5
Pengaruh pajak dari penjualan Mesin A dan Mesin B
b
Harga jual dikurangi nilai buku adalah Rp400.000.000 – Rp 500.000.00
Umur proyek,jika proyek menghasilkan pendapatan ,maka sumber utama arus kas adalah dari
aktivitas operasional.Arus kas masuk operasional dapat diperkirakan dari laporan laba rugi
proyek.Arus kas setelah pajak tahunan merupakan jumlah dari laba proyek setelah pajak dan
biaya nonkas.Jika dinyatakan dalam rumus sederhana,maka perhitungan tersebut dapat
dinyatakan sebagai berikut.
Arus kas setelah pajak = laba bersih setelah pajak + biaya nonkas
AK = LB + NK
Keterangan:
AK = Arus kas setelah pajak
LB = Laba bersih setelah pajak
NK = Biaya nonkas
Contoh paling jelas tentang biaya nonkas adalah depresiasi dan kerugian.Biaya nonkas
bukan merupakan arus kas,tetapi benar-benar menghasilkan arus kas melalui pengurangan
pajak.Dengan melindungi pendapatan dari pajak,maka penghematan kas sesungguhnya dapat
diperoleh.Penggunaan laporan laba rugi untuk menentukan arus kas setelah pajak ditunjukkan
dalam contoh. Contoh tersebut juga digunakan untuk menunjukkan bagaimana biaya nonkas
dapat meningkatkan arus kas masuk melalui penghematan pajak.
Diasumsikan bahwa perusahaan berencana untuk membuat suatu produk baru yang
memerlukan peralatan baru senilai Rp800.000.000.Produk baru tersebut diharapkan akan
meningkatkan pendapatan tahunan perusahaan sebesar Rp600.000.000.Biaya bahan,biaya
tenaga kerja,dan biaya operasi kas lainnya adalah sebesar Rp250.000.000 per tahun.Peralatan
baru memiliki umur manfaat selama 4 tahun dan akan didepresiasi atas dasar metode garis
lurus.Mesin tersebut tidak akan memiliki nilai sisa pada akhir tahun keempat.Laporan laba
rugi untuk proyek ini adalah sebagai berikut.
Dikurangi
AK = LB + NK
= Rp112.500.000 + Rp200.000.000
= Rp312.500.000
Pendekatan laba untuk menentukan arus kas operasi dapat dipecah kembali untuk menilai
pengaruh arus kas setelah pajak dari setiap kategori pada laporan laba rugi.Pendekatan
dekomposisi ( decomposition ) menghitung arus kas operasi dengan menghitung arus kas
setelah pajak untuk masing-masing item dalam laporan laba rugi.
AK = ( 1 - Tarif pajak ) x pendapatan kas – ( 1 - tarif pajak ) x Biaya kas + (Tarif pajak
) x Biaya nonkas
Bagian kedua, - ( 1 – Tari pajak) x Biaya kas,adalah arus kas keluar setelah pajak dari
biaya operasi kas.Oleh karena biaya kas dapat dikurangkan dari pendapatan untuk
mendapatkan laba kena pajak,maka pengaruhnya adalah untuk melindungi pendapatan arus
kas keluar sesungguhnya yang berkaitan dengan pengeluaran.Dalam contoh
tersebut,perusahaan memiliki biaya operasi kas sebesar Rp250.000.000.Arus kas keluar
sesungguhnya bukan Rp250.000.000,melainkan Rp187.500.000 (0,75 x
Rp250.000.000).Pengeluaran kas untuk biaya operasi berkurang sebesar Rp62.500.000
karena penghematan pajak.Agar mengetahui hal tersebut,diasumsikan bahwa biaya operasi
merupakan satu-satunya biaya dan perusahaan memiliki pendapatan sebesar
Rp600.000.000.Jika biaya operasi tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak ( not tax
deductible),maka pajak yang terutang adalah sebesar Rp150.000.000 (0,25 x Rp600.000.000).
Jika biaya operasi dapat dikurangkan untuk tujuan pajak,maka laba kena pajak adalah sebesar
Rp350.000.000 (Rp600.000.000 – Rp250.000.000) dan pajak yang terutang adalah
Rp87.500.000 (0,25 x Rp350.000.000).Oleh karena pengurangan biaya operasi dapat
mengehamat pajak sebesar Rp62.500.000,maka pengeluaran sesungguhnya untuk
pembiayaan berkurang sebesar Rp62.500.000
Bagian ketiga,(tarif pajak) x biaya nonkas,adalah arus kas masuk yang diperoleh dari
penghematan pajak yang dihasilkan oleh biaya nonkas,biaya nonkas seperti depresiasi,juga
melindungi pendapatan dari perpajakan.Depresiasi melindungi pendapatan kena pajak
sebesar Rp200.000.000 sehingga menghemat pajak Rp500.000.000 (0,25 x Rp200.000.000).
PERAGA 11.6
Keterangan:
= Rp450.000.000
Diperhatikan bahwa pendapatan kas adalah Rp600.000.000 per tahun selama 3 tahun,biaya
kas tahunan adalah Rp250.000.000,dan depresiasi tahunan adalah Rp200.000.000.
Untuk tujuan pajak, sesuai pasal Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 dan Peraturan
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 96/PMK.03/2009 tentang jenis-jenis Harta
yang termasuk dalam kelompok harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan depresiasi ,
disebutkan bahwa harta berwujud (aktiva tetap) dikelompokkan kedalam empat
kelompok ,yaitu kelompok I, kelompok II, kelompok III, dan kelompok IV
Selanjtnya dalam pasal 11 Undang-undang Nomor 17 tahun 2000 dijelaskan sebagai berikut.
Sebuah gedung dibeli dengan harga perolehan sebesar Rp100.000.000 dan memiliki masa
manfaat selama 20 tahun.Berdasarkan data tersebut ,maka besarnya biaya depresiasi gedung
untuk setiap tahun adalah sebesar Rp5.000.000 (Rp100.000.000/20)
Sebuah mesin dibeli dan ditempatkan pada bulan Januari dengan harga perolehan sebesar
Rp150.000.000.Masa manfaat mesin tersebut adalah 4 tahun (tarif depresiasi
50%).Berdasarkan data tersebut, maka perhitungan depresiasinya adalah sebagai berikut