Anda di halaman 1dari 22

NET

PRESENT
VALUE
Net Present Value (NPV) adalah
metode menghitung nilai bersih
(netto) pada waktu sekarang (present)
ialah nilai sekarang dari seluruh aliran
kas mulai sekarang sampai akhir
proyek.
Net Present Value (NPV)

- Asumsi : present yaitu menjelaskan waktu awal perhitungan


bertepatan dengan saat evaluasi dilakukan atau pada periode tahun
ke-nol (0) dalam perhitungan cash flow investasi
- Metode NPV pada dasarnya memindahkan cash flow yang
menyebar sepanjang umur investasi ke waktu awal investasi (t=0)
atau kondisi present, tentu saja dengan menerapkan konsep
Ekuivalensi uang
- Suatu cash flow investasi tidak selalu dapat diperoleh secara
lengkap, yaitu terdiri dari cash-in dan cash-out, tetapi mungkin saja
hanya yang dapat diukur langsung aspek biayanya saja atau
benefitnya saja
Net Present Value (NPV)
● Cash-flow yang benefit saja
perhitungannya disebut
dengan Present Worth of
Benefit (PWB),
● Jika yang diperhitungkan
hanya cash-out (cost)
disebut dengan Present
Worth of Cost (PWC).
● NPV diperoleh dari
PWB-PWC.
•Kriteria Keputusan
● Untuk mengetahui apakah
rencana suatu investasi tersebut
layak ekonomis atau tidak,
diperlukan suatu ukuran/kriteria
tertentu dalam metode NPV,
yaitu:
● Jika : NPV > 0 artinya investasi
akan menguntungkan/ layak
(feasible)NPV < 0 artinya
investasi tidak menguntungkan/
tidak layak (unfeasible)
Net Present Value (NPV)
Secara matematis rumusnya :
Net Present Value
NPV = PWB - PWC
Penyelesaian

Karena NPV = - Rp 9.956 juta< 0, maka investasi tersebut tidak layak


ekonomis (unfeasible) dan tidak direkomendasikan untuk diterapkan
Suatu rencana investasi dengan cash
flow sebagai berikut :

lnvestasi = Rp 50 juta
Annual Benefit = Rp 15 juta,/tahun
Annual cost = Rp 5 juta,/tahun
Gradient cost = - Rp 0,3 juta/tahun
Nilai sisa = Rp 10 juta
Umur investasi = 8 tahun
Evaluasilah kelayakan investasi
tersebut jika bunga 8%/tahtn
Karena NPV = Rp 18,21 >>> 0, maka rencana investasi
direkomendasikan layak secara ekonomis.
NPV = Rp 288,82 jt

NPV > 0 Layak


Sebuah perusahaan akan membeli
sebuah mesin untuk meningkatkan
pendapatan tahunannya. Dua
alternatif peralatan masak dengan
usia pakai masing-masing 8 tahun
ditawarkan kepada perusahaan:
bunga 15%/th
Pada situasi di mana usia pakai berbeda dengan periode analisis, digunakan asumsi
perulangan (repeatability assumption) dengan periode analisis yang merupakan
kelipatan persekutuan terkecil dari usia pakai alternative. Dengan asumsi itu, alternative
yang telah habis usia pakainya sebelum periiode analisis berakhir akan digantikan oleh
alternative yang sama. Arus kas masuk dan arus kas keluar pada periode usia pakai
pertama akan berulang pada periode perulangan berikutnya. Asumsi ini diterapkan
untuk mempermudah pembuatan model dalam pengambilan keputusan
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk meningkatkan pendapatan
tahunannya. Dua alternatif mesin ditawarkan kepada perusahaan: bunga 15%/th
NPV mesin Y, Rp 2.019.097,- lebih besar daripada NPV mesin X,
Rp 1.582.182,50,- Maka dipilih mesin Y.
Seorang menejer distribusi A
menyewa gudang selama 10 th
dengan harga 100 jt pertahun,
dibayar 500 jt pada tahun ke 0
dan sisanya dibayar oada tahun
ke 5, setelah satu tahun ternyata
lokasi gudang tidak cocok
sehingga disewakan ke B selama
9 tahun, seharga 130
jt/tahundibayar tiap awal tahun,
namun A hrs melakukan
renovasi dengan biaya 40 jt, jika
bunga 5%/th, lakukan analisis
NPV

Anda mungkin juga menyukai