Disusun oleh:
Kelompok 3
Kelas LT–2A
2021
LAPORAN PRAKTIKUM TTL
JOB 2. Pengujian Karakteristik Tanpa Beban
Disusun oleh:
Kelompok 3
Kelas LT–2A
2021
14 Juni 2021 JOB 2 KELOMPOK 3
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui rangkaian Pengujian Karateristik Tanpa Beban
2. Mahasiswa dapat membuat kurva hasil Pengujian Karakteristik Tanpa Beban
II. PENDAHULUAN
Pada praktikum ini kita akan melakukan percobaan mengenai generator sinkron
tanpa beban. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin listrik yang
digunakan untuk mengubah energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik dengan
perantara induksi medan magnet. Perubahan energi ini terjadi karena adanya pergerakan
relatif antara medan magnet dengan kumparan generator. Pergerakan relatif adalah
terjadinya perubahan medan magnet pada kumparan jangkar (tempat terbangkitnya
tegangan pada generator) karena pergerakan medan magnet terhadap kumparan jangkar
atau sebaliknya.
Generator sinkron merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
tenaga listrik karena berperan dalam penyediaan energi listrik yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat secara umum baik industri, perkantoran, maupun konsumen
rumahtangga. Energi listrik sudah menjadi kebutuhan yang vital bagi masyarakat secara
umum. Hampir selama 24 jam setiap harinya konsumen membutuhkan dan memakai
energi listrik untuk berbagai macam penggunaan.
Generator dan motor memilki konstruksi yang sama, yang membedakan hanya
adalah bagaimana menggunakannya. Saat mesin diputar maka ia akan bertindak sebagai
generator yang menghasilkan tegangan. Saat mesin diberi tegangan maka ia bertindak
sebagai motor sehinggaia berputar.
Pada praktikum ini, saat rangkaian diberi tegangan maka arus yang mengalir
menyebabkan berputarnya motor DC yang kemudian akan menggerakan generator
sinkron. Namun generator tersebut belum memiliki tegangan, generator akan bertegangan
ketika generator tersebut telah diberi penguat atau eksitasi. Pada percobaan ini bertujuan
untuk mengetahui perngaruh arus eksitasi pada tegangan keluar.
III. DASAR TEORI
1. Generator Sinkron
Generator sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah daya
mekanik menjadi daya listrik bolak-balik (ac) . Pada dasarnya, generator sinkron terdiri
dari stator, rotor, dan celah udara.
2. Generator Sinkron Tanpa Beban
Dengan memutar alternator pada kecepatan sinkron dan rotor diberi arus medan
(IF), maka tegangan (Ea ) akan terinduksi pada kumparan jangkar stator. Bentuk
hubungannya diperlihatkan pada persamaan berikut.
Ea = c.n.θ
Keterangan :
c = konstanta mesin
θ = fluks yang dihasilkan oleh IF
n = putaran sinkron
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator, karenanya
tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh arus medan (IF).
Apabila arus medan (If) diubah-ubah harganya, akan diperoleh harga Ea seperti yang
terlihat pada kurva sebagai berikut.
600 560
540
520
500
480
500 450 460
440 440
420
400 400
375 370
400 360 350 360
340 340
320
295 300 300
280
Us (V)
300 2500
245 240 3000
200200 2000
200 170
100
100
0
0 100 200 300 400 500 600
IE (Ma)
IX. ANALISA DATA HASIL PERCOBAAN
Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa tegangan yang dihasilkan generator
dipengaruhi oleh kecepatan putar motor (RPM) dan juga arus eksitasi yang dihasilkan
generator. Terlihat dari bentuk kurva yang dihasilkan dengan arus eksitasi yang konstan,
tegangan generator tanpa beban proposional dengan kecepatannya. Selain itu ketika
tegangan sudah mencapai titik jenuh maka kurva yang semula berbentuk linear akan
berubah menajdi parabola atau sedikit melengkung.
X. SIMPULAN
1. Tegangan generator tanpa beban dipengaruhi oleh RPM dan arus eksitasi.
2. Tegangan generator tidak akan keluar jika arus eksitasi belum diatur atau dalam
keadaan nol.
Lampiran Job 2
LAPORAN PRAKTIKUM TTL
JOB 4. Pengujian Karakteristik Berbeban
Disusun oleh:
Kelompok 3
Kelas LT–2A
2021
14 Juni 2021 JOB 4 KELOMPOK 3
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian pengujian karateristik berbeban
2. Mahasiswa dapat mengatahui pengaruh penambahan beban terhadap generator
3. Mahaiswa dapat mengetahui perbedaan pengaruh operasi generator terhadap berbagai
jenis beban
II. PENDAHULUAN
Pada praktikum ini kita akan melakukan percobaan mengenai generator sinkron
berbeban tunggal. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin listrik yang
digunakan untuk mengubah energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik dengan
perantara induksi medan magnet. Perubahan energi ini terjadi karena adanya pergerakan
relatif antara medan magnet dengan kumparan generator. Pergerakan relatif adalah
terjadinya perubahan medan magnet pada kumparan jangkar (tempat terbangkitnya
tegangan pada generator) karena pergerakan medan magnet terhadap kumparan jangkar
atau sebaliknya.
Generator sinkron merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem
tenaga listrik karena berperan dalam penyediaan energi listrik yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat secara umum baik industri, perkantoran, maupun konsumen
rumahtangga. Energi listrik sudah menjadi kebutuhan yang vital bagi masyarakat secara
umum. Hampir selama 24 jam setiap harinya konsumen membutuhkan dan memakai
energi listrik untuk berbagai macam penggunaan.
Generator dan motor memilki konstruksi yang sama, yang membedakan hanya
adalah bagaimana menggunakannya. Saat mesin diputar maka ia akan bertindak sebagai
generator yang menghasilkan tegangan. Saat mesin diberi tegangan maka ia bertindak
sebagai motor sehinggaia berputar.
Pada praktikum ini, saat rangkaian diberi tegangan maka arus yang mengalir
menyebabkan berputarnya motor DC yang kemudian akan menggerakan generator
sinkron. Namun generator tersebut belum memiliki tegangan, generator akan bertegangan
ketika generator tersebut telah diberi penguat atau eksitasi.
Pada saat motor sinkron diberi beban, maka motor akan membangkitkan torsi
yang cukup untuk menjaga motor dan bebannya berputar pada kecepatan sinkron. Misal
mula-mula motor sinkron beroperasi pada faktor daya mendahului (leading). Jika beban
pada motor dinaikkan, putaran rotor pada asalnya akan melambat. Ketika hal ini terjadi,
maka sudut torsi θ menjadi lebih besar dan torsi induksi akan naik. Kenaikan torsi induksi
akan menambah kecepatan rotor, dan motor akan kembali berputar pada kecepatan
sinkron tapi dengan sudut torsi θ yang lebih besar.Berikutgambaran bentuk pengaruh
perubahan beban pada motor sinkron.
9. Kabel penghubung
V. RANGKAIAN PERCOBAAN
VIII. KURVA
600
500
400
300 R
US (V)
LC
200
100
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Is (A)
Disusun oleh:
Kelompok 3
Kelas LT–2A
2020/2021
14 Juni 2021 JOB 5 KELOMPOK 3
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian pengujian dengan beban campuran
2. Mahasiswa dapat mengetahui karakteristik pada saat terdapat perbedaan power factor.
II. PENDAHULUAN
Pada praktikum ini kita akan melakukan percobaan mengenai generator sinkron
berbeban ganda. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin listrik yang
digunakan untuk mengubah energi mekanik (gerak) menjadi energi listrik dengan perantara
induksi medan magnet. Perubahan energi ini terjadi karena adanya pergerakan relatif antara
medan magnet dengan kumparan generator. Pergerakan relatif adalah terjadinya perubahan
medan magnet pada kumparan jangkar (tempat terbangkitnya tegangan pada generator)
karena pergerakan medan magnet terhadap kumparan jangkar atau sebaliknya.
Generator sinkron merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem tenaga
listrik karena berperan dalam penyediaan energi listrik yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat secara umum baik industri, perkantoran, maupun konsumen rumahtangga. Energi
listrik sudah menjadi kebutuhan yang vital bagi masyarakat secara umum. Hampir selama 24
jam setiap harinya konsumen membutuhkan dan memakai energi listrik untuk berbagai
macam penggunaan.
Generator dan motor memilki konstruksi yang sama, yang membedakan hanya adalah
bagaimana menggunakannya. Saat mesin diputar maka ia akan bertindak sebagai generator
yang menghasilkan tegangan. Saat mesin diberi tegangan maka ia bertindak sebagai motor
sehinggaia berputar.
Pada praktikum ini, saat rangkaian diberi tegangan maka arus yang mengalir
menyebabkan berputarnya motor DC yang kemudian akan menggerakan generator sinkron.
Namun generator tersebut belum memiliki tegangan, generator akan bertegangan ketika
generator tersebut telah diberi penguat atau eksitasi.
Pada saat motor sinkron diberi beban, maka motor akan membangkitkan torsi yang
cukup untuk menjaga motor dan bebannya berputar pada kecepatan sinkron. Misal mula-
mula motor sinkron beroperasi pada faktor daya mendahului (leading). Jika beban pada
motor dinaikkan, putaran rotor pada asalnya akan melambat. Ketika hal ini terjadi, maka
sudut torsi θ menjadi lebih besar dan torsi induksi akan naik. Kenaikan torsi induksi akan
menambah kecepatan rotor, dan motor akan kembali berputar pada kecepatan sinkron tapi
dengan sudut torsi θ yang lebih besar.Berikutgambaran bentuk pengaruh perubahan beban
pada motor sinkron.
R6 ----- -----
R7 ----- -----
600
500
400
300
IE (mA)
R
R-L
200 R-C
100
0
0 0.5 1 1.5
Is (A)
Disusun oleh:
Kelompok 3
Kelas LT–2A
2021
14 Juni 2021 JOB 7 KELOMPOK 3
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui gambar rangkaian dari proses pengsinkronisasian motor
sinkron yang menggerakkan sebuah generator dengan jala-jala PLN.
2. Mahasiswa dapat merangkai rangkaiaan sinkronisasi motor sinkron.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara sinkronisasi motor sinkron dengan jala-jala PLN.
4. Dapat mengukur tegangan dan arus pada generator sinkron dengan menggunakan alat
amperemeter dan voltmeter.
5. Menentukan nilai R (ohm) suatu beban dengan menggunakan alat multimeter.
II. Pendahuluan
Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber
energi mekanikal, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik. Proses ini
dikenal sebagai pembangkit listrik.
Generator mendorong muatan listrik untuk bergerak melalui sebuah sirkuit listrik
eksternal, tapi generator tidak menciptakan listrik yang sudah ada di dalam kabel
lilitannya.
Paralel generator dapat diartikan menggabungkan dua buah generator atau lebih
dan kemudian dioperasikan secara bersama –sama dengan tujuan :
1. Mendapatkan daya yang lebih besar.
2. Untuk effisiensi (Menghemat biaya pemakaian operasional dan menghemat biaya
pembelian)
3. Untuk memudahkan penentuan kapasitas generator.
4. Untuk menjamin kotinyuitas ketersediaan daya listrik.
Dalam pengoperasian generator yang bekerja paralel, diperlukan suatu alat
pengontrolan yang baik sehingga kontiunitas pelayanan dapat tercapai. sinkronisasi
antara sumber PLN dengan generator hal ini dilakukan untuk memparalelkan 2 buah
sumber agar mendapatkan daya yang besar dengan efisiensi yang tinggi, biasanya
sinkronisasi dilakukan untuk mendapatkan daya yang besar dengan efisisensi yang besar.
Sebelum melakukan sinkronisasi dua atau lebih sumber tegangan maka harus disamakan
terlebih dahulu besarnya tegangan,frekuensi, urutan fasa dan beda fasanya agar beban
yang dipikul oleh kedua sumber dapat memikul beban secara seimbang tanpa
memberatkan salah satunya.
Pengaruh dan akibat yang ditimbulkan bila syarat syarat paralel generator tidak
dipenuhi :
1. Pada generator yang diparalel dengan PLN , maka apabila generator yang akan
diparalel mempunyai tegangan lebih tinggi maka begitu breaker close generator tersebut
mempunyai power factor yang rendah, namun tidak membahayakan karena power factor
di PLN masih induktif dan berdaya besar.Dan apabila jika generator itu mempunyai
tegangan yang lebih rendah maka power factor akan bersifat kapasitif dan mempunyai
kecenderungan akan terjadi reverse power. Reverse power dibatasi pada level 5 % dari
daya nominal. Pada generator yang diparalel dengan generator pada saat sama sama
belum berbeban, maka apabila tegangan lebih tinggi power factor akan rendah ( induktif)
namun sebaliknya power factor genset yang lain akan juga rendah namun bersifat
kapasitif. Hingga genset yang lain mempunyai kecenderungan reverse power.
2. Jika urutan phase tidak sama system ABC di parallel dengan system CBA, maka akan
terjadi selisih tegangan sebesar 2 kali tegangan nominal ,hal itu bisa dideteksi dengan
diukur secara manual menggunakan voltmeter, pada saat synchronoscope menunjuk 0
derajat, terdapat selisih sebesar 2 x 400 V.
3. Jika frekuensi tidak sama diparalelkan maka akan terjadi beberapa kemungkinan yaitu
dari yang paling ringan sampai yang paling berat. Sebagai contoh generator 1 mempunyai
frekuensi 49 hz sedangkan generator 2 mempunyai frekuensi 50 hz. Dengan melihat
synchronoscope maka jarum akan berputar dengan kecepatan sudut 2 phi r/ detik atau
1putaran/ detik. Jika pada saat masuk pas pada sudut nol maka generator yang memiliki
frekuensi lebih rendah akan mengalami reverse power dimana pada saat terhubung
sinkron fekuensi ada pada 49,5 Hz . Dan proteksi reverse power akan bekerja
mengamankan , namun jika pada saat masuk sinkron pas posisi synchronoscope di sudut
180 derajat itu berarti terjadi selisih tegangan yang sangat besar disamping kemungkinan
reverse juga terjadi kerusakan yang fatal terhadap generator, di breaker akan muncul arus
yang besar dan menimbulkan percikan api yang besar dan diengine akan terjadi hunting
sesaat dan hal itu bisa mengakibatkan kerusakan mekanis sampai patah pada cransaft.
Karena tekanan beban besar yang tiba tiba.
4. Jika sudut fase tidak sama namun kecenderungan frekuensi sama hanya akan
menyebabkan hunting sesaat tanpa ada kemungkinan reverse power, namun juga sangat
berbahaya jika berbeda sudutnya terlalu besar, engine akan mengalami tekanan sesaat
hingga hunting.
III. Dasar Teori
Sinkronisasi
Jika kita hendak memparalelkan dua generator atau lebih tentunya kita harus
memperhatikan beberapa persyaratan paralel generator tersebut. Beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi adalah:
1. Tegangan kedua generator harus mempunyai amplitudo yang sama.
2. Tegangan kedua generator harus mempunyai frekwensi yang sama, dan
3. Tegangan antar generator harus sefasa.
Dengan persyaratan diatas berlaku apabila:
1. Lebih dari dua generator yang akan kerja paralel.
2. Dua atau lebih sistem yang akan dihubungkan sejajar.
3. Generator atau pusat tenaga listrik yang akan dihubungkan pada sebuah jaringan.
Metoda sederhana yang dipergunakan untuk mensikronkan dua generator atau
lebih adalah dengan mempergunakan sinkroskop lampu. Yang harus diperhatikan dalam
metode sederhana ini adalah lampu – lampu indikator harus sanggup menahan dua kali
tegangan antar fasa.
Sinkronoskop Lampu Gelap
Jenis sinkronoskop lampu gelap pada prinsipnya menghubungkan antara ketiga
fasa, yaitu U dengan U, V dengan V dan W dengan W. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar berikut:
Gambar 1 Skema Sinkronoskop Lampu Gelap
Pada hubungan ini jika tegangan antar fasa adalah sama maka ketiga lampu akan
gelap yang disebabkan oleh beda tegangan yang ada adalah nol. Demikian juga
sebaliknya, jika lampu menyala maka diantara fasa terdapat beda tegangan. Ini dapat
dijelaskan pada gambar berikut.