Anda di halaman 1dari 2

 Luas permukaan kubus adalah jumlah

BANGUN RUANG SISI DATAR seluruh luas sisi kubus, dimana luas setiap
sisinya adalah sama.
 Setiap daerah persegi pada kubus dan  Rumus luas permukaan kubus adalah
daerah persegi panjang pada balok disebut L=6 s , dengan s adalah panjang rusuk.
2

bidang atau sisi. Perpotongan dua daerah  Rumus volume kubus adalah
persegi pada kubus atau dua daerah persegi V =s × s × s=s , dengan s adalah panjang
3

panjang pada balok disebut rusuk. Adapun rusuk.


titik potong antara tiga rusuk disebut titik
sudut. Prisma
 Dua garis dalam suatu bangun ruang
dikatakan sejajar, jika kedua garis itu tidak
berpotongan dan terletak pada satu bidang.
Balok
 Jaring-jaring balok adalah sebuah bangun
datar yang jika dilipat menurut ruas-ruas  Dua sisi yang saling berhadapan luasnya
garis pada dua persegi panjang yang adalah sama. Dua sisi yang luasnya sama
berdekatan akan membentuk bangun masing-masing dinamakan sisi alas dan
balok. sisi atas. Sedangkan sisi lain yang
 Jika sebuah balok berukuran panjang ¿ p, berbentuk persegi panjang atau
lebar ¿ l , dan tinggi ¿ t maka jumlah jajargenjang disebut sisi tegak.
panjang rusuknya  Luas permukaan prisma secara umum
¿ 4 p+ 4 l+ 4 t=4 ( p+l+t) adalah L=2 × La+(Ka× t), dengan La
 Luas permukaan balok adalah jumlah luas alas, Ka keliling alas, dan t tinggi.
seluruh luas sisi balok. Ada dua luas sisi  Rumus volume prisma adalah V =La × t ,
yang berhadapan sama. dengan La luas alas dan t tinggi prisma.
 Rumus luas permukaan balok adalah
Limas
L=2 ( p ×t )+ 2 ( p ×l ) +2(l ×t), dengan p
panjang balok, l lebar balok, dan t tinggi
balok.
 Rumus volume balok adalah V = p × l×t ,
dengan p panjang balok, l lebar balok, dan
t tinggi balok.
Kubus  Luas permukaan limas secara umum
adalah L=La+ ∑ Ls , dengan La luas alas
 Jaring-jaring kubus adalah sebuah bangun
datar yang jika dilipat menurut ruas-ruas dan ∑ Ls adalah jumlah luas sisi-sisi
garis pada dua persegi yang berdekatan tegaknya.
akan membentuk bangun kubus. 1
 Rumus volume limas adalah V = La × t ,
 Kubus memiliki enam sisi berbentuk 3
persegi yang kongruen. dengan La luas alas dan t tinggi limas.
 Jika panjang rusuk sebuah kubus adalah s,
maka jumlah panjang rusuknya ¿ 12 s . PERBANDINGAN

Perbandingan Senilai
 Perbandingan senilai adalah rasio nilai titik sampel pada ruang sampel S. Peluang
variabel yang satu dengan variabel yang teoretik kejadian A , yaitu P( A)
lain memiliki nilai yang sama, yakni n( A)
dirumuskan, P ( A )=
menghasilkan suatu konstanta. n(S )
Perbandingan ini dapat ditunjukkan oleh Peluang Empirik
y  Secara umum, jika n( A)
persamaan =k atau y=kx , k adalah
x merepresentasikan banyak kali muncul
konstanta. kejadian A dalam M kali percobaan, maka
 Rasio kedua variabel pada perbandingan n( A)
senilai adalah sama. f A=
M
 Persamaan yang dibentuk oleh f
Nilai A merepresentasikan peluang
perbandingan senilai adalah persamaan empirik terjadinya kejadian A pada M
linear. percobaan.
 Grafik yang terbentuk dari perbandingan Hubungan Peluang Empirik dan Peluang
senilai selalu melalui titik asal (0,0). Teoretik
Perbandingan Berbalik Nilai  Semakin banyak percobaan dilakukan,
 Perbandingan berbalik nilai adalah maka nilai peluang empirik akan semakin
hubungan antar dua variabel yang hasil mendekati peluang teoretik.
kali keduanya menghasilkan bilangan yang
sama, atau konstan. Hubungan ini dapat Sumber:
ditunjukkan oleh persamaan xy=k atau Nuharini, Dewi dkk. 2008. Matematika
k Konsep dan Aplikasinya Kelas VIII
y= , k adalah konstanta. SMP dan MTs. Jakarta: Pusat
x
Pembukuan, Departemen Pendidikan
 Grafik yang terbentuk dari perbandingan
Nasional.
berbalik nilai berupa kurva lengkung yang
As’ari, Abdur Rahman dkk. 2014. Matematika
tidak melalui titik asal (0,0) dan tidak
SMP/MTs Kelas VIII Semester 2.
memotong sumbu koordinat.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
PELUANG
As’ari, Abdur Rahman dkk. 2014. Buku Guru
Matematika SMP/MTs Kelas VIII
Peluang Teoretik
Semester 2. Jakarta: Kementerian
 Peluang teoretik adalah rasio dari hasil
Pendidikan dan Kebudayaan.
yang dimaksud dengan semua hasil yang
As’ari, Abdur Rahman dkk. 2017. Matematika
mungkin pada suatu eksperimen tunggal.
SMP/MTs Kelas VIII Semester 2.
 Dalam suatu eksperimen, himpunan semua
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
hasil (outcome) yang mungkin disebut
Kebudayaan.
ruang sampel (biasanya disimbolkan
As’ari, Abdur Rahman dkk. 2017. Buku Guru
dengan S).
Matematika SMP/MTs Kelas VIII
 Setiap hasil (outcome) tunggal yang Semester 2. Jakarta: Kementerian
mungkin pada ruang sampel disebut titik Pendidikan dan Kebudayaan.
sampel.
 Kejadian adalah bagian dari ruang sampel
S.
 Misalkan n( A) menyatakan banyak titik
sampel kejadian A , dan n( S) adalah semua

Anda mungkin juga menyukai