Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengantar
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan merupakan potensi Yang sangat
menentukan dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam . kajian pengelolaan
pendidikan. Setiap lembaga pendidikan selalu berhubungan dengan masalah keuangan,
yang berkisar pada uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), uang kesejahteraan
personel dan gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan
lembaga pendidikan seperti perbaikan sarana prasarana dan sebagainya.
Secara umum tugas pengelolaan keuangan dapat dibagi ke dalam tiga fase, yaitu:
Pertama, Financial Planning yang merupakan kegiatan mengkoordinir semua sumber
daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa
menyebabkan efek samping yang merugikan. Kedua, Implementation ialah kegiatan
berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika
diperlukan. Dan ketiga, Evaluation merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian
sasaran.
Dalam pelaksanaannya, manajemen keuangan Perguruan Tinggi menganut asas
pemisahan tugas antara fungsi Otorisator, Ordonator, dan Bendaharawan. Otorisator
adalah pejabat yang diberi wewenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan
penerimaan dan pengeluaran anggaran. Ordonator adalah pejabat yang berwenang
melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas segala tindakan yang
dilakukan berdasarkan otorisasi yang telah ditetapkan.
Sesuai dengan aturan Kepegawaian STIKes “Aisyiyah Bandung No
796.A/SK.01/STIKes-AB/VII/2014. Pengelolaan keuangan yang dimaksud setingkat
kepala bagian. Pejabat yang menjalankan tugas kebendaharaan pada STIKes Aisyiyah
Bandung yang dalam pelaksanaan tugasnya dapat dibantu oleh Sub bagian Akuntansi dan
Pelaporan, Sub.bagian Perencanaan dan evaluasi prugram anggaran, Sub Bagian
Perbendaharaan.

1
Bendahara Penerimaan adalah pejabat fungsional yang ditunjuk untuk menerima,
menyimpan, menyetorkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang hasil
penerimaan atau pendapatan dalam dan membayarkan, menatausahakan dan
mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja dalam rangka pelaksanaan
anggaran STIKes pada satuan kerja pengguna anggaran.
Pimpinan Perguruan tinggi berfungsi sebagai otorisator dan dilimpahi fungsi
ordonator untuk memerintahkan pembayaran dan sebagai Pemegang Kekuasaan
Pengelolaan Keuangan (PKPK). Namun, tidak dibenarkan melaksanakan fungsi
bendaharawan karena berkewajiban melakukan pengawasan ke dalam. Pengelola
keuangan perguruan tinggi (PKPK) berkewajiban untuk menentukan anggaran keuangan
STIKes, cara mendapatkan dana serta penggunaan dana tersebut untuk membiayai
kebutuhan STIKes.
Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan dijabat oleh Wakil Ketua II yang
membidangi keuangan. Tugas dan fungsi pengelolaan keuangan adalah membantu Ketua
STIKes dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan
pengelolaan keuangan.
Pengelola keuangan akan mendistribusikan anggaran berdasarkan proporsi
Rencana Anggaran Pendapatan Belanja (RAPB) dalam kelompokkelompok pengeluaran
yang selanjutnya dipertanggungjawabkan dalam laporan keuangan. RAPB disebut
sebagai dasar dari penyusunan anggaran kinerja (RKAT) tahun akademik yang mencakup
program kerja tingkat STIKes, Progrsm Studi, Badan, dan bagian sebagai penjabaran dari
rencana strategis (Renstra) STIKes.
Oleh sebab itu dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban keuangan yang
berprinsip umum keadilan, efesiensi, tranparansi dan akuntabilitas publik, maka perlu
dibuat pedoman/panduan yang mengatur pelaksanaan anggaran di STIKes Aisyiyah
Bandung.

B. Dasar Hukum

2
1. Undang-undang Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi

(lembaran Negara Tahun 2012 Nomor 158, tambahan lembaran Negara Nomor 5336).
2. Nomor Undang-Undang No. 20, tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi
dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
4. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun
2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
5. Surat Keputusan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor :
169/E/0/2012 tanggal 14 Mei 2012 tentang Penggabungan Akper dan Akbid “Aisyiyah
Bandung menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) “Assyiyah.

C. Maksud dan Tujuan


Maksud :
1. Penyusunan Buku Panduan Keuangan dimaksudkan sebagai pedoman bagi pengelola
keuangan dan pelaksana anggaran di STIKes Aisyiyah Bandung.
2. Mengatur mekanisme transaksi dan tatakelola keuangan di STIKes Aisyiyah
Bandung melalui standar sistem akuntansi keuangan yang diaplikasikan kedalam
sistem informasi akuntansi sebagai mekanisme pengembangan Sistem Informasi
terintegrasi STIKes Aisyiyah Bandung.
3. Memberikan pedoman terhadap rencana dan proyeksi keuangan melalui penerimaan
dan pengeluaran serta aktivitas transaksi secara periodik anggaran pertahun
akademik sehingga dapat dijadikan landasan bagi tersusunnya proyeksi anggaran
tahun akademik kedepan.

Tujuan :

1. Penyusunan Buku Panduan Keuangan bertujuan memberikan pemahaman yang sama


dan sebagai pedoman bagi pengelola keuangan dan pelaksana anggaran pada seluruh
Program Studi, Badan dan Unit, agar pengelolaan keuangan dapat dilakukan secara
transparan, akuntabel, tertib administrasi, efisien dan efektif.

3
2. Sebagai alat pengendalian manajemen serta pedoman kerja Operasionalisasi dan
program investasi di STIKes Aisyiyah Bandung

3. Memberikan layanan baru bagi kepentingan mahasiswa, STIKes Aisyryah Bandung


melalu mekanisme sister informasi keuangan terintegrasi.
4. Memperbaiki tatakclola keuangan terhadap mekanisme transaksi pendapatan dan
belanya.
5. Membenkan kemudahan layanan transaksi kcuangan bagi mahasiswa, STIKes
"Aisyiyah Bandung.
6. Memfasilitasi transkasi keuangan melalui penyediaan sarang prasarana tekhris dan
tatakelola kcuangan yang dapat memperpendek proses transaksi keuangan sehingga
dapat mengefisiensikan waktu dan teknis seluruh transak s3 keuangan di STIKes
"Assyryah Bandung.

D. Ruang lingkup
Ruang lingkup Buku Pedoman Keuangan STIKes ' Assyiyah Bandung
mencakup seluruh organisasi unit kerja vang ada di STikes "Arsyiyah Bandung yaitu
1. Pimpman STIKes
a. Ketua
b. Wakil Ketua
2. Senat Akademik STikes.,
3. Dewan Perimbangan.
4. Dewan Pengawas,
5. Program Studi, Badan Penelitan,
6. Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Kaiimusa (BP2MPK)
7. Badan Penjaminan Mutu (BPM),
8. Badan Sistem Informasi
9. Badan Humas dan Marketing
10. Penunjang Akademik dan Non Akademik
a. Bagian Sarana dan Prasarana

4
b. Bagian Keuangan

c. Bagian Perpustakaan;
d. Bagian Kepegawaian;
e. Bagian Laboratorium;
f. Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan;

5
BAB II
KETENTUAN UMUM

A. Pengertian
Dalam Buku Pedoman Keuangan STIKes “Aisyiyah Bandung ini yang dimaksud
dengan :
1. Penanggung Jawab Pengelolaan Keuangan (PKPK), adalah Ketua STIKes “Aisyiyah
Bandung, dengan memiliki kewenangan : menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan
Rancangan anggaran pendapatan dan anggaran belanja, menetapkan kebijakan
tentang pengelolaan keuangan, dengan kewenangannya tersebut ketua wajib
mempertanggung jawabkan pelaksanaannya kepada Badan Pembina Harian (BPH)
2. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan: adalah Wakil Ketua II Bidang
Administrasi Umum dan Keuangan: dengan tugas dan fungsi sebagai koordinator
pengelolaan keuangan adalah membantu Ketua dalam menyusun kebijakan dan
mengkoordinasikan penyelenggaraan pengelolaan keuangan.
3. Pejabat Pengelola Keuangan (PPK), adalah Kepala Bagian Keuangan dan Akuntansi,
dengan tugasnya Menyusun rencana, membagi tugas, memberi petunjuk dan
menilaipelaksanaan tugas bawahan dilingkungan bagian keuangan dan menyusun
konsep rencana anggaran berdasarkan ketentuan yang berlakuuntuk kelancaran
pelaksanaan tugas.
4. Sub bagian Akuntansi dan Pelaporan, Melaksanakan penatausahaan dan laporan
keuangan secara teknis dan melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasan
langsung/pimpinan.
5. Sub.bagian Perencanaan dan evaluasi program anggaran, Melaksanakan Perencanaan
anggaran dibagian keuangan secara teknis dan melaksanakan tugas yang diberikan
oleh atasan langsung/pimpinan.

6
6. Sub.Bagian keuangan/Perbendaraan, Melaksanakan realisasi anggaran dan
pencatatan penerimaan dan pengeluaran dibagian keuangan secara teknis dan
melaksanakan tugas yang diberixan oleh atasan langsung/pimpinan

7. Penanggungjawab Anggaran adalah Ketua, Ketua Program Studi, atau Kepala Badan
dan Kepala Bagian.
8. Pembukuan Bendahara adalah segala kegiatan pencatatan semua penerimaan dan
pengeluaran berupa uang atau barang yang dilakukan oleh seseorang yang ditunjuk,
dalam suatu pembukuan yang terdiri atas: Buku Kas Umum (BKU), Buku Bank,
Buku Uang yang harus Dipertanggungjawabkan, dan Buku Pembantu Lainnya:
9. Biaya Kuliah adalah biaya pendidikan yang dibebankan kepada mahasiswa STIKes
Aisyiyah Bandung diterbitkan oleh Penanggung Jawab Pengelolaan Keuangan:
10. Memo Pengajuan adalah surat usulan anggaran untuk operasional STIKes.

B. Ketentuan Umum
Adapun ketentuan dalam pelaksanaan anggaran adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan kegiatan harus dilakukan secara tertib dengan mempertimbangkan
efisiensi anggaran dan memenuhi ikatan/perjanjian yang ditentukan, baik dalam
spesifikasi teknis maupun dalam jangka waktu penyelesaian,
2. Anggaran pendapatan dan belanja disusun dengan berpedoman pada Renstra dan
Renop STIKes “Aisyiyah Bandung.
3. Renop ditetapkan pada setiap awal tahun anggaran sebagai penjabaran Renstra
STIKes “Aisyiyah Bandung.
4. Anggaran belanja disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan kegiatan pokok
dan kegiatan penunjang dalam rangka pelaksanaan pendidikan pada STIKes
“Aisyiyah Bandung berlandaskan kepada kemampuan pendapatan.

7
5. Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB) STIKes mempunyai fungsi otorisasi,
perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan stabilisasi yang setiap akhir tahun
anggaran harus dipertanggung jawabkan kepada BPH STIKes.

6. Pendapatan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai
untuk setiap sumber pendapatan.
7. Belanja merupakan perkiraan beban pengeluaran yang dialokasikan secara adil dan
merata agar relatif dapat membiayai semua kegiatan yang direncanakan dalam
pemberian pelayanan yang prima kepada peserta didik.
8. Penganggaran pengeluaran harus didukung dengan adanya kepastian tersedianya
penerimaan dalam jumlah yang cukup.
9. Seluruh pendapatan dan belanja dianggarkan secara bruto dalam anggaran
pendapatan dan belanja STIKes “Aisyiyah Bandung.
10. Pendapatan dan belanja yang dianggarkan dalam RAPB-STIKes Aisyiyah Bandung
harus memiliki dasar hukum peraturan perundangan, peraturan BPH maupun
ketentuan Ketua.
11. RAPB-STIKes merupakan dasar pengelolaan keuangan pada STIKes "Aisyiyah
Bandung dalam masa 1 (satu) tahun anggaran.
12. Masa 1 (satu) tahun anggaran ditetapkan BPH STIKes.

8
BAB III
PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN

A. Karakteristik Rencana Kegiatan dan Anggaran


Semua Rencana Kegiatan dan Anggaran yang dijalankan di STIKes “Aisyiyah Bandung
adalah bersumber dari Rencana Strategis STIKes “Aisyiyah Bandung Tahun 2017-2021.
Perencanaan merupakan salah satu bagian dari manajemen yang harus dibuat dengan
seksama, jelas dan berdasarkan fakta dan data. Perencanaan Strategis STIKes “Aisyiyah
Bandung mengacu kepada Rencana Induk Pengembangan 2030 yang berorientasi kepada tata
kelola Perguruan Tinggi yang profesional menuju Perguruan Tinggi yang Unggul dalam
tuntutan penggunaan jasa baik di tingkat lokal, nasional, regional maupun internasional. Oleh
sebab itu perlu merujuk kepada RIP disusun untuk mengantisipasi perubahan kebutuhan
stakeholder.
Pembiayaan STIKes “Aisyiyah Bandung dalam periode pertama (1: 20132017)
mengarah kepada Revitalisasi dan pemantapan Institusi, dimana dalam bidang pendidikan
Revitalisasi dan penguatan struktur bidang pendidikan mencakup sumber daya dosen,
kurikulum berbasis KKNI. Dan dalam bidang penelitian Peningkatan kompetensi dosen dalam
penelitian berbasis kearifan lokal dan lahirnya inovasi-inovasi baru dalam pembuatan tugas
akhir mahasiswa. Dalam pengabdian kepada masyarakat adalah Terbangunnya motivasi
dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Selain itu bidang-bidang lain yang mendukung
kearah STIKes “Aisyiyah Bandung “naik kelas” dengan indikator keberhasilan adalah 80”
program studi terkareditasi B, dan peningkatan jumlah program studi dengan dibukanya
program studi Desain Komunikasi Visual dan Magister Manajemen.

9
Dalam periode kedua (II: 2017-2021) RIP menitikberatkan pembiayaan keaarah
Penguatan Infrastruktur Institusi, dimana arah kebijakannya tertuang dalam renstra STIKes
Aisyiyah Bandung. Secara lebih rinci untuk pengembangan infrastruktur di uraikan dalam
Bluprin STIKes 2018-2022. Kebijakan anggaran ini dilakukan untuk mendukung
pembelajaran dalam pencapaian kompetensi sehingga terwujudnya visi misi STIKes
“Aisyiyah Bandung.

Adapun Alur Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja STIKes Aisyiyah


Bandung yaitu sebagai berikut :

Mulai
Unit Kerja membuat usulan Rancangan Anggaran Belanja
Rapat Koordinasi Pimpinan, SPI dan Unit Kerja SAB
Waket II dan Bagian Keuangan menyusun anggaran berdasarkan usulan dari unit kerja
sesuai dengan standar yang ditetapkan
Rapat Koordinasi Pembahasan — Anggaran Pimpinan dan Unit Kerja SAB.
Penetapan usulan anggaran dan biaya kuliah ke Senat
Anggaran yang sudah disetujui Senat disampaikan kepada BPH dan Dewan Pertimbangan
SAB
Penetapan RAPB
Selesai

10
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) di STIKes “Aisyiyah Bandung
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

 Masing-masing unit kerja membuat usulan Rancangan Anggaran Belanja (RAPB).


 Rapat koordinasi yang dihadiri oleh Ketua SAB, SPI, Wakil Ketua I Bidang Akademik,
Wakil Ketua II Bidang Administrasi dan Keuangan, Ketua Program Studi, Kepala Unit
Kerja untuk membahas usulan RAPB.
 Rapat koordinasi yang dihadiri oleh Ketua SAB, Wakil Ketua I Bidang Akademik, Wakil
Ketua II Bidang Administrasi dan Keuangan, Ketua Program Studi, Kepala Unit Kerja untuk
membahas Rancangan Anggaran Belanja (RAPB) dan Biaya Kuliah
 Hasil rapat koordinasi berupa draft Rencana Anggaran dan Biaya, disampaikan ke Senat
Akademik SAB untuk mendapatkan persetujuan.
 Draft Rancangan Anggaran Belanja (RAPB) yang telah disetujui oleh Senat disampaikan
kepada Dewan Pertimbangan dan Badan Pembina Harian (BPH) SAB. Setelah RAPB
disetujui oleh BPH SAB ditetapkan melalui SK Ketua SAB.
Implementasi RAPB-STIKes terdiri dari proses pengalokasian dan penggunaan dana.
Adapun tahapannya sebagai berikut :
1. Proses pengalokasian dana diawali dengan penetapan dan pengesahan RAPB-STIKes -
Aisyiyah Bandung oleh BPH STIKes.
2. RAPB-STIKes yang telah disahkan BPH selanjutnya dijadikan dasar perencanaan
penerimaan dan penggunaan dana di ST!Kes “Aisyiyah Bandung. Pengalokasian dana
ditujukan untuk kegiatan penyelenggaran pendidikan dan kegiatan penunjang lainnya di
seluruh lingkungan STIKes “Aisyiyah Bandung.

11
3. Berdasarkan penerimaan dana STIKes “Aisyiyah Bandung yang berasal dari mahasiswa
maupun non-mahasiswakemudian dana tersebut dialokasikan berdasarkan kebutuhan
pendanaan seluruh satuan kerja di lingkungan STIKes “Aisyiyah Bandung meliputi Badan,
Ketua Program Studi, dan Unit.
4. Proses penggunaan dana dilakukan melalui permohonan pencairan dana dalam bentuk
pengajuan proposal maupun pengajuan dana operasional dan/atau pengajuan dana untuk
investasi.
5. Satuan kerja pengguna anggaran dapat mencairkan dana yang diajukan tersebut jika telah
disetujui oleh pejabat berwenang, yaitu melalui Wakil Ketua II. Setiap pengajuan dana yang
telah disetujui dan dicairkan, wajib untuk dibuatkan laporan pertanggungjawaban
penggunaan dananya pada pengelola

B. Beban Alokasi Anggaran


Beban Anggaran operasional STIKes Aisyiyah Bandung dapat dilihat pada table sebagai
berikut,

N
O Jenis Penggunaan Anggaran %
1 Penyelenggaraan Pendidikan 70%
2 Penelitian 4%
3 Pengabdian masyarakat 2%
4 Investasi prasarana 16%
5 Investasi SDM 5%
6 Investasi sarana 3%

12
BAB IV
MEKANISME PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN BELANJA

A. Penerimaan Dana
Sumber penerimaan pendapatan STIKes Aisyiyah Bandung pada dasarnya berasal
dari :
1. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
2. Pendapatan yang berasal dari mahasiswa(mahasiswa)
3. Penerimaan pinjaman
4. Penerimaan piutang
5. Pendapatan lain-lain yang sah
Prosedur umum penerimaan pendapatan STIKes Aisyiyah Bandung adalah sebagai
berikut :
 Semua penerimaan dilakukan melalui rekening kas umum Bank BRI Syariah dengan
Nomor Rekening 1008039352, kecuali pendapatan lain-lain tertentu yang diterima secara
langsung oleh bendahara umum.
 Bendahara wajib menyetor seluruh penerimaan ke rekening kas umum selambat-
lambatnya dalam waktu 1 (satu) hari kerja jika penerimaan dilakukan melalui bendahara
penerimaan,
 Untuk penerimaan yang berasal dari mahasiswa wajib dilakukan pembayaran melalui
Bank yang ditetapkan diatas dan bendahara penerimaan tidak menerima pembayaran
langsung dari mahasiswa,
 Penerimaan yang berbentuk barang menjadi aset milik Muhammadiyah yang dicatat
sebagai inventaris yang digunakan STIKes Aisyiyah Bandung.

13
 Setiap penerimaan harus didukung oleh bukti yang lengkap atas setoran dimaksud:
 Bukti penerimaan kas tersebut adalah bukti penerimaan kas, kuitansi dan salinan setoran
bank.
 Bila ada penerimaan kas melalui bendahara, maka bukti penerimaan kas dianggap sah
apabila sudah lengkap ditandantangani penerima dan pembayar serta diketahui kepala
bagian keuangan.

14
b. Setiap mahasiswa harus mempunyai bukti fisik setoran yang telah dilakukan.
c. Staf Perbendaharanan melakukan sinkronsisasi pembayaran biaya kuliah mahasiswa
dan untuk dicatat dan divalidasi sesuai dengan jenis biayanya.
d. Jika mahasiswa mempunyai tunggakan biaya pada semester sebelumnya, maka
pembayaran yang dilakukan mahasiswa akan terlebih dahulu dialokasikan untuk
menutupi tunggakan tersebut.
e. Jika terdapat kelebihan pembayaran oleh mahasiswa, maka kelebihan tersebut akan
dialokasikan untuk jenis pembayaran lain atau untuk semester selanjutnya sesuai
dengan kewajiban keuangan mahasiswa yang bersangkutan.
f. Setiap akhir bulan bendahara penerimaan melakukan rekonsiliasi bank.

2. Penerimaan Pinjaman
Penerimaan pinjaman merupakan penerimaan dana yang berasal dari pinjaman
kepada pihak ketiga atas persetujuan BPH STIKes Aisyiyah Bandung. Pinjaman
dilakukan bila STIKes Aisyiyah Bandung memerlukan dana yang cukup besar dan tidak
bisa terpenuhi dari pendapatan yang berasal dari mahasiswa. Adapun prosedur dan
mekanisme penerimaan pendapatan yang berasal dari pinjaman adalah sebagai berikut :
a. Ketua STIKes mengajukan rencana pinjaman dengan memuat latar belakang, maksud
dan tujuan, serta sasaran kinerja penggunaan dan pertanggungjawaban dana pinjaman
secara terukur kepada BPH STIKes Aisyiyah Bandung.
b. Selain itu Ketua STIKes juga mengajukan rencana pengembalian pinjaman sebagai
kewajiban/utang dengan kepastian jumlah dana pengembalian dan jangka waktu
penyelasain yang dimuat dalam cakupan rencana pinjaman. |

15
c. Ketua STIKes menyusun rencana pinjaman berdasarkan masukan dan analisis yang
mendalam Wakil Ketua II dan Kepala Bagian Keuangan.
d. BPH STIKes Aisyiyah Bandung mengajuan surat rekomendasi pinjman kepada
Pimpinan Wilayah Airsviyah (PWA) Jawa Barat dengan dilampiri -oleh rekomendasi
dari Lembaga Pemeriksa Pelaporan Keuangan Muhammadiyah (LPPKM).

e. Berdasarkan surat dari BPH STIKes Aisyiyah dan rekomendasi dari LPPKM, PWA
Jawa Barat mengajukan rekomendasi pinjaman kepada Pimpinan Pusat Aisyiyah
(PPA).
f. Sesudah dianalisis dan disetujui oleh PPA, maka PPA mengajukan rekomendasi
pinjaman ke Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM).
g. Apabila PPM menyetujui, surat rekomendasi pinjaman akan disampaikan kepada
PWA Jabar dengan tembusan kepada PPA.
h. Setelah mendapatkan rekomendasi dari PPM, kemudian Ketua STIKes mengajukan
pinjaman pada vihak ketiga yang telah ditunjuk.
i. Setelah pihak ketiga menyetujui pengajuan pinjaman, penerimaan pinjaman tersebut
akan ditransfer melalui rekening kas umum STIKes Aisyiyah Bandung.
j. Penerimaan pinjaman didasarkan pada jumlah pinjaman yang akan diterima dalam
tahun anggaran yang bersangkutan sesuai dengan yang ditetapkan dalam perjanjian
pinjaman.

3. Penerimaan Piutang
Definisi piutang menurut Pernvataan Standar Akuntansi Keuangan No.09 menyatakan
bahwa piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk atau
penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang yang timbul dari
transaksi di luar kegiatan usaha normal perusahaan digolongkan sebagai piutang lain-lain.
Piutang usaha| pada STIKes Aisyiyah Bandung berasal dari kegiatan penyelenggaraan
pendidikan yakni berupa tagihan keuangan yang belum diterima dari mahasiswa sesuai
dengan kewajibannya. Sedangkan piutang lain-lain berasal dari kegiatan di luar
penyelenggaraan pendidikan, diantaranya piutang yang berasal dari pendapatan lain-lain.

16
Adapun prosedur dan mekanisme penerimaan pendapatan yang berasal dari piutang usaha
adalah sebagai berikut :
a. Jika mahasiswa yang mempunyai tunggakan melakukan pembayaran, maka
penerimaan tersebut akan dicatat untuk melunasi tunggakan sebelum digunakan untuk
membayar kewajiban keuangan lainnya.
b. Mahasiswa yang mempunyai tunggakan melakukan pembayaran melalui rekening
bank yang telah ditentukan.
c. Setiap mahasiswa harus mempunyai bukti fisik setoran yang telah dilakukan.
d. Staf Perbendaharanan melakukan sinkronsisasi, mencatat serta memvalidasi
pembayaran untuk digunakan melunasi tunggakan.
Piutang lain-lain pada STIKes Aisyiyah Bandung merupakan pendapatan lain-lain
yang masih harus diterima, yakni penjualan jasa lainnya yang sudah dilakukan tetapi belum
diterima pembayarannya. Adapun prosedur dan mekanisme penerimaan pendapatan yang
berasal dari piutang lain-lain adalah sebagai berikut :
a. Pihak yang belum membayar penggunaan jasa lainnya dari STIKes Aisyiyah Bandung
harus membayar tunggakan tersebut melalui rekening bank telah ditentukan.
b. Bukti setoran akan diperiksa oleh staf bagian bendahara penerimaan untuk dicatat dan
digunakan untuk melunasi tunggakan.
c. Jika terjadi kondisi yang mengakibatkan pihak pengguna jasa tidak dapat melakukaan
pembayaran piutang melalui rekening bank yang ditentukan, pihak pengguna jasa
dapat melakukan pembayaran langsung kepada bendahara.
d. Staf Perbendaharran wajib menyetor seluruh penerimaan (point 3) ke rekening kas di
bank selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) hari kerja.

4. Pendapatan Lain-lain yang Sah


Pendapatan lain-lain yang sah STIKes Aisyiyah Bandung merupakan pendapatan
selain dari pendapatan utama (kegiatan penyelenggaraan pendidikan) yang tidak bertentangan
dengan peraturan yang berlaku. Pendapatan lain-lain yang sah sekaligus prosedur dan
mekanisme - penerimaan pendapatan tersebut antara lain :
a. Jasa giro

17
Pendapatan jasa giro secara otomatis dimasukan ke dalam rekening STikes Aisyiyah
Bandung oleh bank. Staf Perbendaharaan akan melakukan pencatatan dan penyesuaian
pendapatan jasa giro pada saat proses rekonsiliasi bank.
b. Pendapatan bunga
Pendapatan bunga secara otomatis dimasukan ke dalam rekening STIKes Aisyiyah
Bandung oleh bank. Staf Perbendaharaan akan melakukan pencatatan dan penyesuaian
pendapatan bunga pada saat proses rekonsiliasi bank.
c. Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari pengadaan barang
dan atau jasa,
1) Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari pengadaan
barang dan atau jasa langsung diterima pada saat terjadi transaksi pengadaan barang
dan atau jasa tersebut.Penerimaan tersebut tidak diterima secara langsung atau melalui
rekening bank melainkan langsung mengurangi nilai transaksi dari pengadaan barang
dan atau jasa tersebut.
2) Jika besarnya komisi, potongan ataupun bentuk lainnya diketahui secara jelas, maka
bendahara mecatat komisi, potongan ataupun bentuk lainnya tersebut sebagai
pendapatan berdasarkan informasi dari Staf Perbendaharaan.
3) Jika besarnya komisi, potongan ataupun bentuk lainnya diketahui secara jelas, maka
Staf Perbendaharaan mencatat pengadaan barang dan atau jasa tersebut sebesar biaya
yang dibayarkan (tanpa memasukan komisi, potongan ataupun bentuk lainnya).
d. Pendapatan yang berasal dari penggunaan fasilitas yang dimiliki Pendapatan yang berasal
dari penggunaan fasilitas yang dimiliki, yakni pendapatan sewa kendaraan, sewa ruangan,
sewa peralatan laboratoarium. Adapun prosedur dan mekanisme penerimaan pendapatan
yang berasal dari penggunaan fasilitas yang dimiliki adalah sebagai berikut :
1) Pengguna jasa (penyewa) mengajukan surat peminjaman (sewa) fasilitas yang
ditujukan kepada Ketua STIKes.
2) Ketua STIKes menindaklanjuti surat peminjaman tersebut melalui Wakil Ketua II
untuk selanjutnya mengkoordinasikan waktu dan biaya peminjaman dengan Bagian
Keuangan
3) Pengguna jasa (penyewa) dapat menggunakan fasilitas yang disediakan setelah
melakukan perjanjian sewa menyewa melalui Bagian Keuangan.

18
4) Pengguna jasa (penyewa) harus membayar biaya sewa sebesar yang tercantum dalam
perjanjian sewa menyewa melalui rekening bank yang telah ditentukan.
5) Bukti setoran akan diperiksa oleh staf perbendaharaan untuk dicatat dan digunakan
sebagai pendapatan sewa
6) Jika terjadi kondisi yang mengakibatkan pihak pengguna jasa tidak dapat melakukaan
pembayaran melalu rekenng bank yang ditentukan, pihak pengguna jasa dapat
melakukan pembayaran langsung kepada staf perbendaharaan.
7) Staf Perbendaharaan wajib menvetor penerimaan (point 6) ke rekening kas umum di
bank selambat-iambatnva dalam waktu | (satu) hari kerja.

e. Hibah atau bantuan keuangan dari pihak ketiga termasuk bantuan dari
pemerintah/pemerintah daerah,
1. Pendapatan yang berasal dari hibah atau bantuan keuangan dari pihak ketiga termasuk
bantuan dari pemerintah/pemerintah daerah dibayarkan (ditransfer) melalu rekening bank
yang ditentukan.
2. Bukti setoran dari pemberi hibah atau bantuan tersebut diserahkan kepada staf
perbendaharaan untuk diperiksa dan divalidasi dengan laporan catatan bank.
3. Pendapatan yang berasal dari hibah atau bantuan keuangan dari pihak ketiga termasuk
bantuan dari pemerintah/pemerintah daerah yang diberikan tidak melalu bank dapat
diberikan langsung kepada staf perbendaharaan.
4. Staf perbendaharaan wajib menyetor penerimaan (point 3) ke rekemng kas umum di bank
selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bari kerja.

f. Pendapatan yang diperoleh dari uang penggantian kerugian.


1) Pendapatan yang diperoleh dari uang penggantian kerugian dibayarkan (ditransfer)
melalui rekening bank yang ditentukan.
2) Bukti setoran pendapatan yang diperoleh dari uang penggantian kerugian tersebut
diserahkan kepada staf perbendaharaan untuk diperiksa dan divalidasi dengan
laporan catatan bank.
3) Pendapatan yang diperoleh dari uang penggantian yang diberikan tidak melahu bank
dapat diberikan iangsung kepada staf perbendaharaan.

19
4) Staf perbendaharaan wajib menyetor penerimaan (point 3) ke rekening kas umum di
bank selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) hari kerja.

B. Pengelolaan Belanja
Alokasi belanja STIKes Aisiyah Bandung terdiri atas kelompok :
1. Beban Akademik merupakan beban langsung untuk proses kegiatan belajar mengajar,
gaji dan tunjangan tenaga pengajar terdiri dari :
a. Beban Prodi Vokasi DIII Keperawatan,
b. Beban Prodi Vokasi DIII Kebidanan,
c. Beban Prodi Sarjana Keperawatan,
d. Beban Prodi Pendidikan profesi Ners
e. Beban Prodi Sarjana Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan
2. Beban Non Akademik merupakan beban Operasional terdiri dari :
a. Beban senat:
b. Beban manajemen:
c. Beban kemahasiswaan,
d. Beban kepegawaian,
e. Beban umum
f. Beban humas marketing,
g. Beban IT,
h. Beban penjaminan mutu,
i. Beban Beasiswa Mahasiswa,
3. Beban Penelitian merupakan beban untuk kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
dosen.
4. Beban Pengabdian Masyarakat merupakan beban untuk kegiatan pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh dosen.
5. Beban Investasi :
a. Beban investasi sarana merupakan beban untuk fasilitas pembelajaran terdiri dari :
sarana perpustakaan, sarana laboratorium dan peralatan pembelajaran.
b. Beban investasi prasara merupakan beban untuk pembelian tanah dan gedung.

20
c. Beban investasi sumber daya manusia merupakan beban untuk menujang
kompetensi tenaga pengajar maupun tenaga kependidikan.
Prosedur penggunaan/realisasi anggaran STIKes Aisyiyah Bandung adalah sebagai
berikut :
1. Unit kerja mengajukan memo penggunaan/realisasi anggaran kepada atasannya
langsung :
a. Kepala Badan kepada Ketua STIKes
b. Bidang akademik dan kemahasiswaan kepada wakil ketua I
c. Bidang administrasi umum dan keuangan kepada wakil ketua II
2. Memo pengajuan penggunaanjrealisasi anggaran yang sudah disetujui oleh ketua/
wakil ketua I didisposisikan kepada wakil ketua II.
3. Pengajuan penggunaan/realisasi anggaran dari unit kerja yang sudah disetujui oleh
wakill ketua II di disposisikan kepada kepala bagian keuangan.
4. Kepala bagian keuangan memverifikasi pengajuan pengguanaan/realisasi anggaran
dengan anggaran yang sudah ditetapkan.
5. Pengajuan penggunaan/realisasi anggaran yang sudah sesuai: dengan anggaran yang
ditetapkan disposisikan oleh kepala bagian keuangan kepada staf perbendaharaan.
6. Staf perbendaharaan mencairkan dana realisasi anggaran kepada unit kerja.
7. Setiap pengeluaran harus didukung oleh bukti yang lengkap dan sah.
8. Bukti pengeluaran kas tersebut adalah bukti pengeluaran kas, bukti transfer antar
bank, faktur, kuitansi, dan nota.
9. Pengeluaran kas umum melalui bendahara, maka bukti pengeluaran kas dianggap sah
apabila sudah lengkap ditandantangani penerima dan pembayar.
10. Pengeluaran kas pada saat awal periode anggaran yang mengakibatkan beban
anggaran tidak dapat dilakukan sebelum angaran baru disahkan oleh BPH STIKes
kecuali pengeluaran kas belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat
wajib, seperti Operasional, Gaji, dan BPJS.
Pengeluaran yang dilaksanakan di STIKes Aisyiyah Bandung dikelompokan
berdasarkan unit kerja, sehingga setiap unit kerja terdiri dari berbagai kegiatan atau
program dengan rincian biaya yang terdiri dari beban biaya pada unit tersebut.

21
Pengelompokan unit kerja pada STIKes Aisyiyah Bandung berdasarkan Statuta STIKes
Aisyiyah Bandung yaitu sebagai berikut:
1. Pimpinan STIKes
a. Ketua
b.Wakil Ketua
2. Senat Akademik STIKes,
3. Dewan Pertimbangan:
4. Dewan Pengawas,
5. Program Studi:
6. Badan Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Pengembangan Keilmuan (BP2MPK):
7. Badan Penjaminan Mutu (BPM):
8. Badan Sistem Informasi:
9. Badan Humas dan Marketing
10. Penunjang Akadmik dan Non Akdemik
a. Bagian Sarana Prasarana:
b. Bagian Keuangan,
c. Bagian Perpustakaan ,
d. Bagian Kepegawaian :
e. Bagian Laboratorium
f. Bagian Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan,
C. Penjualan Barang
Prosedur dan mekanisme Penjualan Barang adalah sebagai berikut :
1. Penjualan barang bergerak yang dikelola STIKes Aisyiyah Bandung dapat dilakukan
dengan sepengetahuan Ketua STikes Aisyiyah Bandung berdasarkan pertimbangan
dan/atau alasan atas kategori barang bergerak yang kondisinya :
a. Telah rusak berat, tak berfungsi, dan atau barang rongsokan,
b. Tidak lagi memiliki nilai dayaguna/manfaat menunjang pelaksanantugas pokok,
c. In-efisiensi beban biaya pemeliharaannya melebihi nilai manfaatnya,
d. Masih bernilai tetapi tidak strategis, dengan arah dalam rangka perubahan fungsi
untuk memenuhi anggaran pembiayaan penerimaan.

22
2. Hasil penjualan barang dicatat sebagai penerimaan didasarkan pada bukti penerimaan
yang sah.
3. Penjualan barang tidak bergerak yang digunakan hanya dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan BPH STIKes Aisyiyah Bandung,

23

Anda mungkin juga menyukai