Tapi anggapan ini adalah anggapan yang keliru. Para ahli antropologi sudah
menemukan bahwa keadaannya tidaklah selalu demikian.
Dalam masyarakat Indian Iroquis, misalnya, kedudukan perempuan dan laki-
laki benar-benar setara. Bahkan, semua laki-laki dan perempuan dewasa
otomatis menjadi anggota dari Dewan Suku, yang berhak memilih dan
mencopot ketua suku. Jabatan ketua suku dalam masyarakat Indian Iroquis
tidaklah diwariskan, melainkan merupakan penunjukan dari warga suku
melalui sebuah pemilihan langsung yang melibatkan semua laki-laki dan
perempuan secara setara. Keadaan ini berlangsung sampai jauh ke abad ke
19.
Demikian pula yang berlaku di tengah suku-suku Schytia dari Asia Tengah. Di
tengah mereka, bahkan perempuan dapat diangkat menjadi prajurit dan
pemimpin perang.
1
Pertanian dan Bangkitnya Patriarki
Berlawanan dengan pandangan umum tentang bangkitnya masyarakat
pertanian, umat manusia tidaklah dengan sukarela memeluk pertanian
sebagai cara hidup. Biasanya, orang beranggapan bahwa manusia mulai
bertani ketika mereka menemukan daerah-daerah subur yang cocok untuk
bertani. Namun, data-data arkeologi dan antropologi menunjukkan bahwa
manusia mulai bertani ketika mereka terdesak oleh perubahan kondisi alam,
di mana kondisi yang baru tidak lagi memberi mereka kemungkinan untuk
bertahan hidup hanya dari berburu dan mengumpul bahan makanan.
Proses penaklukan ini pasti berjalan dengan amat beratnya karena peralatan
yang mereka miliki, pada awalnya, hanyalah peralatan untuk berburu. Kini
mereka harus menciptakan improvisasi bagi alat-alat mereka supaya dapat
digunakan untuk membersihkan lahan. Karena peralatan mereka yang primitif
itu, proses pembukaan lahan ini dapat berlangsung beratus tahun lamanya.
Sementara jarang ada binatang buruan yang akan mengikuti mereka
memasuki lembah-lembah sungai itu. Mereka dihadapkan pada keharusan
untuk menemukan sumber makanan lain.
Dan di saat inilah, menurut data arkeologi, kaum perempuan muncul sebagai
juru selamat. Mereka menggunakan ketrampilan mereka untuk mengolah biji-
bijian menjadi tanaman untuk mendapatkan bahan makanan bagi seluruh
komunitas. Apa yang tadinya hanya pengisi waktu senggang kini menjadi
sumber penghidupan utama seluruh masyarakat. Keharusan manusia untuk
menemukan cara-cara baru untuk mempertahankan hidupnya membuat
perkembangan teknologi berlangsung dengan pesat di tengah masyarakat
pertanian, jika dibandingkan dengan perkembangan teknologi dalam masa-
masa sebelumnya.
2
Dengan perkembangan teknologi ini, apa yang tadinya hanya dapat
dikerjakan bersama-sama (komunal) kini dapat dikerjakan secara sendirian
(individual).
Proses untuk menghasilkan sumber penghidupan kini berangsur-angsur
berubah dari proses komunal menjadi proses individual. Dan, hal yang paling
wajar ketika pekerjaan sudah dilakukan secara individual adalah bahwa
hasilnya kemudian menjadi milik individu (perorangan). Pertanian
memperkenalkan kepemilikan pribadi pada umat manusia.
Namun, hasil lebih ini tidaklah muncul secara kontinyu, melainkan dalam
paket-paket. Sekali panen, mereka mendapat hasil banyak, namun hasil itu
harus dijaga agar cukup sampai panen berikutnya. Hal ini menumbuhkan
keharusan untuk menjaga dan membagi hasil lebih ini. Melalui proses ratusan
tahun, kedua keharusan ini menumbuhkan tentara dan birokrasi. Dengan kata
lain, pertanian memperkenalkan Negara pada pri-kehidupan manusia.
Dan salah satu perubahan penting ini terjadi pada pembagian peran antara
laki-laki dan perempuan.
Dan sebagai akibat logis dari keadaan ini kaum perempuan semakin
tersingkir dari proses produktif di tengah masyarakat. Waktunya semakin
lama semakin terserap ke dalam kegiatan-kegiatan reproduktif.
Kedua, teknologi pertanian yang maju semakin pesat ini ternyata malah
membuat aktivitas produksi di sektor pertanian menjadi semakin tertutup buat
perempuan. Penemuan arkeologi menunjukkan bahwa ditemukannya bajak
(luku) telah menggusur kaum perempuan dari lapangan ekonomi. Bajak
merupakan alat pertanian yang berat, yang tidak mungkin dikendalikan oleh
perempuan.
3
Terlebih lagi bajak biasanya ditarik dengan menggunakan tenaga hewan
ternak, di mana pengendalian terhadap ternak memang merupakan wilayah
ketrampilan kaum laki-laki. Intrusi (mendesak masuknya) peternakan ke
dalam pertanian telah membuat ruang bagi kaum perempuan, yang
keahliannya hanya dalam bidang pertanian, semakin tertutup.
Oleh karena pola reproduksi yang komunal semacam ini, garis keturunan
seseoang hanya dapat dilihat dari siapa ibunya. Dari sinilah sebab mengapa
dalam masyarakat primitif hanya dikenal garis matrilineal. Ini nampak nyata
dalam asal-usul kata "gen" atau "genetik" itu sendiri, yang berasal dari kata
kuno bangsa Arya gan atau kan yang artinya "kelahiran" atau "kehamilan".
Jadi, "keturunan" merupakan satu bentuk yang sangat bernuansa perempuan
pada awalnya. Namun demikian, garis matrilineal ini tidaklah berarti apa-apa
selain penentu apakah seseorang dapat digolongkan sebagai "orang kita"
atau bukan. Dalam makna yang lebih luas, apakah ia setelah dewasa akan
dapat memperoleh tempat dalam Dewan Suku dan ikut mengambil
keputusan-keputusan penting. Jadi, pada masa itu tidaklah dikenal Matriarki.
Perempuan dan laki-laki benar-benar setara kedudukannya di tengah
masyarakat.
4
Pada awalnya ini adalah satu proses yang diterima baik oleh kaum
perempuan karena pembagian kerja seperti ini dapat secepatnya
meningkatkan hasil yang dapat diperoleh dari lapangan produksi itu sendiri.
Yang tidak dapat dilihat oleh kaum perempuan masa itu adalah peranan
kepemilikan pribadi dalam menempa sebuah sistem masyarakat.
Dalam hal ini, karena proses produksi telah menjadi sebuah proses
perorangan, maka alat-alat produksi juga menjadi milik perorangan. Sistem
kepemilikan suku atas alat-alat produksi semakin lama semakin pudar. Dan
bersamaan dengan itu, kepemilikan atas hasil produksi juga berubah dari
kepemilikan bersama menjadi kepemilikan perorangan.
5
Apollo jelas laki-laki, namun objek yang dinaunginya yakni matahari selalu
harus menyerah pada bulan yang dilindungi oleh Artemis ketika malam tiba.
Posisi kelas dua ini diperkukuh oleh sistem kepemilikan pribadi, yang pada
gilirannya memunculkan diri dalam berbagai prasangka, sistem nilai dan
ideologi yang menegaskan paham keunggulan laki-laki dari perempuan.
6
Kita dapat melihat bahwa pekerja perempuan kebanyakan diupah jauh lebih
rendah daripada pekerja laki-laki. Dan ini bukan terjadi di pabrik-pabrik saja.
Demikian pula yang terjadi di banyak kantor-kantor, bahkan di kalangan
industri perfilman di mana aktris biasanya digaji lebih rendah daripada aktor.
Masih dalam bidang pekerjaan, kita tahu bahwa bidang-bidang tertentu masih
diposisikan sebagai "bidangnya perempuan". Seorang sekretaris, misalnya,
haruslah cantik dan memiliki bentuk tubuh yang "menarik". Banyak orang
masih meremehkan seorang perempuan yang bercita-cita dan berusaha
keras untuk, misalnya, menjadi seorang pilot.
Sebaliknya, banyak pula dari kaum perempuan yang telah lolos dari jerat
pembatasan-pembatasan, ternyata justru berbalik ikut membatasi gerak,
bahkan turut menindas, kaum perempuan lainnya. Telah banyak pemimpin
perempuan di muka bumi ini, tapi berapa banyak dari mereka yang berjuang
untuk membebaskan kaum perempuan dari keterpinggiran dan
keterbelakangan? Telah banyak pula manajer dan direktur perempuan di
dalam perusahaan-perusahaan, tapi berapa banyak dari mereka yang
berjuang agar buruh-buruh perempuan di pabriknya mendapatkan seluruh
hak mereka sebagai perempuan?
Di atas telah kita lihat bahwa masih ada satu faktor lagi yang mengukuhkan
ketertindasan perempuan: kepemilikan pribadi. Kepemilikan pribadi tumbuh
dari sebuah proses produksi yang perorangan, di mana seluruh barang
kebutuhan dihasilkan oleh perorangan. Di bawah kapitalisme halnya tidak lagi
demikian.
7
Barang kebutuhan hidup telah dihasilkan secara komunal, secara kolektif.
Namun, hasil produksi yang komunal ini masih dikangkangi secara pribadi,
secara perorangan.
Dan oleh karena sistem kepemilikan pribadi masih berjaya, maka seluruh
sistem nilai yang mendukung kepemilikan pribadi itu akan ikut berjaya pula.
Dan kita tahu bahwa sistem nilai yang mendukung kepemilikan pribadi adalah
juga sistem nilai yang mendukung peminggiran terhadap kaum perempuan.
***
8
Para Kupu-kupu
Perjuangan Putri-putri Keluarga Mirabal
Pengantar
Tanggal 8 Maret kita peringati sebagai Hari Perempuan Internasional. Kali ini
kami menampilkan tiga orang perempuan kakak-beradik yang berjuang
sampai dimartir untuk pembebasan bangsanya dari penindasan kediktatoran
militer. Minerva dan Patria dan Maria-Teresa Mirabal adalah tiga kupu-kupu
yang telah berani menentang kebuasan hewani dari pemerintahan militer
Jenderal Trujillo di Republik Dominika, sebuah negeri di Amerika Tengah.
Kisah hidup ketiganya kurang dikenal di Indonesia, inilah alasan kami
mengangkat kisah hidup singkat mereka untuk turut memperingati Hari
Perempuan Internasional 8 Maret 2003.
Pendahuluan
Don Enrique Mirabal dan istrinya Chea tinggal di sebuah peternakan
berukuran sedang di Ojo de Agua, di propinsi Espaillat, di daerah
pegunungan di Republik Dominika. Mereka dikaruniai empat orang putri -
Patria, Dedé, Minerva dan Maria-Teresa. Keluarga Mirabal adalah sebuah
keluarga kelas menengah yang terhitung cukup kaya dan berpengaruh.
Oleh karena itulah mereka kemudian sanggup mengirim tiga putri tertua
mereka ke sebuah sekolah menengah Katolik di La Vega, Immaculada
Concepción, sebuah sekolah khusus putri dengan sistem asrama. Pada tahun
1938, ketiga putri-putri keluarga Mirabal bersama-sama masuk ke sekolah ini.
Di sekolah inilah Minerva kemudian menemui kenyataan bahwa banyak di
antara teman sekolahnya yang kehilangan orang tua, saudara atau kerabat
lain karena ditahan, disiksa atau dibunuh oleh orang-orangnya Trujillo.
Jenderal Rafael Leonidas Trujillo adalah diktator yang berkuasa di Republik
Dominika waktu itu. "El Jefe" atau Tuan Besar, begitulah diktator ini suka
menyebut dirinya sendiri. Ia berkuasa dengan tangan besi, seperti layaknya
9
penguasa militer di mana-mana, ditopang oleh kekuatan polisi rahasianya,
SIM.
Sentimen perkawanan, solidaritas terhadap nasib banyak temannya, ini
berkembang menjadi sebuah sentimen politik ketika Minerva berkenalan
dengan Pericles Franco Ornes di tahun 1940. Ornes adalah salah satu pendiri
Popular Socialist Party. Ia dikenal sebagai salah satu penentang Trujillo yang
paling terkemuka dan telah berkali-kali masuk penjara karena aktivitas
politiknya. Melalui Ornes, Minerva berkenalan dengan banyak bacaan kiri dan
mendapat dengar siaran radio dari Kuba dan Venezuela yang banyak
membuka borok-borok dari pemerintahan Trujillo.
10
Dua tahun setelah dibebaskan, Minerva dan ayah ibunya ditahan lagi. Kali ini,
Don Enrique ditangkap dengan alasan lalai membeli buku biografi resmi El
Jefe dan ditahan di Benteng Ozama. Sementara ibu dan anak itu ditahan di
Hotel Presidente. Sang Tuan Besar sangat bernafsu untuk "meluruskan"
pandangan politik Minerva. Penolakan dan pembangkangan Minerva
membuatnya marah. Ketiga tahanan itu dibebaskan beberapa minggu setelah
mereka ditangkap.
Penangkapan dan penahanan yang berulang kali itu memperburuk kesehatan
Don Enrique yang telah tua. Ia jatuh sakit setelah dibebaskan dari
penahanannya yang terakhir. Kesehatannya makin turun sampai akhirnya ia
meninggal pada tanggal 14 Desember 1953.
Setahun setelah itu, Minerva mulai berkuliah di Universitas Santo Domingo.
Sekalipun nilai-nilainya baik, Trujillo memerintahkan agar Minerva dilarang
menghadiri kuliah di tahun 1956, terutama karena judul skripsinya, "Prinsip
Irretroaktivitas dalam Hukum dan Jurisprudensi Dominika", di mana ia
mendukung diterapkannya prinsip HAM dasar dan mengusulkan beberapa
perubahan dalam perundang-undangan, dianggap bertentangan dengan garis
ideologi negara. Sekalipun mendapatkan banyak halangan, ia berhasil
menamatkan kuliahnya setahun kemudian.
Di Universitas inilah ia bertemu dengan Manuel Aurelio Tavarez Justo, pria
yang kemudian menjadi suaminya.
12
Di tengah keputusasaannya itu, Trujillo melancarkan pukulan terakhirnya.
Dihabisinya nyawa ketiga Mirabal bersaudara. Ketiganya diculik ketika pulang
dari menjenguk suami-suami mereka di penjara pada tanggal 25 November
1960. Di sebuah jalanan sepi, di tengah perkebunan di punggung
pegunungan di propinsi Jarabacoa, mobil yang ditumpangi Mirabal
bersaudara dihentikan oleh pasukan polisi rahasia SIM. Mereka dibawa ke
tengah perkebunan, diperkosa bergiliran dan dipukuli sampai mati.
Pembunuhan ini menggelorakan perlawanan rakyat Dominika. Dan ketika
Trujillo tewas dalam sebuah serangan oleh Pasukan Pembebasan Dominika
di tahun 1961, gerakan rakyat berhasil menggulingkan seluruh struktur militer
yang dibangun Trujillo dan menggantikannya dengan sebuah republik
demokratik. Dan kini tanggal pembunuhan ketiga Kupu-kupu Dominika ini, 25
November, diperingati sebagai Hari Peringatan Menentang Kekerasan
terhadap Perempuan di banyak negeri Amerika Latin.
13