Anda di halaman 1dari 40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

A. Hasil Pengembangan Produk Awal

Penelitian pengembangan yang menghasilkan media pembelajaran video

pembuatan sulaman smock pada mata pelajaran hiasan busana menjelaskan pengertian

sulaman smock, jenis-jenis sulaman smock, alat dan bahan yang digunakan, serta

langkah pembuatan sulaman smock untuk peserta didik kelas XI di SMK N 1 Depok.

Penelitian ini menggunakan model pengembangan Brog & Grall yang telah

disederhanakan oleh puslitjaknov (2008) menjadi lima langkah yaitu analisis

kebutuhan, mengembangkan produk awal, validasi ahli dan revisi, uji coba lapangan

skala kecil dan revisi dan uji coba lapangan besar dan produk akhir.

1. Analisis Kebutuhan

Kegiatan pada tahap analisis kebutuhan ini dilakukan untuk syarat

pengembangan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna serta pemilihan model

penelitian dan pengembangan (R&D) yang cocok digunakan dalam pengembangan

produk. Hasil pada tahapan ini didapatkan dengan melakukan observasi di sekolah,

studi dokumen serta mewawancarai langsung dengan guru bidang studi dan beberapa

peserta didik. Berdasarkan hasil analisis observasi dan wawancara dapat diketahui

bahwa kurikulum yang digunakan di SMK N 1 Depok adalah revisi K13, pada proses

pembelajaran pembuatan hiasan busana sulaman smock di sekolah, guru menggunakan

media pembelajaran Job Sheet, Power Point dan benda jadi. Terkait media

68
pembelajaran yang digunakan, peserta didik merasa sulit dan kurang tertarik dengan

media pembelajaran tersebut. Perlu menjadi pertimbangan penting, karena peserta

didik memiliki karakter dengan kemampuan yang berbeda beda. Peserta didik juga

memiliki kepribadian, sikap dan motivasi yang berbeda saat proses pembelajaran

berlangsung. Peserta didik merasa sulit memahami materi dengan menggunakan media

pembelajaran yang digunakan di sekolah sehingga menyebabkan proses pembelajaran

kurang efektif. Oleh karena itu dibutuhkan media pembelajaran yang menarik perhatian

dan memberikan motivasi seperti media pembelajaran video yang diharapkan dapat

membantu guru dalam menyampaikan materi.

Berdasarkan pengamatan diketahui juga latar belakang ekonomi dan sosial

peserta didik dikatakan cukup karena hampir semua peserta didik sudah memiliki

gadget/laptop yang dapat digunakan dengan mudah untuk mengakses media yang

dikembangkan. Selain itu ditunjang dengan kelengkapan peralatan yang disediakan

sekolah pada setiap ruang kelas dan kemampuan guru dalam mengoprasikannya.

Sehingga media pembelajaran yang dikembangkan sangat cocok untuk diterapkan di

SMK N 1 Depok.

2. Mengembangkan Produk Awal

Setelah melakukan analisis kebutuhan, langkah selanjutnya adalah

mengembangkan produk awal yaitu proses pembuatan media pembelajaran video

sulaman smock pada mata pelajaran hiasan busana di SMK N 1 Depok yang diharapkan

dapat menarik perhatian peserta didik dan termotivasi untuk belajar tentang materi

69
hiasan busana khususnya sulaman smock. Langkah yang harus dilakukan dalam

mengembangkan produk ini adalah sebagai berikut:

a. Menyusun Konsep

Konsep dalam pengembangan media pembelajaran video yang digunakan peserta

didik kelas XI tata busana di SMK N 1 Depok yaitu:

1) Media yang dikembangkan bertujuan untuk membantu peserta didik memahami

materi pembuatan sulaman smock secara nyata dan mandiri serta membantu guru

dalam menyampaikan materi.

2) Pengembangan media pembelajaran video menggunakan aplikasi Supermii untuk

membuat animasi dan mengedit video menggunakan aplikasi Kinemaster.

3) Memperhatikan bahasa yang digunakan, efektivitas, kemanfaatan, tampilan

media/estetika, warna dan bentuk. Bahasa yang digunakan menggunakan bahasa

yang mudah dimengerti, efektivitas dalam tata letak gambar dan desain secara

menyeluruh, tampilan media/estetika dengan background dan backsound yang

menarik, warna dan bentuk menggunakan warna netral dan bentuk animasi yang

menarik perhatian peserta didik.

b. Desain

Desain media pembelajaran video menggunakan Storyboard yang berisi

rangkaian langkah, gambar dan deskripsi. Dalam desain ini berisikan tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran antara lain pengertian sulaman smock, fungsi, jenis

70
dan macam-macamnya, alat dan bahan, dan langkah pembuatan yang dilengkapi

dengan foto dan video.

1) Pembuka Media Video Pembelajaran dan Halaman Judul

Pembuka media video pembelajaran yaitu logo Universitas Negeri Yogyakarta

dan Prodi Pendidikan Teknik Busana. Sedangkan halaman judul berisi judul media

video yaitu “Pengembangan Video Sulaman Smock Mata Pelajaran Hiasan Busana

Kelas XI Di SMK N 1 Depok” dan Nama Pengembang media video Pembelajaran

sulaman smock.

Gambar 17. Pembuka Media Video

Gambar 18. Halaman Judul, Dosen Pembimbing dan Nama Pengembang

71
72
2) Informasi Media Video Pembelajaran

Pengantar materi berisikan Kompetensi dasar dan materi pembelajaran yang akan

dipelajari menggunakan media video dan musik pengiring.

Gambar 19. Kompetensi Dasar

Gambar 20. Materi Pembelajaran

3) Materi

Animasi yang menjelaskan materi pembelajaran yang akan dipelajari yaitu:

pengertian sulaman smock, fungsi sulaman smock, jenis-jenis dan macam-macamnya,

dan langkah pembuatan sulaman smock. animasi bergerak menampilkan contoh

gambar disertai pengisi suara dan musik pengiring.

73
Gambar 21. Animasi Pengertian Sulaman Smock

Gambar 22. Animasi Fungsi Sulaman Smock

Gambar 23. Animasi Jenis Sulaman Smock

74
Gambar 24. Animasi Macam Sulaman Smock Jepang

Gambar 25. Alat dan Bahan yang digunakan

Gambar 26. Animasi Cara Membuat Sulaman Smock

75
4) Prosedur Pembuatan Sulaman Smock Jepang Motif Ombak Kecil

Berisi video tutorial pembuatan sulaman smock jepang motif ombak kecil yang

diperagakan oleh pragawati dengan background warna hitam, diberi pengisi suara

dengan bahasa dan intonasi yang mudah dimengerti dengan menggunakan musik

pengiring.

Gambar 27. Membuat Pola

Gambar 28. Membuat Arah Pola

76
Gambar 29. Membuat Sulaman Smock

Gambar 30. Hasil Jadi Tampak Belakang

Gambar 31. Hasil Jadi Tampak Depan

77
78
5) Praktek Peserta didik

Peserta didik diberikan tugas untuk membuat sulaman smock dengan model dan

waktu pengerjaan yang sudah disepakati.

Gambar 32. Tugas Praktek

6) Halaman Penutup

Berisi ucapan terimakasih dengan bentuk animasi bergerak yang diisi pengisi

suara.

Gambar 33. Penutup

79
7) Pemberian Efek Animasi, Grafis, Transisi, dan Sound

Agar media pembelajaran menjadi lebih menarik dan terlihat nyata perlu

diberikan efek pendukung didalamnya. Efek ini dapat berupa animasi bergerak,

transisi, maupun sound.

a) Membuat Animasi

Membuat animasi menggunakan aplikasi Supermii yang dimana bisa membuat

animasi manusia secara cepat. Terdapat pilihan bentuk wajah, hidung, mata, bibir,

tangan, rambut dan baju yang dapat diganti sesuai karakter yang diinginkan.

Gambar 34. Membuat Animasi

b) Mengedit Animasi Bergerak

Mengedit animasi bergerak menggunakan aplikasi kinemaster dengan cara

mengedit bagian mulut dengan video gerak mulut yang sudah dibuat.

80
c) Mengedit Video

Mengedit Video Pembelajaran menggunakan aplikasi kinemaster. Editan video

menggunakan efek grafis, transisi, sound dan tambahan gambar dan media pada video.

Gambar 35. Efek Transisi

Gambar 36. Menambahkan Teks pada Video

81
Gambar 37. Menambahkan Sound pada Video

Gambar 38. Mengatur Kecepatan Durasi Video

82
Gambar 39. Mengedit Volume pada Audio

Gambar 40. Mengedit Pemangkasan pada Video

Gambar 41. Menambahkan Efek Grafis pada Video

c. Pengumpulan Material

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bahan-bahan yang digunakan untuk

membuat media pembelajaran video sulaman smock pada mata pelajaran hiasan

busana. Bahan-bahan tersebut adalah:

83
1) Materi pembelajaran sulaman smock, dalam materi ini berisi tentang pengertian

sulaman smock, fungsi, jenis dan macam-macamnya, alat dan bahan, dan langkah

pembuatan sulaman smock dengan dilengkapi foto dan video.

2) Bahan grafik diantaranya dalam pembuatan animasi.

3) Gambar, mengumpulkan gambar untuk memperjelas isi materi. Gambar tersebut

adalah contoh gambar fungsi dan kegunaan sulaman smock, contoh gambar jenis

dan macam-macamnya.

4) Video, video meliputi video alat dan bahan, video langkah pembuatan salah satu

macam sulaman smock jepang.

5) Audio, audio ini berupa musik backsound dan pengisi suara saat video diplay.

d. Pembuatan

Pada tahap ini media pembelajaran video sulaman smock dikembangkan

berdasarkan storyboard dari tahap desain. Pembuatan yang menggabungkan seluruh

bahan yaitu, animasi, teks, gambar, video, dan audio. Setiap scene dijadikan dalam satu

kesatuan. Media dibuat menggunakan aplikasi Kinemaster. Finishing media dilakukan

dengan melakukan pengecekkan kembali terhadap media secara keseluruhan serta

penyimpanan media dengan resolusi FHD 1080p kualitas video 3.19 Mbps sekitar 281

MB. Agar kualitas video tidak pecah dan tetap dapat diakses pada Laptop, Komputer,

Handphone, dan perangkat lainnya.

84
3. Validasi Ahli dan Revisi

Sebelum produk diuji cobakan kepada peserta didik, terlebih dahulu diukur

kelayakan media pembelajaran video sulaman smock oleh beberapa ahli (Judgment

Expert). Setelah para ahli memberikan penilaian mengenai media pembelajaran video

sulaman smock melalui lembar penilaian yang berisikan butir-butir pernyataan,

langkah selanjutnya yaitu menganalisis data hasil validasi para ahli, data yang

diperoleh akan menunjukkan tingkat validitas kelayakan produk sebagai media

pembelajaran.

B. Hasil Uji Coba Produk

Tahap uji coba merupakan tahap dimana media pembelajaran akan diuji coba

atau dinilaikan kepada para ahli dan sasaran subjek yang sesungguhnya. Uji coba

produk berfungsi untuk mengetahui kelayakan media hasil validasi produk oleh para

ahli, uji coba skala kecil dan uji coba skala.

1. Analisis Data Validasi Ahli Materi

Ahli materi akan menilaikan media pembelajaran video pembuatan sulaman

smock yang akan dinilai dan diperoleh dengan cara uji validitas oleh para ahli (expert

judgment) yaitu 1 orang dosen PTBB FT UNY dan 1 orang guru mata pelajaran hiasan

busana di SMK N 1 Depok. Hasil penilaian diperoleh dengan memberikan materi, kisi-

kisi instrumen, dan instrumen penilaian. Validator memberikan komentar dan saran

tentang isi materi dalam video pembelajaran.

85
Instrumen yang digunakan adalah instrumen angket dengan menggunakan skala

Guttman. Alternatif jawaban pada angket ini yaitu “Ya” dan “Tidak” dengan

interpretasi sebagai berikut.

Tabel 12. Interpretasi Jawaban Angket Materi dengan Skala Guttman

Alternatif Jawaban Interpretasi Skor

Ya Materi pembelajaran layak digunakan 1

Tidak Materi pembelajaran tidak layak digunakan 0

Angket validasi materi terdiri dari 17 butir pertanyaan dengan responden

berjumlah 2 orang. Berdasarkan hasil validasi dari masing-masing ahli materi diperoleh

jumlah skor minimum: 0 x 17 = 0 dan skor maksimum: 1x 17 = 17, jumlah kategori =

2, panjang kelas interval 8,5. Hasil data validasi ahli materi dapat dilihat dalam tabel.

Tabel 13. Kriteria Kelayakan Media Video oleh Ahli Materi

kategori Hasil

Layak 8,5 ≤ S ≤ 17

Tidak Layak 0 ≤ S < 8,5

(sumber: data penelitian yang diolah)

Tabel 14. Hasil Validasi Ahli Materi

Validator Skor Kelayakan

Ahli Materi 1 17 Layak

Ahli Materi 2 17 Layak

86
(sumber: data penelitian yang diolah)

87
2. Analisis Data Validasi Ahli Media

Ahli media menilai tentang kelayakan dari segi penyajian, tampilan/estetika

media , bahasa dan kelayakan isi. Hasil validasi media didapatkan dari penilaian 2

orang ahli yaitu 1 orang dosen PTBB FT UNY dan 1 orang guru mata pelajaran hiasan

busana di SMK N 1 Depok. Data hasil penilaian diperoleh dengan memberikan video

pembelajaran, kisi-kisi instrumen dan instrumen penilaian. Validator akan diminta

untuk memberikan komentar dan saran tentang tampilan dalam video, setelah itu dapat

diketahui hal-hal yang kurang tepat pada media video. kesalahan tersebut kemudian

diperbaiki sesuai saran dari validator.

Instrumen yang digunakan adalah instrumen angket dengan menggunakan skala

guttman. Alternatif jawaban pada angket ini yaitu “Ya” dan “Tidak” dengan

interpretasi sebagai berikut.

Tabel 15. Interpretasi Jawaban Angket Media dengan Skala Guttman

Alternatif Jawaban Interpretasi Skor

Ya Materi pembelajaran layak digunakan 1

Tidak Materi pembelajaran tidak layak digunakan 0

Angket validasi materi terdiri dari 23 butir pertanyaan dengan responden

berjumlah 2 orang. Berdasarkan hasil validasi dari masing-masing ahli materi diperoleh

jumlah skor minimum: 0 x 23 = 0 dan skor maksimum: 1x 23 = 23, jumlah kategori =

2, panjang kelas interval 11,5 Hasil data validasi ahli materi dapat dilihat dalam tabel.

88
89
Tabel 16. Kriteria Kelayakan Media Video oleh Ahli Media

kategori Hasil

Layak 11,5 ≤ S ≤ 23

Tidak Layak 0 ≤ S < 11,5

(sumber: data penelitian yang diolah)

Tabel 17. Hasil Validasi Ahli Media

Validator Skor Kelayakan

Ahli Media 1 23 Layak

Ahli Media 2 23 Layak

(sumber: data penelitian yang diolah)

3. Uji Coba Lapangan Skala Kecil

Uji coba lapangan dilakukan dalam skala kecil merupakan uji coba yang

dilakukan setelah validasi oleh ahli media dan ahli materi menyatakan layak. Uji coba

lapangan skala kecil dilakukan oleh 6 peserta didik untuk mengetahui pendapat peserta

didik tentang media pembelajaran membuat sulaman smock dari segi penyajian materi,

tampilan/estetika media, bahasa dan kelayakan isi. Peserta didik diberikan penjelasan

mengenai media video yang sedang dikembangkan sebelum mereka menggunakan

media tersebut. Penilaian dilakukan setelah media video selesai dipresentasikan.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan angket nontes dengan skala likert. Peserta

90
didik juga diminta untuk mengisikan masukan dan saran terhadap media pembelajaran

sebagai acuan dalam perbaikan dan revisi media pembelajaran video.

Hasil penilaian pada tahap uji coba lapangan skala kecil dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 18. Hasil Rekapitulasi Penilaian Uji Lapangan Skala Kecil

Aspek Jumlah Rata- Skor Presentasi Tingkat


total rata Ideal (%) Kelayakan

Penyajian 132 22,00 24 91,67 Sangat Layak

Tampilan Media 194 32,33 36 89,81 Sangat Layak

Bahasa 43 7,17 8 89,58 Sangat Layak

Kelayakan Isi 66 11,00 12 91,67 Sangat Layak

Total 80 90,63 Sangat Layak

(sumber: data penelitian yang diolah)

a. Penilaian Aspek Penyajian Materi

Aspek Penyajian ini terdiri dari 6 butir pernyataan sehingga diperoleh skor

maksimal: 6 x 4 = 24 dan skor minimal: 6 x 1 = 6. Dari hasil tersebut dapat diperoleh

interval berikut.

Tabel 19. Konversi Interval Aspek Penyajian

Interval Kategori

X ≥ 19,2 Sangat Layak

19,2 > X ≥ 14,4 Layak

91
14,4 > X ≥ 9,6 Kurang Layak

X < 9,6 Tidak Layak

(Sumber: data penelitian yang diolah)

Sesuai tabel diatas rata-rata skor pada aspek penyajian senilai 22,00 dinyatakan

“Sangat Layak”.

92
b. Aspek Tampilan Media

Aspek Tampilan ini terdiri dari 9 butir pernyataan sehingga diperoleh skor

maksimal: 9 x 4 = 36 dan skor minimal: 9 x 1 = 9. Dari hasil tersebut dapat diperoleh

interval berikut.

Tabel 20. Konversi Interval Aspek Tampilan Media

Interval Kategori

X ≥ 28,80 Sangat Layak

28,80 > X ≥ 21,6 Layak

21,6 > X ≥ 14,4 Kurang Layak

X < 14,4 Tidak Layak

(Sumber: data penelitian yang diolah)

Sesuai tabel diatas rata-rata skor pada aspek penyajian senilai 32,33 dinyatakan

“Sangat Layak”.

c. Aspek Bahasa

Aspek Bahasa ini terdiri dari 2 butir pernyataan sehingga diperoleh skor

maksimal: 2 x 4 = 8 dan skor minimal: 2 x 1 = 2. Dari hasil tersebut dapat diperoleh

interval berikut.

Tabel 21. Konversi Interval Aspek Bahasa

Interval Kategori

X ≥ 6,4 Sangat Layak

93
6,4 > X ≥ 4,8 Layak

4,8 > X ≥ 3,2 Kurang Layak

X < 3,2 Tidak Layak

(Sumber: data penelitian yang diolah)

Sesuai tabel diatas rata-rata skor pada aspek penyajian senilai 7,17 dinyatakan

“Sangat Layak”.

94
d. Aspek Kelayakan Isi

Aspek Bahasa ini terdiri dari 3 butir pernyataan sehingga diperoleh skor

maksimal: 3 x 4 = 12 dan skor minimal: 3 x 1 = 3. Dari hasil tersebut dapat diperoleh

interval berikut.

Tabel 22. Konversi Interval Aspek Kelayakan Isi

Interval Kategori

X ≥ 9,6 Sangat Layak

9,6 > X ≥ 7,2 Layak

7,2 > X ≥ 4,8 Kurang Layak

X < 4,8 Tidak Layak

(Sumber: data penelitian yang diolah)

Sesuai tabel diatas rata-rata skor pada aspek penyajian senilai 11,00 dinyatakan

“Sangat Layak”.

Berdasarkan hasil diatas maka kelayakan media video pembelajaran sulaman

smock pada uji lapangan skala kecil dapat digambarkan seperti grafik berikut ini:

Diagram Hasil Uji Lapangan


Skala Kecil
91,67 91,67
92
91
89,81 89,58
90
89
88
UJI COBA LAPANGAN SKALA KECIL

Penyajian Materi Tampilan Media Bahasa Kelayakan Isi

95
Gambar 42. Grafik Uji Lapangan Skala Kecil

Data diatas menunjukkan kelayakan media pembelajaran video dari beberapa

aspek yaitu aspek penyajian sebesar 91,67%; aspek tampilan media sebesar 89,81%;

aspek bahasa sebesar 89,58%; dan aspek kelayakan isi sebesar 91,67%, sehingga dapat

disimpulkan bahwa berdasarkan hasil uji coba skala kecil media video pembuatan

sulaman smock kelas XI tata busana di SMK N 1 Depok dinyatakan “Sangat Layak”

4. Uji Coba Lapangan Skala Besar

Uji coba lapangan skala besar merupakan uji coba kelayakan media kepada

sasaran sesungguhnya pada proses pembelajaran. Uji coba ini berujuan untuk

mengetahui kelayakan produk dilihat dari aspek penyajian materi, tampilan media,

bahasa , dan kelayakan isi. Uji skala besar dilakukan kepada peserta didik kelas XI tata

busana SMK N 1 Depok yang berjumlah 31 orang. Implementasi dilakukan pada proses

pembelajaran sesuai tahapan pembelajaran pada RPP. Peserta didik diberikan

penjelasan mengenai pembelajaran video yang sedang dikembangkan sebelum mereka

menggunakan media tersebut. Penilaian dilakukan setelah media pembelajaran video

selesai dipresentasikan. Penilaian dilakukan menggunakan angket nontes dengan skala

linkert. Hasil penilaian pada tahap uji skala besar dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 23. Hasil Rekapitulasi Penilaian Uji Lapangan Skala Besar

Jumlah Skor Presentasi Tingkat


Aspek Rata-rata Kelayakan
total Ideal (%)

96
Penyajian materi 616 19,87 24 82,80 Sangat Layak

Tampilan Media 899 29,00 36 80,56 Sangat Layak

Bahasa 200 6,45 8 80,65 Sangat Layak

Kelayakan Isi 304 9,81 12 81,72 Sangat Layak

Total 80 81,41 Sangat Layak

(Sumber: data penelitian yang diolah)

a. Penilaian Aspek Penyajian materi

Aspek Penyajian ini terdiri dari 6 butir pernyataan sehingga diperoleh skor

maksimal: 6 x 4 = 24 dan skor minimal: 6 x 1 = 6. Dari hasil tersebut dapat diperoleh

interval berikut.

Tabel 24. Konversi Interval Aspek Penyajian

Interval Kategori

X ≥ 19,2 Sangat Layak

19,2 > X ≥ 14,4 Layak

14,4 > X ≥ 9,6 Kurang Layak

X < 9,6 Tidak Layak

(Sumber: data penelitian yang diolah)

Sesuai tabel diatas rata-rata skor pada aspek penyajian senilai 19,87 dinyatakan

“Sangat Layak”.

b. Aspek Tampilan Media

97
Aspek Tampilan ini terdiri dari 9 butir pernyataan sehingga diperoleh skor

maksimal: 9 x 4 = 36 dan skor minimal: 9 x 1 = 9. Dari hasil tersebut dapat diperoleh

interval berikut.

Tabel 25. Konversi Interval Aspek Tampilan Media

Interval Kategori

X ≥ 28,80 Sangat Layak

28,80 > X ≥ 21,6 Layak

21,6 > X ≥ 14,4 Kurang Layak

X < 14,4 Tidak Layak

(Sumber: data penelitian yang diolah)

Sesuai tabel diatas rata-rata skor pada aspek penyajian senilai 29,00 dinyatakan

“Sangat Layak”.

98
c. Aspek Bahasa

Aspek Bahasa ini terdiri dari 2 butir pernyataan sehingga diperoleh skor

maksimal: 2 x 4 = 8 dan skor minimal: 2 x 1 = 2. Dari hasil tersebut dapat diperoleh

interval berikut.

Tabel 26. Konversi Interval Aspek Bahasa

Interval Kategori

X ≥ 6,4 Sangat Layak

6,4 > X ≥ 4,8 Layak

4,8 > X ≥ 3,2 Kurang Layak

X < 3,2 Tidak Layak

(Sumber: data penelitian yang diolah)

Sesuai tabel diatas rata-rata skor pada aspek penyajian senilai 6,45 dinyatakan

“Sangat Layak”.

d. Aspek Kelayakan Isi

Aspek Bahasa ini terdiri dari 3 butir pernyataan sehingga diperoleh skor

maksimal: 3 x 4 = 12 dan skor minimal: 3 x 1 = 3. Dari hasil tersebut dapat diperoleh

interval berikut.

Tabel 27. Konversi Interval Aspek Kelayakan Isi

Interval Kategori

X ≥ 9,6 Sangat Layak

99
9,6 > X ≥ 7,2 Layak

7,2 > X ≥ 4,8 Kurang Layak

X < 4,8 Tidak Layak

(Sumber: data penelitian yang diolah)

Sesuai tabel diatas rata-rata skor pada aspek penyajian senilai 9,81 dinyatakan

“Sangat Layak”.

100
Berdasarkan hasil diatas maka kelayakan media video pembelajaran sulaman

smock pada uji coba lapangan skala besar dapat digambarkan seperti grafik berikut ini:

Diagram Hasil Uji Coba Skala


Besar
82,8
83
81,72
82
80,56 80,65
81
80
79
UJI COBA LAPANGAN SKALA BESAR

Penyajian Materi Tampilan Media Bahasa Kelayakan Isi

Gambar 43. Grafik Uji Coba Skala Besar

Data diatas menunjukkan kelayakan media pembelajaran video dari beberapa

aspek yaitu aspek penyajian sebesar 82,8%; aspek tampilan media sebesar 80,56%;

aspek bahasa sebesar 80,65%; dan aspek kelayakan isi sebesar 81,72%, sehingga dapat

disimpulkan bahwa berdasarkan hasil uji coba skala besar atau uji coba sebenarnya

pada media video pembuatan sulaman smock kelas XI tata busana di SMK N 1 Depok

dinyatakan “Sangat Layak”

101
C. Revisi Produk

Revisi merupakan suatu tahapan yang dilakukan oleh peneliti untuk memperbaiki

media pembelajaran sesuai dengan sara dan masukan dari para ahli maupun dari

pengguna. Saran dan masukan yang diberikan bertujuan untuk meminimalisir

kesalahan dalam pembuatan media pembelajaran video, sehingga produk dapat

dinyatakan layak untuk digunakan.

Pada hasil video pertama terdapat beberapa koreksi, saran dan masukan dari ahli

media untuk perbaikan media sebagai berikut:

Tabel 28. Hasil Revisi Media oleh Ahli

1 Koreksi, Saran dan Masukan Ahli Sebaiknya menggunakan background


Media yang warnanya gelap

Tindak Lanjut

Sebelum Revisi Setelah Revisi

2 Koreksi, Saran dan Masukan Ahli Pencahayaan media video masih


Media terlalu terang sehingga video masih
kurang fokus pada objek

Tindak Lanjut

102
Sebelum Revisi Sesudah Revisi

3 Koreksi, Saran dan Masukan Ahli Saat praktek, langkah demi langkah
Media harus detail dan pengambilan video
masih kurang fokus pada objek
sehingga peserta didik masih kurang
memahami cara membuatnya

Tindak Lanjut

Sebelum Revisi Sebelum Revisi

Belum mempraktikkan langkah Praktik sudah sesuai dengan materi


perlangkah dan pengambilan video sudah
difokuskan

4 Koreksi, Saran dan Masukan Ahli Tata bahasa dalam media


Media menggunakan kalimat perintah untuk
menerangkan setiap langkah dalam
pembuatan sulaman smock

Tindak Lanjut

Sebelum Revisi Sebelum Revisi

Deskripsi setiap langkah tidak Deskripsi setiap langkah dalam


menggunakan kalimat perintah pembuatan sulaman smock diganti
menggunakan kalimat perintah/kata
kerja

103
Tabel 29. Hasil Revisi Uji Coba Lapangan Skala Kecil

1 Koreksi, Saran dan Masukan Musik yang digunakan untuk


dari Pengguna backsound kurang bersemangat,
sebaiknya diganti agar lebih menarik.

Tindak Lanjut Mengganti musik dengan nada yang


lebih energic agar pengguna lebih
menarik perhatian.

104
D. Kajian Produk Akhir

Tahap penilaian yang digunakan kepada 2 orang ahli materi, 2 orang ahli media

dan sasaran sesungguhnya menghasilkan produk akhir yang dapat digunakan untuk

pembelajaran di kelas. Instrumen yang digunakan adalah angket non tes dengan skala

Guttman (penilaian ahli) dan skala Likert 1-4 (sasaran sesungguhnya). Hasil dari

penilaian tersebut dapat diligat dalam tabel berikut.

Tabel 30. Hasil Rekapitulasi Penilaian Media

Tahap Penilaian Jumlah Prosentase (%) Tingkat


Penilai Kelayakan

Ahli Materi 2 100 Sangat Layak

Ahli Media 2 100 Sangat Layak

Uji Coba Skala Kecil 6 90,63 Sangat Layak

Uji Coba Skala Besar 31 81,41 Sangat Layak

(Sumber: data penelitian yang diolah)

Berdasarkan hasil pada tabel. Media pembelajaran video sulaman smock jepang

motif ombak kecil untuk kelas XI di SMK N 1 Depok dalam penelitian ini dinyatakan

“Sangat Layak” untuk diimplementasikan didalam proses pembelajaran di sekolah.

Adapun kelebihan dan kekurangan media ini adalah sebagai berikut:

1. Kelebihan Media

a. Menyajikan materi pembelajaran lebih menarik dan mudah untuk dipahami

b. Menyajikan langkah-langkah pembuatan secara lebih nyata

c. Dapat diputar berulang-ulang bila perlu untuk menambah kejelasan

105
d. Perangkat untuk mengakses media mudah ditemukan

106
2. Kekurangan Media

a. Pemanfaatan media yang terkesan memakan biaya yang tidak murah.

b. Memerlukan tenaga listrik, jika tidak ada aliran listri media tidak bisa diplay.

E. Keterbatasan Penelitian

Penelitian pengembangan media pembelajaran video sulaman smock memiliki

keterbatasan penelitian yaitu:

1. Dalam pembuatan media pembelajaran video harus mempunyai keahlian khusus

dalam mengedit video dan menggunakan aplikasi Kinemaster.

2. Dalam pembuatan media video membutuhkan waktu lama serta referensi teori

sulaman smock yang terbatas.

3. Penelitian ini dibatasi hanya pada subyek yang diteliti yaitu peserta didik kelas XI

tata busana di SMK N 1 Depok

4. Media pembelajaran video pada penelitian ini tidak dapat menyampaikan semua

kompetensi dasar pada materi pembuatan sulaman smock dan terbatas pada satu

materi saja yaitu pembuatan sulaman smock jepang motif ombak kecil.

107

Anda mungkin juga menyukai