Anda di halaman 1dari 5

PEMBENTUKAN TIM INTERPROFESI

440/SOP.
No. Dokumen : 188/PKMCJG/I/
2019
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 19 Januari 2019
Halaman :

KLINIK PRATAMA Firman Sahrul Asih, S.Kep.Ners


POLRES CIAMIS Bripka NRP 86071138

1. Pengertian Pembentukan tim interprofesi adalah suatu proses dalam pembentukan


tim yang berisi petugas kesehatan yang profesional untuk melakukan
kajian bila diperlukan penanganan pasien secara tim.

2. Tujuan Sebagai pedoman petugas untuk melakukan tim interprofesi.

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Klinik Pratama Polres Ciamis No 800/Kpts


CJG/1/2019 tentang pembentukan tim interprofesi di Klinik Pratama Polres
Ciamis.

4. Referensi 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun
2014, tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 tahun
2015, tentang Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
4. Pedoman Pengobatan Dasar, di Klinik berdasarkan Gejala
Depkes dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia tahun 2001;

5. Langkah-langkah a. Kepala Klinik mengidentifikasikan kebutuhan pembentukan tim


interprofesi.
b. Kepala Klinik merencanakan pertemuan untuk membentuk tim
interprofesi.
c. Kepala Klinik meminta kepala TU untuk mengundang masing-masing
koordinator unit dalam pertemuan pembentukan tim interprofesi.
d. Koordinator unit menghadiri pertemuan pembentukan tim interprofesi.
e. Kepala Klinik dan peserta pertemuan menganalisa kompetensi
masing-masing petugas klinis.
f. Kepala Klinik dan peserta pertemuan menentukan susunan tim
interprofesi termasuk, termasuk ketua tim dan sekretaris.
g. Sekretaris tim interprofesi membuat undangan untuk anggota tim
interprofesi yang sudah dibentuk.
h. Ketua tim dan anggota tim mengadakan pertemuan untuk
mengidentifikasikan kasus-kasus yang memerlukan penanganan
terpadu.
i. Ketua tim dan anggota tim melakukan kajian jika dibutuhkan
penanganan secara terpadu.
j. Ketua tim melaporkan hasil kajian kepada Kepala Klinik.
k. Sekretaris tim mendokumentasikan hasil kajian.
5. Diagram Alir Petugas mengidentifikasi kebutuhan
pembentukan tim antarprofesi

Ka TU mengundang
Koordinator memenuhi undagan koordinator unit pelayanan
pertemuan

Tim yang terbentuk melakukan


Kepala PKM + peserta rapat kajian penanganan yang
menentukan tim antarprofesi
mebutuhkan pelayanan terpadu

Tim membuat dokumentasi

7. Unit Terkait 1. Unit Pendaftaran dan Rekam Medis


2. Unit Pemeriksaan Kesehatan Umum
3. Unit Pemeriksaan Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Unit KIA-KB
5. Unit Kegawatdaruratan
6. Unit Persalinan
7. Unit Kefarmasian
8. Unit Laboratorium
9. Unit Gizi
8.Rekaman historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Berlaku
PEMBENTUKAN TIM INTERPROFESI

440/SOP.
No. Dokumen : 188/PKMCJG/I/
2019
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 19 Januari 2019
Halaman :

Unit : ............................................................................
Nama Petugas : ............................................................................
Tanggal Pelaksanaan : ............................................................................

No Kegiatan Ya Tidak Tidak Berlaku


1 Apakah Kepala Klinik mengidentifikasikan kebutuhan
pembentukan tim interprofesi?
2 Apakah Kepala Klinik merencanakan pertemuan untuk
membentuk tim interprofesi?
3 Apakah Kepala Klinik meminta kepala TU untuk
mengundang masing-masing koordinator unit dalam
pertemuan pembentukan tim interprofesi?
4 Apakah Koordinator unit menghadiri pertemuan
pembentukan tim interprofesi?
5 Apakah Kepala Klinik dan peserta pertemuan
menganalisa kompetensi masing-masing petugas klinis?
6 Apakah Kepala Klinik dan peserta pertemuan
menentukan susunan tim interprofesi termasuk,
termasuk ketua tim dan sekretaris?
7 Apakah Sekretaris tim interprofesi membuat undangan
untuk anggota tim interprofesi yang sudah dibentuk?
8 Apakah Ketua tim dan anggota tim mengadakan
pertemuan untuk mengidentifikasikan kasus-kasus yang
memerlukan penanganan terpadu?
9 Apakah Ketua tim dan anggota tim melakukan kajian jika
dibutuhkan penanganan secara terpadu?
10 Apakah Ketua tim melaporkan hasil kajian kepada
Kepala Klinik?
11 Apakah Sekretaris tim mendokumentasikan hasil kajian?
Jumlah Jawaban Ya
Compliance Rate= x 100 %=%
Jumlah JawabanYa+Tidak

Standar Mutu Kepatuhan Petugas:


a. Patuh apabila nilai CR ≥ 80%
b. Kurang patuh apabila nilai CR 20% - 79%
c. Tidak patuh apabila nilai CR ≤ 20%

Rencana Tindak Lanjut:


.............................................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................................

Petugas Pelaksana Program/Kegiatan Penilai/Observer

................................................ ................................................
NIP. .................................................... NIP. ....................................................

Anda mungkin juga menyukai