Anda di halaman 1dari 2

FH7B-36ZK-R9PW6

penentuan kandungan logam magnetic komponen penyusun abu laying batubara


metode penelitian
metode untuk menentukan kadar unsur unsur magnetic yang terkandung dalam abu
laying adalah metode spektrofotometri serapan atom (aas). alat yang dipakai ialah
spektrofotometer serapan atom shimadzu AA 6300. aas merupakan metode yang
popular karena selain sederhana ia juga selektif dan sensitive. teknik analisa aas
berdasarkan pada penguraian molekul menjadi atom dengan energy dari api atau
listrik. energi yang dibutuhkan oleh atom-atom tersebut diperiksa untuk melakukan
transisi elektronik, dipancarkan melalui nyala. dan nyala tersebut, atom-atom yang
diperiksa akan meresap radiasi tadi sesuai dengan konsentrasi.
cara kerja :
1. komponen magnetic diambil dari sampel abu laying dengan menggunakan
batang me=agnet.
2. sampel abu laying dan sampel komponen magnetic dilakukan destruksi
3. destruksi sampel abu laying batubara diambila sebanyak 5 g dan dimasukkan
ke dalam gelas beaker kemudian ditambahkan aqua regia sebanyak 100 ml,
abu laying yang ditambahkan dengan aqua regia menghasilkan larutan
berwarna hitam pekat
4. larutan dipanaskan di atas hot plate selama 30 menit. pada proses ini, terjadi
pembentukan gas yang berbau sangat menyengat dimana gas tersebut timbul
dari reaksi antara aqua regia dan abu laying. dengan pengadukan dan
pemanasan hingga mendidih proses destruksi akan cepat berlangsung, hal ini
dikarenakan pemanasan dan pengadukan dapt membuat molekul2 pada
sampel. bergerak lebih acak dan lebih banyak terjadi tumbukan sehingga
diharapkan sampel dapat cepat melarut.
5. selanjutnya larutan didinginkan kemudian dilakukan penyaringan. larutan hasil
proses pemanasan dan pengadukan disaring dan didinginkan, ssehingga
dihasilkan larutan berwarna kuning sedikit kehijauan.
reaksi yang terjadi antara logam Fe, Al, Mn, dan Cu dengan aqua regia sebagai
berikut :
FE + HNO3 + 3HCL -> FE CL3 + 2H2O + NO
AL + HNO3 + 3HCL -> AL CL3 + 2H2O + NO
3MN + 6HCL + 2HNO3 -> 3MN2+ + 6CL- + 2NO + 4H2O
3CU + 6HCL + 2HNO3 + -> 3CU2+ + 6CL- + 2NO + 4H2O
6. proses destruksi pada sampel komponen magnetic dilakukan sama dengan
proses destruksi pada sampel abu laying batu bara.
7. pengukuran kadar logam megnetik (Fe, Al, Mn, dan Cu) dengan menggunakan
aas pada sampel abu laying batu bara dan sampel komponen magnetic.
table 1. hasil analisis aas pada sampel abu laying

logam hasil
%
pengukuran
Fe 6,17
Al 3,96
Mn 1,49
Cu 0,004
5

table 2. hasil analisi aas pasda sampel komoponen magnetic

logam hasil
%
pengukuran
Fe 8,77
Al 4,15
Mn 2,06
0,002
Cu 7

jika bahan komponen magnetic diberi medan magnet luar, maka electron-
elektronnya akan berusaha sedemikian rupa shigga resultan medan magnet
atomisnya searah dengan medan magnet luar. jumlah electron tak
berpasangan pada suatu atom memberikan kontrbusi pada besarnya momen
magnet atom. sehingga atom yang memiliki elekton yang tak berpasangan
lebih banyak diperlukan medan luar yang lebih besar untuk mensejajarkan
momen magnet dari electron-elektron yang dimiliki.
karena logam fe lebih tinggi sifat magnetiknya pada saat dilakukan pemisahan
komponen magnetic akan lebih mudah tertarik darpada logam yang lebih
rendah sifat magnetiknya seperti cu, oleh karena itu akan berpengaruh pada
kadar komponen magnetic untuk kedua logam tersebut. logam fe karana
mudah tertarik oleh medan magnet maka akan relative lebih besar kadarnya,
sedangkan logam cu karena lebih sukar tertarik medan magnet sehingga
kadarnya lebih kecil pada sampel komponen magnetic.

Anda mungkin juga menyukai