4411 8703 1 PB
4411 8703 1 PB
Online : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/pwk
__________________________________________________________________________________________________________________
Abstrak : Kota Pangkalan Bun sebagai Ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat mengalami perkembangan
cukup pesat. Salah satu faktor yang mampu mempengaruhi perkembangan wilayah tersebut adalah industri
PT. Korindo Ariabima Sari di Kelurahan Mendawai. Selain itu, keberadaan industri tersebut telah memberikan
dampak terhadap kondisi fisik, lingkungan, dan sosial ekonomi. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dampak
keberadaan industri PT. Korindo Ariabima Sari, baik dampak positif dan negatif berdasarkan kondisi fisik,
lingkungan, dan sosial ekonomi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode kuantitatif
serta teknik analisis deskriptif dan spasial. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan bahwa industri PT. Korindo
Ariabima Sari cenderung memberikan dampak negatif terhadap kondisi fisik (penggunaan lahan) dan
lingkungan. Luas perubahan penggunaan lahan di Kelurahan Mendawai sejak Tahun 1979-2012 sekitar
163,038 Ha dengan perubahan terbesar terjadi pada hutan seluas 59,318 Ha menjadi permukiman (17,847 Ha)
dan industri (16,271 Ha). Selain itu, dampak negatif terhadap kondisi lingkungan ditunjukkan dengan terjadinya
degradasi lingkungan ditinjau berdasarkan kebisingan, pencemaran udara, dan pencemaran air. Selain dampak
negatif, industri tersebut juga memberikan dampak positif terhadap kondisi fisik (ketersediaan fasilitas umum
dan kondisi prasarana jalan) dan sosial ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas umum dan
kondisi prasarana jalan cukup lengkap dan memadai, sedangkan tingkat pendapatan masyarakat saat ini
diatas UMR Kota Pangkalan Bun sebesar Rp. 1.600.000,-. Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlunya
zonning regulation untuk mengendalikan perkembangan kawasan permukiman dan dampak lingkungan.
Kata kunci : Industri, dampak, kondisi fisik, kondisi lingkungan, kondisi sosial ekonomi
Abstract : City of Pangkalan Bun as the Capital City of West Kotawaringin has been progressing quite rapidly.
One of the factors that affect to the development of the region is PT. Korindo Ariabima Sari industries in
Mendawai Village. Moreover, the existence of the industry has an impact on the physical condition,
environmental, and social economic. The goal of this study is to know the impact of the existence of the PT.
Korindo Ariabima Sari industries, both positive and negative impacts based on the physical condition,
environmental, social and economic. This study was using a quantitative approach with quantitative method
and techniques of descriptive and spatial analysis. According on the analysis, indicating that the PT. Korindo
Ariabima Sari industries tend to give negative impacts on the physical conditions (land use) and the
environment. The extensive changes in land use in the Mendawai Village since the years 1979-2012 about
163.038 Ha with the largest changes occurring in the forest area of 59.318 Ha become to settlements (17.847
Ha) and industry (16,271 Ha). Moreover, the negative impact on the environment indicated by the occurrence of
environmental degradation are reviewed based on noise, air pollution, and water pollution. In addition to the
negative impact, the industry is also a positive impact on the physical condition (availability of public facilities
and infrastructure condition of the road) and social economic. It can be seen from the availability of public
facilities and the condition of the road infrastructure is complete and adequate, while income level of society
above the current minimum wage Pangkalan Bun City of Rp 1.600.000,-. Recommendation from this study is
the need for zoning regulation to control the development of residential areas and environmental impact.
GAMBAR 1
WILAYAH PENELITIAN
Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui tenaga kerjanya, menurut Biro Pusat Statistik
lokasi industri PT. Korindo Ariabima Sari di (BPS) kegiatan industri dapat diklasifikasikan
Kelurahan Mendawai, Kota Pangkalan Bun. menjadi industri besar, sedang, kecil, dan
Kota Pangkalan Bun merupakan wilayah yang rumah tangga.
termasuk pada administrasi Kecamatan Arut
Selatan, Kabupatan Kotawaringin Barat. Dampak
Wilayah Kota Pangkalan Bun mencakup 7 Industrialisasi secara umum telah
kelurahan dari 14 kelurahan dan dua desa memberikan dampak baik bagi perkembangan
yang ada di Kecamatan Arut Selatan. wilayah maupun peningkatan kesejahteraan
Kelurahan Mendawai menjadi salah satu masyarakat. Definsi dampak adalah suatu
wilayah terpadat di Kota Pangkalan Bun perubahan yang terjadi akibat suatu aktivitas.
setelah Kelurahan Raja. Pada Tahun 2010 Aktivitas tersebut dapat bersifat alamiah, baik
Kelurahan Mendawai memiliki jumlah kimia, fisik, maupun biologis (Soemarwoto,
penduduk sebanyak 16.503 jiwa dengan 1997: 38). Dampak juga dapat didefinisikan
kepadatan penduduk sebesar 4.884 jiwa/km2. menurut definisi yaitu suatu perbedaan
Justifikasi dipilihnya Kelurahan Mendawai kondisi lingkungan antara dengan dan tanpa
sebagai wilayah penelitian karena wilayah adanya proyek. Dampak secara umum dapat
tersebut mengalami perkembangan cukup bersifat positif maupun negatif.
pesat, terdapat industri skala besar yang Definisi dampak positif menurut Kamus
mempengaruhi perkembangan wilayah Besar Bahasa Indonesia merupakan suatu
tersebut. Selain itu, perlu mengkaji dampak pengaruh kuat yang mendatangkan akibat
keberadaan industri tersebut terhadap yang baik atau positif. Dampak positif secara
masyarakat dan lingkungan sekitar. umum dapat dilihat dengan adanya
perubahan yang dirasakan oleh masyarakat
KAJIAN LITERATUR dapat memberikan keuntungan. Sedangkan,
Industri dampak negatif menurut Kamus Besar Bahasa
Industri merupakan suatu kegiatan Indonesia, merupakan suatu pengaruh kuat
bagian dari sistem perekonomian atau sistem yang mendatangkan akibat buruk atau negatif.
mata pencaharian dan suatu usaha manusia Dampak negatif dirasa memberikan kerugian
dalam menggabungkan atau mengolah bahan- bagi manusia, makhluk hidup lainnya, maupun
bahan dari sumber daya lingkungan menjadi lingkungan. Di sebagian besar negara maju,
barang yang bermanfaat. Industri sebagai dampak negatif lebih diperhatikan dan
suatu sistem terdiri dari beberapa unsur, yaitu dipertimbangkan daripada dampak positif.
unsur fisik dan unsur perilaku manusia. Unsur
fisik yang mendukung adalah komponen Dampak terkait Pembangunan Industri
tempat meliputi kondisinya, peralatan, bahan Pembangunan kawasan industri dalam
baku, dan sumber energi. Unsur perilaku jangka waktu panjang, akan berdampak pada
manusia meliputi ketersediaan tenaga kerja, pertumbuhan dan perkembangan wilayah.
keterampilan, tradisi, transportasi dan Selain itu, kegiatan industri juga mampu
komunikasi, serta keadaan pasar dan politik. mempengaruhi perilaku manusia dan kondisi
keterkaitan antara unsur fisik dan unsur lingkungan. Adapun dampak terkait adanya
perilaku manusia akan mengakibatkan pembangunan industri, yaitu :
terjadinya aktivitas industri yang melibatkan a. Alih fungsi lahan pembangunan industri
berbagai faktor (Hendro, 2000: 20-22). Alih fungsi lahan merupakan mekanisme
Menurut Kristanto (2004: 156-157) yang mempertemukan permintaan dan
mengklasifikasikan kegiatan industri menjadi penawaran terhadap lahan. Sehingga
industri dasar (hulu), hilir, dan kecil. Selain itu, menghasilkan kelembagaan lahan baru
industri juga dapat diklasifikasikan secara dengan karakteristik sistem produksi yang
konvensional, yaitu industri primer, sekunder, berbeda. Hal ini mengakibatkan kawasan
dan tersier. Jika dilihat berdasarkan jumlah pinggiran yang sebagian besar berupa lahan
GAMBAR 2
PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN KELURAHAN MENDAWAI TAHUN 1979-2012
Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat berupa perdagangan dan jasa. Selain itu,
perubahan penggunaan lahan yang terjadi di dampak negatif dari industri terhadap kondisi
Kelurahan Mendawai dari Tahun 1979-2012. fisik dapat dilihat dari semakin berkurangnya
Gambar tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan lahan terbuka yang digunakan
sebagian besar lahan non terbangun beralih untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan
fungsi menjadi lahan terbangun. Hal ini dan ketersediaan fasilitas umum. Sehingga
menunjukkan bahwa penggunaan lahan di mengakibatkan pula berkurangnya daya serap
wilayah tersebut dipengaruhi oleh keberadaan lahan terhadap air.
industri PT. Korindo Ariabima Sari.
Dampak industri PT. Korindo Ariabima b. Kondisi Lingkungan
Sari juga dapat dilihat pada kondisi prasarana Dampak industri PT. Korindo Ariabima
jalan dan ketersediaan fasilitas umum. Pada Sari terhadap kondisi lingkungan dapat dilihat
saat ini kondisi prasarana jalan di Kelurahan dari tingkat kebisingan, pencemaran udara,
Mendawai sudah cukup memadai dan baik, dan pencemaran air. Pada dasarnya Dampak
sedangkan ketersediaan fasilitas umum sudah terhadap kondisi lingkungan saat ini telah
cukup lengkap dan mampu memenuhi mengganggu kenyamanan masyarakat. Hal ini
kebutuhan masyarakat. Berdasarkan hasil secara umum dapat mengakibatkan terjadinya
analisis, dapat diketahui keberadaan industri degradasi lingkungan dan penurunan tingkat
PT. Korindo Ariabima Sari memberikan kesehatan masyarakat.
dampak positif dan negatif bagi wilayah Kebisingan akibat adanya kegiatan
sekitar. Dampak positif terhadap kondisi fisik industri PT. Korindo Ariabima Sari disebabkan
dapat dilihat dari pemanfaatan lahan yang oleh mesin chipper yang digunakan dalam
optimal, kondisi prasarana jalan yang proses pemotongan kayu (log) dengan nilai
memadai, dan semakin lengkapnya Parameter kebisingan sebesar Ls. 103,4 (diatas
ketersediaan fasilitas umum. Keberadaan baku mutu 85 dBA. Selain itu, kebisingan juga
industri PT. Korindo Ariabima Sari mampu terjadi akibat proses pembuangan uap sisa
menciptakan adanya aktivitas pendukung turbin. Dalam menggerakkan turbin tersebut
GAMBAR 3
RADIUS DAMPAK KEBISINGAN
diperlukan tekanan uap tinggi. Tetapi, jika uap udara. Hal ini dapat dilihat dari kondisi udara
yang dihasilkan berlebih, maka secara di Kelurahan Mendawai sebelum dan sesudah
otomatis uap tersebut akan dibuang ke udara. adanya industri yang mengalami perubahan
Dampak kebisingan umumnya belum (Lihat Tabel 4).
memberikan dampak yang berat, karena
sebagian besar responden tidak merasa TABEL 4
terganggu dan hanya responden yang KONDISI UDARA DI KELURAHAN MENDAWAI
bertempat tinggal dari lokasi industri antara
Kondisi Sebelum Sesudah
radius < 250-500 meter yang merasakan
Udara Jumlah (%) Jumlah (%)
dampak tersebut (Lihat Gambar 3). Selain itu,
Sejuk 67 100 6 8,96
intensitas dan waktu kebisingan hanya terjadi
Bau 0 0 20 29,85
pada waktu yang tidak tentu, sehingga Terjadi
dampak kebisingan yang dirasakan bukan 0 0 41 61,19
kabut asap
merupakan dampak berat. Jumlah 67 100 67 100
Berdasarkan Gambar 3, dapat diketahui Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2013
dampak kebisingan dirasakan oleh masyarakat
yang berada pada radius <250-500 meter. Berdasarkan tabel tersebut dapat
Pada dasarnya dalam mengendalikan dampak diketahui bahwa kondisi udara mengalami
kebisingan, PT. Korindo Ariabima Sari telah perubahan menjadi tercemar. Sebanyak 41
mengadakan upaya penanaman pohon di responden (61,19%) berpendapat kondisi
dalam lokasi industri. Tetapi, upaya tersebut udara telah terjadi kabut asap. Dampak
dirasa kurang efektif dalam mengendalikan tersebut umumnya dirasakan oleh masyarakat
dampak kebisingan. Sehingga diperlukan yang bertempat tinggal antara jarak < 250-750
upaya penanaman pohon di sekitar lokasi meter dari lokasi industri (Lihat Gambar 4).
industri dan kawasan permukiman agar dapat Terjadinya pencemaran udara dapat dilihat
mengurangi dampak kebisingan. dari adanya kabut asap dan debu-debu hitam
Selain dampak kebisingan, keberadaan yang menempel pada pakaian.
industri PT. Korindo Ariabima Sari juga
memberikan dampak terhadap pencemaran
GAMBAR 4
RADIUS DAMPAK PENCEMARAN UDARA
Jika dilihat dari dampak yang dirasakan, dapat dilihat dari warna air yang keruh (Lihat
pencemaran udara tersebut termasuk pada Tabel 5).
dampak ringan karena sebagian besar TABEL 5
responden hanya merasakan adanya debu- KONDISI AIR SUNGAI ARUT
debu yang mengotori pakaian. Selain itu, DI KELURAHAN MENDAWAI
masyarakat yang merasakan dampak hanya
Kondisi Air Sebelum Sesudah
bertempat tinggal pada radius < 250-750
Sungai Jumlah (%) Jumlah (%)
meter dari lokasi industri. Tetapi, pada
Bersih dan
dasarnya PT. Korindo Ariabima Sari telah jernih
67 100 1 1,49
mengadakan upaya pengendalian dampak Bau dan
dengan cara mengadakan penanaman pohon 0 0 65 97,02
keruh
di dalam kawasan industri. Hal ini dilakukan Jernih
untuk mengurangi dampak pencemaran tetapi
0 0 1 1,49
udara, kerana pada dasarnya pohon dapat memiliki
menyerap CO2 sehingga dapat mengurangi rasa
jumlah polutan dalam udara. Jumlah 67 100 67 100
Selain itu, industri PT. Korindo Ariabima Sumber: Hasil Analisis Penyusun, 2013
Sari telah memberikan dampak terhadap
Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui
pencemaran air Sungai Arut. Pada dasarnya
kondisi air sungai yang saat ini mengalami
pencemaran air sungai tersebut terjadi karena
perubahan menjadi bau dan keruh. Sebanyak
adanya kegiatan penambangan emas di hulu
65 responden (97,02%) berpendapat bahwa
sungai dan industri PT. Korindo Ariabima Sari.
kondisi air saat ini bau dan keruh. Hal ini
Pencemaran air sungai akibat kegiatan
mengidikasikan bahwa air Sungai Arut telah
inidustri terjadi karena proses pembuangan
mengalami pencemaran. Selain itu,
hasil pengelolaan limbah dan proses bongkar
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
muat di tepi sungai. Terjadinya pencemaran
oleh Badan Lingkungan Hidup (BLH), kondisi
air Sungai Arut di sekitar industri PT. Korindo industri tersebut dapat mempengaruhi
Ariabima Sari masih dalam kondisi stabil, struktur sosial masyarakat di wilayah tersebut.
walaupun nilai BOD5 telah melebihi standar Hal ini terjadi karena sebagian besar karyawan
yang telah ditetapkan oleh BM Kualitas Air industri PT. Korindo Ariabima Sari berasal dari
menurut PP. 82 Tahun 2001. Hal tersebut luar Kota Pangkalan Bun, sehingga membawa
membuktikan bahwa kandungan air Sungai pengaruh bagi masyarakat asli wilayah
Arut melebihi standar, sehingga dapat tersebut. Terjadinya perubahan struktur sosial
mempengaruhi jumlah Oksigen (O2) yang dapat memberikan dampak positif dan negatif
dibutuhkan mikroorganisme dalam memecah kepada masyarakat. Dampak positif tersebut
bahan buangan organik yang ada dalam air. berupa semakin beragamnya kebudayaan
Berdasarkan analisis yang dilakukan, masyarakat dan hubungan antar masyarakat
dapat diketahui bahwa dampak pencemaran yang erat, sedangkan dampak negatif dari
air sungai menjadi salah satu dampak negatif industri tersebut tidak jarang terjadi
dari adanya kegiatan industri PT. Korindo perbedaan pendapat sehingga mengakibatkan
Ariabima Sari. Tingkat pencemaran air Sungai terjadinya konflik antara masyarakat asli dan
Arut umumnya termasuk pada dampak yang pendatang. Hal ini terjadi karena di antara
cukup berat, karena warna air yang keruh dan masyarakat asli dan pendatang memiliki
kandungan BOD5 melebihi batas yang telah perbedaan berpendapat maupun tradisi.
ditetapkan BM Kualitas Air PP. 82 Tahun 2001. Selain itu, industri PT. Korindo Ariabima
Pada dasarnya industri PT. Korindo Sari memberikan dampak terhadap tingkat
Ariabima Sari telah mempertimbangkan pendapatan masyarakat. Hal ini terjadi karena
dampak terhadap lingkungan khususnya kegiatan industri yang memerlukan tenaga
dampak terhadap pencemaran air. Dalam kerja dalam jumlah besar, mengakibatkan
mengendalikan dampak tersebut, PT. Korindo masyarakat memiliki peluang untuk bekerja di
Ariabima Sari telah mengadakan pengelolaan industri tersebut. Selain itu, masyarakat juga
limbah dengan sistem multyple sedimentasi. memiliki peluang untuk membangun usaha
Selain terdapat pengelolaan limbah, industri perdagangan dan jasa di sekitar lokasi industri.
tersebut juga telah memiliki ISO 14001 Dengan demikian, masyarakat di Kelurahan
(Standar Internasional untuk Sistem Mendawai akan mengalami perubahan
Manajemen Lingkungan). standar hidup menjadi lebih baik dan memiliki
Kondisi air Sungai Arut yang tercemar tingkat konsumsi yang tinggi. Berdasarkan
mengakibatkan sebagian besar responden hasil yang didapat (Lihat Gambar 5), diketahui
sudah tidak menggunakan air sungai dalam bahwa sebagian besar responden memiliki
memenuhi kebutuhan sehari-hari (sebanyak tingkat pendapatan diatas Upah Minumim
54% responden). Sehingga PT. Korindo Rata-Rata (UMR) Kota Pangkalan Bun sebesar
Ariabima Sari mengadakan pengelolaan air Rp. 1.600.000,-.
sungai untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat khususnya yang bertempat tinggal
di RT 11B. Sehingga dapat diketahui bahwa 5% < Rp 750.000,-