanya bagian kaki ,dan ada yang hanya bagian tangan .Tak jarang kepingan
–kepingan yang terlihat bagai pecahan kaca yang berterbangan itu saling
berhantaman .Lantas jatuh menghajar kepala kami kala tak sedang ingin penuh
.menusuk kedalam kekosongan otak yang terasa riang hingga ada satu
pecahan jatuh tepat diantara bibir kami
Seolah dengan sengaja ingin memisahkan..
Malam berenang dalam kesunyian .Deru ombak ditingkahi samar suara
musik dari kafe dikejauhan pantai ,saling beradu berebut perhatian ,kami
terkapar diatas pasir basah.Dingin meresap pori-pori kulit kami yang telah
menjadi keriput dan merinding.Entah karena dingin yang memanggang ,entah
karena adalah ketidak tahuan yang sering kali jauh lebih memabukan dari pada
kesadaran .Bukankah kita semua telah membayar mahal untuk sebuah entah ?
kafe dipinggir pantai itu terisi orang –orang yang rela mengeluarkan ratusan
hingga jutaan rupiah untuk tidak sadar.Untuk saling bertukar lidah berludah
dengan orang yang baru dikenal.Untuk muntah diatas jamban lantas terpikal-pikal
.Untuk saling bersentuhan .Untuk larut dalam satu malam yang menawarkan
sejuta gombal.
Phuh! Ombak meludahi wajah kami yang ingin tidak peduli .Tapi lendir
ombak itu melekat begitu kental.Begitu tegik!mendakwa kelakuan kami sebagai
jijikan .Dan ia terpana.Girangnya sirna ia bukan lagi ikan yang terbang dan bukan
burung yang berenang .dan ia menatap seolah saya adalah daging dan tulang
terbalut kulit kerang .Muka badak,begitu istilah orang –orang .Maka saya
tahu ,hampir tiba saatnya waktu bersenang-senang hilang.Kebenaran dan
kesalahan dipertanyakan .Saat penghakiman
Suara musik dikejauhan membisikan mimpi yang mutlak terulang .Sedawa
alkohol dipermukaan udara .Bahan tawa .bercinta dibawah para-para .pesta
pora.senyuman manja .membuat saya begitu jengah dengan segala aturan-aturan
.Membuat saya untuk mendengar melulu kebijakan .maka…
Phuh !saya meludah kemukanya .Lantas saya berlari sambal menarik dahak
sebanyak-banyaknya ditenggorokan untuk segera menimpahkanya kepada
ombak yang kurang ajar .Saya pun tak mau membuang waktu lebih
panjang .Saya berlari kencang menuju kafe dengan kaki
telanjang .Meninggalkannya dalam diam yang haru.Rajaman semu.
Saya menunggu…….
…………….