Birth of Civilization (2008) by National Geographic Channel
(Lahirnya Sebuah Peradaban)
Diawali dari manusia nomaden yang menemukan sebuah sekelompok manusia yang berada di desa. Manusia nomaden yang memiliki sifat berburu dan meramu memiliki sifat dan kebiasaan untuk mengambil apa saja yang mampu diambil. Namun, berbeda dengan sekelompok manusia yang telah membangun desa tersebut karena mereka telah memiliki aturan dan kebiasaan sendiri dan fokus kepada bercocok tanam. Ketika 2 kelompok manusia ini dipertemukan, timbullah konflik dan salah paham sehingga kelompok manusia nomaden tersebut langsung diusir dari desa tersebut karena telah mengambil apa yang bukan milik mereka. Tetapi, kehidupan tidak selesai begitu saja bagi manusia nomaden karena mereka memiliki apa yang tidak dimiliki oleh manusia di desa, yaitu hewan peliharaan atau anjing yang berguna untuk berburu. Akhirnya, manusia di desa sadar bahwa untuk dapat bertahan hidup mereka membutuhkan bantuan dan dari sinilah dikenal sistem barter. Manusia desa pun menawarkan manusia nomaden tempat tinggal dan menerima mereka. Di zaman yang berikutnya, manusia-manusia yang telah tinggal di desa-desa memiliki perkembangan dan konfliknya sendiri salah satunya konflik dalam mendapatkan pasangan. Hal ini lumrah mengingat manusia memiliki naluri untuk berkembang biak dan masing-masing manusia merasa memiliki kekuatan dan kemampuan untuk mendapatkan atau memilih pasangan mereka. Namun, dalam mendapatkan pasangan ini ada harga yang harus manusia bayar. Karena dalam zaman itu belum mengenal sistem uang, maka manusia yang memiliki barang yang lebih bagus untuk ditawarkan kepada calon pasangannya pasti akan memenangkan hati keluarganya untuk mendapat restu. Dari sinilah timbul persaingan-persaingan antar manusia dan dari konflik tersebut ternyata ditemukan sedikit pembelajaran atau hikmah. Sistem irigasi mulai dikenal dari konflik ini akibat persaingan memperebutkan calon pasangan tadi. Mulanya manusia yang hanya memiliki satu ekor babi hutan kalah saing dibanding manusia yang memiliki kucing jenis langka yang nilainya lebih tinggi, sekarang bernilai lebih karena manusia tersebut telah menemukan sistem irigasi yang mana menjadi solusi atas bencana kekeringan yang melanda desa tersebut. Dari konflik- konflik kecil dalam kehidupan manusia ini selalu terdapat pembelajaran dan solusi yang mampu menyelesaikan masalah yang lebih besar. Pada perkembangan berikutnya, setelah manusia membuat suatu sistem kota kecil, manusia memiliki sekelompok orang yang berperan mengatur dan mengelola sistem tersebut yang memiliki wewenang menentukan mana yang salah dan benar serta berperan meredakan konflik yang ada. Dari kota kecil ini juga manusia telah melakukan domestikasi hewan-hewan yang mulanya liar seperti babi hutan, domba, kambing, dan hewan-hewan ternak lainnya. Tujuan dari domestikasi hewan ini tidak lain untuk memperpanjang daya bertahan hidup manusia agar tidak bersumber dari agrikultur saja. Namun, domestikasi ini juga menimbulkan masalah baru bagi manusia di kota kecil ini. Karena manusia menjadi hidup berdampingan dengan banyak hewan tersebut timbullah masalah kesehatan dan munculnya penyakit baru. Dokter di kala itu pun yang baru mengenal penyakit tersebut tidak bisa menemukan obatnya hingga ditemukanlah ciri-ciri bahwa orang yang terkena penyakit tersebut memiliki tanda merah di badannya. Dan orang-orang yang memiliki tanda ini pun dibuang dari kota tersebut tanpa terkecuali, bahkan keluarga dari dokter tersebut pun juga diusir dari kota tersebut. Hal-hal seperti ini menimbulkan sifat baru bagi manusia di kota tersebut khususnya untuk dokter ini. Sang dokter karena merasa mampu melihat dan memahami siapa saja yang terkena penyakit tersebut menjadi memiliki hak dan wewenang yang melampaui batas sehingga menganggap dirinya layak menjadi pemimpin di kota kecil tersebut hingga lambat laun ia memimpin kota tersebut dalam tirani. Di sisi lain, salah satu dari orang yang diusir dari kota tersebut adalah adik dari dokter itu yang kebetulan merupakan pandai besi. Manusia tersebut memiliki keahlian mencampurkan timah dan tembaga menjadi sebuah logam baru yang menjadi nama sebuah zaman, yakni Perunggu. Perunggu inilah yang nantinya akan menjadi peran penting dalam peradaban manusia selanjutnya. Logam tersebut memiliki fungsi yang banyak seperti bisa menjadi alat untuk mendukung agrikultur, alat untuk berburu, dan bahkan menjadi senjata. Ketika sang pandai besi tersebut berjalan tak tentu arah, ia menyadari bahwa sekarang tanda penyakit di tubuhnya menghilang dan ia sudah tidak terjangkit penyakit yang tadi. Dan saat ia pulang ke kota kecil itu, ia mengetahui bahwa sang dokter ini telah berkuasa secara semena-mena yang pada akhirnya, perunggu tersebut digunakan sebagai senjata untuk melakukan kudeta terhadap tirani sang dokter. Inilah peristiwa yang membuat manusia memiliki pembelajaran bahwa penyakit tidak bisa diatasi dengan membuang manusianya tetapi harus dilihat dari sumber penyakit berasal, bisa dari kegiatan dan kebiasaan manusia atau lingkungan. Kemudian, penemuan alat baru seperti logam tembaga yang berguna untuk menunjang kehidupan manusia juga bisa menjadi senjata bagi manusia tersebut apabila penggunaannya tidak benar. Kemudian masuk ke zaman Mesopotamia yang merupakan peradaban terbesar pertama umat manusia yang dihuni oleh hampir 10.000 manusia di dalamnya dengan sistem yang telah lengkap dan memadai serta dipimpin oleh raja. Di peradaban Mesopotamia ini, akan lahirlah suatu aktivitas yang menjadi fondasi dari masifnya perkembangan peradaban manusia di kemudian hari, yaitu menulis. Awalnya, menulis ini dilakukan oleh bawahan raja dan berguna sebagai pencatat pajak-pajak para rakyat yang berdagang. Rakyat yang berdagang ini dihitung pajaknya dan jika tidak mampu memenuhi atau membayar pajak maka tentara kerajaan akan memberikan hukuman kepada mereka. Kegiatan menulis ini nampaknya dilihat cukup menarik oleh salah satu manusia di sini yang bernama Towbar. Towbar berasal dari luar daerah dan ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terlebih setelah melihat bawahan raja bernama Sakir sedang melakukan aktivitas menulis ini. Kala itu, menulis hanya sebatas simbol yang diterjemahkan melalui visual dan indera saja. Belum lahir sebuah huruf. Towbar yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi ini menghampiri Sakir untuk belajar menulis dan Sakir pun dengan senang hati mengajari Towbar walaupun proses tersebut dilakukan secara diam-diam karena Raja melarang ada manusia lain yang bisa tulis-menulis. Hingga suatu ketika, Sakir menggunakan kemampuan menulisnya tersebut untuk berbohong demi melindungi temannya yang tidak mampu membayar pajak dan akhirnya Sakir pun dipenjara. Di penjara pun Sakir membagikan ilmu menulis dan membacanya kepada tahanan lain sehingga kemampuan tersebut tidak hanya berhenti di Sakir saja. Sementara Towbar yang dari luar memberikan suplai Sakir untuk menulis hingga akhirnya tiba hari dimana Sakir akan dieksekusi. Ternyata, Sakir diselamatkan oleh Towbar dan Sakir bersama beberapa tahanan lainnya bisa kabur keluar dari kerajaan Mesopotamia ini. Sakir yang berjalan tanpa arah di tengah hamparan padang pasir yang luas pun perlahan sekarat dan di satu waktu, dia ditemukan oleh sekelompok manusia nomaden yang tinggal di tengah gurun pasir tersebut. Dia disambut dengan baik oleh kelompok manusia nomaden tersebut dan suatu waktu, manusia nomaden tersebut mengajak Sakir untuk datang ke kerajaan Mesopotamia kembali. Betapa terkejutnya Sakir ketika dia melihat Towbar yang telah menjadi guru bagi warga-warga Mesopotamia dan didapatinya Towbar sedang mengajari mereka membaca dan menulis. Sakir pun amat bangga kepada Towbar dan Towbar terharu setelah melihat Sakir sang gurunya. Kelanjutan dari perisitwa di peradaban terbesar umat manusia ini adalah peradaban yang kita kenal sekarang. Dengan menulis, manusia mampu merekam peristiwa dalam suatu media yang awet dan mudah ditransfer ke manusia lain. Dan dengan menulis juga manusia mampu memajukan peradaban dengan kecepatan yang manusia sendiri tak pernah duga.