Anda di halaman 1dari 50

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR INDEKS DAN


INFLASI DENGAN MENERAPKAN LIGA EKONOMI PADA
PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 1 SMAIT NUR HIDAYAH
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

(Ditujukan untuk memenuhi tugas Pendidikan Profesi Guru Dalam Dalam


Jabatan Tahap 2 Pada Mata Pelajaran Ekonomi)

Disusun Oleh :
Nama : Mariyono Sandwi, S.Pd
Kelas :B
Nomer Peserta : 20031121010206

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALJAB 2


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Penelitian Tindakan Kelas

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR INDEKS DAN


INFLASI DENGAN MENERAPKAN LIGA EKONOMI PADA
PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 1 SMAIT NUR HIDAYAH
TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Disusun Oleh :
Mariyono Sandwi, S.Pd
20031121010206

Penelitian Ini Telah Disetujui Dan Disahkan Untuk Memenuhi Tugas


Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan Angkatan 2

Sukoharjo, 21 Oktober 2020

Mengetahui / Mengesahkan
Dosen Pembimbing Peneliti

Enceng Yana, S.Pd., M.Pd Mariyono Sandwi, S.Pd


DAFTAR ISI
Halaman Judul .......................................................................................... i
Halaman Pengesahan ............................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 2
C. Pembatasan Masalah …………………………………………….. 4
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
F. Mafaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................... 7
A. Kajian Teori ................................................................................. 7
1. Hasil Belajar ............................................................................ 7
2. Liga Ekonomi ........................................................................ 13
3. Sikap Kompetitif ................................................................... 14
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 19
A. Setting Penelitian .......................................................................... 19
B. Karakteristik Penelitian ................................................................. 19
C. Presedur Penelitian ........................................................................ 20
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ……………………………... 23
E. Validasi Data ……………………………………………………... 23
F. Analisis Data .................................................................................. 24
G. Indikator Kinerja ………………………………………………….. 26
H. Langkah-langkah Penelitian ………………………………………. 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....……………….. 27
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 47
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Siswa SMA IT Nur Hidayah Kelas XI IPS 1 masih banyak yang
belum memiliki motivasi menjadi yang terbaik. Berlomba-lomba
mendapatkan prestasi tertingginya belum terlihat dengan maksimal.
Siswa cenderung menerima hasil apa adanya. Kadang ada yang
menyampaikan kalau masih banyak yang ada di bawahnya. Antar siswa
belum mempunyai keinginan bersaing dalam meraih prestasi
Dalam pembelajaran, guru sudah berusaha memotivasi siswa
untuk menjadi yang terbaik. Guru juga sudah berusaha untuk berlomba-
lomba dalam prestasi. Berbagai nasehat dalam opening pembelajaran
sudah dilakukan juga, namun hasilnya belum maksimal. Di kelas belum
terlihat adanya persaingan dalam mendapatkan prestasi tertinggi
Input siswa yang masuk SMA IT sebenarnya sudah melalui
seleksi yang sangat ketat. Harusnya secara kemampuan akademik,
mereka bisa mendapatkan hasil yang maksimal. Cuma dalam
perjalanannya, beberapa siswa terlihat kendor semangatnya, grafiknya
menurun. Makin hari makin banyak yang terlihat motivasi bersaingnya
rendah. Padahal harapannya dengan adanya seleksi yang ketat maka
suatu ketika nanti akan bisa mendapatkan input yang bagus, mudah
dilejitkan prestasinya, dan bisa menjadi yang terbaik jika dibandingkan
dengan lulusan SMA yang lain.
Kebiasaan bersaing dalam meraih prestasi tertinggi tidak bisa
dipunyai siswa dalam waktu yang singkat. Perlu perlakuan dan tindakan
khusus dari guru. Perlu intervensi dari berbagai pihak hingga siswa bisa
mempunyai motivasi dan kebiasaan untuk bersaing dalam meraih
prestasi. Desain pembelajaran yang dibuat tentunya tidak bisa yang
biasa-biasa saja, melainkan perlu desain pembelajaran yang mampu
membangkitkan sikap kompetitif siswa. Kemampuan guru mendesain

1
1
pembelajaran yang seperti itu sangat dibutuhkan. Harapannya dengan
adanya usaha mendesain ulang pembelajaran yang ada, siswa bisa
memiliki sikap kompetitif dalam meraih prestasi.
Dalam dunia pendidikan, orang yang paling memungkinkan
untuk mendesain pembelajaran yaitu guru. Guru harus senantiasa kreatif
dan inovatif mengembangkan proses pembelajaran. Pada kesempatan
kali ini guru sekaligus peneliti akan menggunakan strategi liga ekonomi
untuk meningkatkan sikap kompetitif siswa dalam meraih prestasi
tertinggi.
Selama ini permasalahan yang menghambat siswa secara umum
untuk bisa memiliki sikap bersaing dalam meraih prestasi, terletak pada
beberapa hal, diantaranya : 1) media pembelajaran yang dipakai guru
belum bisa menunjukkan hasilnya secara langsung; 2) dalam
pembelajaran penilaiannya tidak langsung diberikan; 3) Siswa tidak bisa
mengetahui hasil evaluasi secara kesuluruhan dengan cepat; 4) Siswa
tidak tepat waktu dalam mengumpulkan tugas; 5) soal atau kuis yang
diberikan jenisnya sedikit; 6) Pembelajaran Daring membuat siswa
hanya termotivasi menuntaskan KBM (Ketuntasan Belajar Minimum)
nya sendiri. Mereka jarang bertemu sehingga kurang ada persaingan
dalam meraih prestasu.
Sedangkan permasalahan khusus yang dihadapi siswa untuk
mendapatkan prestasi akademik yang maksimal diantaranya : 1)
Usahanya kurang maksimal; 2) motivasi mendapatkan nilai tertinggi
masih lemah; 3) Menerima hasil apa adanya; 4) mengabaikan motivasi-
motivasi guru tentang persaingan mendapatkan prestasi tertinggi; 5)
menunda-nunda pengerjaan tugas.
Berbagai permasalahan di atas jelas akan membuat banyak pihak
menjadi risau. Mereka masuk di SMA IT Nur Hidayah dengan harapan
dapat menemukan lingkungan yang kondusif yang di dalamnya terdapat
persaingan atau berlomba-lomba mendapatkan prestasi tertinggi,
kenyataannya dalam pembelajaran keseharian belum tercipta

2
pembelajaran yang seperti itu. Selain itu keinginan untuk menciptakan
hasil pembelajaran yang berkualitas dengan nilai yang tinggi-tinggi atau
rata-ratanya tinggi akan sulit diraih karena tidak ada persaingan dalam
kelas atau antar kelas. Peserta didik cenderung pasrah dengan nilai yang
didapat dan kurang peduli atau tidak terlalu risau ketika mendapatkan
nilai yang kurang bagus saat pandemi Covid 19 seperti ini.
Dari sisi pengajar selama ini juga masih menemui berbagai
kendala. Guru menginginkan peserta didiknya mempunyai sikap
bersaing dalam meraih prestasi tertinggi, tetapi kenyataannya peserta
didik banyak yang mendadak kurang peduli dengan capaian nilainya.
Nilai mereka terbiarkan kosong selama berpekan-pekan. Guru juga
merasa belum mampu mendesain pembelajaran yang mampu
memunculkan sikap kompetitif.
Merenungi berbagai keadaan tersebut, guru sekaligus peneliti
mencoba berusaha memperbaiki keadaan yaitu dengan menerapkan
strategi liga ekonomi dalam pembelajaran. Liga ini menuntut adanya
penilaian cepat, kedisiplinan dalam mengumpulkan tugas, dan
mengumumkan ke siswa dengan cepat juga. Selain itu juga diperlukan
rekap penilaian yang rapi, transparan, dan penyajian atraktif. Tindakan
tersebut diharapkan mampu meningkatkan sikap kompetitif siswa untuk
bisa meningkatkan prestasi akademik.
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka perlu
diadakan penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai upaya perbaikan
proses pembelajaran. Peneliti menyusun laporan PTK dengan judul
“Upaya Peningkatan Hasil Belajar Indeks dan Inflasi Dengan
Menerapkan Liga Ekonomi Pada Peserta Didik Kelas XI IPS 1
SMAIT Nur Hidayah Tahun Pelajaran 2020/2021”

3
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi berbagai permasalahan
sebagai berikut :
1. Motivasi belajar siswa kurang
2. Keinginan bersaing dalam prestasi siswa kurang
3. Kedisiplinan siswa dalam mengumpulkan tugas kurang
4. Keaktifan siswa dalam LMS kurang
5. Rata-rata hasil belajar siswa belum memuaskan
6. Pembelajaran yang disajikan guru belum bisa membuahkan hasil
belajar yang memuaskan

C. ANALISIS MASALAH
Dari analisis permasalahan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa
permasalahan yang paling mendasar yaitu terletak pada kurangnya
motivasi belajar siswa, kurang disiplin, kurang aktif, dan kurang adanya
sikap bersaing dalam meraih nilai tertinggi.

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisis masalah di atas, guru sekaligus peneliti
menyusun PTK dengan rumusan masalah : “Bagaimana upaya
peningkatan hasil belajar indeks dan inflasi dengan menerapkan liga
ekonomi pada peserta didik kelas XI IPS 1 SMAIT Nur Hidayah tahun
pelajaran 2020/2021”
Secara spesifik rumusan masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan liga ekonomi hingga bisa meningkatkan
hasil belajar indeks dan inflasi kelas XI IPS 1 SMA IT Nur Hidayah
Tahun 2020/2021?
2. Apakah hasil belajar siswa akan meningkat dengan menerapkan
metode liga ekonomi pada peserta didik kelas XI IPS 1 SMAIT Nur
Hidayah Tahun Pelajaaran 2020 / 2021

4
E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian tindakan kelas ini antara lain :
1. Untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan liga ekonomi hingga
bisa meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPS 1 SMA IT Nur
Hidayah Tahun 2020/2021.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar indeks dan inflasi
setelah menerapkan liga ekonomi pada peserta didik kelas XI IPS 1
SMAIT Nur Hidayah Tahun Pelajaaran 2020 / 2021

F. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Manfaat teoretis
Melalui kegiatan penelitian ini diharapkan diperoleh suatu
metode pembelajaran yang tepat yang nantinya dapat dijadikan
sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta didik
1) Mendorong peserta didik lebih aktif, disiplin, dan termotivasi
untuk menjadi yang terbaik
2) Peserta didik mendapatkan suasana pembelajaran yang
menyenangkan sehingga termotivasi untuk belajar lebih
banyak.
3) Mendapatkan nilai indeks dan inflasi yang tinggi dan
memuaskan
b. Bagi guru
1) Meningkatnya kemampuan guru dalam mengatasi kendala
dalam pembelajaran
2) Dapat memberikan inspirasi untuk melakukan proses
pembelajaran yang inovatif sehingga tercipta pembelajaran
yang menyenangkan.

5
3) Melatih keprofesionalan seorang guru dalam
mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik
4) Menciptakan pembelajaran yang berkualitas
5) Memiliki referensi pembelajaran yang dapat membangkitkan
sikap persaingan siswa dalam meraih prestasi belajar
6) Guru mampu meningkatkan rata-rata prestasi belajar siswa
pada mata pelajaran ekonomi bab indeks dan inflasi
c. Bagi sekolah
1) Hasil penelitian dapat dijadikan acuan dalam upaya
pembuatan inovasi pembelajaran bagi para guru lain dalam
mengajarkan materi.
2) Sebagai masukan dalam memperbaiki dan meningkatkan
kualitas pembelajaran secara intensif dan menggunakan
metode pembelajaran yang lebih inovatif agar kualitas
pembelajaran lebih efektif khususnya pada kualitas sekolah.
3) Dapat dijadikan instrumen peningkatan akreditasi sekolah
4) Dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

6
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI
1. Hasil Belajar
a. Hakikat Belajar
Manusia memiliki kemampuan untuk selalu mengembangkan
potensi yang ada pada dirinya. Kemampuan manusia semakin
bertambah dengan banyaknya pengalaman yang didapat. Belajar
merupakan proses di mana manusia mencari pengalaman untuk terus
bertahan hidup. Menurut Burton (1984) dalam Siregar (2014: 4),
“belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu
karena adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya
sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya”.
Gagne dan Berliner (1983: 252) dalam Rifa’i (2011: 82) menyatakan
bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah
perilakunya sebagai hasil dari pengalaman.
Fontana (1981) dalam Winataputra (2007: 1.8) berpendapat
bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan yang relatif tetap
dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Seperti
Fontana, Gagne (1985) dalam Winataputra (2007: 1.8) juga
menyatakan bahwa “belajar adalah suatu perubahan dalam
kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses
pertumbuhan”.
Slameto (2010: 2) menyampaikan bahwa belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Definisi tersebut menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses,
artinya belajar tidak dilakukan secara singkat melainkan terus
menerus (continu). Belajar adalah usaha, yang dilakukan oleh

7
individu untuk menjadi lebih baik, dan merupakan hasil dari perilaku
sebelumnya yang berupa pengalaman.
Sementara Surya (1997) dalam Rusman (2015: 13),
menjelasakan bahwa belajar sebagai suatu proses yang dilakukan
oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman pribadi itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Suraya menjelaskan bahwa belajar
adalah proses, artinya bahwa belajar adalah hasil dari sebuah
tindakan yang dilakukan atau tidak tiba-tiba berubah. Lebih lanjut
belajar itu merupakan suatu tindakan yang disengaja. Tindakan yang
disengaja itu adalah untuk mencapai perubahan yang bertujuan.
Rusman (2015: 12) berpendapat bahwa belajar merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan perilaku individu. Pendapat tersebut
menempatkan belajar sebagai faktor dalam pembentukan karakter
dan perilaku. Pembentukan pribadi dan prilaku seseorang sangat
dipengaruhi oleh kegiatan belajarnya, misal dia tidak dapat belajar
dengan baik, maka akan menghasilkan pembentukan pribadi dan
prilaku tidak baik begitupun sebaliknya.
Howard L. Kingskey dalam Rusman (2015: 13) mengatakan
bahwa learning is process by which behavior (in the broader sence)
os originated or changed through practice or traning. Belajar adalah
proses yang mana perilaku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah
melalui praktik atau latihan. Pendapat tersebut hampir sama dengan
pendapat dari Surya yang menjelaskan bahwa belajar merupakan
hasil dari proses. Proses yang dimaksud oleh Howard L kingkey
berupa latihn atau praktik. Selanjutnya berdasarkan pendapat ahli
diatas, hal yang paling utama dalam belajar adalah terjadinya
perubahan prilaku. Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah proses secara sadar yang dilakukan untuk mencapai tujuan,
belajar ditandai dengan adanya perubahan perilaku secara

8
menyeluruh yang diakibatkan oleh interaksi secara individu maupun
secara kelompok.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu sebagai akibat
dari pengalaman yang berupa interaksi dengan lingkungan sekitar.
Melihat dari berbagai pendapat ahli, Rifa’i (2011: 82-83)
menyebutkan bahwa konsep belajar mengandung tiga unsur utama
yaitu:
1) Belajar berkaitan dengan perubahan perilaku.
Dalam kegiatan belajar di sekolah, perubahan perilaku siswa
mengacu pada kemampuan mengingat atau menguasai berbagai
bahan belajar dan kecenderungan siswa memiliki sikap dan nilai-
nilai yang diajarkan oleh pendidik. Untuk mengukur apakah
seseorang telah belajar atau belum belajar, diperlukan adanya
perbandingan antara perilaku sebelum dan setelah mengalami
kegiatan belajar. Apabila terjadi perbedaan perilaku, maka dapat
disimpulkan bahwa itu telah belajar.
2) Perubahan perilaku itu terjadi karena didahului oleh proses
pengalaman.
Pengalaman dapat membatasi jenis-jenis perubahan perilaku
yang dipandang mencerminkan belajar. Perubahan perilaku
karena pertumbuhan dan kematangan fisik, seperti tinggi badan,
berat badan, dan kekuatan fisik, tidak dipandang sebagai hasil
belajar. Kematangan pada diri seseorang berkaitan dengan
pertumbuhan dan perkembangan fisik, dan kematangan itu
menjadi prasyarat untuk belajar.
3) Perubahan perilaku karena belajar bersifat relatif permanen.
Seseorang yang mampu memahami proses belajar dan
menerapkan pengetahuan yang diperoleh dari belajar pada
kehidupan nyata, maka ia akan mampu menjelaskan segala
sesuatu yang ada di lingkungannya. Belajar mengacu pada

9
perubahan perilaku yang terjadi sebagai akibat dari interaksi
antara individu dengan lingkungannya. Apa yang dipelajari
seseorang dapat diuraikan dan disimpulkan dari perubahan yang
terjadi.
Perubahan perilaku pada setiap individu berbeda-beda
bergantung dari pengalaman yang mereka dapatkan. Pengalaman
yang bermakna akan membentuk perilaku yang jauh lebih kuat.
Sama halnya dengan proses belajar pada siswa, ketika proses
belajar kurang bermakna akan mengakibatkan perubahan
perilaku yang terjadi bersifat sementara. Karenanya dibutuhkan
proses pembelajaran yang variatif yang mampu memberikan
kesempatan bagi siswa untuk bertanya, mencari dan mencoba
sendiri apa yang sedang mereka pelajari. Kegiatan semacam ini
memberi kesan tersendiri bagi siswa sebagai hal yang menarik
dan tidak membosankan yang berujung pada kebermaknaan
sebuah pembelajaran. Dengan demikian, perubahan perilaku
sebagai hasil proses belajar akan maksimal.
b. Ciri - Ciri Belajar
Menurut Surya (1997) dalam Rusman (2015 :14) ada delapan
ciri-ciri dari perubahan perilaku, yaitu: 1) perubahan yang disadari
dan disengaja, 2) perubahan yang berkesinambungan, 3) perubahan
yang fungsional, 4) perubahan yang bersifat positif, 5) perubahan
yang bersifat aktif, 6) perubahan yang bersifat permanen, 7)
perubahan yang bertujuan dan terarah, 8) perubahan perilaku secara
keseluruhan.
Perubahan yang disadari atau disengaja artinya adalah bahwa
perubahan merupakan hasil dari sebuah pemikiran. Perubahan
dilakukan tanpa adanya paksaan dan terjadi atas dasar keinginan.
Perubahan berkesinambungan artinya bahwa perubahan yang terjadi
merupakan kelanjutan dari pengetahuan atau hasil dari perubahan
sebelumnya. Perubahan yang fungsional artinya bahwa perubahan

10
yang baik, perubahan yang baik dimaksudkan bahwa perubahan
yang terjadi akibat dari belajar adalah perubahan yang dapat
berfungsi untuk hal hal yang bersifat positif. Perubahan yang bersifat
aktif artinya adalah perubahan tersebut merupakan hasil dari
perbuatan yang dilakukan, bukan karena sebuah perlakuan dari luar.
Perubahan bersifat permanen diartikan sebagai perubahan yang
berlangsung lama, dan tetap. Perubahan tersebut bukan yang bersifat
sementara. Perubahan yang terarah artinya perubahan tersebut sudah
direncanakan sedemikian rupa atau diartikan lagi sebaai sebuah
perubahan yang disadari. Dan perubahan perilaku secara
keseluruhan mempunyai arti bahwa perubahan yang terjadi secara
menyeluruh tidak bagian per bagian.1
c. Hasil Belajar
1) Pengertian hasil belajar
Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa
dipisahkan. Beajar merujuk pada apa yang harus dilakukan
seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar
merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru
sebagai pengajar.
Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa
dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu
terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa
dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil
bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya
intervensi orang lain sebagai pengajar.
Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia
menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang
dikemukakan oleh Sudjana.

1
http://www.karyatulisku.com/2017/10/hakikat-belajar-hakikat-pembelajaran-hasil-
belajar.html

11
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya
(Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley
dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar
mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan
dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan
keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima
perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat
mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-
hari.2
2) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua
faktor yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri
siswa (Sudjana, 1989 : 39). Dari pendapat ini faktor yang
dimaksud adalah faktor dalam diri siswa perubahan kemampuan
yang dimilikinya seperti yang dikemukakan oleh Clark (1981 :
21) menyatakan bahwa hasil belajar siswa disekolah 70 %
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30 % dipengaruhi oleh
lingkungan. Demikian juga faktor dari luar diri siswa yakni
lingkungan yang paling dominan berupa kualitas pembelajaran
(Sudjana, 2002 : 39).
"Belajar adalah suatu perubahan perilaku, akibat
interaksi dengan lingkungannya" (Ali Muhammad, 204 : 14).
Perubahan perilaku dalam proses belajar terjadi akibat dari
interaksi dengan lingkungan. Interaksi biasanya berlangsung
secara sengaja. Dengan demikian belajar dikatakan berhasil
apabila terjadi perubahan dalam diri individu. Sebaliknya

2.
http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html

12
apabila terjadi perubahan dalam diri individu maka belajar tidak
dikatakan berhasil.
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kamampuan siswa
dan kualitas pengajaran. Kualitas pengajaran yang dimaksud
adalah profesional yang dimiliki oleh guru. Artinya kemampuan
dasar guru baik di bidang kognitif (intelektual), bidang sikap
(afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik).
Dari beberapa pendapat di atas, maka hasil belajar siswa
dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam individu siswa berupa
kemampuan personal (internal) dan faktor dari luar diri siswa
yakni lingkungan. Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu
yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau
fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk
penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat
dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri
indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan
kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan
sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku
secara kuantitatif.
2. Liga Ekonomi
Sistem liga adalah hierarki dalam sebuah liga olahraga antara
tingkat hierarki berturut-turut. Sistem ini juga sering disebut piramida,
karena kecenderungan sistem ini untuk pecah menjadi semakin banyak
divisi regional sesuai hierarki piramid yang semakin turun. Sistem liga
semacam itu digunakan di kebanyakan cabang olahraga di kebanyakan
negara.
Dalam asosiasi sepak bola dan Sepak bola rugbi, sistem liga
biasanya diikuti oleh proses promosi dan degradasi, di mana tim dari
liga yang lebih rendah yang finis di puncak klasemen di liga mereka
dapat maju ke tingkat berikutnya dari piramida, sementara tim di liga
yang lebih tinggi Yang selesai terakhir dikeluarkan atau turun tingkat

13
piramida. Dalam kebanyakan asosiasi piramida sepak bola, proses ini
otomatis setiap tahunnya. Organisasi rugbi terkadang membutuhkan
permainan dimana tim yang dipromosikan harus membuktikan diri
mampu bermain di liga yang lebih tinggi.3
Sistem liga diterapkan supaya kompetisi semakin seru. Masing-
masing anggota akan muncul sikap kompetitifnya. Semua ingin
menjadi yang terbaik dan tidak ingin menjadi yang terburuk. Oleh
karena sistem liga dipandang dapat membangkitkan sikap kompetisi
maka sistem liga tersebut diterapkan dalam pembelajaran ekonomi.
Supaya lebih familiar penyebutannya, maka metode sistem liga dalam
pelajaran ekonomi disebut dengan liga ekonomi.
Secara definisi, yang dimaksud dengan liga ekonomi adalah
metode penilaian permainan dalam pembelajaran ekonomi yang
bertujuan supaya masing-masing siswa mempunyai sikap kompetisi
dan lama-lama memiliki sikap kompetitif yang tinggi untuk menjadi
yang terbaik. Liga Ekonomi menuntut adanya banyak instrumen
penilaian. Harus banyak soal evaluasi dan banyak kuis. Jenisnya harus
bermacam-macam, misalnya TTS, jawab singkat, Pilihan Ganda,
melalui Quiziz, Kahoot, Djoepardy, Who Wants To Be Succesfull,
permainan raja, ratu, dan istana, dan permainan pembelajaran yang
lainnya.
3. Sikap Kompetitif
a. Hakikat Sikap
Secara umum, pengertian sikap (attitude) adalah perasaan,
pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang lebih bersifat
permanen mengenal aspek-aspek tertentu dalam lingkungannya.
Komponen-komponen sikap adalah pengetahuan. perasaan-
perasaan, dan kecenderungan untuk bertindak. Dalam pengertian
yang lain, sikap adalah kecondongan evaluatif terhadap suatu objek

3
https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_liga

14
atau subjek yang memiliki konsekuensi yakni bagaimana seseorang
berhadap-hadapan dengan objek sikap. Tekanannya pada
kebanyakan penelitian dewasa ini adalah perasaan atau emosi. Sikap
yang terdapat pada diri individu akan memberi warna atau corak
tingkah laku ataupun perbuatan individu yang bersangkutan. Dengan
memahami atau mengetahui sikap individu, dapat diperkirakan
respons ataupun perilaku yang akan diambil oleh individu yang
bersangkutan.
Sikap dapat juga diartikan sebagai pikiran dan perasaan yang
mendorong kita bertingkah laku ketika kita menyukai atau tidak
menyukai sesuatu. Sedang sikap sendiri mengandung tiga komponen
yaitu : kognisi, emosi dan perilaku serta bisa konsisten dan bisa juga
tidak. Tergantung permasalahan apa yang mereka hadapi. Kraus
menemukan beberapa faktor yang memprediksi konsistensi sikap
dan perilaku seseorang yaitu: stabil sepanjang waktu, dilakukan
dengan keyakinan yang tinggi. konsisten dengan reaksi emosi
seseorang ke arah perilaku, terbentuk karena pengalaman langsung,
mudah diingat.
Para ahli juga banyak menyumbangkan pengertian sikap.
Berikut ini pengertian sikap dari beberapa ahli:
1) Notoatmodjo S. (1997): Sikap adalah reaksi atau respons yang
masih tertutup dan seseorang terhadap suatu stimulus atau objek.
2) Bimo Walgito, (2001): Sikap adalah organisasi pendapat,
keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif
ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan
dasar pada orang tersebut untuk membuat respons atau
berpenilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.
Meski ada begitu banyak pengertian sikap, yang pasti, dalam
berbagai ulasan tentang sikap selalu ditemui beberapa konstruksi
yang relatif tetap, berkaitan dengan jenis, dimensi, dan hierarki
sikap. Umumnya, ada tiga jenis sikap manusia:

15
1) Kognitif, yang berkaitan dengan apa yang dipelajari, tentang apa
yang diketahui tentang suatu objek.
2) Afektif, atau sering disebut faktor emosional, yang berkaitan
dengan perasaan (bagaimana perasaan tentang objek).
3) Psikomotorik atau konatif, yakni perilaku (behavioral) yang
terlihat melalui predisposisi suatu tindakan.
b. Kompetitif
Sikap kompetitif tidak akan bisa muncul dengan sendirinya,
harus ada tindakan supaya kebiasaan bersaing menjadi yang terbaik
bisa muncul pada diri siswa. Guru harus bisa menciptakan suasana
pembelajaran yang dapan membangkitkan minat siswa untuk
berkompetisi.
Menurut Sapriati (2009) bahwa pembelajaran didalam kelas
bukan hanya untuk menghasilkan perpustakaan hidup, untuk suatu
subjek keilmuan, akan tetapi juga melatih siswa berpikir secara
kritis, mempertimbangkan hal yang ada disekitarnya dan
berpartisipasi aktif untuk memperoleh pengetahuan. Sifat kompetitif
akan muncul apabila suasana dalam pembelajaran memberikan
harapan dan masa depan terbaik.4
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sifat
kompetitif. Menurut Erman Har, berdasarkan 7 (tujuh) variabel
yang terlibat pada penelitiannya yaitu pembelajaran di kelas,
pembelajaran di laboratorium, literasi sains, mendapatkan bahan
pembelajaran sains, bimbingan orang tua, bimbingan guru dan
motivasi akademik, dua variabel telah memberi sumbangan
terhadap sifat kompetitif siswa (8.6 persen), masing-masingnya
pembelajaran di kelas (0.8 persen), dan bimbingan guru (7.8 persen).
Melalui wawancara dengan siswa dan guru tentang sifat kompetitif
yang dimiliki siswa menunjukkan bahwa siswa mempunyai sifat

4
Sapriati, Amalia. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

16
kompetitif yang tinggi. Oleh sebab itu perlu pelaksanaan
pembelajaran sains yang dilaksanakan dikelas dengan suasana yang
menyenangkan, dan guru perlu memberikan bimbingan dan arahan
yang dapat menumbuhkan sifat dan semangat kompetitif. Disamping
itu penyusunan kurikulum lembaga pendidikan tenaga kependidikan
(LPTK) juga perlu memikirkan kompetensi guru yang dapat
menguasai ilmu psikologi dan bimbingan dan konseling, selain
bidang ilmu yang ditekuni dalam pendekatan pembelajaran
disekolah maupun di luar sekolah.5
Paparan di atas semakin memperjelas bahwa sikap kompetitif
siswa di kelas itu harus diciptakan yaitu dengan menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan dengan berbagai evaluasi yang
variatif dan guru senantiasa memotivasi siswa untuk selalu bersaing
dalam meraih prestasi tertinggi.
c. Sikap kompetitif
Definisi dari sikap kompetitif merupakan sikap yang
menunjukkan keinginan kuat untuk menjadi nomor satu, diikuti
reaksi yang keras terhadap kesalahan-kesalahan yang pernah dialami
siswa. Banyak tanda-tanda yang harus diketahui untuk membedakan
siswa yang mempunyai sifat kompetitif serta produktif dengan siswa
yang tidak bersifat kompetitif dan produktif. Guru perlu memberi
bimbingan, baik secara formal (melalui pembelajaran didalam kelas)
maupun secara informal (diluar kelas). Orang tua bertugas
mengarahkan dan menumbuhkan sifat kompetitif siswa,
membentuk, mengarahkan menjadi produktif (Gunadi, 2014).
Selanjutnya ada beberapa ciri dari sifat kompetitif: (1) sukar
dalam menerima kekalahan dan ingin selalu sukses. (2)
keberhasilan yang diperoleh ingin mendapat pengakuan dari orang
lain (3) lebih bersifat obyektif artinya fokus pada fakta. (4) kurang

5
https://www.researchgate.net/publication/312589783_Pengaruh_Transpormasi_
Pendidikan_Sains_terhadap_Sifat_Kompetitif_Siswa_Sekolah_Menengah_Atas

17
peka terhadap perasaan, akan tetapi berorientasikan pada tugas
serta target. (5) mau bekerja keras. (6) mampu menguasai
bidangnya. (7) bersifat kritis dan kurang sabar. (8) mudah
tersinggung dan menuntut kemampuan orang lain seperti dirinya.
(9) untuk memperoleh keinginan bisa menghalalkan segala cara.
(10) mudah kecewa dengan penerimaan diri.6
Paparan di atas menunjukkan ciri-ciri siswa yang mempunyai
sifat kompetitif secara umum. Dari beberapa ciri tersebut tentunya
ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk menunjukkan
bahwa siswa memiliki sikap kompetitif yang benar dan terarah.
Untuk liga ekonomi ini, indikator sikap kompetitif yang
dimaksud antara lain :
(1) Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas
(2) Selalu menampilkan karya yang terbaik dari waktu ke waktu
(3) Selalu aktif dalam LMS
(4) Rasa ingin tahunya tinggi, ingin informasi update liga ekonomi,
banyak searching dan sering tanya-tanya materi.
Siswa dikatakan memiliki sikap kompetitif yang tinggi jika
memenuhi 3 atau 4 indikator diatas

6
Gunadi, Paul (2014). Mengubah Kompetitif Menjadi Produktif

18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Subjek penelitian
8Subjek dalam peniltian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Islam
Terpadu Nur Hidayah yang berjumlah 36 siswa. Pertimbangan
penulis mengambil subjek penelitian tersebut yaitu penulis sudah
mengajar selama bertahun-tahun di SMA IT Nur Hidayah dan
karakteristik setiap siswa selalu berbeda-beda setiap tahunnya.
2. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SMA IT Nur
Hidayah, kecamatan Kartasura, kabupaten Sukoharjo. Penulis
mengambil lokasi SMA IT Nur Hidayah dengan pertimbangan
peneliti bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam
meluangkan waktu, mencari data dan menemui subjek penelitian
yang dibutuhkan.
3. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alasan penulis
menentukan menggunakan waktu penelitian selama 1 bulan yaitu
mulai akhir Oktober sampai dengan akhir November 2020
4. Lama Tindakan
Waktu untuk melaksanakan tindakan yaitu 1 bulan, mulai dari siklus
I dan Siklus II.

B. Karakteristik Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas
meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi

19
19
C. Prosedur Penelitian
1. Langkah-langkah Tindakan Kelas.
a. Siklus 1
1) Planning (Perencanaan)
Dalam perencanaan ini, penulis akan membimbing siswa belajar
ekonomi dengan menggunakan beberapa permainan
pembelajaran dan berbagai macam tes, kemudian penilaiannya
disistem liga. Jadi yang dipersiapkan guru yaitu konsep
permainan dalam pembelajaran, soal-soal, dan konsep penilaian
dengan sistem liga.
2) Action (Tindakan)
Guru menginstruksikan siswa belajar dengan permainan,
memberi beberapa tes, menampilkan hasil permainan dan hasil
tes dalam sebuah sistem penilaian yang bisa dilihat bersama
secara transparan oleh semua siswa yang terangkum dalam sistem
liga.
3) Observer (pengamatan)
Penulis mengamati sikap siswa saat kegiatan pembelajaran. Hal-
hal yang diamati penulis antara lain :
(a) Tepat waktu dalam mengumpulkan tugas (Didiplin)
(b) Selalu menampilkan karya yang terbaik dari waktu ke
waktu (Kerja Keras)
(c) Selalu aktif dalam LMS (Aktif)
(d) Risau, resah, dan sering menanyakan up date liga ekonomi
kepada guru (Peduli)
Semua dicatat penulis dalam buku portofolio nilai sikap siswa.
Siswa dianggap memiliki sikap kompetitif jika memiliki minimal
3 dari 4 indikator tersebut.

20
Selain sikap, hasil belajar siswa juga dicatat sebagai pedoman
perlunya melakukan tindakan lagi atau tidak. Jika nilai dirasa
kurang memuaskan maka perlu dilakukan tindakan lagi.
4) Reflect (Refleksi)
Refleksi sebagai langkah penulis mengambil kesimpulan, dari
langkah-langkah yang telah dilakukan oleh penulis yakni di
dalam membimbing siswa mempelajari mata pelajaran ekonomi
bab indeks dan inflasi dengan melakukan berbagai permainan dan
tes yang penilaiannya disistem liga. Data-data yang diperoleh
melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis sehingga dapat
dijadikan rujukan terhadap kelemahan yang ditemukan dalam
proses belajar mengajar dan digunakan dalam menentukan
tindakan kelas pada siklus berikutnya
2. Siklus II
a. Planning (Perencanaan)
Siklus I ternyata masih dirasa belum maksimal dalam
meningkatkan sikap kompetitif siswa dan hasil belajar siswa,
maka perlu perencanaan lagi. Guru merencanakan tindakan
tambahan atau tindakan lain di siklus II. Perencanaan tindakan
tentunya disesuaikan dengan hasil refleksi. Kendala yang
dihadapi pada Siklus I, disempurnakan pada siklus II. Tindakan
yang dilakukan pada siklus II antara lain : 1) menyempurnakan
pelaksanaan metode liga ekonomi, 2) membuat lagi jenis kuis
yang lebih menantang dan menarik bagi siswa, 3) membuat
instrumen yang lebih HOTS yang membuat siswa penasaran dan
ingin mencoba. Intinya berbagai upaya untuk mendukung liga
ekonomi akan dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Action (Tindakan)
Saat tindakan atau pelaksanaan pembelajaran, guru melihat
pedoman perencanaan siklus II. Seluruh rangkaian perencanaan
harus dilaksanakan dengan cermat. Guru kembali memandu

21
aturan kuis atau permainan yang baru dan meminta siswa
mengerjakan berbagai tes. Guru segera menampilkan hasil liga
ekonomi kelas XI IPS 1.
c. Observer (Pengamatan)
Dalam siklus II, guru melakukan pengamatan lebih detail karena
banyak skenario yang direncanakan. Apalagi ada permainan kuis
pendukung yang baru. Guru sering-sering mengingatkan siswa
untuk selalu aktif dan bersemangat dalam belajar dan
menyelesaikan tantangan berupa pengerjaan soal-soal yang
variatif. Pengamatan dalam siklus II meliputi pengamatan tentang
:
(a) ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas (Didiplin)
(b) usaha dalam menampilkan karya yang terbaik dari waktu
ke waktu (Kerja Keras)
(c) keaktifan dalam LMS (Aktif)
(d) Kepedulian terhadap nilainya dan update Liga Ekonomi
(Peduli)
Siswa dianggap memiliki sikap kompetitif jika memiliki
minimal 3 dari 4 indikator tersebut.
Hasil belajar siswa dikatakan berhasil jika rata-rata kelasnya
lebih dari 85
d. Reflect (Refleksi)
Refleksi wajib dilakukan meskipun hasilnya dirasa sudah
memuaskan. Ketika semua siswa sudah memiliki sikap bersaing
yang tinggi, refleksi harus tetap dilakukan, karena tidak ada suatu
proses pembelajaran yang sempurna. Hasil refleksi siklus II tetap
akan diperlukan seandainya nanti akan dilakukan tindakan kelas
lagi.

22
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data
Data sikap kompetitif saat pelajaran pada pra siklus
dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi. Instrumennya
berupa dokumen catatan, jurnal guru, proses pembelajaran tentang
sikap kompetitif dalam pelajaran.
Data sikap kompetitif saat pelajaran pada siklus I
dikumpulkan menggunakan teknik observasi. Instrumennya berupa
lembar observasi tentang sikap kompetitif dalam pelajaran.
Data sikap kompetitif saat pelajaran pada siklus II
dikumpulkan menggunakan teknik observasi juga. Instrumennya
berupa lembar observasi tentang sikap kompetitif dalam pelajaran.
Data hasil belajar ekonomi bab indeks dan inflasi pada pra
siklus dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi. Instrumennya
berupa dokumen daftar nilai.
Data hasil belajar ekonomi bab indeks dan inflasi pada siklus
I dikumpulkan menggunakan teknik tes. Instrumennya berupa butir
soal tes ekonomi pada bab indeks dan inflasi
Data hasil belajar ekonomi bab indeks dan inflasi pada siklus
II dikumpulkan menggunakan teknik tes tertulis. Instrumennya
berupa butir soal tes tertulis ekonomi pada bab indeks dan inflasi yang
berbeda dengan soal tes pada siklus I.

E. Validasi Data
Sikap kompetitif pada siklus I dan II harus di validasi. Cara
melakukannya dengan observasi. Supaya observasinya valid maka yang
mengobservasi tidak sendirian melainkan melibatkan orang lain. Kali ini
guru melibatkan rekan MGMP ekonomi untuk menjadi observer.
Data hasil belajar ekonomi bab indeks dan inflasi dikumpulkan
melalui tes tulis supaya valid maka divalidasi dengan menggunakan
validasi teoretik yaitu menggunakan telaah butir secara kualitatif.

23
Kegiatan validasi dimulai dengan membuat kisi-kisi kemudian baru
membuat butir soal.
F. Analisis Data
1. Analisis data sikap kompetitif.
Ada 3 data sikap kompetitif yaitu sikap kompetitif pra siklus,
pada siklus I, dan siklus II dianalisis dengan menggunakan deskriptif
komparatif dilanjutkan dengan analisis kritis melalui refleksi.
Deskriptif komparatif yaitu membandingkan antara data sikap
kompetitif pada pra siklus dengan data sikap kompetitif setelah siklus
I. Selain itu juga membandingkan antara data sikap kompetitif setelah
siklus I dan siklus II. Terakhir membandingkan pra siklus dengan
siklus II. Perbandingan antara pra siklus dan siklus II inilah yang akan
digunakan untuk penarikan kesimpulan. Sedangkan perbandingan pra
siklus dan siklus I digunakan untuk refleksi. Refleksi yaitu membuat
simpulan berdasarkan deskriptif komparatif guna menentukan perlu
tidaknya tindakan siklus berikutnya. Dalam refleksi akan ditemukan
data-data yang dapat mempengaruhi peningkatan sikap kompetitif dan
hasil belajar.
2. Analisis data hasil belajar ekonomi bab indeks dan inflasi
Ada 3 data hasil belajar ekonomi bab indeks dan inflasi yaitu
data hasil belajar pra siklus, setelah siklus I, dan setelah siklus II.
Ketiga data tersebut dianalisis dengan menggunakan deskriptif
komparatif dilanjutkan dengan analisis kritis melalui refleksi.
Deskriptif komparatif yaitu membandingkan antara data hasil belajar
ekonomi pada pra siklus dengan hasil belajar ekonomi setelah siklus
I. Selain itu juga membandingkan antara data hasil belajar ekonomi
setelah siklus I dan siklus II. Terakhir membandingkan pra siklus
dengan siklus II. Perbandingan antara pra siklus dan siklus II inilah
yang akan digunakan untuk penarikan kesimpulan. Sedangkan
perbandingan pra siklus dan siklus I digunakan untuk refleksi.
Refleksi yaitu membuat simpulan berdasarkan deskriptif komparatif

24
guna menentukan perlu tidaknya tindakan siklus berikutnya. Dalam
refleksi akan ditemukan data-data yang dapat mempengaruhi
peningkatan hasil belajar ekonomi siswa
Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu
membandingkan sikap kompetitif sebelum dengan sesudah tindakan.
a. Data tentang sikap kompetitif pra siklus atau sebelum siklus I
Data tentang sikap kompetitif dalam pembelajaran dengan
menggunakan tes standar dianalisis dengan menggunakan
persamaan :
Jumlah siswa memiliki sikap kompetitif
% Sikap kompetitif = ----------------------------------- x 100%
Jumlah siswa keseluruhan
b. Data tentang sikap kompetitif pada siklus I
Data tentang sikap kompetitif dalam pembelajaran dengan
menggunakan sistem liga ekonomi secara individual pada siklus I
dianalisis dengan menggunakan persamaan :
Jumlah siswa memiliki sikap kompetitif
% Sikap kompetitif = ------------------------------------ x 100%
Jumlah siswa keseluruhan
c. Data tentang berani menyampaikan pendapat pada siklus II
Data tentang sikap kompetitif dalam pembelajaran dengan
menggunakan sistem liga ekonomi secara berkelompok dianalisis
dengan menggunakan persamaan :
Jumlah siswa memiliki sikap kompetitif
% Sikap kompetitif = ------------------------------------ x 100%
Jumlah siswa keseluruhan

Data mengenai hasil belajar juga diolah dengan


membandingkan antar siklus. Selisih perolehan hasil belajar
merupakan peningkatan setelah diadakan tindakan.

25
G. Indikator Kinerja
Indikator kinerja yaitu target yang dicapai pada kondisi terakhir.
Indikator kinerja dalam PTK ini ada 2 yaitu indikator kinerja untuk sikap
kompetitif saat pelajaran dan indikator kinerja hasil belajar. Indikator
kinerja sikap kompetitif ditargetkan meningkat sampai diatas 90% dari
seluruh siswa pada kondisi akhir (setelah siklus II). Sedangkan indikator
kinerja hasil belajar ekonomi bab indeks dan inflasi ditargetkan
meningkat rata-ratanya sampai di atas 85 pada kondisi akhir setelah siklus
II.

H. Langkah-Langkah Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian :
1. Peneliti menentukan metode penelitian ini dengan menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti tidak menggunakan korelasi
karena tidak mencari hubungan antara beberapa variabel.
2. Menentukan tindakan dari tiap-tiap siklus. Tindakan pada pra siklus
dengan menggunakan tes regular dengan penilaian tertutup. Tindakan
pada siklus I menerapkan berbagai permainan dalam pembelajaran
dengan sistem liga ekonomi yang di dalamnya terdapat kompetisi
selanjutnya hasilnya ditampilkan dan bisa dilihat bersama. Tindakan
pada siklus II kemungkinan juga menggunakan berbagai permainan
penyempurnaan atau permainan kuis baru yang lebih menantang dan
diminati siswa.
3. Menentukan tahapan-tahapan tindakan tiap siklus. Pada siklus 1 ada
empat tahapan yaitu 1) membuat perencanaan tindakan (Planning), 2)
melakukan tindakan sesuai yang dilaksanakan (Acting) , 3) melakukan
pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan observer (Observing),
4) menganalisis data hasil pengamatan tindakan (Reflekting). Pada
siklus II juga ada empat tahapan yaitu 1) membuat perencanaan
tindakan untuk siklus II (Planning), 2) melakukan tindakan sesuai
yang dilaksanakan pada siklus II (Acting), 3) melakukan pengamatan

26
terhadap tindakan yang dilakukan observer pada siklus II (Observing),
4) menganalisis data hasil pengamatan tindakan (Reflekting) untuk
mengetahui perlu tidaknya tindakan berikutnya.

27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pra Siklus

Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, peneliti ingin


meningkatkan sikap kompetitif siswa dan ingin meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi bab indeks dan inflasi. Peneliti menyusun
PTK karena merasa ada beberapa kendala di kelas XI IPS 1 terutama dalam
metivasi bersaingnya. Hal itu tampak pada kurangnya kedisiplinan, tanggung
jawab, keaktifan dan rasa ingin tahunya siswa. Sebelum melakukan PTK
siklus I, peneliti sudah mengumpulkan data tentang sikap siswa dan hasil
belajar siswa. Data sikap dan hasil belajar pra siklus tersebut menjadi
pedoman atau pijakan awal untuk meningkatkan sikap kompetitif siswa dan
menaikkan hasil belajar siswa. Jika yang kedisiplinan, tanggung jawab,
keaktifan dan rasa ingin tahunya siswa meningkat maka sikap kompetitif
siswa otomatis akan meningkat juga dan berimbas pada meningkatnya hasil
belajar siswa.

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti memiliki temuan di lapangan


bahwa kedisiplinan, tanggung jawab, keaktifan dan rasa ingin tahunya siswa
kelas XI IPS 1 sangat kurang. Karena keempat sikap tersebut kurang maka
sikap kompetitifnya juga kurang. Hasil belajarnya juga kurang memuaskan.
Rata-rata kelas jauh dari ketuntassan belajar minimal, meskipun sudah ada
beberapa usaha dari guru. Berikut data sebelum siklus I atau pra siklus :

Data Mengenai Siswa Yang Kurang Memiliki Sikap Kompetitif


Dalam Prestasi
Kurang disiplin Kurang Kurang aktif Rasa ingin
tanggung jawab tahunya kurang

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %


siswa siswa siswa siswa

Pra 17 48,57% 19 54,29% 9 25,71% 20 57,14%


siklus

NB : Jumlah siswa 35
Siswa dinyatakan kurang disiplin karena terlambat atau tidak
mengikuti pelajaran, terlambat dalam presensi dan terlambat dalam
mengumpulkan tugas. Siswa dinyatakan kurang bertanggung jawab karena
mengerjakan tidak dengan sungguh-sungguh atau bahkan tidak

28
mengumpulkan tugas yang diberikan guru. Siswa dinyatakan kurang aktif
karena tidak masuk dalam Learning Management System (LMS). Siswa
dinyatakan kurang memiliki rasa ingin tahu karena komunikasinya dengan
teman dan guru kurang, tidak mau berdiskusi, tidak peduli dengan materi
yang dishare guru. Dari 35 siswa permasalahan yang dialami siswa berbeda-
beda. Peneliti memberi rambu-rambu, jika siswa hanya memiliki 1 atau 2 dari
4 sikap (kedisiplinan, tanggung jawab, keaktifan dan rasa ingin tahun) maka
dianggap belum memiliki sikap kompetitif. Sebaliknya jika siswa memiliki 3
atau 4 sikap diatas dengan baik maka dianggap memiliki sikap kompetitif
yang baik.

Data Mengenai Siswa Yang Memiliki Sikap Kompetitif Dalam


Prestasi
Disiplin Bertanggung Aktif Memiliki Rasa
jawab Ingin Tahu

Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %


siswa siswa siswa siswa

Pra 18 51,43% 16 45,71% 26 74,29% 15 42,86%


siklus

NB : Jumlah siswa 35
Berdasarkan data diatas, memungkinkan setiap siswa hanya memiliki
1 sikap yang baik, atau 2 sikap yang baik, atau 3 sikap yang baik, atau semua
rsikapnya baik. Untuk menyatakan siswa memiliki kompetitif dalam prestasi,
peneliti memberi parameter 3-4 sikap harus baik. Dari analisis nilai sikap
didapatkan yang memiliki sikap kompetitif dalam prestasi yaitu sebanyak 16
siswa. Berarti ada 19 siswa yang dinyatakan belum memiliki sikap kompetitif.
Kondisi kelas yang seperti itu ternyata membawa dampak tang tidak
baik pada hasil belajar siswa. Rata-rata kelasnya jauh dari KBM (Ketuntasan
Belajar Minumal). KBM untuk mapel ekonomi ditetapkan 70. Rata-rata kelas
sebelum sebelum siklus cuma 38, sangat rendah. Hal itu terjadi karena banyak
yang tidak mengerjakan tugas. Jadi banyak yang kosong. Yang tuntas hanya
7 siswa atau 20%. Supaya lebih jelas, berikut tampilan data nilai sikap dan
pengetahuan siswa kelas Xi IPS 1.

29
HASIL OBSERVASI SIKAP BELAJAR SISWA KELAS XI IPS 1 (PRA SIKLUS)
Nama Guru Pengampu : Mariyono Sandwi
Mapel : Ekonomi
TANGGUNG PRO RASA INGIN PUNYA SIKAP
NO NAMA DISIPLIN JAWAB AKTIF TAHU KOMPETITIF
1 Aakif Akasya 0 0 1 0 0
2 Alfath Gugi Satriawan 1 1 1 1 1
3 Arsala Bilhuda Eldar 0 0 1 0 0
4 Fahmi Khairunnizham 1 1 1 1 1
5 Faiz Muhammad As Suhail 1 1 1 1 1
6 Faqih Muhyilhaqqi 0 0 0 0 0
7 Faris Muzakki 1 1 1 1 1
8 Fikhar Athaurrahman Zada Sani 1 0 1 0 0
9 Hanan Marzuq Annafi' 1 1 1 1 1
10 Hanif Zainularifin 1 1 1 0 1
11 Imaduddin Amanullah 1 1 1 1 1
12 Irsyad Sodiq Ismail 0 0 1 0 0
13 Izzuddin Hammam Ul Haq 0 0 0 0 0
14 Kevin Maulana Rozan 1 0 1 0 0
15 Muhammad Alif Murtadho 0 0 1 0 0
16 Muhammad Faqih Albanna 1 0 1 0 0
17 Muhammad Faturrahman Arrasyid 0 1 1 0 0
18 Muhammad Ghaza Raihan Fikri 1 1 1 1 1
19 Muhammad Hamasah Abdul Aziz 1 1 1 1 1
20 Muhammad Hidayatuloh Nur Farisy 1 0 1 1 1
21 Muhammad Ihsan Firdausy 0 0 1 0 0
22 Muhammad Mursyid Hammam 0 0 0 0 0
23 Muhammad Naufal 0 0 0 0 0
24 Muhammad Naufal Aulia Darojat 1 1 1 1 1
25 Muhammad Nuaim Zain 0 1 1 1 1
26 Muhammad Raka Malik Husein 0 0 0 0 0
27 Muhammad Ridwan 0 0 0 0 0
28 Naufal Aulia Ramadhan 1 1 1 1 1
29 Ombak Samodro Iman 1 1 1 1 1
30 Razin Saka Wiksa 1 1 1 1 1
31 Rifqi Firmansyah Gunawan 0 0 0 0 0
32 Salman Naufal Dzaky M. 0 0 0 0 0
33 Syahrul Fajri 1 1 1 1 1
34 Yusuf Mihwar Siyasi 0 0 1 0 0
35 Zaidan Afif Muzhaffar Yaskur 0 0 0 0 0
Jumlah 18 16 26 15 16

30
Keterangan :
1. Disiplin : Tepat waktu mengikuti pembukaan, melakukan presensi,
mengumpulkan tugas
2. Tanggung Jawab : Berusaha mengumpulkan tugas dengan lengkap.
Dianggap tanggung jawab jika mengerjakan minimal 2 dari 3
tantangan yang ada
3. Pro-aktif : Aktif membuka LMS, aktif diskusi, respon terhadap
seluruh instruksi guru.
4. Rasa Ingin Tahu : Banyak menanyakan tentang materi baik pada
siswa maupun guru, peduli pada ketersediaan konten dalam LMS.
5. Kesimpulan dianggap memiliki sikap kompetitif jika memenuhi 3
atau 4 sikap pendukung (disiplin, tanggung jawab, pro aktif, rasa
ingin tahu)

Berikut nilai pengetahuan sebelum siklus I.

31
B. Rangkaian Siklus I
1. Planning (Perencanaan)
Guru sekaligus sebagai peneliti mencoba mencarikan solusi
sebagai tindakan pertama dalam siklus I. Dari berbagai perenungan,
akhirnya peneliti merencanakan desain pembelajaran dengan menerapkan
metode Liga Ekonomi. Peneliti merencanakan liga ekonomi tentu ada
alasannya. Alasan utamanya yaitu supaya sikap kompetitif dalam
berprestasi siswa bisa meningkat. Karena hal itu yang menjadi
permasalahan utamanya. Peneliti fokus memikirkan bagaimana
kedisiplinan, tanggung jawab, keaktifan dan rasa ingin tahu siswa bisa
meningkat. Dalam Liga Ekonomi menuntut 2 hal, yang pertama harus
banyak tantangan, kuis inovatif yang membuat siswa lebih tertarik untuk
mengerjakan, kedua hasil dari pengerjaan kuis atau tantangan harus segera
disosialisasikan. Supaya ada percikan stimulus siswa untuk lebih
bersemangat menjadi yang terbaik.
Secara riil, yang akan dilakukan guru antara lain : 1)
Mengumumkan metode Liga Ekonomi jauh jauh hari; 2)
Mensosialisasikan Liga Ekonomi berkali kali; 3) Memberitahu alamat link
zoom meeting satu hari sebelum pembelajaran; 4) Merencanakan
pendahuluan dalam pembelajaran yang menarik dengan tatap muka
(Zoom); 5) Menjelaskan Liga Ekonomi dengan penuh semangat; 6)
Mempersiapkan kuis-kuis menarik yang cukup banyak, ada HOTS nya,
tapi tetap menyesuaikan dengan alokasi waktu; 7) Merancang rekapan
nilai Liga Ekonomi dan tampilan penyajian yang memukau yang dapat
menunculkan gairah belajar siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya;
8) Membentuk 6 grup WA untuk sarana diskusi kelompok. Guru ada di
dalamnya; 9) Melakukan penilaian autentik dari awal, proses, dan hasil
akhir; 10) Segera mengumumkan hasil dalam bentuk chart yang mudah di
pahami.

32
2. Action (Tindakan)
Beberapa menit sebelum pembelajaran dimulai, guru mengupload
kembali link zoom ke grup-grup WA kelompok, untuk pembukaan
pembelajaran. Harapannya dengan seperti itu akan banyak siswa yang siap
mengikuti opening pembelajaran. Jam 10.00 tepat, guru memulai
pembelajaran dengan zoom. Dalam pendahulua tersebut guru mengucap
salam, mengajak berdoa dengan meminta tolong perwakilan siswa untuk
memandunya, mnginstruksikan untuk presensi di LMS, mengkondisikan
siswa dengan yel-yel penyemangat, memotivasi siswa dengan
menceritakan tentang indeks, memberitahu pentingnya dan manfaat
mempelajari indeks dalam kehidupan nyata, menyampaikan tujuan
pembelajaran, menjelaskan agenda pembelajaran dan awal hingga akhir
dan teknis liga ekonomi, menghubungkan materi yang akan dipelajari
dengan materi sebelumnya (apersepsi).
Setelah selesai pendahuluan, guru menginstruksikan siswa untuk
masuk LMS. Di dalam LMS guru sudah mempersiapkan materi dalam
bentuk modul PDF, power poin, dan 3 video, 4 kuis tentang pengertian dan
peranan indeks, jenis jenis indeks, perhitungan indeks, dan soal akhir
indeks, topik diskusi. Selain itu guru juga mempersiapkan soal dalam
bentuk kahoot. Setahap demi setahap siswa mengerjakan setiap tantangan
yang ada. Berikut aktifitas pelaksanaan pembelajaran siklus I di LMS : 1)
Siswa membuka modul PDF dan membacanya. 2) Siswa membuka PPT
materi. 3) Siswa melihat video tentang pengertian dan peranan indeks. 4)
Siswa mengerjakan kuis pertama. 5) Siswa melihat video tentang jenis-
jenis indeks. 6) Siswa mengerjakan kuis dua. 7) Siswa melihat video
tentang metode perhitungan indeks. 8) Siswa mengerjakan kuis tiga. 9)
guru memantau setiap aktifitas siswa, progress pengerjaan siswa, dan
mulai mencicil merekap nilai untuk update nilai liga ekonomi.
Selanjutnya guru membagikan ulang LKPD (Lembar Kerja Peserta
Didik) dan topik diskusi melalui Grup WA. Guru menginstruksikan siswa
untuk mengerjakan LKPD dengan cara berdiskusi kelompok di grup WA.

33
Siswa berdiskusi dan mencatat hasil diskusi. Guru selalu menyemangati
semua siswa untuk selalu aktif dalam diskusi. Guru menilai keaktifan
siswa dalam diskusi. Guru mengikuti dan memantai semua grup WA yang
sudah dibuat. Guru memberi penguatan pada jawaban siswa yang sudah
benar. Jika ada yang belum tepat maka guru menyampaikan kepada teman
yang lainnya apakah ada yang bisa menyempurnakan. Untuk melengkapi
pengalaman belajar siswa, guru membagikan link kuis kahoot. Siswa
mengerjakan kuis kahoot melalui HP atau laptopnya masing masing.
Setelah diskusi dan pengerjaan LKPD selesai, guru mengajak
siswa untuk melakukan penutupan pembelajaran. Guru membagikan link
zoom penutupan pembelajaran. Meminta semua siswa segera masuk dalam
zoom. Dalam penutupan guru mengkonfirmasi pemahaman siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan bertanya pada beberapa siswa. Guru
memberi apresiasi dan penguatan bagi siswa yang sudah memahami materi
dengan baik. Guru meluruskan pemahaman siswa yang masih belum tepat.
Guru menyampaikan bahwa materi yang sudah dipelajari harus dapat di
aplikasikan dan dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari hari. Guru
menguatkan karakter siswa. Guru bersama dengan siswa membuat
kesimpulan. Guru bersama siswa melakukan refleksi. Menanyakan
pengalaman menarik apa yang dirasakan siswa, materi apa saja yang sudah
dipahami siswa dan yang belum dipahami siswa, kendala apa saja yang di
alami selama pembelajaran beserta solusinya, siswa yang ditunjuk
menjawab pertanyaan guru. Guru menutup pembelajaran dengan doa yang
dipimpin perwakilan siswa. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.
Begitu rangkaian pembelajaran selesai, guru segera merekap hasil
belajarn siswa. Memberi poin penilaian pada kedisiplinan siswa dalam
presensi, memasukkan nilai tugas 1, 2, 3, memasukkan nilai kahoot, dan
memasukkan nilai keaktifan dalam diskusi. Hasil rekapan seera diupload
ke grup WA tiap kelompok.
Berikut ini hasil liga ekonomi yang sudah disusun guru dan sudah
dishare ke grup WA siswa :

34
HASIL SEMENTARA LIGA EKONOMI “INDEKS”
KAMIS, 22 OKTOBER 2020
JAM 12.00
Chart Title
Syahrul Fajri

Fahmi Khairunnizham

Muhammad Naufal Aulia Darojat

Irsyad Sodiq Ismail

Zaidan Afif Muzhaffar Yaskur

Ombak Samodro Iman

Razin Saka Wiksa

Hanif Zainularifin

Arsala Bilhuda Eldar

Muhammad Ghaza Raihan Fikri

Yusuf Mihwar Siyasi

Muhammad Mursyid Hammam

Muhammad Alif Murtadho

Rifqi Firmansyah Gunawan

Muhammad Ridwan

Muhammad Nuaim Zain

Izzuddin Hammam Ul Haq

Faiz Muhammad As Suhail


0 100 200 300 400 500 600

Unsur Penilaian :
1. Presensi di LMS
2. Kuis Pengertian dan peranan indeks
3. Kuis Jenis-jenis Indeks
4. Kuis Perhitungan Indeks
5. Kuis Akhir Indeks
6. Keaktifan diskusi di WA
7. Kuis Kahoot
Liga masih berlangsung sampai nanti jam 20.00.
Silahkan melengkapi presensi, kuis, dan diskusi
Ada tambahan kuis kahoot di kerjakan di luar jam pelajaran.

35
HASIL SEMENTARA LIGA EKONOMI “INDEKS”
KAMIS, 22 OKTOBER 2020
JAM 16.00
Jumlah Skor
Syahrul Fajri

Muhammad Hamasah Abdul Aziz

Fikhar Athaurrahman Zada Sani

Aakif Akasya

Fahmi Khairunnizham

Hanan Marzuq Annafi'

Faris Muzakki

Irsyad Sodiq Ismail

Ombak Samodro Iman

Muhammad Faqih Albanna

Arsala Bilhuda Eldar

Yusuf Mihwar Siyasi

Faiz Muhammad As Suhail

Kevin Maulana Rozan

Muhammad Alif Murtadho

Muhammad Ridwan

Muhammad Faturrahman Arrasyid

Faqih Muhyilhaqqi
0 100 200 300 400 500 600 700 800

Unsur Penilaian :
1. Presensi di LMS
2. Kuis Pengertian dan peranan indeks
3. Kuis Jenis-jenis Indeks
4. Kuis Perhitungan Indeks
5. Kuis Akhir Indeks
6. Keaktifan diskusi di WA
7. Kuis Kahoot
Liga masih berlangsung sampai nanti jam 20.00.
Silahkan melengkapi presensi, kuis, dan diskusi
Ada tambahan kuis kahoot di kerjakan di luar jam pelajaran.

36
HASIL AKHIR LIGA EKONOMI “INDEKS”
KAMIS, 22 OKTOBER 2020
JAM 20.00
Chart Title
Syahrul Fajri
Muhammad Naufal Aulia Darojat
Muhammad Hamasah Abdul Aziz
Alfath Gugi Satriawan
Fikhar Athaurrahman Zada Sani
Hanif Zainularifin
Aakif Akasya
Muhammad Nuaim Zain
Fahmi Khairunnizham
Muhammad Hidayatuloh Nur Farisy
Hanan Marzuq Annafi'
Zaidan Afif Muzhaffar Yaskur
Faris Muzakki
Razin Saka Wiksa
Irsyad Sodiq Ismail
Muhammad Ghaza Raihan Fikri
Ombak Samodro Iman
Imaduddin Amanullah
Muhammad Faqih Albanna
Muhammad Ihsan Firdausy
Arsala Bilhuda Eldar
Muhammad Mursyid Hammam
Yusuf Mihwar Siyasi
Naufal Aulia Ramadhan
Faiz Muhammad As Suhail
Salman Naufal Dzaky M.
Kevin Maulana Rozan
Muhammad Naufal
Muhammad Alif Murtadho
Rifqi Firmansyah Gunawan
Muhammad Ridwan
Muhammad Raka Malik Husein
Muhammad Faturrahman Arrasyid
Izzuddin Hammam Ul Haq
Faqih Muhyilhaqqi
0 100 200 300 400 500 600 700 800

Unsur Penilaian :
1. Presensi di LMS
2. Kuis Pengertian dan peranan indeks
3. Kuis Jenis-jenis Indeks
4. Kuis Perhitungan Indeks
5. Kuis Akhir Indeks
6. Keaktifan diskusi di WA
7. Kuis Kahoot

37
3. Observer (Pengamatan)
Pengamatan dilakukan guru dari awal sampai akhir. Bahkan guru
juga pengawasi persiapan dan respon siswa dala grup WA tentang
kesiapan siswa mengikuti pembelajaran. Yang respon cepat di WA
biasanya cepat juga dalam bergabung dalam zoom pendahuluan
pembelajaran. Oleh karena yang diamati guru ada banyak hal, diantaranya
sikap disiplin, tanggung jawab, keaktifan, dan rasa ingin tahu siswa serta
hasil belajar siswa, maka fokus pengamatan guru sekaligus sebagai
peneliti yaitu dalam 5 hal itu.
Guru mengamati kedisiplinan siswa dalam presensi dan masuk
mengikuti zoom pendahuluan serta mengamati ketepatan waktu dalam
mengumpulkan tugas-tugas. Guru mengamati tanggung jawab siswa
dengan cara menganalisis kesungguhan siswa dalam mengerjakan setiap
tugas dan memantau LMS apakah siswa sudah mengerjakan atau belum.
Semakin banyak yang isi maka dianggap semakin bertanggung jawab.
Jika banyak yang kosong maka dianggap kurang bertanggung jawab.
Guru mengamati keaktifan siswa dengan cara melihat aktifitas siswa
dalam LMS. Guru mengamati rasa ingin tahu siswa dari pantauan diskusi
kelompok dan dari pertanyaan-pertanyaan siswa yang di lontarkan kepada
guru maupun temannya, banyak sedikitnya searching jawaban untuk
menjawab LKPD, sering tidaknya upload link jawaban pendukung ke
teman-temannya. Terakhir guru mengamati hasil belajar siswa dari
rekapan nilai yang ada di LMS dan Kahoot.
Menurut pengamatan guru, siswa sudah menunjukkan beberapa
peningkatan dalam sikap belajarnya ke arah yang lebih baik meskipun
belum signifikan. Guru juga mengamati hasil belajar siswa lebih
meningkat dibandingkan dengan pra siklus. Cuma peningkatan nilainya
juga belum memuaskan. Rata-rata kelasnya masih 47, sebelumnya 38.
Rata-rata kelas masih sangat rendah karena masih banyak yang kosong.
Permasalahan utama siswa memang terletak pada sikap disiplin dan
tanggungjawab siswa. Jika metode liga ekonomi bisa mengubah

38
kedisiplinan dan tanggung jawab siswa maka nilainya pasti akan penuh
dan rata-ratanya pasti bisa meningkat. Tren yang terjadi di kelas XI IPS 1
jika mendekati penyerahan Lembar Hasil Belajar Siswa (LHBS) maka
siswa baru semangat melengkapi nilai. Pola seperti ini menurut guru
kurang pas. Karena siswa jelas akan terbebani jika ada banyak tugas yang
belum terselesaikan. Makanya guru berusaha dengan maksimal
mengubah pola dan sikap siswa supaya bisa disiplin dan tanggung jawab
terhadap tugas-tugasnya lebih baik lagi jika didukung dengan keaktifan
dan peningkatan rasa ingin tahu.
Berikut hasil pengamatan guru dan pengolahan data peningkatan
sikap dan nilai siswa pasca siklus I.

Data Siswa Yang Kurang Memiliki Sikap Kompetitif Dalam Prestasi


Kurang disiplin Kurang tanggung Kurang aktif Rasa ingin
jawab tahunya kurang
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
siswa siswa siswa siswa
Pra siklus 17 48,57% 19 54,29% 9 25,71% 20 57,14%
Siklus I 11 25,71% 16 45,71% 6 17,14% 10 28,57%
Penurunan 6 22,86% 3 4,58% 3 8,57% 10 28,57%
NB : Jumlah siswa 35

Data Siswa Yang Memiliki Sikap Kompetitif Dalam Prestasi


Disiplin Bertanggung Aktif Memiliki Rasa
jawab Ingin Tahu
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
siswa siswa siswa siswa
Pra siklus 18 51,43% 16 45,71% 26 74,29% 15 42,86%
Siklus I 24 68,57% 19 54,29% 29 82,86% 25 71,43%
Peningkatan 6 17,41% 3 8,58% 3 8,57% 10 28,57%
NB : Jumlah siswa 35
Berdasarkan data diatas, siswa yang disiplin bertambah dari 18
siswa menjadi 24 siswa meningkat sebesar 17,41%. Siswa yang
bertanggungjawab terhadap tugas-tugasnya meningkat dari 16 siswa
menjadi 19 siswa atau meningkat sebesar 8,58%, Siswa yang aktif

39
bertambah dari 26 siswa menjadi 29 siswa atau meningkat sebesar 8,57
siswa. Dan siswa yang memiliki sikap ingin tahu meningkat dari 15 siswa
menjadi 25 siswa atau meningkat sebesar 28,57%. Peningkatan meskipun
masih sedikit bisa terjadi karena guru menerapkan rangkaian kegiatan liga
ekonomi. Supaya lebih jelas dalam melihat sikap siswa, bisa dicermati
data di bawah ini :
HASIL OBSERVASI SIKAP BELAJAR INDEKS SISWA KELAS XI IPS 1
(SIKLUS I)
Nama Guru Pengampu : Mariyono Sandwi
Kelas/mapel : XI Ekonomi Sub Bab Indeks
RASA PUNYA
TANGGUNG PRO INGIN SIKAP
NO NAMA DISIPLIN JAWAB AKTIF TAHU KOMPETITIF
1 Aakif Akasya 1 1 1 1 1
2 Alfath Gugi Satriawan 1 1 1 1 1
3 Arsala Bilhuda Eldar 1 0 1 1 1
4 Fahmi Khairunnizham 1 1 1 1 1
5 Faiz Muhammad As Suhail 0 0 1 0 0
6 Faqih Muhyilhaqqi 0 0 0 0 0
7 Faris Muzakki 1 1 1 1 1
8 Fikhar Athaurrahman Z Sani 1 1 1 1 1
9 Hanan Marzuq Annafi' 1 1 1 1 1
10 Hanif Zainularifin 1 1 1 1 1
11 Imaduddin Amanullah 1 1 1 1 1
12 Irsyad Sodiq Ismail 1 1 1 1 1
13 Izzuddin Hammam Ul Haq 0 0 0 0 0
14 Kevin Maulana Rozan 1 0 1 1 1
15 Muhammad Alif Murtadho 1 0 1 0 1
16 Muhammad Faqih Albanna 1 1 1 1 1
Muhammad Faturrahman
17 Arrasyid 0 0 0 0 0
Muhammad Ghaza Raihan
18 Fikri 1 0 1 1 1
Muhammad Hamasah Abdul
19 Aziz 1 1 1 1 1
Muhammad Hidayatuloh Nur
20 Farisy 1 1 1 1 1
21 Muhammad Ihsan Firdausy 1 0 1 0 0
Muhammad Mursyid
22 Hammam 1 0 1 1 1
23 Muhammad Naufal 1 0 1 0 0
Muhammad Naufal Aulia
24 Darojat 1 1 1 1 1

40
25 Muhammad Nuaim Zain 0 1 0 1 0
26 Muhammad Raka Malik H 0 0 0 0 0
27 Muhammad Ridwan 0 0 1 0 0
28 Naufal Aulia Ramadhan 0 0 1 1 0
29 Ombak Samodro Iman 1 1 1 1 1
30 Razin Saka Wiksa 1 1 1 1 1
31 Rifqi Firmansyah Gunawan 0 0 0 1 0
32 Salman Naufal Dzaky M. 0 0 1 0 0
33 Syahrul Fajri 1 1 1 1 1
34 Yusuf Mihwar Siyasi 0 1 1 1 1
35 Zaidan Afif Muzhaffar Y 1 1 1 1 1
Jumlah 24 19 29 25 23

Keterangan :
1. Disiplin : Tepat waktu mengikuti pembukaan, melakukan presensi,
mengumpulkan tugas
2. Tanggung Jawab : Berusaha mengumpulkan tugas dengan lengkap.
Dianggap tanggung jawab jika mengerjakan minimal 4 dari 7 tantangan
yang ada
3. Pro-aktif : Aktif membuka LMS, aktif diskusi, respon terhadap seluruh
instruksi guru.
4. Rasa Ingin Tahu : Banyak tanya tentang update liga ekonomi, ingin
menjalin komunikasi yang lebih intens dengan teman sejawat dan guru
untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak
5. Kesimpulan dianggap memiliki sikap kompetitif jika memenuhi 3 atau 4
sikap pendukung (disiplin, tanggung jawab, pro aktif, rasa ingin tahu)

41
Sedangkan dilihat dari nilainya, juga terjadi peningkatan meskipun
sedikit. Rata-rata kelas meningkat dari 38 menjadi 47. Rata-rata nilai ini
masih jauh dari KBM karena banyak nilai yang masih kosong. PR guru
berikutnya yaitu membuat supaya siswa termotivasi untuk melengkapi tugas-
tugasnya. Jika dilihat dari ketuntasannya, maka sebelum siklus I siswa yang
tuntas cuma 7 siswa sedangkan setelah siklus I yang tuntas meningkat jadi 12
siswa. Harapannya nanti setelah siklus II yang tuntas lebih banyak lagi.

4. Reflect (Refleksi)
Berdasarkan hasil pengamatan pelaksanaan tindakan siklus I, guru
sekaligus peneliti mendapatkan beberapa temuan yang membuat pelaksanaan
siklus I kurang berjalan dengan maksimal. Temuan-temuan tersebut antara
lain :
Satu, kedisiplinan siswa belum meningkat dengan maksimal karena
siswa belum terbiasa pembukaan dengan zoom. Biasanya cukup dengan
instruksi dari WA. Siswa belum bisa disiplin dalam mengumpulkan tugas

42
karena siswa terbiasa menunda-nunda pekerjaan. Siswa belum terbiasa
menyelesaikan dalam waktu 90 menit, apalagi sistem dalam LMS sangat
memungkinkan siswa mengerjakan di luar jam. Guru sebenarnya bisa saja
membatasi waktu, tapi menurut pemikiran guru, jika hal itu dilakukan maka
akan menimbulkan kekakuan dalam pembelajaran. Siswa akan lebih tidak
bersemangat lagi dan pasrah dengan nilainya. Untuk itu yang bisa dilakukan
guru yaitu membuat pembelajaran yang lebih menarik. Kuis-kuis yang
diberikan harus bisa menimbulkan daya tarik supaya siswa mau mengerjakan
dengan penuh kesadara. Skenario rekayasa sosial perlu dilakukan. Perlu ada
orang orang tertentu yang bisa menyemangati antara teman. Beberapa siswa
dalam grup WA harus bisa menyemangati teman-temannya untuk lebih
disiplin mengumpulkan tugas. Pengumuman rekapitulasi nilai liga ekonomi
harapannya bisa membuat siswa lebih termotivasi untuk memperbaiki sikap
disiplinnya
Dua, sikap tanggung jawab siswa belum terlihat ada peningkatan yang
signifikan karena siswa terbiasanya mengerjakan soal apa adanya. Terasa
hanya ingin menggugurkan kewajiban saja. Biasanya pengerjaan pertama
asal-asalan. Nilainya sangat rendah. Baru percobaan kedua mengerjakannya
dengan penuh kesungguhan. Jika nilainya dirata-rata maka akan tetap jelek,
karena nilai yang pertama sangat rendah. Solusinya untuk siklus 2, sistem
kuisnya hanya bisa dikerjakan 1 kali saja dan itu diumumkan lebih awal
supaya siswa lebih bertanggungjawab dalam mengerjakan. Solusi berikutnya
bagi tugas yang masih kosong, maka guru harus melakaukan pendekatan
secara personal, jika diperlukan maka bisa menghubungi orang tua siswa
supaya putranya segeranya mengerjakan soal-soal yang masih kosong.
Tiga, sikap pro aktif siswa juga dirasa bekum menunjukkan
peningkatan yang signifikan. Usaha guru membuatkan grup WA ternyata
hanya dua atau tiga siswa saja yang aktif menjawab dan komentar dalam grup
WA. Solusi untuk siklus 2 mungkin guru harus ikut berkomentar dan
menanggapi lebih intens lagi. Guru harus meluangkan banyak waktu untuk
mememantai dan ikut aktif diskusi dalam kelompok meskipun terpisah dalam

43
6 kelompok. Jauh-jauh hari, siswa juga terus dissemangati untuk selalu aktif
membuka LMS. Dalam siklus 1 masih ada 7 siswa yang belum membuka
LMS sama sekali. Hal ini jelas akan membuat rata-rata nilai kelas menjadi
jelek.
Empat, sikap rasa ingin tahu siswa juga belum sesuai dengan target
yang diharapkan guru. Siswa masih kurang peduli dengan materi dan topik-
topik diskusi yang diberikan guru. Belum banyak yang respon terhadap
stimulus guru. Diminta mencarikan link yang berkaitan dengan jawaban dari
topik, hanya 3 siswa yang memenuhinya. Berkali-kali disampaikan apakah
ada pertanyaan? Banyak siswa yang diam. Sepertinya rasa ingin tahunya
belum ada. Untuk itu mungkin pada siklus 2 guru memberikan stimulus-
stimulus yang menimbulkan daya tarik bagi siswa. Misalnya dengan gambar-
gambar full color atau dengan kasus-kasus yang sangat dekat dengan
kehidupan anak-anak.
Lima, nilai siswa belum meningkat dengan signifikan karena masih
banyak yang kurang peduli dengan nilainya. Nilai di LMS banyak yang
kosong mereka tetap santai-santai saja. Ada yang belum mengerjakan sama
sekali. Ada yang berfikiran bahwa nilai bisa didapatkan nanti mendekati
LHBS, ada juga yang berfikiran bahwa diskusi itu tidak dinilai, sehingga
banyak yang kosong nilai diskusinya. Rekomendasi untuk siklus 2 mungkin
perlu sosialisaasi yang lebih masif tentang pentingnya memperbaiki sikap dan
meningkatkan nilai dengan signifikan.
Liga ekonomi sepertinya harus dilakukan lagi untuk siklus 2 tentunya
dengan berbagai penyempurnaan. Diantaranya guru harus membuat desain
pembelajaran yang lebih menyenangkan, video pembelajaran harus dibuat
lebih atraktif, kuis-kuis harus dibuat dengan tampilan yang sangat menarik,
topik-topik yang diberikan guru harus disesuaikan dengan kontektual
kehidupan siswa, komunikasi dengan siswa harus ditambah lagi kuantitass
dan kualitasnya, perlu pemantauan yang lebih masif lagi dan segera
meakukan tindak lanjut jika ada siswa yang terindikasi kurang disiplin dan
kurang bertanggung jawab.

44
C. Siklus II
1. Planning (Perencanaan)
Berdasarkan refleksi pada siklus I, ternyata sikap kedisiplinan,
tanggung jawab, keaktifan, dan rasa ingin tahu siswa masih dianggap
kurang maksimal meskipun sudah ada peningkatan. Peningkatannya
hanya sedikit. Karena yang berubah sikapnya hanya sedikit, berimbas
pada peningkatan hasil belajar yang kurang signifikan juga. Hal itu bisa
terjadi karena ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan
siklus I menggunakan tindakan liga ekonomi. Kendala-kendala yang di
hadapi siswa dan guru diantaranya : 1) Masih banyak yang terlambat
mengikuti Zoom; 2) Siswa kurang tertarik untuk melihat video yang
disajikan guru; 3) Siswa kurang tertarik dengan kuis yang disajikan guru;
4) Tugas masih banyak yang kosong; 5) Beberapa siswa belum sungguh-
sungguh dalam mengerjakan kuis; 6) Belum semua membuka LMS atau
masih ada siswa yang sama sekali tidak membuka LMS; 7) Diskusi
kurang hidup, masih banyak yang pasif; 8) Kepedulian dengan nilai dan
penguasaan materi masih kurang. 9) Himbauan guru untuk disiplin,
tanggung jawab, aktif, dan senantiasa memunculkan rasa ingin tahu
masih belum efektif.
Dari berbagai kendala tersebut, peneliti merencanakan beberapa
hal sebagai tindakan dalam pembelajaran siklus II. Tindakan yang akan
dilakukan guru diantaranya : 1) Mensosialisasikan Liga Ekonomi
“Inflasi” lebih masih lagi dengan membuatkan flyer yang menarik; 2)
Mensosialisasikan Zoom pembukaan dan penutupan pembelajaran lebih
awal. Mewajibkan setiap siswa untuk mengikuti tepat waktu tanpa
kecuali. 3) Membuat kuis-kuis yang lebih menarik lagi; 4) Membuatkan
video penjelasan guru sendiri, jadi menampilkan guru secara visual
dalam video penjelasan materi; 5) Melakukan pemantauan lebih ketat,
dan segera melakukan tindakan riil dan tegas kepada siswa yang tidak
disiplin dan tidak bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya dengan
cara menghubungi secara pribadi siswa yang bersangkutan; 6) Guru

45
melibatkan secara aktif dalam diskusi kelompok. Lebih banyak memberi
motivasi bagi yang belum aktif dan apresiasi bagi yang sudah aktif dalam
diskusi. 7) Guru lebih cepat lagi mengumumkan hasil liga ekonomi
supaya siswa lebih bersemangat menjadi yang terbaik.

46
DAFTAR PUSTAKA

Gunadi, Paul (2014) Mengubah Kompetitif Menjadi Produktif .

Sapriati, Amalia. 2009. Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas


Terbuka

Warsita Bambang. (2008) Teknologi Pembelajaran Landasan Dan


Aplikasinya. Jakarta. Rineka

https://emanmendrofa.blogspot.com/2014/11/hakikat-pembelajaran.html

https://text-id.123dok.com/document/nq73xxrky-pengertian-pembelajaran-
ciri-ciri-pembelajaran.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_liga

http://www.karyatulisku.com/2017/10/hakikat-belajar-hakikat-
pembelajaran-hasil-belajar.html

https://www.researchgate.net/publication/312589783_Pengaruh_Transporm
asi_Pendidikan_Sains_terhadap_Sifat_Kompetitif_Siswa_Sekol
ah_Menengah_Atas

http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html

47

Anda mungkin juga menyukai