KEPERAWATAN HIV/AIDS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIV/AIDS
Dosen : Ns.Viere Allanled Siauta, S.Kep.,M.Kep
DI SUSUN
Oleh :
NURHASANAH 202201301
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt, atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil Dengan Hiv Aids” dapat diselesaikan pada
waktu nya. Tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata
kuliah Keperawatan Hiv Aids, selain itu untuk menambah wawasan dan pengalaman bagi pembaca
sehingga makalah ini dapat memberi manfaat dan inspirasi bagi pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu dengan rendah hati penulis menerima kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah yang akan datang.
i
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B .Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Definisi HIV/AIDS 3
B. Penularan HIV pada Ibu Hamil 3
C. Dampak HIV/AIDS pada Ibu Hamil dan Janin 4
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN HIV/AIDS
A. Pencatatan dan Pengkajian 5
1. Riwayat Kesehatan dan Status HIV/AIDS 5
2. Riwayat Kehamilan dan Persalinan 5
B. Perencanaan Asuhan Keperawatan 6
1. Tujuan Asuhan Keperawatan 6
2. Rencana Tindakan Keperawatan 6
C. Implementasi Asuhan Keperawatan 6
1. Perawatan Medis 6
2. Edukasi dan Konseling 6
3. Dukungan Psikososial 6
D. Evaluasi Asuhan Keperawatan 7
1. Pemantauan Kesehatan Ibu Hamil dan Janin 7
2. Evaluasi Efektivitas Tindakan Keperawatan 7
BAB IV Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain 8
A. Dokter Spesialis Penyakit Menular 8
B. Bidan atau Perawat Kebidanan 8
C. Konselor atau Psikolog 8
D. Tim Sosial 9
BAB V. Kesimpulan 10
Saran 11
BAB VI. Daftar Pustaka 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan peristiwa alami yang terjadi pada wanita, namun kehamilan
dapat mempengaruhi kondisi kesehatan ibu dan janin terutama pada kehamilan trimester
pertama. Wanita hamil terimester pertama pada umumnya mengalami mual, muntah, nafsu
makan berkurang dan kelelahan. Menurunnya kondisi wanita hamil cenderung
memperberat kondisi klinis wanita dengan penyakit infeksi antara lain infeksi HIV-AIDS.
HIV/AIDS adalah topik yang sangat sensitif sehingga banyak penelitian melibatkan anak-
anak yang rentan untuk terjangkit HIV. Setiap usaha dipastikan bahwa keluarga akan
merasa baik.
Ibu hamil dengan HIV/AIDS adalah salah satu kelompok pasien yang
membutuhkan perhatian khusus dalam perawatan kesehatan. Infeksi HIV/AIDS pada ibu
hamil dapat memberikan dampak yang signifikan pada kesehatan ibu dan janin yang
sedang dikandungnya. Oleh karena itu, pemberian asuhan keperawatan yang tepat dan
komprehensif sangat penting untuk memastikan kesehatan dan keamanan ibu hamil serta
mengurangi risiko penularan HIV pada bayi.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan HIV/AIDS adalah:
1. Meningkatkan pemahaman ibu tentang HIV/AIDS, termasuk metode penularan,
pengelolaan, dan tindakan pencegahan yang diperlukan.
2. Mengurangi risiko penularan HIV dari ibu ke janin atau bayi yang baru lahir.
3. Mempertahankan kesehatan ibu hamil dengan HIV/AIDS, termasuk mendukung kesehatan
fisik dan mental ibu.
4. Mengurangi komplikasi kesehatan yang mungkin timbul akibat infeksi HIV/AIDS selama
kehamilan.
5. Memberikan dukungan emosional dan psikososial kepada ibu hamil untuk mengatasi
stigma dan diskriminasi yang terkait dengan HIV/AIDS.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi HIV/AIDS
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. Virus ini menginfeksi dan merusak sel-sel kekebalan tubuh, terutama sel-sel T CD4+,
yang berperan penting dalam melawan infeksi dan penyakit. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh
menjadi lemah dan rentan terhadap infeksi oportunistik, yaitu infeksi yang biasanya tidak
menyerang individu dengan kekebalan tubuh yang sehat.
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah tahap lanjutan dari infeksi HIV. AIDS
terjadi ketika sistem kekebalan tubuh telah terganggu secara signifikan oleh virus HIV, dan
individu tersebut rentan terhadap infeksi yang parah dan kanker yang jarang terjadi pada orang
yang sehat. Diagnosis AIDS ditegakkan berdasarkan kondisi klinis yang terkait dengan
kegagalan kekebalan tubuh dan hasil tes laboratorium yang menunjukkan jumlah sel T CD4+
yang sangat rendah.
HIV/AIDS dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh seperti air
mani, cairan vagina, cairan preseminal, cairan anal, dan ASI dari individu yang terinfeksi HIV.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, penggunaan jarum suntik
bersama yang terkontaminasi, atau transfusi darah yang tidak aman. Selain itu, ibu hamil juga
dapat menularkan virus HIV kepada janinnya selama kehamilan, persalinan, atau melalui ASI.
HIV/AIDS tidak memiliki vaksin atau obat yang dapat menyembuhkan sepenuhnya. Namun,
terapi antiretroviral (ARV) dapat digunakan untuk mengendalikan perkembangan virus HIV,
meningkatkan kualitas hidup individu yang hidup dengan HIV/AIDS, dan mengurangi risiko
penularan kepada orang lain. Pencegahan penularan HIV melalui edukasi, penggunaan kondom
saat berhubungan seksual, penggunaan jarum suntik steril, pemeriksaan darah sebelum
transfusi, dan pencegahan penularan vertikal kepada bayi juga merupakan bagian penting dari
upaya pengendalian HIV/AIDS.
B. Penularan HIV pada Ibu Hamil: Human Immunodeficiency Virus (HIV) dapat
ditularkan kepada ibu hamil melalui beberapa jalur penularan berikut:
➢ Penularan Vertikal: Ini adalah jalur utama penularan HIV dari ibu kepada janin selama
kehamilan, persalinan, atau menyusui. Penularan vertikal dapat terjadi saat ibu yang
terinfeksi HIV memindahkan virus kepada janinnya melalui darah atau cairan tubuh
lainnya. Penularan ini dapat terjadi dalam beberapa tahap, seperti:
a. Intrauterin: Penularan terjadi di dalam rahim selama kehamilan melalui aliran darah ibu
ke janin.
b. Saat Persalinan: Penularan dapat terjadi saat bayi melewati jalan lahir yang terpapar
cairan tubuh ibu yang terinfeksi HIV.
3
c. Melalui Air Susu Ibu (ASI): Ibu yang menyusui dapat menularkan HIV kepada bayi
melalui ASI.
➢ Penularan Non-Vertikal: Selain penularan vertikal, ibu hamil juga berisiko terinfeksi HIV
melalui jalur penularan yang sama seperti individu dewasa non-hamil, yaitu melalui
hubungan seksual yang tidak aman, menggunakan jarum suntik bersama yang
terkontaminasi, atau melalui transfusi darah yang tidak aman.
C. Dampak HIV/AIDS pada Ibu Hamil dan Janin:
➢ Dampak pada Ibu Hamil:
a. Gangguan Imunologi: HIV/AIDS menurunkan sistem kekebalan tubuh ibu,
meningkatkan risiko terhadap infeksi oportunistik, dan dapat memperburuk kesehatan
umum ibu hamil.
b. Kehamilan yang Rumit: Ibu hamil dengan HIV/AIDS mungkin mengalami komplikasi
kehamilan seperti keguguran, persalinan prematur, anemia, infeksi saluran kemih, atau
infeksi lainnya.
c. Perubahan Psikososial: Diagnosis HIV/AIDS dapat menyebabkan stres emosional dan
psikologis yang signifikan pada ibu hamil, termasuk rasa takut, depresi, dan
stigmatisasi.
➢ Dampak pada Janin:
a. Penularan HIV: Bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV berisiko tinggi tertular
virus, baik selama kehamilan, persalinan, atau melalui ASI.
b. Gangguan Pertumbuhan: Janin yang terpapar HIV memiliki risiko lebih tinggi
mengalami pertumbuhan terhambat dan kelahiran prematur.
c. Komplikasi Infeksi: Bayi yang terinfeksi HIV memiliki risiko tinggi mengalami infeksi
oportunistik dan komplikasi kesehatan lainnya, seperti infeksi saluran pernapasan,
penyakit kulit, atau masalah neurologis.
4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA IBU HAMIL DENGAN HIV/AIDS
5
B. Perencanaan Asuhan Keperawatan
1. Tujuan Asuhan Keperawatan:
a. Mencegah penularan HIV dari ibu kepada janin atau bayi yang baru lahir.
b. Meningkatkan kualitas hidup ibu hamil dengan HIV/AIDS melalui manajemen gejala,
pengobatan ARV yang tepat, dan perawatan yang komprehensif.
c. Meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang HIV/AIDS, pencegahan penularan,
pengelolaan kesehatan, dan perencanaan kehamilan selanjutnya.
d. Memberikan dukungan emosional dan psikososial kepada ibu hamil dalam menghadapi
stigma dan diskriminasi terkait dengan HIV/AIDS.
2. Rencana Tindakan Keperawatan
a. Rencana Persalinan: Perawat perlu mengetahui rencana persalinan ibu hamil, apakah
akan melahirkan secara normal atau melalui operasi sesar, serta pertimbangan medis
terkait penularan HIV kepada bayi.
b. Rencana Pengelolaan ASI: Jika ibu hamil berencana menyusui, perawat perlu
mengevaluasi pemahaman ibu tentang risiko penularan HIV melalui ASI dan
memberikan informasi tentang manajemen yang aman untuk mengurangi risiko
penularan HIV kepada bay
C. Implementasi Asuhan
1. Perawatan Medis:
a. Mengawasi penggunaan terapi antiretroviral (ARV) dan memastikan kepatuhan terhadap
pengobatan.
b. Memantau kesehatan ibu hamil secara teratur, termasuk tes darah untuk memantau jumlah
sel T CD4+ dan viral load HIV.
c. Memberikan perawatan yang tepat untuk mencegah dan mengelola infeksi oportunistik.
2. Edukasi dan Konseling:
a. Memberikan informasi yang akurat tentang HIV/AIDS, cara penularannya, dan strategi
pencegahan penularan kepada ibu hamil dan pasangan.
b. Menjelaskan pentingnya kepatuhan terhadap terapi ARV, pengelolaan kesehatan, dan
manajemen kehamilan.
c. Memberikan dukungan emosional dan konseling terkait dengan stres, kecemasan, dan
perubahan sosial yang mungkin dialami oleh ibu hamil.
3. Dukungan Psikososial:
a. Mengidentifikasi dan mengatasi stigma terkait HIV/AIDS melalui pendekatan yang
empatik dan mendukung.
b. Menyediakan dukungan sosial melalui kelompok dukungan atau sumber daya komunitas
yang ada.
6
c. Membantu ibu hamil dalam mengembangkan strategi pengelolaan stres dan
meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
7
BAB IV
KOLABORASI DENGAN
TIM KESEHATAN LAIN
• Membantu dalam merencanakan dan memantau terapi antiretroviral (ARV) yang sesuai
untuk ibu hamil.
• Kolaborasi dengan bidan atau perawat kebidanan dalam perencanaan dan penanganan
persalinan ibu hamil dengan HIV/AIDS.
• Membahas rencana persalinan yang aman dan strategi pencegahan penularan HIV kepada
bayi.
• Memberikan edukasi dan dukungan pada ibu hamil terkait perawatan prenatal, persiapan
persalinan, dan perawatan pasca persalinan.
• Menyediakan konseling individu atau kelompok untuk membantu ibu hamil mengatasi
stres, kecemasan, dan stigma terkait dengan HIV/AIDS.
• Membantu dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan mental ibu hamil dengan
HIV/AIDS.
8
D. Tim Sosial:
• Kolaborasi dengan tim sosial, seperti pekerja sosial atau konselor sosial, untuk membantu
ibu hamil mengakses sumber daya sosial, keuangan, dan perawatan yang dibutuhkan.
• Mengoordinasikan dengan tim sosial untuk mendukung ibu hamil dalam proses
perencanaan kehamilan berikutnya dan memastikan adanya dukungan yang kontinu.
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain ini penting untuk memberikan asuhan yang
komprehensif dan holistik kepada ibu hamil dengan HIV/AIDS. Kerjasama tim yang efektif
akan memastikan bahwa perawatan medis, dukungan psikososial, dan pelayanan sosial dapat
terkoordinasi dengan baik.
9
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan HIV/AIDS adalah pendekatan yang
komprehensif dan holistik untuk memberikan perawatan yang optimal dan mendukung
kesehatan dan kualitas hidup ibu hamil tersebut. Melalui asuhan keperawatan yang tepat,
tujuan utama adalah mencegah penularan HIV dari ibu kepada janin atau bayi yang baru lahir,
serta meningkatkan kualitas hidup ibu hamil dengan HIV/AIDS.
Perawatan medis yang terdiri dari pengawasan terapi antiretroviral (ARV), pemantauan
kesehatan secara teratur, dan pengelolaan komplikasi kesehatan yang terkait dengan
HIV/AIDS merupakan bagian penting dari asuhan keperawatan. Selain itu, edukasi dan
konseling kepada ibu hamil dan pasangan mengenai HIV/AIDS, pencegahan penularan,
manajemen kesehatan, dan persiapan kehamilan selanjutnya juga menjadi fokus dalam asuhan
keperawatan.
Dukungan psikososial juga diberikan kepada ibu hamil untuk membantu mengatasi stigma,
kecemasan, dan perubahan sosial yang mungkin terjadi akibat HIV/AIDS. Tim kesehatan lain,
seperti dokter spesialis penyakit menular, bidan atau perawat kebidanan, konselor atau
psikolog, dan tim sosial, berkolaborasi untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan
terkoordinasi.
Pemantauan kesehatan ibu hamil dan janin secara rutin menjadi penting dalam asuhan
keperawatan, termasuk pemantauan jumlah sel T CD4+ dan viral load HIV, pertumbuhan
janin, dan deteksi dini komplikasi terkait HIV/AIDS. Evaluasi efektivitas tindakan
keperawatan dilakukan untuk menilai keberhasilan intervensi dan memastikan bahwa
perawatan yang diberikan telah mencapai tujuan yang ditetapkan.
Dalam kesimpulannya, asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan HIV/AIDS melibatkan
perawatan medis, edukasi dan konseling, dukungan psikososial, pemantauan kesehatan,
evaluasi efektivitas tindakan keperawatan, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain. Dengan
pendekatan ini, diharapkan ibu hamil dengan HIV/AIDS dapat menghadapi kondisi mereka
dengan lebih baik, mengurangi risiko penularan HIV kepada bayi, serta meningkatkan kualitas
hidup ibu hamil tersebut.
10
B. Saran
Berikut adalah beberapa saran asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada ibu hamil
dengan HIV/AIDS:
1. Edukasi dan Konseling:
• Berikan informasi yang akurat dan komprehensif tentang HIV/AIDS kepada ibu hamil
dan keluarganya, termasuk metode penularan, pencegahan penularan, pengobatan, dan
perawatan.
• Sediakan waktu untuk menjawab pertanyaan dan kekhawatiran ibu hamil serta
memberikan dukungan emosional.
• Diskusikan pentingnya kepatuhan terhadap terapi antiretroviral (ARV) dan tindak
lanjut medis yang diperlukan selama kehamilan dan setelahnya.
2. Pemantauan Kesehatan dan Pengobatan:
• Lakukan pemeriksaan dan pengujian HIV secara rutin pada ibu hamil untuk memantau
status infeksi dan tingkat virus dalam tubuh.
• Pastikan ibu hamil mendapatkan terapi antiretroviral (ARV) yang sesuai dan konsisten
dengan panduan medis terkini.
• Pantau dan tinjau respons terhadap terapi ARV serta atasi efek samping yang mungkin
timbul.
• Monitor pertumbuhan janin secara teratur melalui pemeriksaan kehamilan dan
ultrasonografi.
3. Pencegahan Penularan HIV:
• Ajarkan ibu hamil mengenai pentingnya menghindari praktik berisiko yang dapat
menyebabkan penularan HIV kepada bayi, seperti transfusi darah yang tidak aman,
jarum suntik bersama, dan hubungan seks tanpa pengaman.
• Berikan penekanan pada pentingnya menghindari menyusui bayi secara alami (ASIP
eksklusif) dan memberikan formula susu yang aman untuk bayi.
• Bantu ibu hamil memahami dan mengikuti langkah-langkah pencegahan penularan
HIV selama persalinan, termasuk persalinan sesar elektif jika diperlukan.
4. Dukungan Fisik dan Psikososial:
• Berikan dukungan emosional dan psikososial kepada ibu hamil untuk membantu
mengatasi stres, kecemasan, dan stigma terkait dengan HIV/AIDS.
• Bantu ibu hamil dalam membangun jaringan dukungan, baik dari keluarga, teman,
maupun kelompok pendukung HIV/AIDS.
11
• Ajarkan teknik relaksasi dan strategi manajemen stres yang dapat membantu ibu hamil
menjaga kesehatan fisik dan mentalnya.
• Fasilitasi akses ibu hamil ke layanan konseling dan dukungan psikososial yang
tersedia.
5. Kolaborasi Tim Perawatan:
• Kerja sama dengan tim medis lainnya, seperti dokter kandungan, perawat spesialis
HIV/AIDS, ahli gizi, dan konselor, untuk memberikan perawatan yang holistik bagi
ibu hamil.
• Koordinasikan perencanaan dan persiapan persalinan dengan tim medis, termasuk
penentuan waktu yang tepat untuk melakukan tindakan pencegahan penularan HIV
kepada bayi.
• Lakukan konsultasi dengan tenaga medis yang berkompeten dalam manajemen
kehamilan dengan HIV
12
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
2. Centers for Disease Control and Prevention. (2021). HIV and Pregnancy. Retrieved from
https://www.cdc.gov/pregnancy/hiv/index.html
4. Smeltzer, S. C., Bare, B. G., Hinkle, J. L., & Cheever, K. H. (2014). Brunner & Suddarth's
Textbook of Medical-Surgical Nursing. Wolters Kluwer Health.
5. Taylor, C. L., Yee, L. M., Cheung, S. T., & Srinivas, S. K. (2016). The association between
HIV status and antenatal hospitalization in pregnancy. American Journal of Obstetrics and
Gynecology, 215(1), 99.e1-99.e7.
6. Ayiasi, R. M., Moyer, C. A., Luginaah, I. N., & Kuguyo, R. K. (2017). Factors influencing
utilization of antenatal care services among pregnant women in rural communities in
Africa: a systematic review. BMC Pregnancy and Childbirth, 17(1), 1-13.
7. Nduati, R., John, G., Mbori-Ngacha, D., Richardson, B., Overbaugh, J., Mwatha, A., ... &
Kreiss, J. (2000). Effect of breastfeeding and formula feeding on transmission of HIV-1: a
randomized clinical trial. JAMA, 283(9), 1167-1174.
8. Ekstrand, M. L., Bharat, S., & Ramakrishna, J. (2012). HIV/AIDS stigma: Deepening the
theoretical understanding of stigma and exploring its implications for HIV/AIDS
prevention interventions. SAHARA-J: Journal of Social Aspects of HIV/AIDS, 9(3), 127-
133.
13
9. Turan, J. M., Nyblade, L., & HIV Stigma Research Team. (2013). HIV-related stigma as a
barrier to achievement of global PMTCT and maternal health goals: a review of the
evidence. AIDS and Behavior, 17(7), 2528-2539.
10. World Health Organization. (2016). Consolidated guidelines on the use of antiretroviral
drugs for treating and preventing HIV infection: recommendations for a public health
approach - Second edition. World Health Organization.
14