Anda di halaman 1dari 111

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KOMPRES ALOE VERA DAN

KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP PENURUNAN


DEMAM PADA BALITA DI DESA KUJANG
KECAMATAN KARANGNUNGGAL
KABUPATEN TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai


Gelar Sarjana Keperawatan

RESTI ARISTA
MB1117024

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KOMPRES ALOE VERA


DAN KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP
PENURUNAN DEMAM PADA BALITA DI DESA KUJANG
KEAMATAN KARANGNUNGGAL KABUPATEN
TASIKMALAYA

NAMA : RESTI ARISTA


NIM : MB1117024

Telah Disetujui Untuk Diajukan Pada Sidang Akhir


Pada Program Studi Sarjana Keperawatan
Fakultas Keperawatan Universitas Bhakti Kencana

Menyetujui:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Asep Mulyana, S.Kep., MM., M.Kep Ns. Hj. Setia Perwati, S.Kep., MM

Program Studi Sarjana Keperawatan Kampus Kota Tasikmalaya

Ketua

Ns. Hilman Mulyana, S.Kep., M.kep


i
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUl : PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KOMPRES ALOE


VERA DAN KOMPRES BAWANG MERAH TERHADAP
PENURUNAN DEMAM PADA BALITA DI DESA KUJANG
KEAMATAN KARANGNUNGGAL KABUPATEN
TASIKMALAYA

NAMA : RESTI ARISTA


NIM : MB1117024

Mengesahkan
Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana

Penguji I Penguji II

Drs. Unang Aripin, M.Kes Iis Sopiah Suryani, SST., M.Keb

Fakultas Keperawatan
Dekan

R. Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

a. Penelitian saya, dalam skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan

untuk mendapatkan gelar akademik (S.Kep), baik dari Fakultas

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana maupun diperguruan tinggi lain.

b. Penelitian dalam skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian

saya sendiri, tanpa bnatuan pihak lain kecuali arahan tim pembimbing.

c. Dalam penelitian ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan sebagai acuan dalam naskah pengarang dan dicantumkan

daftar pustaka.

d. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telkah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di Universitas Bhakti Kencana .

Tasikmalaya...............2021
Yang membuat pernyataan

Resti Arista
MB1117024

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

Skripsi dengan judul “Perbandingan Efektifitas Kompres Aloe Vera dan

Kompes Bawang Merah Terhadap Penurunana Demam Pada Balita Di Desa

Kujang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten” ini tepat pada waktunya.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan jenjang pendidikan sarjana keperawatan Universitas Bhakti

Kencana Tasikmalaya. Dalam penulisan proposal ini tentunya tidak lepas dari

hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat dan saran dari

berbagai pihak, segala hambatan tersebut akhirnya dapat diatasi dengan baik. Oleh

karena itu, penulis mengucapkan terimakasih serta penghormatan kepada:

1. H. Mulyana, SH., M.Pd., MH.Kes selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana

Bandung;

2. Dr. Entris Sutrisno, MH.Kes., Apt selaku Rektor Universitas Bhakti Kencana;

3. R. Siti Jundiah, S.Kp., M.Kep selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Bhakti Kencana;

4. Ns. Asep Mulyana, S.Kep., MM., M.Kep selaku Kepala cabang Universitas

Bhakti Kencana Tasikmalaya, sekaligus pembimbing I yang telah banyak

meluangkan waktu, memberikan motivasi, bimbingan dan arahan dalam

penyusunan skripsi ini ;

5. Ns. Hilman Mulyana, S.Kep., M.Kep selaku Kaprodi PSDKU Sarjana

Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya.

6. Ns. Hj. Setia Perwati, S.Kep., MM selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan pemahaman dalam penyusunan skripsi ini;

7. Seluruh Staf dan Dosen Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya yang telah

memberikan bimbingan serta motivasi kepada penulis;


iv
8. Kedua orang tua yang senantiasa selalu memberikan dukungan berupa doa,

moral maupun moril, serta materil dengan begitu tulus dan ikhlas;

9. Teman-teman yang telah berbagi suka maupun duka dan saling menyemangati

satu sama lain dalam penulisan skripsi ini;

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis

sendiri dan umumnya untuk orang lain. Penulis menyadari bahwa dalam

penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun

untuk perbaikan skripsi ini ke depannya.

Tasikmalaya, Agustus 2021

Penyusun

v
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KOMPRES ALOE VERA DAN KOMPRES
BAWANG MERAH TERHADAP PENURUNAN DEMAM PADA BALITA
DI DESA KUJANG KECAMATAN KARANGNUNGGAL
KABUPATEN TASIKMALAYA

Resti Arista
Program Studi Sarjana Keperawatan, Bhakti Kencana University PSDKU Tasikmalaya
restiarisa123@gmail.com

ABSTRAK
Demam bukan merupakan sebuah penyakit, namun demam merupakan sebuah
tanda atau gejala dari timbulnya penyakit. Demam terjadi pada suhu >37,5°C. Demam
merupakan respon normal saat tubuh terkena infeksi. Kompres merupakan salah satu
cara untuk menurunkan suhu tubuh. Jenis kompres turut mempengaruhi penurunan
suhu tubuh. Jenis kompres diantaranya yatu kompres aloe vera dan kompres
bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kompres
aloe vera dan kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh balita di Desa
Kujang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif dengan metode Quasi Eksperimen dengan Two Group
Pretest-Posttest Control Group. Sampel yang diambil dalam penelitian ini balita
yang mengalami demam yang berjumlah 20 orang, terdiri dari 10 orang kelompok
khusus (aloe vera) dan 10 orang kelompok kontrol (bawang merah). Uji statistik
menggunakan metode uji paried Test. Hasil penelitian didapatkan rata-rata
penurunan suhu tubuh sebelum diberikan kompres aloe vera sebesar 37,93%,
sedangakan kompres bawang merah 37,99%, sedangakan setelah diberikan
intervensi menurun dimana rata-rata penurunan demam setelah menggunakan
kompres aloe vera sebesar 37,59%, dan kompres bawang merah 36,78%. Terdapat
pengaruh kompres aloe vera (p value 0,016) dan komprs bawang merah (p value
0,000) pada balita yang mengalami demam. terdapat perbandingan evektifitas
antara kompres aloe vera dan kompres bawang merah terhadap penurunan suhu
tubuh pada balita. Secara kualitatif pemberian kompres bawang merah lebih baik
kareana bisa melebarkan pembuluh darah dan lebih mudah didapatkan.

Kata Kunci : Kompres Aloe Vera, Kompres Bawang Merah, Penurunan Demam

Daftar Pustaka : 5 website (2010-2020)


: 14 jurnal (2010-2020)
: 14 Buku (2010-2020)

vi
COMPARISON OF THE EFFECTIVENESS OF ALOE VERA AND ONION
COMPRESSES TOWARDS REDUCING FEVER ON CHILDREN
IN KUJANG VILLAGE, KARANGNUNGGAL
DISTRICT, TASIKMALAYA REGENCY

Resti Arista
Nursing Undergraduate Study Program, Bhakti Kencana University PSDKU Tasikmalaya
restiarista123@gmail.com

ABSTRACT

Fever is not a disease, but fever is a sign or symptom of the onset of the
disease. Fever occurs at a temperature >37.5°C. Fever is a normal response when
the body is exposed to infection. Compress is one way to lower body temperature.
The type of compress also affects the decrease in body temperature. Types of
compresses include aloe vera compresses and onion compresses. This study aims
to determine the comparison of aloe vera compresses and onion compresses on
reducing body temperature of toddlers in Kujang Village, Karangnunggal District,
Tasikmalaya Regency. The type of research used is quantitative with Quasi
Experiment method with Two Group Pretest-Posttest Control Group. The samples
taken in this study were toddlers who had fever, totaling 20 people, consisting of
10 special groups (aloe vera) and 10 control groups (shallots). The statistical test
used the paired test method. The results showed that the average decrease in body
temperature before being given an aloe vera compress was 37.93%, while the onion
compress was 37.99%, while after being given the intervention it decreased where
the average decrease in fever after using an aloe vera compress was 37, 59%, and
36.78%onion compress C. There is an effect of aloe vera compress (p value 0.016)
o

and onion compress (p value 0.000) on toddlers who have fever. there is a
comparison of the effectiveness between aloe vera compresses and onion
compresses on reducing body temperature in toddlers. Qualitatively, giving red
onion compresses is better because it can dilate blood vessels and is easier to obtain.

Keywords: Aloe Vera Compress, Shallot Compress, Fever Reduction

Daftar Pustaka : 5 website (2010-2020)


: 14 jurnal (2010-2020)
: 14 Book (2010-2020)

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................ iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... v

ABSTRAK ....................................................................................................... vi

ABSTRAC........................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 9

E. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAK

A. Kajian Pustaka ........................................................................ 10

1. Kompres .............................................................................. 10

2. Aloe Vera ........................................................................... 11

3. Bawang Merah ................................................................... 13

viii
4. Demam ............................................................................... 15

5. Balita .................................................................................. 25

B. Kerangka Konseptual .............................................................. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ............................................................. 28

B. Paradigma Penelitian .............................................................. 29

C. Hipotesa Penelitian ................................................................. 30

D. Variabel Penelitian ................................................................. 30

E. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional ....................... 33

F. Populasi dan Sampel ................................................................ 34

G. Pengumupan Data ................................................................... 36

H. Langkah Langkah Penelitian................................................... 37

I. Pengolahan Analisa Data .......................................................... 38

J. Etika Penelitian ........................................................................ 40

K. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...................................................................... 43

B. Pembahasan ............................................................................ 46

C. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 53

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ................................................................................ 54

B. Saran ........................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Sekema Penelitian Two Group Pretest-Posttest With Control Group

(Notoatmodjo, 2018) ...................................................................

Tabel 3.1 Definisi Operasional ...................................................................

Tabel 4.1 Demam Sebelum Menggunakan Kompres Aloe Vera dan Kompres

Bawang Merah di Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal Kabupat

Tasikmalaya ................................................................................

Tabel 4.2 Suhu Tubuh Setelah diberikan Kompres Aloe Vera dan Kompres

Bawang Merah di Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal

Kabupaten Tasikmalaya .............................................................

Tabel 4.3 Pengaruh Kompres Aloe Vera Terhadap Penurunan Demam pada

Balita di Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten

Tasikmalaya ................................................................................

Tabel 4.4 Pengaruh Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Demam

Pada Balita di Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten

Tasikmalaya ................................................................................

Tabel 4.5 Perbandingan Efektifitas Antara Kompres Aloe Vera dan Kompres

Bawang merah ............................................................................

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konsep .......................................................................

Gambar 3.1 Kerangk .......................................................................................

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 2. Surat Persetujuan

Lampiran 3. Informed Consent

Lampiran 4. Persetujuan Responden

Lampiran 5. SOP Aloe Vera

Lampiran 6. SOP Bawang Merah

Lampiran 7. Format Bimbingan

Lampiran 8. Lembar Observasi Aloe Vera

Lampiran 9. Lembar Observasi Bawang Merah

Lampiran 10. Pre dan Post

Lampiran 11 Hasil SPSS

Lampiran 12. Dokumentasi

xii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Foto

Nama Lengkap 3 x 4 cm
: Resti Arista
NIM : MB1117024
Tempat/Tanggal Lahir : Tasikmalaya, 30 April 1998
Alamat : Kp. Kujang RT/RW 05/02, Desa. Kujang, Kec.
Karangnunggal, Kab. Tasikmalaya

Pendidikan :
1. TK Tarbiatul Umah : Tahun 2004-2005
2. SDN Kujang : Tahun 2005-2011
3. SMPN Satap Dua Karangnunggal : Tahun 2011-2014
4. SMKN Bantarkalong : Tahun 2014-2017
5. Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya
Jurusan S-1 Keperawatan : Tahun 2017-2021

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Balita dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu golongan usia bayi

(0-2 tahun), golongan batita (2-3 tahun), dan golongan prasekolah (>3-5

tahun). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia populasi penduduk didunia

sekitar 7,7 miliar pada tahun 2020, dan akan meningkat menjadi 9,7 miliar pada

tahun 2050. Pada tahun 2020 jumlah anak yang berusia 0-4 tahun, yakni

mencapai 662 juta jiwa atau sekitar 8,7% dari total populasi, diikuti usia 5-9

tahun dan 10-14. Sedangkan usia 0-14 tahun mencapai 1,93 miliar jiwa (WHO,

2018).

Anak Balita (bawah lima tahun) adalah anak yang telah berusia diatas satu

tahun namun kurang dari lima tahun atau usia anak 12-59 bulan. Menurut

karakteristik, balita dibagi dalam dua kategorik yaitu anak usia 12 –36 bulan

(balita) dan anak usia 37–59 bulan ( usia prasekolah). Para ahli mengatakan

usia balita adalah usia yang rentang terhadap penyakit terutama penyakit

infeksi. Pada masa ini sering kali anak-anak ditimpa berbagai macam gejala

penyakit salah satu gejalanya adalah demam (Kementrian Kesehatan RI,

2015).

Data Indonesia berdasarkan profil anak Indonesia 2020 terdapat 84,4 juta

anak yang terbagi menjadi 43,2 juta anak laki-laki dan 41,1 juta anak

perempuan dari data tersebut 7,4 juta. (Profil anak indonesia 2020).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Barat (BPS Jabar) di Kota

Tasikmalaya pada tahun 2020 anak usia 0-4 tahun mencapai angka 139.404

1
anak, berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya jumlah

balita mencapai 3.724 orang pada tahun 2020 (Dinas Kesehatan Kabupaten

Tasikmalaya 2021). Beradasarkan jumlah data di wilayah Puskesmas

Karangnunggal jumlah balita mencapai 4.200 orang pada tahun 2020

(Puskesmas Karangnunggal 2021).

Menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization), angka

kematian balita pada tahun 2013 masih tinggi yaitu mencapai 6,3 juta. Negara

dengan angka kematian balita tertinggi adalah anak balita dalam sehari yaitu

92% atau 29.000 balita (Rahman et al, 2014). Berdasarkan data dari

Kementrian Kesehatan RI 27 Maret 2020. Total angka kematian bayi (AKB)

berjumlah 49.566 per 1000 kelahiran hidup (KH). Angka kematian AKB di

Jawa Barat (10,93%), Penyebab kematian balita sebesar 71.47% diare, 10,72%

pneumonia, 9,46% ekonomi budaya dan daerah edemis menjadi kontributor

dalam kematian anak dan balita di indonesia (Kemenkes RI, 2020).

Di provinsi Jawa Barat AKB pada tahun 2020 yaitu 1.649/1.447.592

kelahiran hidup. Perporsi kematian bayi 81% adalah kematian post neonatal

tertinggi BBLR 42%, Asfiksia 29%. Sedangkan pada post neo, tertinggi akibat

lain-lain 60% dan pneumonia 23% (Dinkes Provinsi Jawa Barat, 2020). Dinas

Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya dari tahun pada tahun 2020 sebanyak 162

kasus AKB. Anak balita yang meninggal karena kejang demam pada tahun

2019 sebanyak 2/3.724 kelahiran hidup. Pada tahun 2020 angka kematian balita

yang mengalami kejang demam sebanyak 2 dari 3.357 kelahiran hidup. (Dinas

Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya, 2021). Setiap anak yang mempunyai


keluhan tersebut sebagian besar disertai dengan peningkatan suhu tubuh

(demam) (Riskesdas, 2016).

Usia balita merupakan usia yang rentan terhadap penyakit khususnya

penyakit menular. Saat ini, anak-anak sering mengalami berbagai gejala

penyakit, termasuk demam. Demam adalah infeksi atau peradangan yang

disebabkan oleh bakteri, virus atau patogen lain yang melepaskan pirogen

endogen. Pirogen bekerja di hipotalamus, di mana mereka memicu dan

meningkatkan nilai suhu referensi ini memicu reaksi terhadap dingin,

menyebabkan kedinginan, vasokonstriksi dan penurunan perfusi perifer untuk

mengurangi kehilangan panas dan memungkinkan suhu tubuh mencapai nilai

referensi baru. (Kyle & Terri, 2014).

Demam bukan merupakan sebuah penyakit, namun demam merupakan

sebuah tanda atau gejala dari timbulnya penyakit. Demam terjadi pada suhu

>37,5°C. Demam merupakan respon normal saat tubuh terkena infeksi, yaitu

saat mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit masuk kedalam

tubuh selain disebabkan oleh infeksi, penyebab demam yang lainya adalah

terkena pans yang berlebihan, dehidrasi, alergi, dan gangguan system imun

(Hartini, 2015).

Selain menggunakan antipiretik, energi panas juga dapat digunakan

untuk menurunkan suhu tubuh secara fisik (non farmakologi) melalui metode

konduksi dan evaporasi. Cara menurunkan atau mengendalikan demam pada

balita dapat dilakukan dengan mengenakan pakaian tipis, sering minum,

perbanyak istirahat, mandi dengan air hangat dan kompres. Kompres tidak

memiliki efek samping dan tidak membahayakan ataupun memperparah


kondisi penderita. Selain itu, kompres juga dapat meringankan sehingga pasien

dan keluarga tidak ketergantungan dengan penggunaan obat antifiretik

(Cahyaningrum, 2014).

Pemberian kompres tidak selalu harus diberikan air hangat, metode lain

yang juga diberikan kepada anak-anak yang adalah metode kompres dengan

kompres lidah buaya dan kompres bawang merah, lidah buaya merupakan salah

satu produk pokok pertanian. (Aseng, 2015). Pemberian kompres terapeutik

dengan Aloe Vera dipilih karena 95% kandungan yang terkandung dalam air

lidah buaya, yang memungkinkan pemakainya terhindar dari alergi kulit.

Kandungan air yang melimpah ini digunakan untuk menurunkan demam

melalui mekanisme penyerapan panas dan perpindahan panas ke molekul air,

pada suhu yang lebih rendah.Pemberian kompres ini juga akan menyebabkan

vasodilatasi dalam tubuh.Vasodilatasi inilah yang menyebabkan pelepasan dari

tubuh melalui kulit sebelumnya. menyebabkan pelepasan panas dari dalam

tubuh melalui kulit sebelumnnya (Notoatmodjo, 2018).

Aloe vera dapat digunakan untuk mengompres, Salah satu metode

untuk menurunkan suhu tubuh dari luar tubuh, dengan cara meletak kan daging

Aloe vera yang dipotong dengan dan kemudian dicuci dengan air mengalir

untuk menghilangkan lendir yang ada pada aloe vera. Metode pengeluaran

panas dengan kompres aloe vera ini menggunakan prinsip konduksi. Melalui

metode tersebut, panas dari tubuh responden dapat pindah kedalam aloe vera.

Konduksi terjadi antara suhu lidah buaya dan jaringan sekitarnya, termasuk

pembuluh darah, sehingga suhu darah yang melewati daerah tersebut

menurun.Kemudian darah tersebut akan mengalir kebagian tubuh lain dan


proses konduksi terus berlangsung sehingga setelah dilakukan kompres

mrnggunakan aloe vera , suhu tubuh responden dapat menurun (Purnomo,

2019).

Penelitian yang dilakukan (Muzdalifah, 2017). Didapatkan pemberian

kompres Aloe vera berpengaruh terhadap penurunan suhu tubuh pada penderita

demam dengan nilai p value = 0,001 (α < 0,05) dengan penurunan suhu sebesar

0,488ºC. Hasil penelitian menunjukkan penurunan suhu anak setelah mendapat

kompres dari Aloevera, pada suhu rata-rata anak yang semula 38,1oC, nilai rata-

rata suhu anak menjadi 37,4oC.

Selain dengan kompres aloe vera, kompres juga bisa di dalukan dengan

menggunakan bawang merah. Bawang merah (Allium Cepa var. Ascalonicum)

adalah sayuran umbi serbaguna, dapat digunakan sebagai bumbu masakan dan

obat, selain obat efek antiseptik dari senyawa Aliin dan Allicin yang

dikandungnya. (Cahyaningrum, 2017).

Bawang merah dapat digunakan untuk mengompres, hal ini disebabkan

karena bawang merah mengandung senyawa sulfur organic yaitu allycysteine

sulfoxide (Aliin) yang berfungsi menghancurkan pembekuan darah. Hal tersebut

membuat peredaran darah lancar sehingga panas dari tubuh dapat lebih mudah

dislurkan kepembuluh darah tepi. Efek hangat dari bawang merah bekerja

dengan cara penggunaan energy panas melalui metode. (Metode konduksi yaitu

perpindahan panas dari suatu objek lain dengan kontak langsung. Ketika kulit

hangat menyentuh yang hangat maka akan terjadi perpindahan panas melalui

evaporasi, sehingga perpindahan energi panas berubah menjadi gas. Contoh


dari metode konduksi dan evaporasi adalah penggunaan kompres hangat, dan

juga dapat dilakukan dengan obat tradisional (Cahyaningrum, 2014).

Obat tradisional adalah obat yang diolah secara tradisional dan

diajarkan secara turun temurun berdasarkan resep nenek moyang, adat istiadat,

kepercayaan atau kebiasaan setempat. Dari hasil berbagai penelitian, obat

tradisional terbukti memiliki efek samping yang minim bahkan tanpa

menimbulkan efek samping, karena bahan kimia yang terkandung dalam

tanaman obat tradisional sebagian besar dapat di metabolisme oleh tubuh Salah

satu tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengendalikan demam adalah

bawang merah (Allium Cepa var. ascalonicum). Bawang merah

mengandung senyawa sulfur organic yaitu Allylcysteine sulfoxide (Alliin).

Bawang merah yang digerus akan melepaskan enzim alliinase yang berfungsi

sebagai katalisator untuk alliin yang akan bereaksi dengan senyawa lain

misalnya kulit yang berfungsi menghancurkan bekuan darah (Utami, 2013).

Kandungan minyak atsiri dalam bawang merah juga dapat melancarkan

peredaran darah sehingga peredaran darah menjadi lancar. Kandungan lain dari

bawang merah yang dapat menurunkan suhu tubuh adalah florogusin, sikloaliin,

metialiin, dan kaemferol (Tusilawati, 2010).

Gerusan bawang merah dipermukaan kulit membuat pembuluh darah vena

berubah ukuran yang diatur oleh hipotalamus anterior untuk mengontrol

pengeluaran panas, sehingga terjadi vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah

dan hambatan produksi panas. Darah didistribusi kembali ke pembuluh darah

permukaan untuk meningkatkan pengeluaran panas. Terjadinya vasodilatasi ini

menyebabkan pembuangan panas melalui kulit meningkat, pori-pori membesar,


dan pengeluaran panas secara evaporasi (berkeringat) yang diharapkan akan

terjadi penurunan suhu tubuh mencapai keadaan normal kembali

(Cahyaningrum, 2014).

Menurut hasil penelitian (Hayuni, dkk, 2017). Penelitian menunjukkan

suhu tubuh sebelum perlakuan rata-rata responden memiliki suhu tubuh

37.8oC–39.4oC dan sesudah perlakuan rata-rata responden rata-rata 36.5oC–

37.3oC. Hasil uji Wilcoxon didapatkan bahwa nilai p-value 0,0001 lebih kecil

dari nilai (p<0,05). Pemberian kompres bawang merah efektif terhadap

penurunan suhu tubuh anak.

Hasil dari studi pendahuluan yang dilaksanakan pada hari selasa 30

Maret 2021. Bardasarkan dari hasil wawancara kepada 7 ibu yang mempunyai

balita di Desa Kujang, didapatkan hasil bahwa 5 ibu langsung membawa

anaknya ke bidan/dokter ketika mengalami demam, sedangkan 2 orang ibu

mengatakan pernah memberikan obat demam yang berasal dari pengobatan

sebelumnya. Ketika ditanya mengenai pengobatan non farmakologi seperti

pemberian kompres, dari 7 ibu tersebut 3 diantaranya pernah memberikan

kompres air hangat, sedangkan ke 2 ibu tidak pernah memberikan kompres

apapun dengan berbagai alasan tidak ada waktu, salah satu ibu mengatakan

bahwa ada penurunan suhu tubuh setelah dilakukan kompres bawang merah

selama 15 menit, dan 1 ibu mengatakan bahwa pernah menggunakan kompres

aloe vera dan kompres bawang merah, setelah dilakukan kompres selama 15

menit terdapat penurunan penurunan suhu tubuh.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

mengetahui “Perbandingan efektivitas kompres Aloe vera dan kompres

bawang merah terhadap penurunan demam pada balita di Desa Kujang,

Kecamatan Karangnunggal, kabupaten Tasikmalaya ?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Dengan penelitian ini penulis bertujuan untuk mencoba

membandingkan efektivitas kompres aloe vera dan kompres bawang

merah dalam mengatasi penurunan demam pada anak demam usia 2-3

tahun.

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus Penelitian ini yaitu diharapkan penulis mampu:

1) Mengetahui tingkat penurunan demam sebelum menggunakan

kompres aloe vera dan kompres bawang merah di Desa Kujang

Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya.

2) Mengetahui tingakt penurunan demam setelah menggunakan

kompres aloe vera dan kompres bawang merah di Desa Kujang,

Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya.

3) Mengetahui pengaruh kompres aloe vera dan kompres bawang merah

pada balita yang mengalami demam di Desa Kujang, Kecamatan

Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya.


4) Mengetahui pengaruh pemberian kompres kompres aloe vera dan

kompres bawang merah di Desa Kujang, Kecamatan Karangnunggal,

Kabupaten Tasikmalaya.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat dijadikan kajian ilmiah dalam menelaah tentang

pengetahuan terhadap penurunan demam pada anak menggunakan kompres

aloe vera dan kompres bawang merah yang sangat mudah untuk didapatkan.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi Institusi Pendidikan diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan khususnya dibidang ilmu keperawatan daandijadikan

referensi bagi mahasiswa dalam mengembangkan penelitian mengenai

efektifitas kompres aloe vera dan kompres bawang merah.

2) Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti ini diharapkan menjadi referensi untuk peneliti selanjutnya

serta lebih menggunakan sampel yang lebih banyak

E. Ruang Lingkup Peneitian

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan dilakukan di Desa

Kujang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya. Untuk populasi di

arahkan pada balita yang mengalami demam. Untuk menentukan sampel

mengunakan Accidental Sampling dan penelitian ini menggunakan metode

Quasi Eksperiment dengan rencanan yang digunakan adalah pretest dan posttest

two group desigen.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Kompres

a. Definisi

Kompres merupakan cara menjaga suhu dengan menggunakan

cairan atau alat yang dapat menjaga suhu tubuh. Ada dua jenis

kompres, yaitu kompres hangat dan kompres dingin. (Ayu, 2015).

1) Kompres hangat

adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk

yang telah dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada

bagian tubuh tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman

dan menurunkan suhu tubuh. Sebagian besar tindakan

penanganan demam yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak

yang mengalami demam berdasarkan kebiasaan dan bersifat

turun temurun (Wardiyah, 2016).

2) Kompres dingin

adalah terapi non–farmakalogi yang berfungsi mengurangi

aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi perdarahan serta

edema. Diperkirakan bahwa terapi dingin menimbulkan efek

analgetik dengan mempelambat kecepatan hantaran saraf impuls

nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Tujuan dari kompres

dingin adalah menurunkan suhu tubuh pada hipertemia,

mencegah peradangan meluas, mengurangi kongesti, mengurangi

10
11

perdarahan lokal, mengurangi rasa sakit lokal, dan agar luka

menjadi bersih. (Mubarak, 2015).

2. Aloe vera (lidah buaya)

(Gambar Aloe vera (Lidah Buaya chinensis )

Aloe vera chinensis merupakan tanaman yang berasal dari pontianak

merupakan varietas terunggul di indonesia bahkan diakui keunggulannya di dunia

tanaman jenis ini setiap peleahnya berwarna hijau terang, memiliki bintik, pelepah

menyilang ke atas bukan melebar, ujung pelepah sedikit cekug dengan ketebalan

rata-rata 1,5 - 2 cm (tanaman dewasa) dan bobot perpelepah dewasa dapat

mencapai berat 8 ons – 1,5 kg, aloe vera jenis ini bisa digunakan sebagai obat

alami penurun panas (Aseng, 2015).

a. Definisi

Aloe vera (lidah buaya) merupakan obat tradisional yang mudah

didapat karena dapat kita temukan dimana-mana khususnya dikalangan

pedagang tanaman hias, karena penampilannya yang cantik juga memiliki


12

keunikan tersendiri sebagai obat tradisional penurun suhu panas anak. Aloe

vera mengandung air hingga 95%, aloe vera memiliki fungsi konduksi

panas dan dapat mengeluarkan panas. Dengan cara ini, panas dari tubuh

responden dapat dialihkan ke aloe vera dan jaringan di sekitarnya (termasuk

pembuluh darah) akan dilakukan melalui area yang dapat menurunkan suhu

tersebut. Kemudian darah akan mengalir ke bagian tubuh yang lain, dan

terjadi proses konduksi, sehingga setelah menggunakan aloe vera sebagai

kompres suhu tubuh akan turun (As Seggaf, 2017).

b. Kandungan dan Manfaat Aloe vera

Saponin yang ada dalam lidah buaya juga bermanfaat untuk

menurunkan suhu tubuh. Ketika lidah buaya ditempelkan di dahi anak yang

demam, maka saponin pada lidah buaya akan memvasodilatasi kulit,

sehingga mempercepat efeknya menurunkan suhu tubuh. terapi kompres

lidah buaya dipilih karena 95% lidah buaya adalah air, sehingga dapat

terhindar dari alergi kulit pada pemakainya.

Saat bersentuhan dengan kulit, lidah buaya memiliki kadar air yang

tinggi dan dapat memberikan efek pendinginan. Kelembaban yang

melimpah ini dapat menurunkan demam dengan cara menyerap panas tubuh

dan memindahkan panas ke molekul air dan kemudian menurunkan suhu.

Pemberian tekanan semacam ini juga dapat menyebabkan vasodilatasi pada

tubuh. Efek vasodilatasi ini menyebabkan tubuh mengeluarkan panas

melalui kulit sebelumnya (Notoatmodjo, 2018).


13

c. Metode Kompres Aloe vera

Aloe vera dapat digunakan untuk mengompres, Salah satu

metode untuk menurunkan suhu tubuh dari luar tubuh, dengan cara meletak

kan daging Aloe vera yang dipotong dengan dan kemudian dicuci dengan

air mengalir untuk menghilangkan lendir yang ada pada aloe vera. Metode

pengeluaran panas dengan kompres aloe vera ini menggunakan prinsip

konduksi. Melalui metode tersebut, panas dari tubuh responden dapat

pindah kedalam aloe vera. Konduksi terjadi antara suhu lidah buaya dengan

jaringan sekitarnya termasuk pembuluh darah sehingga suhu darah yang

melalui area tersebut dapat menurun. Kemudian darah tersebut akan

mengalir kebagian tubuh lain dan proses konduksi terus berlangsung

sehingga setelah dilakukan kompres mrnggunakan aloe vera , suhu tubuh

responden dapat menurun (Purnomo, 2019).

3. Bawang Merah

(Gambar Bawang merah)


14

a. Definisi

Bawang merah mengandung senyawa sulfur oganic yaitu untuk

Allium Cepa var.ascalonicum (Alliin). Bawang merah yang digerus akan

melepaskan enzim allinase yang berfungsi sebagai katalisator untuk alliin

yang akan bereaksi dengan senyawa lain misalnya kulit yang berfungsi

menghancurkan bekuandarah atau melancarkan aliran darah dalam tubuh

(Utami, 2013).

b. Kandungan dan Manfaat pada Bawang Merah

bawang merah (Allium Cepa var.ascalonicum). Bawang merah

mengandung senyawa sulfur organik yaitu alil sistein sulfoksida (Alliin).

Bawang merah yang dihancurkan akan melepaskan allicinase yang

berperan sebagai katalisator allicin, yang akan bereaksi dengan senyawa

lain (seperti kulit) untuk menghancurkan gumpalan darah (Utami, 2013).

Kandungan minyak esensial pada daun bawang juga dapat memperlancar

peredaran darah, sehingga peredaran darah menjadi lancar. Kucai lain

yang dapat menurunkan suhu tubuh antara lain: foloks, siklodekstrin,

resorsinol dan cornferol (Tusilawati, 2010).

c. Metode Kompres Bawang Merah

Bawang merah dapat digunakan untuk kompres, karena bawang

merah mengandung senyawa sulfur organik yaitu allylcysteine sulfidex

(Aylin) yang berperan untuk menghancurkan bekuan darah. Cara

membuat kompres bawang merah untuk menurunkan demam anak adalah

dengan mengupas 3 buah bawang merah, potong-potong, lalu tekan pada

tulang bagian depan dan perut (Ayu et al, 2015).


15

4. Demam

a. Definisi

Sebanarnya demam hanyalah suatu gejala yang menyertai penyakit

lain. Demam merupakan tanda adanya infeksi pada tubuh anak, anak

diartikan mengalami demam apabila suhu tubuhnya mencapai lebih dari

pada 37,5oC. Demam merupakan respon normal tubuh terhadap infeksi.

Infeksi adalah masuknya mikroorganisme (makhluk hidup yang sangat

kecil) masuk kdalam tubuh dapat berupa virus, bakteri, jamur,maupun

parasit (Cahyaningrum & Putri, 2017).

Suhu tubuh normal bayi dan anak berkisar antara 36,5oC-37,5oC. Jika

suhu tubuh anak meningkat hingga 38,0oC ia terkena demam, jika turun

hingga 35,0oC ia terkena hipotermia. Kedua keadaan ini jelas bukan keadaan

normal. Demam adalah reaksi terhadap infeksi. Demam sebenarnya

merupakan tanda bahwa tubuh sedang berusaha memerangi virus atau

bakteri yang menginfeksi anak (Ayu, 2011).

Demam bukan merupakan sebuah penyakit, namun demam

merupakan sebuah tanda atau gejala dari timbulnya penyakit. Banyak

dimasyarakat kita menganggap bahwa demam merupakan sebuah penyakit

karena terlalu seringnya terjadi pada anak. Demam sebenarnya merupakan

suatu respon tubuh untuk melawan infeksi yang masuk kedalam tubuh.

Tubuh dianggap demam apabila suhu tubuh >37,5◦C, biasanya disebabkan

karena infeksi, penyakit autoimun, keganasan, ataupun obat-obatan

(Hartini, 2015).
16

b. Etiologi

Zat yang menyebabkan demam adalah pirogen. Ada dua jenis

pirogen yaitu pirogen eksogen dan endogen. Pirogen eksogen berasal dari

luar tubuh dan berkemampuan untuk merangsang interleukin-1. Sedangkan

pirogen endogen berasal dari dalam tubuh dan memiliki kemampuan untuk

merangang demam dengan mempengaruhi kerja pusat pengaturan suhu di

hipotalamus. Zat-zat pirogen endogen, seperti interleukin-1, tumor necrosis

factor (TNF), sementara (INF). Penyebab demam selain infeksi juga dapat

disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap obat,

juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: pendarahan otak,

koma).

Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosa peyebab demam

diperlukan ketelitian pengambilan riwayat pasien, pelaksanaan pemeriksaan

fisik, observasi perjalanan penyakit dan mengevaluasi pemeriksaan

labolatorium, serta penunjang lain seara tepat dan holistik. Pada pendarahan

internal, saat terjadinya reabsorpasi darah dapat pula menyebabkan

peningkatan temperatur. Suatu kenyataan perlu diketahui saat peraktek

adalah penyakit-penyakit ademik dilingkungan tempat tinggal pasien

(Sodikin, 2012). Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada demam adalah

cara timbul demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam

(Nanda, 2013).
17

c. Patofisiologi

Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non infeksi

berinteraksi dengan mekanisme pertahanan hoseps. Saat mekanisme ini

berlangsung bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis leukosit,

makrofag, serta limposit pembunuh yang memiliki granula dalam ukuran

besar. Seluruh sel ini kemudian mencerna hasil pemecahan bakteri, dan

melepaskan zat interleukine dalam cairan tubuh (zat pirogen

leukosit/pirogen endogen). Pada saat interleukin-1 sudah sampai

kehipotalamus akan mnimbulkan demam dengan cara meningkatkan

temperatur tubuh dalam waktu 8-10 menit. Interleukin-1 juga memiliki

kemampuan untuk memproduksi pembentukan prostagladin ataupun zat

yanag memiliki kesamaan dengan zat ini, kemudian bekerja dibagian

hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam (Sodikin, 2012).

d. Mekanisme terjadinya demam

Demam merujuk kepada peningkatan suhu tubuh akibat infeksi atau

peradangan. Sebagai respon terhadap masuknya mikroba, sel-sel fagostik

tertentu (makrofag) mengeluarkan suatu bahan kimia yang dikenal sebagai

pirogen endogen yang bekerja pada temperatur hipoalamus untuk

meningkatkan patokan termostat. Hiptalamus sekarang

mempertahankannya pada suhu ditingkat yang baru dan tidak

mempertahankannya di suhu normal tubuh. Jika sebagai contoh, pirogen

endogen meningkatkan titik patokan menjadi 102oF (38,9oC). Hipotalamus

mendeteksi bahwa suhu normal pra-demam terlalu dini sehingga bagia

otakini memicu mekanisme-mekanisme respons dingin untuk


18

meningkatkan suhu menjadi 102oF (38,9oC). Secara fisik, hipotalamus

memicu menggigil agar produksi panas segera meningkat, dan mendorong

vasokontraksi kulit untuk segera mempengaruhi pengeluaran panas, kedua

tindakan ini mendorong suhu naik dan mengakibtakan terjadinya demam

(Sherwood, 2014).

e. Tanda dan Gejala

Sewaktu demam berlangung, akan terlihat bebagai gejala klinis pada

demamnya. Ada 3 fase yang terjdi selama demam berlansung, yaitu :

1) Fase I (awitan dingin atau menggigil)

Pada fase awal ini demam akan disertai dengan :

a) Peningkatan denyut jantung

b) Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan

c) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot

d) Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi

e) Merasakan sensasi dingin

f) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontruksi

g) Rambut kulit berdiri

h) Pengeluaran keringat berlebihan

i) Peningkatan suhu tubu

2) Fase II (proses demam)

Selama proses demam berlangsung akan disertai dengan :

a) Proses menggigil hilang

b) Kulit terasa hangat (panas)

c) Merasa tidak panas (dingin)


19

d) Peningkatan nadi dan laju pernapasan

e) Peningkatan rasa haus

f) Dehidrasi ringan hingga berat

g) Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel saraf Lesi

mulut

h) Kehilangan nafsu makan (bila demam memanjang)

i) Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat

katabolisme protein

3) Fase III (pemulihan)

Saat fase pemuliha makan akan disertai :

a) Kulit tampak merah dan hangat

b) Berkeringat

c) Menggigil ringan

d) Kemungkinan mengalami dehidrasi

f. Komplikaasi

1) Dehidrasi

2) Kekurangan oksigen

3) Kerusakan neurologis

4) Kejang

g. Pengaturan suhu
Pada manusia, suhu tubuh cenderung berfluktuasi tiap saat. Ada

banyak faktor yang menjadi penyebab fluktuasi suhu tubuh tersebut,

agar suhu tubuh mampu dipertahankan secara konstan, maka

diperlukan pengaturan (regulasi) suhu tubuh. Keseimbangan antara


20

produksi panas dan kehilangan panas akan menentukan suhu tubuh.

Keseimbangan tersebut dipengaruhi oleh karena kecepatan reaksi

kimia bervariasi sesuai suhu, selain itu sistem enzim tubuh juga

memiliki rentang suhu yang sempit agar berfungsi optimum, maka

fungsi tubuh yang normal tergantung pada suhu badan yang relatif.

Suhu tubuh manusia diatur oleh suatu mekanisme umpan balik (feed

back) yang berada dipusat pengaturan suhu (hipotalamus).

Hipotalamus merupakan pusat pengaturan utama temperatur

tubuh (termoregulasi), yang mendapat stimulasi baik fisik ataupun

kimia, adanya cedera mekanisme yang terjadi secara langsung atau

akibat terpapar zat kimiawi pada pusat-pusat tersebut akan akan

menjadi penyebab demam. Tetapi bentuk stimulasi tersebut tidak selalu

ditemukan pada berbagai jenis demam yang berhubungan dengan

infeksi, neoplasma, hipersemsivitas, dan juga penyebab radang lainnya.

Pengaturan suhu suau mekanisme, pada saat pusat temperatur

atau dihipotalamus mendeteksi adanya suhu tubuh yang terlalu panas,

maka tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme

umpan balik ini akan terjadi bila suhu inti tubuh sudah melewati

ambang batas toleransi tubuh untuk mempertahankan batas suhu, atau

yang disebut dengan titik tetap (set point).

Set point (titik tetap) tubuh akann dipertahankan supaya suhu inti

teteap konstan pada kisarn 37,5oC. Pada saat suhu tubuh meningkat

melebihi titik teteap (set point), maka keadaan ini akan merangsang
21

hipotalamus untuk melakukan berbagai mekanisme agar suhu mampu

diertahankan dengan cara menurunkan produksi panas dan

meningkatkan pengeluaran panas sehinga suhu kembali pada titik tetap.

Sedangkan bila suhu tubuh inti dibawah titik tetap (37oC), tubuh akan

menjalankan mekanisme untuk meningkatkan produksi panas dengan

menurunkan laju penurunan panas tubuh dari lingkungan (Sodikin,

2012).

h. Penatalaksanaan

1) Pemberian anti piretik

Terapi anti piretik bermanfaat pada penderita beresiko

tinggi bagi yang menderita kardiopulmanalkoris, gangguan

metabolik, atau penyakit neurologis dan pada mereka yang

beresikomengalami kejang demam. Selain memberikan

kesembuhan simtomatis, terapi anti piretik tidak mengubah

perjalanan infeksi biasa pada anak normal, dan dengan demikian

tetap kontraversial pada penderita demam (Nelson, 2012).

Indikatot pemberian antipiretik, antara lain :

1. Demam lebih dari 37oC yang berhubungan dengan gejala nyei

atau tidak nyaman, bisa timbul pada keadaan ototis media

maupun mialiga.

2. Demam lebih dari 40oC

3. Demam berhubungan dengan peningkatan kebutuhan

metabolisme. Keadaan-keadaan berikut juga memerlukan


22

pemberian antipiretik seperti gizi buruk, penyakit jantung,

luka bakar, atau pasca operasi.

4. Anak dengan riwayat kejang atau delirium yang disebabkan

demam.

2) Metode fisik

Tindakan pendinginan secara tradisional. Seperti, memakai

pakaian minimal, memanjang kulit dengan udara, dan menurunkan

suhu kamar, menngkatkan sirkulasi udra, dan pemberian kompres

pada bagian tubuh (misalnya di dahi) efektif jika diberikan kurang

lebih 1 jam setelah pemberian, jika diberikan kurang lebih 1 jam

setelah pemberian antipiretik sehingga set point dapat menurun.

Metode penanganan demam secara fisik, memungkinkan tubuh

kehilanagan panas dengan cara konduksi, konveksi, atau

penguapan. Berikan minum + 1000-1.500 cc, karena adanya

penguapan cairan yang berlebihan pada saat demam melalui

keringat.

3) Metode Kompres Aloe Vera

Pengguaan kompres aloe vera ini dipilih karena

merupakan obat tradisional. Aloe vera memiliki kandungan air

sebanyak 95%. Banyaknya kandungan air dalam lidah buaya

ini dapat memberikan efek dingin pada saat bersentuhan dengan

kulit. Kandungan air yang besar dalam lidah buaya juga dapat

dimanfaatkan untuk menurunkan demam melalui mekanisme

penyerapan panas dari tubuh dan mentransfer panas tersebut ke


23

molekul air kemudian menurunkan suhu tubuh anak. Cara

pengaplikasinya 30 gram Lidah buaya dipotong kemudian dicuci

dengan air mengalir dan untuk menghilangkan lendir yang ada

pada lidah buaya tersebut. Pemberian kompres dilakukan ada

area axila dengan menggunakan kasa selama 15 menit dan

dilakukan pengukuran suhu pada sebelum dan setelah

pemberian kompres lidah buaya menggunakan termometer

digital yang dilakukan pada area axila (As Seggaf et al., 2017).

Aloe vera sudah terbukti memiliki efek sebagai

antipiretik, hal ini dibuktikan bersadasarkan hasil dari penelitian,

bahwa kompres aloevera berpengaruh dalam menurunkan suhu

tubuh anak usia sekolah dengan demam. Aloe vera yang sering

disebut dengan tanaman hias merupakan contoh perpindahan pans

dengan metode konduksi. Maka dari itu alovera bisa digunakan

untuk menurunkan panas atau suhu tubuh pada anak karena

aloevera memiliki kandungan 95% didalam aloe vera adalah air

yang berfungsi menurunkan suhu tubuh anak dengan kompres

aloevera ini menggunakan prinsip konduksi. Melalui metode

tersebut, panas dari tubuh responden dapat pindah kedalam aloe

vera. Konduksi terjadi antara suhu aloevera dengan jaringan

sekitarnya termasuk pembuluh darah melalui area tersebut dapat

menurunkan suhu tubuh. Kemudian darah tersebut akan mengalir

kebagian tubuh lain proses konduksi berlangsung sehingga setelah


24

dilakukan kompres menggunakan aloe vera suhu tubuh akan terjadi

penurunan mencapai angka normal (As Seggaf et al., 2017).

Pengompresan menggunakan aloe vera diaplikasikan

pada anak usia 2-3 tahun.

4) Metode Kompres Bawang Merah

Bawang merah mengandung senyawa sulfur organic yaitu

Allylcysteine sulfoxide (Alliin). Bawang merah yang digerus akan

melepaskan enzim alliinase yang berfungsi sebagai katalisator

untuk alliin yang akan bereaksi dengan senyawa lain misalnya kulit

yang berfungsi menghancurkan bekuan darah (Utami, 2013).

Kandungan minyak atsiri dalam bawang merah juga dapat

melancarkan peredaran darah sehingga peredaran darah menjadi

lancar. Kandungan lain dari bawang merah yang dapat

menurunkan suhu tubuh adalah florogusin, sikloaliin, metialiin,

dan kaemferol (Tusilawati, 2010). Gerusan bawang merah

dipermukaan kulit membuat pembuluh darah vena berubah ukuran

yang diatur oleh hipotalamus anterior untuk mengontrol

pengeluaran panas, sehingga terjadi vasodilatasi (pelebaran)

pembuluh darah dan hambatan produksi panas. Darah didistribusi

kembali ke pembuluh darah permukaan untuk meningkatkan

pengeluaran panas. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan

pembuangan panas melalui kulit meningkat, pori-pori membesar,

dan pengeluaran panas secara evaporasi (berkeringat) yang


25

diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh mencapai keadaan

normal kembali.

Cara yang dilakukan dalam pembuatan kompres bawang

merah untuk menurunkan demam pada anak yaitu 30 gram bawang

merah, parut kemudian tempelkan menggunakan kain kasa

dibagian axila anak. Pengompresan menggunakan bawang merah

diaplikasikan pada anak usia 2-3 tahun.

5. Balita

a. Definisi Balia

Balita adalah istilah umum untuk anak usia 1-3 tahun (anak kecil)

dan anak prasekolah (3-5 tahun). Ketika masih balita, anak-anak masih

bergantung sepenuhnya pada orang tuanya untuk kegiatan penting seperti

mandi, buang air besar dan makan. Perkembangan berjalan dan berbicara

sdah bertambah baik. Namun kemampuan lainnya masih terbatas

(Suryono, 2010).

b. Pertumbuhan Balita

Pertumbuhan merupakan suatu perubahan jumlah, besar, ukuran

yang dapat dinilai dengan ukuran gram (gram, pound, kilogram) serti

tinggi badan dan berat badan.(Purwandari, dkk, 2014).

c. Perkembangan Balita

Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur

sebagai hasil dari proses pematangan. Proses ini menyangkut

perkembangan sel tubuh, organ dan sistem tubuh yang berkembang


26

untuk memenuhi fungsinya, termasuk juga perkembangan intelektual,

emosional dan tingah laku (Soetjiningsih, 2015).

6. Data dari profil Puskesmas Karangnunggal.

Puskesmas Karangnunggal berada di Jl.Raya Karangnunggal, No. 12,

Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya merupakan bagian dari

pemerintah Kabupaten Tasikmalaya, yang meliputi 14 desa yaitu :

Karangnunggal, Karangmekar, Cibatuireng, Sarimanggu, Cikukulu, Cikupa,

Ciawi, Cikapinis, Sarimukti, Cibatu, Cintawagi, Sukawangun, Kujang dan

Cidadap. Berdasarkan data lapran jumlah balita di Puskesmas karangnunggal

2021.

Tabel 2.3 Data Profil Puskesmas Karangnunggal


Jumlah Balita di Puskesmas Karangnunggal
Tahun Jumlah Perempuan Laki-laki
2019 6451 3211 3240
2020 4200 2050 2150
(Lapran tahunan Puskesmas Karangnunggal 2020).

PRIORITAS
Balita
No Desa Perempuan Laki-laki Jumlah
1 Kujang 165 148 312
2 Sarimukti 149 159 308
3 Cintawangi 132 173 305
4 Cikapinis 155 150 305
5 Sukawangun 166 138 304
6 Ciawi 160 142 302
7 Sarimanggu 142 158 300
8 Cibatu 152 147 299
9 Karangmekar 130 167 297
10 Cikupa 142 153 295
11 Karangnunggal 140 155 295
12 Cibatuireng 146 148 294
13 Cikukulu 131 162 293
14 Cidadap 140 152 291
Jumlah 2050 2150 4200
(Laporan profil Puskesmas Karangnunggal 2020)
27

B. Kerangka Konseptual

Variabel Independen Variabel Dependen

Efektifitas kompres aloe vera


dan Penurunan
Demam
kompres bawang merah

Variabel Counfounding
Komplikasi
1. Dehidrasi
2. Kekurangan oksigen
3. Kerusakan
neurologis
4. Kejang

: variabel diteliti
: variabel tidak diteliti
: Dihubungkan
: Tidak dihubungkan
(Gambar B Kerangka Konseptual)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian pada hakikatnya merupakan suatu strategi penelitian

dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan

data (Nursalam, 2017). Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitiannya yaitu

kuantitatif, metode quasi ekperimen dan rancangan penelitiannya yaitu pre-test

post-test dengan dua perbandingan perlakuan. Penelitian dirancang dengan

membuat dua kelompok perlakuan, untuk mendapatkan data pre-test peneliti

melaksanakan pengukuran suhu tubuh sebelum pengompresan, dan sesudah

pengompresan (post-test). Penelitian menggunakan dimana penelitian ini

menganalisis perbedaan kompres aloe vera dan kompes bawang merah pada

kelompok eksperimen yang sampelnya di obserpasi terlebih dahulu sebelum di

perlakuan kemudian setelah diberikan perlakuan sampel tersebut dioservasi

(Notoatmodjo, 2018).

Tabel 3.1 Skema Penelitian Two Group Preest-Posttest Control Grup

(Notoatmodjo, 2018).

Kelompok Pra Perlakuan Post

Kelompok A O1 X1 O2

Kelompok B O1 X2 O2

Keteranagn

O1 : Pengukuran awal sebelum dilakukan perlakuan (pretest)

X1 : Perlakuan (Pemberian kompres aloe vera)

28
29

X2 : Perlakuan (Pemberian kompres bawang merah)

O2 : Pengukuran kedua setelah dilakukan perlakuan (prosttest)

Berdasarkan desain penelitian yang telah dilakukan, penelitian melakukan

dua kali tes pada masing-masing kelompok. Tes awal dilakukan terhadap kelompok

A dan kelompok B untuk mengukur suhu tubuh sebelum diberikan kompres.

Kemudian pada tes akhir kelompok A dan kelompok B dilakukan dengan cara yang

sama pada tes awal untuk mengetahui tingkat penurunan suhu tubuh setelah

dilakukan kompres.

Setelah kedua kelompok melakukan tes akhir, hasil keduanya kemudian

dibandingkan. Perbedaan yang signifikan antara kedua nilai di kelompok A dan

kelompok B akan menunjukan pengaruh dari perlakuan yang telah diberikan.

B. Paradigma penelitian

Paradigma penelitian diartikan sebagai pola fikir yang menunjukan

hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan

rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan

untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistik

yang akan digunakan (Sugiyono, 2013).

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka penulis merumuskan paradigma

penelitian pada gambar B sbagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen


Efektifitas kompres aloe vera Penurunan
dan Demam
kompres bawang merah

Variabel Counfounding
Komplikasi
5. Dehidrasi
6. Kekurangan oksigen
7. Kekuranagn
neurologis
8. Kejang
30

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang

masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis

ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan

diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak

bertentangan dengan hipotesis tersebut (Siyoto, 2015).

Berdasarkan tinjauan teori yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan

hipotesa penelitian yaitu :

1. Hipotesis alternatif (Ha)

Ha : Ada perbedaan antara efektifitas kompres aloe vera dan kompres

bawang merah terhadap penurunan demam pada balita di Desa Kujang,

Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya.

2. Hipotesis Nol (H0)

Ho : Tidak ada perbedaan antara efektifitas kompres aloe vera dan kompres

bawang merah terhadap penurunan demam pada balita di Desa Kujang,

Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut, sifat, nilai dari suatu objek atau kegiatan ynag

telah memiliki variasi yang telah ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan

dibuat kesimpulannya (Sugiono, 2016). Pada penelitian ini penelitian menetukan

variabel independen dan variabel dependen yaitu :

1. Variabel independen

Variabel indevendent adalah yang mempengaruhi atau nilainya

menetukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh


31

penelitian menciptakan suatau dampak pada variabel terkait. Variabel

independen biasanya dimanipulasi, diamati, diukur untuk diketahui hubungan

atau pengaruh terhadap variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel independen

pada penelitian ini adalah kompres aloe vera dan komres bawang merah.

2. Variabel dependen

Variabel dependent dipengaruhi hasilnya serta ditentukan oleh variabel lain,

variabel ini mengamati perilaku dari kelompok yang memberikan stimulus,

variabel ini yang menjad vaktor yang akan diamati serta diukur sehingga

menetukan ada tidaknya hubungan variabel bebas (Nursalam, 2016). Variabel

dependen/terikat dalam penelitian ini yaitu demam.

E. Definisi konseptual Dan Definisi Oprasional

1. Konseptual

Definisi konseptual adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk

mengadakan klarifikasi atau penggolongan yang pada umumnya dinyatakan

dengan suatu istilah atau rangkaian kata (Soedjadi,2014)

2. Oprasional

Variabel adalah batasan dan cara pengukuran variabel yang akan diteliti.

Definisi operasional variabel disusun dalam bentuk matriks, yang berisi : Nama

semua variabel yang diteliti pada kerangka konsep penelitian, deskripsi

variabel, alat ukur, hasil ukur, dan skala ukur yang digunakan. Definisi

operasional dibuat untuk memudahkan dan menjaga konsistensi pengumpulan

data untuk menghindari perbedaan interprestasi serta membatasi ruang lingkup

variabel (Sudibyo,2013).
32

Menurut Notoatmodjo (2010) biasanya definisi operasional itu disajikan

dalam bentuk “matrix” yang terdiri dari beberapa kolom-kolom :

1) Definisi Operasional

Definisi operasional adalah tentang alasan variabel yang dimaksud,

atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan.

2) Cara pengukuran

Cara pengukuran adalah dengan metode atau cara apa yang digunakan

peneliti untuk mengukur atau memperoleh informasi (data) untuk variabel

yang bersangkutan.

3) Hasil ukur atau kategori

Hasil ukur atau kategori adalah mengelompokkan hasil pengukuran

variabel yang bersangkutan.

4) Skala pengukuran

Pengukuran variabel dikelompokan menjadi empat skala pengukuran, yaitu:

a. Skala nominal adalah skala yang paling sederhana,disusun menurut

jenisnya (kategorinya) atau fungsi bilangan hanya sebagai symbol untuk

membedakan sebuah karakteristik dengan karakeristik yang lainnya

seperti jenis kelamin

b. Skala ordinal adalah pengukuran yang mana skala yang digunakan

disusun secara runtut dari yang rendah sampai yang tinggi, seperti

rangking, urutan, pangkat

c. Skala interval adalah skala yang menunjukan jarak satu dengan data

yang lain dengan bobot nilai yang sama. Angka nol hanya
33

menggambarkan satu titik dalam skala (tidak punya nilai 0 absolut)

seperti suhu 00 atau -10

d. Skala rasio adalah skala yang benar-benar memiliki 0 mutlak. Dengan

demikian skala rasio menunjukan jenis pengukuran yang sangat jelas

dan akurat seperti berat badan dan tinggi badan.

Tabel 3.2 Definisi Oprasional

No Variabel Definisi Oprasional Alur Ukur Hasil Ukur Sekala

1 Kompres Memberikan kompres -


aloe vera pada area
Aloe vera axila/ketiak sebanyak
30 gram aloe vera
yang sudah di
haluskan dengan
menggunakan
kain/kasa selama 15
menit untuk 1x
pengompresan dengan
jangka waktu
pengkukuran suhu
tubuh selama 3 menit
setelah pengompresan
2 Kompres Memberikan kompres
bawang bawang merah pada
merah area axila/ketiak
sebanyak 30 gram
bawang merah yang
sudah di haluskan
dengan menggunakan
kain/kasa selama 15
menit untuk 1x
pengompresan dengan
jangka waktu
pengkukuran suhu
tubuh selama 3 menit
setelah pengompresan
34

3 Penurunan Suhu tubuh normal Thermome Suhu tubuh Interval


demam bayi dan anak-anak ter Digital dalam celcius
adalah kisaran 36,5oC- Biasa dengan
37,5oC (Ayu, 2011) (Mattcare) kategori
(Hidyatulo 36,0oC-
h, 2019) 37,5oC
>38,0oC
(Ayu, 2011)

F. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut sugiyono (2015), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanya.

Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh

subjek atau objek itu.

Populasi dalam penelitia ini adalah seluruh keluarga yang mempunyai balita

di Desa Kujang, Kec.Karangnunggal, Kab.Tasikmalaya sebanyak 20 orang.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2013), bahwa sampel merupakan sebagian atau

wakil populasi yang telah di teliti. Sampel penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Accidental Sampling. Accidental Sampling adalah

teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu konsumen yang

secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan


35

sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok

sebagai sumber data.

Kriteria Sampel :

pengaruh terhadap Penentuan kriteria sampel sangat membantu

penelitian, khususnya jika terdapat variabel-variabel kontrol ternyata

mempunyai variabel yang diteliti (Nursalam, 2013).

Berikut adalah kriteria inklusi dan ekslusi yang harus ada pada sample:

1) Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitan

dari suatu populasi target yang diteliti. Kriteria dalam penelitian ini

adalah:

a. Balita yang sedang mengalami demam dengan kategori sub febris

(37,5oC – 38,4oC).

b. Balita yang bersedia menjadi responden usia 2-3 tahun.

c. Demam dalam rentan waktu 1-3 hari.

2) Kriteria ekslusi

Kriteria eksklusi adalah dengan cara menghilangkan atau

mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi karena

berbagai macam penyebab. Responden yang telah memenuhi

kriteria eksklusi sebagai berikut :

a. Balita yang tidak bersedia menjadi responden

b. Balita sehat

c. Balita yang sudah mendapatkan antibiotik dan antipiretik

d. Balita dengan riwayat infeksi berat.


36

e. Balita dengan riwayat kejang demam.

G. Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasil lebih baik sehingga lebih mudah diolah (Saryono, 2011). Instrumen

dalam penelitin ini yaitu lembar observasi berisikan data responden dari

hasil pengamatan selama penelitian. Hasil pengumpulan data berdasarkan

perhitungan diatas, dianalisis melalui uji statistic t-test.

2. Validitas dan Reliabilitas

a) Validitas

Validitas merupakan indeks yang menunjukan alat ukur tersebut

benar-benar mengukur apa yang diukur. Prinsip validitas mengacu pada

pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen

dalam pengumpulan data (Saryono, 2009). Reliabilitas merupakan

kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan

tersebut diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan.

Alat ukur yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah lembar

observasi demam. Lembar observasi merupakan alat ukur baku yang

digunakan untuk mengukur demam, sehingga tidak perlu dilakukan uji

validitas.

b) Realibilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hasil


37

pengukuran konsisten atau tetap azas bila dilakukan pengukuran

berulang (Saryono, 2011). Pada penelitian ini tidak dilakukan uji

reliabilitas, karena skala yang digunakan sudah dibakukan.

H. Langkah-Langkah Penelitian

1. Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian dari Universitas Bhakti

Kencana Tasikmalya ke kantor Kesatuan Bangsa dan politik.

2. Surat ijin penelitian di kirimkan ke kantor Desa Kujang Keamatan

Karangnunggal. Permohonan ijin disetujui, selanjutnya peneliti

mengajukan permohonan bimbingan penelitian dari Kepala Desa dan

menyampaikan maksud tujuan kepada responden berkaitan dengan

penelitan.

3. Peneliti melakukan studi dokumentasi untuk mengumpulkan data

sekunder.

4. Menunggu pasien yang mengalami demam di Desa Kujang, selanjutnya

melakukan koordinasi dengan kepala Desa, Bidan desa dan Kader

kesehatan di Desa Kujang.

5. Peneliti menanyakan apakah bersedia menjadi responden.

6. Jika bersedia maka lakukan informed consent.

7. Peneliti berkunjung ke rumah responden untuk melakukan

pengompresan.

8. Peneliti melakukan pengumpulan data secara langsung kepada

responden yang telah terpilih.

9. Melaporkan hasil pengumpulan data.


38

I. Pengolahan Data dan Analisa Data

1. Pengolahan data

Menurut Notoadmodjo dalam Harlis (2019) agar analisis penelitian

menghasilkan informasi yang benar, maka dilakukan pengolahan data

terlebih dahulu. Tahapan pengolahan data yaitu sebagai berikut :

a. Editing

Memastikan jumlah sesuai atau tidak, mengedit data supaya

sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Coding

Tahapan ini adalah memberikan kode identitas responden

dan kode skoring.

c. Scoring

Tahpan ini dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban

sehingga setiap jawaban responden dapat diberikan sekor

d. Tabulating

Tahap ini dilakukan untuk menghitung hasil pengukuran

suhu tubuh responden.

e. Entering

Memastian data yang akan diskor kedalam komputer untuk

proses analisa data dengan menggunakan komputer.


39

2. Analisa Data

Setelah dilakukan pengumpulan data, maka komponen variabel

penelitian dapat dilakukan analisis. Berdasarkan Saryono (2011),

analisis data dilakukan dalam 2 tahap yaitu:

a. Analisis Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk mendeskripsikan setiap

variabel yang diukur dalam penelitian. Analisa ini menghasilkan

distribusi dan presentase dari setiap variabel. Dalam penelitian ini

analisa univariat digunakan untuk mengetahui gambaran dari

variabel penelitian yaitu menggunakan nilai standar deviasi (SD),

mean, min, maks dan median.

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang digunakan terhadap dau

variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmojo,

2012).

Teknik analis yang digunakan untuk mengetahui tingkat

penur suhu tubuh sebelum dan sesudah di berikan kompres aloe vera

dan kompres bawang merah menggunakan uji statistik Peried t-test

karena data distribusi norma. Teknik analisa yang digunakan untuk

mengetahui perbandingan efektifitas antara kelompok yang diberi

kompres aloe vera dan bawang merah terhadap penurunan suhu

tubuh menggunakan uji statistik Independen t-test. Beberapa syarat

penggunaan independen t-test :

1. Sampel dalam jumlah kecil


40

2. Sekala data interval / rasio

3. Data homogen

4. Data berdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan digunakan dalam uji t

adalah sebagai berikut :

1) Jika nilai porbabilitas signifikansi > 0,05, maka hipotesis

ditolak. Hipotesis ditolak mempunyai arti bahwa variabel

independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

2) Jika nilai porbabilitas signifikasi < 0,05, maka hipotesis

diterima. Hipotesis tidak dapat ditolak mempunyai arti bahwa

variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen.

J. Etika Penelitian

Penelitian ini menjamin hak-hak responden dengan cara

merahasiakan identitas responden selama hal itu tidak diperlukan dalam

penelitian. Selain itu peneliti memberikan hak kepada responden untuk

menolak dijadikan responden penelitian atau keluar penelitian.

1. Informed consent

Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada calon responden,

agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian.

2. Self determination (menentukan sendiri)

Peneliti pada tahap ini memberikan jaminan kepada responden,

untuk diperlakukan secara manusia.


41

3. Privacy (kelurusan pribadi)

Peneliti pada tahap menjamin secara rahasia responden dan tidak

menggunakan data tanpa sepengetahuan responden serta tidak

membocorkannya pada pihak lain.

4. Anonymity (tanpa nama) dan Confidentiality (kerahasiaan)

a. Anonymity

Peneliti dalam melakukan penelitian ini tidak mencantumkan

nama asli responden pada lembar obserpasi dan hanya memberikan

kode angka pada lembar tersebut.

b. Confidentiality

Peneliti dalam penelitian ini menjamin kerahasiaan hasil

penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua

data yang telah dikumpulkan dari responden dijamin kerahasiannya

kecuali kelompok data tersebut dilaporkan.

5. Fair treatment

Peneliti memberikan jaminan kepada responden untuk diperlakukan

secara adil baik sebelum, selama dan sesudah keikut sertaannya dalam

penelitian tanpa adanya diskriminasi.

6. Protect from discompfort and harm (dilindungi dari rasa tidak nyaman

dan dirugikan)

Peneliti membuat suasana pengumpulan menjadi seperti suasana

kekeluargaan.
42

K. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal

Kabupaten Tasikmalaya. Waktu penelitian pata tanggal 16 Juni sampai 16

Juli 2021.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Analisa Univariat

a. Suhu tubuh sebelum intervensi

Tabel 4.1
Suhu tubuh sebelum menggunakan kompres aloe vera dan bawang
merah di Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal
Kabupaten Tasikmalaya

N Min Maks Mean SD

Aloe vera 10 37,6 38,4 37,92 290

Bawang merah 10 37,6 38,3 37,95 227

Sumber : Analisa Data Primer, 2021

Data pada tabel 4.1 menunjukan suhu tubuh responden sebelum

dilakukan intervensi yang diberikan kompres aloe vera paling rendah

adalah 37,6 dan paling tinggi adalah 38,4 dengan rata-rata tingkat

penurunan sebesar 37.92oC,dengan standar devinasi 290. Kemudian

respnden yang diberikan kompres bawang merah paling rendah 37,6

paling tinggi 38,3 dengan rata-rata penurunan demam 37,95oC, dengan

standar devinasi 227.

43
44

b. Suhu tubuh setelah intervensi

Tabel 4.2
Suhu tubuh setelah diberikan kompres aloe vera bawang merah di
Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya
N Min Maks Mean SD

10 36,7 38,0 395


Aloe vera 37,55

10 36,5 37,2 36,78 301


Bawang merah

Sumber : Analisa Data Primer, 2021

Tabel 4.2 menunjukan suhu tubuh setelah diberikan intervensi

berupa kompres aloe vera paling rendah 36,7 dan paling tinggi 38,0

dengan nilai rata-rata tingkat penurunan demam sebesar 37,55oC dengan

standar deviasi 395. Kemudian responden yang diberikan kompers

bawang merah paling rendah 36,5 dan paling tinggi 37,2 dengan tngkat

penurunan 36,78oC dengan standar deviasi 301.

2. Analisa Bivariat

a. Pengaruh kompres aloe vera terhadap penurunan demam pada balita

Tabel 4.3
Pengaruh kompres aloe vera terhadap penurunan demam pada
balita di Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal
Kabupaten Tasikmalaya
N Mean Selisih T hitung P value

Pre test 10 37,92


0,37 3,315 0,009
Post test 10 37,55

Sumber : Analisa Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.3 mrnunjukan rata-rata pengaruh sebelum

dilakukan kompres aloe vera adalah 37,92oCdan terjadi penurunan


45

setelah dilakukan tindakan kompres aloe vera menjadi 37,55oC,

sehingga ada selisih atau penurunan sebesar 0,37. Hasil uji statistik

menggunakan uji t paried tesdidapatkan nilai T hitung sebesat 3,315

dan P value 0,009 (<0,05). Artinya terdapat pengaruh kompres aloe

vera terhadap penurunan demam pada balita Di Desa Kujang

Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.

b. Pengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan demam pada

balita

Tabel 4.4
Pengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan demam
pada balitadi Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal
Kabupaten Tasikmalaya
N Mean Selisih T hitung P value

Pre test 10 37,95


1.17 17,528 0,000
Post test 10 36,78

Sumber : Analisa Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan rata-rata pengaruh

sebelum pemberian kompres bawang merah adalah 37,95oC dan terjadi

penurunan setelah pemberian kompres bawang merah 36,78oC

sehingga ada selisih atau penurunan sebesar 1.17. Hasil uji statistik

menggunakan uji perid tes didapatkan nilai T hiting sebesar 17,528 dan

P value 0,000 (<0,05). Artinya terdapat pengaruh bawang merah

terhadap penurunan demam pada balita Di Desa Kujang Kecamatan

Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.

c. Perbandingan efektifitas antara kompres aloe vera dengan kompres

bawang merah pada balita berdasarkan hasil uji normalitas didaptkan


46

hasil kelompok aloe vera yaitu p = 0,300 > 0,05, kemudian hasil

kelompok bawang merah yaitu p = 0,607 > 0,05, maka dapat

disimpulkan keua kelompok tersebut memiliki data berdistribusi

normal sehingga analisa bivariat menggunakan uji t paired sampel dan

independen

Tabel 4.5
Perbandingan efektifitas antara kompres aloe vera
dengan kompres bawang merah
Jenis terapi Mean N T hitung P value
Post test kompres 37,55 10 3,315 0,000
aloe vera
Post test kompres 36,78 10 17,528
bawang merah
Sumber : Analisis Data Primer, 2021

Berdasarkan tabel 4.5 menujukan bahwa pemberian kompres aloe

vera di dapat nilai mean 37,55 oC dan post kompres bawang merah di

dapat nilai mean 36,78 oC didapatkan nilai P 0,000 dimana (< 0.05).

Artinya terdapat perbedaan efektivitas kompres aloe vera dan

kompres bawang merah terhadap penurunan demam pada balita Di

Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.

f. Pembahasan

1. Suhu tubuh sebelum diberikan kompres aloe vera dan kompres

bawang merah berdasakan hasil penelitian yang didapatkan suhu

tubuh responden sebelum dilakukan intervensi yang diberikan kompres

aloe vera paling rendah adalah 37,6 dan paling tinggi adalah 38,4

dengan rata-rata suhu tubuh sebesar 37,92oC,dengan standar devinasi

290. Kemudian respnden yang diberikan kompres bawang merah paling


47

rendah 37,6 paling tinggi 38,3, dengan rata-rata suhu tubuh sebesar

37,95oC, dengan standar devinasi 227.

Melihat dari data tersebut menunjukan kedua kelompok baik yang

diberi kompres ale vera dan kompres bawang merah sama-sama

mengalami suhu tubuh >37,5oC. Pengukuran suhu tubuh menggunakan

termometer digital biasa pada balita yang mengalami demam pada

balita dapat dketahui tanda objekif dari responden seperti rewel, mudah

menangis, lesu, nafsu makan berkurang, kebiasaan tidur mengalami

perubahan.

2. Suhu tubuh setelah dilakukan intervensi

Hasil penelitian didapatkan bahwa suhu tubuh responden setelah

diberikan kompres aloe vera paling rendah 36,7 dan paling tinggi 38,0

dengan nilai rata-rata tingkat penurunan demam sebesar 37,55oC

dengan standar deviasi 395. Kemudian responden yang diberikan

kompers bawang merah paling rendah 36,5 dan paling tinggi 37,2

dengan tngkat penurunan 36,78oC, dengan standar deviasi 301.

Melihat dari data tersebut dapat dikemukakan bahwa, hasil

penelitian terhadap 20 balita setelah diberikan itervensi ini didapatkan

tanda objektif responden antara lain penngkatan suhu tubuh berkurang,

perubahan ini menunjukan bahwa kompres yang diberikan (aloe vera

dan bawang merah) dapat menurunkan suhu tubuh pada balita yang

sedang mengalami demam.

Hal ini sejalan dengan penelitian Tulistnawati (2010) menyatakan

bahwa ramuan pengobatan herbal yang dapat menurunkan demam pada


48

anak. Salah satu teknik non farmakologi adalah menggunakan aloe vera

dan bawang merah. Kedua terapi ini tidak membutuhkan dana yang

banyak dan mudah didapat karena untuk membuat caranya sangat

mudah dan bahan-bahan yang digunakan ada disekitar.

3. Pengaruh kompres aloe vera terhadap penurunan demam pada balita

Hasil penelitian didapat rata-rata peningkatan suhu tubuh sebelum

diberikan kompres aloe vera sebesar 37,92oC, hal ini terjdai penurunan

setelah diberikan intervensi menjadi 37,55 oC, sehingga ada selisih atau

penurunan sebesar 0,37oC.

Melihat dari data tersebut, peneliti berpendapat bahwa pemberian

kompres aloe vera dapat menurunkan suhu tubuh dimana penurunan

suhu tubuh tersebut sebesar 0,37oC. sehingga terdapat penurunan suhu

tubuh. Hal ini diperkuat dengan hasil uji statistik menggunakan uji

paired tes didapatkan nilai T hitung sebesar 3,315 dan p value

0,009(<a=0,05). Artinya terdapat pengaruh kompres aloe vera terhadap

penurunan demam pada balita di Desa kujang Kecamatan

Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.

Hal ini terjadi karena aloe vera adalah obat alami yang sangat baik

untuk menurunkan demam pada balita. Efek dingin yang terkandung

dalam aloe vera dapat menurunkan suhu tubuh. Cara membuatnya

dengan cara menggunakan aloe vera sebanyak 30 gam aloe vera tang

sudah dikupas bersih, kemudian potong bagian dagingnya dan

haluskan, kemudian baalurkan ke kassa dan tempelkan ke bagian axsila.

Kompres aloe vera dilakukan 1 kali sehari selama1 hari.


49

Pemberian terapi aloe vera dipilih karena 95% kandungan

yang terdapat didalam lidah buaya adalah air, kandungan air yang

banyak memberikan efek dingin pada saat bersentuhan dengan kulit.

Kandungan air yang melimpah ini dapat dimanfaatkan untuk

menurunkan demam melalui mekanisme penyerapan panas dari tubuh

dan mentransfer panas ke molekul-molekul air kemudian menurunkan

suhu tunuh. Vasodilaasi inilah yang menyebabkan pelepasan panas dari

tubuh melalaui kulit sehingga suhu tubuh akan turun (Fatkularini, 2014)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan muzdalifah (2017)

didapatkan pemberian kompres aloe vera berpengaruh terhadap

penurunan suhu tubuh pada penderita demam dengan nilai p value =

0,001 (a<0,05) dengan penurunan suhu sebesar 0,488oC.

Sejalan dengan penelitian Purnomo, B (2019) dngan judul

pemberian kompres aloe vera terhadap penurunan suhu tubuh anak

demam usia 3 tahun di puskesmas nusuka. Didapat hasil uji statistik

suhu tubuh anak sebelum pemberian kompres aloe vera mempunyai

hasil signifikan 0,002 atau <0,005. Dengan demikian ada perbedaan

antara suhu tubuh sebelum pemberian kompres aloe vera dan sesudah

pemberian kompres aloe vera.

4. Pengaruh kompres bawang merah terhadap penurunan demam pada

balita.

Hasil penelitian didapat rata-rata peningkatan suhu tubuh sebelum

diberikan kompres bawang merah sebesar 37,95oC, hal ini terjdai

penurunan setelah diberikan intervensi menjadi 36,78oC, sehingga ada


50

selisih atau penurunan sebesar 1.17. Hasil uji statistik uji paited tes

didapatkan nilai T hitung sebesar 17,528 dan p value 0,000 (<a=0,05).

Artinya terdapat pengaruh kompres bawang merah pada balita yang

mengalami demam di Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal

Kanupaten Tasikmalaya.

Menurut Utami (2017) mengatakan bahwa bawang merah

mengandung senyawa sulfur organik yaitu Allylcysteine sulfoxide

(Alliin). Bawang merah yang digerus akan melepaskan enzim allinase

yang berfungsi sebagai katalisator untuk allin yang akan beraksi dengan

senyawa lain misalnya kulit yang berfungsi mengahncurkan bekuan

darah atau akan melabcarkan aliran darah dalam tubuh. Kandungan

minyak atsiri dalam bawang merah juga dapat melancarkan peredaran

darah sehingga peredaran darah menjadi lancar. Kandungan lain

bawang merah yang dapat menurunkan suhu tubuh adalah florogusin,

siklikoaliin, metialiin, dan keamferol. Tulistinawati (2010) Gerusan

bawang merah dipermukaan kulit membuat pembuluh darah vena

berubah ukuran diatur oleh hipotalamus anterior untuk mengontrol

pengeluaran panas, sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah dan

hambatan produksi panas. Terjadinya pelebaran pembuluh darah ini

menyebabkan pembuangan panas melalui kulit meningkat, pori-pori

membesar, dan pengeluaran panas secara berkeringat yang diharapkan

akan terjadi penurunan suhu tubuh mencapai titik normal kembali.

Hasil penelitian ini didukung oleh Cahyaningrum (2017)

menunjukan bahwa rata-rata suhu tubuh anak setelah kompres bawang


51

merah yaitu 37,98oC, suhu terendah 36,3oC dan suhu tertinggi 37,2oC.

Responden mengalami penurunan suhu tubuh setelh dilakukan

kompres bawang merah sehingga suhu tubuh menjadi normal. Suhu

tersebut sesuai dengan teori Kaneshiro dan Zieve (2010) yang

menyatakan bahwa suhu tubuh normal berkisar antara 36,5oC-37,2oC.

5. Perbandingan efektifitas antara kompres aloe veradengan kompres

bawang merah.

Pemberian kompres aloe vera di dapat nilai mean 37.55 oC dan post

kompres bawang merah di dapat nilai mean 36.78 oC didapatkan nilai P

0,000 dimana lebih kecil dari a (< 0.05). Artinya terdapat perbedaan

efektivitas kompres aloe vera dan kompres bawang merah terhadap

penurunan demam pada balita Di Desa Kujang Kecamatan

Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya. Hasil analis menunjukan

bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yaitu terdapat perbedaan penurunan

suhu tubuh balita antara keomres aloe vera dan kompres bawang merah.

Hal ini mengindikasikan ada perbedaan efektifitas antara kompres

aloe vera dengan bawang merah pada anak yang menderita demam.

Begitu pula mekanisme pengeluaran panas tubuh dengan menggunakan

kompres lidah buaya yang dapat terjadi secara konduksi. Pada saat

dilakukan kompres tubuh dengan menggunakan aloe vera, maka panas

tubuh akan ditransmisikan ke luar tubuh, yaitu dari pebuluh darah

keluar tubuh menuju aloe vera. sehingga terjadi penurunan suhu bagian

tubuh yang terkompres hingga ke seluruh ubuh. Hal tersebut didukung

penelitian Seggaf (2017) yang menyatakan bahwa komponen lignin


52

dan saponin pada aloe vera mampu menurunkan suhu tubuh. Pada saat

aloe vera dikompreskan pada bagian tubuh penderita demam, maka

saponin akan memvasodilatasi kulit, dengan begitu komponen lainnya

yaitu lignin akan memerankan peranannya dalam menurunkan suhu

tubuh. Berdasarkan hasil penelitian ini yang dijelaskan dari paragraf

sebelumnya, kombinasi cara kerja dan hasil yang diperoleh dari

bawang merah memliki kefektifan yang lebih dalam mereduksi suhu

tubuh penderita demam daripada aloe vera.

Dapat disimpulan bahwa terdapat perbandingan efektifitas antara

dengan menggunakan kompres aloe vera dengan bawang merah untuk

menurunkan suhu tubuh anak penderita demam di Desa Kujang

Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalya, yang ditunjukkan

nilai p-value 0,000<0,05. Kompres bawang merah lebih cepat

menurunkan suhu tubuh balita dengan demam dibandingkan dengan

kompres aloe vera. Kompres aloe vera memiliki kandungan lignin dan

saponin yang mampu menurunkan suhu ubuh tetapi tidak seefektif

kompres bawang merah. Fakta tersebut karena kompres bawang merah

memiliki kandungan yang terdapat pada bawang merah yaitu zat yang

dapat menurunkan suhu tubuh. Sesuai dengan pendapat Tulistinawati

(2017) bahwa kandungan bawang merah yang dapat menurunkan suhu

tubuh antara lain floroglusin, sikloallin, metialiin, kaemferol, kuersetin,

dan minyak atsiri. Dengan demikian, hasil penelitian dapat digunakan

sebagai pengobatan komplementer yang mudah dan bermanfaat

terhadap anak yang mengalami demam. Serta diharapkan kepada


53

seluruh anggota kelurga balita yang mengalami demam, agar mampu

menerapkan metode seperti yang dijelaskan di atas.

g. Keterbatasan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mengetahui adanya

kelemahan dan kekurangan, sehingga memungkinkan hasil penelitian

yang ada blm optimal antara lain:

1. Sulitnya peneliti untuk mendapatkan sampel penelitian

2. Kendala yang dialami oleh peneliti ketika melakukan kunjungan ke

rumah pasien yang akan diteliti, ternyata paien yang akan diteliti telah

mengkonsumsi obat penurun panas sebelum dilakukan pengompresan

sehingga tidak dijadikan responden, maka peneliti mencari responden

yang lain.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektifitas

kompres aloe vera dan kompres bawang merah terhadap penurunan suhu

tubuh pada balita, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Rata-rata suhu tubuh sebelum diberikan kompres aloe vera sebesar


37,92% dan kompres bawang merah sebesar 37,95 %.
2. Rata-rata suhu tubuh setelah diberikan kompres aloe vear 37,55% dan

kompres bawang merah sebesar 36,78%.

3. Terdapat pengaruh kompres aloe vera pada balita yang mengalami

demam di Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten

Tasikmalaya dengan nilai p value 0,009.

4. Terdapat pengaruh kompres bawang merah pada balita yang mengalami

demam di Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten

Tasikmalaya dengan nilai p value 0,000

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran antara lain :

1. Bagi Pelayanan

Saran pelayanan keperawatan di desa kujang perlu menggunkan

kompres aloe vera sebagai pilihan alain yang efektif dalam pemberian

kompres, selain pemberian kompres bawang merah dan membrikan

informasi kepada orang tua pasien tentang pengaruh pemberian kompres

aloe vera dan kompres bawang merah.

54
55

2. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini dijadikan sebagai rujukan untuk memperbaharui

kurikulum disesuaikan dengan perkembangan ilmu, mengingat ilmu

kesehatan yang selalu mengalami perkembangan yang cepat.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Dilakukan penelitian serupa dengan menggunakan sampel yang

lebih banyak sehingga penelitian ini dijadikan acuan untuk

pengembangan penelitian lebih lanjut dalam bidang kesehatan

keperawatan anak.
DAFTAR FUSTAKA

As Seggaf, E. M., Ramadhaniyati, & Wulandari, D. (2017). Pengaruh kompres


Aloevera Terhadap Suhu Tubuh Anak Usia Pra Sekolah Dengan Demam
Di Puskesmas Siantan Hilir. Universitas Tanjungpura Pontianak.

Aseng. (2015). Uji aktivitas antibakteri kombinasi infusa daun mangga


bacang (mangifera foetida l.) Dan infusa lidah buaya (aloe vera l.)
Terhadap staphylococcus aureus. Jurnal Mahasiswa PSPD FK
Universitas Tanjungpura. 3(1);1-21

Ayu, E. I., Irwanti, W., & Mulyanti, M. (2015). Kompres air hangat pada daerah
aksila dan dahi terhadap penurunan suhu tubuh pada pasien demam di pku
muhammadiyah kutoarjo. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia, 3(1), 10-
14.

BPS. (2020). STATISTIK PENDUDUK JAWA BARAT.

Cahyaningrum, E. D. (2017). Pengaruh kompres bawang merah terhadap suhu


tubuh anak demam. Bidan Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan Akbid
YLPP Purwokerto.

Cahyaningrum, E. D., & Putri, D. (2017). Perbedaan Suhu Tubuh Anak Demam
Sebelum dan Setelah Kompres Bawang Merah. MEDISAINS: Jurnal

Cahyaningrum, E. D., Anies, A., & Julianti, H. P. (2014). Perbedaan kompres


hangat dan kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh anak
dengan demam. Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-
Journal), 5(1), 10-10.

Corwin.(2000). Hand Book Of Pathofisiologi.Jakarta:EGC.


Fida & Maya (2012). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jogjakarta: D-Medika
FIRDAUS, M. (2021). METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF;
DILENGKAPI ANALISIS REGRESI IBM SPSS STATISTICS VERSION
26.0. CV. DOTPLUS Publisher.

Hartini, S., Pertiwi, PP. (2015). Efektifitas kompres air hangat terhadap
penurunan demam.

Kemenkes RI (2015). Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia. Jakarta:


Kemenkes RI.

Kemenkes RI. (2020). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.

Kyle, Terri. (2014). Buku ajar keperawatan pediatri vol 2. Jakarta: EGC.
Mubarak, W. I. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar Buku
2.Jakarta: Selemba Medika.

NANDA NIC NOC, (2013). Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.


Jakarta: EGC.

Notoatmodjo,Soekidjo. 2018. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta


Nursalam, (2010). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Sekripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


(P. P. Lestari, Ed.) (4th ed.). Jakarta: Salemba Medika

Penurun Suhu Tubuh Pada Anak Febris Usia 1-5 Tahun. Jurnal AKP

Purnomo, B. (2019). PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES ALOE VERA


TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK DEMAM USIA 3-6
TAHUN DI PUSKESMAS NUSUKAN. DIII Keperawatan.

Riskesdas 2016. (n.d.). Laporan_Nasional_RKD2016_FINAL.

Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015). Dasar metodologi penelitian. Literasi Media
Publishing.

Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan Demam Pada anak. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Soetjiningsih & Ranuh Gde. 2015. Tumbuh Kembang Edisi 2. Jakarta : EGC.

Sugiyono (2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung

Suryono, Sukatmi, Tinuk Dwi Jayanti. 2010. Efektifitas Bawang Merah Sebagai

Sutini Titin. 2017. Modul Ajar Konsep Keperawatan Anak. Jakarta : Asosiasi
Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia (AIPVKI).

Tusilawati, Berliana.(2010).15 Herbal Paling Ampuh. Yogyakarta:


AuliaPublishing.

Utami, Prapti dan Mardiana, Lina.(2013).Umbi Ajaib Tumpas Penyakit. Cet


1.Jakarta: Penebar Swadaya.

Wardiyah, A., Setiawati, S., & Setiawan, D. (2016). PERBANDINGAN


EFEKTIFITAS PEMBERIAN KOMPRES HANGAT DAN
TEPIDSPONGE TERHADAP PENURUNAN SUHU TUBUH ANAK
YANG MENGALAMIDEMAM RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK
PROVINSI LAMPUNG. Jurnal Ilmu Keperawatan: Journal of Nursing
Science, 4(1), 44-56

World Health Organization 2018, “Global Database of Childhood Growth and


Malnutrition: Description”, retrieved: 13 June 2018 from
LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 2. Surat Persetujuan
Lampiran 3.Informed Consent

INFOMED CONSTEN

Lembar Penjelasan Penelitian


Kepada Yth. Calon Responden
Di. Desa Kjang
Kabupaten Tasikmalaya
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Resti Arista
Nim : MB1117024
Alamat : Kp. Kujang RT05/RW02, Desa Kujang, Kecamatan
Karangnunggal, Kabupaten Tasikmlaya Provinsi Jawa Barat
Peneliti adalah Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas
Bhakti Kencana Tasikmalaya yang sedang melakukan penelitian dengan judul
“Perbandingan Evektivitas Kompres Aloe vera dan Kompres Bawang merah
Terhadap Penurunan Demam Pada Balita di wilayah Puskesmas
Karangnunggal Tahun 2021”. Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui apakah
ada pengaruh kompres aloe vera dan kompres bawang merah terhadap penurunan
demam balita. Penelitian ini tidak juga menimbulkan akibat yang merugikan bagi
anda sebagai responden. Kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga
dan hanya dihunakan untuk kepeningan penelitian.
Apabila anda bersedia untuk menjadi responden saya mohon kesediannya
menandatangani persetujuan dan menjawab semua pertanyaan menjadi responden,
saya ucapkan terimakasih.
Hormat Saya

Resti Arista
Lampiran 4. Persetujuan Responden

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah mendapat penjelasan dan saya memahami bahwa penelitian yang


berjudul “Perbandinagn Efektifitas Kompres Aloe Vera dan Kompres Bawang
Merah Terhadap Penurunan Demam pada Balita di Desa Kujang Kecamatan
Karangunggal Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2021” ini tidak meugikan saya
serta telah dijelasakan secara jelas tenang tujuan penelitan ini dan kerahasiaan data.
Oleh karena itu, saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : .....................

Alamat : .....................

Menyatakan bersedia turut berpartsipasi sebagai responden dalam


penelitian yang akan dilakukan oleh Resti Arista, Mahasiswa Jurusan Sarjana
Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Tasikmalaya.

Demikian lembar persetujuan ini saya isi dengan sebenar-benarnya agar


dapat digunakan sebagai mestinya.

Tasikmalaya,...................
Responden

(......................................)
Lampiran 5. SOP Aloe Vera

SOP KOMPRES BAWANG MERAH DI DAERAH AXILA UNTUK


MENURUNKAN DEMAM

KOMPRES BAWANG MERAH DI DAERAH DAHI


PENGERTIAN Kompres bawang merah di area dahi merupakan cara untuk menurunkan demam
secara tradisional dengan mengompreskan gerusan bawang merah di area axila
TUJUAN Menurunkan dan mempercepat menormalkan suhu tubuh balita dengan efek yang
minimal
PETUGAS Mahasiswa
PERALATAN A. Bolpoint
B. Buku catatan
C. Lembar observasi
D. Jam tangan
E. Termometer
F. Handscoon
G. Bawang merah
H. Pisau
I. Sendok
J. Waslap
K. Tempat gerusan bawang merah

Persiapan Alat
a. Thermometer
b. Bengkok/Baskom kecil
c. Tissue
PROSEUR d. Kasa
e. Buku catatan
f. Handscoon
Pelaksanaan
a. Cuci tangan
b. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
c. Gunakan handscoon
d. Lakukan pengukuran suhu tubuh
e. Atur posisi pasien
1. Mengukur suhu melalui axila/ketiak dengan menggunakan
termometer digital biasa
- Tentukan letak axila/ketiak
- Bersihkan daerah axila menggunakan tissue
- Tekan on untuk menghidupkan termometer
- Letakan termometer pada daerah axila dan lengan pasien dengan
posisi pleksi di atas dada (mendekap dada)
- Tunggu samapai thermometer berbunyi
- Angkat termoeter dan catat hasilnya
- Tekan on untuk mematikan thermometer
- Bersihkan thermometer dengan menggunakan tissue
f. Catat hasil pengukuran suhu
g. Langkah penata laksanaan
a) Kompres Aloe Vera
- Cuci tangan
- Siapkan aloe vera 30 gram
- Potong aloe vera dan haluskan
- Tempelkan ke dahi menggunakan kain/kassa
- Lakukan pengompresan 1x sehari selama 15 menit
- Evaluasi hasil dengan mengukur suhu ubuh klien dengan jangka
waktu 3 menit setelah pengompresan
- Cuci tangan
- Catata hasil pengukuran suhu
h. Rapihkan pasien
i. Bersihkan thermometer dengan menggunakan tisue
- Cuci tangan
Lampiran 6. SOP Bawang Merah

SOP KOMPRES BAWANG MERAH DI DAERAH AXILA UNTUK


MENURUNKAN DEMAM

KOMPRES BAWANG MERAH DI DAERAH DAHI


PENGERTIAN Kompres bawang merah di area dahi merupakan cara untuk menurunkan demam
secara tradisional dengan mengompreskan gerusan bawang merah di area axila
TUJUAN Menurunkan dan mempercepat menormalkan suhu tubuh balita dengan efek yang
minimal
PETUGAS Mahasiswa
PERALATAN L. Bolpoint
M. Buku catatan
N. Lembar observasi
O. Jam tangan
P. Termometer
Q. Handscoon
R. Bawang merah
S. Pisau
T. Sendok
U. Waslap
V. Tempat gerusan bawang merah

Persiapan Alat
g. Thermometer
h. Bengkok/Baskom kecil
i. Tissue
PROSEUR j. Kasa
k. Buku catatan
l. Handscoon
Pelaksanaan
j. Cuci tangan
k. Jelaskan pada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan
dilakukan
l. Gunakan handscoon
m. Lakukan pengukuran suhu tubuh
n. Atur posisi pasien
2. Mengukur suhu melalui axila/ketiak dengan menggunakan
termometer digital biasa
- Tentukan letak axila/ketiak
- Bersihkan daerah axila menggunakan tissue
- Tekan on untuk menghidupkan termometer
- Letakan termometer pada daerah axila dan lengan pasien dengan
posisi pleksi di atas dada (mendekap dada)
- Tunggu samapai thermometer berbunyi
- Angkat termoeter dan catat hasilnya
- Tekan on untuk mematikan thermometer
- Bersihkan thermometer dengan menggunakan tissue
o. Catat hasil pengukuran suhu
p. Langkah penata laksanaan
b) Kompres bawang merah
- Cuci tangan
- Siapkan bawang merah 30 gram
- Potong bawang merah (haluskan)
- Tempelkan ke dahi menggunakan kain/kassa
- Lakukan pengompresan 1x sehari selama 15 menit
- Evaluasi hasil dengan mengukur suhu ubuh klien dengan jangka
waktu 3 menit setelah pengompresan
- Cuci tangan
- Catata hasil pengukuran suhu
q. Rapihkan pasien
r. Bersihkan thermometer dengan menggunakan tisue
- Cuci tangan
Lampiran 7. Format Bimbingan

CATATAN BIMBINGAN SEKRIPSI

Nama Mahasiswa : Resti Arista


Nim : MB1117024
Judul Sekripsi : Perbandingan Efktifitas Kompres Aloe vera dan
Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Demam pada Balita di Desa
Kujang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya
Pembimbing Utama : Asep Mulyana, S.Kp., M.M., M.Kep

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf Pembimbing


1. 22 Maret 2021 Revisi Judul

2. 07 Maret 2021 Konsul BAB I , dan Studi


pendahuluan.

3. 21 April 2021 ACC BAB I, Lanjut BAB


II

4. 06 Mei 2021 Lanjut BAB III , Tentukan


jumlah sampel yang jelas
berapa orang.

5. 18 Mei 2021 Review BAB I sampai III

6. 24 Mei 2021 ACC Sidang Proposal

7. 08 Agustus 2021 Konsul BAB IV – V


8. 10 Agustus 2021 Revisi BAB IV Kurang
dalam pembahasan

9. 11 Agustus 2021 ACC Sidng Skripsi


CATATAN BIMBINGAN SEKRIPSI

Nama Mahasiswa : Resti Arista


Nim : MB1117024
Judul Sekripsi : Perbandingan Efktifitas Kompres Aloe vera dan
Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Demam pada Balita di Desa
Kujang Kecamatan Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya
Pembimbing Pendamping : Ns. Hj Setia Perwati, S.Kep., MM

No Hari/Tanggal Catatan Pembimbing Paraf Pembimbing


1. 25 Maret 2021 Pembahasan Judul

2. 1 April 2021 BAB 1 Perbaiki

3. 8 April 2021 Perbaiki BAB I dan BAB


II
4. 21 April 2021 Kerangka Konsep Perbaiki

5. 27 April 2021 Perbaiki Kerangka Konsep


dan DO

6. 28 April 2021 DO Perbaiki dan Kerangka


Konsep Perbaiki
7. 3 Mei 2021 Pebaiki Kerangka Konsep

8. 4 Mei 2021 Perbaiki Kuisioner

9. 6 Mei 2021 Perbaiki Uji Validitas

10. 18 Mei 2021 ACC UP


11. 2 Agustus 2021 Kosul BAB IV dan BAB
V
12. 4 Agustus 2021 Tambah Materi di BAB IV

13. 8 Agusus 2021 Tambah % di BAB V

14. 14 Agustus 2021 ACC Sidang Skripsi


Lampiran 8. Lembar Observasi Aloe Vera

LEMBAR OBSERVASI

Pengukuran Suhu Tubuh Dengan Menggunakan Kompres Aloe Vera

No Tanggal/Jam Jenis Usia Suhu Tubuh Suhu Tubuh


Kelamin Sebelum Sesudah
pengompresan pengompresan
(Co) (Co)
Lampiran 9. Lembar Observasi Bawang Merah

LEMBAR OBSERVASI

Pengukuran Suhu Tubuh Dengan Menggunakan Kompres Bawang Merah

No Tanggal/Jam Jenis Usia Suhu Tubuh Suhu Tubuh


Kelamin Sebelum Sesudah
pengompresan pengompresan
(Co) (Co)
Lampiran 10. Pre dan Post

Pre dan Post Kompres Aloe Vera

No Jenis Usia (Bulan) Kompres Aloe Vera Penurunan

Kelamin Pre Post

1 P 32
38.2 37.9 0.3
2 L 26
37.8 37.8 0
3 L 28
37.6 37.4 0.2
4 L 29
38.3 37.2 1
5 P 33
37.7 37.4 0.3
6 L 25
37.8 37.6 0.2
7 P 24
38.4 38.0 0.4
8 L 29
37.6 36.7 0.9
9 P 27
38.0 37.9 0.1
10 L 24
37.8 37.6 0.2
Rata- L 37.92 37.55 0.36

Rata
Pre dan post Kompres Bawang Merah

No Jenis Usia Kompres Bawang Merah Penurunan

Kelamin (Bulan) Pre Post

1 L 25
37.6 36.3 1.3
2 L 30
37.9 36.6 1.3
3 P 26
38.0 37.2 0.8
4 L 24
38.2 36.7 1.9
5 P 34
37.8 36.5 1.3
6 P 25
38.2 37.0 1.2
7 L 27
37.9 37.0 0.9
8 P 30
37.7 36.5 1.2
9 L 31
37.9 36.9 1
10 L 28
38.3 37.1 1.2
Rata L 37.95 36.78 1.21

Rata
Lampiran 11 Hasil SPSS

Test of Homogeneity of Variance


Levene Statistic df1 df2 Sig.
kompres aloe vera dan Based on Mean ,223 1 18 ,642
kompres bawang merah Based on Median ,111 1 18 ,743
Based on Median and with ,111 1 13,152 ,745
adjusted df
Based on trimmed mean ,168 1 18 ,687

Descriptives
Statistic Std. Error
post test aloe vera Mean 37,55 ,125
95% Confidence Interval for Lower Bound 37,27
Mean Upper Bound 37,83
5% Trimmed Mean 37,57
Median 37,60
Variance ,156
Std. Deviation ,395
Minimum 37
Maximum 38
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -1,061 ,687
Kurtosis 1,150 1,334
post test bawang merah Mean 36,78 ,095
95% Confidence Interval for Lower Bound 36,56
Mean Upper Bound 37,00
5% Trimmed Mean 36,78
Median 36,80
Variance ,091
Std. Deviation ,301
Minimum 36
Maximum 37
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -,158 ,687
Kurtosis -1,340 1,334
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
post test aloe vera ,152 10 ,200* ,913 10 ,300
post test bawang merah ,167 10 ,200* ,945 10 ,607
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

T-Test

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pre test aloe vera 37,92 10 ,290 ,092
post test aloe vera 37,55 10 ,395 ,125

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 pre test aloe vera & post test 10 ,505 ,137
aloe vera

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 pre test aloe ,370 ,353 ,112 ,118 ,622 3,315 9 ,009
vera - post
test aloe vera
T- Test

Paired Samples Statistics


Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pretestbawangmerah 37,95 10 ,227 ,072
posttestbawangmerah 36,78 10 ,301 ,095

Paired Samples Correlations


N Correlation Sig.
Pair 1 pretestbawangmerah & 10 ,714 ,020
posttestbawangmerah

Paired Samples Test


Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Std. Std. Error Difference
Mean Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 pretestbawan 1,170 ,211 ,067 1,019 1,321 17,528 9 ,000
gmerah -
posttestbawa
ngmerah
T-Test

Group Statistics
kelompok 1 dan 2 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
post test aloe vera dan 1 10 37,55 ,395 ,125
bawang merah 2 10 36,78 ,301 ,095

Independent Samples Test


Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95% Confidence
Sig. Interval of the
(2- Mean Std. Error Difference
F Sig. t df tailed) Difference Difference Lower Upper
post test aloe Equal variances ,223 ,642 4,902 18 ,000 ,770 ,157 ,440 1,100
vera dan bawang assumed
merah Equal variances 4,902 16,817 ,000 ,770 ,157 ,438 1,102
not assumed
Lampiran 12. Dokumentasi
PERBANDINGAN EFEKTIFITAS KOMPRES ALOE VERA DAN KOMPRES
BAWANG MERAH TERHADAP PENURUNAN DEMAM PADA BALITA
DI DESA KUJANG KECAMATAN KARANGNUNGGAL
KABUPATEN TASIKMALAYA

Resti Arista
Program Studi Sarjana Keperawatan, Bhakti Kencana University PSDKU Tasikmalaya
restiarisa123@gmail.com

ABSTRAK
Demam bukan merupakan sebuah penyakit, namun demam merupakan sebuah
tanda atau gejala dari timbulnya penyakit. Demam terjadi pada suhu >37,5°C. Demam
merupakan respon normal saat tubuh terkena infeksi. Kompres merupakan salah satu
cara untuk menurunkan suhu tubuh. Jenis kompres turut mempengaruhi
penurunan suhu tubuh. Jenis kompres diantaranya yatu kompres aloe vera dan
kompres bawang merah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbandingan kompres aloe vera dan kompres bawang merah terhadap
penurunan suhu tubuh balita di Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal
Kabupaten Tasikmalaya. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
dengan metode Quasi Eksperimen dengan Two Group Pretest-Posttest Control
Group. Sampel yang diambil dalam penelitian ini balita yang mengalami demam
yang berjumlah 20 orang, terdiri dari 10 orang kelompok khusus (aloe vera) dan
10 orang kelompok kontrol (bawang merah). Uji statistik menggunakan metode
uji paried Test. Hasil penelitian didapatkan rata-rata penurunan suhu tubuh
sebelum diberikan kompres aloe vera sebesar 37,93%, sedangakan kompres
bawang merah 37,99%, sedangakan setelah diberikan intervensi menurun
dimana rata-rata penurunan demam setelah menggunakan kompres aloe vera
sebesar 37,59%, dan kompres bawang merah 36,78%. Terdapat pengaruh
kompres aloe vera (p value 0,016) dan komprs bawang merah (p value 0,000)
pada balita yang mengalami demam. terdapat perbandingan evektifitas antara
kompres aloe vera dan kompres bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh
pada balita. Secara kualitatif pemberian kompres bawang merah lebih baik
kareana bisa melebarkan pembuluh darah dan lebih mudah didapatkan.

Kata Kunci : Kompres Aloe Vera, Kompres Bawang Merah, Penurunan Demam

Daftar Pustaka : 5 website (2010-2020)


: 14 jurnal (2010-2020)
: 14 Buku (2010-2020)

1
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA UNIVERSITY TASIKMALAYA 2021

COMPARISON OF THE EFFECTIVENESS OF ALOE VERA AND ONION


COMPRESSES TOWARDS REDUCING FEVER ON CHILDREN
IN KUJANG VILLAGE, KARANGNUNGGAL
DISTRICT, TASIKMALAYA REGENCY

Resti Arista
Nursing Undergraduate Study Program, Bhakti Kencana University PSDKU Tasikmalaya
restiarista123@gmail.com

ABSTRACT

Fever is not a disease, but fever is a sign or symptom of the onset of


the disease. Fever occurs at a temperature >37.5°C. Fever is a normal
response when the body is exposed to infection. Compress is one way to
lower body temperature. The type of compress also affects the decrease in
body temperature. Types of compresses include aloe vera compresses and
onion compresses. This study aims to determine the comparison of aloe vera
compresses and onion compresses on reducing body temperature of toddlers
in Kujang Village, Karangnunggal District, Tasikmalaya Regency. The type
of research used is quantitative with Quasi Experiment method with Two
Group Pretest-Posttest Control Group. The samples taken in this study were
toddlers who had fever, totaling 20 people, consisting of 10 special groups
(aloe vera) and 10 control groups (shallots). The statistical test used the paired
test method. The results showed that the average decrease in body
temperature before being given an aloe vera compress was 37.93%, while the
onion compress was 37.99%, while after being given the intervention it
decreased where the average decrease in fever after using an aloe vera
compress was 37, 59%, and 36.78%onion compress C. There is an effect of
o

aloe vera compress (p value 0.016) and onion compress (p value 0.000) on
toddlers who have fever. there is a comparison of the effectiveness between
aloe vera compresses and onion compresses on reducing body temperature in
toddlers. Qualitatively, giving red onion compresses is better because it can
dilate blood vessels and is easier to obtain.

Keywords: Aloe Vera Compress, Shallot Compress, Fever Reduction

Keywords : 5 website (2010-2020)


References : 14 jurnal (2010-2020
: 14 Book (2010-2020)

2
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA UNIVERSITY TASIKMALAYA 2021

PENDAHULUAN mencapai 3.724 orang pada tahun 2020


Balita dapat dikelompokkan (Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya
menjadi 3 golongan yaitu golongan usia 2021). Beradasarkan jumlah data di wilayah
bayi (0-2 tahun), golongan batita (2-3 Puskesmas Karangnunggal jumlah balita
tahun), dan golongan prasekolah (>3-5 mencapai 4.200 orang pada tahun 2020
tahun). Menurut Organisasi Kesehatan (Puskesmas Karangnunggal 2021).
Dunia populasi penduduk didunia sekitar 7,7 Menurut Badan Kesehatan Dunia
miliar pada tahun 2020, dan akan meningkat (World Health Organization), angka
menjadi 9,7 miliar pada tahun 2050. Pada kematian balita pada tahun 2013 masih
tahun 2020 jumlah anak yang berusia 0-4 tinggi yaitu mencapai 6,3 juta. Negara
tahun, yakni mencapai 662 juta jiwa atau dengan angka kematian balita tertinggi
sekitar 8,7% dari total populasi, diikuti usia adalah anak balita dalam sehari yaitu 92%
5-9 tahun dan 10-14. Sedangkan usia 0-14 atau 29.000 balita (Rahman et al, 2014).
tahun mencapai 1,93 miliar jiwa (WHO, Berdasarkan data dari Kementrian
2018). Anak Balita (bawah lima tahun) Kesehatan RI 27 Maret 2020. Total angka
adalah anak yang telah berusia diatas satu kematian bayi (AKB) berjumlah 49.566 per
tahun namun kurang dari lima tahun atau 1000 kelahiran hidup (KH). Angka kematian
usia anak 12-59 bulan. Menurut AKB di Jawa Barat (10,93%), Penyebab
karakteristik, balita dibagi dalam dua kematian balita sebesar 71.47% diare,
kategorik yaitu anak usia 12 –36 bulan 10,72% pneumonia, 9,46% ekonomi budaya
(balita) dan anak usia 37–59 bulan ( usia dan daerah edemis menjadi kontributor
prasekolah). Para ahli mengatakan usia dalam kematian anak dan balita di indonesia
balita adalah usia yang rentang terhadap (Kemenkes RI, 2020).
penyakit terutama penyakit infeksi. Pada Di provinsi Jawa Barat AKB pada
masa ini sering kali anak-anak ditimpa tahun 2020 yaitu 1.649/1.447.592 kelahiran
berbagai macam gejala penyakit salah hidup. Perporsi kematian bayi 81% adalah
satu gejalanya adalah demam (Kementrian kematian post neonatal tertinggi BBLR
Kesehatan RI, 2015). 42%, Asfiksia 29%. Sedangkan pada post
Data Indonesia berdasarkan profil neo, tertinggi akibat lain-lain 60% dan
anak Indonesia 2020 terdapat 84,4 juta anak pneumonia 23% (Dinkes Provinsi Jawa
yang terbagi menjadi 43,2 juta anak laki-laki Barat, 2020). Dinas Kesehatan Kabupaten
dan 41,1 juta anak perempuan dari data Tasikmalaya dari tahun pada tahun 2020
tersebut 7,4 juta. (Profil anak indonesia sebanyak 162 kasus AKB. Anak balita yang
2020). Berdasarkan data Badan Pusat meninggal karena kejang demam pada tahun
Statistik Jawa Barat (BPS Jabar) di Kota 2019 sebanyak 2/3.724 kelahiran hidup.
Tasikmalaya pada tahun 2020 anak usia 0-4 Pada tahun 2020 angka kematian balita yang
tahun mencapai angka 139.404 anak, mengalami kejang demam sebanyak 2 dari
berdasarkan dari data Dinas Kesehatan 3.357 kelahiran hidup. (Dinas Kesehatan
Kabupaten Tasikmalaya jumlah balita Kabupaten Tasikmalaya, 2021). Setiap anak

3
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA UNIVERSITY TASIKMALAYA 2021

yang mempunyai keluhan tersebut sebagian kondisi penderita. Selain itu, kompres juga
besar disertai dengan peningkatan suhu dapat meringankan sehingga pasien dan
tubuh (demam) (Riskesdas, 2016). keluarga tidak ketergantungan dengan
Usia balita merupakan usia yang penggunaan obat antifiretik (Cahyaningrum,
rentan terhadap penyakit khususnya 2014).
penyakit menular. Saat ini, anak-anak sering Pemberian kompres tidak selalu
mengalami berbagai gejala penyakit, harus diberikan air hangat, metode lain yang
termasuk demam. Demam adalah infeksi juga diberikan kepada anak-anak yang
atau peradangan yang disebabkan oleh adalah metode kompres dengan kompres
bakteri, virus atau patogen lain yang lidah buaya dan kompres bawang merah,
melepaskan pirogen endogen. Pirogen lidah buaya merupakan salah satu produk
bekerja di hipotalamus, di mana mereka pokok pertanian. (Aseng, 2015). Pemberian
memicu dan meningkatkan nilai suhu kompres terapeutik dengan Aloe Vera
referensi ini memicu reaksi terhadap dingin, dipilih karena 95% kandungan yang
menyebabkan kedinginan, vasokonstriksi terkandung dalam air lidah buaya, yang
dan penurunan perfusi perifer untuk memungkinkan pemakainya terhindar dari
mengurangi kehilangan panas dan alergi kulit. Kandungan air yang melimpah
memungkinkan suhu tubuh mencapai nilai ini digunakan untuk menurunkan demam
referensi baru. (Kyle & Terri, 2014). melalui mekanisme penyerapan panas dan
Demam bukan merupakan sebuah perpindahan panas ke molekul air, pada
penyakit, namun demam merupakan sebuah suhu yang lebih rendah.Pemberian kompres
tanda atau gejala dari timbulnya penyakit. ini juga akan menyebabkan vasodilatasi
Demam terjadi pada suhu >37,5°C. Demam dalam tubuh.Vasodilatasi inilah yang
merupakan respon normal saat tubuh terkena menyebabkan pelepasan dari tubuh melalui
infeksi, yaitu saat mikroorganisme seperti kulit sebelumnya. menyebabkan pelepasan
virus, bakteri, jamur, dan parasit masuk panas dari dalam tubuh melalui kulit
kedalam tubuh selain disebabkan oleh sebelumnnya (Notoatmodjo, 2018).
infeksi, penyebab demam yang lainya Aloe vera dapat digunakan untuk
adalah terkena pans yang berlebihan, mengompres, Salah satu metode untuk
dehidrasi, alergi, dan gangguan system imun menurunkan suhu tubuh dari luar tubuh,
(Hartini, 2015). dengan cara meletak kan daging Aloe vera
Selain menggunakan antipiretik, yang dipotong dengan dan kemudian dicuci
energi panas juga dapat digunakan untuk dengan air mengalir untuk menghilangkan
menurunkan suhu tubuh secara fisik (non lendir yang ada pada aloe vera. Metode
farmakologi) melalui metode konduksi dan pengeluaran panas dengan kompres aloe
evaporasi. Cara menurunkan atau vera ini menggunakan prinsip konduksi.
mengendalikan demam pada balita dapat Melalui metode tersebut, panas dari tubuh
dilakukan dengan mengenakan pakaian tipis, responden dapat pindah kedalam aloe vera.
sering minum, perbanyak istirahat, mandi Konduksi terjadi antara suhu lidah buaya
dengan air hangat dan kompres. Kompres dan jaringan sekitarnya, termasuk pembuluh
tidak memiliki efek samping dan tidak darah, sehingga suhu darah yang melewati
membahayakan ataupun memperparah daerah tersebut menurun.Kemudian darah

4
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA UNIVERSITY TASIKMALAYA 2021

tersebut akan mengalir kebagian tubuh lain gas. Contoh dari metode konduksi dan
dan proses konduksi terus berlangsung evaporasi adalah penggunaan kompres
sehingga setelah dilakukan kompres hangat, dan juga dapat dilakukan dengan
mrnggunakan aloe vera , suhu tubuh obat tradisional (Cahyaningrum, 2014).
responden dapat menurun (Purnomo, 2019). Obat tradisional adalah obat yang
Penelitian yang dilakukan diolah secara tradisional dan diajarkan
(Muzdalifah, 2017). Didapatkan pemberian secara turun temurun berdasarkan resep
kompres Aloe vera berpengaruh terhadap nenek moyang, adat istiadat, kepercayaan
penurunan suhu tubuh pada penderita atau kebiasaan setempat. Dari hasil berbagai
demam dengan nilai p value = 0,001 (α < penelitian, obat tradisional terbukti memiliki
0,05) dengan penurunan suhu sebesar efek samping yang minim bahkan tanpa
0,488ºC. Hasil penelitian menunjukkan menimbulkan efek samping, karena bahan
penurunan suhu anak setelah mendapat kimia yang terkandung dalam tanaman obat
kompres dari Aloevera, pada suhu rata-rata tradisional sebagian besar dapat di
anak yang semula 38,1oC, nilai rata-rata metabolisme oleh tubuh Salah satu tanaman
suhu anak menjadi 37,4oC. obat yang dapat digunakan untuk
Selain dengan kompres aloe vera, mengendalikan demam adalah
kompres juga bisa di dalukan dengan bawang merah (Allium Cepa var.
menggunakan bawang merah. Bawang ascalonicum). Bawang merah mengandung
merah (Allium Cepa var. Ascalonicum) senyawa sulfur organic yaitu Allylcysteine
adalah sayuran umbi serbaguna, dapat sulfoxide (Alliin). Bawang merah yang
digunakan sebagai bumbu masakan dan digerus akan melepaskan enzim alliinase
obat, selain obat efek antiseptik dari yang berfungsi sebagai katalisator untuk
senyawa Aliin dan Allicin yang alliin yang akan bereaksi dengan senyawa
dikandungnya. (Cahyaningrum, 2017). lain misalnya kulit yang berfungsi
Bawang merah dapat digunakan menghancurkan bekuan darah (Utami,
untuk mengompres, hal ini disebabkan 2013). Kandungan minyak atsiri dalam
karena bawang merah mengandung senyawa bawang merah juga dapat melancarkan
sulfur organic yaitu allycysteine sulfoxide peredaran darah sehingga peredaran darah
(Aliin) yang berfungsi menghancurkan menjadi lancar. Kandungan lain dari bawang
pembekuan darah. Hal tersebut membuat merah yang dapat menurunkan suhu tubuh
peredaran darah lancar sehingga panas dari adalah florogusin, sikloaliin, metialiin, dan
tubuh dapat lebih mudah dislurkan kaemferol (Tusilawati, 2010).
kepembuluh darah tepi. Efek hangat dari Gerusan bawang merah
bawang merah bekerja dengan cara dipermukaan kulit membuat pembuluh
penggunaan energy panas melalui metode. darah vena berubah ukuran yang diatur oleh
(Metode konduksi yaitu perpindahan panas hipotalamus anterior untuk mengontrol
dari suatu objek lain dengan kontak pengeluaran panas, sehingga terjadi
langsung. Ketika kulit hangat menyentuh vasodilatasi (pelebaran) pembuluh darah dan
yang hangat maka akan terjadi perpindahan hambatan produksi panas. Darah didistribusi
panas melalui evaporasi, sehingga kembali ke pembuluh darah permukaan
perpindahan energi panas berubah menjadi untuk meningkatkan pengeluaran panas.

5
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA UNIVERSITY TASIKMALAYA 2021

Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan kompres air hangat, sedangkan ke 2 ibu


pembuangan panas melalui kulit meningkat, tidak pernah memberikan kompres apapun
pori-pori membesar, dan pengeluaran panas dengan berbagai alasan tidak ada waktu,
secara evaporasi (berkeringat) yang salah satu ibu mengatakan bahwa ada
diharapkan akan terjadi penurunan suhu penurunan suhu tubuh setelah dilakukan
tubuh mencapai keadaan normal kembali kompres bawang merah selama 15 menit,
(Cahyaningrum, 2014). dan 1 ibu mengatakan bahwa pernah
Menurut hasil penelitian (Hayuni, menggunakan kompres aloe vera dan
dkk, 2017). Penelitian menunjukkan suhu kompres bawang merah, setelah dilakukan
tubuh sebelum perlakuan rata-rata kompres selama 15 menit terdapat
responden memiliki suhu tubuh 37.8oC– penurunan penurunan suhu tubuh.
39.4oC dan sesudah perlakuan rata-rata
responden rata-rata 36.5oC–37.3oC. Hasil METODE PENELITIAN
uji Wilcoxon didapatkan bahwa nilai p- Rancangan penelitian pada hakikatnya
value 0,0001 lebih kecil dari nilai (p<0,05). merupakan suatu strategi penelitian dalam
Pemberian kompres bawang merah efektif mengidentifikasi permasalahan sebelum
terhadap penurunan suhu tubuh anak.secara perencanaan akhir pengumpulan data
fisik maupun emosional (mental/psikis) (Nursalam, 2017). Dalam penelitian ini
apabila ada perubahan dari lingkungan yang menggunakan jenis penelitiannya yaitu
mengharuskan seseorang menyesuaikan diri kuantitatif, metode quasi ekperimen dan
(Kemenkes, 2018). rancangan penelitiannya yaitu pre-test post-
satu kebutuhan dasar manusia, dan test dengan dua perbandingan perlakuan.
setiap orang memiliki kebutuhan tidur dan Penelitian dirancang dengan membuat dua
istirahat yang berbeda-beda. Tidur adalah kelompok perlakuan, untuk mendapatkan
proses fisiologis yang berputar dan data pre-test peneliti melaksanakan
bergantian, dengan periode terjaga yang pengukuran suhu tubuh sebelum
lebih lama. Siklus tidur-bangun pengompresan, dan sesudah pengompresan
mempengaruhi dan mengatur fisiologis dan (post-test). Penelitian menggunakan dimana
respon perilaku (Potter & Perry, 2010). penelitian ini menganalisis perbedaan
Hasil dari studi pendahuluan yang kompres aloe vera dan kompes bawang
dilaksanakan pada hari selasa 30 Maret merah pada kelompok eksperimen yang
2021. Bardasarkan dari hasil wawancara sampelnya di obserpasi terlebih dahulu
kepada 7 ibu yang mempunyai balita di sebelum di perlakuan kemudian setelah
Desa Kujang, didapatkan hasil bahwa 5 ibu diberikan perlakuan sampel tersebut
langsung membawa anaknya ke dioservasi (Notoatmodjo, 2018).
bidan/dokter ketika mengalami demam,
sedangkan 2 orang ibu mengatakan pernah
memberikan obat demam yang berasal dari
pengobatan sebelumnya. Ketika ditanya
mengenai pengobatan non farmakologi
seperti pemberian kompres, dari 7 ibu
tersebut 3 diantaranya pernah memberikan

6
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA UNIVERSITY TASIKMALAYA 2021

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4.2 menunjukan suhu tubuh


1. AnalisaUnivariat setelah diberikan intervensi berupa kompres
a. Suhu tubuh sebelum intervensi aloe vera paling rendah 36,7 dan paling
Tabel 4.1 tinggi 38,0 dengan nilai rata-rata tingkat
Suhu tubuh sebelum menggunakan penurunan demam sebesar 37,55oC dengan
kompres aloe vera dan bawang merah di standar deviasi 395. Kemudian responden
Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal yang diberikan kompers bawang merah
paling rendah 36,5 dan paling tinggi 37,2
Kabupaten Tasikmalaya
dengan tngkat penurunan 36,78oC dengan
N Min Maks Mean SD standar deviasi 301.
Aloe 10 37,6 38,4 37,92 290 2. Analisa Bivariat
vera a. Pengaruh kompres aloe vera terhadap
penurunan demam pada balita
Bawang 10 37,6 38,3 37,95 227 Tabel 4.3
merah Pengaruh kompres aloe vera terhadap
penurunan demam pada balita di Desa
Sumber : Analisa Data Primer, 2021
Kujang Kecamatan Karangnunggal
Data pada tabel 4.1 menunjukan
Kabupaten Tasikmalaya
suhu tubuh responden sebelum dilakukan
N Mean Selisih T P
intervensi yang diberikan kompres aloe vera
hitung value
paling rendah adalah 37,6 dan paling tinggi
adalah 38,4 dengan rata-rata tingkat Pre 10 37,92
penurunan sebesar 37.92oC,dengan standar test 0,37 3,315 0,009
devinasi 290. Kemudian respnden yang Post 10 37,55
diberikan kompres bawang merah paling test
rendah 37,6 paling tinggi 38,3 dengan rata- Sumber : Analisa Data Primer, 2021
rata penurunan demam 37,95oC, dengan Berdasarkan tabel 4.3 mrnunjukan
standar devinasi 227. rata-rata pengaruh sebelum dilakukan
b. Suhu tubuh setelah intervensi kompres aloe vera adalah 37,92oCdan terjadi
Tabel 4.2 penurunan setelah dilakukan tindakan
Suhu tubuh setelah diberikan kompres kompres aloe vera menjadi 37,55oC,
aloe vera bawang merah di Desa Kujang sehingga ada selisih atau penurunan sebesar
Kecamatan Karangnunggal Kabupaten 0,37. Hasil uji statistik menggunakan uji t
Tasikmalaya paried tesdidapatkan nilai T hitung sebesat
N Min Maks Mean DS 3,315 dan P value 0,009 (<0,05). Artinya
Aloe 10 36,7 38,0 37,55 395 terdapat pengaruh kompres aloe vera
vera terhadap penurunan demam pada balita Di
Desa Kujang Kecamatan Karangnunggal
Bawang 10 36,5 37,2 36,78 301
Kabupaten Tasikmalaya.
merah
Sumber : Analisa Data Primer, 2021

7
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA UNIVERSITY TASIKMALAYA 2021

b. Pengaruh kompres bawang merah terhadap


penurunan demam pada balita
Tabel 4.4 Tabel 4.5
Pengaruh kompres bawang merah Perbandingan efektifitas antara kompres
terhadap penurunan demam pada aloe vera dengan kompres bawang merah
balitadi Desa Kujang Kecamatan Jenis Mean N T P
Karangnunggal Kabupaten terapi hitung value
Tasikmalaya Post test 37,55 10 3,315
N Mean Selisih T P kompres
hitung value aloe vrea
Pre 10 37,95 1 Post test 36,78 10 17,528 0,000
test 1.17 17,528 0,000 kompres
Post 10 36,78 bawang
test merah
Sumber : Analisa Data Primer, 2021 Sumber : Analisis Data Primer, 2021
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan Berdasarkan tabel 4.5 menujukan bahwa
rata-rata pengaruh sebelum pemberian pemberian kompres aloe vera di dapat nilai
kompres bawang merah adalah 37,95oC dan mean 37,55 oC dan post kompres bawang
terjadi penurunan setelah pemberian merah di dapat nilai mean 36,78 oC
kompres bawang merah 36,78oC sehingga didapatkan nilai P 0,000 dimana (< 0.05).
ada selisih atau penurunan sebesar 1.17. Artinya terdapat perbedaan efektivitas
Hasil uji statistik menggunakan uji perid tes kompres aloe vera dan kompres bawang
didapatkan nilai T hiting sebesar 17,528 dan merah terhadap penurunan demam pada
P value 0,000 (<0,05). Artinya terdapat balita Di Desa Kujang Kecamatan
pengaruh bawang merah terhadap Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya.
penurunan demam pada balita Di Desa d. Pembahasan
Kujang Kecamatan Karangnunggal 1. Suhu tubuh sebelum diberikan kompres
Kabupaten Tasikmalaya. aloe vera dan kompres
c. Perbandingan efektifitas antara kompres bawang merah berdasakan hasil penelitian
aloe vera dengan kompres bawang yang didapatkan suhu tubuh responden
merah pada balita berdasarkan hasil uji sebelum dilakukan intervensi yang diberikan
normalitas didaptkan hasil kelompok aloe kompres aloe vera paling rendah adalah 37,6
vera yaitu p = 0,300 > 0,05, kemudian hasil dan paling tinggi adalah 38,4 dengan rata-
kelompok bawang merah yaitu p = 0,607 > rata suhu tubuh sebesar 37,92oC,dengan
0,05, maka dapat disimpulkan keua standar devinasi 290. Kemudian respnden
kelompok tersebut memiliki data yang diberikan kompres bawang merah
berdistribusi normal sehingga analisa paling rendah 37,6 paling tinggi 38,3,
bivariat menggunakan uji t paired sampel dengan rata-rata suhu tubuh sebesar
dan independen 37,95oC, dengan standar devinasi 227.
Melihat dari data tersebut menunjukan
kedua kelompok baik yang diberi kompres
ale vera dan kompres bawang merah sama-

8
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA UNIVERSITY TASIKMALAYA 2021

sama mengalami suhu tubuh >37,5oC. Hasil penelitian didapat rata-rata


Pengukuran suhu tubuh menggunakan peningkatan suhu tubuh sebelum diberikan
termometer digital biasa pada balita yang kompres aloe vera sebesar 37,92oC, hal ini
mengalami demam pada balita dapat terjdai penurunan setelah diberikan
dketahui tanda objekif dari responden intervensi menjadi 37,55 oC, sehingga ada
seperti rewel, mudah menangis, lesu, nafsu selisih atau penurunan sebesar 0,37oC.
makan berkurang, kebiasaan tidur Melihat dari data tersebut, peneliti
mengalami perubahan. berpendapat bahwa pemberian kompres aloe
1. Suhu tubuh setelah dilakukan intervensi vera dapat menurunkan suhu tubuh dimana
Hasil penelitian didapatkan bahwa suhu penurunan suhu tubuh tersebut sebesar
tubuh responden setelah diberikan kompres 0,37oC. sehingga terdapat penurunan suhu
aloe vera paling rendah 36,7 dan paling tubuh. Hal ini diperkuat dengan hasil uji
tinggi 38,0 dengan nilai rata-rata tingkat statistik menggunakan uji paired tes
penurunan demam sebesar 37,55oC dengan didapatkan nilai T hitung sebesar 3,315 dan
standar deviasi 395. Kemudian responden p value 0,009(<a=0,05). Artinya terdapat
yang diberikan kompers bawang merah pengaruh kompres aloe vera terhadap
paling rendah 36,5 dan paling tinggi 37,2 penurunan demam pada balita di Desa
dengan tngkat penurunan 36,78oC, dengan kujang Kecamatan Karangnunggal
standar deviasi 301. Kabupaten Tasikmalaya.
Melihat dari data tersebut dapat Hal ini terjadi karena aloe vera
dikemukakan bahwa, hasil penelitian adalah obat alami yang sangat baik untuk
terhadap 20 balita setelah diberikan itervensi menurunkan demam pada balita. Efek
ini didapatkan tanda objektif responden dingin yang terkandung dalam aloe vera
antara lain penngkatan suhu tubuh dapat menurunkan suhu tubuh. Cara
berkurang, perubahan ini menunjukan membuatnya dengan cara menggunakan
bahwa kompres yang diberikan (aloe vera aloe vera sebanyak 30 gam aloe vera tang
dan bawang merah) dapat menurunkan suhu sudah dikupas bersih, kemudian potong
tubuh pada balita yang sedang mengalami bagian dagingnya dan haluskan, kemudian
demam. baalurkan ke kassa dan tempelkan ke bagian
Hal ini sejalan dengan penelitian axsila. Kompres aloe vera dilakukan 1 kali
Tulistnawati (2010) menyatakan bahwa sehari selama1 hari.
ramuan pengobatan herbal yang dapat Pemberian terapi aloe vera dipilih
menurunkan demam pada anak. Salah satu karena 95% kandungan yang terdapat
teknik non farmakologi adalah didalam lidah buaya adalah air, kandungan
menggunakan aloe vera dan bawang merah. air yang banyak memberikan efek dingin
Kedua terapi ini tidak membutuhkan dana pada saat bersentuhan dengan kulit.
yang banyak dan mudah didapat karena Kandungan air yang melimpah ini dapat
untuk membuat caranya sangat mudah dan dimanfaatkan untuk menurunkan demam
bahan-bahan yang digunakan ada disekitar. melalui mekanisme penyerapan panas dari
2. Pengaruh kompres aloe vera terhadap tubuh dan mentransfer panas ke molekul-
penurunan demam pada balita. molekul air kemudian menurunkan suhu
tunuh. Vasodilaasi inilah yang

9
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA UNIVERSITY TASIKMALAYA 2021

menyebabkan pelepasan panas dari tubuh beraksi dengan senyawa lain misalnya kulit
melalaui kulit sehingga suhu tubuh akan yang berfungsi mengahncurkan bekuan
turun (Fatkularini, 2014) darah atau akan melabcarkan aliran darah
Berdasarkan penelitian yang dalam tubuh. Kandungan minyak atsiri
dilakukan muzdalifah (2017) didapatkan dalam bawang merah juga dapat
pemberian kompres aloe vera berpengaruh melancarkan peredaran darah sehingga
terhadap penurunan suhu tubuh pada peredaran darah menjadi lancar. Kandungan
penderita demam dengan nilai p value = lain bawang merah yang dapat menurunkan
0,001 (a<0,05) dengan penurunan suhu suhu tubuh adalah florogusin, siklikoaliin,
sebesar 0,488oC. metialiin, dan keamferol. Tulistinawati
Sejalan dengan penelitian Purnomo, (2010) Gerusan bawang merah dipermukaan
B (2019) dngan judul pemberian kompres kulit membuat pembuluh darah vena
aloe vera terhadap penurunan suhu tubuh berubah ukuran diatur oleh hipotalamus
anak demam usia 3 tahun di puskesmas anterior untuk mengontrol pengeluaran
nusuka. Didapat hasil uji statistik suhu panas, sehingga terjadi pelebaran pembuluh
tubuh anak sebelum pemberian kompres darah dan hambatan produksi panas.
aloe vera mempunyai hasil signifikan 0,002 Terjadinya pelebaran pembuluh darah ini
atau <0,005. Dengan demikian ada menyebabkan pembuangan panas melalui
perbedaan antara suhu tubuh sebelum kulit meningkat, pori-pori membesar, dan
pemberian kompres aloe vera dan sesudah pengeluaran panas secara berkeringat yang
pemberian kompres aloe vera. diharapkan akan terjadi penurunan suhu
3. Pengaruh kompres bawang merah terhadap tubuh mencapai titik normal kembali.
penurunan demam pada balita. Hasil penelitian ini didukung oleh
Hasil penelitian didapat rata-rata Cahyaningrum (2017) menunjukan bahwa
peningkatan suhu tubuh sebelum diberikan rata-rata suhu tubuh anak setelah kompres
kompres bawang merah sebesar 37,95oC, bawang merah yaitu 37,98oC, suhu terendah
hal ini terjdai penurunan setelah diberikan 36,3oC dan suhu tertinggi 37,2oC.
intervensi menjadi 36,78oC, sehingga ada Responden mengalami penurunan suhu
selisih atau penurunan sebesar 1.17. Hasil tubuh setelh dilakukan kompres bawang
uji statistik uji paited tes didapatkan nilai T merah sehingga suhu tubuh menjadi normal.
hitung sebesar 17,528 dan p value 0,000 Suhu tersebut sesuai dengan teori Kaneshiro
(<a=0,05). Artinya terdapat pengaruh dan Zieve (2010) yang menyatakan bahwa
kompres bawang merah pada balita yang suhu tubuh normal berkisar antara 36,5oC-
mengalami demam di Desa Kujang 37,2oC.
Kecamatan Karangnunggal Kanupaten 4. Perbandingan efektifitas antara kompres
Tasikmalaya. aloe veradengan kompres bawang merah.
Menurut Utami (2017) mengatakan Pemberian kompres aloe vera di dapat nilai
bahwa bawang merah mengandung senyawa mean 37.55 oC dan post kompres bawang
sulfur organik yaitu Allylcysteine sulfoxide merah di dapat nilai mean 36.78 oC
(Alliin). Bawang merah yang digerus akan didapatkan nilai P 0,000 dimana lebih kecil
melepaskan enzim allinase yang berfungsi dari a (< 0.05). Artinya terdapat perbedaan
sebagai katalisator untuk allin yang akan efektivitas kompres aloe vera dan kompres

10
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA UNIVERSITY TASIKMALAYA 2021

bawang merah terhadap penurunan demam Kabupaten Tasikmalya, yang ditunjukkan


pada balita Di Desa Kujang Kecamatan nilai p-value 0,000<0,05. Kompres bawang
Karangnunggal Kabupaten Tasikmalaya. merah lebih cepat menurunkan suhu tubuh
Hasil analis menunjukan bahwa Ho ditolak balita dengan demam dibandingkan dengan
dan Ha diterima yaitu terdapat perbedaan kompres aloe vera. Kompres aloe vera
penurunan suhu tubuh balita antara keomres memiliki kandungan lignin dan saponin
aloe vera dan kompres bawang merah. yang mampu menurunkan suhu ubuh tetapi
Hal ini mengindikasikan ada perbedaan tidak seefektif kompres bawang merah.
efektifitas antara kompres aloe vera dengan Fakta tersebut karena kompres bawang
bawang merah pada anak yang menderita merah memiliki kandungan yang terdapat
demam. Begitu pula mekanisme pada bawang merah yaitu zat yang dapat
pengeluaran panas tubuh dengan menurunkan suhu tubuh. Sesuai dengan
menggunakan kompres lidah buaya yang pendapat Tulistinawati (2017) bahwa
dapat terjadi secara konduksi. Pada saat kandungan bawang merah yang dapat
dilakukan kompres tubuh dengan menurunkan suhu tubuh antara lain
menggunakan aloe vera, maka panas tubuh floroglusin, sikloallin, metialiin, kaemferol,
akan ditransmisikan ke luar tubuh, yaitu dari kuersetin, dan minyak atsiri. Dengan
pebuluh darah keluar tubuh menuju aloe demikian, hasil penelitian dapat digunakan
vera. sehingga terjadi penurunan suhu sebagai pengobatan komplementer yang
bagian tubuh yang terkompres hingga ke mudah dan bermanfaat terhadap anak yang
seluruh ubuh. Hal tersebut didukung mengalami demam. Serta diharapkan
penelitian Seggaf (2017) yang menyatakan kepada seluruh anggota kelurga balita yang
bahwa komponen lignin dan saponin pada mengalami demam, agar mampu
aloe vera mampu menurunkan suhu tubuh. menerapkan metode seperti yang dijelaskan
Pada saat aloe vera dikompreskan pada di atas.
bagian tubuh penderita demam, maka
saponin akan memvasodilatasi kulit, dengan SARAN
begitu komponen lainnya yaitu lignin akan Bagi Penelitian Selanjutnya
memerankan peranannya dalam menurunkan Dilakukan penelitian serupa dengan
suhu tubuh. Berdasarkan hasil penelitian ini menggunakan sampel yang lebih banyak
yang dijelaskan dari paragraf sebelumnya, sehingga penelitian ini dijadikan acuan
kombinasi cara kerja dan hasil yang untuk pengembangan penelitian lebih lanjut
diperoleh dari bawang merah memliki dalam bidang kesehatan keperawatan anak.
kefektifan yang lebih dalam mereduksi
suhu tubuh penderita demam daripada aloe DAFTAR PUSTAKA
vera. As Seggaf, E. M., Ramadhaniyati, &
Dapat disimpulan bahwa terdapat Wulandari, D. (2017).
perbandingan efektifitas antara dengan Pengaruh kompres
menggunakan kompres aloe vera dengan Aloevera Terhadap Suhu
bawang merah untuk menurunkan suhu Tubuh Anak Usia Pra
tubuh anak penderita demam di Desa Sekolah Dengan Demam
Kujang Kecamatan Karangnunggal Di Puskesmas Siantan

11
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA UNIVERSITY TASIKMALAYA 2021

Hilir. Universitas Kompres Bawang Merah.


Tanjungpura Pontianak. MEDISAINS: Jurnal

Aseng. (2015). Uji aktivitas Cahyaningrum, E. D., Anies, A., &


antibakteri kombinasi Julianti, H. P. (2014).
infusa daun mangga Perbedaan kompres
bacang (mangifera hangat dan kompres
foetida l.) Dan infusa bawang merah terhadap
lidah buaya (aloe vera penurunan suhu tubuh
l.) Terhadap anak dengan demam.
staphylococcus aureus. Bhamada: Jurnal Ilmu
Jurnal Mahasiswa dan Teknologi Kesehatan
PSPD FK Universitas (E-Journal), 5(1), 10-10.
Tanjungpura. 3(1);1-21
Corwin.(2000). Hand Book Of
Ayu, E. I., Irwanti, W., & Mulyanti, Pathofisiologi.Jakarta:EG
M. (2015). Kompres air C.
hangat pada daerah aksila Fida & Maya (2012). Pengantar Ilmu
dan dahi terhadap Kesehatan Anak.
penurunan suhu tubuh Jogjakarta: D-Medika
pada pasien demam di pku FIRDAUS, M. (2021).
muhammadiyah kutoarjo. METODOLOGI
Jurnal Ners dan PENELITIAN
Kebidanan Indonesia, KUANTITATIF;
3(1), 10-14. DILENGKAPI ANALISIS
REGRESI IBM SPSS
BPS. (2020). STATISTIK STATISTICS VERSION
PENDUDUK JAWA 26.0. CV. DOTPLUS
BARAT. Publisher.

Cahyaningrum, E. D. (2017). Hartini, S., Pertiwi, PP. (2015).


Pengaruh kompres Efektifitas kompres air
bawang merah terhadap hangat terhadap
suhu tubuh anak demam. penurunan demam.
Bidan Prada: Jurnal
Publikasi Kebidanan Kemenkes RI (2015). Situasi
Akbid YLPP Purwokerto. Kesehatan Anak Balita di
Indonesia. Jakarta:
Cahyaningrum, E. D., & Putri, D. Kemenkes RI.
(2017). Perbedaan Suhu
Tubuh Anak Demam Kemenkes RI. (2020). Hasil Riset
Sebelum dan Setelah Kesehatan Dasar Tahun

12
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA UNIVERSITY TASIKMALAYA 2021

2018. Kementrian KOMPRES ALOE VERA


Kesehatan RI, 53(9), TERHADAP
1689–1699. PENURUNAN SUHU
TUBUH ANAK DEMAM
Kyle, Terri. (2014). Buku ajar USIA 3-6 TAHUN DI
keperawatan pediatri vol PUSKESMAS
2. Jakarta: EGC. NUSUKAN. DIII
Mubarak, W. I. (2015). Buku Ajar Keperawatan.
Ilmu Keperawatan Dasar
Buku 2.Jakarta: Selemba Riskesdas 2016. (n.d.).
Medika. Laporan_Nasional_RKD2
016_FINAL.
NANDA NIC NOC, (2013). Asuhan
Keperawatan Berdasarkan Siyoto, S., & Sodik, M. A. (2015).
Diagnosa Medis. Jakarta: Dasar metodologi
EGC. penelitian. Literasi Media
Publishing.
Notoatmodjo,Soekidjo. 2018. Metode
Penelitian Kesehatan. Sodikin. (2012). Prinsip Perawatan
Jakarta: Rineka Cipta Demam Pada anak.
Nursalam, (2010). Konsep dan Yogyakarta: Pustaka
Penerapan Metodologi Pelajar
Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Soetjiningsih & Ranuh Gde. 2015.
Sekripsi, Tesis dan Tumbuh Kembang Edisi 2.
Instrumen Penelitian Jakarta : EGC.
Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika Sugiyono (2012). Statistika Untuk
Penelitian. Bandung
Nursalam. (2017). Metodologi
Penelitian Ilmu Suryono, Sukatmi, Tinuk Dwi Jayanti.
Keperawatan: 2010. Efektifitas Bawang
Pendekatan Praktis. (P. P. Merah Sebagai
Lestari, Ed.) (4th ed.).
Jakarta: Salemba Medika Sutini Titin. 2017. Modul Ajar
Konsep Keperawatan
Penurun Suhu Tubuh Pada Anak Anak. Jakarta : Asosiasi
Febris Usia 1-5 Tahun. Institusi Pendidikan
Jurnal AKP Vokasi Keperawatan
Indonesia (AIPVKI).
Purnomo, B. (2019). PENGARUH
PEMBERIAN

13
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
BHAKTI KENCANA UNIVERSITY TASIKMALAYA 2021

Tusilawati, Berliana.(2010).15 Herbal


Paling Ampuh.
Yogyakarta:
AuliaPublishing.

Utami, Prapti dan Mardiana,


Lina.(2013).Umbi Ajaib
Tumpas Penyakit. Cet
1.Jakarta: Penebar
Swadaya.

Wardiyah, A., Setiawati, S., &


Setiawan, D. (2016).
PERBANDINGAN
EFEKTIFITAS
PEMBERIAN
KOMPRES HANGAT
DAN TEPIDSPONGE
TERHADAP
PENURUNAN SUHU
TUBUH ANAK YANG
MENGALAMIDEMAM
RSUD dr. H. ABDUL
MOELOEK PROVINSI
LAMPUNG. Jurnal Ilmu
Keperawatan: Journal of
Nursing Science, 4(1), 44-
56

World Health Organization 2018,


“Global Database of
Childhood Growth and
Malnutrition:
Description”, retrieved: 13
June 2018 from

14

Anda mungkin juga menyukai