Qur'anic Mental Health Care Pasca Pandemi Covid-19 Di Era Society 5.0 - Iain Pontianak.
Qur'anic Mental Health Care Pasca Pandemi Covid-19 Di Era Society 5.0 - Iain Pontianak.
Diusulkan oleh:
Diaz Ataya Larsen Wijaya (12009011)
i
LEMBAR PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH AL-QUR’AN FQ 2022
TINGKAT NASIONAL
Menyetujui,
2023099501 12009011
Mengetahui,
Dekan Bidang Kemahasiswaan
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik, tersertifikasi dari Badan Siber dan Sandi
Negara (BSSN), sehingga tidak memerlukan tanda tangan manual dan cap basah
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat-Nya berupa ilmu
pengetahuan dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
ilmiah al-Qur’an yang berjudul Qur’anic Mental Health Care Pasca Pandemi
Covid-19 di Era Society 5.0. Shalawat dan salam terlimpah curahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW yang menjadi teladan dan melalui wasilah-Nya
al-Qur’an turun sehingga menjadi inspirasi sepanjang zaman. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ica Fauziah Husnaini, M.Ag sebagai dosen
pembimbing karya tulis ilmiah al-Qur’an, kepada para dosen lainnya, kepada
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah dan kepada IAIN Pontianak yang menjadi
wadah perkuliahan penulis saat ini.
Karya tulis ilmiah ini berangkat dari permasalahan Covid-19 yang
dampaknya dirasakan seluruh lapisan masyarakat serta aktivitas yang banyak
memanfaatkan gadget sebagai media komunikasi, hiburan dan pembelajaran di
masa pandemi. Maka dari itu, penulis berusaha menjabarkan akibat-akibat Covid-
19 dalam sudut pandang kesehatan mental dan perawatan yang dapat dilakukan
secara mandiri ataupun dapat disosialisasikan melalui sosial media, lembaga
kesehatan dan pemerintah. Karena pada saat ini media komunikasi dan teknologi
dapat menjadi penyebaran informasi secara masif dan mudah dijangkau oleh
masyarakat.
Penulis menyadari kekurangan materi dalam karya tulis ini dan sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sekalian. Karena dalam
penyusunannya masih memiliki celah dan penyusunan yang kurang baik.
Harapannya karya tulis ini dapat menjadi bahan literasi yang dapat dijadikan
rujukan serta dikembangkan lebih baik lagi oleh penulisan selanjutnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Konten kesehatan dengan aspek religiusitas........................................13
Gambar 2. Konten perawatan kesehatan mental dengan aspek religiusitas...........14
iv
1
ABSTRAK
Al-Syifa’ adalah nama lain dari al-Qur’an yang berarti penyembuh. Pembahasan
di dalamnya tidak berbicara mengenai kajian ilmiah yang memiliki spekulasi dan
hipotesa, namun terkandung pembuktian dengan kebenaran ilmu pengetahuan
beserta tanda-tanda kebesaran Allah melalui ayat kauniyah-Nya agar manusia
yang diberi akal ingat dan memikirkan. Berangkat dari permasalahan pandemi
COVID-19 dan perawatan kesehatan masyarakat di Indonesia dari berbagai
aspek yang mempengaruhi kesehatan mental dan jasmani. Penulis menilai hal ini
akan berpengaruh pada kualitas hidup masyarakat di masa yang akan datang
bila di masa ini tidak diatasi dengan baik. Sedangkan, perkembangan teknologi
dari masa society 4.0 yang pesat hingga society 5.0 seharusnya menjadikan
teknologi dikendalikan oleh manusia, bukan sebaliknya. Dalam Surah Al-Isra’
[17] : 82 menyebutkan bahwa kitab ini sebagai syifa’ (penyembuh) bukan dawa’
(obat), artinya untuk sembuh dari sebuah penyakit tidak harus dengan obat,
karena memang terdapat penyakit yang membutuhkan perawatan seperti
kesehatan mental. Penulisan ini berusaha menunjukkan keajaiban bacaan al-
Qur’an yang berpengaruh pada kesehatan mental melalui bacaannya. Metode
yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan
analisis deskriptif melalui kajian pustaka dan berdasar pada kajian riset yang
sesuai dengan pokok bahasan materi. Hasil penulisan ini berusaha menunjukkan
pengaruh bacaan al-Qur’an dan nilai tauhid sebagai perawatan kesehatan,
keindahan irama dengan studi fonologi dan solusi aplikatif bagi masyarakat
dalam memperbaiki keadaan pasca COVID-19 di era society 5.0.
PENDAHULUAN
TELAAH PUSTAKA
Dalam setiap perumusan tulisan terdapat teori yang menjadi landasan
sebagai penguat dan batas pembahasan kajian. Penulis menggunakan teori
religious experience milik William James6 dan teori kesehatan mental dalam
lingkup psikologis dengan memahami makna, pendekatan dalam penanganan,
serta kemampuan dasar dan peningkatan pencegahan kerusakan mental. 7
Dipadukan pemaknaan ayat al-Qur’an dengan metode maudhu’i (tematik).8
Dengan konsep religiusitas, kesehatan mental, dan teknologi society 5.0
sebagaimana pernah diteliti kajian terdahulu. Kajian pustaka sebagai literatur yang
relevan menunjukkan hal-hal yang menjadi penyebab gangguan kesehatan mental
dan usaha perawatannya secara psikologis. Penulis memposisikan kesehatan
mental masyarakat sebagai subjek penelitian dan merumuskannya dalam lingkup
permasalahan di masa Covid-19.
Solusi pada kajian terdahulu menunjukkan peran agama dalam kesehatan
mental yang mengandung nilai spiritual dan ibadah pada prakteknya dapat
berpengaruh pada ketenangan dan ketentraman jiwa seseorang. Menempatkan al-
Qur’an sebagai objek kajian yang menjadi bahasan utama perawatan kesehatan
mental adalah ide yang penulis tawarkan untuk solusi aplikatif yang dapat
dijadikan rujukan.
4
Purmansyah Ariadi, “Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam” dalam Syifa’MEDIKA, Vol. 3,
No. 2, 2013, 123.
5
Muhimmatul Hasanah, Pengaruh Gadget Pada Kesehatan Mental Anak dalam Indonesian
Journal of Islamic Early Childhood Education, Vol. 2, No. 2, 2017, 212.
6
Jalaluddin, Psikologi Agama : Memahami Perilaku dengan Mengaplikasikan Prinsip-Prinsip
Psikologi. (Jakarta; Rajawali Press, 2001), 125.
7
Kartika Sari Dewi, Buku Ajar Kesehatan Mental. (Semarang; CV Lestari Mediakreatif, 2012),
11.
8
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir (Tanggerang; Lentera Hati, 2015), 385.
4
METODE PENELITIAN
Penulis menggunakan metode analisis situasi melalui pendekatan deskriptif
eksploratif dengan tinjauan literatur dan kajian data sekunder. Telaah pustaka
(literature review) memiliki peran penting untuk semua jenis penelitian, antara
lain dapat dijadikan pedoman, penilaian dan pemetaan yang dapat digunakan
dalam pelaksanaan penulisan, serta memberikan petunjuk terutama dalam bidang
tertentu.9 Dengan tujuan menjawab pertanyaan dan membenarkan hipotesis yang
telah dirumuskan sebelumnya. Teknik pengumpulan data yaitu dengan melakukan
penggalian informasi berdasarkan beberapa sumber tertulis seperti buku-buku,
artikel, jurnal, serta dokumen yang sesuai dengan pokok bahasan sehingga dapat
memperkuat argumentasi pada karya tulis ilmiah ini.
Pendekatanan deskriptif ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau
status fenomena yang sedang terjadi, serta bersifat deskriptif eksploratif.
Penulisan eksploratif memiliki kedudukan cukup penting dalam kajian sosial
khususnya untuk menghasilkan temuan-temuan baru. Pendekatan ini selalu
menghasilkan berbagai gagasan mengenai topik-topik baru penulisan.10 Adapun
kelebihan pendekatan eksploratif dapat memberikan petunjuk jawaban dan
memberikan saran mengenai metode riset yang dapat digunakan untuk
memberikan jawaban yang lebih pasti. Walaupun pada realitasnya, penulisan ini
memiliki tantangan tersendiri dalam pelaksanaan solutif yang ditawarkan kepada
masyarakat dalam skala besar.
9
Hannah Snyder, “Literature Review as a Research Methodology: An Overview and Guidelines”
dalam Journal of Business Research 104, 2019, 334.
10
Morissan, Riset Kualitatif. (Jakarta; Kencana, 2019), 27.
5
PEMBAHASAN
setidaknya dua kali puncak kasus positif yang terkonfirmasi pada bulan Juli-
Oktober 2021 dan Januari-April 2022.18
Melakukan himbauan akan pentingnya menjaga kebersihan dan jaga jarak
guna pencegahan penyebaran virus, pemantauan gaya hidup pasien dengan
penyakit kronis guna mengurangi tingkat penularan, hingga screening19 kesehatan
masyarakat.20 Penting adanya terobosan baru dalam mengatasi pelayanan
kesehatan yang dapat diakses masyarakat secara mudah dan efisien melalui
sosialisasi yang melibatkan tindakan pribadi, materi yang dipaparkan adalah
panduan kesehatan baik fisik dan mental, pelayanan serta penanganan yang tepat.
Tindakan preventif oleh setiap individu justru lebih diutamakan daripada harus
membawa diri untuk diperiksa langsung oleh petugas kesehatan di era pandemi.
Selama era pandemi COVID-19, peran gadget berkembang dengan pesat,
terutama dengan kualitas lebih canggih, memadai, cepat dan terkoneksi secara
gobal. Menurut Effendi dalam Muhimmatul, gadget adalah sebuah istilah dalam
bahasa inggris yang mengartikan sebuah alat elektronik kecil dengan berbagai
macam fungsi khusus. Indonesia saat ini juga sudah memasuki era society 4.0
yang sangat fokus dalam penggunaan teknologi dalam kehidupan masyarakat. 21
Gadget tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bukan hanya untuk
orang dewasa, tetapi anak-anak pun kini sulit untuk dipisahkan dari gadget.
Dengan gadget, anak-anak dapat duduk dengan tenang tanpa merepotkan orang
tuanya. Hal ini membuat anak-anak jadi terbiasa menghabiskan waktunya
seharian dengan iPad, ponsel, TV, video game dan teknologi gadget lainnya.22
Namun, yang menjadi sorotan penulis adalah dampak keterikatan masyarakat
dengan gadget yang digunakan terhadap pengaruh negatif diantaranya kesehatan
mental.
18
Peta Sebaran | Covid19 <https://covid19.go.id/peta-sebaran> diakses pada 15 Mei 2022, pukul
22:59 WIB.
19
Sebuah prosedur tes untuk mengetahui potensi atau gangguan kesehatan pada seseorang.
20
Sendhi Tristanti Puspitasari & Dian Mawarni., “Need, Demand dan Supply Pada Kualitas
Layanan Fasilitas Kesehatan Tingkat I Bpjs Kesehatan Era Pandemi Covid-19 Di Wilayah Malang
Raya” dalam Preventia: Indonesian Journal of Public Health, Vol. 6, No. 2, 2021, 1802.
21
Muhimmatul Hasanah, Pengaruh Gadget Pada Kesehatan Mental Anak dalam Indonesian
Journal of Islamic Early Childhood Education, Vol. 2, No. 2, 2017, 211.
22
Muhimmatul Hasanah, Pengaruh Gadget Pada Kesehatan Mental Anak dalam Indonesian
Journal of Islamic Early Childhood Education, Vol. 2, No. 2, 2017, 208.
8
adalah salah satunya. Merujuk pada ayat yang menjelaskan al-Qur’an sebagai
penyembuh bagi penyakit terdapat pada Surah Al-Isra [17] : 82.
ٰ
َ شفَٓا ٌء َو َر ْح َمةٌ لِّ ْل ُمْؤ ِمنِينَ ۙ َواَل يَ ِزي ُد ٱلظَّلِ ِمينَ ِإاَّل َخ
سا ًرا ِ َونُنَ ِّز ُل ِمنَ ٱ ْلقُ ْر َءا ِن َما ه َُو
“Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah
kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.”
dan hadist.26 Dengan membacakan ayat-ayat ruqyah yang bersumber dari Al-
Quran dan hadits yang merupakan bacaan dzikir sehari-hari sehingga ia akan
merubah pola pikir atau persepsi dalam memandang masalah sehingga dapat
berpikir positif kepada Tuhan namun tetap berusaha secara maksimal dalam
proses penyembuhan diri sendiri.
Ayat lain yang menjadi rujukan kesehatan mental melalui keyakinan dan
penanaman aqidah bahwa penyakit fisik atau mental adalah ujian dan Allah lah
yang dapat mencabut serta menyembuhkan penyakit itu, hal itu termaktub dalam
al-Qur’an Surah Asy-Syuara [26] : 80.
ت فَه َُو يَ ْشفِ ْي ِن
ُ َْواِ َذا َم ِرض
“Dan apabila aku sakit, Dialah (Allah) yang menyembuhkan aku.”
Kandungan al-Qur’an dan ajaran agama dapat memberi dampak yang cukup
berarti dalam kehidupan manusia, termasuk terhadap kesehatan. Orang yang sehat
mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam kondisi apapun, ia juga
akan melakukan introspeksi atas segala hal yang dilakukannya sehingga ia akan
mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya sendiri. Solusi terbaik untuk dapat
mengatasi masalah-masalah kesehatan mental adalah dengan mengamalkan nilai-
nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. Hubungan antara agama sebagai
keyakinan dan kesehatan jiwa, terletak pada sikap penyerahan diri seseorang
terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap tersebut akan memberikan
sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa
bahagia, puas, sukses, merasa dicintai, atau merasa aman.27
Ketika manusia melupakan Sang Maha Pencipta dan kehilangan God view-
nya, kehidupan jadi hampa. Menjauhkan diri dari Sang Pencipta, berarti
mengosongkan diri dari nilai nilai imani. Sungguh merupakan “kerugian” terbesar
bagi manusia selaku makhluk berdimensi spiritual. 28 Maka ibadah seperti shalat
25
S. bin A.A. bin Muhammad & dkk., Al-Tafsir Al-Muyassar. (Al Madinah Al-Munawwaroh:
Mujamma' Al-Malik Fahd li-Thiba'ah Al Mushaf Asy-Syarif, 2009), 290.
26
Risydah Fadilah, “Pengaruh Metoda Ruqyah Terhadap Penurunan Derajat Kecemasan
(Penelitian Quasi Experimental Pada Pasien Di Ruqyah X Cabang Bandung)” dalam Tazkiya
Journal of Psychology, Vol. 20, No. 1, 2015, 102.
27
Omar Abdullah al-HajEid, dkk., “An Investigation of Rhythm in the Subject Matters of the Holy
Quran” dalam International Journal of Linguistics, Literature and Translation, Vol. 5, No. 1,
2022, 2.
28
Purmansyah Ariadi, “Kesehatan Mental dalam Perspektif Islam” dalam Syifa’Medika, Vol. 3,
No. 2, 2013, 124.
11
29
Ali, “Mental Health In The Qur'an Perspective And Its Relevance With Contemporary Islamic
Education In Indonesia” dalam Tadibia Islamika, Vol. 1, No. 1, 2021, 42.
30
Mayumi Fukuyama, “Society 5.0: Aiming for a New Human-centered Society” dalam Japan
Spotlight, 2018, 47.
12
1. Penerimaan (Acceptability)
Acceptability adalah sejauh mana teknologi dapat diandalkan untuk
membangun suatu hubungan. Saat ini ada banyak aplikasi dan media sosial
dapat digunakan untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat, misal
aplikasi WhatsApp, Facebook, Line, Zoom, Instagram, Skype, dan lain
sebagainya.
2. Perubahan peran (Role change)
Di era society 5.0 memang terjadi perubahan peran seperti peran orang
tua dan guru dalam medidik anak, karena teknologi dapat membantu mereka
menjalankan peran dan bekerja dengan lebih optimal. 31 Namun, dalam
penggunaanya harus ada kendali dan sosialisasi sebagai upaya pencegahan
hal negatif yang tidak diinginkan.
31
Annastasia Ediati, “Dampak Positif Teknologi Informasi terhadap Keluarga”, Semarang;
Penerbit Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, 2020, 124.
32
Rinny Meidiyustiani , Retno Fuji Oktaviani, “Pelatihan Googleads Dan Facebookads Dalam
Meningkatkan Omset Penjualan Dan Memperluas Jaringan Mitra Team Pojok Sinergy” dalam
Jamaika : Jurnal Abdi Masyarakat, Volume 2, No. 1,(tt) 17.
13
34
Tirto.id, melalui <https://m.facebook.com/TirtoID/photos/mendekatkan-diri-kepada-agama-bisa-
bikin-sehat-jiwa-dan-raga-tubuh-bugar-senanti/2045526935772745/> diakses pada 20 Mei 2022,
pukul 22:27 WIB.
35
Ikhwan Fuad, “Kajian dan Penelitian Psikologi” dalam Jurnal An-nafs. Institut Agama Islam
Tribakti, 2016, 32.
15
PENUTUP
Kesimpulan
Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar kepada kesehatan masyarakat
dunia secara fisik dan mental. Keberadaan teknologi yang canggih membantu
segala aktivitas di berbagai sektor, baik pendidikan, ekonomi, sosial dan
kesehatan. Namun dalam penggunaanya ternyata juga menyebabkan kesehatan
mental yang terganggu. Peran al-Qur’an dalam aspek spiritual dan psikologis
dapat merawat kesehatan mental selama pandemi dan penggunaan gadget.
Pemanfaatan teknologi komunikasi dan media periklanan dapat menjadi perangkat
untuk mengedukasi masyarakat tentang panduan dan pentingnya menjaga
kesehatan mental bersama al-Qur’an.
Saran
1. Saran Teoritis: Penulis menyarankan kepada para penulis selanjutnya untuk
dapat melakukan pengkajian dengan mencari sumber-sumber lain yang membahas
tentang kesehatan mental berbasis al-Qur’an. Penulis menemukan adanya
pengaruh nilai bacaan al-Qur’an terhadap kesehatan mental dan manfaat teknologi
komunikasi sebagai media edukaif kepada masyarakat sehingga apabila dalam
penulisan selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan
tentang penerapan dan efek positif yang diterima masyarakat.
2. Saran Praktis: Berdasarkan bahasan-bahasan yang diperoleh melalui penulisan,
diajukan beberapa saran praktis yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang berkepentingan: 1. Peran religiusitas dan nilai al-Qur’an
terhadap kesehatan mental 2. Peran teknologi dalam sosialisasi perawatan
kesehatan mental untuk masyarakat.
16
DAFTAR RUJUKAN
Dewi, Kartika Sari. (2012). Buku Ajar Kesehatan Mental. Semarang; CV Lestari
Mediakreatif, 11.
Jumalda, Alma Elvia, dkk. (2021) Pola Makan Masyarakat di Kota Pontianak
Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 16(1),
2.
Meidiyustiani, Rinny & Retno Fuji Oktaviani. (tt). Pelatihan Googleads Dan
Facebookads Dalam Meningkatkan Omset Penjualan dan Memperluas
Jaringan Mitra Team Pojok Sinergy” dalam Jamaika : Jurnal Abdi
Masyarakat, 2(1), 17.
Muhammad, S. bin A.A. bin & Dkk. (2009). Al-Tafsir Al-Muyassar. Al Madinah
Al-Munawwaroh: Mujamma' Al-Malik Fahd li-Thiba'ah Al Mushaf Asy-
Syarif, 290.
Penularan virus penyakit secara fecal-oral artinya yaitu fecal = anus, oral = mulut.
“Hepatitis” melalui artikel Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto melalui
<http://dinkes.mojokertokab.go.id/artikel/hepatitis> diakses pada 15 Mei
2022, pukul 17:48 WIB.
[Pontianak, 24 April 2022]
Diaz Ataya Larsen Wijaya
12009011
Lampiran 2
1. Bukti pembayaran
Pengalaman ajaran atau praktik agama yang memberi pemahaman dan hubungan
terhadap ketuhanan, secara efektif memberikan pegaruh dari indra atau perasaan
hingga dekat dengan Tuhan. kehidupan mental dan batiniah yang secara spesifik
terdapat bagian yang tidak tersentuh oleh dimensi rasionalitas, dan bahkan
menempatkannya dalam level inferioritas
Primery Religious Behavior: Pengalaman batin yang asli dalam usaha individu untuk
mencapai hubungan harmonis dengan sesuatu yang dianggapnya sebagai Tuhan.
Tertiry Religius behavior bisa berkembang menjadi primery maupun secondary religious
behavior
2. Membujuk (persuasive)
3. Mengingatkan (reminding)
Walaupun gangguan dan efek negatif kesehatan mental akibat dari Covid-19 telah usai.
Indonesia masih mengahadapi peralihan dan perkembangan teknologi menuju society
5.0. Karenanya, kampanye untuk merawat Kesehatan mental lewat al-Qur’an serta
mediasinya pada masyarakat harus tetap dilakukan oleh berbagai pihak dari pemerintah,
lembaga kesehatan dan masyarakat yang berpengaruh (influencer). Sebagai upaya
preventif dalam mengiringi perubahan yang terjadi di masyarakat.
• Introduction
• Affect
• Al-Qur’an
• Mediation (ILM)