KESEHATAN KERJA
KONSTRUKSI (RK3K)
2 memastikan bahwa kebijakan dan program Keselamatan Konstruksi yang ditetapkan sesuai dengan visi dan misi Penyedia
Jasa.
3 memastikan ketersediaan sumber daya yang memadai untuk menerapkan SMKK;
4 mengomunikasikan penerapan SMKK kepada seluruh pekerja;
5 memastikan bahwa SMKK akan mencapai hasil sesuai dengan yang direncanakan;
6 memastikan bahwa setiap pekerja berpartisipasi dan berkontribusi terhadap penerapan SMKK secara berdaya guna dan
berhasil guna;
7 mempromosikan peningkatan/perbaikan SMKK secara berkesinambungan;
8 mengembangkan, dan mempromosikan budaya kerja berkeselamatan dalam organisasi;
9 melindungi pekerja yang melaporkan terjadinya kecelakaan, bahaya dan risiko kecelakaan konstruksi dari pemecatan
dan/atau sanksi lain.
● Identifikasi dan Penetapan Isu Eksternal dan Internal
mengidentifikasi bahaya dengan mengacu kepada isu-isu eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi Penyedia Jasa
dalam mencapai sasaran atau hasil yang diharapkan dari SMKK.
1 Isu eksternal seperti:
lingkungan budaya, sosial, politik, hukum, keuangan, teknologi, ekonomi dan alam serta persaingan pasar, baik
a
internasional, nasional, regional maupun lokal;
pengenalan pesaing, kontraktor, subkontraktor, pemasok, mitra dan Penyedia Jasa baru; teknologi baru; undang- undang
b
baru dan pekerjaan baru;
c pengetahuan baru tentang produk dan pengaruhnya terhadap kesehatan dan keselamatan;
d dorongan dan kecenderungan utama yang terkait dengan industri atau sektor yang berdampak
e hubungan, persepsi, dan nilai pihak eksternal yang berkepentingan;
f perubahan terkait dengan hal-hal di atas;
2 Isu internal seperti:
a tata kelola, struktur organisasi, peran dan akuntabilitas;
b kebijakan, tujuan, dan strategi pencapaiannya;
kemampuan dan pemahaman dalam hal sumber daya, pengetahuan, dan kompetensi (seperti modal, waktu, sumber daya
c
manusia, proses, sistem, dan teknologi);
d sistem informasi, arus informasi dan proses pengambilan keputusan (baik formal maupun informal);
e pengenalan produk, bahan, layanan, peralatan, perangkat lunak, tempat, dan peralatan baru;
f hubungan persepsi dan nilai-nilai pekerja;
g budaya dalam organisasi;
h standar, pedoman dan model yang diadopsi oleh Penyedia Jasa;
i bentuk dan tingkat hubungan kontraktual, termasuk, misalnya, kegiatan yang dialihdayakan;
j pengaturan waktu kerja;
k kondisi kerja; dan
l perubahan yang terkait dengan hal-hal di atas.
● Identifikasi dan Penetapan Kebutuhan dan Harapan Pihak yang Berkepentingan
● melakukan identifikasi dan penetapan:
1 pihak-pihak berkepentingan lainnya, selain pekerja, yang dapat mempengaruhi dan/atau dipengaruhi oleh SMKK;
kebutuhan dan harapan dari dari para pekerja maupun pihak- pihak yang berkepentingan, termasuk di dalamnya ketentuan
peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya yang terkait.
● Prosedur identifikasi potensi bahaya, penetapan tingkat risiko dan peluang
● Pihak yang berkepentingan, antara lain:
pemerintah (kementerian/lembaga pemerintah pada berbagai tingkatan dan fungsi, termasuk pemerintah daerah);
a. pemasok, kontraktor dan subkontraktor;
b perwakilan pekerja;
c organisasi pekerja (serikat pekerja) dan organisasi pengusaha;
pemilik, pemegang saham, klien, pengunjung, komunitas lokal dan masyarakat sekitar serta masyarakat umum;
pelanggan, layanan medis dan layanan masyarakat lainnya, media massa, akademisi, asosiasi usaha, asosiasi profesi dan
organisasi non-pemerintah (lembaga swadaya masyarakat/LSM);
organisasi yang bergerak di bidang keselamatan dan kesehatan kerja profesional di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Tabel Identifikasi dan Penetapan Isu Eksternal dan Internal
KATEGORI JENIS SUMBER KEINGINAN DAN HARAPAN
NO ISU DAMPAK JENIS ISU
ISU SWOT ISU INTERNAL EXSTERNAL
Kebutuhan:
- sesuai jadwal Keinginan:
- sesuai metode kerja , - Tidak
Surat Harapan: mengganggu
Pekerja bekerja
Jadwal pekerjaan di Perintah - tidak terjadi aktifitas
1 lebih dari satu Kinerja Eksternal Threat
percepat; Kerja kecelakaan & Harapan:
shif
(SPK) penyakit akibat kerja - metode kerja
- proyek tdk dihentikan aman terhadap
/ tdk lingkungan
didemo
Keinginan :
Keinginan:
- Penambahan Personil
Struktur - Tidak
diharapkan penerapan
organisasi mengganggu
SMKK
Keselamatan Penambahan Struktur aktifitas
2 Kinerja Eksternal Strength lebih efektif;
Konstruksi personil Organisasi Harapan:
Harapan
dalam - metode kerja
- tidak terjadi
pekerjaan aman terhadap
kecelakaan &
lingkungan
penyakit akibat kerja
STRUKTUR ORGANISASI
Direktur HSE
HIDATUS SOFIYAH S.pd
Pimpinan UKK
HOSIYURRAHMAN
berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident, dengan memastikan bahwa
seluruh pelaksanaan konstruksi:
1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.
b penentuan dan penilaian risiko lain yang terkait dengan penerapan, pengoperasian dan pemeliharaan SMKK.
c penilaian peluang Keselamatan Konstruksi untuk meningkatkan kinerja Keselamatan Konstruksi, dengan
mempertimbangkan perubahan yang direncanakan terkait organisasi, kebijakan, proses atau kegiatan dan:
1 peluang untuk menyesuaikan pekerjaan, organisasi kerja dan lingkungan kerja;
2 peluang untuk menghilangkan bahaya dan mengurangi risiko Keselamatan Konstruksi;
d penilaian peluang lain guna peningkatan SMKK.
● Metodologi dan kriteria untuk penilaian risiko Keselamatan Konstruksi harus ditetapkan dengan memperhatikan:
a ruang lingkup, sifat dan jangka waktu untuk memastikan bahwa yang dilakukan adalah lebih bersifat proaktif dari pada
reaktif dan digunakan dengan cara yang sistematis.
b kemungkinan terjadinya risiko dan peluang lain untuk Penyedia Jasa sebagai akibat terjadinya risiko Keselamatan
Konstruksi dan peluang Keselamatan Konstruksi.
● Perencanaan Pengendalian Risiko
Perencanaan pengendalian risiko meliputi:
1 jenis tindakan pengendalian risiko:
a mengatasi risiko dan peluang;
b mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya;
c mempersiapkan dan menanggapi situasi darurat;
2 cara melaksanakan tindakan pengendalian risiko:
a mengintegrasikan dan menerapkan tindakan ke dalam penerapan SMKK;
b mengevaluasi keberhasilgunaan tindakan.
● Perencanaan tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan:
1 tingkatan pengendalian dan keluaran dari penerapan SMKK;
2 praktek terbaik yang pernah dilakukan oleh organisasi lainnya;
3 teknologi yang digunakan (peralatan, material, metode);
4 kemampuan keuangan;
5 kebutuhan operasional dan bisnis.
B.1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO, PENGENDALIAN DAN PELUANG
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
SASARAN PROGRAM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Untuk menumbuhkan kepedulian pekerja terhadap Keselamatan Konstruksi, Penyedia Jasa harus memberikan informasi
dan penjelasan kepada pekerja.
Program kepedulian keselamatan konstruksi sebagai berikut:
BULAN KE ;
NO URAIAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
C.4. Komunikasi
Memberikan pedoman untuk penyebarluasan atau mengkomunikasikan informasi- infomasi lingkungan hidup,
keselamatan dan kesehatan kerja kepada pihak internal dan eksternal perusahaan secara efektif.
Prosedur ini berlaku untuk seluruh fasilitas operasi CV. DUA PUTRA JAYA dan semua pihak yang bekerja di area
tersebut. Hal-hal yang diatur dalam prosedur ini adalah cara untuk menyebarluaskan informasi-informasi terkait dengan
lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dan kepada pihak internal maupun eksternal Perusahaan.
1 menerapkan dan memelihara komunikasi internal dan eksternal terkait dengan SMKK dengan memperhatikan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan peraturan lainnya.
2 Komunikasi internal dan eksternal meliputi:
A substansi yang dikomunikasikan yakni informasi SMKK termasuk perubahannya;
B waktu pelaksanaan komunikasi;
C pihak berkepentingan yang perlu dikomunikasikan terdiri dari:
1 antara Penyedia Jasa dengan seluruh jajarannya;
2 antara Penyedia Jasa dengan pengunjung; dan
3 dengan pihak yang berkepentingan lainnya;
D cara melakukan komunikasi.
3 Komunikasi internal dilakukan untuk memungkinkan pekerja berkontribusi pada perbaikan berkesinambungan.
Memberikan pemahaman tеntаng peraturan уаng berlaku dan 150 (Seratus Lima puluh hari) hari
sanksi ара уаng diberikan јіkа melanggar peraturan dі perusahaan kalender sejak SPMK
tersebut.
Memberikan informasi tеntаng prosedur kerja уаng ada dі wilayah
pekerjaan tersebut.
Melakukan pertemuan yang dilakukan rutin antara supervisor
dengan para pekerja atau karyawan untuk membicarakan hal-hal
2 Pertemuan pagi hari (safety morning) mengenai K3, entah tentang isu terbaru, regulasi, prosedur kerja,
alat pelindung diri, potensi bahaya, dll.
150 (Seratus Lima puluh hari) hari
kalender sejak SPMK
Melakukan pertemuan yang dilaksanakan ketika akan melakukan
Pertemuan Kelompok Kerja (toolbox pertukaran crew kerja lapangan pagi hari atau sore hari dipimpin
3 oleh supervisor/pengawas proyek dan HSE.
meeting)
1. Terkena peralatan kerja > luka 1. menggunakan peralatan kerja yang benar 2. Memasang Logistik
6 Pekerjaan struktur beton ringan 2. Terjadi gangguan lalu lintas rambu pengaman / rambu pekerjaan. 3. Memakai APD (Sepatu Safety officer
kendaraan/kemacetan kerja, sarung tangan, masker dan helm) yang benar
Pengendalian pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang dilaksanakan pada bagian
Patroli D (Operasi keselamatan konstruksi) berdasarkan upaya pengendalian pada bagian B (Perencanaan keselamatan
2 Keselamatan konstruksi) dan C (Dukungan keselamatan konstuksi). √ √ √ √ √
Konstruksi
melakukan audit internal perusahaan dengan menjamin sistem/manajemen yang ada di perusahaan supaya berjalan
sesuai yang diinginkan. Selain itu dengan adanya audit internal dapat menghindari adanya resiko kesalahan,
3 Audit internal penyalahgunaan, dan kendala dengan mengembangkan efisiensi dan efektivitas perusahaan. √ √ √ √ √
Pengendalian pemeriksaan dan evaluasi kinerja K3 dilakukan mengacu pada kegiatan yang dilaksanakan pada bagian D (Operasi
keselamatan konstruksi) berdasarkan upaya pengendalian pada bagian B (Perencanaan keselamatan konstruksi) dan C (Dukungan
keselamatan konstuksi).
Hal-hal yang harus dilaporkan dalam laporan evaluasi dan kinerja K3 adalah :
Rekapitulasi kecelakaan kerja dengan mengacu pada pelaporan dan penyelidikan kecelakaan yang sudah dibuat.
I II II IV V VI (IV*V) VII
Penyiapan RKK:
a Pembuatan dokumen Rencana Keselamatan Konstruksi
1 b Pembuatan prosedur dan instruksi kerja Set 0 150,000.00 - Memperhatika n jumlah dan jenis pekerjaan yang dikerjakan
c Penyiapan formulir
A Sub Total Penyiapan RKK -
Personel K3 Konstruksi :
a Petugas K3 Konstruksi OB 0 2,000,000.00 - Memperhatika n perkiraan jumlah pekerja dan risiko k3 pekerjaan. Biaya
5
dimasukkan ke dalam biaya personel manajerial.
b Petugas P3K OB 0 1,000,000.00 -
E Sub Total Personel K3 -
i Pekerja (Flagman) Ob 0 1,000,000.00 - Sesuai kebutuhan memperhatika n jenis pekerjaan dan risiko k3 pekerjaan
j Koordinator / Pengatur Ob 0 1,000,000.00 - Sesuai kebutuhan memperhatika n jenis pekerjaan dan risiko k3 pekerjaan
a Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Bh 0 300,000.00 - Sesuai kebutuhan memperhatika n jenis pekerjaan dan risiko k3 pekerjaan
b Sirine Bh 0 70,000.00 - Sesuai kebutuhan memperhatika n jenis pekerjaan dan risiko k3 pekerjaan
c Bendera K3 Bh 1 50,000.00 50,000.00 Sesuai kebutuhan memperhatika n jenis pekerjaan dan risiko k3 pekerjaan
9
d Program Inspeksi Buah 0 200,000.00 - Memperhatika n perkiraan jumlah pekerja
Sesuai kebutuhan memperhatika n jenis pekerjaan dan waktu
d Pelaporan dan Penyelidikan Insiden Ls 0 150,000.00 -
pelaksanaan pekerjaan
Sesuai kebutuhan memperhatika n jenis pekerjaan dan waktu
e Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP) Lb 00 5,000.00 -
pelaksanaan pekerjaan
I Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi : 50,000.00