Anda di halaman 1dari 3

TUGAS RUJUKAN ASUHAN KEBIDANAN

PENATALAKSANAAN PADA KASUS PERDARAHAN POST PARTUM

Novia Farah Larasaty,S.Tr.Keb


NIP. 198911292011012004
Tatalaksana Umum

Penatalaksanaan secara umum pada perdarahan postpartum meliputi :

 Penilaian kegawatdaruratan, tanda-tanda syok, dan pemberian oksigen


 Memasang jalur intravena dengan menggunakan jarum besar (ukuran 16 G atau 18 G)
untuk resusitasi
 Pemberian cairan kristaloid atau normal saline. Dapat diberikan secara bolus jika terdapat
syok hipovolemik
 Pada pasien PPH primer dengan perdarahan aktif yang masif atau gejala hipovolemia
pada PPH primer dan sekunder, dilakukan pemeriksaan golongan darah, crossmatch dan
darah lengkap, serta transfusi sesuai protokol
 Memasang kateter urin untuk memantau urine output
 Pada PPH sekunder, persiapkan transfusi darah apabila Hb <8g/dL atau secara klinis
menunjukkan tanda-tanda anemia berat
 Pantau terus tanda-tanda vital pasien
 Menentukan penyebab atau sumber perdarahan dan mulai dilakukan tatalaksana khusus

Tatalaksana Khusus

Penatalaksanaan khusus diberikan sesuai dengan penyebab perdarahan postpartum, yakni


mnemonic 4T.

Tonus

Pada keadaan gangguan tonus, pemijatan uterus dapat dilakukan untuk membantu memperbaiki
tonus dan menghentikan perdarahan. Selain itu, obat-obat uterotonika yang merangsang
kontraksi uterus juga dapat digunakan, seperti :

 Oksitosin: Berfungsi untuk menstimulasi segmen atas dari miometrium agar dapat
berkontraksi dengan teratur dan dapat mengkonstriksi arteri-arteri spiral serta
menurunkan aliran darah ke uterus. Dosis yang direkomendasikan 20 – 40 IU dalam 1
liter normal saline, berikan secara intravena sebanyak 500 mL dalam 10 menit, kemudian
selanjutnya 250 mL setiap jam.
 Misoprostol: Bekerja dengan menginduksi kontraksi uterus secara menyeluruh. Dosis
yang direkomendasikan adalah 800 – 1000 mcg diberikan per rektal atau 600 – 800 mcg
diberikan per sublingual atau per oral. Misoprostol digunakan hanya jika tidak tersedia
oksitosin.

Trauma

Pada keadaan trauma misalnya pada laserasi jalan lahir dapat dilakukan penjahitan laserasi
secara kontinu. Sedangkan pada inversio uteri dapat dilakukan reposisi uterus.

Tissue

Pada keadaan sisa plasenta dapat dilakukan manual plasenta dengan hati-hati. Sedangkan pada
sisa bekuan darah, dapat dilakukan eksplorasi digital atau aspirasi vakum manual dan
mengeluarkan bekuan darah atau jaringan sisa.

Thrombin

Pada keadaan dengan gangguan faktor pembekuan darah dapat diberikan transfusi darah lengkap
untuk menggantikan faktor pembekuan darah dan sel darah merah.

Pembedahan

Perdarahan postpartum yang tidak dapat dihentikan melalui penatalaksanaan farmakologis harus
ditangani dengan teknik pembedahan. Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan di antaranya
adalah ligasi arteri uterina, ovarika, atau iliaka interna, serta operasi histerektomi jika perdarahan
masih tidak dapat dikontrol.

Anda mungkin juga menyukai