Anda di halaman 1dari 21

Studi komparasi metode investigasi kelompok dengan metode ceramah

dalam pembelajaran akuntansi perusahaan dagang kelas II semester I


SMK Batik 2 Surakarta tahun 2006/2007

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


Oleh :
Hendrawan Yulianto Nugroho
NIM : K 7402084

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Umum
a. Sejarah Berdirinya SMK Batik 2 Surakarta
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Batik 2 Surakarta berdiri pada
tahun 1989 berdasarkan Surat Keputusan (SK) No.420/130/I/1989 tanggal 1
Maret 1989 yang dikeluarkan oleh Kepala Kanwil Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah. Pada awal berdiri SMK Batik 2
Surakarta bernama SMEA Batik 2 Surakarta, kemudian berganti menjadi
SMK Batik 2 Surakarta seiringan dengan perubahan nama seluruh sekolah
keahlian atau kejuruan.
SMK Batik 2 Surakarta didirikan oleh tim pendiri yang diketuai oleh
H.Iskayat (Alm) dengan para anggota Atmanto, B.A (Alm), H.Ali Admodjo,
SH, Soemedi, Bsc dan Abdullah Affandi (Alm). Tim pendiri SMK Batik 2
Surakarta dibentuk atas dasar surat Yayasan Pendidikan Batik (YPB)
Surakarta No. 3636/U/YPB/10/1988 tanggal 12 Oktober 1988. Latar belakang
pendirian SMK Batik 2 Surakarta adalah semakin meningkatnya anemo
penerimaana siswa baru di SMK Batik 1 Surakarta (dulunya SMEA Batik 1
Surakarta) dari tahun ke tahun sehingga pengurus Yayasan Pendidikan Batik
2

Surakarta (YPB) memberikan pertimbangan untuk mendirikan SMK Batik 2


Surakarta.
Pada tahun ajaran pertama 1989/1990 SMK Batik 2 Surakarta terdiri
dari lima kelas dengan 206 orang siswa dengan tiga program keahlian yaitu
Sekretaris, Penjualan dan Akuntansi. Tenaga edukatif SMK Batik 2 Surakarta
sebagian besar dari SMK Batik 1 Surakarta. Pada tahun ajaran pertama proses
belajar mengajar di SMK Batik 2 Surakarta dilakukan dengan cara masuk
siang hari karena belum mempunyai gedung sendiri. Pada tahun ajaran
1998/1999 siswa SMK Batik 2 Surakarta sudah menempati gedung sendiri
tetapi ruang kelasnya belum mencukupi maka pelaksanaan proses belajar
mengajar dilakukan dengan membagi dua jam belajar yaitu jam pagi dan jam
siang. Pembangunan gedung dilakukan secara terus menerus dan secara
bertahap hingga akhirnya ruangan yang ada sudah cukup untuk menampung
seluruh siswa yang semakin lama semakin bertambah jumlahnya. Akhirnya
seluruh siswa dapat melaksanakan proses belajar mengajar pada jam pagi
sampai dengan sekarang ini.
Kepala sekolah pertama di SMK Batik 2 Surakarta adalah Bapak
Soemedi, BA. Pada tahun 1990Bapak Soemedi, BA mengundurkan diri karena
menjalankan tugas sebagai kepala sekolah di SMK Batik 1 Surakarta. Setelah
itu kepala sekolah dijabet oleh Drs. Sumaryatmo. Drs. Sumaryatmo
menjalankan tugas mulai dari 17 Juni 1991 sampai dengan pensiun tanggal 7
Agustus 2003. selanjutnya kepala sekolah dijabat oleh Drs. Yusuf berdasarkan
SK pengangkatan dari pengurus Yayasan Pendidikan Batik Surakarta No.
226/F2?YPB/II/2004 tanggal 28 Februari 2004 sampai dengan sekarang.

b. Visi, Misi dan Tujuan SMK Batik 2 Surakarta


Visi SMK Batik 2 Surakarta adalah mewujudkan SMK
menjadisekolah mandiri dengan mengganti atau menghimpun semua potensi
yang ada untuk meningkatkan mutu lulusan yang memiliki kesempurnaan
sesuai dengan tuntutan dunia usaha yang berjiwa mandiri sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3

Misi SMK Batik 2 Surakarta adalah:


1. Menyiapkan tenaga kerja atau tamatan SMK untuk mengisi keperluan
pembangunan.
2. Menciptakan tenaga kerja yang berkualitas, professional sehingga mampu
berperan sebagai faktor keunggulan bagi industri Indonesia.
3. Menghasilkan tamatan yang mampu mandiri memberikan belakal keahlian
profesiuntuk meningkatkan martabat dirinya.
4. Mengubah status waktu menjadi asset bangsa.
5. Memberu bekal kepada tamatan sehingga mampu mengembangkan
kualitas dirinya secara berkelanjutan.
Tujuan pendidikan di SMK Batik 2 Surakarta adalah:
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja serta mengembangkan
sikap professional.
2. Menyiapkan siswa mampu memiliki karir, mampu bersaing dan mampu
mengembangkan dirinya didalam era globalisasi.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kekurangan
dunia usaha atau dunia industri pada saat ini.
4. Menyiapkan tamatan menjadi warga negara normatif, adaptif, produktif
dan inovatif.

c. Struktur Dasar Organisasi SMK Batik 2 Surakarta

KEPALA SEKOLAH

Ka. Tata Usaha

Wakasek Wakasek Wakasek Wakasek


Hub. Industri Pendidikan Administrasi Kesiswaan
dan Humas Pengajaran dan Sarana dan Idiil
Prasarana

Ketua Program WALI KELAS Seksi-seksi


4

GURU

S I S WA

Keterangan :
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
Gambar 7. Struktur Organisasi SMK Batik 2 Surakarta
Sumber : Arsip SMK Batik 2 Surakarta
SUSUNAN PERSONALIA SMK BATIK 2 SURAKARTA
TAHUN DIKLAT 2005/2006
A. Kepala Sekolah : Drs. Yusuf
B. Wakil Kepala Sekolah
1. Sarana Prasarana : Dra. Triningsih Suwarno
2. Kurikulum : Siti Fatimah, BA
3. Humas : Drs. Bambang Kandiawan
4. Kesiswaan : Drs. Muh. Pujiyanto
C. Katua Program Keahlian
1. Akuntansi : Budiarsi, S.Pd
2. Sekretaris : Daryani, S.Pd
3. Penjualan : Drs. M. Masyhud
D. Wali Kelas atau Pembimbing
1. I Akuntansi 1 : Achyar Susanto, S.Pd
2. I Akuntansi 2 : Suratiyem, BA
3. I Sekretaris : Nafi Asih E, S.Sos
4. I Penjualan : Dra. Hariningsih
5. II Akuntansi : Nuning Sri Astutik
6. II Sekretaris : Ida Nurrohmah
7. II Penjualan 1 : Dra. Murni Widarti
8. II Penjualan 2 : Maryanto, S.Pd
5

9. III Akuntansi : Nunuk Suryani, S.Pd


10. III Sekretaris : Dra. Setyo Winarti
11. III Penjualan : Mukhamadi, S.Pd
E. Bimbingan Penyuluhan
1. Dra. Muslichatun
2. Sri Soedarwani, S.Pd
F. Guru Bidang Diklat
1. Drs. Yusuf 17. Budiarsi, S.Pd
2. Dra. Triningsih Suwarno 18. Ida Nurrohmah
3. Nuning Sri Astutik 19. Drs. M. Masyhud
4. Sri Utami, S.Pd 20. Drs. Khaelani
5. Siti Fatimah, BA 21. Drs. Trihanto
6. Drs. Bambang Kandiawan 22. Drs. Asyhuri
7. Drs. Muh. Pujiyanto 23. Mukhamadi, S.Pd
8. Dra. Nanik Isnaeny 24. Nunuk Suryani, S.Pd
9. Dra. Hariningsih 25. Etik Tirorini, S.Pd
10. Dra. Marni Widarti 26. Nafi Asih E, S.Sos
11. Drs. Joharmansyah 27. Achyar Susanto, S.Pd
12. Dra. Umi Fatkhiyah 28. Daryani, S.Pd
13. Dra. Setyo Winarti 29. Umi Hari`ah, S.Pd
14. Suratiyem, BA 30. Edi Santosa, SH
15. Dra. Endang Amunarsih 31. Pris Priyanto, S.Kom
16. Martoyo. S.Pd

Pembagian Tugas
1) Kepala Sekolah
a) Edukator (Pendidik)
b) Manajer
c) Administrator (administrasi)
d) Supervisor (Pengelola)
e) Leader (Pemimpin)
6

f) Inovator (Inovasi)
g) Motivator (Motivasi)
2) Wakil Kepala Sekolah
a) Bagian Kurikulum
1. Menyususn progaram pengajaran
2. Menyusun kalender pengajaran
3. Menyususn pembagian tugas guru dan jadwal pelajarn
4. Pengelolaan kegiatan belajar mengajar
5. Pengelolaan penilaian
6. Menyususn dan menyelenggarakan evaluasi semesteran
7. Mengoordinasikan pengelolaan raport dan STTB
8. Mengorordinasikan dan mengarahkan penyususnan program sp /
perangkat mengajar
9. Menyusun laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala
b) Bagian Kesiswaan
1. Menyusun program pembinaan kesiswaan/OSIS
2. Melaksanakan bimbingan dan pengendalian kegiatan siswa dalam
rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah
3. Memberikan pengarahan dalam pemilihan pengurus OSIS
4. Menyelenggarakan kegiatan ekstrakrikuler
5. Menyusun laporan pelaksanaan kegitan kesiswaan secara berkala
c) Bagian Sarana dan Prasarana
1. Mengelola inventarisasi barang
2. Pengadaan dan pendayagunaan sarana dan prasarana
3. Pemeliharaan
4. Pengelolaan keuangan alat-alat pengajaran
5. Membina dan melaksanakan koordinasi 7K
6. Menyususn laporan pelaksanaan secara berkala
d) Bagian Hubungan Masyarakat
1. Mengatur dan menyelengarakan hubungan sekolah dengan orang tua
2. Mengembangkan sikap kebersamaan dan kekeluargaan
7

3. Membina pengembangan hubungan antara sekolah dengan lembaga


pemerintah, dunia usaha, dunia industri dan lembaga social lainnya.
4. Memberikan informasi dan promosi
5. Menagani kegiatan PKL
6. Menyusun laporan pelaksaan tugas secara berkala
3) Tenaga Pendidik
a) Menyusun persiapan mengajar
b) Melaksanakan kegiatan belajar
c) Mengadakan evaluasi
d) Mengadakan analisis hasil
e) Melaksanakan tindak lanjut
f) Sebagai wali kelas
g) Sebagai pustakawan
h) Pembimbingan Penyuluhan
i) Perabot guru
4) Tata Usaha
a) Penyusunan program tata usaha
b) Pengurusan kepegawaian
c) Penegembangan dan pembinaan karir pegawai
d) Penyusunan perlengkapan sekolah
e) Penyusunan dan penyajian data statistik sekolah
f) Membuat laporan pelaksaan secara berkala
8

2. Deskripsi Data Khusus

a. Data Nilai Kemampuan Awal Sebelum Mendapat Perlakukan


Data tentang nilai kemampuan awal sebelum mendapat perlakukan
diperoleh dari nilai ulangan materi sebelumnya pada pelajaran akuntansi yaitu
materi Mengelola Administrasi Kas Kecil. Berdasarkan data yang ada dapat
dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Eksperimen

Kelas Interval Frekuensi Persentase


  Absolut Relatif Absolut Relatif
40-47 4 4 10% 10%
48-55 5 9 12.5% 22.5%
56-63 13 22 32.5% 55%
64-71 15 37 37.5% 92.5%
72-79 1 38 2.5% 95%
80-87 1 39 2.5% 97.5%
88-95 1 40 2.5% 100%
Jumlah 40   100%  

Berdasarkan
16
tabel di atas dapat diketahui interval dari data nilai
kemampuan awal
14 siswa kelas eksperimen dengan nilai tertinggi 90 dan nilai
12
terendah 40. Rata-rata (mean) sebesar 61,7, median sebesar 62,27 dan modus
Frekuensi

10
8
6
4
2
0
40-47 48-55 56-63 64-71 72-79 80-87 88-95
Kelas Interval
9

sebesar 64,5 dengan standar deviasi 10,085. Data tersebut dapat disajikan
dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Gambar 8. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok


Eksperimen
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok Kontrol

Kelas Interval Frekuensi Persentase


  Absolut Relatif Absolut Relatif
20-30 1 1 2.5% 2.5%
31-41 2 3 5% 7.5%
42-52 5 8 12.5% 20%
53-63 15 23 37.5% 57.5%
64-74 10 33 25% 82.5%
75-85 7 40 17.5% 100%
Jumlah 40   100%  

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui interval dari data nilai


kemampuan awal siswa kelas eksperimen dengan nilai tertinggi 85 dan nilai
terendah 20. Rata-rata (mean) sebesar 61,3, median sebesar 61,3 dan modus
sebesar 59,83 dengan standar deviasi 11,88. Data tersebut dapat disajikan
dalam bentuk diagram sebagai berikut:

16
14
12
Frekuensi

10
8
6
4
2
0
20-30 31-41 42-52 53-63 64-74 75-85
Kelas Interval
10

Gambar 9. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Awal Kelompok


Kontrol

Dari kedua data kemampuan awal tersebut, perbandingan nilai


keampuan awal kelompok eksperimen dan nilai kemampuan awal kelompok
kontrol dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

16
14
12
Frekuensi

10
8
6
4
2
0
E K E K E K E K E K E K E
Eksperimen
Kelas Kontrol

Gambar10. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan


Awal Kelompok Kontrol

b. Data Prestasi Belajar Siswa Setelah Mendapat Perlakuan


Data tentang nilai test akhir siswa setelah mendapat perlakukan
diperoleh melalui soal test yang dikerjakan siswa setelah mengikuti kegiatan
belajar akuntansi pada materi Mengelola Order Penjualan, baik kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah
dilakukan, data tersebut dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
11

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Akhir Kelompok Eksperimen

Kelas Interval Frekuensi Persentase


  Absolut Relatif Absolut Relatif
55-60 6 6 15% 15%
61-66 8 14 20% 35%
67-72 11 25 27.5% 62.5%
73-78 4 29 10% 72.5%
79-84 8 37 20% 92.5%
85-80 2 39 5% 97.5%
91-96 1 40 2.5% 100%
Jumlah 40   100%  
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui interval dari data nilai
kemampuan akhir siswa kelas eksperimen dengan nilai tertinggi 92 dan nilai
terendah 56. Rata-rata (mean) sebesar 71, median sebesar 69,77 dan modus
sebesar 68,3 dengan standar deviasi 9,58. Data tersebut dapat disajikan dalam
bentuk diagram sebagai berikut:

12
10
8
Frekuensi

6
4
2
0
55-60 61-66 67-72 73-78 79-84 85-80 91-96
Kelas Interval

Gambar 11. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Akhir


Kelompok Eksperimen

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Akhir Kelompok Kontrol

Kelas Interval Frekuensi Persentase


Absolut Relatif Absolut Relatif
35-42 4 4 10% 10%
43-50 5 9 12.5% 22.5%
51-58 13 22 32.5% 55%
12

59-66 15 37 37.5% 92.5%


67-74 1 38 2.5% 95%
75-82 1 39 2.5% 97.5%
83-90 1 40 2.5% 100%
Jumlah 40   100%  

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui interval dari data nilai


kemampuan akhir siswa kelas kontrol dengan nilai tertinggi 86 dan nilai
terendah 36. Rata-rata (mean) sebesar 61,7, median sebesar 57,25 dan modus
sebesar 59,5 dengan standar deviasi 10,08. Data tersebut dapat disajikan dalam
bentuk diagram sebagai berikut:
16
14
12
Frekuensi

10
8
6
4
2
0
35-42 43-50 51-58 59-66 67-74 75-82 83-90
Kelas Interval

Gambar 12. Histogram Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Akhir


Kelompok Kontrol

Dari kedua data kemampuan akhir tersebut, perbandingan nilai


keampuan akhir kelompok eksperimen dan nilai kemampuan akhir kelompok
kontrol dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

16
14
12
Frekuensi

10
8
6
4
2
0
E K E K E K E K E K E K E
Eksperimen
Kelas Kontrol
13

Gambar 13. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan


Akhir Kelompok Eksperimen dan Nilai Kemampuan Akhir
Kelompok Kontrol

c. Data Perubahan Nilai Setelah Mendapat Perlakuan


Data frekuensi perubahan nilai siswa setelah mendapatkan perlakuan
diperoleh dari nilai akhir atau nilai setelah mendapat perlakuan dikurangi nilai
awal atau nilai sebelum mendapat perlakuan. Berdasarkan perhitungan yang
telah dilakukan, data tersebut dapat dibuat tabel distribusi frekuensi sebagai
berikut:
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Eksperimen Setelah
Mendapat Perlakuan

Kelas Interval Frekuensi Persentase


  Absolut Relatif Absolut Relatif
2-4 6 6 15% 15%
5-7 4 10 10% 25%
8 - 10 16 26 40% 65%
11 - 13 6 32 15% 80%
14 - 16 7 39 17.5% 97.5%
17 -19 1 40 2.5% 100%
Jumlah 40   100%  

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui perubahan nilai kelompok


eksperimen setelah mendapat perlakuan dengan kenaikan nilai tertinggi 18 dan
kenaikan nilai terendah 2. Rata-rata (mean) sebesar 9,53, median sebesar
9,375 dan modus sebesar 9,14 dengan standar deviasi 4.01. Data tersebut
16
dapat disajikan
14 dalam bentuk diagram sebagai berikut:
12
Frekuensi

10
8
6
4
2
0
2-4 5-7 8-10 11-13 14-16 17-19
Kelas Interval
14

Gambar 14. Histogram Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok


Eksperimen Setelah Mendapat Perlakuan
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok Kontrol Setelah
Mendapat Perlakuan

Kelas Interval Frekuensi Persentase


  Absolut Relatif Absolut Relatif
-6 - -3 4 4 10% 10%
-2 - 1 19 23 47.5% 57.5%
2-5 15 38 37.5% 95.0%
6-9 1 39 2.5% 97.5%
10 - 13 0 39 0% 97.5%
14 - 17 1 40 2.5% 100%
Jumlah 40   100%  

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui perubahan nilai kelompok


eksperimen setelah mendapat perlakuan dengan kenaikan nilai tertinggi 16 dan
kenaikan nilai terendah -6. Rata-rata (mean) sebesar 0,625, median sebesar -
2,66 dan modus sebesar -0,34 dengan standar deviasi 4.01. Data tersebut dapat
disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

20
18
16
14
Frekuensi

12
10
8
6
4
2
0
-6--3 -2-1 2-5 6-9 10-13 14-17
Kelas Interval
15

Gambar 15. Histogram Distribusi Frekuensi Perubahan Nilai Kelompok


Kontrol Setelah Mendapat Perlakuan

Dari kedua data kemampuan akhir tersebut, perbandingan nilai


keampuan akhir kelompok eksperimen dan nilai kemampuan akhir kelompok
kontrol dapat disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

20
18
16
14
Frekuensi

12
10
8
6
4
2
0
E K E K E K E K E K E K
Eksperim en
Kelas Kontrol

Gambar 16. Histogram Perbandingan Distribusi Frekuensi Perubahan


Nilai Kelompok Eksperimen Setelah Mendapat Perlakuan
dan Perubahan Nilai Kelompok Kontrol Setelah Mendapat
Perlakuan
16

B. Pengujian Prasyarat Analisis


Uji prasyarat yang harus dipenuhi dalam penelitian ini adalah uji
normalitas dan uji t-matching. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
data berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sedangkan uji t-matching
berfungsi untuk mengetahui keseimbangan kedua kelompok sampel, sehingga
kedua kelompok sampel berasal dari titik tolak yang sama.
Uji normalitas terhadap kemampuan awal masing-masing kelompok
dihitung dengan menggunakan rumus Lilifors pada n = 40 dan α = 5%. Hasil
perhitungan normalitas kedua kelompok dapat dirangkum dalam tabel berikut:
Tabel 11. Rangkuman Hasil Normalitas Nilai Awal Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol

No. Kelompok Jumlah Harga Kesimpulan


  Siswa Lobs Ltab  
1. Eksperimen 40 0.1369 0.1401 Normal
2. Kontrol 40 0.1263 0.1401 Normal

Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa Lobs < Ltab, sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua kelompok berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya pada
lampiran 23 dan 24 halaman 133-136.
Uji normalitas terhadap kemampuan akhir masing-masing kelompok
dihitung dengan menggunakan rumus Lilifors pada n = 40 dan α = 5%. Hasil
perhitungan normalitas kedua kelompok dapat dirangkum dalam tabel berikut:
Tabel 12. Rangkuman Hasil Normalitas Nilai Akhir Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
17

No. Kelompok Jumlah Harga Kesimpulan


Siswa Lobs Ltab
1. Eksperimen 40 0.1331 0.1401 Normal
2. Kontrol 40 0.0742 0.1401 Normal

Berdasarkan tabel tersebut tampak bahwa Lobs < Ltab, sehingga dapat disimpulkan
bahwa kedua kelompok berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya pada
lampiran 25 dan 26 halaman 137-140.
Langkah awal untuk menghitung t-matching adalah mencari nilai rata-
rata kemampuan awal dan standar deviasi kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol sebesar 61,93 dengan standar deviasi dan varians masing-masing sebesar
9,978 dan 99,569. Nilai rata-rata kelompok kontrol diketahui sebesar 62,05
dengan standar deviasi 12,266 dan varians sebesar 150,448. Langkah selanjutnya
adalah menghitung nilai t dengan menggunakan rumus t-matching. Dari hasil
perhitungan dengan rumus t-matching diperoleh nilai t sebesar 0,047, sedangkan
harga tabel menunjukan nilai 1,994 (pada db = 78 dan α = 5%). Hal itu
menunjukkan bahwa thit < ttab atau 0,047 < 1,994 yang berarti tidak ada perbedaan
yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan
hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebelum mendapat perlakuan (treatment)
adalah sama. (Perhitungan selengkapnya pada lampiran 30 halaman 143-145)

C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan t-test. Rata-rata
nilai akhir kelompok eksperimen sebelum data diolah dengan menggunakan t-test
diketahui sebesar 71,9 dengan standar deviasi 9,49 dan varians sebesar 90,04.
Kelompok kontrol mempunyai rata-rata nilai akhir sebesar 63,6 dengan standar
deviasi 11,02 dan varians sebesar 121,51. Berdasarkan perhitungan dengan rumus
t-test diperoleh nilai thit sebesar 7,449 sedangkan ttab menunjukkan nilai 1,667
(pada db = 77 dan α = 5%). Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai thit > ttab atau
7,449 > 1, 667, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode investigasi kelompok
18

lebih efektif dibandingkan metode ceramah ditinjau dari prestasi belajar siswa.
(Perhitungan selengkapnya pada lampiran 31 halaman 146-150)

D. Pembahasan Hasil Analisis Data


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode mengajar yang efektif
antara metode investigasi kelompok dengan metode ceramah ditinjau dari prestasi
belajar siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar pada pembelajaran
akuntansi bagi siswa kelas II semester I SMK Batik 2 Surakarta Tahun Ajaran
2006/2007.
Pada penelitian ini digunakan dua kelas sebagai sampel, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Penentuan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol ditentukan secara random. Sehingga perlu dilakukan uji
prasyarat analisis yang berupa uji normalitas untuk mengetahui bahwa kedua
kelompok berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan uji Lilifors. Berdasarkan hasil perhitungan nilai
kemampuan awal diperoleh nilai Lobs kelompok eksperimen sebesar 0,1369 dan
nilai Lobs kelompok kontrol sebesar 0,1263 sedangkan pada pada n = 40 dan α =
5% diperoleh Ltab sebesar 0,1401 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua
kelompok berasal dari populasi yang berdistribusi normal, karena nilai L obs < Ltab
yaitu untuk kelompok eksperimen 0,1369 < 0,1401 dan untuk kelompok kontrol
0,1263 < 0,1401. Uji normalitas yang dilakukan pada nilai kemampuan akhir
diperoleh nilai Lobs kelompok eksperimen sebesar 0,1331 dan nilai Lobs kelompok
kontrol sebesar 0,0741 sedangkan pada pada n = 40 dan α = 5% diperoleh L tab
sebesar 0,1401 sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok berasal dari
populasi yang berdistribusi normal, karena nilai Lobs < Ltab yaitu untuk kelompok
eksperimen 0,1331 < 0,1401 dan untuk kelompok kontrol 0,0741 < 0,1401.
19

Penelitian ini bersifat membandingkan prestasi belajar kedua kelompok


sampel. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar kelompok eksperimen dilakukan
dengan menggunkan metode investigasi kelompok, sedangkan kelompok kontrol
dilakukan dengan menggunakan metode ceramah. Langkah awal yang harus
dilakukan sebelum penelitian adalah menyeimbangkan kemampuan awal kedua
kelompok, sehingga kedua kelompok berasal dari kondisi awal yang sama dan
perbedaan yang timbul dari kedua kelompok setelah penelitian sebagai akibat dari
adanya perlakuan (treatment) yang berbeda. Pengujian keseimbangan kedua
kelompok sampel pada penlitian ini dilakukan dengan menggunakan t-matching.
Berdasarkan perhitungan t-matching diperoleh nilai t sebesar 0,047, sedangkan
harga ttab menunjukan nilai 1,994 (pada db = 78 dan α = 5%). Hal itu menunjukan
bahwa thit < ttab atau 0,047 < 1,994 yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil
perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol sebelum mendapat perlakuan (treatment)
adalah sama.
Hasil analisis penelitian berdasarakan hipotesis alternatif yang diajukan
ternyata ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa yang diajar
menggunakan metode investigasi kelompok dengan prestasi belajar siswa yang
diajar dengan menggunkan metode ceramah. Rata-rata nilai prestasi belajar
akuntansi yang dicapai oleh masing-masing kelas menunjukkan bahwa pengajaran
menggunakan metode investigasi kelompok memberikan hasil berupa prestasi
belajar yang lebih baik daripada prestasi belajar akuntansi yang diajar
menggunakan metode ceramah.
Pembelajaran dengan menggunakan metode investigasi kelompok pada
keals eksperimen, siswa dibagi dalam kelompok-kelompok sehingga siswa akan
lebih termotivasi untuk mengikuti proses belajar mengajar. Penyajian materi
pelajaran melalui model pembelajaran kooperatif metode investigasi kelompok
mampu memberikan suasana yang menarik bagi siswa. Siswa dituntut untuk
bekerjasama dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Siswa merasa tertarik
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Kondisi yang dimikian mampu
20

meningkatkan prestasi belajar siswa. Sehingga prestasi belajar siswa kelompok


eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode investigasi kelompok lebih
tinggi daripada kelompok kontrol yang diajar dengan menggunakan metode
ceramah. Kefektifan metode investigasi kelompok dapat dilihat pada tercapainya
tujuan pemebelajaran yang terangkum dalam pencapaian prestasi belajar siswa
dan kelancaran proses belajar mengajar. Berdasarkan keaktifan siswa dalam
mengikuti proses belajar mengajar, metode investigasi kelompok dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa harga thit sebesar 7,449
sedangkan ttab menunjukan nilai 1,667 (pada db = 77 dan α = 5%). Hal tersebut
menunjukan bahwa nilai thit > ttab atau 7,449 > 1, 667. Hal ini menunjukan bahwa
ada perbedaan yang signifikan antara prestasi belajar siswa kelas eksperimen
dengan kelas kontrol. Perbedaan ini ditunjukkan dengan lebih tingginya prestasi
belajar siswa kelas eksperimen daripada prestasi belajar siswa kelas kontrol, baik
dari nilai tes akhir maupun rata-rata kenaikan nilai pada kelas eksperimen maupun
kelas kontrol.
Pada kelas eksperimen rata-rata nilai tes akhir sebesar 71 dan rata-rata
kenaikan nilai sebesar 9,53. Sedangkan pada kelas kontrol, rata-rata nilai tes akhir
sebesar 61,7 dan rata-rata kenaikan nilai sebesar 0,625. Rata-rata nilai akhir
kelompok eksperimen lebih besar daripada rata-rata nilai akhir kelompok kontrol
(71 > 61,7) dan rata-rata kenaikan nilai kelas eksperimen lebih besar daripada
kelas kontrol (9,53 > 0,625) hal ini menunjukan adanya perbedaan prestasi belajar
antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol dan prestasi belajar kelas
eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol.
Perubahan nilai awal dan nilai akhir masing-masing siswa baik dari kelas
eksperimen maupun kelas kontrol tidak selalu positif atau mengalami kenaikan
nilai, ada beberapa siswa baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol yang
justru mengalami penurunan nilai. Kenaikan nilai tertinggi pada kelas eksperimen
adalah sebesar 18 dan penurunan paling besar adalah sebesar 2, sedangkan
kenaikan nilai tertinggi pada kelas kontrol adalah sebesar 16 dan penurunan nilai
paling besar adalah -6.
21

Penurunan nilai siswa dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari dalam


siswa maupun faktor-faktor dari luar siswa yang tidak bisa dikendalikan peneliti.
Faktor dari dalam misalnya : siswa sedang sakit pada saat mengerjakan soal tes,
siswa belum belajar sebelum tes sehingga persiapan siswa kurang pada saat
mengerjakan soal tes, kurangnya perhatian, minat dan motivasi siswa untuk
belajar dan sebagainya. Faktor dari luar misalnya : siswa sedang mempunyai
masalah dengan teman atau keluarga sehingga tidak berkonsentrasi pada saat
mengerjakan soal tes, adanya kegiatan ekstrakurikuker yang menuntut siswa
untuk meninggalkan jam pelajaran yang mengakibatkan siswa ketinggalan materi
dari siswa lainnya dan sebagainya.
Diperolehnya thit > ttab atau 7,449 > 1, 667 dan lebih tingginya rata-rata
nilai tes akir kelas eksperimen dibanding rata-rata nilai tes akhir kelas kontrol atau
(71 > 61,7) dan rata-rata kenaikan nilai kelas eksperimen lebih besar daripada
kelas kontrol (9,53 > 0,625), menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang
diajar menggunakan metode investigasi kelompok berbeda secara signifikan
dengan siswa yang diajar menggunakan metode ceramah. Prestasi belajar siswa
yang diajar menggunakan metode investigasi kelompok lebih tinggi daripada
prestasi belajar siswa yang diajar dengan menggunakan metode ceramah. Ini
berarti penggunaan metode investigasi kelompok lebih baik untuk diterapkan
daripada metode ceramah pada mata diklat akuntansi ditinjau dari prestasi belajar
siswa.

Anda mungkin juga menyukai