Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIV/AIDS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas laporan stase Keperawataan Maternitas

Disusun Oleh :
Novianti Masrukha
Profesi Ners
0432950921040

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH


BEKASI 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MENGENALI HIV PADA IBU HAMIL

Bidang studi : HIV/AIDS


Topik : Ibu hamil dengan HIV
Sub topic : Mengenal HIV pada ibu
hamil Hari / tanggal: Sabtu, 05 Maret 2022
Jam : 11.00 WIB
Waktu : 15 menit
Tempat : RSUD Chasbullah Abdul Madjid Bekasi

1. LATAR BELAKANG
Acquired Immunodeficiency Syndrome adalah singkatan dari AIDS. AIDS adalah
kumpulan gejala klinis akibat penurunan sistem kekebalan tubuh yang timbul akibat
infeksi HIV. Penyebab Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang
menyebabkan penyakit AIDS (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dicurigai bila paling sedikit
mempunyai dua gejala mayor dan satu gejala minor dan tidak terdapat sebab-sebab
penekanan imun yang lain yang diketahui seperti kanker, malnutrisi berat atau sebab-
sebab lain
Penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi selama hamil (5-10%), melahirkan (10
20%) dan saat menyusui (5-20%) (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2012).

2. TUJUAN
2.1 Tujuan Instruksional Umum
Ibu mengetahui tentang HIV pada ibu hamil. Ibu juga mampu mengantisipasi
serta mau melakukan pengobatan untuk membuat kekebalan tubuh meningkat.

2.2 Tujuan Instruksional Khusus


Dengan mengikuti penyuluhan tentang HIV pada ibu hamil, ibu diharapkan dapat:
1. Mengerti tentang pengertian HIV pada ibu hamil
2. Mengetahui gejala terinfeksi HIV
3. Mengetahui cara penularan HIV
4. Mengetahui faktor yang berperan dalam penularan HIV dari ibu ke anak
5. Mengetahui pengobatan ARV bagi ibu hamil npenderita HIV
6. Jenis persalinan pada ibu hamil yang menderita HIV

3. MATERI
Terlampir

4. MEDIA
a. Leaflet

6. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab

7. PELAKSANA
a. Penyaji : Novianti Masrukha

8. KEGIATAN PELAKSANAAN

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1 2 menit Pembukaan:
Menjawab salam
Memberi salam
Perkenalan
Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan

Menyebutkan materi / pokok bahasan memperhatiakn materi

yang akan disampaikan yang disampaikan


2 6 menit Pelaksanaan / penyampaian materi:
a. Penularan HIV dari ibu ke anak Menyimak dan

b. Pengobatan ARV bagi ibu hamil memperhatikan

penderita HIV
c. Jenis persalinan pada ibu hamil
yang menderita HIV

3 5 menit Evaluasi : Peserta bertanya


a. Memberi kesempatan kepada peserta mengenai masalah
untuk bertanya yang belum dipahami
b. Membacakan kesimpulan hasil Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan

4 2 menit Penutup: Peserta menjawab


Mengakhiri pertemuan dengan salam
mengucapkan terimakasih telah
bersedia mengikuti penyuluhan dan
mengucapkan salam.

9. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Kesiapan media dan tempat.
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di RSUD Chasbullah Abdul Madjid
Bekasi
2. Evaluasi Hasil
a. Peserta memahami materi yang disampaikan dalam penyuluhan.
b. Tanya jawab dilakukan ketika ibu belum paham.

10. LAMPIRAN MATERI

1. Faktor Yang Berperan Dalam Penularan HIV Dari Ibu Ke Anak


Ada tiga faktor utama yang berpengaruh pada penularan HIV dari ibu ke anak yaitu:
1. Faktor ibu antara lain jumlah virus dalam tubuh, jumlah sel CD4, status gizi
selama hamil, penyakit infeksi selama hamil dan gangguan pada payudara
2. Faktor bayi antara lain usia kehamilan dan berat badan bayi saat lahir,
periode pemberian ASI, adanya luka di mulut bayi
3. Faktor obstetrik antara lain jenis persalinan, lama persalinan, ketuban pecah
dini dan tindakan episiotomi (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
2015).

2. Pengobatan ARV Bagi Ibu Hamil Penderita HIV


Pengobatan ARV jangka panjang, teratur dan disiplin, penularan 1 dari ibu
ke anak bisa diturunkan hingga 2% (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
2015). ARV sudah terbukti dapat menghambat replikasi virus sehingga kadar virus
dalam darah yang menginfeksi sel kekebalan tubuh atau CD4 menurun dan
akibatnya kekebalan tubuh mulai pulih atau meningkat (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2015).
Untuk memulai terapi ARV perlu dipertimbangkan hal-hal berikut:

1. Persiapan klien secara fisik/mental untuk menjalani terapi melalui edukasi


prapemberian ARV
2. Bila terdapat infeksi oportunistik, maka infeksi tersebut perlu diobati terlebih
dahulu. Terapi ARV baru bisa diberikan setelah infeksi oportunistik diobati
dan stabil (kira-kira setelah dua minggu sampai dua bulan pengobatan).
3. Profilaksis kotrimoksazol diberikan pada stadium klinis 2, 3, 4 dan atau CD4
<
200. Untuk mencegah PCP, Toksoplasma, infeksi bacterial (pneumonia,
diare) dan berguna juga untuk mencegah malaria pada daerah endemis;
4. Pada ibu hamil dengan tuberkulosis: OAT selalu diberikan mendahului ARV
sampai kondisi klinis pasien memungkinkan (kira-kira dua minggu sampai
dua bulan) dengan fungsi hati baik untuk memulai terapi ARV.
Syarat pemberian ARV pada ibu hamil dikenal dengan singkatan SADAR, yaitu
sebagai berikut.
1. Siap: menerima ARV, mengetahui dengan benar efek ARV terhadap infeksi
HIV.
2. Adherence: kepatuhan minum obat.
3. Disiplin: minum obat dan kontrol ke dokter.
4. Aktif: menanyakan dan berdiskusi dengan dokter mengenai terapi.
5. Rajin: memeriksakan diri jika timbul keluhan.
6. Jenis Persalinan Pada Ibu Hamil Yang Menderita HIV
Ibu hamil yang positif HIV sebaiknya melahirkan normal atau caesar?
Ada yang bilang, ibu hamil yang positif HIV sebaiknya melahirkan lewat operasi
caesar saja karena lebih aman. Pada kenyataannya, ibu hamil dengan HIV/ AIDS
masih punya kesempatan untuk melahirkan normal, yaitu melalui vagina.
Bila ibu hamil ingin melahirkan normal, ada syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih
dahulu. Syaratnya antara lain:
a. Sudah minum obat antivirus sejak usia kehamilan 14 minggu atau kurang.
b. Kondisi viral load kurang dari 10.000 kopi/ml. Viral load sendiri yaitu jumlah
partikel virus dalam 1 ml atau 1 cc darah. Semakin banyak jumlah partikel virus
dalam darah berarti semakin tinggi risiko Anda untuk menularkan virus dan
mengalami komplikasi HIV.

Saat melahirkan normal, ibu bersalin dengan viral load yang tinggi biasanya akan
diberikan infus berisi obat zidovudine. Namun, rencana persalinan Anda masih bisa
berubah-ubah tergantung pada kondisi tubuh ibu dan bayinya.
Pilihan ini juga harus Anda diskusikan dengan dokter kandungan, bidan, dan
keluarga. Pasalnya, kebanyakan dokter akan menyarankan ibu bersalin untuk menjalani
persalinan caesar kalau angka viral load-nya berada di atas 4.000 kopi/ml.
Menurut berbagai penelitian, kelahiran dengan operasi caesar memang bisa
menurunkan risiko penularan HIV/ AIDS dari ibu ke bayi saat persalinan. Terutama
jika viral load ibu menjelang persalinan terhitung tinggi.
Berdasarkan data yang diperoleh dari American College of Obstetricians and
Gynecologist, operasi sesar dianjurkan untuk dilakukan sebelum kehamilan berusia 39
minggu. Sedangkan pada ibu hamil dengan HIV, dianjurkan untuk melakukan operasi
caesar saat kehamilan berusia 38 minggu.
Selain itu, pada operasi caesar bisa juga diberikan antibiotik untuk mecegah
infeksi pasca melahirkan pada ibu dengan HIV. Ini karena wanita yang positif HIV
punya kekebalan tubuh yang melemah sehingga lebih rentan kena infeksi. Antibiotik
ini dapat diberikan sebelum operasi dilakukan dan sesudahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. 2015. Pedoman, Pelaksanaan perencaan penularan HIV dan sivilis ibu dan
anak bagi tenaga kesehatan : Kementrian Kesehatan

Manuaba, I.B.G, dkk. 2009. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC

Maula I. 2012. Laporan Pendahuluan Ibu Hamil Dengan HIV. 7 Juli 2019. Academia.edu.
https://www.academia.edu/36640472/LAPORAN_PENDAHULUAN_IBU_HAMIL
_D ENGAN_HIV

Firdaus Y. 2017. Positif HIV Ketika Hamil. 10 Juli 2019. Hellosehat.com.


https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/hivaids/persalinan-ibu-hamil-dengan-hiv-aids

Anda mungkin juga menyukai