Anda di halaman 1dari 25

QUR’ANIC MENTAL HEALTH CARE PASCA PANDEMI

COVID-19 DI ERA SOCIETY 5.0

Diusulkan oleh:
Diaz Ataya Larsen Wijaya (12009011)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK


KOTA PONTIANAK
2022

i
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH AL-QUR’AN FQ 2022
TINGKAT NASIONAL

1. Judul : QUR’ANIC MENTAL HEALTH CARE


PASCA PANDEMI COVID-19 DI ERA SOCIETY 5.0
2. Ketua
a. Nama lengkap :  Diaz Ataya Larsen Wijaya
b. NIM : 12009011
c. Jurusan/ Fakultas : Ilmu Al-Qur’an Tafsir/ Fakultas Ushuluddin Adab
dan Dakwah
d. Perguruan Tinggi : IAIN Pontianak
e. Alamat Rumah : Jl. H.R.A Rahman, No.22, Komp. Hasia Permai,
Kec. Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
f. No Wa : 083151438056
g. Email : diazataya158@gmail.com
3. Dosen Pembimbing
Nama Lengkap : Ica Fauziah Husnaini, M. Ag
NIP : 2023099501
No. Telepon : 082353016417
Email : icafauziah1@gmail.com
Alamat : RT/RW 3, Dusun Wonodadi, Desa Sungai Bulan,
Kec. Sungai Raya, Kab. Kubu Raya
Pontianak, 13 Mei 2022

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Ketua Tim


Ica Fauziah Husnaini, M. Ag Diaz Ataya Larsen W.

2023099501 12009011

Mengetahui,
Dekan Bidang Kemahasiswaan

Muhammad Edi Kurtanto, M.Ag


2005097302

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik, tersertifikasi dari Badan Siber dan Sandi
Negara (BSSN), sehingga tidak memerlukan tanda tangan manual dan cap basah

ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa ilmu
pengetahuan dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah al-Qur’an yang berjudul Qur’anic Mental Health Care Pasca Pandemi
Covid-19 di Era Society 5.0. Shalawat dan salam terlimpah curahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW yang menjadi teladan dan melalui wasilah-Nya
al-Qur’an turun sehingga menjadi inspirasi sepanjang zaman. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ica Fauziah Husnaini, M.Ag sebagai dosen
pembimbing karya tulis ilmiah al-Qur’an, kepada para dosen lainnya, kepada
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah dan kepada IAIN Pontianak yang menjadi
wadah perkuliahan penulis saat ini.
Karya tulis ilmiah ini berangkat dari permasalahan Covid-19 yang
dampaknya dirasakan seluruh lapisan masyarakat serta aktivitas yang banyak
memanfaatkan gadget sebagai media komunikasi, hiburan dan pembelajaran di
masa pandemi. Maka dari itu, penulis berusaha menjabarkan akibat-akibat Covid-
19 dalam sudut pandang kesehatan mental dan perawatan yang dapat dilakukan
secara mandiri ataupun dapat disosialisasikan melalui sosial media, lembaga
kesehatan dan pemerintah. Karena pada saat ini media komunikasi dan teknologi
dapat menjadi penyebaran informasi secara masif dan mudah dijangkau oleh
masyarakat.
Penulis menyadari kekurangan materi dalam karya tulis ini dan sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Karena dalam
penyusunannya masih memiliki celah dan penyusunan yang kurang baik.
Harapannya karya tulis ini dapat menjadi bahan literasi yang dapat dijadikan
rujukan serta dikembangkan lebih baik lagi oleh penulisan selanjutnya.

Pontianak, 17 Mei 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

QUR’ANIC MENTAL HEALTH CARE PASCA PANDEMI COVID-19 DI ERA


SOCIETY 5.0......................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
ABSTRAK........................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................2
TELAAH PUSTAKA.......................................................................................................3
METODE PENELITIAN................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A.Covid-19, Gadget dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental........................5
B. Perawatan Kesehatan Mental Perspektif Al-Qur’an............................................8
C. Mediasi Qur’anic Health Care di Era Society 5.0...............................................11
PENUTUP.......................................................................................................................15
Kesimpulan.................................................................................................................15
Saran...........................................................................................................................15
DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................................16

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Konten kesehatan dengan aspek religiusitas........................................13
Gambar 2. Konten perawatan kesehatan mental dengan aspek religiusitas...........14

iv
1

QUR’ANIC MENTAL HEALTH CARE


PASCA PANDEMI COVID-19 DI ERA SOCIETY 5.0

Diaz Ataya Larsen Wijaya


diazataya158@gmail.com  

Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah


Institut Agama Islam Negeri Pontianak

ABSTRAK
Al-Syifa’ adalah nama lain dari al-Qur’an yang berarti penyembuh. Pembahasan
di dalamnya tidak berbicara mengenai kajian ilmiah yang memiliki spekulasi dan
hipotesa, namun terkandung pembuktian dengan kebenaran ilmu pengetahuan
beserta tanda-tanda kebesaran Allah melalui ayat kauniyah-Nya agar manusia
yang diberi akal ingat dan memikirkan. Berangkat dari permasalahan pandemi
COVID-19 dan perawatan kesehatan masyarakat di Indonesia dari berbagai
aspek yang mempengaruhi kesehatan mental dan jasmani. Penulis menilai hal ini
akan berpengaruh pada kualitas hidup masyarakat di masa yang akan datang
bila di masa ini tidak diatasi dengan baik. Sedangkan, perkembangan teknologi
dari masa society 4.0 yang pesat hingga society 5.0 seharusnya menjadikan
teknologi dikendalikan oleh manusia, bukan sebaliknya. Dalam Surah Al-Isra’
[17] : 82 menyebutkan bahwa kitab ini sebagai syifa’ (penyembuh) bukan dawa’
(obat), artinya untuk sembuh dari sebuah penyakit tidak harus dengan obat,
karena memang terdapat penyakit yang membutuhkan perawatan seperti
kesehatan mental. Penulisan ini berusaha menunjukkan keajaiban bacaan al-
Qur’an yang berpengaruh pada kesehatan mental melalui bacaannya. Metode
yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan
analisis deskriptif melalui kajian pustaka dan berdasar pada kajian riset yang
sesuai dengan pokok bahasan materi. Hasil penulisan ini berusaha menunjukkan
pengaruh bacaan al-Qur’an dan nilai tauhid sebagai perawatan kesehatan,
keindahan irama dengan studi fonologi dan solusi aplikatif bagi masyarakat
dalam memperbaiki keadaan pasca COVID-19 di era society 5.0.

Kata kunci : Kesehatan mental, dampak COVID-19, bacaan al-Qur’an, society


5.0.
2

PENDAHULUAN

Munculnya virus baru di akhir tahun 2019 menjadi fenomena yang


menggemparkan dunia internasional. Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS)
adalah virus yang menyerang sistem pernafasan dan diidentifikasi bernama
coronavirus atau disingkat menjadi Covid-19. Kasus penyebaran virus yang
pertama kali disebut menyebar di Wuhan, China.1 Pada masa pandemi ini jarak
antar manusia sangat dibatasi dengan berbagai kebijakan pemerintah serta
protokol kesehatan, hal ini berpengaruh pada semua sektor baik pendidikan,
kesehatan, ekonomi dan interaksi sosial. Untuk memudahkan interaksi non-fisik
dan jarak jauh, teknologi dan gadget menjadi peran utama dalam aktivitas sehari-
hari, akibatnya penggunaan gadget yang berlebihan dapat berpengaruh pada
peningkatan risiko untuk terjadi berbagai dampak negatif.2
Terbukti dari fenomena masyarakat di Indonesia ketika setiap anak-anak
dan remaja yang diberi smartphone canggih untuk pembelajaran virtual dan
bermain game daripada harus bermain di luar karena khawatir terpapar virus,
orang tua yang harus bekerja di depan layar karena work from home (WFH) atau
terkena PHK yang juga berdampak pada tekanan mental. Hadirnya al-Qur’an
sejak 1400 tahun lalu talah menjadi sumber pengetahuan yang mengandung
banyak pelajaran menarik untuk dikaji. Peran membaca dan mendengar al-Qur’an
ternyata dapat memberikan stimulus pada kesehatan mental. Kampanye untuk
kembali kepada al-Qur’an beserta petunjuk-Nya adalah solusi perbaikan umat dan
menjadi alternatif utama pengisi waktu luang dalam kebijakan pemerintah dikala
karantina atau social distancing3 (jarak lingkungan sosial) bahkan pasca virus
Covid-19 usai, daripada menatap film di layar kaca, menggeser sosial media, dan
bermain game yang berlebihan sebagai media penghibur diri yang pada akhirnya
berdampak pada kesehatan.
1
Indra Jaya, “Penguatan Sistem Kesehatan dalam Pengendalian COVID-19” melalui berita
<http://p2p.kemkes.go.id/penguatan-sistem-kesehatan-dalam-pengendalian-covid-19/> 2021
diakses pada 13 Mei 2022, pukul 07:16 WIB.
2
Hidayatus Sya’diyah, dkk., “Upaya Mewujudkan Sehat Jiwa dalam Penggunaan Gadget Selama
Pandemi Covid-19 di SMA Hang Tuah Surabaya” dalam Jurnal Abdidas, Vol. 2, No. 5, 2021,
1205.
3
Arnaz Anggoro Saputro, dkk., “Analisis Dampak Covid-19 Terhadap Kesadaran Masyarakat
Dalam Penerapan Protokol Kesehatan” dalam Journal Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi,
Vol. 3, No. 2, 2020 ,83.
3

Adapun tujuan penulisan ini adalah mengetaui dan memaparkan dampak


yang terjadi saat Covid-194 dan penggunaan gadget5 terhadap kesehatan mental
masyarakat. Harapannya masyarakat dapat memahami dan memposisikan al-
Qur’an sebagai media interaksi spiritual dan perawatan kesehatan mental.
Penulisan ini berusaha memberikan manfaat berbentuk kajian literatur serta
sumbangan ide kreatif terhadap penanggulangan dampak kesehatan mental
memanfaatkan pelayanan berbasis teknologi.

TELAAH PUSTAKA
Dalam setiap perumusan tulisan terdapat teori yang menjadi landasan
sebagai penguat dan batas pembahasan kajian. Penulis menggunakan teori
religious experience milik William James6 dan teori kesehatan mental dalam
lingkup psikologis dengan memahami makna, pendekatan dalam penanganan,
serta kemampuan dasar dan peningkatan pencegahan kerusakan mental. 7
Dipadukan pemaknaan ayat al-Qur’an dengan metode maudhu’i (tematik).8
Dengan konsep religiusitas, kesehatan mental, dan teknologi society 5.0
sebagaimana pernah diteliti kajian terdahulu. Kajian pustaka sebagai literatur yang
relevan menunjukkan hal-hal yang menjadi penyebab gangguan kesehatan mental
dan usaha perawatannya secara psikologis. Penulis memposisikan kesehatan
mental masyarakat sebagai subjek penelitian dan merumuskannya dalam lingkup
permasalahan di masa Covid-19.
Solusi pada kajian terdahulu menunjukkan peran agama dalam kesehatan
mental yang mengandung nilai spiritual dan ibadah pada prakteknya dapat
berpengaruh pada ketenangan dan ketentraman jiwa seseorang. Menempatkan al-
Qur’an sebagai objek kajian yang menjadi bahasan utama perawatan kesehatan
mental adalah ide yang penulis tawarkan untuk solusi aplikatif yang dapat
dijadikan rujukan.

4
Purmansyah Ariadi, “Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam” dalam Syifa’MEDIKA, Vol. 3,
No. 2, 2013, 123.
5
Muhimmatul Hasanah, Pengaruh Gadget Pada Kesehatan Mental Anak dalam Indonesian
Journal of Islamic Early Childhood Education, Vol. 2, No. 2, 2017, 212.
6
Jalaluddin, Psikologi Agama : Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip
Psikologi. (Jakarta; Rajawali Press, 2001), 125.
7
Kartika Sari Dewi, Buku Ajar Kesehatan Mental. (Semarang; CV Lestari Mediakreatif, 2012),
11.
8
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (Tanggerang; Lentera Hati, 2015), 385.
4

METODE PENELITIAN
Penulis menggunakan metode analisis situasi melalui pendekatan deskriptif
eksploratif dengan tinjauan literatur dan kajian data sekunder. Telaah pustaka
(literature review) memiliki peran penting untuk semua jenis penelitian, antara
lain dapat dijadikan pedoman, penilaian dan pemetaan yang dapat digunakan
dalam pelaksanaan penulisan, serta memberikan petunjuk terutama dalam bidang
tertentu.9 Dengan tujuan menjawab pertanyaan dan membenarkan hipotesis yang
telah dirumuskan sebelumnya. Teknik pengumpulan data yaitu dengan melakukan
penggalian informasi berdasarkan beberapa sumber tertulis seperti buku-buku,
artikel, jurnal, serta dokumen yang sesuai dengan pokok bahasan sehingga dapat
memperkuat argumentasi pada karya tulis ilmiah ini. 
Pendekatanan deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau
status fenomena yang sedang terjadi, serta bersifat deskriptif eksploratif.
Penulisan eksploratif memiliki kedudukan cukup penting dalam kajian sosial
khususnya untuk menghasilkan temuan-temuan baru. Pendekatan ini selalu
menghasilkan berbagai gagasan mengenai topik-topik baru penulisan.10 Adapun
kelebihan pendekatan eksploratif dapat memberikan petunjuk jawaban dan
memberikan saran mengenai metode riset yang dapat digunakan untuk
memberikan jawaban yang lebih pasti. Walaupun pada realitasnya, penulisan ini
memiliki tantangan tersendiri dalam pelaksanaan solutif yang ditawarkan kepada
masyarakat dalam skala besar.
 

9
Hannah Snyder, “Literature Review as a Research Methodology: An Overview and Guidelines”
dalam Journal of Business Research 104, 2019, 334.
10
Morissan, Riset Kualitatif. (Jakarta; Kencana, 2019), 27.
5

PEMBAHASAN

A. Covid-19, Gadget dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Mental


Coronavirus-2019 (COVID-19) adalah infeksi yang diidentifikasi sebagai
penyakit Severe Acute Respiratory Syndrome – Coronavirus 2 (SARS-Cov-2)
pada awalnya terjadi di Wuhan, China pada 31 Desember 2019, hingga kemudian
menjadi pandemi global. Penularan virus ini ditandai dengan terkaitnya penjualan
daging yang berasal dari binatang liar atau penangkaran hewan di pasar makanan
laut melalui penularan fekal-oral.11 SARS-CoV ini penting untuk di identifikasi,
yang penyebarannya dimediasi oleh infeksi Angiotensin converting enzyme 2
(ACE2) dan sangat kritis dalam transmisi virus dari binatang liar pada manusia.12
Kasus gangguan pernapasan akut yang lebih dikenal dengan virus Corona
atau COVID-19 menjadi berita utama di sebagian besar media masa dunia. Kasus
positif COVID-19 di Indonesia pertama kali terdeteksi pada tanggal 2 Maret 2020,
ketika dua orang terkonfirmasi tertular dari seorang warga negara Jepang. Pada
tanggal 9 April, pandemi sudah menyebar ke 34 provinsi dengan DKI Jakarta,
Jawa Barat dan Jawa Tengah sebagai provinsi paling terpapar virus corona di
Indonesia.13
Jumlah kematian yang bertambah banyak setiap hari akibat virus corona ini
tidak hanya menimbulkan gejala dan penyakit fisik saja akan tetapi, berpengaruh
besar terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia yang di dalamnya mencakup
kesehatan mental. Seperti berdampak pada kondisi sosial ekonomi keluarga yang
ditinggalkan. Ciri-ciri mental yang tidak sehat antara lain: 
1. Perasaan tidak nyaman (inadequacy).
2. Perasaan tidak aman (insecurity).
3. Kurang memiliki rasa percaya diri (self-confidence).
4. Kurang memahami diri (self understanding).
11
Penularan virus penyakit secara fecal-oral artinya yaitu fecal = anus, oral = mulut. “Hepatitis”
melalui artikel Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto
<http://dinkes.mojokertokab.go.id/artikel/hepatitis> diakses pada 15 Mei 2022, pukul 17:48 WIB.
12
Jie Cui, dkk., “Origin And Evolution of Pathogenic Coronaviruses” dalam Nature Reviews
Microbiology, Vol. 17, No. 3, 2019, 183.
13
Indra Jaya, “Penguatan Sistem Kesehatan dalam Pengendalian COVID-19” melalui berita
<http://p2p.kemkes.go.id/penguatan-sistem-kesehatan-dalam-pengendalian-covid-19/> 2021
diakses pada 13 Mei 2022, pukul 07:16 WIB.
6

5. Kurang mendapat kepuasan dalam berhubungan sosial.


6. Ketidakmatangan emosi.
7. Kepribadiannya terganggu.14
Hal ini dapat berpengaruh secara signifikan apabila seseorang yang
terjangkit virus corona lalu meninggal dunia adalah tulang punggung dalam
keluarganya. Lalu pengaruhnya terhadap masyarakat yaitu membuat menjadi lebih
mudah panik, cemas dan stress. Rasa cemas atau khawatir secara berlebihan
karena terlalu banyak menerima informasi tersebut yang akhirnya menyebabkan
tubuh menciptakan gejala mirip coronavirus.15 Seperti flu, demam, sesak nafas
dan sebagainya. Padahal gejala tersebut hanya perwujudan dari rasa cemas
berlebihan, bukan terinfeksi coronavirus.
Penyebaran COVID-19 yang sangat cepat juga mempengaruhi perubahan
perilaku masyarakat, seperti kebiasaan makan. Banyak perubahan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat sejak adanya pandemi COVID-19, salah satunya
adalah gizi. Hal ini dikarenakan gizi yang memenuhi sangat mempengaruhi daya
imun seseorang. Gizi merupakan kebutuhan dasar hidup yang dapat dipengaruhi
oleh sosiologis, psikologis dan fisiologis. Pola makan yang tidak sehat dapat
meningkatkan risiko perkembangan dan keparahan penyakit inflamasi termasuk
infeksi paru.16
Menilik Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, menemukan 14
persen keluarga yang melakukan kurungan, dengan 31,5 persen melakukannya
dalam 3 bulan terakhir. Data WHO pada 2017 menunjukkan tingkat psikiater
0,31, tingkat perawat kesehatan mental 2,52, dan pekerja sosial menilai 0,17
(semua per 100.000 populasi) mengkonfirmasi kurangnya sumber daya kesehatan
mental di Indonesia.17 Bahkan setelah hampir 3 tahun menjadi pandemi,
pencegahan masih terus diupayakan oleh lembaga kesehatan hingga saat ini.
Menurut data Peta Sebaran yang menunjukkan statistika COVID-19, telah terjadi
14
Purmansyah Ariadi, “Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam” dalam Syifa’Medika, Vol. 3,
No. 2, 2013, 123.
15
Salma Matla Ilpaj, dkk., “Analisis Pengaruh Tingkat Kematian Akibat Covid-19 Terhadap
Kesehatan Mental Masyarakat di Indonesia” dalam Jurnal Pekerjaan Sosial, Vol. 3, No.1, 2020,
17.
16
Alma Elvia Jumalda, dkk.,. “Pola Makan Masyarakat di Kota Pontianak Selama Pandemi Covid-
19” dalam Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol. 16, No. 1, 2021, 2.
17
Ilham Akhsanu Ridlo, “Pandemi COVID-19 dan Tantangan Kebijakan Kesehatan Mental di
Indonesia” dalam Insan Jurnal Psikologi dan Kesehatan Mental, Vol. 5, No. 2, 2020, 165.
7

setidaknya dua kali puncak kasus positif yang terkonfirmasi pada bulan Juli-
Oktober 2021 dan Januari-April 2022.18
Melakukan himbauan akan pentingnya menjaga kebersihan dan jaga jarak
guna pencegahan penyebaran virus, pemantauan gaya hidup pasien dengan
penyakit kronis guna mengurangi tingkat penularan, hingga screening19 kesehatan
masyarakat.20 Penting adanya terobosan baru dalam mengatasi pelayanan
kesehatan yang dapat diakses masyarakat secara mudah dan efisien melalui
sosialisasi yang melibatkan tindakan pribadi, materi yang dipaparkan adalah
panduan kesehatan baik fisik dan mental, pelayanan serta penanganan yang tepat.
Tindakan preventif oleh setiap individu justru lebih diutamakan daripada harus
membawa diri untuk diperiksa langsung oleh petugas kesehatan di era pandemi.
Selama era pandemi COVID-19, peran gadget berkembang dengan pesat,
terutama dengan kualitas lebih canggih, memadai, cepat dan terkoneksi secara
gobal. Menurut Effendi dalam Muhimmatul, gadget adalah sebuah istilah dalam
bahasa inggris yang mengartikan sebuah alat elektronik kecil dengan berbagai
macam fungsi khusus. Indonesia saat ini juga sudah memasuki era society 4.0
yang sangat fokus dalam penggunaan teknologi dalam kehidupan masyarakat. 21
Gadget tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bukan hanya untuk
orang dewasa, tetapi anak-anak pun kini sulit untuk dipisahkan dari gadget.
Dengan gadget, anak-anak dapat duduk dengan tenang tanpa merepotkan orang
tuanya. Hal ini membuat anak-anak jadi terbiasa menghabiskan waktunya
seharian dengan iPad, ponsel, TV, video game dan teknologi gadget lainnya.22
Namun, yang menjadi sorotan penulis adalah dampak keterikatan masyarakat
dengan gadget yang digunakan terhadap pengaruh negatif diantaranya kesehatan
mental.

18
Peta Sebaran | Covid19 <https://covid19.go.id/peta-sebaran> diakses pada 15 Mei 2022, pukul
22:59 WIB.
19
Sebuah prosedur tes untuk mengetahui potensi atau gangguan kesehatan pada seseorang.
20
Sendhi Tristanti Puspitasari & Dian Mawarni., “Need, Demand dan Supply Pada Kualitas
Layanan Fasilitas Kesehatan Tingkat I Bpjs Kesehatan Era Pandemi Covid-19 Di Wilayah Malang
Raya” dalam Preventia: Indonesian Journal of Public Health, Vol. 6, No. 2, 2021, 1802.
21
Muhimmatul Hasanah, Pengaruh Gadget Pada Kesehatan Mental Anak dalam Indonesian
Journal of Islamic Early Childhood Education, Vol. 2, No. 2, 2017, 211.
22
Muhimmatul Hasanah, Pengaruh Gadget Pada Kesehatan Mental Anak dalam Indonesian
Journal of Islamic Early Childhood Education, Vol. 2, No. 2, 2017, 208.
8

Dampak penggunaan gadget yang berlebihan diketahui memiliki pengaruh


negatif antara lain:
1. Hambatan perkembangan
Saat menggunakan gadget, manusia cenderung kurang bergerak, yang
berdampak pada hambatan perkembangan.
2. Gangguan tidur
Tidak semua orang dapat mengendalikan dirinya saat menggunakan gadget
sehingga kebanyakan anak pun mengoperasikan gadget di kamar tidurnya.
3. Penyakit mental
Sejumlah studi menyimpulkan, penggunaan gadget yang berlebihan merupakan
faktor penyebab meningkatnya laju depresi, kecemasan, defisit perhatian,
autisme, gangguan bipolar, dan gangguan perilaku.
4. Cenderung bersifat agresif
Saat ini banyak video game ataupun tayangan yang berisi pembunuhan,
pemerkosaan, penganiayaan, dan kekerasan-kekerasan lainnya. Hal ini juga
merespon kerja otak dalam aktivitas yang dilakukan sehari-hari.
5. Pikun digital
Konten media dengan kecepatan tinggi berpengaruh dalam meningkatkan
risiko defisit perhatian, sekaligus penurunan daya konsentrasi dan ingatan.
Pasalnya, bagian otak yang berperan dalam melakukan hal itu cenderung
menyusut.
6. Radiasi
WHO mengategorikan ponsel dalam risiko 2B karena radiasi yang
dikeluarkannya.23

B. Perawatan Kesehatan Mental Perspektif Al-Qur’an


Diutusnya Nabi Muhammad membawa al-Qur’an sebagai kitab suci umat
islam diredaksikan sebagai rahmat bagi seluruh alam, bukan hanya untuk
pengikutnya saja. Ini menunjukkan sifat al-Rahman (kasih sayang) Allah sebagai
rahmat tuhan yang diluaskan meliputi seluruh makhluk. Beragam penamaan al-
Qur’an juga menunjukkan fungsinya untuk umat manusia, al-Syifa (Penyembuh)
23
Muhimmatul Hasanah, Pengaruh Gadget Pada Kesehatan Mental Anak dalam Indonesian
Journal of Islamic Early Childhood Education, Vol. 2, No. 2, 2017, 212.
9

adalah salah satunya. Merujuk pada ayat yang menjelaskan al-Qur’an sebagai
penyembuh bagi penyakit terdapat pada Surah Al-Isra [17] : 82.
ٰ
َ ‫شفَٓا ٌء َو َر ْح َمةٌ لِّ ْل ُمْؤ ِمنِينَ ۙ َواَل يَ ِزي ُد ٱلظَّلِ ِمينَ ِإاَّل َخ‬
‫سا ًرا‬ ِ ‫َونُنَ ِّز ُل ِمنَ ٱ ْلقُ ْر َءا ِن َما ه َُو‬
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”

Sebuah analisa ilmuan Jordan dan Turki menunjukkan bagaimana keajaiban


al-Qur’an berperan dalam menciptakan ketenangan hingga membawa pada
kesehatan mental dan kenyamanan jiwa seperti metode terapi melalui suara
dengan studi fonologi. Mukjizat Quran terlihat dari suara, ritme, pilihan dan
urutan kata. Sistem akustik suara al-Qur’an memiliki fungsi retoris, dan bunyinya
berpengaruh pada makna dan pesan yang diungkapkan. Irama al-Qur’an
mempengaruhi makna karena memiliki keteraturan suara. Studi ini juga
mengungkapkan bahwa ritme estetika redaksi ayat al-Qur’an bersinkronisasi
dengan suara, serta memiliki penjiwaan ekspresif yang kuat dari sisi ritmik dan
fonologis.24 
Irama memainkan peran penting dalam kehidupan dan diekspresikan dalam
beberapa bentuk seperti puisi dan musik. Namun irama al-Qur’an benar-benar
berbeda dari konvensi ketukan bahasa Arab dan tidak dapat tersedia dalam bahasa
Arab ataupun bentuk ceramah. Hasil penelitian tersebut adalah sinkronisasi irama
al-Qur’an menciptakan melodi musik yang memiliki dampak psikologis dan
menarik bagi telinga pendengar atau bagi pembacanya. Penjelasan al-Qur’an
sebagai penenang melalui studi fonologi dapat dilakukan dengan membaca,
mendengar dan memahami isi al-Qur’an.
Dalam at-Tafsir al-Muyassar Surah Al-Isra [17] ayat 82 dijelaskan sebagai
media penyembuh gangguan mental dan ruqyah sebagai pengobatan melalui
pendekatan religius. “Dan kami menurunkan dari ayat-ayat al-Qur’an al-Azhim
ayat-ayat yang menyembuhkan hati dari semua penyakit, seperti keraguan,
kemunafikan dan kebodohan, dan akan menyembuhkan jasmani melalui bacaan
ruqyah dengannya...”.25 Ruqyah sendiri adalah bagian dari metode pengobatan
yang dilakukan dengan menggunakan ayat-ayat tertentu berdasarkan Al-Quran
24
Omar Abdullah al-HajEid, dkk., “An Investigation of Rhythm in the Subject Matters of the Holy
Quran” dalam International Journal of Linguistics, Literature and Translation, Vol.5 , No. 1,
2022, 2.
10

dan hadist.26 Dengan membacakan ayat-ayat ruqyah yang bersumber dari Al-
Quran dan hadits yang merupakan bacaan dzikir sehari-hari sehingga ia akan
merubah pola pikir atau persepsi dalam memandang masalah sehingga dapat
berpikir positif kepada Tuhan namun tetap berusaha secara maksimal dalam
proses penyembuhan diri sendiri.
Ayat lain yang menjadi rujukan kesehatan mental melalui keyakinan dan
penanaman aqidah bahwa penyakit fisik atau mental adalah ujian dan Allah lah
yang dapat mencabut serta menyembuhkan penyakit itu, hal itu termaktub dalam
al-Qur’an Surah Asy-Syuara [26] : 80.
‫ت فَه َُو يَ ْشفِ ْي ِن‬
ُ ْ‫َواِ َذا َم ِرض‬
“Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.”
Kandungan al-Qur’an dan ajaran agama dapat memberi dampak yang cukup
berarti dalam kehidupan manusia, termasuk terhadap kesehatan. Orang yang sehat
mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga
akan melakukan introspeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan
mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri. Solusi terbaik untuk dapat
mengatasi masalah-masalah kesehatan mental adalah dengan mengamalkan nilai-
nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan antara agama sebagai
keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang
terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap tersebut akan memberikan
sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa
bahagia, puas, sukses, merasa dicintai, atau merasa aman.27
Ketika manusia melupakan Sang Maha Pencipta dan kehilangan God view-
nya, kehidupan jadi hampa. Menjauhkan diri dari Sang Pencipta, berarti
mengosongkan diri dari nilai nilai imani. Sungguh merupakan “kerugian” terbesar
bagi manusia selaku makhluk berdimensi spiritual. 28 Maka ibadah seperti shalat

25
S. bin A.A. bin Muhammad & dkk., Al-Tafsir Al-Muyassar. (Al Madinah Al-Munawwaroh:
Mujamma' Al-Malik Fahd li-Thiba'ah Al Mushaf Asy-Syarif, 2009), 290.
26
Risydah Fadilah, “Pengaruh Metoda Ruqyah Terhadap Penurunan Derajat Kecemasan
(Penelitian Quasi Experimental Pada Pasien Di Ruqyah X Cabang Bandung)” dalam Tazkiya
Journal of Psychology, Vol. 20, No. 1, 2015, 102.
27
Omar Abdullah al-HajEid, dkk., “An Investigation of Rhythm in the Subject Matters of the Holy
Quran” dalam International Journal of Linguistics, Literature and Translation, Vol. 5, No. 1,
2022, 2.
28
Purmansyah Ariadi, “Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam” dalam Syifa’Medika, Vol. 3,
No. 2, 2013, 124.
11

(wajib atau sunnah), membaca al-Qur’an, dan banyak bersedakah di masa


pandemi dapat memberikan kita manfaat dari segala aspek spiritual maupun aspek
sosial. Berkenaan dengan kesehatan mental, al-Qur’an memandang keterikatan
kepada Allah SWT sebagai sumber kebahagiaan, sehingga kebahagiaan dunia dan
akhirat adalah ukuran kebahagiaan yang hakiki. Keselamatan (kebahagiaan) dunia
dan akhirat adalah sangat penting untuk dijadikan sebagai visi dan tujuan hidup
manusia.29
Saat Indonesia menghadapi pandemi Covid-19 pemerintah membuat
berbagai kebijakan yang dapat mereduksi penularan virus corona seperti menjaga
kebersihan diri dan lingkungan, work from home (bekerja di rumah), social
distancing (jarak lingkungan sosial), karantina pasien mandiri ataupun dalam
,

pengawasan petugas, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga


Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan protokol kesehatan.
Berkembangnya teknologi komunikasi dan aplikasi dapat membantu pelayanan
kesehatan masyarakat yang sempat mengalami penurunan dalam penanganan
pasien selama terjadinya Covid-19.

C. Mediasi Qur’anic Health Care di Era Society 5.0


Sejak tahun 2017 Jepang menerbitkan gagasan baru berupa era society 5.0.
Evolusi pesat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membawa perubahan
drastis bagi masyarakat dan industri. Transformasi digital akan menciptakan nilai-
nilai baru dan menjadi pilar kebijakan industri di banyak negara. 30 Sebuah era di
mana manusia demikian akrab dan terkoneksi dengan teknologi serta mulai
membangun ide untuk memanfaatkan teknologi secara optimal guna mendukung
aktivitas sehari-sehari dengan fokus utama pada aspek humanisme, walaupun
pada pelaksanaanya di Indonesia masih perlu dikembangkan. Teknologi
komunikasi dapat dimanfaatkan sebagai pendukung dalam mensosialisasikan
gagasan kesehatan mental berbasis al-Qur’an, diantarnya:

29
Ali, “Mental Health In The Qur'an Perspective And Its Relevance With Contemporary Islamic
Education In Indonesia” dalam Tadibia Islamika, Vol. 1, No. 1, 2021, 42.
30
Mayumi Fukuyama, “Society 5.0: Aiming for a New Human-centered Society” dalam Japan
Spotlight, 2018, 47.
12

1. Penerimaan (Acceptability)
Acceptability adalah sejauh mana teknologi dapat diandalkan untuk
membangun suatu hubungan. Saat ini ada banyak aplikasi dan media sosial
dapat digunakan untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat, misal
aplikasi WhatsApp, Facebook, Line, Zoom, Instagram, Skype, dan lain
sebagainya.
2. Perubahan peran (Role change)
Di era society 5.0 memang terjadi perubahan peran seperti peran orang
tua dan guru dalam medidik anak, karena teknologi dapat membantu mereka
menjalankan peran dan bekerja dengan lebih optimal. 31 Namun, dalam
penggunaanya harus ada kendali dan sosialisasi sebagai upaya pencegahan
hal negatif yang tidak diinginkan.

Berdasarkan teori yang telah dirumuskan, penulis mengadopsi pemanfaatan


teknologi komunikasi untuk membangun model kesehatan berbasis nilai al-
Qur’an, yakni dengan media periklanan advertisement sense (AdSense)
diantaranya Facebook Ads dan Google Ads. Google Adwords atau Google Ads
merupakan PPC Advertising platform terbesar di dunia dengan jumlah pengguna
yang terus bertambah. Banyak pengguna mengasumsikan bahwa adwords identik
dengan istilah “pencarian berbayar atau paid search”. Sedangkan Facebook Ads
merupakan contoh utama dari “Paid Social” atau sosial berbayar. Yang dimaksud
dengan “Paid Social” yaitu media pengiklan yang bergerak di bidang social
network. Saat ini Facebook menjadi social platform dengan pengguna aktif
tertinggi setiap bulannya. Dengan begitu, Facebook menjadi sangat kompetitif
dan berpotensi menguntungkan dari berbagai bisnis digital advertising strategy.32

31
Annastasia Ediati, “Dampak Positif Teknologi Informasi terhadap Keluarga”, Semarang;
Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, 2020, 124.
32
Rinny Meidiyustiani , Retno Fuji Oktaviani, “Pelatihan Googleads Dan Facebookads Dalam
Meningkatkan Omset Penjualan Dan Memperluas Jaringan Mitra Team Pojok Sinergy” dalam
Jamaika : Jurnal Abdi Masyarakat, Volume 2, No. 1,(tt) 17.
13

Luasnya media informasi dan penggunaan gadget secara konsumtif di era


society 5.0 harus mendapat bimbingan dan sosialisasi oleh pemerintah, lembaga
atau dinas kesehatan bahkan influencer (orang yang memberikan pengaruh) dalam
media sosial yang diiringi gagasan berbasis al-Qur’an sebagai motivasi dalam
pelaksanaan aktivitas sehari-hari. Kampanye ini dapat disosialisasikan dengan
bentuk poster dan video dalam bentuk konten, flyer (pamflet), video berbasis
media sosial dan advertisement sense (layanan iklan yang banyak muncul di
halaman web dan aplikasi). Berikut tampilan konten yang penulis paparkan
sebagai contoh media yang dapat di sosialisasikan di tengah masyarakat 5.0:

Gambar 1. Konten kesehatan dengan aspek religiusitas33


33
Tirto.id, “Lebih Sehat dengan Hidup Religius”<https://tirto.id/lebih-sehat-dengan-hidup-
religius-cFda> diakses pada 20 Mei 2022, pukul 20:56 WIB.
14

Gambar 2. Konten perawatan kesehatan mental dengan aspek religiusitas 34


Poster dan pamflet diatas pada dasarnya menyinggung perawatan
kesehatan mental, diantaranya membahas nilai agama sebagai pendukung
pelaksanaannya. Namun belum terlalu membahas menganai nilai dan
perspektif al-Qur’an. Perawatan kesehatan mental di Indonesia perlu
dipersiapkan sebaik dan sedini mungkin pasca pandemi dalam menghadapi era
teknologi. Di mana banyak individu tampak sehat jasmani, segala macam
materi kebutuhannya terpenuhi, tetapi jika ditelaah lebih jauh, tidak menutup
kemungkinan sebagian besar individu hidup ditengah-tengah masyarakat
menderita gangguan kesehatan mental, sehingga pada tahap selanjutnya akan
merusak daya tahan fisik.35 Perhatian pada aspek religiusitas dan nilai al-
Qur’an dalam penyebaran konten tersebut sangat berperan dan berpengaruh
pada masyarakat, mengingat mayoritas masyarakat Indonesia beragama islam.

34
Tirto.id, melalui <https://m.facebook.com/TirtoID/photos/mendekatkan-diri-kepada-agama-bisa-
bikin-sehat-jiwa-dan-raga-tubuh-bugar-senanti/2045526935772745/> diakses pada 20 Mei 2022,
pukul 22:27 WIB.
35
Ikhwan Fuad, “Kajian dan Penelitian Psikologi” dalam Jurnal An-nafs. Institut Agama Islam
Tribakti, 2016, 32.
15

PENUTUP

Kesimpulan
Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar kepada kesehatan masyarakat
dunia secara fisik dan mental. Keberadaan teknologi yang canggih membantu
segala aktivitas di berbagai sektor, baik pendidikan, ekonomi, sosial dan
kesehatan. Namun dalam penggunaanya ternyata juga menyebabkan kesehatan
mental yang terganggu. Peran al-Qur’an dalam aspek spiritual dan psikologis
dapat merawat kesehatan mental selama pandemi dan penggunaan gadget.
Pemanfaatan teknologi komunikasi dan media periklanan dapat menjadi perangkat
untuk mengedukasi masyarakat tentang panduan dan pentingnya menjaga
kesehatan mental bersama al-Qur’an.

Penulisan ini berkontribusi dalam kajian literatur dalam lingkup religi,


psikologi, dan teknologi. Keterbatasan sumber rujukan dan pembahasan diakui
penulis dalam penyusunan karya ini. Penulis merekomendasikan pada peneliti
selanjutnya untuk menghasilkan karya serupa yang lebih baik lagi.

Saran
1. Saran Teoritis: Penulis menyarankan kepada para penulis selanjutnya untuk
dapat melakukan pengkajian dengan mencari sumber-sumber lain yang membahas
tentang kesehatan mental berbasis al-Qur’an. Penulis menemukan adanya
pengaruh nilai bacaan al-Qur’an terhadap kesehatan mental dan manfaat teknologi
komunikasi sebagai media edukaif kepada masyarakat sehingga apabila dalam
penulisan selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan
tentang penerapan dan efek positif yang diterima masyarakat.
2. Saran Praktis: Berdasarkan bahasan-bahasan yang diperoleh melalui penulisan,
diajukan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan: 1. Peran religiusitas dan nilai al-Qur’an
terhadap kesehatan mental 2. Peran teknologi dalam sosialisasi perawatan
kesehatan mental untuk masyarakat.
16

DAFTAR RUJUKAN

Al-HajEid, Omar Abdullah, dkk. (2022). An Investigation of Rhythm in the


Subject Matters of the Holy Quran. International Journal of Linguistics,
Literature and Translation, 5(1), 2.
Ali. (2021). Mental Health In The Qur'an Perspective And Its Relevance With
Contemporary Islamic Education In Indonesia. Tadibia Islamika, 1(1), 42.
Ariadi, Purmansyah. (2013). Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam.
Syifa’Medika, 3(2), 124.
Cui, Jie, dkk. (2019). Origin And Evolution of Pathogenic Coronaviruses” dalam
Nature Reviews Microbiology, 17(3), 183.

Dewi, Kartika Sari. (2012). Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang; CV Lestari
Mediakreatif, 11.

Ediati, Annastasia. (2020). Dampak Positif Teknologi Informasi terhadap


Keluarga. Semarang; Penerbit Fakultas Psikologi Universitas
Diponegoro ,124.

Fadilah, Risydah. (2015). Pengaruh Metoda Ruqyah Terhadap Penurunan Derajat


Kecemasan (Penelitian Quasi Experimental Pada Pasien Di Ruqyah X
Cabang Bandung). TAZKIYA Journal of Psychology, 20(1), 102.
Fuad, Ikhwan. (2016). Kajian dan Penelitian Psikologi. Jurnal An-nafs. Institut
Agama Islam Tribakti, 32.
Fukuyama, Mayumi. (2018). Society 5.0: Aiming for a New Human-centered
Society. Japan Spotlight, 47.

Hasanah, Muhimmatul. (2017). Pengaruh Gadget Pada Kesehatan Mental Anak.


Indonesian Journal of Islamic Early Childhood Education, 2(2), 208.
Ilpaj, Salma Matla, dkk. (2020). Analisis Pengaruh Tingkat Kematian Akibat
Covid-19 Terhadap Kesehatan Mental Masyarakat di Indonesia. Jurnal
Pekerjaan Sosial, 3(1), 17.

Jalaluddin. (2001). Psikologi Agama : Memahami Perilaku dengan


Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip Psikologi. Jakarta; Rajawali Press, 125.
17

Jaya, Indra, “Penguatan Sistem Kesehatan dalam Pengendalian COVID-19”


melalui berita <http://p2p.kemkes.go.id/penguatan-sistem-kesehatan-dalam-
pengendalian-covid-19/> diakses pada 13 Mei 2022, pukul 07:16 WIB

Jumalda, Alma Elvia, dkk. (2021) Pola Makan Masyarakat di Kota Pontianak
Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 16(1),
2.

Meidiyustiani, Rinny & Retno Fuji Oktaviani. (tt). Pelatihan Googleads Dan
Facebookads Dalam Meningkatkan Omset Penjualan dan Memperluas
Jaringan Mitra Team Pojok Sinergy” dalam Jamaika : Jurnal Abdi
Masyarakat, 2(1), 17.

Morissan. (2019). Riset Kualitatif. Jakarta; Kencana, 27.

Muhammad, S. bin A.A. bin & Dkk. (2009). Al-Tafsir Al-Muyassar. Al Madinah
Al-Munawwaroh: Mujamma' Al-Malik Fahd li-Thiba'ah Al Mushaf Asy-
Syarif, 290.
Penularan virus penyakit secara fecal-oral artinya yaitu fecal = anus, oral = mulut.
“Hepatitis” melalui artikel Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto melalui
<http://dinkes.mojokertokab.go.id/artikel/hepatitis> diakses pada 15 Mei
2022, pukul 17:48 WIB.

Peta Sebaran | Covid19 melalui <https://covid19.go.id/peta-sebaran> diakses pada


15 Mei 2022, pukul 22:59 WIB.
Puspitasari, Sendhi Tristanti & Dian Mawarni. (2021). Need, Demand dan Supply
Pada Kualitas Layanan Fasilitas Kesehatan Tingkat I Bpjs Kesehatan Era
Pandemi Covid-19 Di Wilayah Malang Raya. Preventia: Indonesian
Journal of Public Health, 6(2), 1802.
Ridlo, Ilham Akhsanu. (2020). Pandemi COVID-19 dan Tantangan Kebijakan
Kesehatan Mental di Indonesia. Insan : Jurnal Psikologi dan Kesehatan
Mental, 5(2), 165.

Salma. (2020). Pemanfaatan Internet dan Teknologi Informasi dalam Program


Kesehatan Mental Berbasis Masyarakat di Era Society 5.0. Semarang;
Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, 134.
18

Saputro, Arnaz Anggoro, dkk. (2020). Analisis Dampak Covid-19 Terhadap


Kesadaran Masyarakat Dalam Penerapan Protokol Kesehatan. Journal
Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, 3(2), 83.

Shihab, M. Quraish. (2015). Kaidah Tafsir Tanggerang; Lentera Hati, 335.


Snyder, Hannah. (2019). Literature Review as a Research Methodology: An
Overview and Guidelines. Journal of Business Research 104, 334.

Sya’diyah Hidayatus, dkk. (2021) Upaya Mewujudkan Sehat Jiwa dalam


Penggunaan Gadget Selama Pandemi Covid-19 di SMA Hang Tuah
Surabaya. Jurnal Abdidas, 2(5), 1205.

Tirto.id, melalui “Lebih Sehat dengan Hidup Religius”<https://tirto.id/lebih-sehat-


dengan-hidup-religius-cFda> diakses pada 20 Mei 2022, pukul 20:56
WIB.
Tirto.id, melalui <https://m.facebook.com/TirtoID/photos/mendekatkan-diri-
kepada-agama-bisa-bikin-sehat-jiwa-dan-raga-tubuh-bugar-senanti/
2045526935772745/> diakses pada 20 Mei 2022, pukul 22:27 WIB
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR ORISINALITAS KARYA
Yang bertanda tangan di bawah ini:  
Nama Ketua Tim   : Diaz Ataya Larsen Wijaya
NIM             : 12009011
Perguruan Tinggi        : IAIN Pontianak
Alamat             : Jl. HRA.Rahman, Komp. Hasia Permai No.22,
Kec. Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.
No. Telepon        : 083151438056

Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul, “QUR’ANIC


MENTAL HEALTH CARE PASCA PANDEMI   COVID-19 DI ERA
SOCIETY 5.0” yang kami ikut sertakan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Al
Qur’an Tingkat Nasional ini adalah benar-benar hasil karya kelompok kami,
bukan merupakan plagiat atau saduran dari karya tulis orang lain serta belum
pernah menjuarai kompetisi serupa. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak
benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh panitia
FESTIVAL QURANI 2022 berupa diskualifikasi dari kompetisi.  
Demikian surat ini dibuat dengan sebenar-benarnya tanpa ada unsur paksaan dari
pihak manapun untuk digunakan sebagaimana mestinya.  

 
[Pontianak, 24 April 2022]  
 
 
 
  Diaz Ataya Larsen Wijaya  
12009011 
Lampiran 2

1. Bukti pembayaran

2. Kartu Tanda Mahasiswa

THE VARIETY OF RELIGIOUS EXEPERIENCE

Pengalaman ajaran atau praktik agama yang memberi pemahaman dan hubungan
terhadap ketuhanan, secara efektif memberikan pegaruh dari indra atau perasaan
hingga dekat dengan Tuhan. kehidupan mental dan batiniah yang secara spesifik
terdapat bagian yang tidak tersentuh oleh dimensi rasionalitas, dan bahkan
menempatkannya dalam level inferioritas

TIPE-TIPE PENGALAMAN DAN PERILAKU AGAMA (W.H.CLARK)

Primery Religious Behavior: Pengalaman batin yang asli dalam usaha individu untuk
mencapai hubungan harmonis dengan sesuatu yang dianggapnya sebagai Tuhan.

Secondary Religious Behavior:Agama merupakan kebiasaan dan kewajiban.


Tertiery Religious Behavior: menjalankan agama sebagai rutinitas dan hasil dari otoritas
orang lain.

Tertiry Religius behavior bisa berkembang menjadi primery maupun secondary religious
behavior

Tujuan mediasi qur’anic mental health care:

1. Memberi informasi (informative)

Yakni pengenalan urgensi kesehatan mental berbasis al-Qur’an berdasarkan


kebutuhan/kepentingan yang dapat diperjelas lewat iklan.

2. Membujuk (persuasive)

Setelah informasi tersampaikan, suatu iklan berusaha mempengaruhi masyarakat untuk


melakukan suatu tindakan yang diinginkan.

3. Mengingatkan (reminding)

Penyegaran informasi yang pernah diterima masyarakat dengan pengulangan dan


ajakan untuk menerapkan perawatan Kesehatan mental.

Kontinuitas qur’anic mental health care:

Walaupun gangguan dan efek negatif kesehatan mental akibat dari Covid-19 telah usai.
Indonesia masih mengahadapi peralihan dan perkembangan teknologi menuju society
5.0. Karenanya, kampanye untuk merawat Kesehatan mental lewat al-Qur’an serta
mediasinya pada masyarakat harus tetap dilakukan oleh berbagai pihak dari pemerintah,
lembaga kesehatan dan masyarakat yang berpengaruh (influencer). Sebagai upaya
preventif dalam mengiringi perubahan yang terjadi di masyarakat.

qur’anic exegesis course:

• Introduction

• Theory & methods

• Fact & problems

• Affect

• Al-Qur’an

• Mediation (ILM)

Anda mungkin juga menyukai