Anda di halaman 1dari 1

D.

PERKEMBANGAN PERADABAN

Sejarah panjang Turki Utsmani senanatiasa diwarnai oleh kegiatan ekspansi kekuasaan dan dihiasi oleh
aneka peristiwa perang. Karena wilayah Turki Utsmani yang awalnya merupakan hadiah perang dari
Sultan Alauddin II atas kemenangannya karena itu, rangkaian proses penaklukan dan penyatuan
berbagai wilayah dalam satu komando pemerintah (Turki Utsmani). Unsur-unsur pembentuk
kebudayaan Turki yang merupakan kolaborasi intergratif dari kebudayaan Persia, Bizantium, dan Arab.
Ketiga unsur budaya masing-masing berkontribusi terhadap kemajuan peradaban Turki Utsmani.
Menurut Binnaz Toprak dikutip Badri yatim kebudayaan Persia masyarakat Turki menyerap ajaran-ajaran
berhubungan dengan etika dan tata krama dalam istana raja. Kebudayaan arab mendapatkan ajaran
tentang prinsip ekonomi, sosial dan kemasyarakatan, keiluman, dan huruf. Dalam bidang arsitektur
bangunan besar bernilai artistik. Diantarnya adalah masjid Aya Sophia sebelumnya adalah sebuah
gereja. Masjid di perindah oleh Muhammad al-Fatih dindingya dihiasi oleh tulisan indah yang terdiri atas
asmaul husna, nama Rasulullah, dan nama Khulafaur-Rasyidin. Ada beberapa Masjid Raya Sultan
Muhammad al-Fatih dan Masjid Abu Ayyub al-Anshari. Masjid digunakan sebagai pelantikan sultan-
sultan Utsmani yang baru. Kerajan Turki Utsmani melahirkan dua tokoh yaitu, Katip Celebi dan Evliya
Celebi. Terbesar dari semua penulis adalah Mustafa bin Abdullah, dikenal dengan Katip Celebi atau Haji
Halife (1609-1657 M). ia menulis buku bergambar Kasyf az-Zunun fi Asmai al-Kutub wa al-Funun. Adalah
sebuah prentasi biografi penulis-penulis penting didunia Timur bersama daftar dan deskripsi dari 1.500
buku berbahasa Turki, Persia, dan Arab. Sementara Evia Celevi (atau Evliya) mengarang buku
Seyahatname.

E. MASA KEMUNDURAN DAN KEJATUHAN

Kejatuhan Turki Utsmani merupakan proses sejarah panjang dan tidak terjadi secara tiba-tiba. Kiprahnya
sejarah selama lima abad (akhir abad ke-13 hingga awal abad ke-19) fase yang pasang surut. Faktor
penyebab utama kemunduran Turki Utsmani, adalah kelemahan para sultan. Sepeninggal Sultan
Sulaiman al-Qununi, Turki Utsmani diperintah oleh para pemimpin yang lemah. Kerajaan ini mulai
kemundurannya di abad ke-17 M. dan timbul pemberontakan-pemberontakan, seperti di Suriah
dibawah pimpinan Kurdi Jumbulat, di Lebanon di bawah pimpinan Drize Amir Fakhruddin. Negara-
negara tetanggan terjadi peperangan seperti Venitia (1645-1664 M) dan dengan Syah Abbas dari Persia.

Pada saat yang sama di Eropa mulai timbul negara-negara yang kuat di Rusia di bawah Peter yang Agung
telah berubah menjadi negara yang maju. Kerajaan Utsmani mnegalami kekalahan demi kekalahan dan
daerahnya di Eropa mulai diperketidak ada tanda-tanda membaik. Sementara di Arabia muncul
kekuatan baru yakni aliansi antara pemimpin agama Muhammad ibn Abd Wahab dikenal dengan
gerakan Wahabiyah dengan penguasa lokal Ibn Sa’ud berhasil menguasi beberapa daerah di jazirah Arab
dan sekitarnya pada awal paruh kedua abad ke-18 M. gerakan-gerakan seperti itu, terus berlanjut
hingga abad ke-19 dan 20 M. bahwa kelemahan para sultan yang memimpin, membuat Turki Utsmani
sangat rentan dengan terjadinya degradasi. Wilayah kekuasan yang sangat luas ditujang oleh
kemampuan atau kecakapan pemimpin, pada gilirannya berimplikasi pada lemahnya pemimpin, bahkan
membawa efek buruk pada perekonomian dan berbagai sendi kehidupan sosial umat. Kondisi Turki
Utsmani dialami dinasti-dinasti Islam sekaligus faktor penyebab mengalami kemunduran dan akhirnya
runtuh.

Anda mungkin juga menyukai