Pasal 26 UU PPh
1
Definisi
Cara Pemenuhan
Kewajiban atas PPh 26 dapat dipenuhi melalui pemenuhan sendiri oleh
WP atau pemotongan oleh pemberi penghasilan.
2
3
4
5
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor
Perwakilan
Bentuk Usaha
perusahaan luar
Tetap.
negeri.
6
Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan
PPh 26 terutang di saat yang lebih dahulu terjadi antara akhir bulan diterimanya
penghasilan atau akhir bulan diperolehnya penghasilan.
Atas PPh 26 yang dipenuhi sendiri, wajib disetorkan paling lambat tanggal 25 bulan
ketiga setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak berakhir.
Atas PPh 26 yang dipotong, wajib disetorkan paling lambat tanggal 20 bulan takwim
berikutnya setelah saat terutang.
Pemotong wajib melakukan pelaporan SPT Masa paling lambat 20 hari setelah masa
pajak berakhir.
7
Tarif, Dasar dan Sifat Pengenaan (1)
• Dividen
• Bunga, premium, diskonto, dan imbalan lain terkait
pengembalian utang.
• Royalti, sewa, dan penghasilan lain terkait penggunaan harta.
• Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, atau kegiatan.
• Hadiah dan penghargaan.
• Pensiun dan pembayaran berkala lain.
• Premi swap dan transaksi lindung nilai lain.
• Keuntungan atas pembebasan utang.
8
Ilustrasi 3A.38
Jawaban :
Pajak terutang = 20% x (6,5% x 2.000.000 x 9.100)
= 20% x 1.183.000.000
= Rp 236.600.000,00
9
Ilustrasi 3A.39
11
Perkiraan Penghasilan Netto
12
Ilustrasi 3A.40
13
Ilustrasi 3A.40
Jawaban :
a. Pajak terutang = 20% x (50% x 650 x 9.300)
= 20% x 3.022.500
= Rp 604.500,00
b. Pajak terutang = 20% x (10% x 650 x 9.300)
= 20% x 604.500
= Rp 120.900,00
14
Ilustrasi 3A.41
PT. Universal merupakan unit BUT yang dimiliki oleh suatu perusahaan asing
yang bergerak di bidang manufaktur barang – barang kerajinan. Di tahun 2012, PT.
Universal mencatatkan peredaran bruto sebesar Rp 24.000.000.000,00 serta total biaya
operasi dan non operasi sesuai laporan finansial sebesar Rp 18.350.000.000,00. Atas
pemeriksaan ulang, nilai tersebut perlu mendapatkan koreksi fiskal positif senilai Rp
585.000.000,00. informasi lain menunjukan bahwa PT. Universal melakukan angsuran pajak
perbulan sebesar Rp 100 juta ditahun 2012. Jika penghasilan BUT seluruhnya dikirimkan
kepada perusahaan induk, berapakah PPH 26 yang seharusnya dipotong terhadap
penghasilan PT. Universal?
15
Ilustrasi 3A.41
Jawaban :
Peredaran bruto Rp 24.000.000.000
Biaya operasi dan non operasi (Rp 18.350.000.000)
Koreksi fiskal positif Rp 585.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 6.235.000.000
Bagian PKP terkena keringanan tarif pasal 31E
= 4.800.000.000/ 24.000.000.000 * 6.235.000.000
= Rp 1.247.000.000
PPh badan atas penghasilan BUT
= 50% x 25% x 1.247.000.000 + 25% x (6.235.000.000 - 1.247.000.000)
= 12,5% x 1.247.000.000 + 25% x 4.988.000.000
= 155.875.000 + 1.247.000.000
= Rp 1.402.875.000
16
Ilustrasi 3A.41
Jawaban :
Penghasilan sebelum pajak Rp 6.235.000.000
PPh badan (Rp 1.402.875.000)
Penghasilan setelah pajak Rp 4.832.125.000
PPh 26 atas penghasilan setelah pajak yang dikirim seluruhnya ke perusahaan induk
dalam bentuk deviden
= 20% x 4.832.125.000
= Rp 966.425.000,00
Beban pajak kini 1,402,875,000
Pajak dibayar di muka PPh 25 1,200,000,000
Utang PPh 29 202,875,000
PPh pasal 26 atas PKP setelah dikurang pajak terutang
Saldo Laba 4,832,125,000
Utang PPh 26 966,425,000
Utang Dividen 3,865,700,000 17
Objek PPh 26 Bersifat Tidak Final
18
Tugas Mandiri 7a PPh pasal 26
a. PT Abadi Sentosa merupakan perusahaan cabang dari luar negeri yang
beroperasi di Indonesia dan mengasuransikan bangunan bertingkat ke
PT Allianz yang merupakan perusahaan asuransi di luar negeri dengan
membayar jumlah premi pada tahun 2020 sebesar Rp2 miliar.
Hitunglah PPh Pasal 26 atas premi jika PT Abadi membayar:
1. Premi asuransi langsung ke PT Allianz
2. Premi asuransi melalui perusahaan asuransi yang ada di
Indonesia
3. Premi asuransi melalui perusahaan reasuransi yang ada di
Indonesia
4. Butlah jurnal oleh PT Abadi Sentosa jika membayar melalui
perusahaan asuransi yang ada di Indonesia 19
.
Tugas Mandiri 7b PPh pasal 26
b. Penghasilan kena pajak bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia pada
tahun 2020 sebesar Rp17.500.000.000.
Hitunglah:
1. Berapa PPh terutang tahun 2020?
2. Berapa Laba Bersih setelah pajak tahun 2020
3. Berapa PPh pasal 26 yang harus dipotong dan bagaimana
pencatatannya?
a. Jika laba bersih setelah pajak dikirim seluruhnya sebagai
dividen ke perusahaan induk yang ada di luar negeri,
b. Jika laba bersih setelah pajak dikirim sebagian sebagai
dividen ke perusahaan induk yang ada di luar negeri,
c. Jika laba bersih setelah pajak ditanamkan kembali di
Indonesia, 20
.
Terima Kasih
21