bukan tanpa alasan melainkan dengan tujuan sebagai alternatif dari pidana penjara. Berbagai
penelitian mengenai pidana kerja sosial banyak dilakukan terkait penggunaan alternatif
pidana kerja sosial. Tentunya penerapan dari pidana kerja sosial di berbagai negara
mengalami perbedaan yang didasarkan pada kebijakan hukum pidana yang diterapkan suatu
negara yang bahkan tidak dibatasi pada pemberian kerja di masyarakat bagi pelaku tindak
pidana. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi halangan bagi negara Indonesia apabila ke
Pidana kerja sosial sebagai alternatif dari pidana penjara sebenarnya tidak hanya
didasarkan pada permasalahan overcapacity yang terjadi. Permasalahan biaya yang tidak
murah untuk memenjarakan seseorang terpidana juga menjadi perhatian. Menurut Piquero
dan Santora dalam tulisan yang berbeda menemukan bahwa pengeluaran harian penjara-
penjara di Amerika Serikat dalam mengurus terpidana mencapai 100 USD per hari. 1
Walaupun terdapat perbedaan sistem peradilan pidana yang ada di Amerika Serikat dengan
Indonesia, sudah merupakan rahasia umum bahwa tentunya terpidana yang menjalani pidana
penjara menjadi tanggung jawab negara dalam pengurusan dan pemenuhan kehidupannya.
Salah satu penelitian mengenai biaya dilakukan Zhang, Roberts, dan Callanan
bersyarat (parole) di negara bagian California. Penelitian ini berfokus pada mengalkulasi dari
bersyarat yang dapat dihindari melalui program yang efektif.2 Dengan kesimpulan bahwa
1
Piquero dan Santora dalam Wodahl, E. J., Et. Al. Responding to probation and parole violations: Are jail
sanctions more effective than community-based graduated sanctions?, Journal of Criminal Justice, Vol. 43.
Issue No. 3, 2015, p. 243.
2
Zhang, S. X., Et. Al. The cost benefits of providing community-based correctional services: An evaluation of a
statewide parole program in California. Journal of Criminal Justice, Vol. 34. Issue No. 4, 2006, p. 344.
pada para pesertanya namun juga berhasil menekan biaya lebih besar dibandingkan investasi
Tidak hanya permasalahan biaya, dalam konteks sistem peradilan pidana di Amerika
Serikat, penggunaan pidana kerja sosial dinilai mempermudah proses yang ada apabila
dibandingkan dengan pidana penjara. Dalam hal ini, terpidana yang sedang dalam masa
percobaan atau pembebasan bersyarat4 tidak perlu kembali masuk ke pengadilan untuk
menjalani proses persidangan. Sanksi kerja sosial bisa langsung diterapkan oleh pengawas
secara langsung tanpa perlu melalui pengadilan dengan berbagai proses yang dilalui serta
Pidana kerja sosial justru tidak dipengaruhi secara kuat oleh overcapacity yang terjadi
dipengaruhi dan berangkat dari semangat serta kesadaran bahwa penggunaan proses peradilan
pidana yang standar dinilai tidak efektif dalam mencapai hasil positif pada beberapa pelaku
tindak pidana. Dalam konteks yang terjadi di Amerika serikat, disadari pada kasus narkoba
yang tidak mengalami penurunan secara signifikan baik dari tingkat penggunaan narkoba
Pidana kerja sosial pada dasarnya tidak dibatasi pada membebani terpidana untuk
melakukan suatu pelayanan sosial di masyarakat tetapi juga ada yang menggunakan
pidana penjara dilakukan dan disesuaikan pada kasus atau pelaku tindak pidana tertentu.
Penerapan ini tidak hanya berbeda-beda tergantung dari tindak pidananya tetapi juga pada
tahapan yang telah dilalui pelaku tindak pidana dalam proses peradilan. Seperti yang saat ini
3
Ibid., p. 348.
4
Terdapat perbedaan mengenai probation (percobaan) dan parole (pembebasan bersyarat) dalam sistem
peradilan pidana Indonesia dan Amerika Serikat.
5
Wodahl, E. J. Et, Al. Loc. Cit.
6
DeMatteo. D., Et. Al., Community-based alternatives for justice-involved individual with severe mental
illness: Diversion, problem-solving courts, and reentry. Journal of Criminal Justice, Vol. 41. Issue No. 2, 2013,
p. 64
diterapkan di Amerika Serikat beberapa diantaranya menggunakan pendekatan Community-
Based Graduated Sanctions pada kasus narkoba7 dan beberapa kasus kenakalan remaja. 8
Terdapat pula pendekatan Parenting with Love and Limits Model di negara bagian Florida
yang khusus digunakan untuk kenakalan remaja. 9 Ada pula pendekatan Sequential Intercept
Model dalam hal pelaku yang memiliki gangguan jiwa akut. Pendekatan ini mengintervensi
proses-proses peradilan dengan program yang berbasis community-based yang dalam hal in
memudahkan aparat penegak hukum dalam menghadapi pelaku dengan gangguan jiwa akut
serta menekankan pada kebutuhan pelaku.10 Pendekatan yang beragam ini sejatinya sama-
sama menjadi alternatif dari pidana penjara dan masih banyak lagi pendekatan yang
Berangkat dari metode atau pendekatan yang disebutkan, dapat pula dilihat bahwa
beberapa pendekatan menunjukkan hasil positif. Seperti halnya dalam penelitian yang
dilakukan Wodahl, Boman, dan Garland menunjukkan hasil bahwa sanksi pemenjaraan tidak
apabila dibandingkan dengan sanksi pidana penjara dengan segala efek samping yang
ditimbulkan mulai dari biaya yang mahal, rusaknya hubungan keluarga, hingga terpaparnya
terpidana dengan terpidana lainnya yang dapat meningkatkan faktor kriminogen.11 Penelitian
lain yang difokuskan pada pendekatan Parents with Love and Limits menunjukkan bahwa
penggunaan pendekatan ini dinilai lebih menguntungkan secara hasil dan biaya yang
diperlukan dengan tingkat residivisme yang cenderung rendah serta biaya yang cenderung
murah.12 Sedangkan pada Sequential Intercept Model secara konsep terdapat kegunaan dalam
7
Wodahl E. J, Et. Al. Loc. Cit.
8
https://nationalgangcenter.ojp.gov/spt/Programs/74#07byc
9
Ryon, S. B, Et. Al. Community-based and family focused alternatives to incarceration: A quasi experimental
evaluation of interventions for delinquent youth, Journal of Criminal Justice, Vol. 51. 2017, p. 61.
10
DeMatteo. D, Et. Al. Op. Cit. p. 65-66.
11
Wodahl E. J, Et. Al. Op. Cit. p. 248-249.
12
Ryon, S. B, Et. Al. Op. Cit. p. 65.
hal mengidentifikasi tahapan dalam sistem peradilan pidana mana yang dinilai tepat untuk
Terlepas dari pendekatan dan program apa pun yang diterapkan, pidana alternatif
kerja sosial atau dalam pemahaman lain community-based sanctions memiliki manfaat yang
dinilai lebih banyak apabila dibandingkan pidana penjara selama pendekatan dan program
yang dilakukan tepat guna. Apabila dilihat dari tingkat residivismenya pidana alternatif kerja
sosial lebih efektif menekan tingkat residivisme dibandingkan pidana penjara. Dalam jangka
panjang tingkat residivisme yang rendah akan berkontribusi pada penurunan overcapacity.
Hal ini dikarenakan pidana penjara yang tidak efektif menekan residivisme sehingga
terpidana kembali keluar-masuk penjara yang justru menjadi salah satu penyebab
overcapacity. Biaya yang murah juga menjadi faktor pendukung penggunaan pidana
13
DeMatteo. D, Et. Al, Op. Cit., p. 69.