TINJAUAN TEORI
dengan distorsi has proses pikir, kadang - kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya
sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham yang kadang - kadang
aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang terpadu dengan situasi nyata atau
sebenarnya, dan autism. Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering
terjadi.
gangguan psikotik dengan gangguan dasar kepribadian, distorsi khas pada proses,
kadang - kadang merasa dirinya dikendalikan oleh kekuatan dari luar, terdapat
8
9
antara lain :
herediter yang semakin lama semakin kuat, adanya trauma yang bersifat
kejiwaan, adanya hubungan orang tua-anak yang patogenik, serta interaksi yang
mendeskripsikan tentang ibu yang memiliki sifat dingin, dominan, dan penolak,
10
kepribadian. Orang tua terkadang bertindak terlalu banyak untuk anak dan tidak
terlalu sedikit dan tidak merangsang anak, atau memberi bimbingan dan anjuran
psikomotor.
Delusi, kekacauan alam pikir, halusinasi, suara – suara atau bisikan- bisikan tetapi
tidak ada sumber atau bisikan itu, gaduh, gelisah, tidak dapat diam, bicara dengan
semangat dan gembira berlebihan, merasa dirinya orang besar, pikirannya penuh
dengan kecurigaan.
Alam perasaan (Affect) yang tumpul dan mendatar ini terlihat dari wajah yang tidak
menunjukan ekspresi, menarik diri atau mengasingkan diri, tidak mau bergaul, suka
melamun, sukar diajak bicara, pendiam, pasif dan apatis, menarik diri dari pergaulan
sosial, kesulitan dalam berpikir abstrak, tidak ada upaya dan usaha, tidak ada
inisiatif, tidak ada spontanitas, monoton serta tak ingin apa – apa dan pola pikir
stereotip.
Sumber,(Ikawati, 2009)
Faktor keluarga berawal dari adanya konflik dalam keluarga sehingga tumbuh
kembang anak tidak optimal merasa anak tidak diperhatikan, sehingga anak
memiliki sifat introvert (sifat menutup diri dari kehidupan luar) menimbulkan sifat
menarik diri, sifat ekstrovert (sifat yang cenderung membuka diri dengan kehidupan
Faktor predisposisi adalah faktor risiko yang menjadi sumber terjadinya stres
yang mempengaruhi tipe dan sumber dari individu untuk menghadapi stres baik yang
dalam memberikan arti dan nilai terhadap stres pengalaman stres yang dialaminya.
memerlukan energi yang besar dalam menghadapi stres atau tekanan hidup. Faktor
presipitasi ini dapat bersifat biologis, psikologis, dan sosiokultural. Waktu merupakan
dimensi yang juga mempengaruhi terjadinya stres, yaitu berapa lama terpapar dan
berapa frekuensi terjadinya stres. Faktor presipitasi yang sering terjadi adalah :
keuangan, aspek legal, dan krisis komunitas. Lingkungan sosial adalah kejadian
yang dijelaskan sebagai jalan masuk dan jalan keluar. Jalan masuk adalah
14
2. Ketegangan hidup. Stres dapat meningkat karena kondisi kronis yang meliputi
(Yoseph, 2009).
timbul pada masa remaja antara 15-25 tahun. Gejala yang mencolok
15
Ikawati (2011) menuliskan bahwa ada tiga fase pengobatan dan pemulihan
skizofrenia yaitu:
1. Terapi fase akut . Pasien menunjukkan gejala psikotik yang intensif, ditandai
dengan munculnya gejala positif dan negatif. Pengobatan pada fase ini
terhadap diri sendiri maupun orang lain. Terapi utamanya adalah dengan
yang benar dan dosis yang tepat dapat mengurangi gejala psikotik dalam waktu
enam minggu.
intensitas yang lebih ringan. Pasien masih memiliki kemungkinan yang besar
16
Ada 2 jenis terapi yang dapat dilakukan pada penderita skizofrenia paranoid yaitu:
seperti:
yang cepat .
2. Terapi Farmakologi
Terapi penderita skizofrenia dibagi menjadi tiga tahap yakni terapi akut, terapi
stabilisasi dan terapi pemeliharaan. Terapi akut dilakukan pada tujuh hari pertama
penggunaan obat antipsikotik. Terapi stabilisasi dimulai pada minggu kedua atau
kebiasaaan dan perasaan. Pengobatan pada tahap ini dilakukan dengan obat-obat
pada terapi pemeliharaan dapat diberikan setengah dosis akut. Klozapin merupakan
a. Psikofarmakologis
skizofrenia paranoid pada umumnya adalah obat-obat anti psikosis. Beberapa contoh
obat yang dapat digunakan adalah: Fenotiazin dengan jenis-jenis nama generik
sebagai berikut: Asetofenazin (Tindal) dengan dosis harian 60-120 mg, klorpromazin
dengan dosis harian 30-800 mg dan masih banyak jenis-jenis obat yang lain.
secara artifisial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektroda yang dipasang
pada satu atau dua tempat. Terapi kejang listrik dapat diberikan pada skizofrenia
paranoid yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi.
masyarakat, selain itu terapi kerja sangat baik untuk mendorong klien bergaul dengan
orang lain, klien lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya klien tidak
mengadakan permainan atau latihan bersama, seperti terapi modalitas Keliat dan
Akemat (2010).
2.2.1 Definisi
Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang paling sering dijumpai di negara
manapun. Gambaran klinis didominasi oleh waham yang secara relatif stabil, sering
mempunyai kepercayaan atau sesuatu yang dianggap aneh, ganjil, salah tapi tidak
dibenarkan, curiga, dan sering kali cemas. Para penderita skizofrenia paranoid
2.2.2 Etiologi
Yoseph (2009) menuliskan faktor pencetus dibagi menjadi dua yaitu faktor
atrofi otak.
skizofrenia yang lebih tinggi dari pada pasangan saudara sekandung yang
waham kebesaran terdapat perasaan yang tidak adekuat serta tidak berharga.
mengakibatkan perubahan yang lain. Dampak dari perubahan itu salah satunya
adalah halusinasi, dapat muncul dalam pikiran seseorang karena secara nyata
3. Sosial budaya. Stres yang menumpuk dapat menunjang awitan skizofrenia dan
maladaptif meliputi:
22
a. Gangguan dalam komunikasi dan putaran umpan balik otak, yang mengatur
proses informasi.
Tanda dan gejala yang muncul pada skizofrenia paranoid adalah waham
primer yang muncul adalah gangguan proses pikir, gangguan afek dan emosi,
2010:219).
jiwa yang paling umum ditemukan, dimana 40% dari semua kasus skizofrenia
3. Kemarahan
7. Isolasi sosial.
11. Secara terus menerus menanggung dendam yaitu dengan tidak memaafkan.
kekerasan. Riyadi, (2009) menuliskan ciri utama dari skizofrenia ini adalah waham
perilaku sosial menarik diri yaitu isolasi sosial. Diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul adalah gangguan proses pikir: waham, gangguan persepsi sensori: halusinasi,
resiko perilaku kekerasan ,harga diri rendah,dan gangguan perilaku sosial menarik
Tabel:2.1
Tabel 2.2
28
· Evaluasi Keperawatan
Evaluasi perkembangan kesehatan klien dapat dilihat dari hasil, tujuan yang
telah di tentukan dan dapat dicapai seperti pada diagnosa gangguan proses pikir
wahan, pasien mampu berorientasi pada realitas secara bertahap, berinteraksi dengan
orang lain dan lingkungan , menggunakan obat dengan 5 benar. Diagnosa halusinasi,
cara menggontrol perilaku kekerasan secara fisik, sosial, spiritual dan obat. Diagnosa
isolasi sosial, pasien mampu membina hubungan saling percaya, menyadari penyebab
isolasi sosial dan mau berinteraksi dengan orang lain. (Rumah Sakit Jiwa Provinsi