Oleh
TEBING TINGGI
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Kepemimpinan
Program Studi S1 Manajemen di STIE Bina Karya Tebing Tinggi. Adapun judul dalam
Makalah ini adalah ” PENGAMBILAN KEPUTUSAN REMAJA TERHADAP MEMILIH
JURUSAN ”
Penulis berharap semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang
membacanya,dan dapat bermanfaat untuk penulis maupun orang lain.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena keterbatasan pengetahuan, waktu, serta pengalaman penulis banyak kekurangan. Namun
penulis berusaha menyajikan Tugas ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis
KATA PENGANTAR................................................................................................................xii
A. Latar Belakang.........................................................................................................................1
6.Pengertian Remaja...................................................................................................................10
A. Latar Belakang
Siswa SMA adalah siswa yang berada pada masa usia remaja. Masa remaja
merupakan masa dimana pengambilan keputusan meningkat. Pengambilan keputusan
memegang peran penting dalam masa remaja karena akan mempengaruhi kehidupan
remaja tersebut. Remaja sering memandang pengambilan keputusan disertai
kebingungan, ketidakpastian dan stress. Berpikir kritis dapat membantu seseorang
remaja dalam pengambilan keputusan, yaitu menggali makna suatu masalah secara lebih
mendalam, berpikiran terbuka terhadap pendekatan dan pandangan yang berbeda-beda
dan menetapkan untuk diri sendiri hal-hal yang akan diyakini atau dilakukan (Daniel
Keanting,1990).
Setiap saat seorang remaja, dalam proses pengambilan keputusannya atau
“Decision Making” akan berpengaruh terhadap hidupnya kelak maupun hidup orang
lain. “Decision Making” dilakukan mulai hal yang sederhana, seperti memilih warna
baju, memilih model pakaian, atau memilih menu makanan.
Misalnya seorang siswa yang berminat untuk masuk jurusan IPS akan tetapi
orang tua menilai jurusan IPA lebih bagus, di sinilah masalah yang sering dihadapi
remaja, bagaimana keputusan yang paling baik untuk diambil. Bagi siswa SMA kelas X,
penjurusan merupakan hal yang harus mereka alami ketika akan beranjak ke kelas XI.
Inilah tahap yang sangat strategis karena memilih jurusan berarti menentukan masa
depan. Mengenai pengambilan keputusan dalam pemilihan jurusan, Indri Savitri, S.Psi.
dari Lembaga Psikologi Terapan (LPT) Universitas Indonesia mengatakan,
"Ini khas remaja Indonesia karena tidak terdidik untuk mengambil keputusan sendiri"
(indomedia.com).
Pada kenyataannya, masih banyak siswa yang memilih suatu jurusan bukan
berdasarkan potensi, minat, dan bakat yang dimilikinya melainkan dipengaruhi oleh
pendapat orang tua, teman atau figur- figur yang diidolakan.
Pada penelitian skripsi oleh Aries Kusuma Dewi dari Program Studi Psikologi
Jurusan Bimbingan Konseling dan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Malang. Penelitian tahun 2009 ini berjudul “Faktor-Faktor yang Melatarbelakngi
Pengambilan Keputusan Memilih Program Studi di Perguruan Tinggi”. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
faktor kognitif, afektif, lingkungan sosial, dan perguruan tinggi mempengaruhi
pengambilan keputusan memilih program studi di perguruan tinggi. Faktor kognitif
memiliki persentase pengaruh sebesar 23.87%, faktor afektif sebesar 26.59%, faktor
lingkungan sosial sebesar 25.04%, dan faktor perguruan tinggi sebesar 24.38%,
sehingga totalnya adalah sebesar 99.9%. Berdasarkan hasil penelitian disarankan; 1)
alumni SMA yang akan memilih program studi hendaknya mengenali diri sehingga
program studi yang dipilih sesuai, serta mencari informasi tentang perguruan tinggi
dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal dan mengecek info yang
didapat, 2) bagi penyelenggara perguruan tinggi hendaknya memanfaatkan hasil
penelitian dengan melakukan evaluasi dan perbaikan sarana maupun pra sarana
sehingga dapat menarik alumni SMA untuk memilih berkuliah disana, 3)bagi peneliti
selanjutnya dengan topik penelitian yang sama diharapkan mengembangkan desain
penelitian dengan menambah variabel penelitian.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan
remaja dalam memilih jurusan di SMA Negeri 1 Tebing Tinggi Sergai.
KAJIAN TEORI
Tujuan ini terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu
masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan maslah
lain.
b) Tujuan yang bersifat ganda
Tujuan ini terjadi apabila keputusan yang dihasilkan itu menyangkut lebih dari
satu masalah, artinya satu keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua
masalah atau lebih yang sifatnya kontradiktif atau tidak bersifat kontradiktif.
a. Intuisi.
b. Pengalaman.
d. Fakta.
e. Rasional.
Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal sebagai berikut:
b. Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan setiap keputusan
jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, teteapi harus lebih mementingkan
kepentingan.
c. Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah alternatif-alternatif
tandingan.
d. Pengambilan keputusan merupakan tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
e. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama
f. Dierlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih
baik.
g. Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
h. Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari segi kegiatan mata rantai
berikutnya.
a. Faktor Kebudayaan
Faktor ini mempunyai pengaruh yang paling luas dan paling dalam
terhadap pengambilan keputusan remaja dalam memilih jurusan. Budaya
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri dengan belajar. .Di
dalam pendidikan banyak ditemukan bahwa masyarakat banyak yang
beranggapan bahwa sekolah menengah atas lebih mampu untuk melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi daripada sekolah menengah kejuruan yang s
eringkali dianggap sebagai latihan ketrampilan untuk siap kerja.
Sekolah menengah kejuruan pun bisa melanjutkan ke perguruan tinggi ,
karena perguruan tinggi juga menyediakan berbagai pilihan jurusan alternatif.
Sehingga anggapan masyarakat tersebut seringkali mempengaruhi remaja
dalam membuat keputusan ketika memilih jurusan.
a) Faktor Sosial
Faktor ini meliputi kelompok acuan, keluarga, peran dan status sosial
individu dan lingkungan sosial individu.
1) Kelompok Acuan
Kelompok acuan adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi
seseorang(bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya
yang mana orang tersebut berinteraksi terus-menerus dengan orang tersebut
sehingga dalam pengambilan keputusan memilih jurusan remaja mungkin
terpengaruh oleh kelompok acuan tersebut. ( Kotler dkk)
2) Faktor Keluarga
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Persepsi tentang
diri kita ini boleh bersifat psikologi, sosial, fisik. Konsep diri adalah apa yang
difikirkan dan dirasakan tentang dirinya sendiri.(Rakhmat,1994:112)
2. Gaya Hidup
Gaya hidup dapat dikatakan sebagai pola hidup individu selama
kehidupannya yang diungkapkan dalam kegiatan, minat, dan pendapat individu.
Gaya hidup menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana dia hidup,
menggunakan uangnya, dan memanfaatkan waktu yang dia miliki. Sehingga
bagaimana remaja memandang dirinya, bagaimana pola hidup yang dijalaninya
akan mempengaruhi keputusan dalam memilih jurusan yang ia inginkan.
b) Faktor Psikologis
Dalam faktor psikologis, yang mempengaruhi keputusan ialah motivasi,
persepsi proses belajar, kepercayaan dan sikap.
1. Motivasi
Menurut Suryabrata, motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas guna pencapaian suatu tujuan.
Dalam pengertian ini motif bukanlah hal yang dapat diamati, akan tetapi dapat
diketahui karena adanya suatu aktivitas itu yang dapat dilihat dan disaksikan.
Remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa
dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional
(Santrock,2003:26). Adolescence memiliki arti yang luas mencakup kematangan
mental, emosional, sosial dan fisik (Ali,2008:9). Konsep dari Hall yang
menyatakan bahwa remaja merupakan masa pergolakan yang dipenuhi oleh
konflik dan perubahan suasana hati (Santrock,2007:6).
Dari penjelasan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa masa
remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dimana
pada masa tersebut terjadi proses pematangan fisik, psikologis dan berada pada
tingkatan hak yang sama dengan orang dewasa.
7. Batasan Usia Remaja
WHO menetapkan batas usia 10 sampai 20 tahun sebagai batasan usia
remaja. WHO membagi kurun usia tersebut dalam 2 bagian yaitu remaja awal 10-
14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun.
Menurut Kartono (1990), dibagi tiga yaitu :
1. Remaja Awal (12-15 Tahun)
Pada masa ini, remaja mengalami perubahan jasmani yang sangat pesat dan
perkembangan intelektual yang sangat intensif sehingga minat anak pada dunia luar
sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun
sebelum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja
sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas dan merasa kecewa.
Kepribadian remaja pada masa ini masih kekanak-kanakan tetapi pada masa remaja ini
timbul unsur baru yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah
sendiri.Remaja mulai menentukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan
terhadap pemikiran filosofis dan etis.
Maka dari perasaan yang penuh keraguan pada masa remaja awal maka pada rentan usia
ini mulai timbul kemantapan pada diri sendiri. Rasa percaya diri pada remaja
menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap tingkah
laku yang dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaja menemukan diri sendiri atau jati
dirnya.
Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin
hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri dengan keberanian. Remaja mulai
memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai
pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya.
Hurlock berpendapat bahwa usia remaja adalah 13 atau 14 tahun -18 tahun. Masa
remaja dibagi menjadi 2 periode yaitu awal masa remaja dan akhir masa remaja. Awal
masa remaja berlangsung kira-kira dari 13 tahun- 16 atau 17 tahun dan akhir masa remaja
bermula dari usia 16 atau 17 tahun - 18 tahun (Hurlock,1999:13).
8. Ciri-ciri Remaja
Menurut Santrock (2003), ciri utama remaja meliputi pertumbuhan fisik yang
pesat, kesadaran diri yang tinggi, dan selalu tertarik untuk mencoba sesuatu yang baru.
Remaja bukanlah masa berakhirnya terbentuk kepribadian akan tetapi merupakan salah
satu tahap utama dalam pembentukan kepribadian seseorang. Remaja banyak
meluangkan waktunya bersama teman-teman sebaya. Disamping itu, remaja mulai
banyak menerima informasi dari media massa yang sudah mulai dikenal dan dekat
dengan mereka. Oleh karenanya, remaja menjadi individu yang terbuka terhadap hal-hal
baru. Banyaknya informasi yang diterima membuat remaja melakukan pemrosesan
informasi secara lebih mendalam.
Menurut Gunarsa (1990:218), ada beberapa ciri- ciri umum remaja, diantaranya
yaitu:
a. Kegelisahan
b. Pertentangan
c. Keinginan mencoba segala sesuatu
d. Menghayal dan Berfantasi
e. Aktifitas Kelompok
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam bab pembahasan ini, penulis membahas hasil penelitian yang berhasil
didapat dari lapangan dan menjawab fokus penelitian yang diajukan dalam
penelitian ini.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan
keputusan memuluh jurusan
a. Faktor Sosial
Faktor ini meliputi faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, dan
lingkungan sosial individu.
1. Kelompok Acuan (Reference Group)
Kelompok acuan adalah kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang
(bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya.
Dalam pengambilan keputusan memilih jurusan, kelompok acuan berperan serta
mempengaruhi subjek sebelum kuputusan dibuat. Adanya hubungan yang dekat
dengan teman, wali kelas, guru sekolah dan saudara dekat turut berpengaruh dalam
pengambilan keputusan memilih jurusan. Sehingga dalam pengambilan keputusan
memilih jurusan remaja akan dipengaruhi oleh kelompok acuan tersebut. Seperti
yang terjadi pada subjek yang banyak dipengaruhi oleh teman, saudara dekat, guru,
dan walikelasnya sendiri.
2. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat.
Faktor keluarga berperan sangat penting dalam proses pengambilan keputusan
memilih jurusan. Seseorang tidak bisa lepas dari pengaruh keluarga. Remaja
membutuhkan nasehat untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan dalam
hidup mereka. Sehingga dalam mengambil keputusan memilih jurusan remaja
sering dipengaruhi oleh anggota keluarga khususnya orang tua.
Peran orang tua sangat penting dalam mendukung anak menentukan pilihan dan
jalan hidup mereka. Itu sebabnya, sering dikatakan bahwa pada saat anak tumbuh
remaja, posisi orang tua bukan lagi orang tua seperti dulu tapi lebih sebagai teman.
Orang tua bisa menjadi tempat curhat dan konsultasi yang nyaman, tanpa harus
cemas kalau-kalau mereka tidak punya hak suara. Orang tua perlu memastikan
saja, apa motivasi anak memilih jurusan yang dia inginkan. Mengajak anak
menganalisa motivasi dan alasan, akan lebih menguntungkan karena anak akan
mencoba menerapkan cara berpikir analitis yang serupa ketika memilih dan
memilahjurusan yang lain.
3. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial terdiri dari orang-orang baik individual maupun kelompok
yang berada di sekitar manusia. Lingkungan sosial ini bisa berupa orang tua,
saudara-saudara, kerabat dekat, teman sebaya, serta lingkungan pendidikan atau
lingkungan sosial yang lebih besar yaitu lingkungan tetangga, lingkungan kerja,
lingkungan organisasi, yang sangat mempengaruhi remaja dalam memilih jurusan.
Lingkungan sosial seperti lingkungan tetangga ternyata sangat mempengaruhi
remaja dalam pengambilan keputusan memilih jurusan. Melihat tetangga yang
sukses menjadi inspirasi subjek untuk mengikuti jejak mereka sehingga mereka
ingin menjadi sukses seperti tetangga tersebut.
b. Faktor Pribadi
Konsep diri (self concept) adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.
Persepsi tentang diri ini, boleh bersifat psikologi, sosial, dan fisik. Konsep diri
adalah apa yang difikirkan dan dirasakan tentang dirinya sendiri.4 Konsep diri (self
concept) bukan merupakan faktor bawaan, melainkan berkembang dari pengalaman
yang terus menerus dan berubah-ubah.
Konsep diri yang dibentuk masing-masing subjek berpengaruh sangat besar dalam
pengambilan keputusan memilih jurusan. Konsep diri yang mereka bentuk ialah
merasa pandai berhitung namun lemah dalam hal menghafal materi dan juga
sebaliknya. Sehingga kelemahan- kelemahan tersebut membuat subjek berfikir
keras sebelum mengambil keputusan.
c. Faktor Psikologis
Motivasi adalah faktor yang sangat mempengaruhi subjek dalam pengambilan
keputusan memilih jurusan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa masing-masing subjek
mempunyai motivasi yang kuat ketika akan membuat keputusan. Motivasi yang mereka
tunjukkan adalah adanya keinginan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
dibidang yang mereka minati. Dalam pengambilan keputusan tersebut, semua subjek
lebih mengarah pada orientasi masa depan. Masa depan pendidikan maupun bidang
pekerjaaan yang mereka inginkan berpengaruh sangat besar sebelum keputusan akhir
dibuat.
Pada kenyataannya siswa akan mendapatkan prestasi belajar yang baik apabila
ada motivasi yang berasal dari dirinya sendiri maupun dorongan dari luar dirinya.
Motivasi sangat diperlukan bagi setiap siswa karena siswa akan bersemangat dalam
belajar apabila ada perhatian dari orang tua maupun guru. Motivasi adalah syarat mutlak
untuk belajar. Jika seseorang mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang
luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang semula tak terduga.
Dari hasil penelitian di SMA Negeri 1 Tebing Tinggi Sergai, diketahui bahwa
bimbingan dan konseling sama sekali tidak mempengaruhi subjek dalam mengambil
keputusan memilih jurusan. Bahkan dari hasil wawancara semua subjek mengaku tidak
pernah konsultasi ke guru bimbingan .dan konseling terkait pemilihan jurusan. Dari sini
terlihat bahwa bimbingan dan konseling belum mengoptimalkan peran dan fungsinya
dalam membantu siswa mengatasi permasalahan terkait pendidikan khususnya pemilihan
jurusan.
Gambar 1.5
a. Menetapkan Tujuan
Dalam pengambilan keputusan memilih jurusan ini semua subjek dihadapkan pada
permasalahan yang berbeda satu sama lain. Permasalahan yang muncul meliputi
merasa kurang pandai dalam hal berhitung namun merasa tidak mampu jika harus
hafalan. Sehingga kedudukan antara jurusan IPA dan IPS sama. Selain itu terdapat
permasalahan lain yakni subjek menginginkan masuk IPA namun pendidikan dibangku
kuliah yang mereka minatijustru berada dibawah naungan IPS.
Memilih jurusan pada dasarnya merupakan sebuah proses yang sudah dimulai
sejak masa anak-anak. Kesempatan, stimulasi, pengalaman apa saja yang diberikan
pada anak sejak kecil secara optimum dan konsisten, itu akan menjadi bekal, modal
dan fondasi minat dan bakatnya. Makin banyak dan luas pengalamannya, makin
anak tahu banyak tentang dirinya, tapi makin sedikit pengalamannya, makin sedikit
juga pengetahuan anak tentang dirinya. Oleh karena itu untuk meminimalisir
munculnya kebingungan ketika hendak memilih jurusan, seorang siswa perlu mencari
informasi secara detail mengenai jurusan yang diminati. Sebelum memilih jurusan,
hendaknya anak punya informasi yang luas dan detail, mulai dari ilmunya, mata
pelajarannya, pengajarnya, komunitas sosialnya, kegiatan jurusannya, pendidikan
selanjutnya, alternatif profesi kerjanya, dsb.
Alangkah baiknya jika orang tua, guru disekolah ataupun wali kelas bisa
membantu anak mencari informasi mengenai masing-masing jurusan dan
membiarkan anak melihat plus minusnya secara kongkrit. Diskusikan secara terbuka
faktor apa saja yang jadi potensi kendala dan bagaimana strategi solusinya. Dengan
demikian, akan tercipta komunikasi yang terbuka dan positif sehingga anak bisa
mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya sendiri.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan mengenai
pengambilan keputusan remaja dalam memilih jurusan di SMA Negeri 1 Tebing
Tinggi Sergai sebagai berikut:
1) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Dalam
Memilih Jurusan
a. Faktor Sosial, yang meliputi:
1) Kelompok Acuan (reference group)
Hubungan yang dekat dengan teman, wali kelas, guru
sekolah dan saudara dekat turut mempengaruhi siswa dalam
pengambilan keputusan memilih jurusan.
2) Faktor Keluarga
Keluarga berperan sangat penting dalam mempengaruhi
siswa ketika memilih jurusan seperti orang tua dan saudara
kandung.
3) Lingkungan Sosial
Melihat adanya tetangga yang sukses membuat remaja
ingin sukses juga seperti mereka sehingga hal tersebut turut
mempengaruhi remaja dalam mengambil keputusan.
b. Faktor Pribadi
Konsep diri yang dibentuk masing-masing subjek berpengaruh
sangat besar dalam pengambilan keputusan memilih jurusan. Konsep diri
yang mereka bentuk ialah merasa pandai berhitung namun lemah dalam
menghafal materi dan juga sebaliknya.
c. Faktor Psikologis
Motivasi menjadi hal yang utama dalam pengambilan keputusan
memilih jurusan. Dalam hal ini masing-masing subjek lebih berorientasi
pada pemilihan karir kedepan.