A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang “Konsep Sistem Produksi Lean”.
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1.1 Menjelaskan Sejarah dan Konsep Produksi Lean.!
1.2 Menjelaskan pengertian Sistem Produksi Lean, serta tujuan Produksi Lean.!
1.3 Menjelaskan tentang bagaimana mengimplementasikan Lean Manufacturing!
1.4 Menjelaskan tentang Tiga Prinsip dan 6 Strategi Lean Manufacturing!
1.5 Menjelaskan Pengertian Sistem Produksi Toyota (Toyota Production System)
B. URAIAN MATERI
1.1 Sejarah dan Konsep Produksi Lean
Perusahaan-perusahaan AS selalu berusaha mencari berbagai strategi
efisiensi yang dapat menurunkan biaya, meningkatkan output, menjadi lebih
kompetitif, dan meningkatkan pangsa pasar. Orientasi proses dan produksi masal
yang berjaya sebelum masa PD II telah berubah menjadi orientasi hasil, fokus
pada output, dan sistem produksi.
Perusahaan-perusahaan Jepang setelah masa PD II berusaha membangun
kembali diri mereka. Masalah-masalah yang mereka hadapi sangat berbeda,
bahkan bertolak belakang dengan apa yang ada di barat. Pada saat Barat
bergelimang dengan sumber-sumber daya, mereka mengalami kekurangan sumber
daya manusia, material, maupun finansial. Kondisi ini memaksa mereka untuk
mengembangkan praktek-praktek manufaktur baru yang rendah biaya. Pimpinan-
pimpinan perusahaan Jepang terdahulu seperti Eiji Toyoda, Taiichi Ohno, dan
Shingeo Shingo dari Toyota Motor Company, mengembangkan sebuah sistem
produksi yang disiplin dan berfokus pada proses yang sekarang dikenal sebagai
“Toyota Production System” atau “Lean Production”. Tujuan dari sistem ini
adalah untuk meminimumkan penggunaan sumber-sumber daya yang tidak
memberi nilai tambah pada produk.
Konsep “Lean Manufacturing” dipopulerkan di Amerika oleh
Massachusetts Institute of Technology dalam studi mengenai pergerakan dari
produksi masal kearah produksi seperti yang dijabarkan dalam The Machine that
Changed the World (Womack, Jones & Roos, 1990). Disana dibahas mengenai
MODUL SISTEM PRODUKSI LEAN DISUSUN: DWI SURYANTO, S.T, M.T
perbedaan besar antara kinerja perusahaan otomotif Amerika dan Jepang. Buku
tersebut juga membahas elemen-elemen penting yang menyebabkan lean
production bisa mewujudkan kinerja tinggi.
Istilah lean digunakan karena metode bisnis Jepang menggunakan lebih sedikit
usaha manusia, investasi, ruang produksi, material, dan waktu dalam semua aspek
operasional. Persaingan antara perusahaan-perusahaan otomotif Jepang dan AS
selama 25 tahun belakangan menyebabkan prinsip-prinsip lean diadopsi keseluruh
bisnis manufaktur AS.
Istilah “Lean” yang dikenal luas dalam dunia manufacturing dewasa ini
dikenal dalam berbagai nama yang berbeda seperti: Lean Production, Lean
Manufacturing, Toyota Production System, dan lain-lain. Secara singkat, periode
tahun awal mula munculnya Lean adalah Nicholas, 1998:
1. Tahun 1902, Sakichi Toyoda membuat sebuah mesin tenun yang dapat
berhenti sendiri jika terjadi gangguan. Yang sekarang ini dikenal sebagai
Jidoka.
2. Tahun 1913, Henry Ford menerapkan produksi dengan aliran yang tidak
terputus the flow of production dan lini perakitan untuk produksi massal.
Namun, masalah yang dihadapi adalah ketidakmampuan untuk memproduksi
lebih dari satu variasi mobil.
3. Tahun 1930-an, Kiichiro Toyoda, Taiichi Ohno, Shigeo Shingo dan keluarga
Toyoda setelah perang dunia pertama menemukan sistem produksi yang
fleksibel one-piece flow yang didukung dengan ditemukannya sistem tarik pull
system dimana proses dapat memproduksi sejumlah produk sesuai yang
dibutuhkan.
4. Tahun 1950-an, Taiichi Ohno dan Eiji Toyoda menemukan system produksi
dengan prinsi Just-In-Time dan Line Production.
5. Kemudian sistem persediaan Just-In-Time dikembangkan dan sistem lain
seperti Kanban dan Kaizen yang mendukung terbentuknya sistem produksi
Lean.
2. Menunggu (Waiting)
Waktu menunggu dalam proses harus dihilangkan. Prinsipnya adalah
memaksimalkan penggunaan/efisiensi pekerja daripada memaksimalkan
penggunaan mesin-mesin. Penyebab menunggu termasuk: Ketidakseimbangan
beban kerja, Pemeliharaan yang tidak terencana, Waktu setup yang lama,
Penggunaan otomatisasi yang salah, Masalah kualitas yang tidak selesai,
Penjadwalan yang salah, dll.
3. Transportasi (transportation)
Tidak ada nilai tambah pada produk. Daripada memperbaiki transportasi,
akan lebih baik bila dikurangi atau dihilangkan. Beberapa penyebab transportasi
tinggi: Layout pabrik yang buruk, Pemahaman yang buruk terhadap aliran proses
produksi, Ukuran lot besar, lead time besar, dan area penyimpanan yang besar.
Artinya, Harga Jual suatu Produk ditentukan oleh Biaya produksinya ditambah
dengan seberapa besar laba yang diinginkan oleh Produsen.
Tetapi apa yang terjadi pada saat ini adalah kebalikannya, Produsen harus
mengurangi biaya produksinya untuk mendapatkan laba yang diinginkannya.
Penulisan rumusnya seperti dibawah ini:
Artinya, Harga Jual suatu produk dikurangi biaya produksinya itulah Laba yang
dapat diperoleh oleh Produsen.
3. Plan Layout & Work assignment Strategy (Strategi Perencanaan Layout &
Pembagian Tugas)
Yaitu strategi dalam merencanakan Layout produksi agar dapat
mengurangi pemborosan (waste) dalam proses serta pembagian tugas yang jelas
pada masing-masing prosesnya.
MODUL SISTEM PRODUKSI LEAN DISUSUN: DWI SURYANTO, S.T, M.T
4. Continous Improvement (KAIZEN) Strategy (Strategi Peningkatan yang
berkesinambungan)
Melakukan perbaikan dan peningkatan terhadap proses secara terus
menerus dalam segala aspek seperti mengurangi pemborosan (waste),
meningkatkan keselamatan kerja ataupun pengurangan biaya produksi.
Kebudayaan Kaizen (Peningkatan yang berkesinambungan) ini harus diterapkan
ke semua level karyawan di perusahaan.
2) Jidoka (Autonomation)
Jidoka merupakan bahasa Jepang yang kalau diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia adalah Otomasi (bahasa Inggris : Automation). Namun
penerjemahan yang sering digunakan adalah “Autonomation” yang artinya adalah
MODUL SISTEM PRODUKSI LEAN DISUSUN: DWI SURYANTO, S.T, M.T
“Automation with Human Touch” atau “Otomasi dengan Sentuhan Manusia”. Jadi
pada dasarnyan yang dimaksud dengan Jidoka atau Autonomation ini adalah
penggunaan mesin untuk mendeteksi kesalahan atau kerusakan dan menghentikan
proses produksi secara otomatis apabila terjadi kesalahan atau kesalahan tersebut.
Dengan demikian, kualitas produk yang dihasilkan oleh produksi dapat dijaga
dengan baik serta bebas dari segala kecacatan.
Toyota merupakan pelopor kemajuan industri otomotif di jepang. Di dalam
perjalanannya, perusahaan toyota berhasil menciptakan terobosan – terobosan
metode yang bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi perusahaan. Hingga saat
ini toyota menjadi kiblat bagi perusahaan yang ingin menerapkan lean
manufacturing. Goal dari lean manufacturing adalah tercapainya kualitas yang
baik (Quality), biaya produksi yang sedikit (Cost) dan pengiriman produk jadi
yang tepat waktu (Delivery). Ketiga faktor tersebut dikenal dengan sebutan QCD,
yang merupakan singkatan dari Quality, Cost dan Delivery. Toyota sukses
menjadi industri otomotif raksasa karena berdiri dengan 2 pilar utama yang
mendukungnya, yaitu konsep jidoka dan konsep just in time.
1. Jidoka
Jidoka adalah sistem otomasi dengan sentuhan tangan manusia untuk mencegah
terjadinya kesalahan proses. Dengan kata lain, jidoka adalah mesin yang dapat
mendeteksi masalah dan secara otomatis akan menghentikan proses agar tidak
menjadi masalah yang berlarut-larut. Dalam penerapannya, jidoka selalu didukung
oleh kaizen (perbaikan berkelanjutan).
2. Just In Time
Just in time adalah suatu sistem produksi yang dibuat untuk memproduksi sesuatu
sesuai permintaan pelanggan dengan sasaran tepat jumlah (quantity) dan tepat
pengiriman (delivery). Dalam penerapannya, just in time didukung oleh
pergerakan kanban. Pada proses produksi dengan konsep just in time, kanban
dimanfaatkan untuk mengantisipasi terjadinya kesalahan aliran proses. Setiap
proses produksi harus mengacu pada kanban, karena kanban merupakan sebuah
kartu yang berfungsi sebagai perintah produksi. Bila tidak ada kanban, maka
proses tidak boleh dilakukan. Hal inilah yang menjadi kelebihan konsep just in
time. Just in time memiliki prinsip bahwa produksi hanya dilakukan sesuai dengan
permintaan dan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu Just in time merupakan
sebuah model pull system (sistem tarik). Sebab pada setiap proses produksinya,
C. LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Apa yang anda ketahui tentang Sistim Produksi Lean, dan apa tujuan nya!
2. Apa tujuan dan manfaat Just in time!
3. Seperti apa Aplikasi Ilmu Sistim produksi Lean dan JIT dalam pekerjaan
sehari-hari seperti dalam mengerjakan pekerjaan!
4. Mengapa Implementasi Lean Manufacturing sebgian pandangan tidak
Efektif ?
5. Jelaskan mengenai Tiga Prinsip dan 6 Strategi Lean Manufacturing!
6. Sebutkan dan jelaskan 3M dalam Sistem Produksi Toyota (TPS)!
MODUL SISTEM PRODUKSI LEAN DISUSUN: DWI SURYANTO, S.T, M.T
7. Jelaskan Dua Pilar Utama Sistem Produksi Toyota (TPS)!
D. DAFTAR PUSTAKA
1. Lean Manufacturing That Works. B. Carreira. AMACOM. 2005.
2. Manufacturing Cells: A Systems Engineering View. Moodie, Uzsoy, dan
Yih (editor). Taylor & Francis. 1995.
3. Design and Analysis of Lean Production Systems. R.G. Askin & J.B.
Goldberg. John Wiley & Sons, Inc. 2002.
4. Sistem Produksi Tepat Waktu. A. Ristono. Graha Ilmu. 2010.
5. Lean Manufacturing: Tools, Techniques, and How To Use Them. W.M.
Feld. St. Lucie Press. 2001.