Anda di halaman 1dari 22

1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di jurusan Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta
sebagai obyek penelitian utama untuk mengetahui tentang karakteristik
soft skill peserta didik kelas XI jurusan Akuntansi..
a. Sejarah SMK Batik 2 Surakarta
SMK Batik 2 Surakarta merupakan sekolah swasta yang
berada di Jalan Brigend Slamet Riyadi, Pajang, Laweyan, Kota
Surakarta, Jawa Tengah. Letak sekolahab ini tergolong strategis
karena mudah dijangkau oleh saran transportasi umum. Letak
sekolahan yang berada di wilayah perkampungan dengan bangunan
berbentuk “U” menjadikan bagian tengah gedung dapat digunakan
untuk upacara maupun olahraga.
SMK Batik 2 Surakarta merupakan sekolah yang didirikan
oleh Yayasan Batik pada 1 Maret 1989 dengan SK No. 420103189
yang dikeluarkan oleh Kepala Kanwil Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan propins Jawa Tengah. SMK batik 2 Surakarta diprakarsai
oleh beberapa tim sendiri yang diketahui oleh H. Iskiyat Alm dengan
anggotanya Atmanto, BA Alm, H. Ali Atmojo, Sumedi Bse dan
Abdullah Effendi Alm. Tim pendiri tersebut dibentuk atas dasar surat
Yayasan Pendidikan Bati (YPB) Surakarta No. 36364YP101998 pada
tanggal 12 Oktober 1998.
Latar belakang didirikannya SMK Batik 2 Surakarta
disebabkan oleh semakin meningkatnya minat penerimaan siswa baru
di SMK batik 2 Surakarta setiap tahunnya sehingga pengurus Yayasan
Pendidikan Batik (YPB) Surakata mengambil keputusan untuk
mendirikan SMK Batik 2 Surakarta, hal tersebut ditujukan untuk
memenuhi permintaan masyarakat. Pada tahu ajaran pertama, yaitu
2

pada tahun 1989/1990 SMK Batik 2 Surakarta terbagi menjadi 5 kelas


dengan jumlah siswa kurang lebih 206. Tenaga pengajar sebgaian
besar diadopsi dari guru-guru di SMK Batik 2 Surakarta.
Pada mulanya, SMK Batik 2 Surakarta juga menempatai
gedung SMK Batik 1 Surakarta dengan cara kegiatan belajar mengajar
diselenggarakan di siang hari. Hal tersebut dikarenakan belum
memiliki gedung sendiri, namun seiring berjalannya waktu SMK
Batik 2 Surakarta sudah menempati gedung sendiri yang terletak
dijalan Brigjen Slamet Riyadi , Pajang, Laweyan, Kota Surakarta,
Jawa Tengah.
Pada awal perjalanannya SMK Batik 2 Surakarta sudah
memiliki 3 program keahlian, yaitu Akuntansi, Sekretaris, dan
Manajemen Bisnis. SMK Batik 2 Surakarta terus mengalami
perkembangan, hal tersebut dapat terlihat dari peningkatan minat
masyarakat, sehingga daya tamping penerimaan siswa baru
mengalami peningkatan.
SMK Batik 2 Surakarta terus melakukan terobosan untuk
meningkatkan mutu, kualitas dan kuantitas siswa. Hal tersebut
ditujukan untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan masyarakat
melalui penyediaan lulusan (output) dari SMK Batik 2 Surakarta yang
mampu bersaing di dunia kerja dengan kompetisi yang ketat.
SMK Batik 2 Surakarta saat ini dikepalai bapak Drs. Bambang
Kandiawan, M.Si dan memiliki 64 karyawan yang terdrii dari 51 guur,
13 orang diantaranya PNS, 31 orang GTT dan 7 orang GTY, serta 13
karyawan tata usaha TU. Pada tahun ajaran 2018/2019, SMk Batik 2
Surakarta mempunyai lima bidang keahlian, keahlian yaitu:
Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, Multimedia, dan
Kecantikan Kulit, dengan jumlah rombel 25 dan jumlah siswa 773.
b. Visi, Misi, dan Tujuan
Adapun visi, misi, dan tujuan SMK Batik 2 Surakarta adalah sebagai
berikut:
3

1) Visi
Menjadi lembaga diklat yang menghasilkan Sumber Daya
Manusia unggul dibidang Bisnis Manajemen, Informatika dan
Pariwisata yang berkarakter dan beraklak mulia.
2) Misi
a) Mempersiapkan siswa yang berkarakter, cerdas dan
beraklak mulia, memiliki jiwa wirausaha, mengausai
IPTEK dan ungguk dalam bahasa serta memiliki daya saing
global.
b) Menyelenggarakan pendidikan professional yang bernuansa
kualitas berorientasi keunggulan Sumber Daya Manusia.
c) Mewujudkan pelayanan prima dan menjaga keharmonisan
lingkungan dan selalu mengadakan inovasi.
d) Menanamkan keimanan dan ketakwaan.
3) Tujuan
a) Menyiapkan perserta didik yang cakap, mampu memahami
dunia kerja dan menerapkan budi pekerti luhur.
b) Menyiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja serta
mengembangkan sikap professional.
c) Menyiapkan peserta didik mampu memiliki karier,
berkompetisi dan mengembangkan sikap mandiri.
d) Menyiapkan tenaga kerja untuk mengisi kebutuhan dunia
usaha/industry dan bersikap.
e) Menyiapkan peserta didik agar mampu bersaing untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
f) Menyiapkan dan melaksanakan komponen-komponen
persyaratan sekolah berstandart internasional.
g) Merumuskan dan melaksanakan kebutuhan dan harapan
pelanggan.
4

c. Program Pendidikan dan Kepelatihan


SMK Batik 2 Surakarta memiliki lima program studi keahlian,
yaitu: Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Pemasaran, Multimedia,
dan Tata Kecantikan Kulit.
d. Fasilitas Pendidikan
Sekolah terletak didalam Kota Surakarta di lingkungan persekolahan,
lokasi sangat strategis. Guna menunjang penddikan dan pelatihan,
fasilitias yang disediakan sekolah antara lain:
a) Laboratorium Multimedia
b) Laboratorium Bahasa Inggris
c) Digital Library (Perpustakaan Digital)
d) Gedung Berlantai tiga
e) Fasilitas Pembelajaran Teori (24 Ruang Teori)
f) Fasilitas Pembelajaran Praktik (Laboratorium Komputer,
Mengetik, Akuntasni, Perkantoran, Pemasaran, Bahasa
Multimedia, Multimedia Bank Mini, Labopratorium Tata
Kecantikan Kulit, Fasilitas Olahraga, dsb).
e. Struktur Organisasi Sekolah
Sekolah membutuhkan sebuah organisasi kerja sehingga
mampu mengoptimalkan kinerja dengan adanya pembagian tugas dan
tanggung jawab. upaya untuk mewujudkanya diimplementasikan
dalam sebuah struktur organisasi sekolah yang menggambarkan garis
komando dan mekanisme yang berjalan di sekolah dari kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, komite sekolah, guru, karyawan serta
siswa. berikut digambarkan struktur organisasi SMK Batik 2
Surakarta.
5

Gambar 1.
6

Kepala Sekolah
Drs. Bambang Kandiawan, M.Si

B. Profil Subyek Peneliti KTU


Semarno
Pada penelitian ini, subyek peneliti yang digunakan adalah guru yang
dapat memberikan informasi mengenai karakteristik soft skill dalam mata
pelajaran praktik akuntansi lembaga serta peserta didik kelas XI. Peneliti
mengambil narasumber yang terdiri dari 1 guru mata pelajaran praktik
Waka I Kurikulum Waka 2 Kesiswaan
akuntansi lembaga
Mukhamadi, S.Pd, dan 6 peserta didik kelas XI. Drs. Muh Pujianto
M.Pd
Peneliti pada penelitian memfokuskan pada guru mata pelajaran
Budi Hertanto, S.Pd
praktikSuryani,
Nunuk akuntansi
S.Pdlembaga. Guru mata pelajaran Achyar
tersebut adalahS.Pd
Susanto, Ibu Ummi
Fathkiyah.
Identitas Responden
Nama Lengkap : Dra. Ummi Fathkiyah
Waka 3 Humas Waka Sarpras
NIP
Dr. Pris Priyanto, M.Kom : 19640411 2007 01 2 012
Budiarsih, S.Pd, M.E
Status : Guru Produktif Akuntansi
Dra. Dyah Wantyaningsih Dra. Triningsih Suwarno
Purwanto, S.Pd Ratna, S.Pd
Berikut data profil peserta didik SMK Batik 2 Surakarta Kelas XI
1. Nama Lengkap : Novita Kinsky Meilani
Kelas : Kelas XI Akuntansi
2. Nama Lengkap : Rofi’u Nur Kholifah
K3 AK
Kelas K3 AP K3 PM
: Kelas K3 PM
XI Akuntansi K3 KK
Dra. Ummi Daryani, Aristika, Aristika, Harifiyatun
Fathkiyah 3. Nama Lengkap
S.Pd : Stefanie
S.Pd S.Pd Habibah
Kelas : Kelas XI Akuntansi
4. Nama Lengkap : Kartika Puspa Purbasari
Kelas Walikelas BP/BK
: Kelas XI Akuntansi
5. Nama Lengkap : Dea Awanda
Kelas : Kelas XI Akuntansi
6. Nama Lengkap : Titis Mahardika
Kelas : Kelas XI Akuntansi
7. Nama Lengkap : Widya
Kelas : Kelas XI Akuntansi
7

C. Hasil Penelitian
Data yang dipaparkan dibawah ini merupakan data hasil observasi dan
wawancara dengan guru mata pelajaran praktik akuntansi lembaga mengenai
karakteristik soft skill dalam mata pelajaran praktik akuntansi lembaga
peserta didik kelas XI.
1. Jenis soft skill yang ditanamkan dalam mata pelajaran praktik
akuntansi lembaga
Peneliti menanyakan aspek soft skill pada guru mata pelajaran
di dalam kegiatan belajar, serta soft skill ini sangat penting dalam
pembelajaran khususnya untuk mata pelajran praktik akuntansi
lembaga. Menurut Ibu Ummi Fathkiyah selaku guru mata pelajaran
praktik akuntansi lembaga menyatakan:
Soft skill adalah keterampilan dan kemampuan seseorang, baik
untuk sendiri maupun berkelompok. Pertama kali sebelum
materi saya ke soft skill terlebih dahulu. Bagaimana anak-anak
itu dibentuk supaya mereka sadar bahwa belajar itu harus rajin
ya, tekun tanggung jawab. Jadi, kalau anak-anak sudah siap
materi dengan soft skill yang sudah terbentuk, maka saya
menyampaikan materi mudah dan anak-anak juga mudah
menerimanya. Tentunya banyak ya, ada juga beberapa soft
skill yang saya kembangkan dalam pembelajaran yaitu,
komunikasi berpikir kritis, tanggung jawab, kepemimpinan.

Pernyataan diatas senada dengan Novita Kinsky Meilani


selaku siswa kelas XI Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta, menyatakan:
Soft skill adalah suatu ketrampilan dan kemampuan yang
dimiliki oleh setiap orang. Jadi menurut saya, soft skill sangat
diperlukan, baik itu dalam pembelajaran di sekolahan atau
nanti pas sudah lulus dan mencari kerja kan membutuhkan soft
skill. Dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran
praktik akuntansi ini bu ummi juga memberikan soft skill
kepada kita dan membantu mengembangkan kemampuan yang
kita miliki. Kalau saya pribadi sudah merasa tanggung jawab
terhadap hal belajar, karena kan itu juga soft skill. Bukan
hanya tanggung jawab yang sudah pelajari, ada juga
8

kemampuan saya dalam berpikir kritis, komunikasi dengan


guru dan teman-teman, serta kepemimpinan. Karena Ibu
Ummi sebagai guru juga menyadarkan kita ya untuk hal soft
skill sendiri bagaimana, dan membantu mengembangkannya di
sekolah.

Melihat betapa pentingnya aspek soft skill dalam


pembelajarab, selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada
peserta didik dan guru untuk melihat seberapa pentingnya soft skill
dalam pembelajaran, yaitu sebagai berikut:

Hal tersebut disampaikan oleh pendapat Rofi’u Nur Kholifah


selaku siswa kelas XI Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta, menyatakan:
Soft skill menurut saya adalah sesuatu keterampilan dan
kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu, karena soft
skill ini sangat penting. Pada saat pembelajaran berlangsung
khususnya pada mata pelajaran praktik akuntansi lembaga ini,
kita dilatih untuk berpikir kritis, tanggung jawab dan
komunikasi yang baik dengan guru maupun teman sebaya,dan
itu juga sudah saya pelajari dan saya terapkan. Jadi soft skill
itu memang nantinya pada saat kerja di perusahaan soft skill
sangat di butuhkan. Jadi ya dari sekarang kita harus
mempunyai kemampuan-kemampuan tersebut.

Tidak hanya peserta didik saja yang mengatakan bahwa soft


skill ini sangat penting, tetapi guru mata pelajaran praktik akuntansi
juga mengatakan bahwa soft skill memang sangat penting dalam saat
pembelajaran, Ibu Ummi mengatakan:

Soft skill ini sangat penting, untuk kemampuan komunikasi ini


yang meliputi berbicara dengan sopan, terbuka dalam
menyampaikan pendapat, berani menanggapi dan menjawab
pertanyaan, aktif berinteraksi dengan siswa lainya. berpikir
kritis meliputi mencari materi dari berbagai sumber, mencari
solusi dalam menyelesaikan masalah, membuat kesimpulan
berdasarkan pembuktian yang valid, tanggung jawab yang
meliputi siswa mengerjakan tugas tepat waktu, siswa patuh
pada tata tertib dan aturan sekolah, siswa mendengarkan
9

dengan baik saat guru menerangkan materi pembelajaran.


kepemimpinan meliputi peserta didik saling membantu sesama
temannya, peserta didik megerti apa yang sudah diajarkan lalu
peserta didik tersebut mengajarkan kembali kepada temannya
yang lain, bersikap menghormati yang lainnya.

Dari hasil wawancara diatas sejalan dengan observasi yang saya


lakukan dapat diketahui bahwa dalam pembelajaran praktik akuntansi
lembaga guru selaku pengampu mata pelajaran tersebut sudah
menanamkan nilai-nilai soft skills dalam pembelajaran seperti
kepemimpinan, berpikir kritis, tanggung jawab, komunikasi dalam
pembelajaran khususnya pada mata pelajaran praktik akuntansi
lembaga. Serta Ibu Ummi selaku guru mata pelajaran praktik
akuntansi lembaga menanamkan soft skill kepada peserta didik dalam
proses pembelajaran, karena menurut beliau soft skill merupakan suatu
aspek yang sangat penting untuk ditanamkan.

2. Penanaman soft skill dalam mata pelajaran praktik akuntansi lembaga


peserta didik
Penanaman soft skill dalam pembelajaran yang dianalisis
penelitian ini adalah cara atau strategi belajar yang ditentukan oleh
guru, menetapkan materi ajar yang akan diajarkan di kelas. Menurut
Ibu Ummi Fathkiyah selaku guru mata pelajaran praktik akuntansi
lembaga menyatakan:

Soft skill merupakan suatu keterampilan dan kemampuan yang


dimiliki oleh suatu individu masng-masing ya. Soft skill yang
saya bentuk ada beberapa, yaitu berpikir kritis, tanggung
jawab, berkomunikasi dan kepemimpinan. Untuk
menanamkan dan mengembangkan soft skill dalam
pembelajaran pada mata pelajaran praktik akuntansi lembaga
ini, setiap mau mulai ke materi saya selalu ke soft skill terlebih
dahulu. Jadi saat mulai ke materi saya selalu memberi
motivasi untuk mata pelajaran akuntansi sendiri dan
melakukan pendekatan. Karena sebelum ini kan mindset
mereka akuntansi itu sulit, maka kita mengubah mindset
10

mereka kalau akuntansi itu menyenangkan. Untuk selanjutnya


saya selalu memberikan contoh keberhasilan kakak kelas yang
berhasil dalam ujian sekolah, masuk ke perguruan tinggi
favorit atau berhasil dalam pekerjaan serta kita juga membuka
wawasan untuk peserta didik itu sendiri.

Pernyataan diatas senada oleh pernyataan Stefanie selaku


siswa kelas XI Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta menyatakan:

Saat pembelajaran dimulai Ibu Ummi selalu memberikan


motivasi terlebih dahulu tentang soft skill, dan membantu
peserta didik dalam mengembangkan soft skill tersebut. Selain
itu, Ibu Ummi juga memberikan gambaran keberhasilan kakak
kelas yang udah berhasil dalam ujian dan ketrima pekerjaan
karena sudah dibekali dengan soft skill yang sudah tertanam.
Ya kalau materi sedang berlangsung Ibu Ummi juga
membentuk kelompok, supaya kita juga bisa berkomunikasi
dengan baik sama temen-temen serta guru saat mau bertanya
bilamana kita kurang paham.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa cara


penanan yang dilakukan Ibu Ummi adalah dengan melakukan
pendekatan kepada peserta didik serta memotivasi para peserta didik
agar mempunyai mindset bahwa akuntansi ini menyenangkan.

Ummi Fathkiyah selaku guru mata pelajaran praktik akuntansi


lembaga juga menyatakan melakukan penanaman soft skill ini
memang sangat diperlukan dalam pembelajaran supaya peserta didik
juga dapat mempelajari soft skill dengan baik, yaitu:

Menurut saya perlu ya untuk menanamkan nilai soft skill


kepada peserta didik, saat pembelajaran itu pasti saya
tanamkan nilai soft skill. Saya menanamkan empat aspek soft
skill tersebut karena, keempat itu berperan sangat penting
dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran saya, tanggung
jawab itu menurut saya adalah nomor satu, siswa itu harus bisa
tanggung jawab ya dalam hal belajar, kita juga menyadarkan
anak masuk jurusan akuntansi itu untuk apa, seperti
11

kepemimpinan juga meliputi peserta didik saling membantu


sesama temannya, peserta didik megerti apa yang sudah
diajarkan lalu peserta didik tersebut mengajarkan kembali
kepada temannya yang lain.

Hal tersebut senada dengan pendapat Kartika Puspa Purbasari


selaku siswa kelas XI Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta menyatakan:

Pada saat materi Ibu Ummi selalu memberikan motivasi


terlebih dahulu kepada siswa. Bu guru juga selalu memberikan
gambaran tentang suksesnya kakak kelas. Serta bu guru juga
menanamkan soft skill untuk siswanya, meliputi
kepemimpinan, berprikir kritis, tanggung jawab dan
komunikasi. Kalau untuk tanggung jawab sendiri paling
penting, karena setiap selesai materi psti diberi tugas dan itu
harus dikumpulkan tepat waktu, aspek yang lain juga penting.

Pernyataan diatas diperkuat oleh Ibu Ummi Fathkiyah selaku


guru mata pelajaran praktik akuntansi lembaga, menyatakan:
Karena ini kan SMK jadi kita lebih ke lapangan kerja. Untuk
menanamkan soft skill pada saat pembelajaran, Untuk
menanamkan soft skill sendiri mungkin saya ini sedikit keras
cara saya dalam menanamkan tanggung jawab untuk individu
anak-anak meliputi siswa mengerjakan tugas tepat waktu,
siswa patuh pada tata tertib dan aturan sekolah, siswa
mendengarkan dengan baik saat guru menerangkan materi
pembelajaran, siswa mengembalikan barang yang
dipinjamnya, selain itu saya juga melakukan pendekatan
kepada para peserta didik. Ternyata ini juga cara saya ya
mbak, karena anak-anak ini kan dari berbagai lapisan, tingkat
penyerapan materi kadang ada yang cepat da nada yang
lambat, ada yang anteng ada juga yang rame. Jadi dengan cara
ini ternyata sebagian dari anak-anak itu suka, yang saya lebih
tanamkan itu tanggung jawab.

Hal tersebut senada dengan pernyataan Dea Awanda selaku


peserta didik kelas xi, menyatakan:
12

Pada saat selesai materi ibu guru selalu memberikan tugas,


tugas tersebut untuk melatih tanggung jawab kita sebagai
siswa. Jadi, tidak hanya tanggung jawab yang bu ummi
tanamkan tapi banyak. seperti komunikasi, berpikir kritis dan
kepemimpinan. Kalau untuk materi berlangsung bu guru selalu
membentuk kelompok diskusi juga untuk melatih kita.

Hasil wawancara diatas sejalan dengan observasi yang saya


lakukan bahwa Ibu Ummi Fathkiyah sebelum melaksanakan
pembelajaran terlebih dahulu merencanakan materi dan penanaman
soft skill yang akan diajarkan, karena SMK Batik 2 Surakarta sudah
menggunakan kurikulum 2013 lihat di dokumen rencana pelaksanaan
pembelajaran, maka guru melakukan pendekatan ke setiap peserta
didik dengan metode diskusi untuk mengembangkan soft skill serta
memberikan motivasi kepada peserta didik dalam pembelajaran.

3. Menyelenggarakan Pembelajaran yang Mendidik Kepada Peserta


Didik
Pembelajaran soft skill yang dikembangkan oleh guru mata
pelajaran praktik akuntansi beberapa pendekatan, Ibu Ummi
Fathkiyah selaku guru mata pelajaran praktik akuntansi lembaga
menyatakan:
Soft skill yang saya bentuk saat pembelajaran yaitu,
komunikasi, berpikir kritis, tanggung jawab, kepemimpinan.
Untuk membenuk soft skill tersebut pada peserta didik saya
selalu membentuk kelompok diskusi mbak, yang pertama kali
saying lakukan ya saya membagi kelompok dan kadang saya
campur ya. Saya membuat kelompok tidak hanya yang pintar
dengan yang pintar, tapi saya campur yang pintar dengan yang
sedang dan sebaliknya. Setiap saya bentuk kelompok diskusi
saya memberikan soal tentang jurnal mbak untuk dikerjakan
bareng da jika tidak tahu kan bisa bertanya ya, dan bisa di
pecahkan di analisis darimana dapatnya angka itu.
13

Pernyataan diatas senada oleh pernyataan Kartika Puspa


Purbasari selaku peserta didik kelas XI Akuntansi SMK Batik 2
Surakarta, menyatakan:

Dalam pembelajaran dikelas Ibu Ummi selalu membentuk


kelompok diskusi, karena supaya bisa jadi satu. Kadang juga
di pisah kelompoknya biar enggak bosen. Dicampur dari yang
pintar sama yang biasa, yang rame sama yang anteng biar
nggak menimbulkan kecemburuan antar sesama siswa. Cara
Ibu Ummi baik, dan saat di bentuk kelompok diskusi kan pasti
dikasih tugas juga mengerjakan jurnal akuntansi lembaga.
Jadi, dari kelompok diskusi ini kita bisa mengembangkan cara
kita dalam berpikir kritis. Semisal kita tidak tahu kan sebelum
bertanya, kita membaca berbagai sumber terlebih dahulu baru
kalau kurang paham kita bertanya. Dari diskusi tersebut kita
bisa berinteraksi dengan teman dan guru secara sopan, baik
dan benar.

Dalam memulai materi Ibu Ummi selaku guru mata pelajaran


praktik akuntansi, membentuk kelompok diskusi untuk memudah para
peserta didik melakukan interaksi yang baik dengan para temannya
juga dengan gurunya lihat pada dokumentasi, hal tersebut senada
dengan pendapat Titis Mahardika selaku peserta didik kelas XI
Akuntansi SMK Batik 2 Surakarta, menyatakan:
Pada saat materi dikelas, kami sering dibentuk kelompok sama
Ibu Ummi. Bu Ummi selalu memberikan soal pada sat diskusi
untuk dikerjakan dan dianalisis darimana dapatnya nominal
pada jurnal akuntansi lembaga. Untuk memcahkan
permasalahan tersebut kami mencari berbagai macam sumber
dan membaca serta mencobanya, kami analisis dan kami
diskusikan bersama-sama. Setelah dikerjakan bersama lalu
disimpulkan dan di tulis di papan tulis kelas. Dari situ
timbullah interaksi kami dengan sesama teman dan guru
dengan baik dan sopan.

Pernyataan diperkuat oleh Ibu Ummi selaku guru mata


pelajaran praktik akuntansi lembaga kelas xi, menyatakan:
14

Dari interaksi yang dilakukan dalam diskusi dari situ terbentuk


kemampuan berkomunikasi dengan sopan, bisa terbuka dalam
menyampaikan pendapat, berani dalam menanggapi dan
menajwab pertanyaan, meminta izin ketika akan memasuki
ruangan atau izin untuk ke kamar mandi, tidak menyela
pembicaraan orang lain saat sedang diskusi berlangsung.
Kemampuan berpikir kritis kan meliputi dari membaca dari
berbagai sumber bisabuku, media internet, bisa mencari solusi
dalam menyelesaikan masalah, membuat keismpulan
berdasarkan pembuktian yang valid.

Hal tersebut senada dengan pernyataan oleh Rofi’u Nur


Kholifah selaku peserta didik kelas xi akuntansi, menyatakan:
Dari tugas yang berikan oleh bu guru, kami juga bertanggung
jawab dalam mengerjakan tugas tersebut. Proses dari
pembelajaran tersebut membentuk kemampuan soft skill kami,
dari yang tidak mengerjakan tugas selalu molor sekarang jadi
mengerjakan dengan tepat waktu, dari yang ngerjakan tugas
nyontek teman sekarang jadi lebih mandiri dalam menegrjakan
tugas diberikan oleh bu guru. Selain itu juga, pada saat diminta
untuk menjadi ketua kelompok dalam diskusi sama dengan itu
kan melatih jiwa kepemimpinan kita dari yang tidak berani
menajdi berani dalam memimpin.

Soft skill yang ditanamkan Ibu Ummi dalam pembelajaran


yang dilakukan pada saat pembelajaran selain komunikasi dan
berpikir kritis ada juga kemampuan bertanggung jawab peserta didik
dan kemampuan kepemimpinan para peserta didik. Hal ini
disampaikan oleh Ibu Ummi selaku guru mata pelajaran praktik
akuntansi kemudia memperkuat pernyataan diatas, menyatakan:
Selain soft skill tersebut ada juga,soft skill tanggung jawab
yang meliputi peserta didik mengumpulkan tugas dengan tepat
waktu, melaksanakan apa yang pernah dikatakan tnapa
diminta atau disuruh, peserta didik tertib dalam mengikuti
pembelajaran, peserta didik mengembalikan barang
dipinjamnya. Soft skill kepemimpinan meliputi peserta didik
saling membantu sesama temannya, peserta didik megerti apa
15

yang sudah diajarkan lalu peserta didik tersebut mengajarkan


kembali kepada temannya yang lain.

Dari hasil wawancara diatas Ibu Ummi juga menggabungkan


pembelajran ekstra atau biasa disebut dengan pelatihan-pelatihan
pembelajaran akuntansi, hal tersebut disampaikan oleh Ibu Ummi
sebagai berikut:
Selain dengan pendekatan itu, saya juga menggabungkan
pembelajaran dengan pendekatan ekstrakurikuler. Dalam
penggabungan tersebut biasanya saya latih peserta didik untuk
bisa mengerjakan jurnal-jurnal secara mandiri dan juga
membentuk soft skill peserta didik tersebut. Karena menurut
saya, perlu ada penggabungan antara pembelajaran dengan
ekstrakurikuler, tetapi ya belum menyeluruh. Kita biasanya
mengadakan pelatihan-pelatihan khususnya untuk jurusan
akuntansi.

Dari hasil pernyataan wawancara diatas dan hasil obervasi


yang saya lakukan bahwa dalam proses pembelajaran siswa aktif
dalam melaksanakan tugasnya, komunikasi yang dilakaukan peserta
didik juga baik dapat berbicara dengan sopan, berani menanggapi dan
menjawab pertanyaan, untuk kemampuan berpikir kritis peserta didik
yaitu membaca dari berbagai macam sumber, berpikir kritis dalam
memecahkan masalah dan mendiskusikan dengan teman-temannya,
bertanggung jawab dalam tugasnya masing-masing, proses
pembelajaran tersebut berjalan dengan lancar, dan bisa memimpin
atas dirinya sendriri sebelum memimpin teman-temannya. Sehingga
tercipta suasana pembelajaran yang kondusif, serta didik saling
membantu sesama temannya, peserta didik megerti apa yang sudah
diajarkan lalu peserta didik tersebut mengajarkan kembali kepada
temannya yang lain, dapat bersikap menghargai orang lain.

4. Factor Penghambat dan Pendukung serta Solusi dalam Karakteristik


Soft Skill Peserta Didik Kelas XI Akuntansi
16

Banyak faktor untuk pengembangan soft skill dalam dunia


pendidikan, salah satunya adalah perang seorang guru dalam proses
pembelajaran berlangsung. Guru tidak hanya memberikan aspek
kognitif, tetapi juga memberikan aspek soft skill pada para peserta
didik untuk mengasah keterampilannya. Apabila guru hanya
berorientasi pada target pencapaian materi, dimana kegiatan
pembelajaran dianggap selesai jika target pembahasan materi dalam
kurikulum tersebut sudah tuntas disampaikan kepada peserta didik
dan diakui sudah berhasil untuk kompetensi jangka pendek.
Untuk itu materi yang harus disampaikan oleh guru dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari. Jadi guru tidak hanya menyampaikan
materi kepada peserta didik saja tetapi guru juga harus memberikan
contoh yang sesuai dengan mateir yang diajarkan, sehingga dapat
membentuk kepribadian peserta didik. Tetapi tidak mudah untuk guru
menanamkan soft skill kepada peserta didik, melihat dari kondisi
masing-masing peserta didik yang berbeda. Jadi, memperlakukan
peserta didiknta juga harus sesuai dengan karakter masing-masing
peserta didik.
Ada beberapa faktor penghambat karakteristik soft skill dalam
mata pelajaran praktik akuntansi lembaga, Ibu Ummi Fathkiyah
selaku guru mata pelajaran menyatakan:
Untuk penghambatnya banyak ya mbak. Karena mata
pelajaran baru, jadi harus dipelajari lebih dalam lagi.
Alhamdulillah saya juga sudah paham. Kalau untuk jam
mengajar sebenarnya masih sangat kurang ya, untuk materi
akuntansi sendiri kan banyak buat jurnal-jurnal dikerjakan
dalam waktu sebentar kan tidak cukup apalagi waktu sekolah
hanya ada 1-2jam saja. Menurut saya itu sangat kurang
maksimal untuk mengajar. Serta kurangnya kerjasama juga
antara orang tua dan pihak sekolah dalam karakteristik soft
skill peserta didik. Kalau untuk solusi saya dalam factor
penghambat ini ya saya memisahkan peserta didik yang
ngegap ya mbak dan saya tetap komitmen pada pendirian saya.
17

Sama saya memberikan bimbingan yang terbaik untuk peserta


didik.

Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa factor-faktor


penghambat dalam pengembangan soft skill yang pertama adalah
alokasi waktu yang tidak sesuai dengan banyaknya materi yang
diajarkan, tidak diprogramkan kerjasama antara orang tua dengan
pihak sekolah dalam mengembangkan soft skill peserta didik.

Solusi yang dipakai guru yaitu, melakukan bimbingan kepada


peerta didik, tetap komitmen atas pendirian untuk mengembangkan
soft skill peserta didik, serta melakukan kerjasama dengan antar orang
tua peserta didik dan pihak sekolah dalam mengembangkan soft skill
peserta didik.

Selain faktor penghambat pengembangan soft skill pada


peserta didik, ada pula faktor pendukung pengembangan soft skill
pada peserta didik. Ibu Ummi Fathkiyah selaku guru mata pelajaran
praktik akuntansi lembaga, menyatakan:

Untuk faktor pendukungnya, hampir semua ya jadi factor


pendukung dalam penanaman soft skill peserta didik.
Banyaknya dukungan yang diberikan kepada peserta didikoleh
kepala sekolah, walikelas, gruu mata pelajaran. Dukungan
yang diberikan tentunya motivasi ya mbak,faslitias sekolah
yang memadai dalam menunjang pembelajaran. Cara saya
mempertahankan faktor pendukung ini ya saya tetap
istoqomah ya dalam pendirian saya.

Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa factor-faktor


pendukung dalam pengembangan soft skill yang banyaknya dukungan
dari kepala sekolah, walikelas, guru mata pelajaran, fasilitas yang
memadai dalam menunjang pembelajaran praktik akuntansi lembaga.

D. Pembahasan
18

1. Soft Skill yang ditanamkan pada Mata Pelajaran Praktik Akuntansi


Lembaga
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di SMK Batik 2
Surakarta kemampuan soft skill yang dibentuk kemampuan
berkomunikasi, kemampuan berpikir kritis, kemampuan bertanggung dan
kemampuan kepemimpinan.
Kemampuan berkomunikasi yang meliputi berbicara dengan sopan,
terbuka dalam menyampaikan pendapat, berani menanggapi dan
menjawab pertanyaan, aktif berinteraksi dengan siswa lainya, meminta
ijin sebelum mengunakan barang orang lain.
Kemampuan berpikir kritis meliputi mencari materi dari berbagai
sumber, mencari solusi dalam menyelesaikan masalah, membuat
kesimpulan berdasarkan pembuktian yang valid.
Soft skill tanggung jawab yang meliputi siswa mengerjakan tugas
tepat waktu, siswa patuh pada tata tertib dan aturan sekolah, siswa
mendengarkan dengan baik saat guru menerangkan materi pembelajaran,
siswa mengembalikan barang yang dipinjamnya, siswa menerima resiko
dari tindakan yang dilakukanya, siswa melaksanakan apa yang pernah
dikatakan tanpa disuruh lagi.
Soft skill kepemimpinan meliputi peserta didik saling membantu
sesama temannya, peserta didik megerti apa yang sudah diajarkan lalu
peserta didik tersebut mengajarkan kembali kepada temannya yang lain.
Karena diawal masa pembelajaran kemampuan siswa dalam aspek
soft skill ada beberapa yang belum terbentuk. Terlihat pada saat awal
proses pembelajaran siswa masih banyak yang pasif, tidak fokus, tidak
aktif dalam berinteraksi, tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas,
tidakberani dan belum punya rasa kepemimpinan diri dalam saling
membantu sesama temannya,serta sebagian siswa juga masih banyak
yang bergantung pada teman lainya dalam mengerjakan tugas yang di
berikan.
19

Oleh karena itu penting bagi siswa lulusan akuntansi untuk


memiliki kemampuan soft skill tersebut, karena angka dan grafik
hanyalah sekedar nominal yang tidak berarti jika tidak bisa diterjemahkan
menjadi informasi yang bisa dimengerti. hal ini senada dengan Irawati
(2015) Pengembangan Soft Skill Bagi Siswa MAN Temanggung,
menyatakan: “bahwa pengembangan soft skill siswa MAN Temanggung
terdiri dari kemampuan interpersonal dan intrapersonal. Kemampuan
interpersonal yang meliputi komunikasi, kerjasama, dan bimbingan
pergaulan. Kemampuan personal meliputi kecerdasan emosi dan
pengendalian diri, belajar efektif, percaya diri, berfikir positif, kreativitas,
problem solving, menumbuhkan pemimpin sejak dini, menjadi pribadi
mandiri”.
2. Penanaman Soft Skill pada Mata Pelajaran Praktik Akuntansi Lembaga

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, aspek yang


diajarkan/dikembangkan untuk membentuk soft skill siwa yaitu
pemahaman guru terhadap soft skill peserta didik, menyelanggarakan
pembelajaran yang mendidik. Berdasarkan aspek soft skill tersebut gruru
membuat rancangan pembelajaran menggunakan pendekatan memotivasi
peserta didik dan metode pembelajaran dengan membentuk kelompok
diskusi.
Melalui proses pembelajaran tersebut siswa dilatih untuk
membentuk kemampuan soft skill nya, dan dari hasil penelitian sebagian
besar siswa mengalami perubahan dalam kemampuan soft skill yang
meliputi berkomunikasi, tanggung jawab, berpikir kritis, dan
kepemimpinan. Oleh karena itu pengting bagi guru untuk merencanakan
pembelajaran terlebih dahulu dalam pembelajaran agar proses yang
dilalui berjalan lancar dan seperti yang di harapkan.
Hal tersebut senada dengan penlitian yang dilakukan oleh Fani
Setiani dan Rasto (2016) Mengembangkan Soft skills Siswa Melalui
Proses Pembelajaran. menyatakan “Lulusan Sekolah Menengah Kejuruan
20

(SMK) harus memiliki soft skill, agar mereka dapat berkarir dan bersaing
di dunia kerja, mengingat soft skill merupakan salah satu aspek yang
dipertimbangkan dalam penerimaan karyawan. Soft skill yang dimaksud
meliputi kecakapan mengenal diri (self-awareness), kecakapan berpikir
rasional (thinking skill), dan kecakapan sosial (social skill). Proses
pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif, menarik minat
dan perhatian siswa, membangkitkan motivasi siswa, menerapkan prinsip
individualitas, dan peragaan dalam pengajaran merupakan wahana yang
efektif untuk meningkatkan soft skill siswa SMK”.
Berdasarkan hasil penelitian dan observasi, Ibu Ummi Fathkiyah
membentuk kemampuan soft skill dalam proses pembelajaran, dan
sebagian besar siswa di SMK Batik 2 Surakarta mengalami perubahan
dalam kemampuan soft skill yang terlihat dari siswa yang sebelumnya
pasif menjadi aktif, yang sebelumnya tidak fokus menjadi fokus, yang
sebelumnya tidak aktif dalam berinteraksi menjadi aktif berinteraksi, yang
sebelumnya tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas menjadi tepat
waktu dalam menyelesaikan tugas, yang sebelumnya tidak berani dan
belum percaya diri dalam mengungkapkan pendapatnya menjadi berani
dan tanggung jawab dalam mengungkapkan pendapatnya sendiri, yang
sebelumnya cuma nyontek teman saat mengerjakan tugas yang saya
berikan sekarang mengerjakan tugasnya sendiri, yang sebelumnya
nyontek saat ujian sekarang mengerjakan ujianya sendiri, dari yang tidak
bisa memimpin jadi bisa memimpin, yang sebelumnya tidak pernah saling
membantu temannya jadi saling membantu, dan mampu mengajarkan
kembali materi yang diberikan oleh guru kepada temannya yang lain.
3. Faktor-faktor penghambat dan pendukung pengembangan soft skill
peserta didik.
Banyak faktor untuk pengembangan soft skill dalam dunia pendidikan,
salah satunya adalah peran guru dalam proses pengembangannya. Guru
tidak hanya memberikan pengetahuan kognitif dan, tetapi juga soft skill
21

pada para siswa untuk mengasah keterampilannya. Dari hasil penelitian


terdapat dua faktor penghambat pengembangan soft skill siswa yaitu:
1) alokasi waktu yang tidak sesuai dengan banyaknya materi, 2) tidak
diprogramkan kerjasama antara orang tua dengan pihak sekolah dalam
mengembangkan soft skill peserta didik. Solusi yang dipakai guru yaitu,
tetap komitmen atas pendirian untuk mengembangkan soft skill peserta
didik. Adapun faktor pendukung pengembangan soft skill siswa yaitu:
1) banyaknya dukungan yang diberikan kepada siswa oleh kepala
sekolah, walikelas, para guru mata pelajaran maupun karyawan di SMK
Batik 2 Surakarta, 2) fasilitas yang memadai dalam menunjang
pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian Khadiqoh Zakiyah apabila dibandingkan
dengan penelitian ini terdapat kesamaan dalam faktor penghambat dan
pendukung. Faktor penghambatnya pengembangan soft skill siswa yaitu:
1) komunikasi yang kurang antara orang tua dengan pihak sekolah 2)
alokasi waktu yang tidak sesuai dengan banyaknya materi yang harus
diajarkan. Faktor pendukungnya yaitu:, 1) adanya dukungan dari kepala
sekolah, para guru dan karyawan MTsN Giriloyo.

E. Keterbatasan Peneliti
Dalam melakukan penelitian ini, peneliti sudah berusaha dnegan baik
dalam melakukan penelitian sesuai dengan pedoman dan prosedur penelitian,
namun masih terdapat keterbatasan terkait dengan penelitian yang peneliti
lakukan. Keterbatasan tersebut meliputi:
1. Peneliti tidak mengambil subyek penelitian dengan jumlah yang besar,
peneliti hanya melakukan wawncara kepada satu informan guru mata
pelajaran praktik akuntansi lembaga dan membagi subyek penelitian
kepada informan peserta didik yang diambil secara acak.
2. Peneliti hanya memfokuskan pada model pembelajaran yang digunakan
guru dalam membentuk soft skill peserta didik, sehingga peneliti tidak
mengambil objek dalam lingkup yang luas.
22

Anda mungkin juga menyukai