Bab 4 Kel 6
Bab 4 Kel 6
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi dan spesifikasi teknis produk,
perencanaan teknologi proses, perencanaan kapasitas (penentuan jumlah fasilitas dan
tenaga kerja), serta perencanaan jaringan atau rantai pasok (supplier – end customer).
Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa produk vandel CV Akromedia memiliki
nilai estetika yang tinggi dan desain yang baik. Produk vandel CV Akromedia terdiri dari
beberapa bagian yaitu vandel body, vandel base, pan, dan socked pen. Berikut gambar
teknik dari bagian produk vandel.
Bill of Material Table berfungsi untuk menyajikan daftar kebutuhan material dalam
bentuk tabel dengan mengacu pada BOM Tree yang telah dibuat. Secara umum BOM
Table bisa diartikan sebagai bentuk visualisasi dari penjelasan BOM Tree. Di dalam BOM
Table berisi mengenai keterangan-keterangan dari tiap-tiap komponen yang menyusun
produk tersebut. Keterangan-keterangan yang ada di BOM Tree tidak memiliki format yang
baku sehingga keterangan-keterangan yang akan dicantumkan didalam BOM Table sesuai
dengan kebutuhan dari pihak pembuat (Wignjosoebroto,1995). Berikut merupakan Bill Of
Material (BOM) Table dari Vandel CV Akromedia.
Tabel 4.1 BOM Tabel dari produk Vandel
No Komponen Kuantitas Bahan Dimensi Keterangan
1 Vandel 1 Akrilik p x l x t = (148x53 x170 Buat
1.1 Base Pad 1 Karet p x l x t = 148 x 53 x 2 Buat
1.2 Base Part 1 Akrilik p x l x t = 148 x 53 x 15 Buat
1.3 Body Part 1 Akrilik p x l x t = 128 x 10 x 158 Buat
1.4 Socket Pan 2 Polimer d = 0.1 cm Beli
Berikut merupakan alur proses pembuatan produk vandel beserta alatnya.
Gambar 4.8 Alur Proses Pembuatan Produk Vandel
Setelah mengetahui alur proses pembuatan produk vandel, maka dapat dibentuk sistem
kerja. Sistem kerja merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas kerja dimulai
dari jenis pekerjaan yang dilakukan, stasiun kerja, tata letak stasiun kerja, keadaan
lingkungan stasiun kerja, hingga metode kerja yang dijalankan. Perancangan sistem kerja
akan mempengaruhi kinerja operator dan tingkat produktivitas yang dimiliki. Oleh karena
itu, perancangan sistem kerja berkaitan erat dengan elemennya (Hannaway, 2019). Berikut
elemen-elemen menurut Handoko (1987); elemen organisasional, elemen lingkungan, dan
elemen keperilakuan.
Perancangan sistem kerja diharapkan dapat merancang secara efektif yakni mampu
menghasilkan output sesuai dengan tujuan yang ditetapkan, nyaman, aman, dan sehat bagi
pekerja dan orang-orang yang berada di sekitar lingkungan tempat kerja itu berlangsung,
serta efisien dalam arti bahwa biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
tertentu kecil nilainya dibanding dengan output yang dihasilkan. Oleh karena itu, salah satu
metode yang dapat diterapkan untuk membantu merancang sistem kerja yang efektif dan
efisien adalah metode 5S.
Berikut ini merupakan hasil perancangan stasiun kerja bangku yang diberi nama meja
inspeksi dengan metode 5S.
a. Seiri adalah proses pemilahan terhadap barang yang diperlukan dan tidak diperlukan.
Pada workstation baru penerapannya ada pada pemilihan barang yang selanjutnya
dilakukan penataan pada laci yang ditambahkan di meja inspeksi
b. Seiton adalah proses menata peralatan kerja yang digunakan dengan rapi dan
menghilangkan kegiatan mencari agar alat alat tersebut bisa dengan mudah ditemukan
secara cepat. Pada workstation baru penerapannya ada pada penataan barang agar
peralatan kerja yang tidak diperlukan dapat disimpan dengan rapi pada laci yang
ditambahkan di meja inspeksi
c. Seiso mengacu pada pembersihan secara keseluruhan dan melakukan pemeliharaan
secara berkala. Pada workstation baru penerapannya ada pada penambahan tempat
sampah pada bagian bawah meja dengan tujuan pembersihan lingkungan secara
berkala.
Selain menggunakan metode 5S, terdapat metode ENASE yang meliputi Efektif,
Nyaman, Aman, Sehat, dan Efisien (Suyatno, 1985). Berikut merupakan hasil analisis
menggunakan metode ini.
a. Efektif adalah terwujudnya sasaran atau target yang telah ditentukan dan segala sesuatu
yang dianggap berhasil pada pencapaian yang diinginkan. Setelah redesign
workstation ini, operator akan merasa lebih mudah dalam mencapai target kerja nya
karena ukuran workstation yang lebih luas.
b. Nyaman adalah kondisi dimana seseorang tidak merasakan kecemasan untuk
memberikan tingkat kinerja yang stabil. Setelah redesign workstation ini, operator akan
merasa nyaman karena lingkungan kerja yang lebih rapi didukung dengan laci meja,
tempat sampah dan ukuran workstation yang lebih luas.
c. Aman adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mengalami resiko dari kegiatan
yang dilakukan. Operator akan merasa aman, dikarenakan terdapat laci yang dapat
menyimpan barang. Barang tersebut dapat berupa barang berharga maupun benda
tajam.
d. Sehat adalah suatu kondisi dimana hal-hal yang dapat menyebabkan gangguan
kesehatan dapat dihilangkan baik dari segi lingkungan kerja maupun peralatan yang
digunakan dalam pekerjaan yang dilakukan. Setelah redesign workstation ini, peluang
operator mengalami penyakit akan cenderung rendah, di karenakan redesign
workstation yang telah sesuai, seperti ukuran dan adanya tempat sampah.
e. Efisien merupakan pencapaian sasaran dengan biaya, upaya, dan waktu yang rendah
dengan meminimalisir pemborosan sumber daya dalam menghasilkan atau melakukan
sesuatu. Meja redesign memberikan space kerja yang lebih luas membuat operator
dapat melakukan pekerjaan lebih mudah dan cepat yang berdampak pada waktu kerja
yang lebih rendah.
Berikut merupakan perencanaan agregat pada Perusahaan Akromedia selama satu tahun dengan menggunakan strategi
perencanaan agregat yaitu Level Strategy.
Gambar 4.9 Perencanaan Agregat Level Strategy
Seperti yang terlihat pada gambar, total cost yang dibutuhkan dalam perencanaan agregat di atas yaitu sebesar Rp 73.423.315
dalam satu tahun. Biaya perekrutan di awal dapat dikatakan cukup besar kondisi awal Perusahaan Akromedia tidak memiliki
pekerja di Jawa Tengah sehingga membutuhkan biaya perekrutan yang cukup banyak untuk merekrut pekerja sebanyak 6 orang.
Namun, setelah bulan pertama (Januari) tidak dibutuhkan biaya perekrutan dan pemberhentian pekerja kembali karena strategi
yang digunakan yaitu menggunakan Level Strategy yang tidak serta merta merekrut dan memberhentikan pekerja sesuai dengan
jumlah permintaan yang ada.
Berikut merupakan perencanaan agregat Perusahaan Akromedia 5 tahun mendatang dengan menggunakan strategi
perencanaan agregat yaitu Level Strategy.
Tabel 4.3 Perencanaan Agregat 5 Tahun Mendatang
Tahun Proyeksi Penjualan (Unit) Total Cost
2022 5750 Rp73.240.000
2023 5808 Rp73.133.260
2024 5866 Rp73.016.445
2025 6041 Rp71.077.655
2026 6344 Rp73.240.000
Berikut merupakan tabel pengalokasian mesin dan fasilitas yang mendukung efektifitas
produksi pada CV Akromedia.
Tabel 4.4 Pengalokasian Mesin dan Fasilitas
No Mesin Fungsi Dimensi
Mesin Sliding Miter Saw 7’’ Ryu RMS
180-1
Berdasarkan data kebutuhan tenaga kerja berdasarkan jumlah kebutuhan mesin, dapat
dihitung untuk jumlah total tenaga kerja pada CV Akromedia berjumlah 9 orang.
Berdasarkan data kebutuhan mesin, dapat dihitung kebutuhan luas dan fasilitas CV
Akromedia. Berikut merupakan perhitungan kebutuhan luas dan fasilitas CV Akromedia.
2 Mesin Krisbow Drill Press 0,47x 0,33 x 0,47x 0,33 = 2,68755 8,06265
13 x 200 mm DD1320C 0,23 0,1551
3 Mesin Sliding Miter Saw 0,61 x 0,485 x 0,61 x 0,485 = 2,7575 8,2725
7’’ Ryu RMS 180-1 0,515 0,295
2 Mesin Krisbow Drill Press 0,47x 0,33 x 0,47x 0,33 = 2,68755 8,06265
13 x 200 mm DD1320C 0,23 0,1551
=4.5