Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PENCEGAHAN SEKUNDER PADA PASIEN HIV/AIDS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah HIV/AIDS


Dosen Pengampu : Dewi Suryandari S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :
1. Hanung Haninditya Paracima (S19233)
2. Loulita Aprilia Ayuningsyas (S19239)
3. Marlina Nanda Istiati (S19242)
4. Ma’ruf Choirul Imam (S19243)
5. Brigita Larasati (S18223) / Tidak Mengerjakan Tugas

FAKULTAS KESEHATAN

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

TAHUN AJARAN 2019/2020


SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAWATAN KULIT PADA KLIEN DENGAN
HIV/AIDS MENGGUNAKAN MINYAK KELAPA MURNI

Pokok Bahasan : Pencegahan Sekunder Menggunakan Minyak Kelapa Murni


Sasaran : Pasien HIV/AIDS
Tanggal/Waktu : 17 Maret 2021 / 35 menit
Tempat : Di Aula
Pelaksana : Mahasiswa Universitas Kusuma Husada Surakarta
Metode : Pemaparan Materi dan Tanya Jawab
Media : Leaflet
Materi : Terlampir

A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan diharapkan klien mengetahui pentingnya
perawatan kulit pada klien dengan HIV
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Pengertian HIV/AIDS
b. Mengetahui Penyebab HIV/AIDS
c. Mengetahui Tanda Gejala HIV/AIDS
d. Mengetahui Penularan HIV/AIDS
e. Mengetahui Perawatan Kulit
f. Mengetahui Manfaat Minyak Kelapa Murni Untuk Pasien HIV/AIDS
B. Kegiatan
Tahap Kegiatan Waktu
Pendahuluan 1. Mengucapkan salam 5 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan tujuan
4. Kontrak waktu
Inti/Penyajian 1. Menjelaskan pengertiann 25 menit
HIV/AIDS
2. Menjelaskan penyebab HIV/AIDS
3. Menjelaskan tanda dan gejala
HIV/AIDS
4. Menjelaskan penularan HIV/AIDS
5. Menjelaskan ptningnya perawatan
kulit pada pasien HIV/AIDS
6. Menjelaskan manfaat minyak
kelapa murni untuk perawatan kulit
Penutup 1. Melakukan evaluasi ( memberikan 5 menit
kesempatan pada audiens untuk
bertanya )
2. Menyimpulkan materi
3. Mengucapkan salam
C. Setting

Penyaji

Moderator Notulen

Peserta Peserta

Peserta Peserta

Peserta Peserta

D. Evaluasi
1. Proses
a. Klien mengikuti penyuluhan dengan baik
b. Klien mengobservasi/mengikuti dengan saksama
2. Akhir
a. Klien dapat mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir dengan baik
b. Klien dapat mengetahui materi tentang HIV/AIDS
LAMPIRAN MATERI

A. DEFINISI
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh yang selanjutnya melemahkan kemampuan tubuh melawan infeksi
dan penyakit. Obat atau metode penanganan HIV belum ditemukan. Dengan
menjalani pengobatan tertentu, pengidap HIV bisa memperlambat perkembangan
penyakit ini, sehingga pengidap HIV bisa menjalani hidup dengan normal. AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah kondisi di mana HIV sudah pada
tahap infeksi akhir. Ketika seseorang sudah mengalami AIDS, maka tubuh tidak lagi
memiliki kemampuan untuk melawan infeksi yang ditimbulkan.

B. PENYEBAB HIV/AIDS
AIDS disebabkan oleh human immunodeficiency virus (HIV). HIV yang masuk
ke dalam tubuh akan menghancurkan sel CD4. Sel CD4 adalah bagian dari sel darah
putih yang melawan infeksi. Semakin sedikit sel CD4 dalam tubuh, maka semakin
lemah pula sistem kekebalan tubuh seseorang. Penularan HIV terjadi saat darah,
sperma, atau cairan vagina dari seseorang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh
orang lain. Hal ini dapat terjadi melalui berbagai cara, antara lain:
1. Hubungan seks. Infeksi HIV dapat terjadi melalui hubungan seks baik melalui
vagina maupun dubur (anal). Meskipun sangat jarang, HIV juga dapat menular
melalui seks oral. Akan tetapi, penularan lewat seks oral hanya akan terjadi bila
terdapat luka terbuka di mulut penderita, misalnya seperti gusi berdarah atau
sariawan.
2. Berbagi jarum suntik. Berbagi penggunaan jarum suntik dengan penderita HIV,
adalah salah satu cara yang dapat membuat seseorang tertular HIV. Misalnya
menggunakan jarum suntik bersama saat membuat tato, atau saat menggunakan
NAPZA suntik.
3. Transfusi darah. Penularan HIV dapat terjadi saat seseorang menerima donor
darah dari penderita HIV

C. TANDA DAN GEJALA


Gejala HIV dibagi dalam beberapa tahap. Tahap pertama adalah tahap infeksi
akut, dan terjadi pada beberapa bulan pertama setelah seseorang terinfeksi HIV. Pada
tahap ini, sistem kekebalan tubuh orang yang terinfeksi membentuk antibodi untuk
melawan virus HIV. Pada banyak kasus, gejala pada tahap ini muncul 1-2 bulan
setelah infeksi terjadi. Penderita umumnya tidak menyadari telah terinfeksi
HIVGejala tahap infeksi akut bisa ringan hingga berat, dan dapat berlangsung hingga
beberapa minggu, yang meliputi:
1. Demam hingga menggigil.
2. Muncul ruam di kulit.
3. Muntah.
4. Nyeri pada sendi dan otot.
5. Pembengkakan kelenjar getah bening.
6. Sakit kepala.
7. Sakit perut.
8. Sakit tenggorokan dan sariawan.

D. PENULARAN HIV/AIDS
1. Hubungan seks
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seksual tanpa kondom, baik itu
melalui vagina, anal, maupun seks oral. Selain itu seseorang yang suka berganti-
ganti pasangan seksual juga lebih berisiko untuk terkena HIV.
2. Penggunaan jarum suntik
HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi darah orang yang
terinfeksi HIV. Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas
membuat seseorang berisiko sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.
3. Kehamilan, persalinan atau menyusui
Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi
untuk menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi dengan
dokter jika Anda adalah penderita HIV yang tengah hamil agar risiko penularan
HIV pada bayi bisa ditekan.
4. Transfusi darah
Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa terjadi melalui transfusi darah.
Namun, kejadian ini semakin jarang terjadi karena adanya penerapan uji
kelayakan donor, termasuk donor darah, organ ataupun donor jaringan tubuh.
Dengan pengujian yang layak, penerima donor darah memiliki risiko yang rendah
untuk terinfeksi HIV.

E. PENCEGAHAN PENULARAN HIV/AIDS


1. Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks
Jika Anda tidak mengetahui status HIV pasangan Anda, gunakanlah kondom
setiap kali Anda melakukan hubungan seks vaginal, anal maupun oral. Untuk
wanita, bisa menggunakan kondom wanita.
2. Hindari perilaku seksual yang berisiko
Seks anal adalah aktivitas seks yang memiliki risiko tertinggi dalam penularan
HIV. Pelaku maupun penerima seks anal sama-sama berisiko untuk tertular HIV,
hanya saja penerima seks anal berisiko lebih tinggi. Karena itu, disarankan untuk
melakukan hubungan seks yang aman, serta gunakan kondom untuk mencegah
penularan HIV.
3. Hindari penggunaan jarum bekas
Hindari penggunaan jarum bekas saat menyuntikkan obat. Penularan HIV melalui
tato dan tindik juga berisiko terjadi jika memakai jarum tato yang tidak
disterilisasi dengan baik atau menggunakan tinta tato yang terkontaminasi.
Sebelum melakukan tato atau tindik, pastikan jarum masih steril.
4. Lakukan pre-exposure prophylaxis (PrEP)
PrEP merupakan metode pencegahan HIV dengan cara mengonsumsi
antiretroviral bagi mereka yang berisiko tinggi tertular HIV, yaitu:
a. Yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual
b. Yang memiliki pasangan dengan HIV positif
c. Pengguna jarum suntik yang berisiko dalam 6 bulan terakhir, atau mereka
yang sering berhubungan seksual tanpa pengaman

F. PERAWATAN KULIT PADA PASIEN HIV/AIDS


Perawatan kulit yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan minyak
kelapa murni. Perawatan kulit pertama dengan menjaga kulit agar teta lembab,
menggunakan pembersih kulit dengan Ph yang seimbang. Penggunakan pelembab
kulit untuk melembabkan kulit yang kering dang mengurangi resiko kerusakan kulit
sala satu intervensi dalam menjaga integritas kulit adalah dengan cara memberikan
pelembab dengan rendah alkohol, minyak kelapa murni baik untuk kesehatan karena
mudah diserap kulit dang mengandung vitamin

E. MANFAAT MINYAK KELAPA MURNI BAGI PASIEN HIV/AIDS


Minyak Kelapa Murni merupakan produk olahan asli Indonesia yang terbuat
dari daging kelapa segar yang diolah pada suhu rendah atau tanpa melalui pemanasan,
sehingga kandungan yang penting dalam minyak tetap dapat dipertahankan (Tanasale,
2013). Minyak kelapa murni merupakan hasil olahan kelapa yang bebas dari transfatty
acid (TFA) atau asam lemak-trans. Asam lemak trans ini dapat terjadi akibat proses
hidrogenasi. Agar tidak mengalami proses hidrogenasi, maka ekstraksi minyak kelapa
ini dilakukan dengan proses dingin. Misalnya, secara fermentasi, pancingan,
pemanasan terkendali, pengeringan parutan kelapa secara cepat dan lain-lain
(Darmoyuwono, 2009).
Manfaat antioksidan di dalam minyak kelapa murni angat tinggi seperti
tokoferol yang berfungsi untuk mencegah penuaan dini dan menjaga vitalitas tubuh
(Setiaji dan Surip, 2009). Di samping itu minyak kelapa murni pun efektif dan aman
digunakan sebagai moisturizer pada kulit sehingga dapat meningkatkan hidratasi kulit
(Lucida dkk., 2009) dan ketersediaan minyak kelapa murni yang melimpah di
Indonesia membuatnya berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan pembawa
sediaan obat, diantaranya sebagai peningkat penetrasi dan emollient.
LAMPIRAN LEAFLAT

Anda mungkin juga menyukai