Anda di halaman 1dari 21

1

SPEKTROSKOPI RESONANSI MAGNIT INTI


( RMI )

RMI *Berhubungan dengan sifat magnit dari inti atom.


*Memperoleh gambaran perbedaan sifat magnit dari
berbagai inti shg.dapat diduga letak inti tsb dlm.
molekul .
*Dari resonansi magnit proton,dpt diduga berapa
banyak lingkungan hydrogen yang ada dlm.molekul
dan jumlah atom H yang ada pd.atom karbon
tetangga.

Pengaruh Medan Magnit thd.Inti

Momentum sudut
Muatan dari muatan yg.ber-
Inti ( berspin / pusing dinyatakan
berpusing ) pada dlm. bilangan spin,I
sumbunya. yg.mempunyai
harga; 0,1/2,1,3/2,...
……..9/2 .
Pusingan muatan proton
menghasilkan dipole magnit
/ momen magnit inti (μ).
Untuk menentukan apakah I bilangan bulat atau pecahan ditentukan
dengan cara
Menentukan proton dan netron :
1. Proton = genap , netron = genap atau
Proton = ganjil , netron = ganjil . Berarti Inti genap maka
Harga I = 0 , 1 , 2 , 3 , 4 …….
2. Proton = ganjil , netron = genap atau
Proton = genap , netron = ganjil . Berarti Inti ganjil maka
Harga I = 1/2 , 3/2 , 5/2 , …..
Inti yang memberikan respon terhadap RMI adalah inti ganjil seperti:

1
H , 19 F , 13 C dan 31 P Yang mempunyai bilangan spin
I=½
2

Bilangan spin, I menunjukkan jumlah orientasi suatu inti jika


menerima medan magnit dari luar, sesuai dg. rumus :

2I +1

Berarti untuk H akan diperoleh 2 macam orientasi :


( 2 x ½ + 1 ) = 2 yaitu :
1. Paralel ( searah dengan medan magnit dari luar) Energi rendah.
2. Anti parallel ( melawan medan magnit dari luar ), energi tinggi.
Not ; Dlm. keadaan normal tk. Energi kedua orientasi sama.

ENERGI DUA TINGKATAN SPIN

Spin = + ½ ( μ Bo )
Momen magnit anti parallel
( berlawanan arah dg. Bo )

I=½ … ΔE1…ΔE2……………..
E ( E sama ) Momen magnit paralel
Bo = 0 ( tanpa ( searah dg. Bo )
diberi medan megnit) Spin = - ½ ( - μ Bo )
Bo› 0

Jika I = 0 , tidak ada orientasi.


Semakin besar medan magnit yg.diberikan ( Bo ) perbedaan energi
antara parallel dan anti parallel semakain besar, maka:
frekuensi
Kekuatan medan magnit yang dihasilkan
Dari beberapa alat semakin besar
Ada bermacam-macam:

60 MHz 100 MHz Frekuensi resonansi proton terletak


≈ 14,092 gaus ≈ 23,500 gaus pada daerah gelombang radio karena
≈ 1,4 Tesla ≈ 2,3 Tesla spektroskopi RMI menggunakan
Kekuatan medan 1,4 atau 2,3 tesla
3

Spektroskopi RMI juga merupakan proses dimana :

Inti dapat mengalami transisi dari tingkat energi rendah ke


tk.energi lebih tinggi melalui proses penyerapan energi (resonansi).

Akibatnya :

Inti berobah dari keadaan spin parallel kekeadaan


Spin anti paralel dengan medan magnit yang digunakan
( Resonansi Magnit Inti )

Transisi inti Hidrogen , I =1/2 memerlukan energi sebesar 2 μ Bo


Dengan : μ = medan magnit inti
Bo = kekuatan medan magnit yg.diberikan/Intensitas.
Δ E = 2 μ Bo = ( μ Bo – (-μ Bo ).

Hubungan antara frekuensi radiasi elektromagnetik yang diperlukan


untuk terjadi resonansi dg.kekuatan medan magnit yg.digunakan, Bo
Δ E = 2 μ Bo
Δ E = hѴ (gelombang radio)
Waktu terjadi resonansi kedua Δ E sama ; hѴ = 2 μ Bo
Ѵ = 2 μ Bo
Ѵ= frekuensi resonansi proton h

Resonansi.

Keadaan resonansi ini ditangkap oleh alat detektor spektroskopi RMI


yang dapat diamati dalam bentuk spectrum.

Elektron yang mengelilingi inti menghasilkan medan magnit sekunder


yang menentang medan magnit yang diberikan.
Sehingga:
Elektron merupakan perisai /pelindung inti thd.
medan magnit yang digunakan (shielding effect).
Efek perisai = σ Bo , σ = tetapan perisai (berban-
ding lurus dg.kerapatan awan e- disekitar inti)
4

Bila kerapatan e- meningkat, medan magnit yg dirasakan inti semakin


menurun.

Contoh :
H

H C O H

H
Efek perisai pada kedua
proton berbeda. Karena
Sehingga Bo lebih dirasakan kerapatan e- sekitar proton
oleh proton O-H dibandingkan C-H › O-H .
proton CH3

Proton C-H akan lebih dilindungi (shielding) dari pada


proton O-H (deshielding).

Kerapatan e- disekitar inti Hidrogen dipengaruhi oleh :

Kekuatan relative atom/gugus yang terikat pada inti Hidrogen


untuk menarik atau mendorong e- (efek polar atau efek induksi).

Jika proton berinteraksi dg. proton tetangga

Akan terjadi beberapa system ; A , B , M , X


Dengan perjanjian :
A : interaksi sama
B : interaksi sedikit berbeda
M : interaksi berbeda
X : interaksi sangat berbeda
Contoh :
1. Sistem A : interaksi sama
Cl
H Cl
H

Cl
H C C Cl
H
Cl
H H
Cl
Spektrum yang dihasilkan
Singlet , (satu puncak) TMS
5

2. Sistem AX ; interaksi berbeda


 Syarat : jarak 3 ikatan
H
 Deshielding keluar lebih jauh
Cl C C OHO

Cl H

Spektrum yang dihasilkan :


-C-H CHCl2 TMS
O

1. Sistem AX2

H H

Cl C C Cl

Cl H
A X
Spektrum yang dihasilkan
A X 0

4.Sistem AMX ;

H H O

Cl C C C H
Cl Cl
Spektrum yang dihasilkan :
COH CHCl Cl C H 0
Cl

Adanya perbedaan puncak spektrum dari masing-masing proton


disebabkan oleh perbedaan atom-atom yang terdapat pada atom
C tetangga.
6

B. Skema peralatan RMI :


Kumparan geser cuplikan
Pemancar
Frekuensi
Gel.radio magnit magnit penerima
frekuensi
Generator
Geser
Magnit (Bo) detector

Kumparan kumparan
Pemancar penerima

Prinsip kerja alat :


1. Tabung diputar dengan kec.tinggi dengan tujuan:
- untuk menghomogenkan momen magnit yg dihasilkan oleh inti.
- memperbesar momen magnit
2. Momen magnit yang diberikan mis, 60 MHz , 100 MHz berfungsi
Untuk memperbesar Δ E yg dilambangkan dg Bo .
1,4 Tesla ≈ 60 MHz
3. Radio frekuensi dan medan magnit yang diberikan dapat difariasi
kan , tapi alat RMI khusus dirancang dengan memvariasikan λ
yang mengakibatkan terjadi keadaan resonansi.

Pelarut yang digunakan:


1. Harus tidak mengandung proton dalam strukturnya.
2. Mempunyai titik didih rendah
3. Tidak polar dan bersifat iner.
Contoh CDCl3 , CS2 dan CCl4

Senyawa standar ( Internal standar ) yang lazim digunakan yaitu :


Tetra Metil Silan ( TMS) .
H CH 3

H Si H H 3C Si CH 3

H CH 3
Silan Tetra metil silan
( berguna utk.menentukan ttk.nol )
7

Kenapa digunakan TMS ?


Karena punya keunggulan 1. Mempunyai 12 proton yg. setara
a.l ,l 2. Berbentuk cair dan mudah menguap.
3. Dlm spectrum terletak pd puncak
paling kanan, shg dapat dianggap
sbg. titik nol .
4. Merupakan senyawa inert
5. Larut dalam banyak pelarut

C. Pergeseran Kimia :
Spektroskopi RMI

Mengetahui

Inti tertentu dg.memperhatikan


Lingkungan kimianya dlm.molekul

Berarti : Frekuensi resonansi inti dipengaruhi oleh


distribusi electron dari ikatan kimia dlm molekul

Contoh : Benzil asetat :


H H O H

C C C H

H H
Akan menghasilkan 3 sinyal RMI yang berbeda, yaitu :
Satu proton fenil , satu proton metilen dan satu proton metil.
Akibat pengaruh dari lingkungan kimia proton tersebut terjadi
,, Pergeseran Kimia ,, ( Chemical shiff ) .
Hal ini diakibatkan oleh electron yg berasal dari ikatan C-H dimana
proton terikat.

Akibatnya momen magnit yang diberikan (Bo) tidak seluruhnya


dirasakan oleh proton, akibat adanya perlindungan dari atom
tetangga.
8

Karena adanya lindungan maka akan terjadi


Perbedaan lingkungan kimia.
Contoh :
1 2 ∂1 ≠ ∂ 2 ≠ ∂3
H H

H C C O H 3

H H

Kesetaraan Kimia Yaitu suatu proton dikatakan setara


kimia jika memberikan pergeseran
kimia sama (∂ ).
Kesetaraan
Magnit

Proton setara secara kimia dan mengadakan penjodohan


dengan proton lain dengan cara yang sama pula.

Contoh :
H H
1
H C C2 O H

H H
Pada C1 = H1 , H2 , H3 : setara kimia dan setara magnit
Pada C2 = H4 dan H5 : setara kimia dan setara magnit
9

D. Integrasi dari Sinyal Resonansi.

Adanya pergeseran kimia (∂ ) dpt menentukan ;


,, Daerah yang pasti keberadaan dari dari suatu proton ,,

Jumlah proton ( H ) sebanding dengan sinyal yang diberikan


Disebut :
Integrasi , Contoh :

H H O
H
C C CH 3

H H
H
H
Spektrumnya adalah : . . . . . . . . . . .
.
Ketinggian puncak pada kurva menyatakan
Perbandingan jumlah proton yaitu = 5 : 2 : 3

E.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kimia


1. Kerapatan e- disekitar proton ( efek diamagnetic local) :
Dipengaruhi oleh Keelektronegatifan ,

H-F , H-Cl , H-Br , H-I


kurang terlindungi

Dalam molekul organic jarang atom yang elektronegatif berikatan


langsung dengan H , seperti : CH3-SH kurang terlindungi (H-O)
CH3-OH dibanding H-S
10

2.Pengaruh kerapatan e- pada C tetangga ( Induksi / Resonansi )

Contoh : CH3F , CH3Cl , CH3Br , CH3I


∂ = 4,13 ∂ = 2,84 ∂ = 2,45 ∂ = 1,98

Akibat pengaruh induksi, F lebih elektronegatif shg H deshielding.

Akibat pengaruh resonansi , seperti pada senyawa :

H H H
C H C H H C H H C H

∂ = 5,63 ∂ = 3,92 ∂ = 1,34 ∂ = 0,13

deshielding shielding
pergeseran kimia
semakin kecil

3.Pengaruh an Isotropik
Pergeseran kimia (∂ ), utk proton yg terikat pada alken lebih tinggi
dari pengaruh elektronegatifitas.
Beberapa contoh proton yang terikat pd.gugus an isotrop :

O H H
C C C
C C H
H

∂ = 9,5 – 10 ∂ =5–6 ∂ = 7–8 ∂ = 1,5 – 3,5

Dapat dijelaskan dengan pengaruh an isotrop, yaitu suatu medan


magnit yang beroperasi melalui ruang dlm keadaan yg tidak sama.
11

Seperti senyawa alken :


Diamagnetic Medan magnit

H H
C C
R R Sirkulasi e- π terinduksi
menghasilkan momen magnit
sekunder sekitar at.C ,tetapi
Bo Paramagnetic thd proton alken.
Paramagnetik perputaran e-
( sirkulasi e- )

Pada proton alken arah medan Shg. kekuatan medan


Magnit terinduksi parallel thd. magnitnya › Bo.
Medan magnit yg.diberikan, Bo Proton daerah ini memerlukan
harga Bo ‹ untuk terjadinya
resonansi.
Gugus lain yang terletak di atas
atau di bawah bidang ik.rangkap
akan terlindungi, karena pada daerah
ini medan magnit terinduksi ber- Oleh karena itu terlihat
lawanan terhadap Bo pada medan lebih rendah
( ∂ lebih tinggi) dari yg.diduga.

Proton daerah ini memerlukan harga Bo › utk. terjadinya


Resonansi .Oleh karena itu terlihat pada medan lebih tinggi
( ∂ rendah ) .

4.Pengaruh Vander Waals.


Bila proton yang terikat pada atom yang berbeda didekatkan
terjadi tolak menolak ( penolakan Vander Waals ),
akibatnya :
Terjadi perobahan kerapatan e- ( e- semakin padat )
Shg terjadi shielding, akan memberikan pergeseran
Kimia (∂ ) kecil.
12

5.Pengaruh Pelarut, Konsentrasi dan Suhu.


* Pelarut akan memberikan pengaruh thd.pergeseran kimia suatu
Senyawa. Contoh : CHCl3 dalam sikloheksan ,∂ = 7,3 ppm
dalam benzene , ∂ = 6,74 ppm
kenapa ??
Pada benzene terjadi delokalisasi e- , akibatnya
Kerapatan e- bertambah dan disumbangkan ke
Proton H , shg terjadi shielding (∂ turun ).

Sebaliknya proton O-H , N-H, S-H spectrum RMI memberikan


pergeseran kimia yang nyata pd.perobahan pelarut yg.polaritasnya
berbeda karena terbentuk ikatan hydrogen.
Contoh : - CH2-O-H dilarutkan dalam aseton , ∂ tinggi
Dalam sikloheksan , ∂ rendah
 Konsentrasi :
Semakin rendah konsentrasi , pengaruh ikatan hydrogen
Semakin kurang karena dihalangi / diblokir oleh pelarut
Shg. ∂ kecil dan sebaliknya bila konsentrasi besar , interaksi
Ikatan hydrogen kuat , ∂ besar.
 Suhu :
Semakin tinggi suhu , pengaruh ikatan hydrogen semakin
lemah shg.terjadi shilding dan chemical shief kecil dan
sebaliknya.

Ikatan hydrogen Intra Molekuler dg.Inter Molekuler dpt.diketahui


Melalui spektroskopi RMI. Contoh :
Terjadi ik.H intra molekuler ( orto)
O
H
O
C
O R
Bila digunakan pelarut CDCl3 dg.konsentrasi : 1 % dan 5 % akan
Diperoleh :
* Jika ∂ tetap ( utk.kedua konsetrasi ) , berarti ik.H intra
Molekuler. Ikatan H intra molekuler tdk.berobah dg.
pengenceran.
* Jika ∂ berobah berarti ik.H inter molekuler
Demikian juga dengan pengaruh suhu.
Spektrum : Salisil aldehid dan etanol dalam pelarutCCl4
13

O
H
O
C
H

6. Pengaruh Penghalang Rotasi


Spektrum RMI dari senyawa N, N dimetil foramid :
H3C O
N C
H3C H
Sekitar suhu kamar menunjukkan puncak doublet untuk
Gugus –gugus metil, meskipun dua gugus metil memiliki
setara kimia dan setara magnit.
Disebabkan oleh pengaruh dari dua bentuk resonansi berikut:

O CH3 O CH3
C N C N
H CH3 H CH3

Hasil konyugasi gugus C=O dg.e- sunyi dari N menaikkan karakter


ik.rangkap 2 C=N yang cukup menghalangi rotasi pada suhu kamar.
Rotasi dari gugus metil mempunyai waktu hidup relative lama dlm.
lingkungan kimia yang berbeda ( cis/trans ) thd.karbonil oksigen ,
sehingga terbentuk spectrum doublet .

Pada suhu tinggi laju rotasi internal naik shg. Kedudukan


gugus CH3 ( cis /trans ) tidak terbedakan lagi , maka
spektrumnya memperlihatkan puncak singlet.

7. Pengaruh Subsituen
λ max pd. spectrum U.V bersifat aditif . Frekuensi resonansi
pada RMI juga bersifat aditif, sehingga ∂ dapat ditentukan secara
empiris.
a. Senyawa alifatik
Shoolery mempelajari molekul CH4 tentang pengaruh
penggantian atom H dengan gugus lain terhadap frekuensi
resonansi proton.
14

Harga : ∂ = 0,23 + ∑ S S = subsituen sejenis

Contoh : Berapa pergeseran kimia proton ? (∂ )


H

H C Cl

H ∂ = 0,23 + 1 ( 2,53 ) = 2,76 , perc. = 3,1


Demikian juga untuk : metilen klorida , CH2Cl2
∂ = 0,23 + 2( 2,53 ) = 5,29
Percobaan = 5,3

Jika subsituen tidak sejenis , gunakan rumus :


∂ = 0,933 + ∑ S
Contoh : 1.
H O O

H C C C CH3

H Harga ∑ S dihitung dengan


cara :
C 1 =kerangka karbon C2 – C3 = + 0,244
yg.menjadi perhatian = O pd C2 = + 1,021
= O pd C3 = + 0,004
CR3 pd C3 = - 0,038

∑S = + 1,231

Maka pergeseran kimia proton CH3 : = 0,933 + 1,231 = 2,164


Percobaan = 2,23
15

Contoh 2.
Harga ∑ S dapat dihitung sbb;
H
O
CH3 C1 H
C3 O C2H5
C2
C2H5 C3 O C2H5

O
- C2 – C3 = 0,006
∂ (CH2) = 0,933 + 0,644 - C2 = 0,248
= 1,577 - 2 ( = O) pd C3 = 0,008
Percobaan = 1,84 - 2 (- O C2H5) pd C3 = 0,420
- CR3 pd C3 = - 0,038

∑ S = 0,644
b. Sistem Olefin
Frekuensi resonansi proton dihitung dengan pers :

∂ = 5,28 + ∑ S

Harga-harga ∂ untuk etilen tersubsitusi lihat pada tablel 3.9 .


Senyawa umum system olefin :

Rcis H
C C
R trans R gem

c.Benzena Tersubsitusi
Pengaruh sibsituen pd. benzene tersubsitusi juga bersifat
Aditif. Dengan menggunakan table 3.8 frekuensi resonansi proton
pada benzene dapat ditentukan dengan rumus :

∂ = 7,27 + ∑ S
16

Contoh :
Br
Hb Ha

Hc NO2
Hd 3- bromo nitrobenzene
Frekuensi resonansi proton pada benzene dpt dihitung sbb:
∂ Ha = 7,27 + 0,22 + 0,95 = 8,44
∂ Hb = 7,27 + 0,22 + 0,33 = 7,82
∂ Hc = 7,27 - 0,13 + 0,17 = 7,31
∂ Hd = 7,27 - 0,13 + 0,95 = 8,19
Harga-harga tersebut sangat cocok dengan data percobaan
(dalam urutan yang sama) ;∂ = 8,38 ; 7,80 ; 7,36 ; 8,16
Penyimpangan akan terjadi bila dua subsituen/lebih berdekatan
satu sama lain pada inti benzene.
Contoh : Pergeseran kimia proton orto pada dimetil ftalat.
( orto (COOCH3 )2 C6H4 ) harga perhitungan berbeda
dibandingkan harga percobaan : 7,66

Latihan : Hitung harga ∂ untuk semua hydrogen dari senyawa


berikut :

H H O
Cl H
CH3 O C CH3 C C
H
Cl
H H

HO H H H O

HOOC H MeO C C C H

H COOH H H H
17

F. Penjodohan Spin-spin
Penjodohan spin berlangsung lewat ikatan, bila proton berada
pada lingkugan kimia yang berbeda akan terjadi pembelahan puncak
puncak . Contoh ;
X R

R C C R

H Hsaling coupling
(keluar 2 puncak “doublet”)
Tapi jika proton berada pada lingkungan kimia sama akan keluar
puncak tunggal “singlet”
H H

H C C H

H H keluar 1 puncak

1. Cara menghitung jumlah puncak pecahan


a. Cara spin, spektrumnya ;
Contoh :
Cl H

Cl C C Cl

H H
A X
Sistem AX2
Pada A ada 3 puncak , karena dipengaruhi oleh 2 H ;
Spinnya :

1 : 2 : 1
Pada X ada 2 puncak , karena dipengaruhi oleh 1 H ;
Spinnya :

1 : 1
Jika ada 4 puncak yang dipengaruhi oleh 3 H maka spinnya
adalah :

1 3 3 1
18

Spektrumnya adalah

b. Cara segitiga Pascal


Untuk satu kelompok proton tetangga dari n protonyg.setara
kimia intensitas relative adalah
: n+1
Contoh :
Doublet , n = 1 perbandingan puncak 1 : 1
Triplet , n = 2 perbandingan puncak 1 : 2 : 1
Quartet , n = 3 perbandingan puncak 1 :3 : 3 :1

Intensitas ini sesuai dengan segitiga Pascal

1 ( singlet )
1 : 1 ( doublet )
1: 2 : 1 ( triplet )
1:3 : 3 :1 ( quartet )
1:4: 6 : 4:1 ( quintet )
1 : 5 : 10 : 10 :5 : 1 ( sextet )
19

c. Cara konstanta coupling HX HA


Contoh :
Tak ada gandeng
Cl H

Cl C C Cl

H H Jax Jax
A X (gandeng HA) (gandeng HX),1

J = jarak antar dua puncak


sebuah doublet
Jax Jax
(gandeng HX),2
1 2 1

Jika konstanta kopling tidak sama , yaitu proton HA dikopling oleh


dua proton yg.tidak setara akan terbentuk 4 puncak ( quartet ).

HA HA

J1 ≠ J2 ≠ J3

J1 J1

J2 J3 J2 J3

Latihan :
Buatlah pola pembelahan untuk proton HX dan HM dari system
berikut :

HA HX

HA C C O R C C C
HA Hx HA HM HX
20

JAX = 7 Hz JMX = 5 Hz
JAM = 10 Hz
Faktor-faktor yang mempengaruhi tetapan penjodohan
1. Penjodohan Geminal ( 2 J )
Penjodohan yg terpisah hanya 2 ikatan ( terletak pada at.
C yang sama ).
Contoh : Penjodohan kuat Jgem ≈ 10 – 18 Hz
H
C
H

2. Penjodohan Visinal ( 3J )
Penjodohan yang terpisah oleh 3 ikatan ( terletak pada at.
C bersebelahan ).
Contoh : J vis = 0 – 12 Hz
C C

H H

3. Penjodohan jarak jauh; 4 J , 5J


Penjodohan terpisah oleh 4 ikatan/ 5 ikatan
Contoh :
C C C

H H J = 0 – 2 Hz
4. Penjodohan trans, yaitu penjodohan proton pada gugus
Alken.
Contoh :
H
C C
H Jtrans = 11 – 19 Hz ›
Jcis = 5 - 14 Hz
5. Penjodohan Aromatik
Tergantung pada letaknya : orto , meta , para.
J orto ~ 7 -10 Hz J meta ~ 2 – 3 Hz
J para ~ 0 – 1 Hz

Latihan : Spektrokopi RMI Harjono hal, 34 – 37


Kimia Organik, Stanley H , hal 160 no. 5.4 ; hal 162 no.5.5
, hal 171 no.5.11.
21

, hal 205 no. 5.19, 5.20, 5.21

Anda mungkin juga menyukai