Anda di halaman 1dari 9

SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2017

ISBN : 978-602-6428-12-7

Perancangan Identitas Visual Desa Wisata Guliang Kangin, Taman


Bali, Bangli

Made Arini Hanindharputri1, A.A. Sagung Intan Pradnyanita2


1
Program Studi Desain Komunikasi Visual Sekolah Tinggi Desain Bali; 2Program Studi Desain Komunikasi Visual
Sekolah Tinggi Desain Bali
Email: 1arini.hanindhar@std-bali.ac.id; 2agungintan@std-bali.ac.id

ABSTRACT
The tourist village of Guliang Kangin is one of the tourist villages that have high potential from the beautiful
environment and tourism facilities such as Village Trekking, home stay, Pancoran Solas and Bali Rural Commune
that invites tourists to participate in life in Bali. However, behind this potential, this village doesn’t have yet a good
promotional identity to maximize their promotion. Therefore, community service program is held to create a visual
identity for this village to maintain consistency in its application in various media, because if they have consistent
media, they can improve the image of this village in the society or the tourists. The methods used are observation,
SWOT (strength, weakness, opportunity and threat) analysis, and media strategy and the action. Media created is
the media required by the village which are banners, roll banners, and signage. The media is placed in certain
areas such as at Bendesa office, bale banjar, Pancoran Solas, and Bali Rural Commune.

Keywords: Visual Identity, Tourism Village, Guliang Kangin Village

ABSTRAK
Desa wisata Guliang Kangin merupakan salah satu desa wisata yang memiliki potensi desa yang tinggi
dari lingkungan yang asri dan fasilitas wisata seperti Village Trekking, homestay, Pancoran Solas dan Bali Rural
Commune yang mengajak wisatawan untuk ikut berpartisipasi dalam kehidupan di Bali. Namun, dibalik potensi
tersebut, desa wisata Guliang Kangin belum memiliki identitas promosi yang jelas untuk memaksimalkan kegiatan
berpromosinya. Untuk itu, diadakanlah kegiatan pengabdian masyarakat untuk membuat identitas visual bagi
desa wisata Guliang Kangin untuk menjaga konsistensi dalam penerapannya pada berbagai media visual,
karena dengan penerapannya yang konsisten maka dapat meningkatkan image Desa Guliang Kangin di
masyarakat ataupun wisatawan. Metode yang dilakukan adalah observasi, analisa kekuatan, kekurangan,
peluang dan ancaman, penentuan strategi media dan pelaksanaan pengabdian masyarakat. Media yang dibuat
merupakan media yang dibutuhkan oleh desa yaitu spanduk, roll banner, dan signage, media tersebut diletakkan
di areal tertentu seperti kantor Bendesa, bale banjar, Pancoran Solas, dan Bali Rural Commune.

Kata kunci: Identitas Visual, Desa Wisata, Desa Guliang Kangin

1. Pendahuluan

Perkembangan pariwisata di Bali yang sangat pesat menyebabkan setiap daerah berlomba-
lomba untuk menciptakan areal wisata untuk menarik wisatawan lokal maupun mancanegara. Tidak
hanya di daerah perkotaan dengan segala hiburan yang dimiliki, areal wisata juga mencakup ke desa
karena lingkungannya yang asri, sehingga banyak daerah yang dikenal dengan Desa Wisata. Desa
wisata merupakan kelompok swadaya dan swakarsa dari masyarakat yang memiliki aktivitas sosial
yang bersifat pariwisata. Dimana setiap aktivitas yang dikembangkan bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman kepariwisataan dari masyarakat desa, mewadahi peran dan partisipasi di wilayahnya,
meningkatkan nilai kepariwisataan serta memberdayakannya bagi kesejahteraan masyarakat.
Menurut Dinas Pariwisata Daerah Kabupaten Gianyar, desa wisata berfungsi untuk memberikan
kesadaran bagi masyarakat yang tinggal di desa tersebut akan adanya potensi wisata dan terciptanya
Sapta Pesona di lingkungan desa tersebut. Selain itu desa wisata dapat menjadi perwujudan dan
pengembangan kepariwisataan daerah yang dapat dikembangkan baik dari pemerintah daerah
maupun pemerintah provinsi (http://diparda.gianyarkab.go.id).

Desa Guliang Kangin yang terletak di Kabupaten Bangli, merupakan desa wisata yang baru
berkembang sejak tahun 2014. Berdasarkan penuturan Bendesa Adat Guliang Kangin, Ngakan Putu
Suarsa, sejak dibentuknya desa wisata, Desa Guliang Kangin mulai dilirik oleh wisatawan. Sebagai
kawasan desa wisata, Guliang Kangin tentunya memiliki potensi desa yang mampu menjadi daya

SENADIMAS 1
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2017
ISBN : 978-602-6428-12-7

tarik, seperti hamparan sawah dan ladang sebagai sumber penghidupan masyarakat, adanya sumber
daya manusia yang cukup mampu untuk mengelola sumber daya alam dan sumber daya potensi
lainnya, memiliki tempat-tempat tradisional yang terkait dengan sejarah Bali, utamanya terkait dengan
kerajaan Gelgel dan Kerajaan Bangli, Tamanbali dan Nyalian, memiliki mata air dengan debit air yang
cukup besar siap disajikan sumber penghidupan, tersedianya home stay bagi wisatawan yang ingin
menginap, dan ada pancoran yang bernama Pancoran Solas. Wisatawan yang berkunjung ke Desa
Guliang Kangin dapat menikmati Village Trekking, yaitu berkeliling kampung melalui sawah dan
ladang penduduk dan melihat aktivitas masyarakat desa, bahkan dapat ikut berpartisipasi dalam
ativitas tersebut dalam Bali Rural Commune.

Desa Guliang Kangin telah meraih Desa Wisata Award 2017 dengan Kategori Silver
(http://bali-travelnews.com/2017/06/10). Dengan adanya award tersebut, Desa Guliang Kangin terus
berbenah untuk mengembangkan potensi yang ada sebagai desa wisata. Sebagai desa wisata,
Guliang Kangin baru memiliki website sebagai media komunikasi interaktif, namun dalam
pengembangan desa wisata tersebut diperlukan adanya suatu identitas visual yang lebih kompleks
untuk menunjang desa wisata Guliang Kangin. Dengan adanya identitas visual Desa Guliang Kangin,
diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan, yang secara tidak langsung dapat
memberikan peluang yang baik bagi warga setempat dan dapat meningkatkan infrastruktur di Desa
Guliang Kangin.

Menurut Dinas Pariwisata Daerah Gianyar (2015), adapun kriteria pengembangan desa wisata
adalah adanya 4A + C1 yaitu : (1) Memiliki Attraction/ atraksi wisata unggulan; (2) Memiliki
Amenities/fasilitas; (3) Memiliki Aksesibilitas/Sarana-Prasarana yang memadai; (4) Memiliki
Ancilliries/Akomodasi wisata pendukung; (5) Memiliki Community Involvement/Keterlibatan
Masyarakat. Bila dilihat dari potensi yang ada, kriteria tersebut sudah hampir terpenuhi dalam
pengembangan desa wisata Guliang Kangin, namun kurang dalam perencanaan fasilitas yang
memiliki identitas untuk menunjang promosi desa wisata Guliang Kangin.

Dalam ruang lingkup promosi, identitas visual merupakan suatu cara atau suatu hal yang
bertujuan untuk memperkenalkan suatu perusahaan yang diciptakan melalui rancangan khusus
mengenai perusahaan tersebut, yang memiliki wujud sehingga dapat mengingatkan khalayak
mengenai perusahaan tersebut (Jefkins, 1995: 296). Dalam hal ini, identitas visual berkaitan
penanaman citra atau image di mata masyarakat dan wisatawan mengenai Desa Guliang Kangin.
Simbolisasi visual yang mampu menjadi ciri khas yang dapat membedakan Desa Guliang Kangin
dengan desa wisata lainnya, baik itu identitas yang berasal dari sejarah desa, potensi yang dimiliki,
visi misi, ataupun program yang dimiliki Desa Guliang Kangin.

Sistem identitas visual merupakan pedoman yang digunakan dalam menerapkan elemen
visual dalam suatu perancangan, sehingga dapat menjaga konsistensi dalam memvisualkan citra
perusahaan. Identitas visual umumnya mencakup : logo, warna, tipografi (huruf), layout, elemen
estetis (Rustan, 2009 : 90). Menurut Suprapto dalam Marwansyah (2016 : 772) Identitas visual adalah
sebuah simbolisasi yang mengandung unsur pembeda yang dimiliki oleh sebuah perusahaan atau
organisasi. Identitas visual bertujuan untuk menyeragamkan penampilan visik dari suatu perusahaan,
yang juga berfungsi untuk memberikan efek repetisi (pengulangan) sehingga lebih mudah dalam
menanamkan image perusahaan tersebut di benak khalayak. Repetisi identitas visual memiliki peran
untuk menayangkan ciri khas pada semua media, baik itu penunjang fasilitas ataupun media promosi
(Jefkins, 1995 : 297). Sebagai desa wisata yang masih tergolong baru, Desa Guliang Kangin belum
memiliki identitas visual dan penerapannya dalam media-media komunikasi visual. Desa Guliang
Kangin baru memiliki logo sebagai identitas visual, sehingga dirasa belum memadai sebagai
penunjang dalam program desa wisata yang dapat menonjolkan kelebihan dari potensi yang dimiliki
desa terebut secara visual. Perancangan identitas visual penting dibuat untuk menjaga konsistensi
dalam penerapannya pada berbagai media komunikasi visual, karena dengan penerapannya yang

SENADIMAS 2
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2017
ISBN : 978-602-6428-12-7

konsisten maka dapat meningkatkan image Desa Guliang di masyarakat ataupun wisatawan.
Berdasarkan fakta dan permasalahan tersebut, maka diperlukan perancangan identitas visual dan
implementasinya yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

2. Metode

Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini diawali dengan
dilakukannya diskusi, evaluasi dan analisis situasi antara peserta pengabdian masyarakat dengan
prajuru desa adat Guliang Kangin untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi, khususnya tentang
perancangan identitas visual dan promosi desa Guliang Kangin. Setelah menganalisis permasalahan,
kemudian dilakukan analisis potensi desa. Selanjutnya dilakukan analisis SWOT (menentukan
strength/kekuatan, weakness/kelemahan, opportunity/peluang dan threat/ancaman) terhadap desa
wisata untuk melihat potensi desa. Setelah itu dibuatkan strategi media, , dan terbentuknya luaran
berupa corporate identity dalam bentuk media berupa X-Banner, spanduk, dan signage. Berikut
prosedur kerja yang dilaksanakan.

Gambar 1. Tahapan Prosedur Kerja Program pengabdian Masyarakat Desa Wisata Guliang Kangin

3. Hasil dan Pembahasan

Adapun hasil diskusi dan evaluasi dengan prajuru Desa yaitu bapak Ngakan Putu Suarsana,
SH., selaku Bendesa, bapak Jro Mangku Pukel selaku Petajuh, bapak I Ketut Karmayasa SELAKU
Penyarikan (Sekretaris) dan bapak Dewa Nyoman Oka Selamet, selaku Juru Raksa (Bendahara)
desa adat Guliang Kangin, adalah sebagai berikut:

1. Desa Adat Guliang Kangin memiliki potensi desa yang baik sebagai desa wisata, seperti Desa
ini memiliki hamparan sawah dan ladang yang menjadi sumber penghidupan masyarakat
desa tersebut, serta memiliki mata air yang cukup besar. Jumlah penduduknya sebanyak 950
jiwa yang siap mengelola seluruh potensi lahan untuk sektor pertanian. Selain itu masyarakat
desa mendukung kegiatan pariwisata yang ada di dalam desa wisata. Desa ini memiliki
tempat tradisional dan terkait dengan sejarah Bali, khususnya mengenai kerajaan Gelgel dan
Kerajaan Bangli, Taman bali dan Nyalian. Desai ini juga memiliki tempat wisata seperti jalur
trekking, cycling, homestay dan menyediakan pengalaman wisata agar wisatawan merasa
menjadi bagian dari desa tersebut. Pengalaman wisata ini disajikan dalam bentuk adaptasi
gaya hidup, cultural exchange programme, kuliner dan upacara melukat yang dapat menjadi
daya tarik wisata spiritual.

2. Desa ini mendapatkan penghargaan Silver dalam Desa Wisata Award 2017 yang berarti desa
ini layak untuk diperhitungkan untuk menjadi khasanah budaya Bali yang bisa mendunia.

3. Untuk media promosi, desa wisata Guliang Kangin sudah memiliki website yaitu
www.guliangkangin.or.id yang dikelola langsung oleh prajuru desa dan memiliki akun media
sosial di facebook. Namun, desa wisata ini belum memiliki desain identitas visual yang dapat
membantu memudahkan wisatawan menemukan desa tersebut.

SENADIMAS 3
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2017
ISBN : 978-602-6428-12-7

4. Hal yang menjadi keinginan dari prajuru desa adat Guliang Kangin adalah:

a. Logo tidak berubah. Desain identitas visual agar sederhana dan memiliki keselarasan
dari website yang sudah dimiliki oleh desa wisata Guliang Kangin.

b. Diperlukan media yang bisa menunjukkan arah, menyambut kedatangan wisatawan


dan tanda untuk menjaga kebersihan.

Peluang dan Tantangan

(a) Peluang

Beberapa peluang dari desa wisata Guliang Kangin adalah sebagai berikut:

1. Wisatawan yang mengunjungi provinsi Bali banyak yang menginginkan wisata dengan
suasana yang asri dan spiritual untuk memulihkan diri dari sibuknya beraktivitas.

2. Memungkinkan dibuatnya pengembangan identitas visual dan media promosi yang lebih
luas sehingga promosi desa wisata lebih efektif dan komunikatif.

(b) Tantangan

Internal

1. Identitas visual sebagai alat pembeda dengan desa lain belum ada.

2. Belum memiliki struktur kelompok usaha yang tersusun. Masih mengandalkan struktur
prajuru desa.

Eksternal

1. Ada desa wisata di Bali yang memiliki nama yang lebih terkenal di mata wisatawan.

2. Relasi dengan beberapa instansi belum dilakukan secara maksimal, dimana banyak agen
travel yang bisa dimanfaatkan untuk promosi dan membawa wisatawan datang ke desa
wisata Guliang Kangin.

Strategi Media

Strategi dan program media dilakukan untuk memenuhi kebutuhan mitra yaitu permintaan dari
prajuru desa adat Guliang Kangin. Identitas visual dibuat disesuaikan dengan identitas awal yang
sudah dibuat oleh prajuru desa dan dikembangkan sesuai dengan ciri khas yang diinginkan. Oleh
karena itu, dibuatkanlah identitas visual dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Ilustrasi

Ilustrasi yang ditampilkan menggunakan logo utama dari desa wisata Guliang Kangin. Hal ini
digunakan agar semua media memiliki kesatuan. Selain itu terdapat pula ikon yang sesuai
dengan informasi pada media. Menurut Yongki Safanayong dalam buku Desain Komunikasi
Visual Terpadu (2006:46), ikon merupakan tanda-tanda visual yang dapat berupa gambar,
foto ilustrasi dan film.

2. Warna

SENADIMAS 4
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2017
ISBN : 978-602-6428-12-7

Warna yang ditampilkan adalah perpaduan warna identitas Bali, yaitu warna Merah, Hitam
dan Putih. Warna ini mengikuti konsep warna Tri Kona, dimana warna ini memiliki filosofi
terhadap adanya kelahiran, kehidupan dan kematian bagi masyarakat Bali (Asthararianty.
2016:27). Warna ini juga memiliki arti lain yaitu warna merah identik dengan positif dan
enerjik, warna putih identik dengan kedamaian dan kebenaran dan warna hitam yang identik
dengan kebijaksanaan dan spiritual (Sanyoto, 2009 : 47-50).

3. Tipografi

Tipografi adalah ilmu yang mempelajari tentang huruf. Huruf yang digunakan menggunakan
huruf berjenis sans serif yang mudah dibaca. Menurut Rustan dalam Pradnyanita (2016 : 38),
Sans Serif merupakan huruf tanpa serif atau tidak memiliki kait, huruf ini sifatnya kurang
formal, sederhana dan mudah dibaca.

4. Teks

Teks berisi tentang informasi yang dibutuhkan bagi desa wisata Guliang Kangin secara
singkat.

Tabel 1. Tabel Strategi dan Program Media


Waktu Tempat Informasi
X-Banner
Roll Banner dipasang Diletakkan di depan kantor Informasi yang ditampilkan adalah
pada saat prajuru desa ucapan Selamat Datang kepada
pengabdian wisatawan
masyarakat.
Spanduk
Spanduk dipasang 1. Spanduk Selamat Datang 1. Spanduk Selamat Datang kepada
saat pengabdian diletakkan di balai banjar wisatawan
masyarakat desa adat Guliang 2. Spanduk Dilarang Buang Sampah
Kangin dan Bali Rural disini
Commune 3. Spanduk Dilarang Masuk kecuali
2. Spanduk Dilarang Buang Pinandita, Pengayah, Nunas Tirtha
Sampah diletakkan di areal 4. Spanduk Selamat datang di
Pancoran Solas dan Bali Pancoran Solas
Rural Commune 5. Spanduk dilarang buang sampah di
3. Spanduk Dilarang Masuk sungai
diletakkan di areal Pancoran
Solas
4. Spanduk Selamat datang
diletakkan di areal
Pancoran Solas
5. Spanduk dilarang buang
sampah di sungai
diletakkan di Pancoran
Solas dan Bali
Rural Commune
Signage
Signage dipasang 1. Tanda Panah diletakkan di 1. Tanda panah berisi logo Desa
pada saat beberapa areal yang Wisata Guliang Kangin
Pengabdian strategis 2. Tanda ruang ganti berisi informasi
Masyarakat 2. Ruang Ganti Laki-laki dan ruang ganti untuk laki-laki dan

SENADIMAS 5
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2017
ISBN : 978-602-6428-12-7

Perempuan diletakkan di perempuan yang dibuat terpisah


depan ruang ganti di 3. Tanda kamar mandi berisi
Pancoran Solas dan Bali informasi kamar mandi untuk laki-
Rural Commune laki dan perempuan yang dibuat
3. Kamar Mandi Laki-laki dan terpisah
Perempuan di depan kamar 4. Tanda berisi informasi jagalah
mandi di Pancoran Solas kebersihan
dan Bali Rural Commune
4. Tanda Jagalah
Kebersihan diletakkan di
dekat tempat sampah di
Pancoran Solas
dan Bali Rural Commune

Luaran
Adapun media identitas visual yang dibuat adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Tabel Media yang diwujudkan


NO NAMA JUMLAH UKURAN PERWUJUDAN
MEDIA
2 Spanduk 2 2X1m
Selamat
Datang di
pancoran
Solas dan
Desa
Guliang
Kangin
2 Roll 1 160 x 60
Banner cm

3 Spanduk 5 2 m x 50
Dilarang cm
Buang
Sampah
disini
4 Signage 5 29,7x21
tanda cm
panah

SENADIMAS 6
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2017
ISBN : 978-602-6428-12-7

5 Signage 6 42x29,7
Jagalah cm dan
Kebersihan 29,7x21
cm

6 Signage 4 29,7x21
Ruang cm
Ganti Laki-
laki dan
Perempuan

7 Signage 4 29,7x21
Kamar cm
Mandi Laki-
laki dan
Perempuan

8 Spanduk 1 2X1m
Dilarang
Masuk

Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini diadakan mulai 4 September 2017 sampai pada 24
September 2017. Adapun time schedule dari kegiatan Pengabdian Masyarakat di desa wisata Guliang
Kangin adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Tabel Time Schedule
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
4-Sep-17 5-Sep-17 6-Sep-17 7-Sep-17 8-Sep-17 9-Sep-17 10-Sep-17
Mengumpulk Analisa
Mengumpulk Mengumpul Mengumpul
an data dari SWOT dan Strategi
an data & kan data & kan data & Desain
prajuru Desa potensi media
foto-foto foto-foto foto-foto
dan foto-foto desa
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
16-Sep-
11-Sep-17 12-Sep-17 13-Sep-17 14-Sep-17 15-Sep-17 17 17-Sep-17
Membawa
Desain & Desain & Desain & Desain & hasil Revisi
Revisi desain
Revisi Revisi Revisi Revisi desain ke desain
desa
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
23-Sep-
18-Sep-17 19-Sep-17 20-Sep-17 21-Sep-17 22-Sep-17 17 24-Sep-17
Memasang
semua
Cetak Cetak Cetak Cetak Cetak Cetak desain
bersama di
Desa Guliang

SENADIMAS 7
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2017
ISBN : 978-602-6428-12-7

Kangin

Dokumentasi Kegiatan

Gambar 1. Foto Dokumentasi Kegiatan Pengabdian Masyarakat

5. Simpulan

Desa Guliang Kangin merupakan desa wisata yang memiliki potensi desa yang tinggi, hanya
saja kurang memiliki identitas visual yang mempu memberikan informasi untuk wisatawan yang
berkunjung ke desa tersebut. Perancangan identitas visual untuk desa Guliang Kangin dilakukan
dengan metode observasi, analisa kekuatan, kekurangan, peluang dan ancaman, penentuan strategi
media dan pelaksanaan pengabdian masyarakat yang melibatkan mahasiswa Desain Grafis dan
mahasiswa STD Bali. Media yang dibuat merupakan media yang dibutuhkan oleh desa yaitu spanduk,
roll banner, dan signage, media tersebut diletakkan di areal tertentu seperti kantor Bendesa, bale
banjar, Pancoran Solas, dan Bali Rural Commune. Unsur-unsur dalam identitas visual yang dirancang
menggunakan warna Bali yaitu merah, putih, hitam, yang diambil dari filosofi Tri Kona yaitu adanya
kelahiran, kehidupan dan kematian bagi masyarakat Bali.

Daftar Rujukan
Asthararianty. 2016. Mengungkap Nilai-nilai Simbolis di Balik Warna Tradisional Bali Nawa Sanggha
melalui Rancangan Desain Buku. Jurnal Nirmana. Vol 16 No 1, Januari 2016.
Bali-travelnews. 2017. http://bali-travelnews.com/2017/06/10/raih-desa-wisata-award-guliang-kangin-
terus-berbenah, diakses pada 1 Oktober 2017
Desa Wisata Guliang Kangin - Bangli. 2015. http://www.guliangkangin.or.id/, diakses 30 September 2017.

SENADIMAS 8
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 2017
ISBN : 978-602-6428-12-7

Gianyar. Tourism. 2015. Pengembangan Desa Wisata.


http://diparda.gianyarkab.go.id/index.php/en/news/item/304-pengembangan-desa-wisata
diakses pada 3 Oktober 2017
Jefkins, Frank. 1995. Periklanan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Marwansyah, Annisa Nurrohmani. 2016, Perancangan Identitas Visual Dan Promosi Desa Wisata
Batik Jarum, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. e-Proceeding of Art & Design : Vol.3, No.3
December 2016, dalam https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id, diakses 4 Oktober 2017.
Pradnyanita, A. A. Sagung Intan. 2016, Peran Tipografi Dalam Desain Komunikasi Visual. Jurnal New
Media Volume 7 Nomor 2, September 2016, dalam http://www.std-bali.ac.id/jurnal/JURNAL-
NEWMEDIA-VOL7-NO2%20.pdf, diakses pada 4 Oktober 2017.
Rustan, Surianto. 2009. Mendesain Logo. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Safanayong, Yongki. 2006. Desain Komunikasi Visual Terpadu. Jakarta : Arte Intermedia.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2009. Nirmana Elemen-elemen Seni dan Desain. Yogyakarta : Jalasutra

SENADIMAS 9

Anda mungkin juga menyukai