Anda di halaman 1dari 32

Perubahan Bentuk

Perguruan Tinggi Swasta “Akademik”


28 Juli 2020

Tim Evaluator Aspek Keuangan


LATAR BELAKANG
Mengapa aspek keuangan menjadi salah satu persyaratan

• Pemberian izin penyelenggaraan perguruan tinggi baru/penggabungan


perguruan tinggi/perubahan bentuk perguruan tinggi diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia
• Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas membutuhkan dana yang
memadai (baca: dalam jumlah yang cukup besar)
• Ketersediaan dana yang besar saja tidak mencukupi, karena
membutuhkan pengelolaan dan pertanggung-jawaban yang baik agar
dapat bermanfaat secara optimal
• Ketersediaan dana yang memadai dan pengelolaan serta pertanggung-
jawaban yang baik menghindarkan perguruan tinggi terpaksa menerima
mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan untuk mempertahankan
pendapatan dan melakukan penghematan biaya dengan menurunkan
proses pendidikan yang pada akhirnya menurunkan mutu pendidikan
yang berakibat pada pencabutan izin
Akuntabilitas Keuangan untuk penyelenggaraan perguruan
tinggi

• Akuntabilitas keuangan merupakan faktor penting bagi badan


penyelenggara perguruan tinggi sebagai organisasi nirlaba
• Penyelenggara Perguruan Tinggi harus mempertanggungjawabkan dana
yang diperoleh, baik dari pendiri, mahasiswa, masyarakat, donatur dan
lembaga lain yang mendukung Perguruan Tinggi.
• Publikasi laporan keuangan yang teratur tidak hanya sekedar untuk
mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku, namun sebagai
bukti bahwa dana dikelola secara bertanggung jawab dan transparan
UU No. 28 tahun 2004 tentang Perubahan atas UU RI No 16
tahun 2001 tentang Yayasan
Pasal 52
(1) Ikhtisar laporan tahunan Yayasan diumumkan pada papan pengumuman di kantor
Yayasan.
(2) Ikhtisar laporan keuangan yang merupakan bagian dari ikhtisar laporan tahunan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib diumumkan dalam surat kabar harian
berbahasa Indonesia bagi Yayasan yang : a. memperoleh bantuan Negara, bantuan
luar negeri, dan/atau pihak lain sebesar Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
atau lebih, dalam 1 (satu) tahun buku; atau b. mempunyai kekayaan di luar harta
wakaf sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah) atau lebih.
(3) Laporan keuangan Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib diaudit oleh
Akuntan Publik.
(4) Hasil audit terhadap laporan keuangan Yayasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
disampaikan kepada Pembina Yayasan yang bersangkutan dan tembusannya kepada
Menteri dan instansi terkait.
(5) Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.
UU. No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

Pasal 78
(1) Akuntabilitas Perguruan Tinggi merupakan bentuk pertanggungjawaban
Perguruan Tinggi kepada Masyarakat yang terdiri atas: a. akuntabilitas
akademik; dan b. akuntabilitas non-akademik.
(2) Akuntabilitas Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib diwujudkan dengan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan
Tinggi.
(3) Akuntabilitas Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui sistem pelaporan tahunan.
(4) Laporan tahunan akuntabilitas Perguruan Tinggi dipublikasikan kepada
Masyarakat.
(5) Sistem pelaporan tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Permasalahan yang sering ditemui

Penyelenggaraan perguruan tinggi dimulai dengan keterbatasan:


• Sarana prasarana terbatas
• Dosen terbatas
• Gaji terbatas
• Mahasiswa terbatas
• Sering kekurangan dana sehingga akhirnya dana pendiri/pengurus dan
dana Yayasan tercampur
MULAILAH DENGAN BAIK
Mulailah dengan baik (dari aspek keuangan)

• Dana yang memadai, sesuai dengan visi, misi, dan rencana strategis
• Digunakan dengan baik mengikuti rencana yang telah disusun,
• Didukung dengan administrasi keuangan yang tertib, rapih, dan terawasi,
dan
• Dapat dipertanggung-jawabkan (dilaporkan) dengan baik dan transparan
DOKUMEN-DOKUMEN PERSYARATAN KEUANGAN
Dokumen-dokumen persyaratan keuangan

1. Studi Kelayakan Pendirian/Perubahan PTS


2. Laporan Keuangan Badan Penyelenggara
3. Surat Pernyataan kesanggupan untuk menyediakan dana investasi dan
dana operasional dari Badan Penyelenggara yang ditandatangani oleh
semua organ Badan Penyelenggara

Catatan: dokumen-dokumen ini dapat disiapkan oleh pegawai Badan


Penyelenggara, dan Pengurus Badan Penyelenggara harus dapat menjelaskan
isinya.
STUDI KELAYAKAN
Studi Kelayakan

Kajian yang mendalam dan komprehensif terhadap rencana pendirian PTS


yang memberikan keyakinan bagi pemberi izin bahwa pendirian PTS layak
dilaksanakan
Studi Kelayakan

Daftar Isi yang disarankan:


1. Latar belakang pendirian bentuk PTS
2. Deskripsi Badan Penyelenggara
3. Deskripsi Perguruan Tinggi yang akan didirikan/diubah bentuk
4. Sumber daya yang dimiliki
5. Kegiatan Operasional Pendidikan yang akan diselenggarakan
6. Kegiatan Operasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat yang akan
diselenggarakan
7. Rencana Pengembangan Perguruan Tinggi
8. Proyeksi Arus Kas
9. Lampiran yang relevan
Deskripsi Badan Penyelenggara

1. Dasar Hukum Badan Penyelenggara


2. Profil pengurus Badan Penyelenggara
3. Kegiatan Badan Penyelenggara
Perguruan tinggi yang akan didirikan/diubah bentuk

1. Bentuk dan nama Perguruan Tinggi yang akan didirikan


2. Visi, misi, dan ciri khas PTS,
3. Profil program studi yang akan diselenggarakan
Sumber daya yang dimiliki

1. SDM
– Profil Dosen dan Tenaga Kependidikan (sebaiknya dalam bentuk tabel)
– Profil Dosen mencakup latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar,
dan penelitian yang telah dilakukan
2. Sarana Prasarana (penjelasan rinci mengenai tanah dan bangunan, ruang
dosen, ruang kantor, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, peralatan
dan perlengkapan kelas, kantor, dan laboratorium, teknologi, buku, dan
lain-lain dan dapat dilampiri dengan foto-foto)
3. Keuangan (dana dan sumber perolehan dana yang mencukupi untuk
membiayai operasional dan investasi PTS)
4. Sumber Daya tak berwujud (Intangible Resources) – misalnya Sejarah dan
kontribusi Badan Penyelenggara, Reputasi Badan Penyelenggara (dan
pengurusnya), Jaringan pengurus Badan Penyelenggara
Kegiatan Operasional Pendidikan

• Proyeksi kebutuhan dunia kerja terhadap lulusan dalam 4-5 tahun


mendatang
• Posisi program studi (kekuatan dan kelemahan) dibandingkan dengan
program studi perguruan tinggi lain yang menjadi acuan
• Prospek mahasiswa per program studi yang menjadi sasaran Perguruan
Tinggi
• Proyeksi jumlah mahasiswa yang diterima dalam 5 tahun mendatang
• Uang kuliah per semester
• Organisasi dan proses pelaksanaan pendidikan (mulai dari penerimaan
sampai penyaluran kerja)
Kegiatan Operasional Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

• Penelitian
– Penelitian yang akan dilakukan
– Rancangan pengorganisasian dan proses pelaksanaan penelitian

• Pengabdian Masyarakat
– Pengabdian masyarakat yang akan dilakukan
– Rancangan pengorganisasian dan proses pelaksanaan pengabdian
masyarakat
Rencana Pengembangan Perguruan Tinggi

• Rencana pengembangan SDM dalam 5 tahun mendatang, baik kuantitas


maupun kualitas, dan perkiraan biaya yang dikeluarkan
• Rencana pengembangan Sarana dan Prasarana, dan perkiraan biaya yang
dikeluarkan (didukung dengan perhitungan yang akurat)
• Rencana pengembangan Perguruan Tinggi lainnya
Proyeksi Arus Kas

• Proyeksi Arus Kas harus ada dalam Studi Kelayakan sebagai muara dari
seluruh kajian yang dilakukan dalam Studi Kelayakan
• Proyeksi Arus Kas merupakan sarana untuk memastikan Badan
Penyelenggara telah membuat perencanaan keuangan yang matang dan
terinci sehingga kegiatan operasional dan investasi yang direncanakan
dapat terlaksana
• Proyeksi Arus Kas dibuat untuk periode 5 tahun dan tidak boleh bersaldo
akhir negatif
• Proyeksi Arus Kas yang disampaikan harus: realistis (wajar), lengkap,
masuk akal (logis), dan konsisten dengan bab-bab lain studi Kelayakan.
Proyeksi Arus Kas harus realistis

Perkiraan penerimaan tidak dibesar-besarkan untuk penerimaan dan


perkiraan pengeluaran tidak dikecil-kecilkan:
1. Uang kuliah yang dibebankan ke mahasiswa memperhatikan posisi
program studi dibandingkan program studi Perguruan Tinggi lain yang
selama ini menjadi tujuan dari calon mahasiswa yang menjadi sasaran
2. Besaran gaji yang diberikan ke dosen harus mencerminkan pemberian
balas jasa yang wajar sesuai dengan visi misi dari Perguruan Tinggi
3. Besaran gaji tenaga kependidikan harus lebih besar dari UMR
4. Pengeluaran operasional pendidikan, seperti biaya lab, diperhitungkan
berdasarkan pengeluaran yang biasanya dilakukan oleh perguruan tinggi
yang bermutu
5. Perhatikan perkiraan tingkat inflasi setiap tahunnya
Proyeksi Arus Kas harus lengkap dan masuk akal

Proyeksi Arus Kas harus lengkap mencakupi proyeksi arus kas per prodi dan
pusat PT, dan masuk akal (logis) – ada rincian perhitungan untuk setiap
komponen penerimaan dan pengeluaran

1. Penyusunan arus kas Perguruan Tinggi diawali dengan penyusunan


proyeksi arus kas untuk setiap prodi dan proyeksi arus kas untuk pusat
(sekretariat) Perguruan Tinggi
2. Proyeksi arus kas prodi dan pusat perguruan tinggi dikonsolidasi menjadi
proyeksi arus kas Perguruan tinggi
3. Setiap komponen penerimaan dan pengeluaran harus terinci, yaitu
dibuat perhitungan volume dan harga/biaya satuan

Jika mengalami kesulitan, dapat menggunakan template yang disediakan di


Silemkerma
Proyeksi Arus Kas harus konsisten dengan bab-bab lain Studi
Kelayakan

• Penerimaan kas yang berasal dari subsidi Badan Penyelenggara sesuai


dengan sumber dana yang dimiliki oleh Badan Penyelenggara
• Penerimaan dari mahasiswa konsisten dengan proyeksi mahasiswa yang
diterima dan uang kuliah untuk setiap prodi
• Pengeluaran untuk operasional pendidikan sesuai dengan kegiatan
operasional pendidikan
• Pengeluaran untuk kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat
sesuai dengan rencana penelitian dan pengabdian masyarakat
• Pengeluaran investasi sesuai dengan rencana pengembangan sarana dan
prasarana
LAPORAN KEUANGAN
Laporan Keuangan

• Badan Penyelenggara diminta untuk menyampaikan Laporan Keuangan


tiga tahun terakhir, kecuali untuk Badan Penyelenggara yang baru
didirikan kurang dari 3 tahun

• Laporan keuangan yang disampaikan harus disusun berdasarkan standar


akuntansi yang berlaku, termasuk PSAK 45 untuk Laporan Keuangan
periode tahun buku yang berakhir 31 Desember 2019, atau sebelumnya,
dan ISAK 35 untuk Laporan Keuangan periode tahun buku yang dimulai
pada atau setelah tanggal 1 Januari 2020.
Laporan Keuangan Badan Penyelenggara yang beroperasi
kurang dari 3 tahun

1. Badan Penyelenggara yang beroperasi kurang dari 3 tahun dapat


menyampaikan Laporan Keuangan yang tidak diaudit. Namun demikian,
Badan Penyelenggara tidak dilarang untuk menyampaikan Laporan
Keuangan yang diaudit atau direviu oleh Kantor Akuntan Publik atau
dikompilasi oleh Kantor Jasa Akuntan atau Kantor Akuntan Publik
2. Badan Penyelenggara yang beroperasi kurang dari 3 tahun wajib
menyampaikan Laporan Keuangan yang diaudit, jika
– menerima hibah lebih dari Rp. 500 juta, atau
– mempunyai kekayaan di luar harta wakaf sebesar Rp
20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah)
Laporan Keuangan Badan Penyelenggara yang beroperasi lebih
dari 3 tahun

Badan Penyelenggara yang beroperasi lebih dari 3 tahun wajib


menyampaikan Laporan Keuangan yang diaudit.
Permasalahan yang sering terjadi pada Laporan Keuangan
Badan Penyelenggara

• Format laporan keuangan tidak sesuai dengan standar berlaku


• Angka-angka pada laporan keuangan tidak konsisten, antar laporan dan
atau antar periode
• Kinerja keuangan Badan Penyelenggara kurang baik dan atau kondisi
keuangan Badan Penyelenggara kurang sehat
SURAT PERNYATAAN
Surat Pernyataan Kesanggupan

• Surat Pernyataan kesanggupan untuk menyediakan dana investasi dan dana


operasional dari Badan Penyelenggara yang ditandatangani oleh semua organ
Badan Penyelenggara, dengan menyertakan:
– Bukti kepemilikan dana, berupa rekening bank atau sertifikat deposito atas
nama Badan Penyelenggara per tanggal menjelang pengiriman dokumen
ke Silemkerma.
– Bukti kepemilikan dana yang disampaikan sesuai dengan bukti kepemilikan
dana yang disajikan pada Laporan Keuangan
– Pada saat evaluasi lapangan agar ditunjukkan bukti kepemilikan dana
terbaru
– Banyak badan penyelenggara yang didirikan dengan kekayaan awal
terbatas dan memperoleh dana untuk melakukan kegiatan operasional
dan investasi. Badan penyelenggara perlu menjelaskan status dana
tersebut dan menunjukkan akta hibah, jika dana tersebut merupakan dana
hibah
Demikian paparan kami

Terima kasih atas perhatiannya

Semoga segala yang direncanakan berjalan lancar


dan berhasil dengan baik

Anda mungkin juga menyukai