Anda di halaman 1dari 45

Kelola Sosial

Disampaikan pada Diklat online Pengembangan Tanaman Biomassa


Tahun 2021 Perhutani Forestry Institute, Madiun (PeFI)

TINGKAT MANDOR
Tim Penyusun :
Zeni Zainal Muis
Slamet Winarta
Menu Kelola Sosial
1. Pengantar (Kelola Sosial)
2. Identifikasi Gangguan (Sosial)
3. Penanganan
Konflik
4. Pencegahan/Mitigasi
Konflik
PENGANTAR Kelola Sosial
Kelola Sosial adalah serangkaian kegiatan yg bertujuan
utk membangun hubungan yg harmonis antara Perum
Perhutani dg karyawan, pekerja, masyarakat dan pihak
lain dlm rangka pengelolaan Hutan Lestari (SK Dir No.
683/Kpts/Dir/2009).

PHT MDH/Pesanggem
Kelola Sosial merupakan bagian dari divisi perusahaan untuk
memberikan nilai tambah bagi staholders demi terciptanya sinergi
yang baik, maju dan tumbuh bersama. Perencanaan program kelola
sosial dibuat sesuai dengan rencana kebutuhan nyata masyarakat
sekitar dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan.
 Salah satu Bentuk Kegiatan Kelola Sosial adalah Sosialisasi
Program Tanaman Biomassa kepada Masyarakat Desa
Hutan
Penanganan Konflik

“Konflik Sumber Daya Hutan “


adalah perbedaan persepsi, kepentingan dan
keinginan antara dua orang (pihak) atau lebih dalam
mengelola dan memanfaatkan sumber daya hutan”.
Penanganan Konflik

A. Persuasif

B. Negosiasi

C. Mediasi
Penanganan Konflik
A. Persuasif
“Bersifat membujuk secara halus, supaya menjadi yakin
(KBBI)”.

Komunikasi Persuasif : Proses


penyampaian pesan dari komunikator
kepada komunikan dg tujuan utk meyakinkan
komunikan spy berbuat atau bertingkah laku
spt yg diharapkan komunikator dg cara
membujuk tanpa paksaan
dan tanpa kekerasan
Penanganan Konflik

Faktor2 Penting Dlm Komunikasi Persuasif


1. Komunikator
Selain kemampuan dlm menyampaikan pesan,
aspek2 karakteristik personal komunikator yg dpt
mempengaruhi respon komunikan adalah :

a. Kredibilitas Komunikator
Mengacu tiga Komponen, yaitu : keahlian,
kepercayaan dan eksistensi.
- Keahlian : Ahli di bidangnya
- Kepercayaan : watak & Sikap (Track Record).
- Eksistensi : Telah dikenal (Nama Baik)
Penanganan Konflik
b. Daya Tarik Komunikator
- Fisik : Penampilan
- Psikologis : Merujuk pada kesamaan dan
kedekatan
antara komunikator dan komunikan.
Orang akan lbh tertarik pd org lain yg memiliki
pandangan yg sama dg dirinya (komunikator
hrs jeli
melihat kesukaan & cara berpikir komunikan).
c. Kekuasaan Komunikator
- Kekuasaan yg dimiliki komunikator dpt
menimbulkan
sikap tunduk komunikan.
- Dlm komunikasi persuasif kekuasaan tdk boleh
dignkn utk menekan komunikan.
- Komunikan diberi kebebasan dlm melihat
fakta2.
Penanganan Konflik
2. Pesan
a. Verbal
Kata-kata (lisan dan tulisan)
b. Non Verbal
Penampilan, ekspresi, gesture dan emosi.
“Lbh efektif dlm suasana informal dlm keseharian
(Warung, di hajatan, suasan informal lainnya)”
“Gandeng Key Person”

3. Komunikan
- Bbrp hal yg mempengaruhi komunikan dlm
merespon persuasi scr positif adalah : Keyakinan,
sikap dan nilai- nilai yg dimiliki oleh komunikan.
Penanganan Konflik
Strategi Komunikasi persuasi :

1. Kesan Pertama
 Kesan pertama : 3 detik (org lain akan mengambil
kesimpulan ttg kita)
 Dasar : Penampilan, Bahasa Tubuh, Karisma, Cara
berpakaian.

2. Menarik Empati
Bentuk empati dlm komunikasi adl : mau
mendengarkan.
 Dg mendengarkan akan tahu : keluhan, karakteristik,
kebutuhan komunikan.
 Komunikator yg memahami komunikan akan lbh
mampu mempengaruhi emosi dan alam bawah sadar
komunikannya.
Penanganan Konflik

3. Membangun Kredibilitas

 Utk membangun kredibilitas seorang hrs bisa


mengembangkan tiga komponen, yaitu : Keahlian,
Kepercayaan dan Eksistensi.

4. Memotivasi

 Tehnik komunikasi yg mendasar adl dg menggunakan


kompensasi dan insentif, yaitu komunikator menciptakan
perasaan berhutang pada diri komunikannya. Scr otomatis
komunikan akan merasa berkewajiban utk membalasnya.
 Insentif yg diberikan oleh seorang komunikator dpt berbentuk
apa saja (misal : hadiah, mentraktir makan, atau waktu).
Penanganan Konflik

GOL

PHT & MDH Harmonis


Pesanggem kooperatif
Persuasif Hak & Kewajiban
dilaksanakan

Tanaman
Biomassa
Sukses
Penanganan Konflik
B. Negoisasi
“Komunikasi dua arah/proses tawar
menawar/berunding/ bermusyawarah untuk mufakat
para pihak yang terlibat konflik yang dirancang untuk
mencapai kesepakatan.

Negoisasi dilakukan apabila komunikasi antar pihak


yang bersengketa masih terjalin baik, masih ada rasa
saling percaya dan ada keinginan untuk cepat
mendapatkan kesepakatan dan meneruskan hubungan.
Penanganan Konflik

Negosiasi
Persiapankan (tim, bahan, strategi, dokumen dan lain-lain).

“Jangan takut berunding, dan


jangan berunding karena takut/tertekan”.

Kondisikan dalam sikon yg nyaman,


aman.

GOL
Win-win solution
Kolaborasi
Penanganan Konflik

C. Mediasi
Upaya menyelesaikan konflik dg melibatkan
pihak ketiga yg netral, yg tdk memiliki
kewenangan mengambil keputusan yg
membantu pihak2 yg bersengketa mencapai
penyelesaian yg diterima oleh kedua belah
pihak.

Mediator : Pihak/Orang yg memediasi pihak2


yang bersengketa.
Penanganan Konflik

Mediator
Netral
Komunikatif Antara lain :
Paham permasalahan Tokoh
Mengenal para Pihak Masyarakat
Mendengar para Aparat
Pihak Pemerintah
Mampu membangun dll
suasana damai
Pencegahan/Mitigasi Konflik

1. Tenurial
- Haus lahan,
pemanfaatan Perencanaan
terus menerus Lokasi
- Okupasi, bibrikan - Clear & Clean
- Klaim

Sabotase
tanaman
Biomassa
Pencegahan/Mitigasi Konflik
2. Blm ada
kesepahaman Prakondisi
- Abai thd kewajiban Penanaman
- Mengganggu Tanaman -Sosialisasi program
Biomassa scr perlahan Biomassa secara
tuntas
- Melibatkan
kelembagaan
LMDH, Tokoh
masyarakat,
Aparat
Pencegahan/Mitigasi Konflik

3. PHT – MDH
Kurang Harmonis Komsos
- Gagap Komunikasi - Formal dan
- Program/kegiatan PHT Informal scr terus-
tdk/kurang mendapat menerus
dukungan. - Verbal & Non
- Ketika ada Verbal (Bahasa
permasalahan sosial tubuh, perilaku,
sulit diselesaikan penampilan)
- Efektif
- Gandeng Key
Person

Deal/kesepahaman/kesepakatan terjadi dlm suasana informal,


maka komsos senantiasa hrs dilakukan scr terus menerus
terutama dlm keseharian bermasyarakat
Pencegahan/Mitigasi Konflik
4. Penanganan
Permasalahan Monev
yg terlambat - Memantau
- Gangguan sporadis perkembangan
thd tanaman dan kondisi
biomassa lapangan
- Kewajiban yg - Deteksi dini
tdk/blm
dilaksanakan
Permasalahan yg
- dll
muncul dpt segera
diselesaikan sejak
awal
Pencegahan/Mitigasi Konflik
Tips Sukses Komunikasi
 Gunakan bahasa yg sederhana dan mudah
dipahami.
 Ciptakan suasana yg nyaman dan bersahabat
serta
Hindari situasi dalam kemarahan dan ketakutan
 Sikap dan bahasa tubuh yg santun, ramah
 Intonasi jelas dan Wajar (tdk tinggi dan tdk terlalu
lemah)
 Tanamkan & Kembangkan dlm pikiran kita positif
thinking dan optimistis.
 Akomodatif/mau mendengarkan, Empati &
Hindarai memotong pembicaraan orang.
 Hindari perdebatan dan utamakan bertukar pikiran
 Gandeng Key Person
Identifikasi Gangguan
Sumber-sumber konflik/Gangguan, al :
Haus lahan pertanian.
Masalah Tenurial pd lokasi tnmn Biomassa
Adanya gap dan gagap komunikasi antara
perhutani dengan masyarakat.
Belum tuntasnya sosialisasi program tanaman
Biomassa
(Maksud/tujuan, manfaat, Hak & Kewajiban, dll).
Hubungan yang kurang harmonis antara Perhutani
dan masyarakat.
 ........?
 ........?
IDENTIFIKASI KONFLIK DAN SOLUSINYA PADA TANAMAN BIOMASSA

NO IDENTIFIKASI KONFLIK/MASALAH SOLUSI KETERANGAN

1 2 3 4
1 Potensi Gangguan Sosial yang Pencegahan /Mitigasi thd Studi Kasus
berdampak pada Kegagalan munculnya Gangguan Sosial : di KPH
Tanaman Biomassa • Patroli keamanan hutan Sukabumi
a. Garapan Liar/Bibrikan • Pembuatan peta rawan
b. Kebakaran Hutan Gukamhut untuk sasaran
c. Illegal Mining patroli dan monitoring
keamanan
• Koordinasi dengan Tokoh
Masyarakat, LMDH,
Forpimdes dan Forpimcam
• Penyuluhan kepada
masyarakat
IDENTIFIKASI KONFLIK DAN SOLUSINYA PADA TANAMAN BIOMASSA
KPH PURWAKARTA

NO IDENTIFIKASI KONFLIK/MASALAH SOLUSI


1
2 3
1 Perusakan tanaman Melakukan patroli rutin dan patroli gabungan
tingkat RPH, BKPH dan KPH
2 Penggembalaan Hewan Ternak Sosilisasi/penyuluhan dalam rangka
memberikan pemahaman kepada masyarakat
akan dampak kerusakan tanah dan tanaman
akibat Penggembalaan Liar.
3 Kebakaran Hutan Pembuatan sekat bakar/ilaran dan Pemasangan
Plang Peringatan Rawan Kebakaran. Sosialisasi
Bahaya Kebakaran
4 Bibrikan dengan menanam jenis yang Sosilisasi/penyuluhan dalam rangka
menggangu pertumbuhan tanaman memberikan pemahaman kepada masyarakat
Biomassa (Sereh Wangi) akan dampak kegagalan tanaman akibat
Bibrikan
5 Pengambilan daun Gamal dan Meningkat komunikasi sosial (Komsos)
Kaliandra sebagai Pakan Hijauan terhadap wilayah kerja yang rawan terjadinya
Makan Ternak Gukamhut.
PATROLI KEAMANAN HUTAN ANTISIPASI GUKAMHUT MONITORING DAN EVALUASI
IDENTIFIKASI KONFLIK DAN SOLUSINYA PADA TANAMAN BIOMASSA
KPH SUMEDANG

NO IDENTIFIKASI KONFLIK/MASALAH SOLUSI


1 2 3
1 Kebutuhan Lahan Pertanian Sepanjang Tahun Perum perhutani menyediakan lahan pada lokasi tanaman
Biomassa dengan pola plong-plongan atau pola Cluster, 70%
utk lahan Biomassa dan 30 % utk tanaman pertanian
Masyarakat
2 Aktifitas Penggembalaan Liar sudah menjadi Perum perhutani KPH Sumedang menyiapkan lahan utk
Budaya. Ratusan Ternak dilepas di Kawasan kandangisasi yang di kerjasamakan dengan LMDH
Hutan
3 Kesulitan mencarai Tebaga Kerja. Upah Pekerja Pemberdayaan tenaga kerja lokal, pekerjaan persemaian
Hutan kalah oleh Upah Pekerja Proyek hingga penanaman dan pemeliharaan di kerjakan.oleh
Pembangunan yg sedang marak. masyarakat setempat terutama penggarap, disamping berhak
atas lahan garapan, juga upah kerja serta kewajiban utk turut
menjaga keberhasilan tanaman biomassa
4 Kepastian Bagi Hasil dari Produksi Biomassa. Pada RKAP tanaman Biomassa, dialokasi kan utk kegiatan
MDH tidak meyakini bahwa Tanaman Biomassa Kelola Sosial, yang meliputi sosialisasi tanaman biomassa
akan berhasil dan memberi kontribusi Manfaat maupun hak atas pengelolaan tanah utk tanaman pertanian,
bagi MDH lalu kemudian di buatkan Perjanjian Kerjasama Pengelolaan
Hutan antara Perum Perhutani dan LMDH yang meliputi bagi
peran dan bagi hasilnya
PENGGEMBALAAN LIAR DAN
KEBAKARAN HUTAN
KONDISI TANAMAN BIOMASSA YANG Kondisi tanaman biomassa yang terkendala oleh gangguan
NORMAL TANPA ADA GANGGUAN tanaman Sereh Wangi, pertumbuhan jadi terhambat, setelah
tanaman sereh dibongkar tampak sudah ada perubahan
KOMSOS DENGAN MASYARAKAT
• Silaturahmi langsung (Dor to Dor) terhadap Masyarakat Pesanggem
• Melaksanakan Musyawarah dengan masyarakat, LMDH, Tokoh Masyarakat
dan para Stakeholder
• Mengikuti acara Rapat Minggon baik di tingkat Pemerintah Desa maupun
Kecamatan (Muspika)
• Memberikan penyuluhan dengan cara resmi mengundang masyarakat dan
tokoh masyarakat serta steakholder dengan tujuan untuk memberikan
pemahaman yang dapat menunjang terhadap keberhasilan Taman Biomasa.
Pre-emtif yaitu Melakukan pendekatan AKSI TANGANI
terhadap tokoh masyarakat, tokoh Agama
dalam rangka melakukan Penyuluhan Hukum KONFLIK/GUKAMHUT
Preventif yaitu melakukan pencegahan seperti Patroli
rutin dan patroli gabungan, koordinasi dengan unsur
Pemerintah setempat, pemasangan plang larangan
dan plang himbawan terkait dengan gannguan
keamanan hutan dan melakukan Komsos dengan
masyarakat hutan dan stake holder
Repsesif yaitu Penegakan hukum, memberikan
efek jera terhadap para pelanggar hukum dan
melakukan tindakan tegas dilapangan
TAHAPAN PROSES PEMBUATAN TANAMAN BIOMASSA (GAMAL DAN KALIANDRA
)
1. KELOLA SOSIAL
Kelola sosial dilaksanakan untuk mengidentifikasi kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar kawasan pengembangan tanaman biomassa, serta
menentukan model pola tanaman yang paling efektif pengembangan pada
hutan tanaman biomassa yang melibatkan masyarakat.

2. PENDATAAN PETANI/ PENGGARAP DI LOKASI TANAMAN BIOMASSA.


Pendataan petani/penggarap dilaksanakan oleh jajaran Asper/KBKPH terhadap
seluruh petani/penggarap yang
terdapat pada lokasi tanaman biomassa, dengan perincian data sbb :
• Lokasi/petak garapan
• Nama penggarap
• Umur
• Alamat
• Luas garapan
• Jenis tanaman garapan
• Foto copy KTP
3. SOSIALISASI PROGRAM TANAMAN BIOMASSA
a. Sosialisasi dilaksanakan dengan tujuan :
• Menyampaikan program pengembangan tanaman biomassa.
• Meningkatkan pemahaman masyarakat/petani penggarap terhadap
pola tanam tanaman biomassa dan pola tanam agroforestri masyarakat sesuai
proporsi yang ditentukan, yaitu 70% untuk lahan tanaman biomassa dan 30%
untuk lahan pertanian dari luas rencana/Petak.
• Terbentuknya kesepakatan antara petani/penggarap dengan Perhutani perihal
pembagian keluasan garapan (lokasi tanaman biomassa sebagai
tanggung jawab pangkuan dan keluasan tanaman agroforestri)
yang dituangkan dalam BA (Berita Acara) Kesepakatan Kerja Sama.
b. Kegiatan sosialisasi dibuatkan BA Sosialisasi dilengkapi dengan daftar
hadir dan foto kegiatan
C. PERJANJIAN PEMANFAATAN LAHAN
Perjanjian Kerja Sama (PKS) atau Naskah Kesepakatan Kerja Sama (NKK) Pemanfaatan
lahan mencakup kelola kerjasama tanaman biomassa dan kelola
kerjasama tanaman agroforestri antara petani /penggarap/LMDH dengan Perhutani.
1. Penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS) atau Naskah Kesepakatan Kerjasama
(NKK) antara Petani Penggarap/LMDH dengan Perhutani berdasarkan
kesepakatan.
2. Dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) atau Naskah Kesepakatan Kerja sama (NKK)
pemanfaatan lahan terdapat data yang terdiri dari :
a. Identitas tapak/Petak
b. Nama LMDH
c. Identitas dan jumlah penggarap (nama, alamat,usia, NIK)
Hak dan kewajiban
d. Keluasan garapan/tanggung jawab pada tanaman Biomassa
e. Komoditas tanaman agroforestri
f. Pola tanam biomassa dan pola tanaman agroforestri
g. Sumber permodalan tanaman agroforestri
h. Rencana waktu tanam
i. Rencana waktu panen dan produksi
j. Besaran bagi hasil
k. Penyelesaian sengketa, sanksi, dsb.
S
O
S
I
A
L
I
S
A
S
I
K
T
E
B A
E
R N
H
A A
S M
I
L A
A
N N

Anda mungkin juga menyukai