Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Just In Time(JIT)

Jadi, manajemen just in time adalah suatu metode pengendalian inventaris yang di dalamnya


membawa berbagai material ke dalam proses produksi, ke gudang atau ke pelanggan secara tepat
waktu agar bisa digunakan, yang pada akhirnya mampu mengurangi kebutuhan menyimpan
material inventaris yang berlebihan di gudang.

Manajemen just in time pun diklaim mampu mengurangi biaya dan pemborosan, sekaligus


mampu memaksimalkan efisiensi dan juga keuntungan perusahaan. kenapa? karena sistem
manajemen inventaris just in time memungkinkan perusahaan untuk berjalan lebih baik agar bisa
memenuhi tingkat permintaan pelanggan sambil menjaga biaya inventaris agar bisa tetap rendah.

Pada mulanya, sistem ini diperkenalkan di Jepang pada tahun 1960 an. Setelah perang dunia ke
II selesai, berbagai industri di Jepang harus berjuang di bawah tekanan yang besar. Hal tersebut
dikarenakan negara Jepang yang memang relatif lebih kecil dan kurangnya sumber daya alam
yang tersedia.

Selain itu, lahan di sana pun tidak mencukupi untuk pabrik yang luas dan ruang gudang yang
sudah dipenuhi dengan inventaris. Terlebih lagi, negara tersebut juga mengalami kekurangan
uang tunai pasca perang dunia ke II.

Agar bisa mengatasi masalah tersebut, maka seorang insinyur industri dari Toyota Motor
Corporation bernama Taiichi Ohno mulai mengembangkan dan juga menerapkan metode
manajemen inventaris yang pada saat itu disebut dengan kanban.

Sistem yang dikembangkan oleh Ohno ini mampu mengidentifikasi tujuh jenis pemborosan yang
mampu melumpuhkan tingkat efisiensi produksi. Selain itu, ada juga sepuluh aturan yang dibuat
khusus untuk memandu calon produsen untuk menuju tingkat produktivitas yang tinggi, biaya
yang minim, dan juga keuntungan yang maksimal.

Ketujuh jenis pemborosan tersebut adalah transportasi yang tidak perlu, tingkat persediaan yang
dinilai berlebihan, kegiatan yang tidak perlu, penundaan, produksi yang berlebih, investasi dalam
suatu fitur yang tidak diperlukan, dan mencatatnya di dalam produksi.

Lantas, pada akhir tahun 1970-an, sistem yang diciptakan oleh Ohno ini lantas mengubah seluruh
proses produksi Toyota dengan sangat identik dengan mampu menghadirkan perampingan.
Sehingga, sistem ini pun terkenal hingga ke negara Barat dan disebut dengan Sistem Produksi
Toyota.

Sistem tersebut banyak menuai pujian, namun, pada kenyataannya diperlukan lebih dari 15 tahun
kerja yang cermat untuk bisa menyempurnakannya.

Bahkan, dengan keberadaannya yang terus berkembang dan kekuatan transformasi digital yang
terus meningkat, telah menjadikan sistem just in time ini sebagai bagian penting dari strategi
supply chain manajemen untuk perusahaan agar bisa membangun sistem yang fokus pada empat
hal penting.
Keempat hal penting tersebut adalah produksi yang stabil dan bisa diproduksi, alur kerja dan
juga peralatan produksi yang minim akan kesalahan,  kualitas pengerjaan dan produk yang baik,
serta vendor yang andal dan sudah terbukti pada seluruh rantai pasokan.

Tujuan Sistem Manajemen Inventaris Just


in Time Adalah
Tujuan yang paling utama dalam menerapkan sistem manajemen inventaris just in time adalah:

1. Manajemen rantai pasokan yang strategis, membangun suatu rantai pasokan yang lebih efisien
tapi lengkap yang sudah dipenuhi dengan vendor dengan tingkat keandalan yang tinggi dan juga
performa yang sudah terbukti dalam memenuhi KPI yang memang sangat penting untuk proses
produksi perusahaan.

2. Perubahan pada sistem produksi dan juga strategi inventaris yang mampu memaksimalkan
tingkat efisiensi dan juga akurasi untuk mengurangi pemborosan serta menghilangkan keperluan
akan tingkat persediaan yang berlebih, biaya dan juga ruang penyimpanan di gudang.

3. Optimalisasi proses melalui analisa waktu nyata dan juga peningkatan yang berkelanjutan
untuk menargetkan area masalah dan juga meningkatkan performa perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai