Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi dan spesifikasi teknis produk,
perencanaan teknologi proses, perencanaan kapasitas (penentuan jumlah fasilitas dan
tenaga kerja), serta perencanaan jaringan atau rantai pasok (supplier – end customer).

4.1 DESKRIPSI DAN SPESIFIKASI TEKNIS PRODUK


Vandel adalah produk yang berfungsi sebagai hadiah atau kenang-kenangan wisuda,
trofi lomba, pembicara seminar atau event. Produk vandel yang diproduksikan oleh CV
Akromedia berbahan dari akrilik ketebalan 2 cm serta memiliki desain yang bagus. CV
Akromedia juga menyediakan jasa kustomisasi produk vandel sesuai dengan permintaan
konsumen. Berikut adalah gambar teknik dari salah satu model produk vandel.

Gambar 4.1 Proyeksi Assembly Vandel

Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa produk vandel CV Akromedia memiliki
nilai estetika yang tinggi dan desain yang baik. Produk vandel CV Akromedia terdiri dari
beberapa bagian yaitu vandel body, vandel base, pan, dan socked pen.  Berikut gambar
teknik dari bagian produk vandel.

Gambar 4.2 Proyeksi Vandel Body

Gambar 4.3 Proyeksi Vandel Base


Gambar 4.4 Proyeksi Pad

Gambar 4.5 Proyeksi Socked Pen


Berikut merupakan Operation Process Chart (OPC) dari produk vandel CV
Akromedia.

Gambar 4.6 OPC Produk Vandel


4.2 PERENCANAAN TEKNOLOGI PROSES
Perencanaan teknologi proses berkaitan dengan pembuatan BOM Tree dan BOM
Table dari produk vandel CV Akromedia, serta alur proses pembuatan vandel dan
perancangan kerja salah satu stasiun kerja perusahaan berdasarkan OPC yang telah dibuat.
Bill of Material (BOM) Tree merupakan daftar kebutuhan material yang dibutuhkan
dari sebuah produk beserta jumlah komponen penyusun, yang disajikan dalam bentuk
skema berurutan. Pada produk vandel di-breakdown dalam empat jenis bagian, yaitu Body,
Base, Pad, dan Socket Pan. Berikut merupakan Bill Of Material (BOM) Tree dari vandel.

Gambar 4.7 BOM Tree dari Produk Vandel

Bill of Material Table berfungsi untuk menyajikan daftar kebutuhan material dalam
bentuk tabel dengan mengacu pada BOM Tree yang telah dibuat. Secara umum BOM
Table bisa diartikan sebagai bentuk visualisasi dari penjelasan BOM Tree. Di dalam BOM
Table berisi mengenai keterangan-keterangan dari tiap-tiap komponen yang menyusun
produk tersebut. Keterangan-keterangan yang ada di BOM Tree tidak memiliki format yang
baku sehingga keterangan-keterangan yang akan dicantumkan didalam BOM Table sesuai
dengan kebutuhan dari pihak pembuat (Wignjosoebroto,1995). Berikut merupakan Bill Of
Material (BOM) Table dari Vandel CV Akromedia.
Tabel 4.1 BOM Tabel dari produk Vandel
No Komponen Kuantitas Bahan Dimensi Keterangan
1 Vandel 1 Akrilik p x l x t = (148x53 x170 Buat
1.1 Base Pad 1 Karet p x l x t = 148 x 53 x 2 Buat
1.2 Base Part 1 Akrilik p x l x t = 148 x 53 x 15 Buat
1.3 Body Part 1 Akrilik p x l x t = 128 x 10 x 158 Buat
1.4 Socket Pan 2 Polimer d = 0.1 cm Beli
Berikut merupakan alur proses pembuatan produk vandel beserta alatnya.
Gambar 4.8 Alur Proses Pembuatan Produk Vandel
Setelah mengetahui alur proses pembuatan produk vandel, maka dapat dibentuk sistem
kerja. Sistem kerja merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas kerja dimulai
dari jenis pekerjaan yang dilakukan, stasiun kerja, tata letak stasiun kerja, keadaan
lingkungan stasiun kerja, hingga metode kerja yang dijalankan. Perancangan sistem kerja
akan mempengaruhi kinerja operator dan tingkat produktivitas yang dimiliki. Oleh karena
itu, perancangan sistem kerja berkaitan erat dengan elemennya (Hannaway, 2019). Berikut
elemen-elemen menurut Handoko (1987); elemen organisasional, elemen lingkungan, dan
elemen keperilakuan.
Perancangan sistem kerja diharapkan dapat merancang secara efektif yakni mampu
menghasilkan output sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, nyaman, aman, dan sehat bagi
pekerja dan orang-orang yang berada di sekitar lingkungan tempat kerja itu berlangsung,
serta efisien dalam arti bahwa biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
tertentu kecil nilainya dibanding dengan output yang dihasilkan. Oleh karena itu, salah satu
metode yang dapat diterapkan untuk membantu merancang sistem kerja yang efektif dan
efisien adalah metode 5S.
Berikut ini merupakan hasil perancangan stasiun kerja bangku yang diberi nama meja
inspeksi dengan metode 5S.
a. Seiri adalah proses pemilahan terhadap barang yang diperlukan dan tidak diperlukan.
Pada workstation baru penerapannya ada pada pemilihan barang yang selanjutnya
dilakukan penataan pada laci yang ditambahkan di meja inspeksi
b. Seiton adalah proses menata peralatan kerja yang digunakan dengan rapi dan
menghilangkan kegiatan mencari agar alat alat tersebut bisa dengan mudah ditemukan
secara cepat. Pada workstation baru penerapannya ada pada penataan barang agar
peralatan kerja yang tidak diperlukan dapat disimpan dengan rapi pada laci yang
ditambahkan di meja inspeksi
c. Seiso mengacu pada pembersihan secara keseluruhan dan melakukan pemeliharaan
secara berkala. Pada workstation baru penerapannya ada pada penambahan tempat
sampah pada bagian bawah meja dengan tujuan pembersihan lingkungan secara
berkala.
Selain menggunakan metode 5S, terdapat metode ENASE yang meliputi Efektif,
Nyaman, Aman, Sehat, dan Efisien (Suyatno, 1985). Berikut merupakan hasil analisis
menggunakan metode ini.
a. Efektif adalah terwujudnya sasaran atau target yang telah ditentukan dan segala sesuatu
yang dianggap berhasil pada pencapaian yang diinginkan. Setelah redesign
workstation ini, operator akan merasa lebih mudah dalam mencapai target kerja nya
karena ukuran workstation yang lebih luas.
b. Nyaman adalah kondisi dimana seseorang tidak merasakan kecemasan untuk
memberikan tingkat kinerja yang stabil. Setelah redesign workstation ini, operator akan
merasa nyaman karena lingkungan kerja yang lebih rapi didukung dengan laci meja,
tempat sampah dan ukuran workstation yang lebih luas.
c. Aman adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mengalami resiko dari kegiatan
yang dilakukan. Operator akan merasa aman, dikarenakan terdapat laci yang dapat
menyimpan barang. Barang tersebut dapat berupa barang berharga maupun benda
tajam.
d. Sehat adalah suatu kondisi dimana hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan dapat dihilangkan baik dari segi lingkungan kerja maupun peralatan yang
digunakan dalam pekerjaan yang dilakukan. Setelah redesign workstation ini, peluang
operator mengalami penyakit akan cenderung rendah, di karenakan redesign
workstation yang telah sesuai, seperti ukuran dan adanya tempat sampah.
e. Efisien merupakan pencapaian sasaran dengan biaya, upaya, dan waktu yang rendah
dengan meminimalisir pemborosan sumber daya dalam menghasilkan atau melakukan
sesuatu. Meja redesign memberikan space kerja yang lebih luas membuat operator
dapat melakukan pekerjaan lebih mudah dan cepat yang berdampak pada waktu kerja
yang lebih rendah.

4.3 PERENCANAAN KAPASITAS (DAN PENENTUAN JUMLAH FASILITAS &


TENAGA KERJA)
Strategi perencanaan agregat yang digunakan dalam perencanaan produksi Perusahaan
Akromedia yaitu Level Strategy. Level Strategy (Level Production) adalah strategi yang
ditempuh dengan cara menjaga tingkat output, produksi, dan tenaga kerja yang konstan.
Ciri-ciri strategi ini adalah mempertahankan kapasitas alat berat dan tingkat tenaga kerja
yang stabil dengan laju keluaran konstan, kekurangan dan surplus mengakibatkan fluktuasi
dalam tingkat persediaan dari waktu ke waktu, persediaan yang dibangun untuk
mengantisipasi permintaan masa depan atau simpanan terbawa dari tinggi ke rendah
periode permintaan.
Selain itu, perencanaan agregat menggunakan Level Strategy lebih baik untuk moral pekerja karena tidak serta merta merekrut dan
memberhentikan pekerja setiap ada perubahan permintaan.
Berikut merupakan perhitungan kebutuhan jam kerja berdasarkan permintaan.
Tabel 4.2 Perhitungan Kebutuhan Jam Kerja Berdasarkan Permintaan
Jam Kerja Standar Kebutuhan Jam
Bulan Permintaan
Produk Kerja
Januari 457 0,61 278,77
Februari 459 0,61 279,99
Maret 464 0,61 283,04
April 477 0,61 290,97
Mei 487 0,61 297,07
Juni 490 0,61 298,9
Juli 500 0,61 305
Agustus 497 0,61 303,17
September 490 0,61 298,9
Oktober 488 0,61 297,68
November 475 0,61 289,75
Desember 466 0,61 284,26

Berikut merupakan perencanaan agregat pada Perusahaan Akromedia selama satu tahun dengan menggunakan strategi
perencanaan agregat yaitu Level Strategy.
Gambar 4.9 Perencanaan Agregat Level Strategy

Seperti yang terlihat pada gambar, total cost yang dibutuhkan dalam perencanaan agregat di atas yaitu sebesar Rp 73.423.315
dalam satu tahun. Biaya perekrutan di awal dapat dikatakan cukup besar kondisi awal Perusahaan Akromedia tidak memiliki
pekerja di Jawa Tengah sehingga membutuhkan biaya perekrutan yang cukup banyak untuk merekrut pekerja sebanyak 6 orang.
Namun, setelah bulan pertama (Januari) tidak dibutuhkan biaya perekrutan dan pemberhentian pekerja kembali karena strategi
yang digunakan yaitu menggunakan Level Strategy yang tidak serta merta merekrut dan memberhentikan pekerja sesuai dengan
jumlah permintaan yang ada.
Berikut merupakan perencanaan agregat Perusahaan Akromedia 5 tahun mendatang dengan menggunakan strategi
perencanaan agregat yaitu Level Strategy.
Tabel 4.3 Perencanaan Agregat 5 Tahun Mendatang
Tahun Proyeksi Penjualan (Unit) Total Cost
2022 5750 Rp73.240.000
2023 5808 Rp73.133.260
2024 5866 Rp73.016.445
2025 6041 Rp71.077.655
2026 6344 Rp73.240.000
Berikut merupakan tabel pengalokasian mesin dan fasilitas yang mendukung efektifitas
produksi pada CV Akromedia.
Tabel 4.4 Pengalokasian Mesin dan Fasilitas
No Mesin Fungsi Dimensi
Mesin Sliding Miter Saw 7’’ Ryu RMS
180-1

Digunakan pada proses


pemotongan untuk akrilik bagian
1 45 x 30 x 33 cm
body dan base vandal
(workstation 2)

Mesin Krisbow Drill Press 13 x 200


mm DD1320C

Digunakan untuk membuat


2 lubang base vandal untuk tempat 47 x 33 x 23 cm
socket pen (workstation 3)

Mesin Krisbow Electric Trimmer 6mm


¼ Inc 530w Irt14

Digunakan mengubah tepian


akrilik menjadi tepian yang
3 tumpul dengan sudut tertentu 12 x 12 x 25 cm
pada part body dan base vandel
(workstation 4).

Mesin Bench Grinder Krisbow


KW0700939

Digunakan untuk menghaluskan


benda kerja dari hasil
4 24 x 17 x 17,5 cm
pemotongan dan chamfering
(workstation 5).

5 Meja Digunakan sebagai meja 120 x 60 x 70 cm


pengerjaan pola, proses
penyatuan atau perakitan
komponen yang terdiri dari pad,
base, body, dan socket pen
menjadi satu buah vandel, dan
No Mesin Fungsi Dimensi

penempatan mesin produksi.

Tabel 4.5 Pengalokasian Mesin dan Fasilitas (Lanjutan)


No Mesin Fungsi Dimensi
Kursi Kerja

Digunakan sebagai kursi kerja


6 42 x 47 x 87 cm
pada workstation 6.

Berikut merupakan alokasi jumlah kebutuhan mesin berdasarkan proyeksi penjualan di


tahun pertama.
Tabel 4.5 Perhitungan Jumlah Kebutuhan Mesin
Waktu Jumlah Jumlah
Jam Kerja
No Mesin Proses Produksi per Efisiensi Kebutuhan
per Hari
(jam) Hari Mesin

1. Sliding Miter 13,33 8 0,9 0,29 ~ 1


Saw 7’’ RYU 0,0437
RMS 180-1

2. Drill Press DD 13,33 8 0,9 0.88 ~ 1


0,1248
1320C

3. Electric 13,33 8 0,9 0,66 ~ 1


Trimmer 6
0,0957
mm ¼ Inc
530w 

4. Bench Grinder 13,33 8 0,9 1,2 ~ 1


Krisbow 0,1763
KW0700939

5 Meja potong 0,0976 13,33 8 0,9 0,66 ~ 1

6 Assembly 13,33 8 0,9 0,58 ~ 1


0,0843
table

Berdasarkan data kebutuhan tenaga kerja berdasarkan jumlah kebutuhan mesin, dapat
dihitung untuk jumlah total tenaga kerja pada CV Akromedia berjumlah 9 orang.
Berdasarkan data kebutuhan mesin, dapat dihitung kebutuhan luas dan fasilitas CV
Akromedia. Berikut merupakan perhitungan kebutuhan luas dan fasilitas CV Akromedia.

Tabel 4.6 Perhitungan Kebutuhan Luas


WS Peralatan Dimensi (m) Kebutuhan (m2) Allowance (m2) Total
(m2)

1 Meja 1,2 x 0,6 x 0,7 1,2 x 0,6 = 0,72 2,61 7,83

Ruang gerak 1.5 x 1.5 (1.5 x 1.5) x 2


=4.5

2 Mesin Krisbow Drill Press 0,47x 0,33 x 0,47x 0,33 = 2,68755 8,06265
13 x 200 mm DD1320C 0,23 0,1551

Meja 1,2 x 0,6 x 0,7 1,2 x 0,6 = 0,72

Ruang gerak 1.5 x 1.5 (1.5 x 1.5) x 2


=4.5

3 Mesin Sliding Miter Saw 0,61 x 0,485 x 0,61 x 0,485 = 2,7575 8,2725
7’’ Ryu RMS 180-1 0,515 0,295

Meja 1,2 x 0,6 x 0,7 1,2 x 0,6 = 0,72

Ruang gerak 1.5 x 1.5 (1.5 x 1.5) x 2


=4.5

4 Mesin Bench Grinder 0,24 x 0,17 x 0,24 x 0,17 = 2,6304 7,8912


Krisbow KW0700939 0,175 0,0408

Meja 1,2 x 0,6 x 0,7 1,2 x 0,6 = 0,72

Ruang gerak 1.5 x 1.5 (1.5 x 1.5) x 2


=4.5

5 Mesin Krisbow Electric 0,12 x 0,12 x 0,12 x 0,12 = 2,6172 7,8516


Trimmer 6mm ¼ Inc 530w 0,25 0,0144
Irt14

Meja 1,2 x 0,6 x 0,7 1,2 x 0,6 = 0,72

Ruang gerak 1.5 x 1.5 (1.5 x 1.5) x 2


=4.5

6 Kursi Kerja 0.42 x 0.47 x 0.42 x 0.47 = 2,7087 8,1261


0.87 0,1974

Meja 1,2 x 0,6 x 0,7 1,2 x 0,6 = 0,72

Ruang gerak 1.5 x 1.5 (1.5 x 1.5) x 2


WS Peralatan Dimensi (m) Kebutuhan (m2) Allowance (m2) Total
(m2)

1 Meja 1,2 x 0,6 x 0,7 1,2 x 0,6 = 0,72 2,61 7,83

Ruang gerak 1.5 x 1.5 (1.5 x 1.5) x 2


=4.5

2 Mesin Krisbow Drill Press 0,47x 0,33 x 0,47x 0,33 = 2,68755 8,06265
13 x 200 mm DD1320C 0,23 0,1551

Meja 1,2 x 0,6 x 0,7 1,2 x 0,6 = 0,72

Ruang gerak 1.5 x 1.5 (1.5 x 1.5) x 2


=4.5

=4.5

Total Kebutuhan Luas 40,204

4.4 PERENCANAAN JARINGAN ATAU RANTAI PASOK (SUPPLOER – END


CUSTOMER)
Dalam menentukan strategi rantai pasok, terlebih dahulu ditentukan prioritas dari
tujuan strategis rantai pasok. Prioritas pada CV Akromedia yaitu menyediakan produk yang
murah, berkualitas, tepat waktu, dan bervariasi. Prioritas tersebut dipilih karena relevan
dengan profil produk, permintaan pasar, kapabilitas rantai pasok, dan strategi pemasaran.
Strategi rantai pasok pada CV Akromedia yaitu responsiveness (inovatif) yang artinya
perusahaan melakukan riset pasar dengan lebih baik sehingga bisa menangkap apa yang
diinginkan, meningkatkan kemampuan inovasi sehingga bisa memunculkan produk-produk
baru yang memang disukai pelanggan.
Strategi rantai pasok responsiveness dipilih karena berkaitan dengan profil produk
perusahaan yaitu menawarkan produk berkualitas dan memiliki keunikan yaitu dapat
dikostumisasi sesai keinginan pelanggan. Dalam jangka panjang, CV Akromedia juga akan
melakukan inovasi pengembangan produk sesuai dengan perkembangan tren dan pasar.
Hal ini juga berkaitan dengan strategi pemasaran yang telah ditetapkan oleh CV
Akromedia yaitu dengan menggunakan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) yang
merupakan strategi yang dijalankan perusahaan yang berkaitan dengan bagaimana
perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen pasar tertentu. Dengan
prospek promosi jangka panjang yaitu memaksimalkan promosi melalui media sosial
dengan adanya tambahan penggunaan fitur ads di media sosial dapat membuat Perusahaan
Akromedia semakin mengetahui produk seperti apa yang diinginkan oleh pasar.
Fasilitas yang dibutuhkan untuk mencapai strategi rantai pasok yaitu workshop dan
toko (sekaligus warehouse). Strategi supply chain responsiveness memiliki konfigurasi
jaringan yang membutuhkan lebih banyak fasilitas pusat distribusi yang tersebar di
berbagai wilayah. Karena untuk saat ini hanya akan dibuka di satu titik, lokasi fasilitas
workshop yang dipilih yaitu di daerah pusat Kota Semarang dekat dengan lokasi toko dan
pasar supaya distribusi produk lebih mudah dan efektif walaupun ongkos supply chain
lebih tinggi.
Berikut merupakan desain jaringan rantai pasok CV Akromedia.

Gambar 4.10 Desain Jaringan Rantai Pasok CV Akromedia

Anda mungkin juga menyukai