Pasien dengan pterigium dapat diobservasi dulu melainkan apabila lesi pterigium itu
sudah mulai menginvasi ke sentral kornea, pasien sudah mulai mengeluh adanya mata merah,
ketidaknyamanan mata, atau ada gangguan pada fungsi visual.
1. Pencegahan dapat menggunakan proteksi untuk mata berupa kacamata dan topi bertepi untuk
menghindari paparan cahaya matahari dan debu. Kacamata dapat menhalangi 99-100% sinar
UV A dan UV B.
2. Medikamentosa Pterygium yang kecil tanpa gangguan penglihatan dapat diobati secara
simptomatik dengan artificial tear dan pelumas orbital, tetapi ini tidak menurunkan
perkembangan atau menyebabkan regresi dari pterygium. Pada pasien dengan gejala iritatif,
artificial tear direkomendasikan untuk peradangan ringan dan steroid topical
direkomendasikan pada peradangan sedang.
3. Pembedahan dipertimbangkan pada kondisi : Indikasi untuk tindakan eksisi adalah apabila
pterigium ini menyebabkan penurunan visus pada astigmatisme atau mengganggu aksis
visual, berproliferasi dengan cepat ke sentral kornea (>3-4 mm), restriksi pergerakan bola
mata, Perubahan degeneratif simptomatik seperti perubahan kistik atau memberi efek pada
nilai estetika (kosmetik). Objektif eksisi pterigium ini adalah untuk mendapatkan permukaan
okuler yang licin secara topografi dan normal. Prosedur eksisi ini dilakukan pada pasien
dengan anestesi topikal, dan pada beberapa kasus digunakan anestesi peribulbar atau
retrobulbar terutama pada kasus kekambuhan dengan komplikasi jaringan sikatrik.
Komplikasi
1. Komplikasi dari pterigium meliputi sebagai berikut:
- Distorsi atau reduksi pandangan sentral
- Mata merah atau iritasi
- Scarring kronik pada konjungtiva dan kornea
- Pterigium yang meluas yang mengenai otot ekstra okuler dapat menghambat pergerakan bola
mata dan menyebabkan diplopia
Prognosis
Pterigium Umumnya prognosis baik. Kekambuhan dapat dicegah dengan kombinasi
operasi dan sitotastik tetes mata atau beta radiasi. Gangguan penglihatan dan kosmetik
membaik setelah operasi. Tetapi rekurensi post-operasi masih sering terjadi yaitu 30- 50%.
Data RSCM menunjukkan angka rekurensi Pterigium mencapai 65,1%.