3.

Kete Kesu
Hal yang akan ditemukan saat memasuki Kete Kesu adalah rumah
Tongkongan yang menghadap ke utara yang mana setiap tongkongan itu
berhadapan dengan lumbungnya yang disebut alang. Menurut informasi
bahwasanya tongkongan ini adalah tempat yang digunakan keluarga
untuk duduk berkumpul bersama untuk saling berdiskudi perihal apapun
trmasuk adat istiadat. Yang istimewa dari pemaknaan tongkongan ini
adalah nilai toleransinya yang begitu tinggi, walaupun dalam satu
keluaga terdapat perbedaan kepercayaan namun tidak membuat mereka
saling menjauh atau berselisih paham, namun semua saling menghargai
dan bersama dalam mengambil suatu keputusan. Hal lainnya adalah
mengenai ukiran dari tongkongan yang berbeda-beda, menurut
narasumber (Sandi, 22) tongkongan tidak bisa diberi ukiran begitu saja,
harus tahu lebih dahulu bagaimana tongkongan ini bisa berdiri di tempat
tersebut.
Kuburan di Kete Kesu berada di bagian belakang, setelelah
melewati pusat perbelanjaan yang ramai di sana. Di bagian bawah
sebelum menaiki tangga menuju gua akan di temukan makam orang-
orang bangsawan dengan patung atau tau-tau sebagai duplikan mayatnya
yang tersimpan dengan baik pada bangunan. Saat menaiki tangga akan
terlihat peti-peti dan tengkorak yang tersusun di tebing-tebing. Ada 3
macam betuk peti yang ada, kapal, kerbau dan babi. Berdasarkan
informasi dari narasumber bentuk kapal melambangkan bangsawan,
kerbau melambangkan laki-laki dan bentuk babi melambangkan
perempuan. Berbeda dengan Londa, jika para bangsawan di tempatkan di
bagian atas, namun di Kete Kesu yang di tempatkan di atas gua tersebut
adalah orang biasa yang terlihat jelas dengan bentuk petinya yang
persegi. Betuk persegi diperuntukkan bagi orang biasa dan bentuk bundar
diperuntukkan bagi bangsawan. Hal ini dikarenakan pada peti berbetuk
bundar terdapat ukiran yang mana tidak sembarang ukirannya karena
harus diketahui dulu kastanya sebelum diberi ukiran. Gua di kete Kesu
ini dahulu merupakan tempat persembunyian leluhur orang toraja.