Anda di halaman 1dari 3

KURIKULUM

MA’AHID AL-AZHAR AS-SYARIF INDONESIA


(Sebuah Usulan Pragmatis)1
Oleh Suwito

Pengantar
Ma’ahid al-Azhar asy-Syarif Indonesia merupakan ciri khas madrasah
terpadu yang ada di Pondok Pinang Jakarta-Selatan. Ma’ahid ini salah satu
realisasi dari bentuk kerjasama Departemen Agama RI dengan al-Azhar
Kairo Mesir yang ditandatangani 28 Sya’ban 1416 bertepatan dengan 19
Januari 1996.
Ma’ahid al-Azhar asy-Syarif Indonesia menyelenggarakan pendidikan
tingkat dasar (Madrasah Ibtidaiyah dan Sanawiyah) dan pendidikan tingkat
menengah (istilah yang digunakan Indonesia: Aliyah).
Seiring dengan tingginya tingkat pemikiran umat Islam Indonesia dan
keinginan mempersiapkan SDM yang handal, diperlukan upaya terus
menerus menemukan format lembaga pendidikan yang diasumsikan dapat
menjawab tantangan masa depan.
Sehubungan dengan hal tersebut, berikut ini disajikan beberapa usulan
pragmatis format lembaga dan prinsip-prinsip penataan kurikulumnya.

Politik Pendidikan di Indonesia


Pengelola pendidikan di Indonesia adalah Departemen Pendidikan
Nasional dan Departemen Agama. Masing-masing memiliki ciri khas yang
terkadang sulit dipertemukan. Antara kedua departemen tersebut sering
menjaga diri tidak saling “mencampuri” urusan rumah tangga masing-
masing, walaupun keduanya anak bangsa. Akibat “saling pakewuh” ini tidak
menutup kemungkinan terjadi “beda” kebijakan. Dampak lebih jauh lagi,
keduanya sama-sama tidak saling mengakui produk yang dihasilkan.

Format Ma’ahid Al-Azhar As-Syarif Indonesia yang Diusulkan


Ma’ahid al-Azhar asy-Syarif Indonesia diusulkan menjadi pemicu
lahirnya keterpaduan kedua anak bangsa sebagaimana dimaksud di atas

1
Diterbitkan dalam buku Kaya Gagasan Miskin Kesulitan oleh Young Progressive
Muslim (YPM) 20 Mei 2018. http://www.ypm-publishing.com

211
Kurikulum Ma’ahid Al-Azhar As-Syarif Indonesia

(Depdiknas dan Depag) dalam penyelenggaraan pendidikan. Wujud


keterpaduan tersebut dalam pengakuan elaborasi kurikulum yang selama ini
ditetapkan oleh Depag dan Depdiknas dengan al-Azhar asy-Syarif sebagai
ciri khasnya. Apabila hal ini belum memungkinkan, setidaknya Ma’ahid al-
Azhar asy-Syarif Indonesia diberi kewenangan untuk menerbitkan tiga
ijazah/tanda lulus: 1) Ijazah Depag, 2) Ijazah Depdiknas, dan 3) Ijazah al-
Azhar asy-Syarif.
Ma’ahid ini dipimpin oleh seorang Direktur yang membawahi kepala-
kepala sekolah yang ada di lembaga ini. Oleh karena itu, penandatanganan
setiap ijazah dilakukan oleh Direktur beserta masing-masing kepala sekolah.
Ciri khas al-Azhar yang dimaksud di sini tampak pada lulusan yang
dihasilkan, yaitu: Memiliki kemampuan berbahasa asing (terutama Arab dan
Inggris), memiliki pengetahuan yang mendalam di bidang keislaman, dan
memiliki kesiapan untuk hidup di semua lapisan masyarakat, yang
kesemuanya dilandasi moral ketuhanan.

Prinsip-Prinsip Penyusunan Kurikulum


Sebagaimana telah disebut di atas, kurikulum yang diberlakukan di
Ma’ahid al-Azhar asy-Syarif Indonesia adalah elaborasi kurikulum ketiga
lembaga: Depag, Depdiknas, dan al-Azhar asy-Syarif.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan elaborasi
kurikulum ini adalah:
1. Memperhatikan secara seksama takaran minimal masing-masing
kompetensi lulusan yang direncanakan.
2. Bukan dimaksudkan sebagai penjejalan beban bagi siswa di luar
kemampuan dan tingkat perkembangan kejiwaannya.
3. Mendorong para siswa untuk memiliki sikap “selalu mencari” yang
lebih unggul.
4. Kompetensi khusus agar terlihat pada setiap jenjang/kelas.
5. Lebih mendahulukan metodologi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
dan keterampilan dibanding penguasaan yang verbalistik.
6. Memposisikan mata pelajaran keterampilan (bahasa, shalat, membaca
al-Quran, dan lainnya) sebagai ko-kurikuler terstruktur, di bawah
pembinaan penanggung jawab yang ditunjuk.

Jakarta, 7 September 2000

212
Ada karena Berubah

213

Anda mungkin juga menyukai