Pendahuluan
Kualitas pelayaan perguruan tinggi yang merupakan lembaga pendidikan tak lepas
dari kesiapan dan pengelolaan dana, sarana dan prasarana, dan sistem informasi. Standar ini
mendiskripsikan keunggulan mutu pengadaan dan pengelolaan dana, sarana dan prasarana
serta sistem informasi yang diperlukan untuk mendukung penyelenggaraan program-
program dalam perwujudan visi, misi, dan pencapaian tujuan perguruan tinggi.
Pembiayaan adalah tindakan dan upaya yang dilakukan institusi dalam penyediaan,
pengelolaan, pelaporan serta monitoring dan evaluasi pendanaan termasuk kualitas
penganggaran sebagaimana kaidah good institutional governance untuk mendukung
penyelenggaraan program-program akademik, penelitian serta pengabdian kepada
masyarakat berkualitas di universitas Wahid Hasyim Semarang.
Pengelolaan sarana dan prasarana perguruan tinggi merupakan upaya tersetruktur,
terus-menerus, terencana dan terdokumen secara sistematis yang meliputi perencanaan,
pengadaan, penggunaan, pemeliharaan, pemutakhiran, inventarisasi, dan penghapusan aset
yang dilakukan secara optimal sehingga mamou mendukung terhadap kualitas
penyelenggarakan akademik, penelitian dan pengabdian oada masyarakat di perguruan
tinggi.
Pengelolaan sistem informasi meruapkan upaya tergonisire, berkelanjutan dan
terdokumentasi terhadap yang meliputi pengelolaan masukan, proses, dan keluaran
informasi, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan pengetahuan untuk mendukung
kualitas penyelenggaraan akademik, penelitian, pengabdian pada masayarajat, publikasi dan
dokumentasi serta akurasi pelaporan di perguruan tinggi.
6.1 Pembiayaan
Pembiayaan institusi didapat dari dua sumber yaitu sumber primer dan
sekunder. Sumber primer berupa pendapatan dari mahasiswa seperti uang pendaftaran
mahasiswa baru, registrasi, SPP, SKS, SPI, praktikum, PKPA, skripsi, tesis, PPL,
PKL, KKN, Wisuda dan penerimaan lain yang sah besarannya ditetapkan oleh
peraturan yayasan tentang pembiayaan. Pembiayaan dari sumber primer, sistem
penerimaannya mengacu pada asas satu pintu yaitu lewat bank yang ditunjuk.
Sumber sekunder diperoleh selain dari sumber mahasiswa. Terdapat dua
sumber penerimaaan sekunder, yaitu (1) sumbangan dari berbagai lembaga baik
pemerintah maupun swasta dalam bentuk kerjasama atau bentuk lain yang halal dan
tidak mengikat, (2) sumber dari unit bisnis dilingkungan Yayasan Wahid Hasyim
Semarang. Penerimaan dari dana sekunder berupa sumbangan pihak ketiga, sistem
dan prosedur penerimaan tetap mengacu pada aturan yaitu dengan prinsip satu pintu,
kecuali jika pemberi dana menghendaki dan mengharuskan cara lain, maka sistem dan
prosedur penerimaan dana sekunder tersebut mengikuti aturan pemberi dana selama
tidak bertentangan dengan etika, agama dan peraturan yang berlaku. Penerimaan
sumber sekunder dari unit bisnis di lingkungan Yayasan Wahid Hasyim, sistem
penerimaannya juga lewat satu pintu yaitu setelah masing-masing unit membuat
laporan keuangan pertanggungjawaban tahunan. Laba bersih usaha segera
dimasukkan rekening bank yang ditunjuk.
1
prioritas yang dibutuhkan, harus sudah diserahkan kembali ke bagian perencanaan
paling lambat akhir Oktober.
d) Bagian Perencanaan dan bagian keuangan dibawah koordinasi Kepala Biro
diatasnya melakukan analisis dan kompilasi masukan-masukan rencana anggaran
yang diperoleh dari fakultas, lembaga, UPT, pascasarjana dan unit lain. Hasil
kompilasi dituangkann dalam form Daftar Isian Program dan Pembiayaan
Kompilasi (DIPBK).
e) Daftar Isian Program dan Pembiayaan (DIPBK) difinalisasi awal oleh bagian
penganggaran untuk dilihat, (a) kebenaran perhitungan dan sistimastika; (b)
kebenaran nomenklatur yang digunakan; (c) kebenaran chart of account; (d) skala-
skala prioritas yang diperlukan; (e), serta melengkapi hal-hal yang dibutuhkan
sebelum diserahkan Rektor untuk memperoleh persetujuan sebagai bahan Raker
Anggaran Universitas
f) Rektor menyetujui DIPBK sebagai bahan Raker anggaran. DPIBK yang telah
memperoleh persetujuan oleh Rektor sebagai bahan Raker Anggran disebut Daftar
Isian Program dan Pembiayaan Universitas, harus sudah selesai minggu kedua
bulan Nopember (DIPBU).
g) Rektor menyelenggarakan Raker Anggaran, yang harus sudah terselenggara akhir
Nopember.
h) Bagian Perencanaan, bagian keuangan dan Biro melakukan perbaikan RAPBU
atas dasar masukan dan penyesuaian-penyesuaian sebagai mana rekomendasi
dalam Raker anggaran, paling akhir minggu pertama bulan Desember.
i) RAPBU yang telah dilakukan penyesuaian selanjutnya ditandatangani oleh rektor
untuk diajukan kepada yayasan. Ini harus sudah diserahkan akhir minggu pertama
bulan Desember.
j) Yayasan menerima RAPBU, dan harus sudah dirapatkan dalam rangka
penyesuaian-penyesuaian yang dibutuhkan. Paling lambat akhir minggu kedua
bulan Desember.
k) Yayasan dengan Tim Penyelaras Rencana Anggaran melakukan telaah dan revisi-
revisi sebagaimana rekomendasi rapat yayasan, paling lambat minggu ketiga
bulan Desember.
l) RAPBU yang telah direvisi oleh tim anggaran yayasan diajukan kepada ketua
yayasan untuk disyahkan Ketua Umum Yayasan, paling lambat minggu keempat
bulan Desember.
m) Penyerahan APBU dari Yayasan kepada Rektor, untuk dilaksanakan pada tahun
berikutnya, paling lambat akhir minggu keempat bulan Desember.
6.1.1.b. Penerimaan
Kebijkan prosedur penerimaan univiersitas, khususnya yang berasal dari sumber
primer mengacu pada peraturan yayasan No.45/Kep.YWH/V/2013 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Universitas Wahid Hasyim, dinyatakan bahwa penerimaan
dilingkngan universitas Wahid Hasyim menggunakan model satu pintu.
Kebijakan penggunaan satu pintu didasarkan atas argumen dan pengalaman,
guna mendukung terwujudnya: (a) integrasi otomatisasi sistem dan prosedur yang
berlaku dilingkungan universitas; (b) memudahkan dalam pengendalian; (c)
kapabilitas sumberdaya yang dimiliki; (d) sistem yang berbasis integrasi sehingga
memudahkan ketika dilakukan tracing dan conferming jika terjadi permasalahan.
Untuk menjamin terselenggaran good institutional governance dibidang
penerimaan universitas, khususnya dari sumber penerimaan primer, maka
2
diberlakukan Standard Operasional Prosedur (SOP) penerimaan universitas. Standar
Operasional Prosedur Penerimaan Primer dikategorikan ada 2 sistem, yaitu Standar
Operasional Prosedur untuk penerimaan dari mahasiswa baru dan standar operasional
prosedur penerimaan untuk mahasiswa lama.
Standar Operasional Prosedur (SOP) dari sumber penerimaan mahasiswa baru
adalah penerimaan dari mahasiswa baru pada tahun ajaran baru, yang berupa: (a)
penerimaan pendaftaran; (b) penerimaan registrasi; (c) penerimaan dari SPP; (d)
penerimaan dana bantuan pembangunan. Untuk memberikan gambaran lebih
operasional, prosedur penerimaan primer dari sumber penerimaan mahasiswa baru
dijelaskan sebagai berikut:
a) Calon mahasiswa baru mendaftar dan membayar biaya pendaftaran baik dengan
cara menyerahkan kepada bagian pendaftaran mahasiswa baru universitas,
maupun langsung membayar ke bank (on line).
b) Jika pendaftaran dan pembayaran biaya pendaftaran diserahkan pada bagian
pendaftaraan universitas, maka secara periodik bagian pendaftaran menyetorkan
uang pendaftaran mahasiswa baru tersebut ke bank.
c) Secara periodik bagian keuangan yayasan melakukan rekonsiliasi terhadap data
bagian pendaftaran universitas, dan data di bagian keuangan universitas terhadap
laporan bank dan dilakukan sebulan sekali.
d) Mahasiswa yang diterima sebagai calon mahasiswa baru, melakukan registrasi
yang meliputi; uang registrasi, SPP, SKS, angsuran sumbangan pembangunan
langsung ke bank.
e) Setiap periodik, khusus saat akhir periode pembayaran dilakukan rekonsilisasi
antara laporan bank, catatan di bagian keuangan, bagian akademik oleh yayasan.
f) Hasil rekonsiliasi dijadikan pijakan evaluasi dan monitoring WDMK, daftar
mahasiswa baru, absensi, dan penetapan mahasiswa baru.
g) Proses akuntansi penerimaan di yayasan dalam rangka penyusunan laporan
keuangan yayasan.
Standar Operasional Prosedur (SOP) dari sumber penerimaan mahasiswa lama
adalah penerimaan biaya kuliah dari mahasiswa lama berupa penerimaan: (a) registrasi
awal semester; (b) SPP; (c) angsuran bantuan pembangunan; (d) sks; (e) ujian skripsi;
(f) ujian tesis; (g) PPL, (h) PKL; (i) KKN; (J) Praktikum/PKPA; dan lainnya yang sah.
Untuk memberikan gambaran lebih operasional, prosedur penerimaan primer dari
sumber penerimaan mahasiswa lama, dijelaskan sebagai berikut:
a) Mahasiswa membayar lewat bank untuk membayar: registrasi awal semester, SPP,
sks, angsuran uang sumbangan pembangunan, PPL, PKL, KKN, skripsi, tesis,
praktikum/PKPA, wisuda, dan lainnya yang sah.
b) Mahasiswa memperoleh slip pembayaran dari bank, sebagai bukti dan dapat
digunakan untuk media cross cek dengan bagian akademik, maupun keuangan
universitas
c) Bagian akademik dan keuangan melakukan sortir data (impor data) dari laporan
bank yang dapat dilakukan secara otomatis lewat jaringan bank untuk diproses
dalam Sistem Informasi Akademik (SIA) dan Sistem
Informasi Keuangan (SIKU)
d) Mahasiswa yang telah membayar dan telah masuk di Sistem Informasi Aakademik
(SIA) dan Sistem Informasi Keuangan (SIKU) dapat mengambil hak-nya berupa:
WDMK, daftar ujian skripsi, daftar ujian tesis, mengambil mata kuliah, perwalian,
mendaftar wisuda, mendaftar PPL, mendaftar PKL, mendaftar KKN, mendaftar
praktikum/PKPA dan lainnya terkait.
3
e) Bagian keuangan melakukan rekonsiliasi dengan laporan bank dan data dari
bagian keuangan yayasan untuk singkronisasi
f) Yayasan melakukan proses akuntansi atas dasar bank report dan menyusun
laporan keuangan.
Untuk menjamin terselenggaranya good institutional governance dibidang
penerimaan universitas, khususnya dari sumber penerimaan sekunder, maka
diberlakukan Standard Operasional Prosedur (SOP) penerimaan universitas.
Penerimaan sekunder universitas adalah penerimaan dari pihak ketiga baik pemerimtah
maupun swasta, seperti dana hibah, sumbangan-sumbangan yang tidak mengikat dan
jenis sumbangan lain yang halal dan tidak mengikat dan penerimaan sekunder dari laba
bersih unit bisnis dibawah lingkungan Yayasan Wahid Hasyim Semarang.
Sistem penerimaan dana sekunder, mengikuti aturan yayasan dan universitas
tentang keuangan yang berlaku yaitu dengan menggunakan satu pintu, kecuali jika
pemberi dana (sumbangan) mensyaratkan cara lain, maka sistem penerimaan dan
pelaporan mengikuti pemberi dana selama tidak melanggar peraturan yang berlaku.
Standar Operasional Prosedur penerimaan sumber sekunder sumbangan dari
pihak ke tiga secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
a) Penerimaan (pencairan) dana hibah dan/atau subangan oleh unversitas dan atau
unit dibawahnya dapat melalui rekening yayasan atau rekening lain sebagaimana
yang disyaratkan oleh pemberi sumbangan.
b) Penerimaan yang menggunakan rekening yayasan, mekanisme pencairan dana
tetap memperhatikan syarat yang ditentukan oleh pemberi dana.
c) Penerimaan yang menggunakan rekening sebagaimana yang ditunjuk oleh
pemberi dana, pencairan dana mengacu pada aturan dan manual gaide yang
disyaratkan oleh pemberi dana.
d) Yayasan menerima laporan dari rektor tentang penerimaan bantuan sebesar yang
di terima untuk kepentingan proses akuntansi dan pencatatan aset jika berupa aset,
dan penyusunan laporan keuangan.
Sistem penerimaan dana sekunder dari unit bisnis mengikuti aturan yayasan dan
universitas tentang keuangan yang berlaku yaitu dengan menggunakan satu pintu.
Standar Operasional Prosedur penerimaan sumber sekunder dari unit bisnis
dilingkungan secara singkat dijelaskan sebagai berikut:
a) Unit bisnis dilingkungan Unwahas membuat laporan keuangan tahunan (neraca,
laporan laba-rugi, cash flow, dan perubahan ekuitas).
b) Laporan keuangan unit bisnis diserahkan kepada yayasan.
c) Yayasan membahas laporan keuangan unit bisnis, serta menetapkan sejumlah
tertentu dari laba bersih yang harus diserahkan kepada yayasan
d) Unit bisnis menyerahkan jumlah tertentu dari laba bersih sebagaimana yang
tetapkan yayasan ke rekening yang ditunjuk yayasan
e) Yayasan melakukan proses akuntansi untuk penyusunan laporan keuangan
6.1.1.c. Pengalokasian
Kebijakan prosedur tentang pengalokasian (pencairan dana) untuk
kepentingan pembiayaan dilingkungan Universitas diatur dalam peraturan yayasan
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan, dimana dijelaskan bahwa pengalokasian
pembiayaan dilingkungan universitas menggunakan model termin, yaitu bulanan dan
tiga bulanan. Peraturan yayasan tersebut selanjutnya secara operasional diperjelas
tentang Standar Operasional Prosedur pembiayaan dilingkungan universitas. Dalam
peraturan yayasan tersebut dijelaskan bahwa pembiayaan dilingkungan universitas
4
dikategorikan kedalam empat tipe pengeluaran pembiayaan, antara lain: (1) prosedur
pembiayaan rutin; (2) prosedur pembiayaan investasi; (3) pengelolaan kas kecil; dan
(4) pembiayaan temporal (insidental).
8. Tim Pengadaan
a. Menerima perintah telaah dan mengadakan tender dan/atau penunjukkan langsng
dari sekretaris yayasan, yang dilampiri SPPB, DKB, ASPB, dan PPB.
b. Menelaah SPPB, DKB, ASPB, dan PPB, terkait:
9
Kesesuaian permintaan pembiyaan investasi dengan kebutuhan riil lapangan
dengan memperhatikan asas efektif dan efisien
Menelaah spesifikasi barang yang diminta (investasi)
Membuat harga pembanding (HP)
Menganalisis HP dengan sisi permintaan pembiyaan investasi
Membuat pengumuman tender (untuk pembiayaan yang membutuhkan
tender)
Menyeleksi kelengkapan syarat administrasi calon rekanan
Menyelenggarakan beauty contest
c. Memberikan rekomendasi rekanan-rekanan terpilih sesuai rangking nilai kepada
sekretaris yayasan untuk lembar peserta, dan lembar kedua sebagai arsip.
d. Mengeksekusi pengadaan barang setelah memperoleh persetujuan pengurus
yayasan.
6.1.1.d. Pelaporan
Sesuai dengan peraturan yayasan tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Universitas secara prinsip terdapat dua entitas dalam Yayasan Wahid Hasyim
Semarang yaitu entitas akuntansi dan entitas pelaporan. Entitas akuntansi merupakan
entitas yang melakukan proses akuntansi dalam rangka menyusun laporan keuangan.
Entitas ini yang akan menerbitkan laporan keuangan termasuk laporan keuangan untuk
pihak eksternal. Yayasan adalah entitas akuntansi, karena yayasan merupakan lembaga
penyelenggara pendidikan tinggi yaitu universitas Wahid Hasyim Semarang.
Entitas pelaporan merupakan entitas yang tidak memiliki kewajiban menyusun
laporan keuangan sebagaimana Standa Akuntansi yang Berlaku. Entitas ini hanya
mempertanggungjawab atas anggaran dan realisasi anggaran dalam bentuk laporan
pertanggungjawab. Universitas merupakan entitas jenis ini.
Menurut peraturan yayasan tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Universitas mengisyaratkan bahwa meksnisme pelaporan universitas dilakukan dalam
bentuk 3 jenis, yaitu: (1) pelaporan rutin; (2) pelaporan berkala; dan (3) pelaporan
dana dari pihak ketiga. Sementara menurut peraturan rektor tentang Prosedur
Pelaporan Keuangan menjelaskan bahwa masing-masing unit harus menyusun laporan
(1) laporan rutin; dan (2) pelaporan dana pihak ketiga.
6.1.1.d.1. Laporan pertanggungjawaban Rektor Kepada Yayasan
Pelaporan rutin universitas dilakukan setiap melakukan pencairan dana. Ketika
universitas melakukan pengajuan pencairan dana (alokasi anggaran) maka harus
membuat laporan pertanggungjawaban pencairan dana (alokasi anggaran) sebelumnya.
Sistem dan prosedur pelaporan mengikuti sistem dan prosedur pelaporan sebagaimana
diatur dalam peraturan yayasan baik terkait kas kecil, pembiayaan rutin, pembiayaan
insidental (temporal), dan pembiayaan investasi. Setiap pencairan dalam rangka
memenuhi pendanaan tersebut selalu diawali dari pelaporan pertanggungjawaban
pencairan sebelumnya.
Pelaporan berkala merupakan laporan pertanggungjawaban tahunan. Laporan
pertanggungjawaban jenis ini bersifat konprehensif, hyang merupakan laporan
pertanggungajwaban tahunan rektor yang disampikan pada rapat pengurus yayasan.
Laporan pertangungjawaban dana dari pihak ketiga adalah laporan
pertanggungjawaban yang harus dibuat karena memperoleh dana dari pihak ketiga.
Sistematika, materi, petunjuk dan saat pelaporan mengikuti manual gaide pemberi
dana. Jenis laporan ini dilakukan setiap selesai pelaksanaan program, bantuan hibah
dan sejenisnya. Laporan ini harus ditembuskan kepada yayasan sebagai laporan.
10
6.1.1.d.2. Laporan pertanggungjawaban Dekan dan unit-unit lain terhadap Rektor
Laporan pertanggugjawaban rutin dekan, lambaga, unit, pascasarjana, dan
profesi dilingkungan Wahid Hasyim dilakukan setiap melakukan permohonan
pencairan pembiayaan rutin. Laporan pertanggungjawaban pembiayaan rutin
dilakukan oleh masing-masing pimpinan di level serta dievaluasi sebelum diserahkan
kepada rektor.
Laporan pertanggungjawaban kas kecil dilakukan setiap pengisian kembali dana
kas kecil, sebagaimana syarat yang diberlakukan dalam sistem imperest kas kecil.
Laporan pertanggungjawaban kas kecil dilakukan oleh pimpinan tiap level dan
dievaluasi sebelum diserahkan kepada rektor.
Laporan pertanggungjawaban dana pihak ketiga yang diterima oleh fakultas
dan/atau program studi dan/atau lembaga harus dipertanggungjawabkan dengan
merujuk pada peraturan rektor, kecuali pemberi dana mensyaratkan lain maka harus
mengikuti pemberi dana selama tidak bertentangan dengan etika dan peraturan yang
berlaku.
6.1.1.e. Audit
Untuk menjamin terselenggarannya sistem pengedalian internal, serta kualitas
dan keandalan data dan laporan keuangan maka universitas dilakukan audit. Terdapat
dua jenis audit yang dilakukan yaitu audit internal (internal audit) dan audit eksternal
(profesional audit).
Audit internal dilakukan oleh pihak internal yaitu lembaga yang diberi tugas
untuk pengauditan. Audit internal mengaudit laporan keuangan, pelaksanaan dan
dipatuhinya kebijakan peraturan-peraturan, audit pengendalian dan sisdur, serta audit
kinerja. Audit internal dibentuk oleh yayasan untuk melakukan penugasan audit.
Audit eksternal dilakukan oleh audit independen (kantor akuntan publik) untuk
melakukan audit laporan keuangan (general audit). Audit independen dilakukan
setahun sekali, yang mana, masa kerja audit dilaksanakan mulai bulan Oktober sampai
bulan Februari..
6.1.2. Mekanisme penetapan biaya pendidikan (SPP dan biaya lainnya), serta jelaskan pihak-
pihak yang berperan dalam penetapan tersebut.
Sejalan dengan komitmen universitas untuk melaksanakan prinsipprinsip good
governance maka dalam menetapkan biaya pendidikan (uang pendaftaran, regristrasi
mahasiswa baru, SPP, SKS, uang sumbanganp, parktikum, PKL, PPL, KKN, Skripsi,
Tesis, Wisuda) disusun dan ditetapkan atas dasar akuntabel, transparan dan
partisipatif. Perubahan biaya pendidikan dilakukan setiap 2 tahun sekali atau pada
kondisi tertentu dapat dilakukan setiap tahun. Adapun tahapan dalam penentuan dan
penetapan biaya pendidikan, antara lain:
a. Bagian keuangan merumuskan rancangan biaya pendidikan dengan mengacu
pada biaya pendidikan tahun sebelumnya serta berbagai peraturan terkait.
b. Bagian keuangan atas nama WR II mendistribusikan rancangan biaya pendidikan
kepada pimpinan dilingkungan universitas, fakultas, lembaga dan unit untuk
meminta masukan.
c. Wakil Rektor II mengadakan rapat universitas dengan agenda membahas biaya
pendidikan. Pihak-pihak yang terlibat dalam rapat penyusunan biaya pendidikan
adalah pimpinan universitas, pimpinan fakultasm ketua program studi, ketua
lembaga, ketua unit-unit, direktur pascasarjana, elemen yayasan, dan apabila
diperlukan dapat melibatkan stakeholder ekternal.
d. Perbaikan rancangan biaya pendidikan oleh bagian keuangan setelah
memperoleh masukan dari pimpinan universitas, fakultas, pascasarjana, lembaga,
dan unit-unit.
e. Bagian keuangan menyerahkan draft final rancangan biaya pendidikan kepada
WR II
f. WR II mengevaluasi dan menganalisis, jika tidak terdapat perubahan maka
memaraf dan menyerahkan kepada rektor.
g. Rektor menerima rancangan final biaya pendidikan, selanjutnya membuat surat
permohonan penetapan biaya pendidikan untuk diserahkan kepada yayasan.
h. Yayasan menerima rancangan biaya pendidikan dari rektor, selanjutnya
dirapatkan dan dikeluarkan SK yayasan tentang biaya pendidikan.
i. SK Biaya pendidikan yang dilampiri biaya pendidikan diserahkan kepada rektor
untuk di laksanakan.
6.1.3. Kebijakan mengenai pembiayaan mahasiswa yang berpotensi secara akademik dan
kurang mampu, jumlah dan persentase mahasiswa yang mendapatkan keringanan
atau pembebasan biaya pendidikan terhadap total mahasiswa.
Universitas dengan persetujuan yayasan memberlakukan berbagai kebijakan
untuk mahasiswa potensial dan kurang mampu agar dapat menempuh pendidikan di
universitas. Berbagai bentuk keringanan (beasiswa) bagi mahasiswa yang potensial
dan kurang mampu, antara lain:
1. Beasiswa mahasiswa berprestasi Akedemik (PPA)
Beasiswa berpretasi akademik diberikan kepada mahasiswa yang memiliki
prestasi akademik tinggi. Sumber beasiswa berasal dari yayasan, yaitu
pemotongan biaya pendidikan berupa bebas SPP selama dapat mempertahankan
15
prestasinya. Jumlah mahasiswa yang memoeroleh beasiswa akademik sebanyak
3%.
2. Bantuan beasiswa Bank
Bantuan beasiswa bank diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi dan
kurang mampu dari bank. Jumlah mahasiswa yang memperoleh bea siswa Bank
sebanyak 3 % dari jumlah mahasiswa.
3. Beasiswa Pemerintah Propinsi Jawa Tengah
Beasiswa yang diberikan kpada mahasiswa berprestasi yang diberikan oleh
pemerintah propinsi Jawa Tengah. Jumlah mahasiswa yang menerima beasiswa
sebanyak 3 % dari jumlah mahasiswa.
4. Beasiswa bagi mahasiswa luar negeri
Beasiswa yang diberikan mahasiswa luar negeri dari yayasan Wahid Hasyim karena
adanya kerjasama institusi. Penetapan beasiswa bagi mahasiswa luar negeri ini diatur
dalam SK Rektor No. 188/Kep-UWH/IX/2013, No. 182/Kep-
UWH/IX/2014, No. 184/Kep-UWH/IX/2015 dan No. 186/Kep-UWH/IX/2016.
5. Beasiswa dari Kemenag
Beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi dari Kementrian
Agama. Jumlah mahasiswa yang memperoleh beasiswa sebanyak 3 % dari
jumlah mahasiswa.
6. Beasiswa kerjasama PBNU
Beasiswa yang diberikan kpada mahasiswa karena danya kerjasaa dengan PB
NU. Bentuk beasiswa ini ada dua jenis yaitu beasiswa dari PBNU dan beasiswa
yang diberikan yayasan karena adanya kerasama dengan PB NU.
a. Beasiswa mahasiswa kerjasama dengan PBNU dan PWNU dan dari yayasan
Unwahas berupa pemotongan 20% dari SPI
b. Beasiswa mahasiswa keraja sama dengan PBNU dan PWNU dengan dengan
biaya penuh PBNU yaitu mahasiswa dari
Afganistan.
c. Beasiswa mahasiswa luar negeri yang sumberdanannya dari yayasan Wahid
Hasyim penuh
7. Beasiswa mahasiswa Tahfid Alqur’an
Beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa yang ketika masuk Unwahas telah
Hafal Alqur’an. Sumber dana beasiswa berasal dari yayasan Unwahas. Jumlah
mahasiswa yang menerima beasiswa sebanyak 3 % dari jumlah mahasiswa.
8. Beasiswa mahasiswa prestasi olahraga dan seni
Beasiswa yang diberikan mahasiswa yang ketika masuk Unwahas memiliki
prestasi olahraga dan seni. Jumlah pendanaan beasiswa sebanyak 3 % dari
jumlah mahasiswa.
6.1.4. Ralisasi penerimaan dana (termasuk hibah) dalam juta rupiah, selama tiga tahun
terakhir, pada tabel berikut
Penelitian
Penelitian Dosen 459 455,5 323 1237,5
Kemdiknas/
Penelitian Mhs 67,329 134,728 60 262,057
Kementerian
lain terkait Pengabdian kpd 48 163,5 162 373,5
Masyarakat
Gaji DPK 777,144 951,3 995,278 2723,722
17
Serdos 1195,362 1195,362 1378,521 3769,245
Hibah
Hibah Rusunawa PU 0 0 15000 15000
Hibah Kewirausahaan 47,13 0 0 47,13
Hibah Rehab Gd Pend. 0 0 135,185 135,185
Kemenag
Hibah Rehab Gd dari 0 265,5 0 265,5
Pemprov
Hibah KKN Tematik dari 250 0 0 250
OJK
Hibah Pengabdian kpd 1600 0 0 1600
Masyarakat dari
Kementerian PDT
Beasiswa
Beasiswa S3 168 156 108 432
Beasiswa Mhs 917,642 817,9 874,35 2609,892
Total Dana dari 5529,607 4139,79 19036,334 28705,731
Kemristekdi
kti/kemente
rian
Catatan: * Dana yang diterima perguruan tinggi dari usaha pemanfaatan sumber daya dan
usaha lainnya.
** Termasuk gaji tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
6.1.5. Penggunaan dana yang diterima pada Tabel 6.1.4 selama tiga tahun terakhir pada
tabel berikut
Penyelenggaraan
1 pendidikan* 20944,794 26684,716 40285,070 87914,58
2 Penelitian
18
Pengabdian kepada
3 masyarakat 2949,280 1372,900 1595,700 5917,88
Investasi prasarana
4 14500,000 21065,500 36835,185 72400,685
6.1.6. Dana untuk kegiatan penelitian dalam tiga tahun terakhir dengan mengikuti format
tabel berikut
Catatan: * Di luar dana penelitian/penulisan skripsi, tesis, dan disertasi sebagai bagian
dari studi lanjut yang dikeluarkan oleh mahasiswa.
19
3 Lembaga/institusi di luar - - - -
Kemdiknas/Kementerian lain
terkait
4 Lembaga/institusi luar negeri - - - -
6.1.8. Sistem monitoring dan evaluasi pendanaan internal untuk pemanfaatan dana yang
lebih efektif, transparan, dan memenuhi aturan keuangan yang berlaku
Mengacu pada peraturan yayasan tentang keuangan serta prinsip yang
diberlakukan lembaga dalam pengelolaan keuangan maka pengelolaan keuangan
harus dapat memberikan nilai tambah dalam peningkatan kualitas pendidikan.
Karena itu, setiap alokasi atau penggunaan keuangan harus dilakukan pengawasan
dan evaluasi agar efektif, efisien dan akuntabel.
Kebijakan monitoring dan evalusi pendanaan dari sunber internal dibuat
dengan menerbitkan peraturan yayasan serta peraturan rektor, ditetapkan standar
operasional prosedur, penjaminan mutu, sistem pengawasan melekat, serta dibentuk
internal auditor dan eksternal audit. Monitoring dan evalusi pengelolaan harus
mengacu dengan peraturan dan keputusan yayasan, antara lain:
a. Statuta Universitas Wahid Hasyim Semarang
b. Peraturan yayasan tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan
Universitas Wahid Hasyim Semarang
c. Keputusan Pengurus Yayasan tentang Biaya Pendidikan Mahasiswa
Baru Universitas Wahid Hasyim Semarang Tahun 2014/2015
d. Keputusan Pengurus Yayasan tentang Struktur Tarif
Seluruh penganggaran, penerimaan, pengeluaran (pengalokasian),
pertangungjawab, dan pelaporan harus mengacu peraturan sebagaimana tersebut
diatas. Khusus terkait dengan pengalokasian, setiap pengajuan pengalokasian, pihak
penggunan dana harus menyusun permintaan dengan mengacu peraturan yang
berlaku dan evalusi oleh pimipinan dengan mengacu pada tata peraturan tersebut
diatas dan peraturan lainnya yang terkait.
Monitoring dan evaluasi penggunaan dana (alokasi dana) internal dilakukan
dengan mengacu pada standar operasional prosedur. Yayasan menerbitkan keputusan
pengurus yayasan tentang Standar Operasinal Prosedur (SOP), meliputi:
a. Standar Operasional Prosedur (SOP) penganggaran dilingkungan
UniversitasWahid Hasyim
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaan dana Kas Kecil dilingkungan
UniversitasWahid Hasyim
c. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pembiayaan (alokasi) rutin dilingkungan
UniversitasWahid Hasyim
d. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pembiayan (alokasi) dana untuk kegiatan
temporal (insidental) dilingkungan UniversitasWahid Hasyim
e. Standar Operasional Prosedur (SOP) pembiayaan (alokasi) dana untuk belanja
investasi dilingkungan UniversitasWahid Hasyim
f. Standar Operasional Prosedur (SOP) pengadaan barang dilingkungan
UniversitasWahid Hasyim
20
g. Standar Operasional Prosedur (SOP) penerimaan barang dilingkungan
UniversitasWahid Hasyim
Untuk menjamin dipatuhinya peraturan tentang keuangan dan standar
operasional prosedur (SOP) tentang keuangan tersebut oleh para pelakasana, maka
dilakukan juga monitoring dan evalusi berupa: pengawasan melakat, sistem
penjaminan mutu, audit internal, dan audit eksternal.
Penjaminan mutu melaksanakan monitoring dan evalusi secara berkala,
khusus terkait dengan:
a. Monitoring tentang pelaksanaan peraturan dan sistem dan prosedur yang berlaku.
b. Monitoring dan Evaluasi tentang Sistem opersioanl prosedur tentang keseuainya
dengan kondisi lapangan sebagai bahan masukan desain perbaikan SOP kepada
Rektor dan Yayasan.
Disamping itu, untuk menjamin apakah dana yang dialokasikan telah
memenuhi kaidah kehati-hatian, efisien,efektif, akuntabel dan transparan, detect
afraud, serta memenuhi kevaliditasan pelaporan maka dilakukan audit internal secara
berkala. Audit internal, sekurang-kurangnya setahun sekali. Dalam kondisi normal,
audit internal dilakukan setiap semester, kecuali kondisi khusus seperti jika diduga
terjadi kecurangan dan ketidak efektifan material maka dilakukan audit investigatif.
Untuk menjamin kualitas pelaporan, laporan keuangan yang disajikan bebas
salah saji material serta untuk memberikan keyakinan memadahi bahwa manajemen
keuangan institusi telah dilaksanakan secara profesional, efektif dan akuntabel maka
setiap setahun sekali dilakukan general audit oleh auditor independen.)
21
6.2.1. Sistem pengelolaan prasarana dan sarana (kebijakan pengembangan dan pencatatan,
penetapan penggunaan, pemeliharaan / perbaikan / kebersihan, keamanan dan
keselamatan prasarana dan sarana) yang
digunakan dalam penyelenggaraan kegiatan akademik dan nonakademik, untuk
mencapai tujuan institusi
22
e. Jika pengembangan prasarana dan sarana lewat pembelian, maka barang yang
dibeli oleh bagian pengadaan diterima bagian penerimaan dan disimpan digudang.
Jika barang yang dibeli tersebut langsung didistribusikan kepada bagian/bidang
yang membutuhkan, maka bagian penerimaan langsung menyerahkan pada bagian
atau unit yang membutuhkan tanpa harus menyimpan digudang.
Manajemen pengelolaan prasarana dan sarana yang dimiliki institusi dicatat dan
dibukan agar terdokumentasi dengan baik. Untuk keperluan tersebut terdapat sistem
dan prsoedur inventaris prasarana dan sarana. Sistem pencataatn tersebut telah disusun
dengan mengacu sistem pengendalian internal, sehingga memberikan manfaat untuk
pengamanan aset-aset yang dimiliki institusi serta media tracing terhadap laporan
keuangan instutusi.
Metode pencatcatan prasarana dan sarana (investaris dan aktiva tetap)
dilakukan secara berjenjang, yaitu:
a. Pencatatan inventaris (aktiva tetap) di tingkat program studi
b. Pencatatan inventaris (aktiva tetap) ditingkat fakultas, lembaga dan unit
c. Pencatatan inventaris (aktiva tetap) ditingkat instutusi
d. Pencatatan inventaris (aktiva tetap) ditingkat yayasan
Pencatatan berjenjang tersebut dimasudkan: (1) untuk mengetahui tingkat
keterpenuhan prasarana unit terendah sampai tertinggi; (2) mengethui nilai investaris
(aktiva tetap) mulai dari tingkat terendah sampai tertinggi; (3) mengetahui total aset
yang dimiliki yayasan; (4) memudahan untuk menganalisis efektifitas dan efisien; (5)
sebagai bahan tracing dalam prosedur aset; (6) tersedianya data prasarana dan sarana
diberbagai level manajemen; (7) membantu monitoring dan evalusi disetiap pusat
pertanggungjawaban.
6.2.1c. Keamanan dan keselamatan penggunaan prasarana dan sarana Kebijakan universitas
untuk menjamin keamanan dan keselamatan ketika menggunakan sarana dan
prasarana, diatur dalam peraturan rektor. Adapun secara garis besar untuk menjamin
kesehatan dan keselamatan penggunaan prasarana dan sarana dilakukan dengan
kebijakan:
a. Dilakukan perawatan secara berkala alat-alat pendukung kerja.
b. Dioperasiionalkan oleh pegawai yang memiliki kompetensi.
c. Pengawasan penggunaan alat bahwa alat digunakan sesuai dengan fungsi
penggunaanya
d. Penggunnaan alat sesuai dengan standar operasional
e. Pengawasan sarana dan prasarana sesuai dengan kapasitasnya
f. Setiap pegawai terdapat jaminan asuransi keselatan kerja.
24
Lokasi Lahan Status
(Nama dan Nomor Penguasaan/ Luas
No. Penggunaan Lahan
Jalan, Kota, Propinsi) Kepemilikan Lahan
Lahan*
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Jl. Menoreh Tengah X Milik Sendiri Gedung Kuliah, Perkantoran, Lab, 0,5
Lapangan, Tempat parkir, taman dan
Perpustakaan
2 Jl. Menoreh Tengah XI Milik Sendiri Gedung Kuliah, Asrama 0,35
Mahasiswa, Perkantoran,
Lab.,Lapangan, Parkir dan Taman
3 Jl. Menoreh Raya No. 94 Milik Sendiri Perkantoran, Unit Usaha dan Parkir 0,03
5 Laboratorium/ 37 1554,00 √ √
studio/bengkel/dsb
6 Lapangan OR 2 5400,00 √ √
25
Tabel B. Data prasarana lain yang mendukung terwujudnya visi (misalnya tempat pembinaan
minat dan bakat, kesejahteraan, ruang himpunan mahasiswa, asrama mahasiswa)
dengan mengikuti format tabel berikut:
Kepemilikan* Kondisi**
Jenis Total
Jumla
No. Prasarana Luas Sewa/
h Unit
Pendukung (m2) Milik Pinjam/K Terawat Tidak
Sendiri erjasama Terawat
Kepemilikan* Kondisi**
Jenis Total
Jumla
No. Prasarana Luas Sewa/
h Unit
Pendukung (m2) Milik Pinjam/K Tidak
Terawat
Sendiri erjasama Terawat
5 Apotek 2 120 √ √
6 BMT 1 60 √ √
7 Gerai Investasi 1 60 √ √
8 Radio Gaul 1 50
6852
Luas Seluruhnya
26
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Gedung kantor 6750,25 75000 Yayasan
2 Laboratorium 19500,02 75000 Yayasan
3 Rusunawa 20000 20000 Hibah
4 Lapangan 4500 50000 Yayasan
5 Auditorium 0 45000 Yayasan
6 Gedung PKM 9750 22000 Yayasan
7 Gedung Kuliah 9000 150000 Yayasan
8 Jalan 500,36 15000 Yayasan
9 Perpustakaan 0 42000 Yayasan
10 Bisnis Center 2400,055 23000 Yayasan
TOTAL 72400,685 517000
6.2.5. Pustaka
Jumlah Judul
No. Jenis Pustaka Jumlah Copy
Cetak Elektronik
(1) (2) (3) (4) (5)
1 Buku teks 56.100 135.000 191.100
2 Jurnal nasional yang terakreditasi 20 6
3 Jurnal internasional 6 30
4 Prosiding 54 100
TOTAL 56.180 135.136 191.100
6.2.7. Upaya Universitas menyediakan prasarana dan sarana pembelajaran yang terpusat,
serta aksesibilitasnya bagi sivitas akademika.
Disamping melengkapi prasarana dan sarana di tingkat program studi dan
fakultas, universitas juga melengkapi prasarana dan sarana tingkat institusi.
Prasarana dan sarana tersebut digunakan untuk interaksi sivitas akademika (dosen
dan mahasiswa) tingkat universitas serta menjadi pendukung pembelajaran. Adapun
prasara dan sarana universitas tersebut atara lain;
a. Perpustakaan universitas
Merupakan perpustakaan terpusat yang menyedian sumber referesi buku,
majalah, jurnal imiah, e-lebrarry, Website perpustakaan yang multidisipliner
yang dapat digunakan dn dikases oleh mahasiswa setiap saat. Di perpustakaan ini
juga disediakn bnk data untuk peneitian, jurnal soft copy, CD ROM dan
sebagainya.
b. Laboratorium institusi
Merupakan laboratorium terpadu yang dapat digunakan utuk mendukung
pembelajaran diberbagai program studi
c. Ruang diskusi
Meruang diskusi yang dimanfaatkan oleh mahasiswa dan dosen
menyelenggarakan diskusi, kajian ilmiah, seminar secara multidisipliner.
d. UPT bahasa
Unit pelaksana teknis bahasa yang dapat digunakan dosen dan mahasiswa secara
multidisipner
e. UPT Komputer
Unit pelaksana teknis komputer yang daoat dimanfaatkan oleh dosen dan
mahasiswa dalam mendukung pembelajaran secara multidisipliner
f. UPT Micro Teaching
Merupakan unit elaksana teknis praktik mengajar yang daat digunakan untuk
fakutas pendidikan.
g. Pondok Prsantren Luhur Wahid Hasyim
Merupakan bagian sarana mendukung untuk emmperkuat kemaampuan
pemahaman keagamaan,mkejadian keagaman, tahfidz al-qur’an. Peserta pondok
pesanyren adalah mahasiswa Wahid Hasyim dari berbagai disiplin ilmu.
h. Lapangan Olahraga
Merupakan prasarana dan sarana untuk kepentingan olahraga yang dapat
digunakan mahasuswa dari berbagai fakutas
i. Lembaga Pengembangan Pasar Modal (LPPM) merupakan lembaga yang dapat
digunakan secara multidispliner utuk mengembangkan entrepreneurship
dibidang keuagan dan investasi
29
6.3.1. Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan oleh perguruan tinggi untuk kegiatan
pembelajaran (hardware, software, e-learning, e-library).
Peningkatan kualitas pembelajaran menjadi kebijakan penting universitas,
sehingga berusaha untuk memenuhi kebutuhan alat dan media pendukung
pembelajaran termasuk berbasis teknologi informasi. Untuk menjamin aksesabilitas
dosen dan mahasiswa serta meningkat kemampuan dan kemanfaatan media
pembelajaran dalam kelas, maka universitas mengambil kebijakan yaitu disetiap kelas
dilengkapi dengan AC, komputer dan LCD Projector. Komputer tersebut diberi
fasilitas koneksi dengan internet baik dengan menggunakan kabel maupun WIFI.
Jaringan komputer antar ruangan (LAN) dibangun dengan koneksi internet bandwidth
(6MB).
Upaya meningkatkan pelayanan dengan berbasis intenet ini telah dimulai sejak
tahun 2006, yaitu dengan memanfaatkan Website Unwahas dengan alamat website
www.unwahas.ac.id. Pada tahun ini telah dibangun infrastruktur pembelajaran online
(e-learning), dengan menyiapkan 2 buah server berkapasitas 2 terabyte.
Perluasan jaringan komputer berbasis internet juga dilakukan diruang diskusi,
ruang seminar, area kampus. Fasilitas jaringan WIFI diseluruh area kampus
dimaksudkan untuk optimalisasi penggunaan jaringan internet bagi sivitas
akademika,terutama dosen dan mahasiswa dalam melacak informasi, mencari jurnal,
referensi, serta pemberdayaan kemampuan mahasiswa dalam pemanfaatan internet dan
pembentukan sikap entrepreneurship. Kebijakan ini ternyata membuahkan hasil yang
signifikan, termasuk meningkatkan hubungan dosen dan mahasiswa dalam konsultasi,
bimbingan dan pembelajaran berbasis internet.
Manfaat lain yang dapat dipetik dengan pemenuhan fasilitas komputer dan
jaringan internet ada;ah meningkatnya kemampuan dosen dalam mengembangkan
variasi metode pembelajaran e-leaning. Kebijakan ini semakin memperkuat motivasi
dosen untuk menyiapan materi ajar, pengembangan model penugasan, penyampaian
materi pembelajaran, serta bimbingan. Dosen dituntut untuk memiliki blog/website
agar mereka dapat memanfaatkan e-learning. Universitas lewat UPT komputer
memberikan fasilitas jendela e-learning dalam website yang dikelolannya
www.elsi.unwahas.ac.id. Dengan demikian, bagi dosen yang belum memiliki alamat
website dan blog, maka dapat memanfaatkan website yang disediakan universitas.
Untuk mata kuliah dan/atau praktikum yang membutuhkan basis komputerisasi,
universitas dengan Surat Keputusan Rektor memerintahkan untuk menggunakan
software berlisensi. Kebijakan ini merupakan komitmen universitas untuk berusaha
mengembangkan kualitas pembelajaran berbasis teknologi informasi serta patuh dan
taat pada aturan yang berlaku.
Berbagai produk program aplikasi komputer (software) yang berlisensi
digunakan dalam mendukung pembelajaran, terutama di program studi seperti:
1. Statistik dengan program SPSS dan Amos
2. Akuntansi dengan progrm MYOB
3. Pasar modal dengan program milik BNI Securities
4. Farmasi dengan SPSS dan Amos
5. Teknik dengan program Solidwork, Autocad
Program-program aplikasi tersebut digunakan dalam mendukung proses
pembelajaran dan kualitas pelayanan. Sistem informasi juga digunakan untuk
mendukung kualitas layanan dan aksesabilitas perpustakaan. Rektor membuat
keputusan agar pelayanan perpustakaan dapat ditingkatkan dengan pelayanan berbasis
30
sistem informasi dan menambah koleksi referensi dan jurnal dengan memanfaatkan e-
library. www.lib.unwahas.ac.id.
Sistem informasi perpustakaan universitas memberikan layanan memadahi
yaitu memberikan kemudahan dalam melacak buku, melacak jurnal, serta kemudahan
pengamanan buku. Untuk meningkatkan aksesabilitas sumber referensi dari eksternal,
pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan e-library untuk melacak atau mencari
sumber informasi referensi dengan berbagai sumber eksternal.
6.3.2. Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan oleh Universitas untuk kegiatan
administrasi (akademik, keuangan, dan personil) serta aksesibilitasnya
Aksesabilitas data dalam rangka meningkatkan kualitas layanan dibidang
administrasi, keuangan dan kepersonaliaan sudah dilengkapi dengan fasilitas berbasis
sistem informasi. Bentuk daya dukung sistem informasi dalam pelayanan administrasi,
keuangan, dan personalia adalah sistem informasi akademik (SIA), sistem infirmasi
keuangan (SIKU), sistem infirmasi kepegawaian (SIP), dan sistem informasi aset dan
investaris (SII).
Sistem informasi akademik (SIA) merupakan kebijakan peningkatan pelayanan
akademik bagi mahasiswa. Sistem informasi akademik telah menggunakan basis
sistem informasi, sehingga mahasiswa dapat melaksanakan hak dan kewajiban
pelayanan secara on line. Sistem ini memberikan tingkat aksesabilitas tinggi bagi
mahasiswa dalam memperoleh layanan.
Prosedur sistem informasi akademik (SIA) secara singkat dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Mahasiswa meyelesaikan kewajiban keuangan yang dapat dilakukan lewat on line,
yaitu mahasiswa membayar kewajiban keuangan lewat bank.
b. Secara harian dan/atau periodik, bagian keuangan melaksanakan impor data dari
sistem perbankan untuk melakukan up date data pembayaran mahasiswa. Hasil
impor data diproses bagian keuangan untuk dijadikan pijakan penentuan
mahasiswa yang telah memenuhi syarat memperoleh hak pelayanan akademik.
Data hasil olahan bagian keuangan ditransformasi secara on line ke bagian
administrasi keuangan, bagian kemahasiswaan dan ke bagian keuangan yayasan.
c. Bagian akademik memperoleh impor data (data langsung masuk ke program SIA)
dari bagian keuangan yaitu berupa mahasiswa yang telah meenyelesaikan
tanggungjawaab keuangan dan berhak memperoleh pelayanan akademik. Data ini
oleh bagian akademik digunakan sebagai pijakan memberikan pelayanan. Bagi
mahasiswa yang identitasnya tidak masuk program SIA maka tidak dapat terlayani
hak dibidang akademik.
d. Mahasiswa yang telah menyelesaikan kewajiban keuangan melakukan hak
akademik (WDMK, mengisi KRS, registrasi). Proses ini dilakukan oleh mahasiswa
lewat anjungan akademik yang disediakan oleh bagian akademik, atau dapat
melalui alamat website yang disediakan.
e. Bagian akademik dapat mentransformasikan data mahasiswa ke program studi
dengan menggunakan cara on line atau data dari bagian akademik masuk ke
program studi atau bagian adminsitrasi program studi
f. Administrasi program studi dapat mencetak KST, absensi, dan output lainnya
terkait mahasiswa dan akademik mahasiswa.
g. Pada proses pengurusan nilai setelah ujian akhir semester, pemasukan nilai dalam
SIA dapat dilakukan di berbagai anjungan akademik, ruang dosen, ruang
31
administrasi, atau lewat Website yang disediakan. Ini dapat dilakukan oleh dosen
bersangkutan atau oleh administrasi program studi.
Sistem informasi juga digunakan untuk mendukung kualitas layanan di bidang
keuangan institusi. Bentuk dukungan tersebut adalah integrasi antara bank, yayasan
dan universitas dalam memberikan pelayanan terhadap mahasiswa. Secara
operasional, sistem ini melakukan runut kegiatan dimulai input data dari pembayaran
mahasiswa di bank. Atas dasar pembayaran dari mahasiswa, bank menyiapkan laporan
bank yang dapat diimpor secara on line oleh yayasan dan universitas. Data laporan dari
bank tersebut selanjutnya masuk ke sistem akuntansi untuk diproses menjadi laporan
keuangan. Secara singkat proses daya dukung sistem informasi terhadap sistem
keuangan institusi dijelaskan sebagai berikut:
a. Mahasiswa membayar biaya pendidikan ke bank, sesuai dengan kalender
pembayaran pendidikan (kuliah).
b. Bank menerbitkan laporan bank, dimana laporan bank tersebut dilakukan secara on
line.
c. Bagian keuangan yayasan dan bagian keuangan universitas dapat mengimpor data
secara on line laporan bank. Disini, baik universitas maupun yayasan dapat
mengecek mutasi berikut saldo rekening koran di bank setiap saat, sehingga dapat
diketahui posisi keuangan setiap saat. Pola seperti itu sangat membantu
akuntabilitas dan keterbukaan antara universitas dan yayasan (tidak terjadi asimetri
informasi). Bagian keuangan universitas hanya sebatas akses membaca saldo
rekening koran.
d. Bagian keuangan universitas memanfaatkan data tersebut untuk diolah kedalam
sistem informasi akademik (SIA), hasil olahan SIA dapat dijadikan dasar untuk
melakukan proses WDMK, registrasi, mengisi KRS, mencetak KST, mencetak
absen mahasiswa, mengisi dan mencetak nilai ujian, yudisium dan sebagainnya.
e. Bagian keuangan yayasan mengolah data keuangan (rekening koran yayasan) yang
diimpor secara on line dari bank untuk diproses dalam Sistem Informasi Akuntansi
dalam rangka menyusun laporan keuangan.
f. Secara periodik atau waktu yang dibutuhkan, Yayasan melakukan rekonsiliasi data
keuangan untuk menemukan perbedaan dan melakukan penyesuaian.
Sistem Infomasi Kepegawaian (SIP) institusi juga telah didukung oleh sistem
informasi berbasis komputer. Bentuk dukungan sistem informasi terhadap sistem
kepegawaian berupa integrasi sistem mulai dari recruitment, sistem dan prosedur absen
dan penggajian, sistem pengendalian kedisplinan pegawai, sampai pada pemutusan
hubungan kerja pegawai. Secara lebih rinci bentuk daya dukung sistem informasi
terhadap sistem kepegawaian dijelaskan singkat sebagai berikut:
a. Bagian kepegawaian dengan dibantu oleh sistem informasi kepegawaian dapat
melihat dan menganalisis jumlah pegawai, rasio pegawai, rasio dosen, masa purna
tugas pegawai, serta melakukan schedulling recruetment. Proses ini telah dilakukan
secara otomatis oleh sistem informasi kepegawaian.
b. Hasil analisis tersebut dijadikan dasar bagian kepegawaian untuk melakukan
koordinasi dengan unit lain guna mematangkan tingkat kebutuhan, dan proses
recruetment.
c. Data hasil analisis tersebut juga dapat dijadikan pijakan promosi, pengurusan
jabatan fungsional dosen, kenaikan gaji berkala, dan lembur dan sebagainya.
Sistem informasi juga digunakan untuk mendukung sistem dan prosedur
penggajian. Bentuk daya dukung sistem informasi terhadap daya dukung sistem
penggajian dimulai dari proses absensi, input data absen, processing data sampai pada
32
penyelesaian form penggajian pegawai. Proses kerja sistem tersebut sudah didasarkan
otomatisasi komputer. Untuk memberikan gambaran secara lebih rinci dijelaskan
sebagai berikut:
a. Pegawai pada jam masuk ketja (08.000 s/d 08.30) absen dengan menggunakan
mesin absen.
b. Secara harian, mesin fringer (mesin absen) dikoneksitas dengan sistem informasi
pegawai untuk memasukkan data hadir pegawai. Hal itu juga yang terjadi saat
absen pulang kerja oleh pegawai
c. Setiap bulan, dilakukan pengisian form gaji secara langsung (proses dalam SIP).
d. Form gaji dicetak, untuk dimintakan otorisasi pejabat berwenang
6.3.3. Sistem informasi dan fasilitas yang digunakan oleh Universitas untuk pengelolaan
prasarana dan sarana (hardware, software).
Sistem pengelolan prasarana dan sarana juga dibantu degan sistem informasi
serta fasilitas pendukungnya. Bentuk dukungan sistem informasi terhadap pengelolaan
prasarana dan sarana adalah kebijakan pemberlakukan sistem informasi aset dan
inventaris (SII) yang terinteragrasi. Sistem ini membantu mengelola prasarana dan
sarana (aset) yang ada di institusi dengan menggunakan pola yang telah teintegrasi,
yaitu mulai dari permintaan pembiayaan aset dan inventaris, sistem pengadaan aset dan
inventaris, pembelian aset dan inventaris, penerimaan aset dan inventaris yang di beli,
distribusi aset yang dibeli kepada bagian/unit yang membutuhkan, dan sistem
penglolaan dan pemeliharaan aset, sampai pada penghapusan dan pelepasan aset.
Proses tersebut didukung dengan sistem informasi.
Rektor memberlakukan kebijakan pemeliharaan dan pengelola aset meliputi
ranah antara lain:
1. Peraturan rektor tentang standar operasional prosedur pengelolaan dan
pemeliharaan aset dan investasi.
2. Peraturan rektor batasan dan mekanisme pelepasan dan penghapusan aset.
3. Peraturan rektor tentang sistem pengelolaan dan pemeliharraan sarana dan
prasarana (aset) berbasis sistem informasi, berbagai sistem informasi tersebut
antara lain:
a. Sistem informasi akuntansi dan keuangan
b. Sistem Informasi Perpustakaan
c. Sistem Informasi pemeliharaan dan pengawasan saran dan prasarana
d. Sistem informasi kepegawaian
e. Sistem informasi akademik
f. Sistem pengamanan data (security)
34
Seluruh area kampus unwahas sudah tersedia koneksi internet dengan
menggunakan wifi maupun jaringan kabel. Jaringan wifi dengan bandwidth 4MB dan
5MB jaringan kabel LAN . Sehingga total bandwidth yang dimilikiunwahas sebesar
9MB. Saat ini mahasiswa aktif sebanyak 5735, maka setiap mahasiswa mendapatkan
akses 1,5 kbps.
SistemPengelolaan Data
7 Lulusan √
8 Tenaga pendidik √
9 Tenaga kependidikan √
10 Tenaga pendukung √
lainnya
11 Keuangan √
12 Inventaris √
SistemPengelolaan Data
35
6.3.8. Blue print sistem informasi.
Sistem informasi dan teknologi informasi saat ini menjadi bagian penting dalam proses
kegiatan diunwahas, maka perencanaan dan pengembangan sistem informasi mendapatkan
perhatian khusus dari pimpinan. Sehingga diperintahkan untuk membuat suatu perencanaan
strategis bagi pengembangan sistem informasi unwahas untuk 5 tahun yang akan datang.
Pembuatan perencanaan strategis sistem informasi ini bertujuan mengantisipasi
perkembangandan perubahan universitas Wahid Hasyim..Pada awalnya komputer hanya
digunakan sebagai alat bantu pekerjaan saja dan bersifat terpisah. Kemudian era jaringan
komputer. Semua komputer dikoneksikan dengan lainnya dalamsatu jaringan local area
network. Pengadaan sistem informasi dan teknologi informasi bersifat sporadis. Dengan
berkembangnya universitas wahid hasyim kebutuhan akan sistem informasi dan teknologi
informasi juga bertambah banyak.tetapi dengan adanya renstra ini pemenuhan dan
pengelolaannya menjadi lebih tertata dan terorganisir.
Kebutuhan sarana dan prasarana sistem informasi dan teknologi informasi dipenuhi
secara bertahap. Pengadaan koneksi internet dibangun mulai tahun 2005 dengan bandwidth
up to 512 kbps. Secara bertahap meningkat menjadi 1 MBps pada tahun 2007. Sampai
dengan tahun 2014 bandwidth sebesar 3MBps. Tahun 2016 bandwidth koneksi internet
sebesar 9MBps.
Untuk mendukung sistem informasi yang cepat akurat dan akuntable berbasis web unwahas
telah mengalokasikan anggaran untuk pengadaan webserver, penambahan koneksi internet
sesuai dengan perkembangan kebutuhan unwahas dan pengadaan sistem informasi.
Analisis SWOT:
Tabel 1. Analisis SWOT terhadap Pembiayaan.
ANALISIS SWOT
Kekuatan: Kelemahan:
• Akuntabilitas pengelolaan dana dan • Masih terbatasnya dana yang
pelaporannya berjalan dengan baik dengan diberikan Yayasan, hal ini bisa
diterapkannya sistem keuangan menghambat pengembangan
yang tersentral di yayasan kampus.
• Adanya program kerja yang tertuang dalam • Masih ada sebagian mahasiswa yang
RAB memudahkan pengaturan alokasi dana dari membayar biaya kuliah tidak tepat
yayasan ke Universitas waktu.
sesuai dengan dana yang tersedia. mendominasi
Program kesejahteraan karyawan baik dosen pendapatan
maupun tenaga administrasi juga menjadi Universitas Wahid Hasyim.
perhatian pimpinan, hal ini diantaranya
dibuktikan dengan adanya Jamsostek bagi
seluruh karyawan Universitas WahidHasyim
yang dibiayai oleh yayasan.
36
Peluang: Ancaman:
• Minat masyarakat terhadap Universitas Wahid • Pencairan dana yang kadang-kadang
Hasyim yang semakin meningkat berdampak tidak tepat waktu
pada semakin meningkatnya jumlah mahasiswa • Terjadinya inflasi dan daya beli yang
setiap tahunnya sehingga pendapatan juga menurun
bertambah
• Adanya program dari KEMENAG untuk
mengembangkan PTNU,hal ini membantu
dalam hal pendanaan pengembangan kampus
• Meningkatkan kerjasama dengan pihak ekternal
guna penggalangan
dana,disamping itu adanya peluang-
peluang dana dari luar yang bisa
dimanfaatkan (Kementrian, DIKTI,
Penelitian,Hibah,Pengabdian
Masyarakat, KEMENDIKNAS dll).
Tabel 2.
Analisis SWOT Sarana dan Prasarana.
ANALISIS SWOT
Kekuatan: Kelemahan:
• Pengadaan, perawatan serta pemenuhan • Ketersediaan dan kualitas
dana untuk kebutuhan sarana dan laboratorium masih terbatas.
prasarana oleh • Sarana intensitas dan frekuensi penggunaan
Pimpinan. sarana dan prasarana yang tinggi sehingga
• Sarana dan fasilitas perkuliahan yang mengakibatkan kerusakan sarana dan
memenuhi standar. prasarana tersebut.
• Fasilitas yang dimiliki oleh Universitas • Sistem Informasi Akademik (SIA) yang
memadai. belum optimal.
• Ketersediaan jaringan internet 24 jam
dimanfaatkan untuk
pengembangan materi dan metode
pembelajaran, penelitian dan
pengabdian masyarakat terbuka luas
• Jaringan internet berupa LAN (Local
Area Network) untuk menunjang
perkuliahan.
Peluang: Ancaman:
• Hibah sarana prasarana diperoleh dari • Penyusutan sarana dan prasarana yang
DIKTI, Pemprov Jateng, dan lainnya tidak diimbangi dengan pemeliharaan yang
• Adanya kerjasama dan MOU dengan memadai.
instansi pemerintah dan swasta • Iptek yang semakin berkembang dan
• Bantuan dari Alumni dan inovatif
Stakeholders
37
Tabel 3.
Analisis SWOT SISTEM INFORMASI.
ANALISIS SWOT
Kekuatan : Kelemahan :
• Konektifitas dan akses di sivitas • Belum semua SDM menguasai IT
akademika diantaranya pimpinan, dosen, • Sumber dana yang terbatas untuk
mahasiswa, karyawan dan stakeholder pengembangan untuk menunjang
lebih mudah. kemajuan IT
• Adanya program studi tehnik informatika
di Unwahas sehingga kualitas SDM dan
jaringan SIKAP akan selalu terpeliharan
dengan baik.
Peluang : Ancaman :
• Peluang lebih mudah untuk mengakses • Perguruan Tinggi lain yang sudah lebih
berbagai informasi maju dalam penerapan IT.
IPTEKS terkini. • Perkembangan IT yang cepat membuat
• Bantuan dari berbagai macam institusi tehnologi menjadi cepat usang.
baik pemerintah maupun swasta
38