Anda di halaman 1dari 23

MODUL AJAR

PROGRAM KEAHLIAN TATA BUSANA

GAMBAR TEKNIS (TEHNICAL DRAWING)

BIDANG KEAHLIAN : SENI DAN EKONOMI KREATIF

MATA PELAJARAN : MAPEL PILIHAN DESAIN DAN PEMBUATAN BUSANA

FASE :F

NAMA PENYUSUN : NI PUTU NOVI DARMINI, S.Pd.

INSTANSI : SMK NEGERI 2 SINGARAJA


A. TUJUAN PEMBELAJARAN

1.1 Mendeskripsikan pemahaman gambar teknis


Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
1.1.1 Memahami gambar teknis di bidang busana
1.1.2 Mengetahui pentingnya gambar teknis dalam produksi busana
1.1.3 Mengetahui tahapan pembuatan gambar teknis secara digital
1.1.4 Mengetahui pembuatan gambar teknis secara manual
1.2 Memahami gambar teknis (tehnical drawing) di bidang busana
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
1.2.1 Memahami tahapan pembuatan gambar teknis di bidang busana
1.2.2 Mengetahui bagian-bagian busana pada gambar teknis
1.3 Membuat gambar teknis (tehnical drawing)
Krteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
1.3.1 Membuat gambar teknis sesuai dengan keperluan
1.3.2 Mengidentifikasi bagian-bagian busana pada gambar teknis sesuai dengan desain

B. LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

1. Kegiatan Pembuka

1) Peserta didik bersama guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa


2) Peserta didik melaporan kepada guru presensi kehadiran pada pertemuan ini
3) Peserta didik membuat kesepakatan dengan guru terkait aktivitas pembelajaran yang akan
dilakukan
4) Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik yang disampikan guru
a) Apakah kalian sudah mengetahui komponen gambar teknis?
b) Apakah kalian sudah pernah melihat gambar teknis di bidang busana?
c) Apakah kalian pernah membuat gambar teknis?
5) Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

2. Kegiatan Inti

1) Peserta didik membaca materi gambar teknis (tehnical drawing).


2) Peserta didik mendapatkan pemaparan materi merancang karya menggunakan slide
power point melalui laptop dan LCD.
3) Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang materi gambar teknis (tehnical drawing)
4) Peserta didik mencoba membuat gambar teknis secara mandiri.
5) Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil rancangan gambar teknis di depan
kelas.
6) Peserta didik lainnya memberikan tanggapan terkait gambar teknis yang telah
dipresentasikan.
7) Peserta didik menyimak penguatan dari guru terkait hasil penyampaian presentasinya.
8) Peserta didik membuat rancangan karya final yang akan diwujudkan LK.1 (Menentukan
prioritas pribadi, berinisiatif mencari dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
yang spesifik sesuai tujuan di masa depan – Dimensi mandiri dari P3).
9) Peserta didik menerima masukkan terhadap hasil gambar teknis yang telah dibuat.

3. Kegiatan Penutup

1) Refleksi
Peserta didik mendengarkan pertanyaan reflektif yang diajukan oleh guru, antara lain:
a) Bagian mana dari materi yang telah dipelajari paling menarik.
b) Bagian mana dari materi yang telah dipelajari yang belum dipahami.
2) Menyampaikan Informasi
a) Peserta didik merespon tugas yang diberikan oleh guru sebagai tugas tindak lanjut
untuk mempersiapkan alat dan bahan dalam merancang gambar teknis busana.
b) Peserta didik menjawab salam guru untuk mengakhiri kegiatan belajar.

Pertemuan 2

1. Kegiatan Pembuka
1) Peserta didik bersama guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa.
2) Peserta didik melaporan kepada guru presensi kehadiran pada pertemuan ini.
3) Peserta didik membuat kesepakatan dengan guru terkait aktivitas pembelajaran yang akan
dilakukan.
4) Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik yang disampikan guru.
a) Apakah kalian sudah mengetahui berbagai bagian-bagian busana yang dituliskan
pada gambar teknik?
b) Hal apa saja yang harus diterjemahkan pada gambar teknis suatu busana?
5) Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

2. Kegiatan Inti

1) Peserta didik membaca materi unsur-unsur desain teknis.


2) Peserta didik mendapatkan pemaparan desain produksi menggunakan slide power point
melalui laptop dan LCD
3) Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang materi desain produksi
4) Peserta didik mencoba membuat desain produksi secara mandiri
5) Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil desain produksi di depan kelas
6) Peserta didik lainnya memberikan tanggapan terkait desain produksi yang telah
dipresentasikan
7) Peserta didik menyimak penguatan dari guru terkait hasil penyampaian presentasinya
8) Peserta didik membuat desain produksi yang akan diwujudkan LK.2 (Menentukan
prioritas pribadi, berinisiatif mencari dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
yang spesifik sesuai tujuan di masa depan – Dimensi mandiri dari P3)
9) Peserta didik menerima masukkan terhadap hasil rancangan karya yang telah dibuat

3. Kegiatan Penutup

1) Refleksi
Peserta didik mendengarkan pertanyaan reflektif yang diajukan oleh guru, antara lain.
a) Bagian mana dari materi yang telah dipelajari paling menarik.
b) Bagian mana dari materi yang telah dipelajari yang belum dipahami.
2) Menyampaikan Informasi
a) Peserta didik merespon tugas yang diberikan oleh guru sebagai tugas tindak lanjut
untuk mempersiapkan alat dan bahan dalam merancang sebuah karya busana.
b) Peserta didik menjawab salam guru untuk mengakhiri kegiatan belajar.

Pertemuan 3

1. Kegiatan Pembuka

1) Peserta didik bersama guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan berdoa.


2) Peserta didik melaporan kepada guru presensi kehadiran pada pertemuan ini.
3) Peserta didik membuat kesepakatan dengan guru terkait aktivitas pembelajaran yang akan
dilakukan.
4) Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik yang disampikan guru
a) Apakah kaian pernah membuat gambar teknis sebuah busana rumah?
b) Apakah kalian mengetahui bagian mana saja yang termasuk ke dalam gambar teknis?
5) Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

2. Kegiatan Inti

1) Peserta didik mengamati desain busana rumah dan rok


2) Peserta didik mendapatkan pemaparan materi pembuatan busana rumah dan rok
menggunakan slide power point melalui laptop dan LCD
3) Peserta didik menjawab pertanyaan guru tentang materi merancang pembuatan gambar
produksi busana rumah dan rok.
4) Peserta didik mencoba merancang gambar teknis busana rumah dan rok.
5) Perwakilan peserta didik mempresentasikan hasil rancangan di depan kelas
6) Peserta didik lainnya memberikan tanggapan terkait gambar teknis busana rumah dan
rok.
7) Peserta didik menyimak penguatan dari guru terkait hasil penyampaian presentasinya
8) Peserta didik membuat rancangan pola dan harga jual karya yang akan diwujudkan LK.
3 (Menentukan prioritas pribadi, berinisiatif mencari dan mengembangkan pengetahuan
dan keterampilan yang spesifik sesuai tujuan di masa depan – Dimensi mandiri dari P3)
9) Peserta didik menerima masukkan terhadap hasil gambar teknis busana rumah yang telah
dibuat.
3. Kegiatan Penutup

1) Refleksi
Peserta didik mendengarkan pertanyaan reflektif yang diajukan oleh guru, antara lain.
a) Bagian mana dari materi yang telah dipelajari paling menarik.
b) Bagian mana dari materi yang telah dipelajari yang belum dipahami.
2) Menyampaikan Informasi
a) Peserta didik merespon tugas yang diberikan oleh guru sebagai tugas tindak lanjut
untuk mempersiapkan alat dan bahan dalam merancang sebuah karya busana.
b) Peserta didik menjawab salam guru untuk mengakhiri kegiatan belajar.
C. ASESMEN (AWAL DAN AKHIR PEMBELAJARAN)

Asesmen Awal : 1. Pertemuan 1


a) Apakah kalian sudah mengetahui komponen
gambar teknis?
b) Apakah kalian sudah pernah melihat gambar
teknis di bidang busana?
2. Pertemuan 2
a) Apakah kalian sudah mengetahui berbagai
bagian-bagian busana yang dituliskan pada
gambar teknik?
b) Hal apa saja yang harus diterjemahkan pada
gambar teknis suatu busana?
3. Pertemuan 3
a) Apakah kaian pernah membuat gambar teknis
sebuah busana rumah?
b) Apakah kalian mengetahui bagian mana saja
yang termasuk ke dalam gambar teknis?

Asesmen Formatif : 1. Tugas mandiri dan Presentasi


2. Praktek
Asesmen Sumatif : 1. Pertemuan 1
a) Uraikan unsur-unsur desain!
b) Uraikan prinsip-prinsip dalam membuat karya
busana!
2. Pertemuan 2
a) Buatlah desain produksi karya yang akan dibuat!
b) Uraikan bagian-bagian busana pada rancangan
karya tersebut!
3. Pertemuan 3
a) Buatlah rancangan pola karya yang akan
diwujudkan!
b) Buatlah rancangan harga jual karya yangakan
diwujudkan!
D. LAMPIRAN

1. Lembar Kerja Peserta Didik

1. Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 1


Nama :
No. Absen :
Rancangan Karya Busana :

2. Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 2


Nama :
No. Absen :
Desain Produksi Busana :

3. Lembar Kerja Peserta Didik Pertemuan 3


Nama :
No. Absen :
Rancangan Pola dan Harga Jual:
2. Instrumen Penilaian

1) Tugas Mandiri dan Presentasi


 Instrumen Aktivitas Peserta Didik Dalam Kegiatan Diskusi

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SA A CA KA SKA
1. Peserta didik tidak terpengaruh dengan situasi di luar
kelas
2. Peserta didik berdiskusi dengan peserta didik lain
tentang materi yang disampaikan
3. Peserta didik spontan bekerja apabila diberikan tugas

4. Peserta didik menjawab pertanyaan temannya

5. Peserta didik membantu temannya yang mengalami


kesulitan dalam memecahkan masalah
6. Peserta didik bertanya dengan temannya terkait
dengan hal yang belum dimengerti
7. Peserta didik mencoba memperbaiki kesalahan
temannya dalam memecahkan masalah
8. Peserta didik bekerja sesuai dengan hasil diskusi dengan
temannya
9. Peserta didik mengungkapkan pendapat dalam
diskusi
10. Peserta didik berusaha memperbaiki pendapat
temannya yang kurang tepat
11. Peserta didik mencatat hasil tugas kelompok
12. Peserta didik memecahkan masalah dalam kelompok

13. Peserta didik membuat kesimpulan dalam kelompok


14. Peserta didik mengancungkan tangan untuk
memberikan tanggapan terhadap presentasi
kelompok lainnya
15. Peserta didik memberikan tanggapan terhadap
jawaban yang diberikan oleh penyaji

Keterangan:
SA = Sangat Aktif
A = Aktif
CA = Cukup Aktif
KA = Kurang Aktif
SKA = Sangat Kurang Aktif

 Instrumen Sikap Selama Berdiskusi

No Kriteria Skor

1 Sikap bekerjasama dalam kegiatan diskusi kelompok


Sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama. 1
Sedikit usaha untuk bekerjasama. 2
Sudah ada usaha untuk bekerjasama. 3
Menunjukkan adanya usaha bekerjasama 4
2 Sikap disiplin dalam kegiatan pembelajaran maupun mengumpulkan tugas
yang diberikan
Sama sekali tidak disiplin 1
Menunjukkan ada sedikit sikap disiplin. 2
Menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap disiplin 3
Peserta didik menunjukkan adanya usaha untuk selalu disiplin 4
3 Sikap jujur dalam melaksanakan tugas atau tes yang diberikan
Tidak pernah berperilaku jujur 1
Jarang berperilaku jujur 2
Sering berprilaku jujur 3
Selalu berprilaku jujur 4
4 Sikap kritis dalam berpikir saat mengajukan pertanyaan atau memecahkan
permasalahan
Tidak menunjukkan sama sekali sikap kritis 1
Menunjukkan ada sedikit sikap kritis 2
Menunjukkan sudah ada sikap kritis 3
Menunjukkan usaha untuk sikap kritis 4
2) Praktek

Komponen/Sub
No Indikator Skor
Komponen Penilaian
1 Persiapan Kerja
a. Penggunaan alat dan Penggunaan alat dan bahan sesuai
91 - 100
bahan prosedur
Penggunaan alat dan bahan kurang
80 - 90
sesuai prosedur
Penggunaan alat dan bahan tidak
70 - 79
sesuai prosedur
b. Ketersediaan alat dan Ketersediaan alat dan bahan lengkap 91 - 100
bahan Ketersediaan alat dan bahan cukup
80 - 90
lengkap
Ketersediaan alat dan bahan kurang 70 - 79
lengkap
2 Proses dan Hasil Kerja
a. Kemampuan Kemampuan tinggi 91 - 100
Kemampuan cukup 80 - 90
Kemampuan kurang 70 - 79
b. Kelengkapan lengkap 91 - 100
cukup lengkap 80 - 90
kurang lengkap 70 - 79
d. Ketepatan tepat 91 - 100
cukup tepat 80 - 90
kurang tepat 70 - 79
e. Hasil pembuatan rapih 91 - 100
cukup rapih 80 - 90
kurang rapih 70 - 79
3 Sikap kerja
a. Keterampilan dalam Bekerja dengan terampil 91 -100
bekerja Bekerja dengan cukup terampil 80 - 90
Bekerja dengan kurang terampil 70 - 79
b. Kedisiplinan dalam Bekerja dengan disiplin 91 - 100
bekerja Bekerja dengan cukup disiplin 80 - 90
Bekerja dengan kurang disiplin 70 - 79
c. Tanggung jawab Bertanggung jawab 91 - 100
dalam bekerja Cukup bertanggung jawab 80 - 90
Kurang bertanggung jawab 70 - 79
d. Konsentrasi dalam Bekerja dengan konsentrasi 91 - 100
bekerja Bekerja dengan cukup konsentrasi 80 - 90
Bekerja dengan kurang konsentrasi 70 – 79
Komponen/Sub
No Indikator Skor
Komponen Penilaian
4 Waktu
Penyelesaian pekerjaan Selesai sebelum waktu berakhir 91 - 100
Selesai tepat waktu 80 - 90
Selesai setelah waktu berakhir 70 - 79

3. Bahan Bacaan Guru dan Peserta Didik


Dalam menciptakan busana pesta malam memerlukan dasar penciptaan suatu karya.
Dasar penciptaan karya yang akan dikaji yaitu dasar penciptaan desain yang meliputi
tema, trend, sumber ide, unsur dan prinsip desain, lalu mengkaji tentang dasar pembuatan
busana dan dasar dalam menampilkan hasil busana dalam sebuah pergelaran.
A. Tema penciptaan
Sebelum kita membuat sebuah karya busana kita harus menentukan sebuah tema
terlebih dahulu. Menurut Kamus Istilah Pengetahuan Populer (1986) tema adalah
persoalan atau buah pikiran yang diuraikan dalam suatu karangan, isi dari suatu ciptaan.
Menurut The Liang Gie (1976), secara garis besar tema merupakan ide pokok yang
dipersoalkan dalam karya seni. Ide pokok suatu seni dapat dipahami atau dikenal melalui
pemilihan subject matter (pokok soal) dan judul karya. Sedangkan menurut Keraf (2002)
tema ialah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangan.
Menurut Ensiklopedi Sastra Indonesia, pengertian tema adalah setiap gagasan, ide pokok,
atau pun pokok persoalan yang digunakan sebagai dasar/landasan pembuatan cerita.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa tema yaitu pokok
pikiran yang digunakan sebagai dasar maupun landasan dalam penciptaan suatu karya.
Penciptaan menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah proses membuat atau
menciptakan kemampuan pikiran untuk mengadakan sesuatu hal yang baru berupa angan-
angan yang kreatif. Jadi tema penciptaan adalah kemampuan berpikiran untuk
menciptakan sesuatu hal yang baru sebagai landasan dalam menciptaan suatu karya.
Tromgine merupakan singkatan dari The Role Of Millennial Generation In Nature
Environment yang berarti peran generasi milinel dalam lingkungan alam. Generasi
milineal sendiri merupakan generasi yang setelah generasi X (gen-X) yang memiliki
karaktercuck, modern dan serba digital. Tromgini sendiri diwujudkan dalam bentuk peran
genersi muda atau generasi milenial yang dituangkan melalui karya-karya busana yang
akan direalisasikan dan ditunjukan dalam sebuah fashion show

B. Trend

Dalam menciptakan sebuah karya busana tidak lepas dari pengaruh trend yang
sedang atau akan terjadi. Menurut Sri Widarwati (1996) Trend adalah “gaya mutakhir “
(KBBI). “ kecenderungan akan suatu gaya busana tertentu lazim disebut dengan trend“.
Dalam kehidupan fashion, ditandai dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
kurun waktu tertentu. Perubahan mendasar pada mode merupakan bagian yang penting
Berikut ini macam-macam trend yang digunakan dalam penciptaan busana mengikuti
Trend Forcesting 2019. Trend Forcesting 2019 terbagi menjadi 4 kelompok besar:
Exuberant, Neo Medieval, Svarga, Cortex. Berikut penjelasan secara rinci tentang trend
tersebut menurut trend forcesting 2019

C. Sumber Ide

1. Pengertian Sumber Ide

Sumber ide adalah segala sesuatu yang berwujud maupun tidak berwujud, yang
digunakan untuk mencapai hasil ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001: 102). Menurut
Widjiningsing (2006: 70) sumber ide adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan
rangsangan akan lahirnya suatu kreasi.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Sumber ide adalah segala sesuatu
yang diambil untuk memunculkan ide baru dalam menciptakan sebuah desain busana.
Sumber ide bertujuan untuk menciptakan sesuatu hal baru dalam menciptakan desain
busana. Manfaat kita membuat sumber ide yaitu agar desain yang kita ciptakan
mempunyai konsep dan menjadi landasan dalam terciptanya sebuah karya.

2. Pengelompokan Sumber Ide Menurut (Chodiyah dan Wisri A.Mamdy, 1982: 172) Ada
beberapa macam sumber ide yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

a. Sumber ide dari pakaian penduduk dunia atau pakaian daerah di Indonesia.
b. Sumber ide dari benda-benda alam, seperti bentuk dan warna dari tumbuh-
tumbuhan, binatang, gelombang laut, bentuk awan, dan bentuk-bentuk benda
geometri

c. Sumber ide dari peristiwa-peristiwa nasional, maupun internasional misalnya


pakaian olahraga dari peristiwa Asean Games, ide dari pakaian upacara 17
Agustus.

Dalam mengambil sumber ide tidak diharuskan menggali keseluruhan namun


hanya pada bagian yang dinilai menarik dan memiliki kekhususan dan keistimewaan.

D. Desain Busana

1. Deskripsi Busana Pesta

Menurut Ernawati (2008) desain berasal dari Bahasa Inggris (design) yang berarti
“rancangan, rencana atau reka rupa”. Dari kata design muncul kata desain yang berarti
mencipta, memikir atau merancang. Desain merupakan pola rancangan yang menjadi
dasar pembuatan suatu benda seperti busana. Desain busana adalah suatu rancangan yang
tersusun dari garis, warna dan tekstur yang kemudian dapat diwujudkan mejadi benda
yang nyata. Dalam menciptakan sebuah karya busana terdapat unsur dan prinsip
didalamnya.

Dalam mendesain suatu busana biasannya mengaplikasikan trend, tema, sumber


ide menggunakan unsur dan prinsip. Berikut penjelasan mengenai prinsip dan unsur:

a. Prinsip desain

Prinsip desain merupakan suatu cara untuk menyusun unsur-unsur sehingga


tercapai perpaduan yang memberi efek tertentu. Adapun prinsip-prinsip desain
yang perlu diketahui menurut Sri Widarwati (2000) yaitu:

1) Keselarasan Keselarasan adalah kesatuan diantara macam-macam unsur


walaupun berbeda tetapi membuat tiap-tiap bagian itu tetapkelihatan bersatu
(Sri Widarwati, 1993). Kemudian menurut Ernawati (2008) harmoni adalah
prinsip desain yang menimbulkan kesan adanya kesatuan melalui pemilihan
dan susunan objek atau ide atas adanya keselarasan dan kesan kesesuaian
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain dalam suatu benda, atau
antara benda yang satu dengan benda lain yang dipadukan.

2) Proporsi

Menurut Chodiyah & Wisri A. Mamdy (1982) perbandingan dalam


busana digunakan untuk menampakkan lebih besar atau lebih kecil dan
memberi kesan adanya hubungan satu dengan yang lain yaitu pakaian dan
pemakainya. Perbandingan digunakan untuk menampakkan lebih besar atau
lebih kecil dan memberi kesan adanya hubungan satu dengan yang lainya
yaitu busana dengan pemakainya (Sri Widarwati, 1993: 17). Proporsi adalah
perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain yang
dipadukan (Ernawati, 2008).

Menurut beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa proporsi


adalah hubungan antara satu dengan yang lainya secara menyeluruh untuk
menampakkan lebih besar kecilnya benda dalam susunan tertentu yang
dipadukan guna mendapatkan keselarasan.

3) Balance

Balance atau keseimbangan adalah hubungan yang menyenangkan antar


bagian-bagian dalam suatu desain sehingga menghasilkan susunan yang
menarik. Keseimbangan ada 2 yaitu keseimbangan simetris (fomal) dan
keseimbangan asimetris (informal) (Ernawati, 2008 : 212). Apabila
penggunaan unsur elemen desain seperti garis, warna, bentuk dan lain-lain
dalam suatu desain dapat memberikan rasa puas atau ”sreg” dihati (Sri Ardiati
Kamil, 1986: 63)

4) Irama

Menurut Sri Widarwati (1993) Irama adalah suatu pergerakan pandangan


yang dapat mengalihkan pandangan mata dari suatu bagian ke bagian yang
lain. Menurut Arifah A. Riyanto (2003) irama yang merupakan suatu
pergerakan yang teratur dari satu bagian kebagian yang lainnya. Sedangkan
menurut Widjiningsih (1982) dalam seni irama dapat diartikan sebagai suatu
bentuk pergerakan dalam disain tersebut berirama. Kemudian menurut
Ernawati (2008) Irama dalam desain dapat dirasakan melalui mata dan dapat
menimbulkan kesan gerak gemulai yang menyambung dari bagian yang satu
ke bagian yang lain pada suatu benda, sehingga akan membawa pandangan
mata berpindah-pindah dari suatu bagian ke bagian lainnya.

Ada empat cara untuk menghasilkan irama dalam desain busana menurut
Sri Widarwati (2000) yaitu:

a) Pengulangan

Pengulangan adalah suatu cara untuk menghasilkan irama antara


lain melalui pengulangan garis misalnya lipit, renda, kancing dan
sebagainya.

b) Radiasi

Garis pada pakaian yang memancar dari pusat perhatian


menghasilkan irama disebut radiasi. Garis-garis radiasi pada busan
terdapat pada kerut kerut yang memancar gari garis lengkung.

c) Peralihan ukuran

Pengulangan dari ukuran besar ke ukuran kecil atau sebaliknya


akan menghasilkan irama yang disebut peralihan ukuran. d)
Pertentangan Pertentangan adalah pertemuan antara garis tegak lurus
dan garis mendatar pada lipit-lipit atau garis hiasan.

e) Aksen / pusat perhatian

Aksen merupakan sesuatu yang pertama kali membawa mata pada


hal yang penting dalam suatu rancangan atau yang sering disebut
dengan center of interest / pusat perhatian(Ernawati, 2008). Disain
busana harus mempunyai suatu bagian yang disebut lebih menarik dari
bagianbagian lainnya, dan ini disebut dengan perhatian (Sri
Widarwati, 1993). Menurut Widjiningsih (1982) untuk menciptakan
melalui penggunaan warna, garis, bentuk dan ukuran yang kontras
serta pembarian hiasan

b. Unsur Desain

Unsur desain merupakan unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan


desain sehingga orang lain dapat membaca desain tersebut. Menurut Sri
Widarwati (2000) Unsur-unsur desain adalah segala sesuatu yang digunakan
untuk menyusun suatu rancangan. Hal tersebut dapat dilihat pada mode busana
yang tiap tahunnya sealu berganti. Berikut akan dijelaskan mengenai macam
macan unsur desain;

1) Garis

Menurut Arifah A Riyanto (2003), garis adalah penghubung dua


buah titik dan merupakan unsur yang dapat digunakan untuk mewujudkan
emosi serta dapat menggambarkan sifat tertentu. Menurut Soekarno &
Lanawati Basuki (2004: 9), garis adalah hasil goresan dari satu titik ke
titik lain.

Dari pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa garis adalah


goresan yang menghubungkan antara dua titik yang dapat menggambarkan
sifat tertentu. Menurut Sri Widarwati (2003), Garis dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu: a.garis

Lengkung, b.garing lurus. Fungsi dari unsur garis yaitu menuru Sri
Widarwati (2003):

a) Membatasi bentuk strukturnya.

b) Membagi bentuk struktur menjadi bagian yang merupakan


hiasan.

c) Menentukan periode suatu busana.

d) Memberi arah dan pengertian.


Gambar 3. Garis Horizontal

Gambar 4. Garis Vertikal

Gambar 5. Garis Diagonal

2) Arah

Dalam merancang busana arah dari motif bahan dapat digunkan


untuk mngubah penampilan dari sipemakai. Menurut Sri Widarwati
(2000), Setiap garis mempunyai arah, yaitu;

a) mendatar (horisontal),

b) tegak lurus (vertikal), dan

c) miring ke kiri dan miring ke kanan (diagonal).


Menurut Sri Widarwati (2000), arah dibagi menjadi lima :

a) Tegak lurus memberi kesan keluhuran, melangsingkan.

b) Garis lurus mendatar memberi kesan perasaan tenang,


melebarkan dan memendekan obyek.

c) Garis lurus miring memeri kesan lincah.

d) Garis miring mengarah horizontal memberi kesan


menggemukan.

e) Garis miring mengarah verikal memberi kesan melangsingkan

3) Bentuk

Bentuk mempunyai kemampuan untuk menciptakan suatu perasaan


serta reaksi bagi yang melihatnya (Hartatiati Sulistio, 2005: 11). Bentuk-
bentuk dalam busana dapat berupa bentuk krah, lengan, rok, saku, bentuk
pelengkap busana dan motif. Berdasarkan sifatnya bentuk juga dibedakan
menjadi dua, yaitu bentuk geometris dan bentuk bebas (Sri Widarwati,
1993 : 10) :

a) Bentuk geometris yaitu bentuk-bentuk yang dibuat dengan garis


atau menggunakan alat-alat ukur. Bentuk-bentuk yang dibuat
dengan garis lurus antara lain bentuk segitiga, segiempat,
lingkaran, trapesium, kerucut, persegi panjang, serta silinder.

b) Bentuk bebas yaitu bentuk-bentuk alam, misalnya daun, bunga,


pohon, batu-batuan, titik air, dan lain-lain.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa bentuk


adalah kesatuan dari arah garis yang membentung suatu bidang. Bentuk
pada desain busana dapat diterapkan pada saku, lengan, rok, kerah.

4) Ukuran
Menurut Widjiningsih (1982: 5) ukuran yang kontras (berbeda)
pada suatu desain dapat menimbulkan perhatian dan menghidupkan suatu
desain, tetapi dapat pula kontras itu menghasilkan ketidak serasian
apabila ukurannya tidak sesuai.

Sedangkan menurut Sri Widarwati (1993: 10) garis dan bentuk


mempunyai ukuran yang berbeda karena ukuranlah panjang dan besar
kecilnya menjadi berbeda. Untuk tercapainya suatu keseimbangan dalam
busana diperlukan penerapan ukuran yang sesuai. Pada suatu busana
ukuran digunakan untuk menentukan panjang rok. Menurut Goet Poespo
(2003) ada delapan macam ukuran panjang rok, antara lain :

a) Peplum : ukuran paling pendek dari variasi panjang rok,


umumnya bagian peplum ini dihubungkan dengan busana
bagian atas

b) Macro : rok yang panjangnya hanya cukup menutupi bagian


pantat.

c) Mini : rok yang panjangnya sampai pertengahan paha. d) Kini :


rok yang panjangnya sampai lutut

e) Midi : rok yang panjangnya sampai pertengahan betis

f) Maxi : rok yang panjangnya di atas pergelangan kaki.

g) Angkle : rok yang panjangnya sampai mata kaki.

h) Floor : rok yang panjangnya sampai lantai.

Berdasarkan penjelasan di atas, yang dimaksud unsur ukuran


adalah unsur dalam desain busana yang menentukan keseimbangan dan
kesatuan dalam desain busana. Besar kecilnya ukuran pada suatu busana
harus diperhatikan menghidupkan suatu desain, tetapi dapat pula
menimbulkan ketidak serasian apabila ukurannya tidak sesuai.

5) Nilai gelap terang


Garis maupun bentuk mempunyai nilai gelap terang. Nilai gelap
terang ini menyangkut bermacam-macam tingkatan atau jumlah gelap
terang yang terdapat pada suatu desain (Widjiningsih, 1982: 6). Nilai
gelap terang adalah suatu sifat warna yang menunjukkan apakah warna
mengandung hitam atau putih. Untuk sifat gelap digunakan warna hitam
sedangkan untuk sifat terang digunakan warna putih (Sri Widarwati,
1993:10).

Berdasarkan pengertian di atas, nilai gelap terang adalah sesuatu


yang ditangkap oleh indra penglihatan akibat adanya pantulan cahaya
yang mengenainya sehingga muncul sifat yang menunjukkan warna
tergelap yang mengandung warna hitam dan warna paling terang yang
mengandung warna putih

6) Warna

Warna adalah corak rupa seperti merah, biru, kuning dan


sebagainya (Prapti Karomah, 1990).Warna membuat segala sesuatu
menjadi menarik dan indah. Oleh karena itu dalam berbagai bidang seni
rupa, pakaian, hiasan, tata ruang, dan yang lain warna memiliki peranan
penting (Wijiningsih, 1982: 6). Kehadiran unsur warna orang dapat
terlihat dan melalui unsur warna orang dapat mengungkapkan suasana
hati atau watak benda yang dirancang (Atisah Sipahelut dan
Petrussumadi, 1991: 29). Warna adalah kesan yang pertama kali
ditangkap oleh mata. Dalam disain, warna difungsikan untuk membuat
daya tarik tersendiri. Pemilihan kombinasi warna yang tepat akan
memberi kesan yang menarik dan indah (Sri Widarwati, 1993:12).

Anda mungkin juga menyukai