Anda di halaman 1dari 3

Rangkuman World Development Report (2014)

Setiap chapter dalam buku World Development Report (2014) membahas bagaimana risk
management terhadap risiko yang dihadapi, pihak yang menghadapi risiko dan bagaimana
mengatasinya. Risk management tidak hanya dilakukan oleh individu dan pemerintah saja.
Adanya keterkaitan pihak lain yang dapat membantu mengelola risiko dengan tujuan yang
sama yaitu untuk memahami tentang risiko tersebut sehingga dapat mengatasi, mencegah, dan
bahkan mengurangi dampak dari risiko tersebut.

Framework: Risk management

Risk management merupakan alat penting untuk pertumbuhan negara karena negara
berkembang cenderung menghadapi banyak risiko dan mengalami kesulitan untuk mengelola
risiko. Risk management dapat mengurangi kemungkinan risiko (reduce the likelihood) dan
meminimalisir dampak risiko tersebut (reduce the impact). Ada 4 tools dalam risk management,
yaitu: knowledge (pengetahuan), protection (proteksi), insurance (asuransi), dan coping
(penanggulangan). Tools dari risk management tersebut membantu negara dalam menghadapi
risiko. Risk management tidak hanya dilakukan oleh negara saja, akan tetapi bisa juga
dilakukan oleh individual, perusahaan, bahkan komunitas.

Dalam melakukan risk management, terdapat sejumlah hambatan yang dapat menganggu risk
management. Beberapa alasan mengapa individu kesulitan dalam mengelola risiko sendiri
dikarenakan adanya hambatan financial dan informasi serta minimnya norma sosial di
masyarakat. Mereka akan kesulitan dalam mewujudkan pengetahuannya menjadi sebuah
tindakan. Jenis-jenis hambatan diluar kendali individu, yaitu: individu harus menghadapi
kegagalan pasar dimana barang dan jasa publik tidak tersedia, terjadinya eksternalitas, dan
beberapa risiko yang bersifat kolektif. Solusi yang dapat mengatasi hambatan-hambatan
tersebut, dengan meningkatkan koordinasi agar tidak terjadi misinformation. Selain itu, perlunya
melakukan identifikasi dan memprioritaskan hambatan-hambatan yang terjadi agar
mendapatkan solusi yang sesuai.

The role of economics agent: household, community, business

Risiko tidak hanya terjadi pada negara saja. Rumah tangga atau household pun harus
mempersiapkan diri untuk menghadapi risiko dan mengejar peluang. Kualitas risk management
rumah tangga bergantung pada sejauh mana mereka menggunakan risk management tools
dalam menghadapi risiko. Jika rumah tangga paham pentingnya risk management tools
(knowledge, protection, insurance, coping), rumah tangga tersebut pastinya akan lebih siap
untuk menghadapi risiko kedepannya. Risiko pada rumah tangga berbeda-beda, mulai dari
bencana alam, keuangan (financial constraint), pengangguran hingga kemiskinan. Maka dari
itu, pentingnya bagi rumah tangga untuk memperoleh dan berbagi informasi tentang risiko dan
peluang, berinvestasi dalam sumber daya manusia (misalnya pendidikan dan kesehatan),
mengumpulkan asset keuangan dan fisik untuk mempertahankan tabungan dan memanfaatkan
kredit, membangun asuransi informal melalui keluarga dan pernikahan, serta membagi-bagi
risiko dan sumber pendapatan pada setiap anggota rumah tangga.

Dalam menghadapi risiko, memerlukan adanya peran dari pihak lain untuk membantu dalam
mengelola risiko. Komunitas merupakan salah satu pihak yang dapat menciptakan ketahanan
terhadap risiko. Risiko yang tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah, seperti
kehilangan nyawa, kesehatan, property bahkan menghalangi investasi. Komunitas dapat
menjadi pengelola risiko bagi masyarakat karena komunitas juga menghadapi risiko yang
bermacam-macam. Komunitas dalam konteks manajemen risiko dibagi menjadi communities of
location, dan community as an identity based group. Melalui dana sosial yang diperoleh dari
kontribusi seluruh anggota komunitas dapat digunakan untuk pembentukan safety nets atau
public goods yang dapat melindungi anggota dari berbagai ancaman yang berbeda. Komunitas
juga berperan sebagai pemberi asuransi karena komunitas adalah tempat mencari bantuan di
luar keluarga. 

Setelah membahas mengenai risk management dalam individu, masyarakat, negara, dan
komunitas, risk management juga berperan penting dalam pembentukan ketahanan dan
kemakmuran dalam sektor perusahaan. Adanya ketakutan dalam kehilangan atau tidak
mendapatkan pekerjaan menjadi prioritas bagi masyarakat. Sektor perusahaan mendukung risk
management melalui 3 saluran: risk sharing, mengalokasikan sumberdaya dan mempromosikan
inovasi, serta melindungi pekerja, konsumen, dan lingkungan. Terdapat 2 karakteristik:
fleksibilitas (kemampuan beradaptasi) dan formalitas (kepatuhan pada undang-undang). Dalam
konteks perusahaan, fleksibilitas perusahaan berarti perusahaan mampu beradaptasi dengan
guncangan yang terjadi di perusahaan dan adanya upaya berinovasi untuk menemukan
peluang baru. Perusahaan yang bersifat formal cenderung untuk mematuhi aturan yang berlaku
dengan mutlak. Kedua karakteristik tersebut jika dijalankan bersamaan dengan porsi yang
sesuai akan menghasilkan risk management yang mampu menciptakan sector perusahaan
yang dinamis.
The role of government and financial sector

Peran pemerintah dan sektor financial terhadap risk management tentunya menentukan
bagaimana masyarakat mampu untuk menghadapi risiko. Pemerintah membantu masyarakat
dalam risk management dengan menyediakan sistem keuangan. Sistem keuangan
menyediakan alat keuangan yang berguna, dapat melindungi dari guncangan buruk serta
memanfaatkan peluang. Jenis-jenis dari alat manajemen financial tools: pembayaran dan
layanan valuta asing, instrumen saving, kredit, asuransi pasar, investasi hutang dan ekuitas,
modal pengambil risiko, perdagangan aset publik dan penetapan harga risiko. Setiap alat
keuangan hanya dapat mengelola risiko tertentu dengan efisien, berdasarkan: frekuensi,
intensitas, dan dampaknya.

Pemerintah juga berperan untuk mengelola risiko untuk mengatasi krisis dan sektor ekonomi
melalui kebijakan makroekonomi. Kebijakan makroekonomi terdiri dari kebijakan moneter dan
kebijakan fiskal. Keb. Makroekonomi yang sehat mendorong pembangunan. Dalam membantu
orang mengelola risiko, kebijakan moneter dan fiskal harus kredibel: dapat diprediksi,
transparan, dan berkelanjutan. Kebijakan makroekonomi yang kredibel dapat meningkatkan
ketahanan suatu negara. Kebijakan moneter yang sehat dapat menghasilkan inflasi yang
rendah dengan penargetan inflasi dan nilai tukar fleksibel, strategi pengelolaan utang publik
serta reformasi ramah pasar. Kebijakan fiskal digunakan untuk instrumen stabilisasi
perekonomian yg dilakukan oleh pemerintah. Kebijakan makroekonomi yang baik akan
berdampak secara sistemik pada kehidupan masyarakat, misalnya rendahnya inflasi akan
meningkatkan daya beli masyarakat dan lambat laun akan membantu pertumbuhan
perekonomian negara.

Selain pemerintah, komunitas internasional juga turut membantu dalam mengelola risiko untuk
membantu negara tertentu dalam menghadapi risiko. Pemahaman bersama tentang perlunya
menangani risiko memungkinkan komunitas internasional untuk lebih siap menghadapi risiko
yang melebihi kapasitas negara. Contoh dari komunitas internasional yaitu International
Monetary Fund atau IMF. Peran IMF yaitu membantu perekonomian negara diseluruh dunia,
misalnya IMF bersedia memberikan pinjaman ke Indonesia untuk menangani masalah pandemi
di Indonesia. Dampak yang diberikan oleh IMF dapat membantu permasalahan pandemi yang
tidak dapat ditangani oleh pemerintah atau melebihi kapasitas pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai