Anda di halaman 1dari 2

TUGAS

Dosen Pengampu : Raihana norfitri, S.ST., M.Keb

Nama : Ahmad Amin Bawapi

NIM : 20201440120003

Kelas : IV A D3 Keperawatan

PROSEDUR TINDAKAN PADA INTRAFARTUM

1. Pemantauan Pendarahan

Penatalaksanaan pada perdarahan postpartum terbagi menjadi dua yakni tatalaksana umum dan khusus.
[15]
Tata Laksana Umum
Penatalaksanaan secara umum pada perdarahan postpartum meliputi :
a. Penilaian kegawatdaruratan, tanda-tanda syok, dan pemberian oksigen

b. Memasang jalur intravena dengan menggunakan jarum besar (ukuran 16 G atau 18 G) untuk
resusitasi

c. Pemberian cairan kristaloid atau normal saline. Dapat diberikan secara bolus jika terdapat
syok hipovolemik
d. Pada pasien PPH primer dengan perdarahan aktif yang masif atau gejala hipovolemia pada
PPH primer dan sekunder, dilakukan pemeriksaan golongan darah, crossmatch dan darah
lengkap, serta transfusi sesuai protokol
e. Memasang kateter urin untuk memantau urine output
f. Pada PPH sekunder, persiapkan transfusi darah apabila Hb <8g/dL atau secara klinis
menunjukkan tanda-tanda anemia berat

g. Pantau terus tanda-tanda vital pasien

h. Menentukan penyebab atau sumber perdarahan dan mulai dilakukan tatalaksana khusus
Tata Laksana Khusus
Penatalaksanaan khusus diberikan sesuai dengan penyebab perdarahan postpartum, yakni mnemonic 4T.
[8,14-16]
Tonus
Pada keadaan gangguan tonus, pemijatan uterus dapat dilakukan untuk membantu memperbaiki tonus dan
menghentikan perdarahan.  Selain itu, obat-obat uterotonika yang merangsang kontraksi uterus juga dapat
digunakan, seperti :
1. Oksitosin: Berfungsi untuk menstimulasi segmen atas dari miometrium agar dapat berkontraksi
dengan teratur dan dapat mengkonstriksi arteri-arteri spiral serta menurunkan aliran darah ke
uterus. Dosis yang direkomendasikan 20 – 40 IU dalam 1 liter normal saline, berikan secara
intravena sebanyak 500 mL dalam 10 menit, kemudian selanjutnya 250 mL setiap jam.
2. Misoprostol: Bekerja dengan menginduksi kontraksi uterus secara menyeluruh. Dosis yang
direkomendasikan adalah 800 – 1000 mcg diberikan per rektal atau 600 – 800 mcg diberikan per
sublingual atau per oral. Misoprostol digunakan hanya jika tidak tersedia oksitosin.
2. PEMBERIAN OKSITOSIN
berikan melalui drip infus dengan laju 1-4 mU/menit dan naikkan
dosisnya dalam interval >20 menit hingga tercapai pola seperti
persalinan normal. Dosis maksimum 20 mU/menit dengan
total pemberian tidak boleh lebih dari 5 unit per hari

Anda mungkin juga menyukai