2418 7046 1 PB
2418 7046 1 PB
DI KLATEN
Prodi Desain Interior, Jurusan Desain, Fakultas Seni Rupa dan Desain
Institut Seni Indonesia Surakarta
1
jokobudi@isi-ska.ac.id
ABSTRACT
PENDAHULUAN
pembuatan kepada masyarakat atau wisatawan.
Melikan sebuah desa produsen gerabah Secara umum kerajinan gerabah merupakan
yang secara administratif berada di Kecamatan sumber ekonomi desa, dan gerabah di desa
Wedi Kabupaten Klaten. Ditetapkan sebagai Melikan sudah ada semenjak kurang lebih 600
desa wisata pada tahun 2005, dengan luas tahun lalu. Teori tersebut diperkuat dengan
wilayah sebesar 167, 162 Ha yang berbatasan hasil penelitian dan temuan arkeologi gerabah
langsung dengan desa Bayat dibagian Utara. di sekitar wilayah desa Paseban dan Genthong
Hampir dari 250 KK (kepala keluarga) atau yang terdapat di area pemakaman Sunan
sekitar 1.250 orang merupakan pengrajin dan Tembayat.
pelaku usaha dari industri gerabah. Showroom Ciri gerabah dari desa Melikan adalah
kerajinan gerabah milik pengrajin bisa ditemui warna gerabah yang kehitam-hitaman setelah
di sepanjang jalan Wedi-Bayat desa Melikan. dibakar yang menandakan keasliannya.
Workshop pembuatan gerabah juga ada pada Gerabah Bayat tak pernah dicat seperti gerabah
beberapa rumah pengrajin guna memberikan dari Kasongan atau tempat lain. Warnanya
pembelajaran secara langsung tentang proses natural dan lebih kuat karena tanahnya khusus
dengan campuran pasir yang sangat sedikit. sektor yang strategis untuk pemasukan Pemkab.
Biasanya akan dijumpai stempel simbol “Paju”, Akhir tahun 2014 kemarin, sektor pariwisata
yang merupakan singkatan dari Pagerjurang, menyumbang Pendapatan Asli Daerah
di setiap benda yang dihasilkan. Meski secara (PAD) sebesar Rp 910.000.000,00 kepada
administratif masuk Kecamatan Wedi, orang pemerintah Kabupaten Klaten. Data terakhir
lebih sering menyebut gerabah Bayat. yang tercatat, sebanyak 95.622 wisatawan
Secara teknik pembuatan gerabah, asing dan 1.577.892 wisatawan domestik, telah
ada yang khas dari Gerabah Desa Melikan. mengunjungi Kabupaten Klaten. Tujuan wisata
Bila kebanyakan pengrajin membuat gerabah Desa Jimbung, Desa Krakitan, Desa Paseban
dengan teknik alat putardatar, maka perajin di dan Desa Melikan memduduki urutan ketiga
Desa Melikan menggunakan teknik alat putar tujuan wisata yang paling banyak dikunjungi.
miring (pelarik). Alat yang digunakan untuk Desa Melikan sendiri, tercatat pada setiap
membuat gerabah berputar secara miring, yang showroom gerabah, setiap harinya dikunjungi
menempatkan posisi lempengan sebagai alat 20-30 pengunjung untuk membeli produk
putar condong ke depan. Teknik ini konon satu- gerabah, dan minimal sekali dalam seminggu,
satunya di dunia dan merupakan warisan dari ada wisatawan yang langsung datang ke rumah
Sunan Bayat, untuk memudahkan perajin kaum pengrajin untuk belajar tentang gerabah.
perempuan di dalam membuat gerabah. Rata- Wisatawan yang ingin lebih mengerti
rata pada masa itu, kaum perempuan banyak tentang proses pembuatan gerabah dan
yang memakai kain jarik batik, sehingga ingin belajar secara langsung, diajak untuk
kesulitan ketika menggunakan alat putar pada melihat dan membuat kerajinan gerabah
umumnya. Hingga sekarang, tradisi membuat secara langsung di w orkshop-workshop
gerabah dengan memakai kain jarik batik, rumahan milik warga sekitar Desa Melikan.
beberapa masih bisa ditemui. Berawal dari hal tersebut, diperlukan sebuah
Melihat sejarah dan potensi Desa desain atau ide perancangan semacam tempat
Melikan, Pemkab Klaten menetapkan Desa tinggal atau bangunan yang mewadahi kebutuhan
Melikan sebagai desa wisata pada tahun wisatawan untuk mengetahui dan memahami
2005. Tindak lanjutnya, pemkab Klaten juga perihal produk gerabah di desa Melikan secara
mempromosikan potensi tentang Desa Melikan. lebih dekat. Selanjutnya, Perancangan Interior
Pemerintah kabupaten Klaten mengenalkan Griya Gerabah Melikan, merupakan salah
potensi wisata yang dimiliki dengan meresmikan satu alternatif untuk menjawab kebutuhan
paket desa wisata pada tanggal 14 maret 2005. tersebut, dengan beberapa fasilitas penunjang
Daerah yang termasuk di dalam paket desa di dalamnya. Galeri dan café sebagai wadah
wisata ada 4 desa yaitu, desa Jimbung, desa untuk menampilkan hasil produk kerajinan
Krakitan, desa Paseban, dan desa Melikan. gerabah warga Melikan kepada wisatawan.
Tiap-tiap desa memiliki potensi wisata dan Tempat penginapan untuk wisatawan yang
keunikan sendiri-sendiri, desa Jimbung dengan ingin menginap dan beristirahat. Fasilitas
objek Bulus Jimbungnya, desa Krakitan dengan restoran sebagai sarana berkumpul dan
warung apungnya, desa Paseban dengan ziarah menikmati kuliner khas daerah setempat.
kemakam Sunan Bayat serta kerajinan batik Ruang audiovisual, sebagai ruang penunjang
tulisnya, serta desa Melikan dengan kerajinan edukatif yang memberikan sajian informasi
gerabahnya yang khas. dan pengetahuan tentang desa Melikan dengan
Sektor kepariwisataan Klaten merupakan hasil kerajinannya. Ruang meeting sebagai
fasilitas pelengkap untuk wisatawan yang ingin agar nantinya pengguna merasa aman dan
mengadakan rapat dan koordinasi. nyaman. Secara umum tolak ukur perancangan
Perancangan nantinya harus mampu mewakili desain interior adalah menciptakan sarana
image Desa Melikan sebagai desa penghasil untuk kepentingan manusia, sehingga ada
kerajinan gerabah. Menampilkan suasana yang beberapa unsur yang harus diperhatikan
serasi dan sesuai dengan nuansa pedesaan. yaitu: aktifitas,kapasitas, dan anthropometri
Nuansa rustic atau pedusunan dirasa tepat yang erat kaitannya dengan kondisi sosial
dengan menampilkan konsep suasana yang budaya calon penggunanya. Desain yang baik
sederhana dan apa adanya (unfinished) dengan adalah desain yang memenuhi persyaratan:
memakai dan menonjolkan material-material teknis, estetis, dan norma desain. Oleh karena
lingkungan desa sekitar. Selanjutnya, sebuah itu perancangan desain Griya Gerabah ini
perancangan ini mengambil judul “Perancangan perlu mempertimbangkan faktor keamanan,
Interior Griya Gerabah Melikan Bayat”sangat keselamatan, kenyamanan dan kesenangan
layak diangkat sebagai sarana wisata alternatif bagi penghuninya. Dijelaskan lebih lanjut pada
di wilayah kabupaten Klaten. peracangan interior agar dapat menunjang
fungsi praktis faktor ergonomi perlu menjadi
PEMBAHASAN pertimbangan dalam pemecahan desain.
Adapun beberapa pendekatan desain yang
1. Metode Desain. digunakan adalah
layout perabot pada masing-masing fasilitas menonjolkan material lokal Desa Melikan. Bahan
direncanakan, agar semua bentuk aktifitas di material tanah liat sebagai bahan dasar gerabah
dalamnya sesuai dengan tujuan dan fungsinya. mudah ditemui, sehingga banyak digunakan di
Desain furniture pada setiap masing-masing dalam material perancangan. Bambu dan kayu-
fasilitas berbeda. Desain furniture disesuaikan kayu sisa dari pohon hasil kebun di sekitar desa
dengan standart, sesuai dengan ukuran tubuh Melikan juga dimanfaatkan. Material-material
pengguna. Semua terkait rasa aman dan nyaman tersebut kemudian diaplikasikan sebagai unsur
yang ditimbulkan terhadap pengguna. pembentuk ruang, unsur pengisi ruang maupun
unsur estetis.
c. Pendekatan Tema / Gaya
Gaya Desain Interior rustic diambil 3. Ide Perancangan
sebagai tema untuk perancangan interior Griya Konsep ide perancangan mengambil
Gerabah Melikan. Rustic adalah sebuah konsep ide dari konsep alami desa gerabah yang
yang memanfaatkan sumber daya alam seperti digabungkan dengan implementasi bentuk
batu dan kayu daur ulang atau direklamasi, kerajinan gerabah dan motif kain batik
dirancang untuk berbaur dengan lingkungan Babon Angrem, kemudian ditransformasikan
terdekat. (Kylloe, Ralph, The Rustic Home dan divisualisasikan secara nyata melalui
2006) Dalam penggunaaan material, konsep pembentukan elemen pembentuk ruang, elemen
desain ini sering tidak melakukan proses pengisi ruang dan elemen estetis ruang yang
penyelesaian akhir, sehingga kesan kasar lebih bergaya rustic.
sering muncul.
Ciri-ciri interior bergaya Rustic
beberapa hal diantaranya yaitu:
a. Dindingnya tidak di finishing sempurna,
contohnya : dinding bata ekspos non cat/
vernish, dinding yang hanya diplester
semen non cat, atau dinding bata ekspos
tanpa plester semen yang dicat
Gambar 2. Gambar gerabah.
b. Penggunaan warna-warna natural. Gaya
rustic umumnya menggunakan warna-
warna yang natural, seperti krem, putih,
coklat tanah, dan abu-abu.
c. Furniture yang digunakan berkesan tua.
Interior rustic lebih cocok menggunakan
furnitur yang terkesan tua, misalnya kursi
kayu/ lemari kayu yang tanpa finishing
ulang.
d. Minim finishing. Gaya rustic memang
minim finishing, sehingga terkesan tua,
tradisional, dan hangat.
Gambar 3. Gambar motif batik Babon Angrem.
Unsur pembentuk ruang pada Griya
Gerabah mengaplikasikan material alami yang Bentuk gerabah dan motif batik Babon
Angrem yang sering dijumpai di Klaten, jadi dari material tanah liat yang merupakan
menjadi batasan ide dalam perancangan interior bahan dasar gerabah bebas diaplikasikan
Griya Gerabah Melikan, kemudian kekayaan sebagai unsur pembentuk ruang dan elemen
dan kearifan lokal desa Melikan diolah guna dekoratif. Penggunaan material yang unfinished
mendapatkan ide desain yang kreatif supaya dan dipadu dengan pemilihan warna yang tanah
dapat diimplementasikan ke dalam perancangan yang netral menciptakan dan menguatkan kesan
interior Griya Gerabah Melikan. apa adanya, jujur dan natural.
Pada dasarnya untuk memunculkan Rustic adalah sebuah konsep yang
seluruh aspek desain, khususnya untuk fungsi memanfaatkan sumber daya alam seperti
estetis dipilih dalam rangka mendukung batu dan kayu daur ulang atau direklamasi,
penciptaan suasana. Ide perancangan yang dirancang untuk berbaur dengan lingkungan
mengambil unsur ciri khas desa Bayat ini dalam terdekat (Kylloe, Ralph, The Rustic Home
mengekspresikan visualisasi nyata bentuk yang 2006) Dalam penggunaaan material, konsep
digunakan untuk pemecahan desain interior desain ini sering tidak melakukan proses
Griya Gerabah Melikan yang khususnya pada penyelesaian akhir, sehingga kesan kasar lebih
aspek unsur pembentuk ruang, unsur pegisi sering muncul. Gaya rustic merupakan sebuah
ruang dan pengkondisisan ruang. gaya di dalam perancangan interior yang
menitikberatkan pada kesan alami, kesan tua
4. Penciptaan Tema. dan dari segi material gaya ini tidak mengalami
Unsur pembentuk ruang terdiri dari proses finishing atau dihaluskan.
lantai, dinding dan ceiling. Lantai, yang
merupakan bagian dasar sebuah ruang,
memiliki peran penting untuk memperkuat
eksistensi objek yang berada di dalam ruang.
Dinding, merupakan bagian dari bangunan
yang dipasang secara vertikal dengan fungsi
sebagai pemisah antar ruang. Kemudian ceiling
atau langit-langit merupakan bidang di atas
sebagai pelindung atau penutup yang sekaligus
sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang
ada di bawahnya. Unsur pengisi ruang yang Gambar 4. Interior bernuansa rustic.
berupa jenis perabot atau furniture, digunakan
untuk mewadahi segala aktifitas di dalam ruang
dan juga sebagai sarana untuk menciptakan
suasana.
Perencanaan Griya Gerabah Melikan
Bayat di Klaten ingin menampilkan desain
interior yang berkarakater melalui tema rustic
yang natural, apaadanya, dan tanpa finishing
untuk menguatkan citra gerabah sebagai
produk kerajinan warisan Desa Melikan dengan
memanfaatkan sumber daya alam /material lokal
desa Melikan. Eksplorasi produk-produk hasil Gambar5. Skema elemen pembentuk ruang.
Gerabah Melikan.
6. Hasil Desain.
a) Lobby
galeri dan cafe, banyak menggunakan produk digunakan pada ceilling menggunakan material
kerajinan gerabah, agar timbul kesatuan antara accoustical board. Unsur pengisi ruang, yakni
tema dengan fungsi ruang. furniture, material menggunakan kayu jati yang
d) Ruang Audiovisual difinishing fancy untuk mendukung tema.
e) Ruang Meeting.
KESIMPULAN
Perancangan Griya Gerabah Melikan
Bayat merupakan perancangan sebuah
bangunan atau fasilitas untuk memperkuat
konsep desa Melikan di Bayat Klaten, sebagai
desa wisata kerajinan gerabah. Fasilitas yang
mempunyai cita-cita untuk menjaga tradisi
warisan leluhur di dalam membuat kerajinan
gerabah, yang diajarkan kepada penduduk
desa oleh Sunan Bayat, ratusan tahun silam.
Khususnya pembuatan gerabah dengan teknik
putaran miring. Hingga sekarang, sebanyak
Gambar 30: Desain furniture Griya Inap
kurang lebih 250 kepala keluarga masih
menggantungkan hidupnya pada industri
kerajinan gerabah.
Perancangan Griya Gerabah Melikan
Bayat ini bertujuan, agar kerajinan gerabah
di Bayat dengan putaran miringnya, mampu