Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIKUM TTL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktikum Mesin Listrik


Dosen Pengampu : Bp. Ir. M. Muqorrobin, M. Eng.

Disusun oleh:

Kelompok 3

Kelas LT–2A

EVITA NUR EKA PRAMESTYANA LT-2A/3.31.19.0.09

FAJAR HAIDHIN PRABOWO LT-2A/3.31.19.0.10

FARAH ZAHARA DINAR LT-2A/3.31.19.0.11

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2021
LAPORAN PRAKTIKUM TTL
JOB 2. Pengujian Karakteristik Tanpa Beban

Disusun oleh:

Kelompok 3

Kelas LT–2A

EVITA NUR EKA PRAMESTYANA LT-2A/3.31.19.0.09

FAJAR HAIDHIN PRABOWO LT-2A/3.31.19.0.10

FARAH ZAHARA DINAR LT-2A/3.31.19.0.11

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2021
14 Juni 2021 JOB 2 KELOMPOK 3

07.45 – 11.45 3.31.19.0.09-11


Pengujian Karakteristik
Ir. M. Muqorrobin, M. Eng. Tanpa Beban LT-2A/09-11

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui rangkaian Pengujian Karateristik Tanpa Beban
2. Mahasiswa dapat membuat kurva hasil Pengujian Karakteristik Tanpa Beban
II. PENDAHULUAN
Pada praktikum ini kita akan melakukan percobaan mengenai generator sinkron
tanpa beban. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin listrik yang
digunakan untuk mengubah energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik dengan
perantara induksi medan magnet. Perubahan energi ini terjadi karena adanya pergerakan
relatif antara medan magnet dengan kumparan generator. Pergerakan relatif adalah
terjadinya perubahan medan magnet pada kumparan jangkar (tempat terbangkitnya
tegangan pada generator) karena pergerakan medan magnet terhadap kumparan jangkar
atau sebaliknya.
Generator sinkron merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
tenaga listrik karena berperan dalam penyediaan energi listrik yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat secara umum baik industri, perkantoran, maupun konsumen
rumahtangga. Energi listrik sudah menjadi kebutuhan yang vital bagi masyarakat secara
umum. Hampir selama 24 jam setiap harinya konsumen membutuhkan dan memakai
energi listrik untuk berbagai macam penggunaan.
Generator dan motor memilki konstruksi yang sama, yang membedakan hanya
adalah bagaimana menggunakannya. Saat mesin diputar maka ia akan bertindak sebagai
generator yang menghasilkan tegangan. Saat mesin diberi tegangan maka ia bertindak
sebagai motor sehinggaia berputar.
Pada praktikum ini, saat rangkaian diberi tegangan maka arus yang mengalir
menyebabkan berputarnya motor DC yang kemudian akan menggerakan generator
sinkron. Namun generator tersebut belum memiliki tegangan, generator akan bertegangan
ketika generator tersebut telah diberi penguat atau eksitasi. Pada percobaan ini bertujuan
untuk mengetahui perngaruh arus eksitasi pada tegangan keluar.
III. DASAR TEORI
1. Generator Sinkron
Generator sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah daya
mekanik menjadi daya listrik bolak-balik (ac) . Pada dasarnya, generator sinkron terdiri
dari stator, rotor, dan celah udara.
2. Generator Sinkron Tanpa Beban
Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan
(IF), maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk
hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut.
Ea = c.n.θ
Keterangan :
c = konstanta mesin
θ = fluks yang dihasilkan oleh IF
n = putaran sinkron
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (IF).
Apabila arus medan (If) diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga Ea seperti yang
terlihat pada kurva sebagai berikut.

Gambar 1.Kurva dan Rangkaian Ekuivalen Generator Tanpa Beban


IV. ALAT DAN BAHAN
1. 1 DL 1013T2 DC filtered power supply
2. 1 DL 1023PS Shunt DC drive motor
3. 1 DL 2025DT Speed Indicator
4. 1 DL 1026A Alternator tiga fase
5. 1 DL 2108T01 Excitation voltage controller
6. 1 DL 2109T1AB Ammeter koil bergerak (100-1000 mA)
7. 1 DL 2109T2VB Voltmeter koil bergerak (15-30 V)
8. Kabel penghubung
V. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 2.Rangkaian No-Load Test


VI. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan peralatan dan bahan.
2. Merangkai peralatan sesuai gambar rangkaian.
3. Mulanya, tidak diperbolehkan menyambung arus searah dengan alternator, karena
hanya motor sesarah yang akan bekerja.
4. Berawal dari 0 Volt, naikkan nilai tegangan masukan dari DC Power Supply dan atur
tegangan hingga kecepatan nominal pada alternator tercapai.
5. Apabila motor arus searah sudah panas, ukur arus eksitasi, arus pada motor tersebut,
dan tegangan pada motor arus searah.
6. Hentikan kerja motor dan sambungan motor arus searah dengan alternator.
7. Mulai dari 0 Volt, naikkan tegangan suplai untuk memulai pengaturan motor-alternator
dan atur tegangan hingga kecepatan nominal pada alternator tercapai.
8. Ukur arus eksitasi, arus, dan tegangan yang diserap oleh motor arus searah.
9. Mengatur kecepatan dari motor searah hingga mencapai nilai 3000 rpm.
10. Menyalakan saklar pengatur arus eksitasi dan mengatur arus eksitasi secara bertahap
sesuai yang tertera pada tabel hingga tegangan 380 Volt.
11. Mengamati tegangan pada setiap arus eksitasi dan mencatat pada tabel 1 pada kolom
Us.
12. Menurunkan arus eksitasi dan tegangan pengatur kecepatan motor menjadi 0 Volt.
13. Mengatur kecepatan motor menjadi 2500 rpm.
14. Mengulangi langkah 10 s/d 12.
15. Mengatur kecepatan motor menjadi 2000 rpm.
16. Mengulangi langkah 10 s/d 12.
17. Menurunkan arus eksitasi dan tegangan pengatur kecepatan motor menjadi 0 Volt.
VII. HASIL PERCOBAAN
Tabel 1. Hasil Percobaan No- Load Test

Speed (min-1) 3000 2500 2000


IE (Ma) Us(V) Us (V) Us (V)
100 200 170 100
150 295 245 200
200 360 300 240
250 400 340 280
300 440 375 300
350 480 400 320
400 500 420 340
450 520 440 350
500 540 450 360
550 560 460 370
VIII. KURVA

600 560
540
520
500
480
500 450 460
440 440
420
400 400
375 370
400 360 350 360
340 340
320
295 300 300
280
Us (V)

300 2500
245 240 3000
200200 2000
200 170

100
100

0
0 100 200 300 400 500 600
IE (Ma)
IX. ANALISA DATA HASIL PERCOBAAN
Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa tegangan yang dihasilkan generator
dipengaruhi oleh kecepatan putar motor (RPM) dan juga arus eksitasi yang dihasilkan
generator. Terlihat dari bentuk kurva yang dihasilkan dengan arus eksitasi yang konstan,
tegangan generator tanpa beban proposional dengan kecepatannya. Selain itu ketika
tegangan sudah mencapai titik jenuh maka kurva yang semula berbentuk linear akan
berubah menajdi parabola atau sedikit melengkung.
X. SIMPULAN
1. Tegangan generator tanpa beban dipengaruhi oleh RPM dan arus eksitasi.
2. Tegangan generator tidak akan keluar jika arus eksitasi belum diatur atau dalam
keadaan nol.
Lampiran Job 2
LAPORAN PRAKTIKUM TTL
JOB 4. Pengujian Karakteristik Berbeban

Disusun oleh:

Kelompok 3

Kelas LT–2A

EVITA NUR EKA PRAMESTYANA LT-2A/3.31.19.0.09

FAJAR HAIDHIN PRABOWO LT-2A/3.31.19.0.10

FARAH ZAHARA DINAR LT-2A/3.31.19.0.11

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2021
14 Juni 2021 JOB 4 KELOMPOK 3

07.45 – 11.45 3.31.19.0.09-11


Pengujian Karakteristik
Ir. M. Muqorrobin, M. Eng. Berbeban LT-2A/09-11

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian pengujian karateristik berbeban
2. Mahasiswa dapat mengatahui pengaruh penambahan beban terhadap generator
3. Mahaiswa dapat mengetahui perbedaan pengaruh operasi generator terhadap berbagai
jenis beban

II. PENDAHULUAN
Pada praktikum ini kita akan melakukan percobaan mengenai generator sinkron
berbeban tunggal. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin listrik yang
digunakan untuk mengubah energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik dengan
perantara induksi medan magnet. Perubahan energi ini terjadi karena adanya pergerakan
relatif antara medan magnet dengan kumparan generator. Pergerakan relatif adalah
terjadinya perubahan medan magnet pada kumparan jangkar (tempat terbangkitnya
tegangan pada generator) karena pergerakan medan magnet terhadap kumparan jangkar
atau sebaliknya.
Generator sinkron merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
tenaga listrik karena berperan dalam penyediaan energi listrik yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat secara umum baik industri, perkantoran, maupun konsumen
rumahtangga. Energi listrik sudah menjadi kebutuhan yang vital bagi masyarakat secara
umum. Hampir selama 24 jam setiap harinya konsumen membutuhkan dan memakai
energi listrik untuk berbagai macam penggunaan.
Generator dan motor memilki konstruksi yang sama, yang membedakan hanya
adalah bagaimana menggunakannya. Saat mesin diputar maka ia akan bertindak sebagai
generator yang menghasilkan tegangan. Saat mesin diberi tegangan maka ia bertindak
sebagai motor sehinggaia berputar.
Pada praktikum ini, saat rangkaian diberi tegangan maka arus yang mengalir
menyebabkan berputarnya motor DC yang kemudian akan menggerakan generator
sinkron. Namun generator tersebut belum memiliki tegangan, generator akan bertegangan
ketika generator tersebut telah diberi penguat atau eksitasi.
Pada saat motor sinkron diberi beban, maka motor akan membangkitkan torsi
yang cukup untuk menjaga motor dan bebannya berputar pada kecepatan sinkron. Misal
mula-mula motor sinkron beroperasi pada faktor daya mendahului (leading). Jika beban
pada motor dinaikkan, putaran rotor pada asalnya akan melambat. Ketika hal ini terjadi,
maka sudut torsi θ menjadi lebih besar dan torsi induksi akan naik. Kenaikan torsi induksi
akan menambah kecepatan rotor, dan motor akan kembali berputar pada kecepatan
sinkron tapi dengan sudut torsi θ yang lebih besar.Berikutgambaran bentuk pengaruh
perubahan beban pada motor sinkron.

Gambar 1. Pengaruh Perubahan Beban pada Motor Sinkron


Praktikum kali ini merupakan simulasi persiapan dari paralel generator sampai
pengujian berbeban. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan generator dari awal hingga
siap mendukung kerja sumber yang ada, kemudian siap diberi beban.
III. DASAR TEORI
1. Generator Sinkron
Generator sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah daya
mekanik menjadi daya listrik bolak-balik (ac) . Pada dasarnya, generator sinkron terdiri
dari stator, rotor, dan celah udara.
2. Generator Sinkron Berbeban
Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan
terjadinya reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif karena itu dinyatakan sebagai
reaktansi, dan disebut reaktansi magnetisasi (Xm ). Reaktansi pemagnet (Xm ) ini
bersama-sama dengan reaktansi fluks bocor (Xa )dikenal sebagai reaktansi sinkron (Xs).
Persamaan tegangan pada generator adalah:
Xs = Xm + Xa Ea = V + I.Ra + j I.Xs
Keterangan:
Ea = tegangan induksi pada jangkar
V = tegangan terminal output
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron

Gambar 2.Vektor Diagram dari Beban Generator

IV. ALAT DAN BAHAN


1. 1 DL 1013T2 DC filtered power supply

2. 1 DL 1023PS Shunt DC drive motor

3. 1 DL 2025DT Speed Indicator

4. 1 DL 1026A Alternator tiga fase

5. 1 DL 2108T01 Excitation voltage controller

6. 1 DL 2109T1AB Ammeter koil bergerak (100-1000 mA)

7. 1 DL 2109T2VB Voltmeter koil bergerak (15-30 V)


8. Pengatur beban

9. Kabel penghubung
V. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 3.Rangkaian Karakteristik Berbeban

VI. LANGKAH KERJA


1. Merangkai peralatan sesuai pada gambar 3 dengan resistor yang dihubung bintang
sebagai hambatan pertama pada percobaan ini, selanjutnya induktor, dan yang terakhir
kapasitor.
2. Sebelum mengawali percobaan, atur tegangan hambatan pada 0 Volt.
3. Menaikkan kecepatan motor menjadi 3000 rpm dan arus eksitasi 215 mA.
4. Menyalakan saklar pengatur arus eksitasi.
5. Mengatur arus eksitasi sampai tegangan pada V1 menjadi 380V.
6. Mengatur saklar beban R dari 1 sampai 7, kemudian menyalakan saklar ELCB.
7. Mengukur besarnya IS dan US.
8. Mengulangi langkah untuk beban L dan C, kemudian mengukur besarnya IS dan US.
9. Menurunkan arus eksitasi dan tegangan pengatur kecepatan motor menjadi 0.
10. Mematikan saklar pengatur arus eksitasi, dan mematikan power supply.
VII. HASIL PERCOBAAN
Tabel 1. Hasil Percbaan Karakteristik Berbeban
N = 3000 ( ) = 215 (mA)

R (A) (V) L (A) (V) C (A) (V)

0.2 370 0.14 340 0.15 400

0.28 365 0.19 335 0.2 410

0.43 340 0.29 290 0.42 450

0.58 308 0.38 260 0.74 510

0.7 265 0.44 225 0.96 550

VIII. KURVA

600

500

400

300 R
US (V)

LC
200

100

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Is (A)

IX. ANALISA DATA HASIL PERCOBAAN


Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui arus IS semakin besar saat
beban semakin besar ini terjadi pada ketiga jenis beban yaitu beban resistif, induktif dan
kapasitif, serta pada saat kondisi beban 1,2, dan 3 beban resistif memiliki nilai arus yang
paliong besar dianatar ketiga jenis beban sedangkan pada kondisi beban 4, dan 5 arus
beban kapasistif lebih besar dari kedua jenis beban lain. Tegangan US pada beban
resistif dan induktif cendurung semakin turun apabila kondisi beban bertambah,
sedangkan pada beban kapasitif tegangan US cenderung semakin besar seiring
bertambahnya kondisi beban. Hal ini terjadi karena pada beban kapasitif akan
menyimpan dan melepaskan tegangan listrik sesuai dengan perubahan tegangan masuk.
X. SIMPULAN
1. Arus IS akan bertambah besar apabila kondisi beban bertambah besar.
2. Pada beban resistif dan induktif tegangan US cenderun turun saat beban
bertambah.
3. Pada beban kapasitif tegangan US bertambah besar seiring bertambahnya kondisi
beban.
Lampiran Job 4
LAPORAN PRAKTIKUM TTL
JOB 5. Regulation Perfomances

Disusun oleh:

Kelompok 3

Kelas LT–2A

EVITA NUR EKA PRAMESTYANA LT-2A/3.31.19.0.09

FAJAR HAIDHIN PRABOWO LT-2A/3.31.19.0.10

FARAH ZAHARA DINAR LT-2A/3.31.19.0.11

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2020/2021
14 Juni 2021 JOB 5 KELOMPOK 3

07.45 – 11.45 3.31.19.0.09-11


Regulation Perfomances
Ir. M. Muqorrobin, M. Eng. LT-2A/09-11

I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian pengujian dengan beban campuran
2. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik pada saat terdapat perbedaan power factor.
II. PENDAHULUAN
Pada praktikum ini kita akan melakukan percobaan mengenai generator sinkron
berbeban ganda. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin listrik yang
digunakan untuk mengubah energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik dengan perantara
induksi medan magnet. Perubahan energi ini terjadi karena adanya pergerakan relatif antara
medan magnet dengan kumparan generator. Pergerakan relatif adalah terjadinya perubahan
medan magnet pada kumparan jangkar (tempat terbangkitnya tegangan pada generator)
karena pergerakan medan magnet terhadap kumparan jangkar atau sebaliknya.
Generator sinkron merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem tenaga
listrik karena berperan dalam penyediaan energi listrik yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat secara umum baik industri, perkantoran, maupun konsumen rumahtangga. Energi
listrik sudah menjadi kebutuhan yang vital bagi masyarakat secara umum. Hampir selama 24
jam setiap harinya konsumen membutuhkan dan memakai energi listrik untuk berbagai
macam penggunaan.
Generator dan motor memilki konstruksi yang sama, yang membedakan hanya adalah
bagaimana menggunakannya. Saat mesin diputar maka ia akan bertindak sebagai generator
yang menghasilkan tegangan. Saat mesin diberi tegangan maka ia bertindak sebagai motor
sehinggaia berputar.
Pada praktikum ini, saat rangkaian diberi tegangan maka arus yang mengalir
menyebabkan berputarnya motor DC yang kemudian akan menggerakan generator sinkron.
Namun generator tersebut belum memiliki tegangan, generator akan bertegangan ketika
generator tersebut telah diberi penguat atau eksitasi.
Pada saat motor sinkron diberi beban, maka motor akan membangkitkan torsi yang
cukup untuk menjaga motor dan bebannya berputar pada kecepatan sinkron. Misal mula-
mula motor sinkron beroperasi pada faktor daya mendahului (leading). Jika beban pada
motor dinaikkan, putaran rotor pada asalnya akan melambat. Ketika hal ini terjadi, maka
sudut torsi θ menjadi lebih besar dan torsi induksi akan naik. Kenaikan torsi induksi akan
menambah kecepatan rotor, dan motor akan kembali berputar pada kecepatan sinkron tapi
dengan sudut torsi θ yang lebih besar.Berikutgambaran bentuk pengaruh perubahan beban
pada motor sinkron.

Gambar 1. Pengaruh Perubahan Beban pada Motor Sinkron


Praktikum kali ini merupakan simulasi persiapan dari paralel generator sampai
pengujian berbeban. Hal ini dilakukan untuk mempersiapkan generator dari awal hingga siap
mendukung kerja sumber yang ada, kemudian siap diberi beban.
III. DASAR TEORI
1. Generator Sinkron
Generator sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah daya
mekanik menjadi daya listrik bolak-balik (ac) . Pada dasarnya, generator sinkron terdiri dari
stator, rotor, dan celah udara.
2. Generator Sinkron Berbeban
Dalam keadaan berbeban arus jangkar akan mengalir dan mengakibatkan terjadinya
reaksi jangkar. Reaksi jangkar besifat reaktif karena itu dinyatakan sebagai reaktansi, dan
disebut reaktansi magnetisasi (Xm ). Reaktansi pemagnet (Xm ) ini bersama-sama dengan
reaktansi fluks bocor (Xa )dikenal sebagai reaktansi sinkron (Xs). Persamaan tegangan pada
generator adalah:
Xs = Xm + Xa
Ea = V + I.Ra + j I.Xs Keterangan:
Ea = tegangan induksi pada jangkar
V = tegangan terminal output
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron
Gambar 2.Vektor Diagram dari Beban Generator
IV. ALAT DAN BAHAN
1. 1 DL 1013T2 DC filtered power supply
2. 1 DL 1023PS Shunt DC drive motor
3. 1 DL 2025DT Speed Indicator
4. 1 DL 1026A Alternator tiga fase
5. 1 DL 2108T01 Excitation voltage controller
6. 1 DL 2109T1AB Ammeter koil bergerak (100-1000 mA)
7. 1 DL 2109T2VB Voltmeter koil bergerak (15-30 V)
8. 1 DL 2109A3MK CosQ meter
9. Pengatur beban
10. Kabel penghubung
V. RANGKAIAN PERCOBAAN

Gambar 3.Rangkaian Regulation Performances


VI. LANGKAH KERJA
1. Merangkai peralatan sesuai pada gambar 3 dengan resistor yang dihubung bintang sebagai
hambatan pertama pada percobaan ini, selanjutnya induktor, dan yang terakhir kapasitor.
2. Sebelum mengawali percobaan, atur tegangan hambatan pada 0 Volt.
3. Menaikkan kecepatan motor menjadi 3000 rpm dan arus eksitasi 200 mA.
4. Menyalakan saklar pengatur arus eksitasi.
5. Mengatur arus eksitasi sampai tegangan pada V 1menjadi 380V.
6. Mengatur saklar beban R dari 1 sampai 7, kemudian menyalakan saklar Beban.
7. Mengukur besarnya IS dan IE.
8. Mengulangi Langkah untuk beban R dan L dari 1 sampai 5, kemudian menghitung
besarnya IS dan IE.
9. Mengulangi Langkah untuk beban R dan C dari 1 sampai 5, kemudian menghitung
besarnya IS dan IE.
10. Menurunkan arus eksitasi dan tegangan pengatur kecepatan motor menjadi 0.
11. Mematikan saklar pengatur arus eksitasi, dan mematikan power supply.
VII. HASIL PERCOBAAN
Tabel 1. Hasil Percobaan Regulation Performances
N = 3000 ( ) US = 380 (V)

R IS (A) IE (mA) R-L IS (mA) IE (A) R-C IS (A) IE (mA)

R1 0.2 225 R 1 – L1 0.28 260 R1 – C1 0.25 190

R2 0.29 235 R 2 – L2 0.38 280 R2 – C2 0.3 195

R3 0.49 255 R 3 – L3 0.62 345 R3 – C3 0.58 185

R4 0.70 280 R 4 – L4 0.92 410 R4 – C4 0.85 195

R5 1 330 R 5 – L5 1.3 490 R5 – C5 1.2 250

R6 ----- -----

R7 ----- -----

PF Cos = 1 PF C = 0,8 ind PF Cos = 0,8 cap


VIII. KURVA

600

500

400

300
IE (mA)

R
R-L
200 R-C

100

0
0 0.5 1 1.5
Is (A)

IX. ANALISA DATA HASIL PERCOBAAN


Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui arus IS semakin besar seiring
bertambahanya kondisi beban baik pada saat hanya beban resistif maupun beban Resistf-
Induktif dan beban Resistif-Kapasitif dengan bentuk kurva cenderung linear. Beban
Resistif-Induktif memiliki besar Arus IS paling besar diantar beban yang lain. Pada arus
IE nilainya juga semakin besar saat kondisi beban bertambah, namun bentuk kurva pada
beban Resistif-Kapasitif cenderung parabola. Besar Arus IE pada beban Resistif-Induktif
juga paling besar diantar beban yang lain.
X. SIMPULAN
1. Besar arus IE dan IS cenderung semakin besar seiring bertambahnya kondisi
beban, namun IE pada sempat menurun kemudian smeningkat kembali yang
menyebabkan kurva cenderung berbentuk parabola.
2. Arus IE dan IS pada beban Resistif-Induktif cenederun lebih besar dari beban yang
lain.
3. Bentu kurva pada beban Resisitf dan Resistif –Induktif cenderung linear.
Daftar Pustaka
Lampiran Job 5
LAPORAN PRAKTIKUM TTL
JOB 7. Dark/bright synchronizing circuits

Disusun oleh:

Kelompok 3

Kelas LT–2A

EVITA NUR EKA PRAMESTYANA LT-2A/3.31.19.0.09

FAJAR HAIDHIN PRABOWO LT-2A/3.31.19.0.10

FARAH ZAHARA DINAR LT-2A/3.31.19.0.11

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

2021
14 Juni 2021 JOB 7 KELOMPOK 3

07.45 – 11.45 3.31.19.0.09-11


Dark/Bright Synchronizing
Ir. M. Muqorrobin, M. Eng. Circuits LT-2A/09-11

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui gambar rangkaian dari proses pengsinkronisasian motor
sinkron yang menggerakkan sebuah generator dengan jala-jala PLN.
2. Mahasiswa dapat merangkai rangkaiaan sinkronisasi motor sinkron.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara sinkronisasi motor sinkron dengan jala-jala PLN.
4. Dapat mengukur tegangan dan arus pada generator sinkron dengan menggunakan alat
amperemeter dan voltmeter.
5. Menentukan nilai R (ohm) suatu beban dengan menggunakan alat multimeter.

II. Pendahuluan
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanikal, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini
dikenal sebagai pembangkit listrik.
Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik
eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel
lilitannya.
Paralel generator dapat diartikan menggabungkan dua buah generator atau lebih
dan kemudian dioperasikan secara bersama –sama dengan tujuan :
1. Mendapatkan daya yang lebih besar.
2. Untuk effisiensi (Menghemat biaya pemakaian operasional dan menghemat biaya
pembelian)
3. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator.
4. Untuk menjamin kotinyuitas ketersediaan daya listrik.
Dalam pengoperasian generator yang bekerja paralel, diperlukan suatu alat
pengontrolan yang baik sehingga kontiunitas pelayanan dapat tercapai. sinkronisasi
antara sumber PLN dengan generator hal ini dilakukan untuk memparalelkan 2 buah
sumber agar mendapatkan daya yang besar dengan efisiensi yang tinggi, biasanya
sinkronisasi dilakukan untuk mendapatkan daya yang besar dengan efisisensi yang besar.
Sebelum melakukan sinkronisasi dua atau lebih sumber tegangan maka harus disamakan
terlebih dahulu besarnya tegangan,frekuensi, urutan fasa dan beda fasanya agar beban
yang dipikul oleh kedua sumber dapat memikul beban secara seimbang tanpa
memberatkan salah satunya.
Pengaruh dan akibat yang ditimbulkan bila syarat syarat paralel generator tidak
dipenuhi :
1. Pada generator yang diparalel dengan PLN , maka apabila generator yang akan
diparalel mempunyai tegangan lebih tinggi maka begitu breaker close generator tersebut
mempunyai power factor yang rendah, namun tidak membahayakan karena power factor
di PLN masih induktif dan berdaya besar.Dan apabila jika generator itu mempunyai
tegangan yang lebih rendah maka power factor akan bersifat kapasitif dan mempunyai
kecenderungan akan terjadi reverse power. Reverse power dibatasi pada level 5 % dari
daya nominal. Pada generator yang diparalel dengan generator pada saat sama sama
belum berbeban, maka apabila tegangan lebih tinggi power factor akan rendah ( induktif)
namun sebaliknya power factor genset yang lain akan juga rendah namun bersifat
kapasitif. Hingga genset yang lain mempunyai kecenderungan reverse power.
2. Jika urutan phase tidak sama system ABC di parallel dengan system CBA, maka akan
terjadi selisih tegangan sebesar 2 kali tegangan nominal ,hal itu bisa dideteksi dengan
diukur secara manual menggunakan voltmeter, pada saat synchronoscope menunjuk 0
derajat, terdapat selisih sebesar 2 x 400 V.
3. Jika frekuensi tidak sama diparalelkan maka akan terjadi beberapa kemungkinan yaitu
dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Sebagai contoh generator 1 mempunyai
frekuensi 49 hz sedangkan generator 2 mempunyai frekuensi 50 hz. Dengan melihat
synchronoscope maka jarum akan berputar dengan kecepatan sudut 2 phi r/ detik atau
1putaran/ detik. Jika pada saat masuk pas pada sudut nol maka generator yang memiliki
frekuensi lebih rendah akan mengalami reverse power dimana pada saat terhubung
sinkron fekuensi ada pada 49,5 Hz . Dan proteksi reverse power akan bekerja
mengamankan , namun jika pada saat masuk sinkron pas posisi synchronoscope di sudut
180 derajat itu berarti terjadi selisih tegangan yang sangat besar disamping kemungkinan
reverse juga terjadi kerusakan yang fatal terhadap generator, di breaker akan muncul arus
yang besar dan menimbulkan percikan api yang besar dan diengine akan terjadi hunting
sesaat dan hal itu bisa mengakibatkan kerusakan mekanis sampai patah pada cransaft.
Karena tekanan beban besar yang tiba tiba.
4. Jika sudut fase tidak sama namun kecenderungan frekuensi sama hanya akan
menyebabkan hunting sesaat tanpa ada kemungkinan reverse power, namun juga sangat
berbahaya jika berbeda sudutnya terlalu besar, engine akan mengalami tekanan sesaat
hingga hunting.
III. Dasar Teori
Sinkronisasi
Jika kita hendak memparalelkan dua generator atau lebih tentunya kita harus
memperhatikan beberapa persyaratan paralel generator tersebut. Beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi adalah:
1. Tegangan kedua generator harus mempunyai amplitudo yang sama.
2. Tegangan kedua generator harus mempunyai frekwensi yang sama, dan
3. Tegangan antar generator harus sefasa.
Dengan persyaratan diatas berlaku apabila:
1. Lebih dari dua generator yang akan kerja paralel.
2. Dua atau lebih sistem yang akan dihubungkan sejajar.
3. Generator atau pusat tenaga listrik yang akan dihubungkan pada sebuah jaringan.
Metoda sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua generator atau
lebih adalah dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan dalam
metode sederhana ini adalah lampu – lampu indikator harus sanggup menahan dua kali
tegangan antar fasa.
Sinkronoskop Lampu Gelap
Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga
fasa, yaitu U dengan U, V dengan V dan W dengan W. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 1 Skema Sinkronoskop Lampu Gelap
Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga lampu akan
gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian juga
sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat beda tegangan. Ini dapat
dijelaskan pada gambar berikut.

Gambar 2 Beda tegangan antara fasa pada sinkronoskop lampu gelap


Sinkronoskop Lampu Terang Gelap
Sinkronoskop jenis ini dapat dikatakan merupakan perpaduan antara sinkronoskop
lampu gelap dan terang. Prinsip dari sinkronoskop ini adalah dengan menghubungkan
satu fasa sama dan dua fasa yang berlainan, yaitu fasa U dengan fasa U, fasa V dengan
fasa W dan fasa W dengan fasa V. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema
dibawah ini.
Gambar 3 Skema sinkronoskop lampu terang gelap
Pada sinkronoskop ini generator siap diparalel, jika satu lampu gelap dan dua lampu
lainnya terang. Pada kejadian ini dapat diterangkan pada gambar berikut ini.

Gambar 4 Beda tegangan antara fasa sinkronoskop lampu terang gelap


IV. Rangkaian Percobaan

Gambar 5. Dark/Bright synchronizing circuits


V. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. DL 1013T2 DC filtered power supply (1 buah)
2. DL 1023PS Shunt DC drive motor (1 buah)
3. DL 1026A Three phase alternator (1 buah)
4. DL 2025DT Speed Indicator (1 buah)
5. DL 2108TAL Three phase power supply unit (1 buah)
6. Optical Electronic Generator (1 buah)
7. DL 2108T01 Excitation voltage controller (1 buah)
8. DL 2108T02 Power circuit breaker (1 buah)
9. DL 2109T1A Moving-iron ammeter (1000mA) (2 buah)
10. DL 2109TIT Sychronization Indicator (1 buah)
11. DL 2109T1T Phase-sequence indicator (1 buah)
12. DL 2109T17/2 Double voltmeter (250-500 V) (1 buah)
13. Kabel Hubung
VI. Langkah kerja
1. Rangkai rangkaian sesuai dengan gambar 5
2. Cek urutan phase sambungan PLN dengan menggunakan Phase Sequence,
nyalakan sumber dari PLN dan lihat pada phase sequence, ingat arahnya.
3. Cek tegangan jaringan PLN.
4. Pindahkan sambungan phase sequence pada mesin sinkron.
5. Nyalakan sumber penggerak motor dc, atur sampai voltase masuk ke motor
sebesar 204 V atau sampai kecepatan motor sebesar 3000 rpm.
6. Aktifkan eksitasi generator, atur sampai tegangan generator sama dengan
PLN, biasanya eksitasi diberikan sebesar 30%..
7. Jika tegangan sudah sama, check phase sequence, jika arah sudah sama, maka
tunggu lampu indikator synchronscope padam semua, apabila masa padam
terlalu singkat atur RPM atau arus eksitasi agar waktu padam dapat lebih
lama.
8. Jika lampu pada synchroscope sudah padam, tekan push button hijau pada
tegangan PLN, jika indikator hijau telah menyala maka generator telah
sinkron dengan jaringan PLN dan siap digunakan apabila jaringan PLN
bermasalah.
9. Mematikan sambungan generator dengan jaringan PLN, mengurangi aru
eksitasi hingga 0, mengurangi RPM secara perlahan hinggal 0, dan menukar
H32 dengan H12.
10. Jika tegangan sudah sama, check phase sequence, jika arah sudah sama, maka
tunggu lampu indikator synchronscope pada H11,H12,H31, dan H32 menyala
sama terang setrta H21 dan H22 padam, apabila kondisi ini terlalu singkat atur
RPM atau arus eksitasi agar waktu padam dapat lebih lama.
11. Jika lampu pada synchroscope sudah sesuai dengan kondisi, tekan push button
hijau pada tegangan PLN, jika indikator hijau telah menyala maka generator
telah sinkron dengan jaringan PLN dan siap digunakan apabila jaringan PLN
bermasalah.
VII. Analisa Percobaan
Dalam percobaan diketahu pada saat menyambungkan generator singkron
demngan jala-jala PLN harus memenuhi syarat yaitu tegangan yang sama ketika jala-jala
PLN dinyalakan voltmeter 1 atau yang terhubung pada jala-jala PLN menunjukkan nilai
395V maka ketika menyalakan generator pada RPM nominal (3000 RPM) arus ekstiasi
diatur hingga tegangan pada generator menunjukkan tegangan yang sama yaitu 395V.
Syarat lainnya urutan fasa yang sama atau line to line yang sama, sehingga pada
percobaan ini diuji dengan phasa sequence ketika phasa sequence disambungkan ke jala-
jala PLN maka arahnya akan ke kanan atau searah jarum jam oleh karena itu saat phasa
sequence dihubungkan ke generator dalam keadaan arus nominal dan tegangan sama
dengan tegangan pada jala-jala PLN maka phasa sequence juga haru menunjukkan ah ke
kanan atau searah jarum jam.
Selain itu frekuensi juga harus sama, hal ini dapat diatur dengan mengubah RPM,
dan juga sudut fasa juga harus sama ini ditunjukkan pada kondisi synchronoscope pada
saat kondisi dark maka masing-masing line akan bersebrangan dan semua lampu akan
padam bersamaan serta menyala pada saat bersamaan untuk menghubungkan pada jala-
jala PLN maka hubungan dengan generator dapat di ON kan pada saat semua lampu
padam. Sedangkan pada dark-bright kondisi synchronoscope hubungan pada H12 dan
H32 ditukar, generator dapat di-On pada saat lampu H11,H12,H31, dan H32 menyala
sama terang serta H21 dan H22 padam. Ketika generator dan jala-jal;a PLN sudah
terhubung maka generator dalam kondisi standby dan RPM arus ekstiasi tidak
akanmemengaruhi tegangan generator dan kondisi synchronoscope.
VIII. Simpulan
Dari percobaan di atas dapat di simpulkan bahwa :
1. Sinkronisasi dua sumber diperlukan untuk menyuplai beban yang lebih tinggi
dengan putaran yang stabil dan dapat meningkatkan kemampuan sistem daya.
2. Syarat adanya sinkronisasi adalah :
- tegangan kerja yang sama.
- urutan phasa yang sama.
- frekuensi kerja yang sama.
- sudut phasa yang sama.
3. Untuk melihat tegangan kerja yang sama dapat dilihat dari nilai tegangan yang
terbaca pada voltmeter jala-jala PLN dan Generator menunjukkan nilai yang
sama.
4. Untuk melihat frekuensi yang sama dapat diamati dari serempak tidaknya nyala
lampu pada panel sinkronisasi.
5. Untuk memastikan urutan phasa yang sama dapat diamati dengan melakukan
pengukuran di keluaran sumber dengan mengamati putaran sequence meter untuk
masing-masing keluaran kedua sumber.
6. Sinkronisasi adalah memparalelkan kerja dua buah generator atau lebih (dalam
praktikum ini sumber jala-jala dengan generator sinkron) untuk mendapatkan
daya sebesar jumlah generator tersebut.
Lampiran Job 7
Lampiran Alat dan Bahan
Daftar Pustaka

 DE LORENZO. 2011. Electrical power engineering. Italy : DE LORENZO SPA


 Kholim, Angga Nur dan Ayu Kusumaningrum. 2020. Laporan No Load. Semarang :
Politeknik Negeri Semarang
 Kholim, Angga Nur dan Ayu Kusumaningrum. 2020. Laporan Charactheristic Load.
Semarang : Politeknik Negeri Semarang
 Kholim, Angga Nur dan Ayu Kusumaningrum. 2020. Laporan Regulation Perfomnace.
Semarang : Politeknik Negeri Semarang
 Chamdani, Roni Amir. 2015. Laporan 03 Singkronisasi Terhadap jaringan PLN .
Semarang : Politeknik Negeri Semarang
 Andhika, Afif Anugrah, dkk. 2017. Laporan Dark/Bright Synchronizing Circuits.
Semarang : Politeknik Negeri Semarang
 https://andrians07.wordpress.com/2012/05/01/sinkronisasi-generator-ac/
 https://www.scribd.com/doc/249000747/239516643-sinkronisasi

Anda mungkin juga menyukai