MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGERAH
SEMARANG TENTANG PANDUAN PENCEGAHAN PASIEN JATUH
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ANUGERAH SEMARANG
Pasal 1
Panduan pencegahan pasien jatuh Rumah Sakit Ibu Dan Anak Anugerah merupakan acuan
bagi staf dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Anugerah
Pasal 2
Panduan pencegahan pasien jatuh Rumah Sakit Ibu Dan Anak Anugrah sebagaimana
dimaksud dalam pasal 1 tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari peraturan direktur ini
Pasal 3
Peraturan direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
Pasal 4
Bila terdapat kesalahan atau kekurangan sesuaian dalam peraturan ini akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di Semarang
pada tanggal 29 Juli 2021
RS ibu dan anak Anugrah
BAB I
DEFINISI
Jatuh adalah posisi tegak menjadi mendarat di lantai tanah atau objek dengan tiba-tiba
tidak terkendali tidak disengaja perpindahan tubuh ke lantai atau tanah atau terkena benda
seperti kursi atau tangga. dengan kata lain, jatuh adalah perubahan posisi pasien yang tidak
disengaja atau tidak direncanakan atau posisi yang dikehendaki yang mengakibatkan pasien
tergeletak diatas lantai dengan atau tanpa mencederai dirinya.
Penyebab terjadinya jatuh dapat meliputi berbagai faktor seperti faktor biologis atau
pingsan atau lingkungan lantai yang licin. Resiko jatuh adalah pasien yang beresiko untuk
jatuh yang umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan dan faktor fisiologis yang dapat
berakibat pada cedera, yang dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu faktor intrinsik
(faktor yang berhubungan dengan kondisi pasien termasuk kondisi psikologis) ekstrinsik
(faktor-faktor yang berhubungan dengan lingkungan).
Cedera dapat terjadi baik di unit rawat inap maupun rawat jalan akibat kejadian pasien
jatuh berbagai faktor yang dapat meningkatkan resiko pasien jatuh antara lain:
a. Kondisi pasien
b. Adanya gangguan fungsional pasien seperti gangguan keseimbangan gangguan
penglihatan atau gangguan status kognitif
c. Lokasi dan lingkungan rumah sakit riwayat jatuh pasien
d. Konsumsi obat tertentu
e. Konsumsi alkohol
Rumah Sakit memerlukan suatu evaluasi resiko pasien terhadap jatuh dan segera
bertindak untuk mengurangi resiko cedera akibat jatuh pasien pada awal asesmen dinyatakan
beresiko rendah dapat kemudian berubah menjadi beresiko tinggi. Hal ini disebabkan oleh
operasi anestesi, perubahan mendadak kondisi pasien, serta penyesuaian pengobatan. Rumah
Sakit menetapkan program mengurangi resiko terjatuh berdasarkan kebijakan dan prosedur
yang tepat ini memantau konsekuensi yang diinginkan dan tidak diinginkan dari Tindakan
yang diambil untuk mengurangi jatuh oleh karena itu Rumah Sakit memerlukan pedoman
dalam cara pendekatan yang mengurangi resiko cedera pasien akibat jatuh.
Pencegahan pasien jatuh dilakukan dengan penilaian awal resiko jatuh penilaian
berkala setiap ada perubahan kondisi pasien serta melaksanakan langkah-langkah pencegahan
pada pasien resiko jatuh. implementasi di rawat inap berupa proses Identifikasi dan penilaian
pasien dengan resiko jatuh serta memberikan tanda identitas khusus kepada pasien tersebut,
seperti gelang kuning penanda di pintu serta informasi tertulis kepada pasien atau keluarga
pasien. Penilaian terhadap resiko jatuh pada pasien dapat dilakukan dengan beberapa metode
terdapat tiga buah metode yang umumnya digunakan yaitu:
1. Fall morse scale(FMS)
FMS adalah sebuah metode yang cepat dan sederhana untuk menilai kemungkinan jatuh.
pada pasien dewasa penilaian FMS dari 6 bagian meliputi riwayat jatuh diagnostik
bantuan berjalan terapi intravena gaya berjalan dan status mental.
2. Humpty dumty
Humpty dumpty merupakan metode untuk menilai kemungkinan jatuh pada pasien anak.
penilaian ini terdiri dari 6 bagian meliputi usia, jenis kelamin, diagnosis, gangguan
kognitif, faktor lingkungan, pembedahan, atau sedasi atau anestesi dan penggunaan
medikamentosa.
3. Ontario modified stratify Sydney scoring
Metode ini diutamakan untuk menilai kemungkinan jatuh pada pasien geriatri. penilaian
ini terdiri dari gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, berayun), pusing atau
pingsan pada Posisi tegak, kebingungan setiap saat, nokturia atau incontinent,
kebingungan, intermiten, kelemahan umum resiko tinggi diuretik sedative narkotik
antipsikotik laksatif vasodilator antiaritmia antihipertensi obat hipoglikemik antidepresan
neuroleptik dan NSAID. Riwayat jatuh dalam waktu 12 bulan sebelumnya proses
gangguan pendengaran dan penglihatan usia 70 tahun keatas.
Bab 3 kebijakan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan
pasien
Bab 3 penyelenggaraan keselamatan pasien pasal 5 ayat 5
(5) sasaran keselamatan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf b meliputi
tercapainya hal-hal:
a mengidentifikasi pasien dengan benar
b meningkatkan komunikasi yang efektif
c meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai
d lokasi pembedahan yang benar prosedur yang benar pembedahan pada pasien yang benar
e mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan
f kurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh
Sasaran 6: Mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh
Fasilitas pelayanan kesehatan mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi resiko
pasien dari cedera karena terjatuh
Bab 4 tatalaksana
Ketika kejadian jatuh pada pasien maka dilakukan langkah-langkah tatalaksana sebagai
berikut
A pengkajian resiko jatuh pasien rawat inap
1 asesmen awal
Perawat melakukan penilaian dengan asesmen resiko jatuh fall morse scale atau fMS dalam
waktu 4 jam sejak pasien masuk rumah sakit hasil asesmen dicatat dan langsung dilakukan
tatalaksana resiko jatuh
2 identifikasi dan penerapan prosedur pencegahan diatas dilakukan oleh perawat primer
berdasarkan:
a kategori resiko jatuh rendah sedang tinggi
b kebutuhan dan keterbatasan setiap pasien
c riwayat jatuh sebelumnya dan penggunaan alat pengaman atau safety device
d asesmen klinis harian
3. Prosedur pencegahan jatuh pada pasien yang beresiko rendah sedang atau tinggi harus
diimplementasikan dan dilakukan penggunaan peralatan yang sesuai secara optimal
4. asesmen ulang
Asesmen ulang dilakukan setiap bagian akan melakukan transfer ke Unit lain kondisi pasien
dan adanya kejadian jatuh pada pasien. Penilaian dilakukan menggunakan asesmen resiko
fms dan rencana keperawatan interdisiplin yang akan diperbaharui atau dimodifikasi sesuai
dengan hasil assessment. Asesmen ulang bukan setiap 3 hari pada pasien resiko ringan
perhari pada pasien resiko sedang dan bersih pada pasien resiko jatuh tinggi apabila terdapat
perubahan kondisi pasien atau kejadian pasien jatuh maka asesmen ulang dilakukan saat itu.
5. Intervensi pencegahan jatuh dapat dilakukan dengan cara:
a tindakan pencegahan umum berlaku bagi semua kategori:
1. Orientasi ruang rawat inap pada setiap pasien
2 memposisikan tempat tidur serendah mungkin dengan roda terkunci dan dua sisi tempat
tidur terpasang dengan baik
3 ruangan rapi
4 setiap benda pribadi telepon genggam tombol panggilan air minum kacamata dan
sebagainya berada dalam jangkauan
5 pencahayaan adekuat sesuai dengan kebutuhan pasien
6 menggunakan alat bantu tongkat alat penopang harus selalu berada dalam jangkauan pasien
7 mengoptimalkan penggunaan kacamata dan alat bantu dengan dengan baik
8 obat-obatan yang dikonsumsi
9 kamar mandi secara rutin
10 dukungan emosional dan psikologis
11 edukasi mengenai pencegahan jatuh pada pasien dan keluarga
b. Latihan kategori resiko tinggi dilakukan tindakan pencegahan umum dan hal hal berikut:
1. Memberi penanda berupa gelang kuning yang dipakai pada pergelangan tangan pasien
2. Mengunjungi dan mengamati pasien menawarkan bantuan ke kamar mandi
3. Mengedukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh
4. Menilai kebutuhan akan fisioterapi dan terapi okupasi alarm tempat tidur tempat tidur
rendah dan usahakan lokasi kamar tidur dekatan dengan pas perawat atau nurse Station.
Bab 5 dokumentasi
1 dokumen asesmen resiko jatuh pasien
2 pemberian informasi resiko jatuh pasien
3 dokumen formulir catatan kegiatan perawat mengenai asesmen dan intervensi resiko jatuh
4 dokumen catatan keperawatan.