OLEH
IMA NURFAIDA, SE
NIM : 20232110107
ima nurfaida 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT berkat rahmat-Nyalah Laporan
Penelitian Tindakan Kelas ini yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning
(PBL) Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Materi Ketenagakerjaan Di Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 7 Surabaya” dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan dari beberapa
pihak, baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung, maka pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada :
1. Ibu Tatik Aslihah, S.Pd, M.Pd.I, selaku Kepala SMA Muhammadiyah 7 Surabaya atas
segala usahanya memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, saran dan kritik kepada penulis
selama penelitian.
2. Semua Dewan Guru dan Staf TU Muhammadiyah 7 Surabaya atas segala bantuan dan
kerjasamanya.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif guna penyempurnaan laporan
ini, dapat berguna bagi pembaca dan bagi perkembangan dunia pendidikan terutama dalam
mata pelajaran Ekonomi.
Ima Nurfaida, SE
ima nurfaida 2
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. 1
KATA PENGANTAR.........................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................3
DAFTAR TABEL.................................................................................................5
BAB I PENDAHULUAN
a. Latar Belakang...................................................................................6
b. Perumusan Masalah...........................................................................8
c. Tujuan Penelitian...............................................................................8
d. Manfaat Penelitian.............................................................................9
a. Deskripsi………………………………………………………… 10
3. Pemahaman Siswa.....................................................................15
b. Kerangka Berpikir..............................................................................18
c. Hipotesis Tindakan............................................................................19
ima nurfaida 3
BAB III METODELOGI PENELITIAN
a. Desain/Prosedur Penelitian................................................................20
1. Perencanaan Tindakan.................................................................20
2. Pelaksanaan Tindakan..................................................................20
3. Observasi......................................................................................20
c. Instrumen Penelitian..........................................................................21
a. Pelaksanaan Penelitian.......................................................................23
b. Hasil Penelitian..................................................................................29
BAB V PENUTUP
a. Simpulan............................................................................................31
b. Saran .................................................................................................31
ima nurfaida 4
DAFTAR TABEL
ima nurfaida 5
BAB I
PENDAHULUAN
ima nurfaida 7
Pembelajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan
merupakan suatu proses yang direncanakan, dilaksanakan, dievaluasi, sehingga dapat
mencapai tujuan yang diharapkan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari aspek proses
dan aspek hasil pembelajaran. Proses pembelajaran dianggap berhasil apabila selama
kegiatan belajar mengajar peserta didik menunjukkan aktivitas belajar yang tinggi dan
terlibat secara fisik dan mental. Akan tetapi dalam proses pembelajaran yang telah
dilakukan berdampak negatif belum menunjukkan adanya interaksi aktif antara peserta
didik dengan guru, maupun peserta didik dengan peserta didik lainnya, serta belum
tampak adanya perubahan perilaku yang positif pada siswa dan hasil belajar yang tinggi.
Hal ini disebabkan guru belum menerapkan atau menggunakan model pembelajaran yang
lebih efektif yang dapat membangkitkan semangat atau motivasi bagi peserta didik .
Untuk itulah dampak positif perlu diterapkan penggunaan model dan media
pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik, seperti
pembelajaran menjadi aktif, kreatif, efektif, dan melibatkan peserta didik, minat dan
partisipasi siswa meningkat selama proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dilakukan penelitian
tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL)
Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Peserta Didik Pada Mata
Pelajaran Ekonomi Materi Ketenagakerjaan Di Kelas XI IPS SMA
Muhammadiyah 7 Surabaya”.
b. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
yang berjudul “Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Materi Ketenagakerjaan Di Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 7
Surabaya” antara lain adalah:
1. Bagaimanakah penerapan Model Problem Based Learning (PBL) berbantuan media
Power Point pada Materi Ketenagakerjaan di Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 7
Surabaya?
2. Apakah penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman pada Materi Ketenagakerjaan di Kelas XI IPS SMA
Muhammadiyah 7 Surabaya?
c. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Mengetahui penerapan Model Problem Based Learning (PBL) berbantuan media
Power Point pada Materi Ketenagakerjaan di Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 7
Surabaya
2. Mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman pada Materi Ketenagakerjaan di
Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 7 Surabaya setelah menerapkan Model Problem
Based Learning (PBL)
ima nurfaida 8
d. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Menambah referensi guru mengenai model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada materi Ketenagakerjaan.
2. Menambah referensi guru untuk meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik
3. Membantu peserta didik untuk menemukan masalah dari suatu peristiwa,
mencari informasi dan menemukan pemecahan masalahnya.
4. Membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis
5. Sekolah dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk memperkaya referensi yang
dapat digunakn oleh guru pada mata Pelajaran lain.
ima nurfaida 9
BAB II
KAJIAN TEORI
a. Deskripsi
1. Penelitian Tindakan Kelas
1) Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
PTK terdiri dari penelitian, tindakan, dan kelas. Penelitian merupakan kegiatan
mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data dan informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu
hal, serta menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah kegiatan yang
sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, sedangkan kelas adalah sekelompok
siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang
guru (Arikunto, 2006). PTK merupakan penelitian tindakan yang dilakukan oleh
guru sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama dengan orang lain
(kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan
tertentu dalam suatu siklus (Mulia & Suwarno, 2016).
2) Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Tahap Perencanaan :
Merasakan Adanya Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam PTK harus benar-benar merupakan
masalah-masalah yang dihayati guru dalam praktik pembelajaran, bukan
praktik yang disarankan, apalagi ditentukan oleh pihak luar termasuk oleh
kepala sekolah yang menjadi mitra. Permasalahan tersebut dapat berangkat
(bersumber) dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, interaksi pembelajaran,
dan hasil belajar siswa.
Mengidentifikasi dan Menganalisis Masalah
Setelah guru menyadari masalah yang dirasakan, guru dapat mengajukan
pertanyaan kepada diri sendiri. Untuk menjawab pertanyaan itu, guru perlu
merenung atau melakukan refleksi tentang apa yang terjadi di dalam kelas.
Refleksi akan efektif jika guru mempunyai pemahaman atau kesadaran yang
tinggi akan fungsi pembelajaran dan jujur terhadap diri sendiri. Jika setelah
menjawab pertanyaan tersebut guru sampai pada kesimpulan bahwa ia
memang menghadapi masalah dalam bidang tertentu, berarti ia sudah berhasil
mengidentifikasi masalah. Setelah masalah teridentifikasi, kita perlu
melakukan analisis sehingga dapat merumuskan masalah dengan jelas. Tanpa
melakukan analisis, mungkin masalah yang kita identifikasi masih kabur.
Analisis dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri
atau yang disebut refleksi, dan dapat pula dengan mengkaji ulang berbagai
dokumen seperti pekerjaan siswa, daftar hadir, atau daftar nilai, atau bahkan
mungkin bahan pelajaran yang kita siapkan. Semua ini tergantung dari jenis
masalah yang kita identifikasi.(Slameto, 2015).
ima nurfaida 10
3) Perumusan Masalah
Setelah menetapkan fokus permasalahan serta menganalisisnya menjadi bagian-
bagian yang lebih kecil, selanjutnya perlu merumuskan permasalahan secara lebih
jelas, spesifik, dan operasional. Perumusan masalah yang jelas akan membuka
peluang untuk menetapkan tindakan perbaikan (alternatif solusi) yang perlu
dilakukannya, jenis data yang perlu dikumpulkan termasuk prosedur
perekamannya serta cara menginterpretasikannya, khususnya yang perlu dilakukan
sementara tindakan perbaikan dilaksanakan dan data mengenai proses dan/atau
hasilnya itu direkam (Slameto, 2015)
4) Merencanakan Perbaikan
a. Formulasi solusi dalam bentuk hipotesis tindakan
Alternatif tindakan perbaikan juga dapat dilihat sebagai hipotesis yang
mengindikasikan dugaan mengenai perubahan atau perbaikan yang akan
terjadi jika suatu tindakan dilakukan. Hipotesis tindakan merupakan tindakan
yang diduga akan dapat memecahkan masalah yang ingin diatasi dengan
penyelenggaraan PTK. Hipotesis tindakan adalah dugaan guru tentang cara
yang terbaik untuk mengatasi masalah.
b. Analisis kelayakan hipotesis tindakan
Setelah menetapkan alternatif hipotesis yang terbaik, hipotesis ini masih perlu
dikaji kembali kelayakannya dikaitkan dengan kemungkinan pelaksanaannya
(Slameto, 2015)
5) Melakukan Tindakan
Persiapan Tindakan
Langkah-langkah persiapan yang perlu ditempuh itu adalah sebagai berikut:
(1) Membuat rencana pembelajaran beserta skenario pembelajaran yang
berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru di samping bentuk-bentuk
kegiatan yang dilakukan siswa dalam rangka implementasi tindakan perbaikan
yang telah direncanakan; (2) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung
yang diperlukan di kelas, seperti lembar kerja siswa, gambar-gambar dan alat-
alat peraga; (3) mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan perbaikan, kalau perlu juga dalam bentuk
pelatihan-pelatihan; (4)melakukan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan
untuk menguji keterlaksanaan rancangan sehingga dapat menumbuhkan serta
mempertebal kepercayaan diri dalam pelaksanaan yang sebenarnya. Sebagai
aktor PTK, guru harus terbebas dari rasa takut gagal dan takut berbuat
kesalahan.
Melaksanakan tindakan
Kegiatan pelaksanaan tindakan perbaikan ini merupakan tindakan pokok
dalam siklus PTK, dan pada saat yang bersamaan kegiatan pelaksanaan ini
juga disertai dengan kegiatan observasi dan interpretasi serta diikuti dengan
kegiatan refleksi.
ima nurfaida 11
Observasi dan Interpretasi
Dalam PTK, yang diobservasi adalah tindakan guru menerapkan
pembelajaran yang baru beserta respon siswa dalam mengikuti pembelajaran
itu. Observasi dilakukan pada semua kegiatan yang ditunjukkan untuk
mengenali, merekam, dan mendokumentasikan setiap indikator dari proses
dan hasil yang dicapai baik yang ditimbulkan oleh tindakan terencana
maupun akibat sampingan.
Pengumpulan dan Analisis Data
Pengumpulan data dapat dilakukan selain dengan teknik observasi, perlu juga
dengan teknik wawancara, catatan harian, angket dan sebagainya. Analisis
data dapat dilakukan secara bertahap, pertama dengan menyeleksi dan
mengelompokkan, kedua dengan memaparkan atau mendeskripsikan data,
dan terakhir menyimpulkan atau memberi makna (Slameto, 2015)
6) Refleksi
Refleksi dalam PTK dilakukan: 1) pada saat memikirkan tindakan apa yang akan
dilakukan, 2) ketika tindakan sedang dilakukan, dan 3) setelah tindakan itu
dilakukan (Slameto, 2015)
7) Perencanaan Tindak Lanjut
Jika ternyata tindakan perbaikan belum berhasil menjawab masalah yang menjadi
kerisauan guru, maka hasil analisis data dan refleksi digunakan untuk
merencanakan kembali tindakan perbaikan, bahkan bila perlu dibuat rencana baru
(Slameto, 2015)
8) Penyusunan Laporan Penelitian
Laporan PTK pada umumnya terdiri dari 5 bab, bab 1, bab 2 dan bab 3
dikembangkan dari proposal yang telah disahkan Kepala Sekolah (Slameto, 2015)
1
ima nurfaida
3
di perpustakaan, database, internet, sumber personal atau melakukan observasi
4. Siswa kembali kepada kelompok PBL semula untuk melakukan tukar
informasi, pembelajaran teman sejawat, dan bekerjasaman dalam
menyelesaikan masalah.
5. Siswa menyajikan solusi yang mereka temukan
6. Siswa dibantu oleh guru melakukan evaluasi berkaitan dengan seluruh
kegiatan pembelajaran. Hal ini meliputi sejauhmana pengetahuan yang sudah
diperoleh oleh siswa serta bagaiman peran masing-masing siswa dalam
kelompok (Lidinillah, 2013)
4) Penilaian Problem Based Learning (PBL)
Penilaian dalam PBL tentunya tidak hanya kepada hasilnya saja tetapi terhadap
proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. National Research Council
(NRC) (dalam Waters and McCracken, memberikan tiga prinsip berkaitan
penilaian dalam PBL, yaitu yang berkaitan dengan konten, proses pembelajaran,
dan kesamaan. Lebih jelasnaya sebagai berikut.
a) Konten : penilaian harus merefleksikan apa yang sangat penting untuk
dipelajari dan dikuasai oleh siswa
b) Proses pembelajaran : penilaian harus sesuai dan diarahkan pada proses
pembelajaran
c) Kesamaan : penilaian harus menggambarkan kesamaan kesempatan siswa
untuk belajar Oleh karena itu, menurut Waters and McCracken penilaian
yang dilakukan harus dapat :
a) Menyajikan situasi secara otentik
b) Menyajikan data secara berulang-ulang
c) Memberikan peluang pada siswa untuk dapat mengevaluasi dan
mereflekspemahaman dan kemampuannya sendiri
d) Menyajikan laporan perkembangan kegiatan siswa.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penilaian dalam PBL tidak hanya
kepada hasil akhir tetapi juga yang tidak kalah pentingnya adalah penilaian
proses. Penilaian ini bisa didasarkan pada jenis penilaian otentik (autentic
assessment) dimana penilaian difokuskan terhap proses belajar. Oleh karena itu,
peran guru dalam proses PBL tidak pasif tetapi harus aktif dalam memantau
kegiatan siswa serta mengontrol agar proses pembelajaran berjalan dengan
baik. Sementar itu, untuk mengetahui sejauhmana hasil belajar yang telah
diperoleh siswa, guru pun perlu untuk mengadakan tes secara individual. Jadi
penialaian dilakukan secara kelompok juga individual. (Lidinillah, 2013)
5) Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning (PBL)
Hal ini diharapkan supaya dalam pembelajaran yang dilaksanakan juga maksimal
dan siswa juga dapat aktif secara mandiri dalam pembelajaran. Mengingat betapa
pentingnya penggunaan suatu model dalam suatu pembelajaran untuk mampu
1
ima nurfaida
4
memperbaiki dan menghindari dari kemampuan belajar siswa yang masih
rendah.
3. Pemahaman Siswa
a) Pengertian Pemahaman Siswa
Pemahaman adalah kesanggupan untuk mendefenisikan, merumuskan kata yang
sulit dengan perkataan sendiri. Dapat pula merupakan kesanggupan untuk
menafsirkan suatu teori atau melihat konsekwensi atau implikasi, meramalkan
kemungkinan atau akibat sasuatu. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa
pemahaman atau komprehensi adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan
testee mampu memahami arti atau konsep, situasi, serta fakto yang diketahuinya.
Dalam hal ini testee tidak hanya hafal cara verbalistis, tetapi memahami konsep dari
masalah atau fakta yang ditanyakan. Menurut Sardiman, pemahaman dapat
diartikan menguasai sesuatu dengan fikiran. Menurut Winkel pemahaman
mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari.
1
ima nurfaida
5
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa adalah
kesanggupan siswa untuk dapat mendefinisikan sesuatu dan mengusai hal tersebut
dengan memahami makna tersebut. Dengan demikian pemahaman merupakan
kemampuan dalam memaknai hal-hal yang terkandung dalam suatu teori maupun
konsep-konsep yang dipelajari.
1
ima nurfaida
6
pengetahuan dapat dilakukan melalui testlisan dan test tulisan. Teknik penilaian
aspet pemahaman caranya dengan mengajukan pernyataan yang benar dan
keliru, dan urutan, dengan pertanyaan berbentuk essay (open ended), yang
menghendaki uraian rumusan dengan kata-kata dan contoh-contoh.
1
ima nurfaida
7
Menarik
Secara penyajian media microsoft power point dapat memberi tampilan
yang menarik. Karena media ini dilengkapi dengan permainan warna,
huruf, animasi, teks dan gambar atau foto.
Merangsang siswa
Media microsoft power point mampu merangsang siswa untuk mengetahui
lebih jauh informasi mengenai materi yang tersaji.
Tampilan visual mudah dipahami
Pesan informasi secara visual yang disajikan oleh microsof power point
dapat dengan mudah dipahami siswa.
Memudahkan guru Media pembelajaran microsoft power point ini dapat
membantu atau memudahkan seorang guru dalam proses belajar mengajar.
Seorang guru tidak perlu banyak menerangkan materi yang sedang
disajikan.
Bersifat kondisional
Microsoft power point merupakan sebuah alat bantu yang bersifat
kondisional. Maksud kondisional disini adalah dapat diperbanyak dan
dapat dipakai secara berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan.
Praktis
Media microsoft power point ini juga merupakan alat yang praktis. Praktis
dalam penggunaan maupun dalam penyimpanan. Media ini dapat disimpan
dalam bentuk data optik atau magnetik, seperti CD, disket, dan flashdisk.
Sehingga praktis untuk dibawa kemana-mana.
b) Kekurangan microsoft power point antara lain:
Memakan waktu
Microsoft power point ini memerlukan persiapan yang cukup menyita
waktu dan tenaga. Untuk menggunakan media ini dibutuhkan kesabaran
dan tahapdemi tahap untuk menyusun dan membuatnya. Sehingga
membutuhkan waktu yang tidak sedikit.
Hanya bisa dioperasikan windows Media microsoft power point ini hanya
dapat dijalankan atau dioperasikan pada sistem operasi windows saja
Membutuhkan keahlian lebih
Untuk menggunakan media microsoft power point ini dibutuhkan keahlian
yang lebih untuk dapat membuat power point yang benar, baik dan
menarik.
b. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu peserta didik,
guru, metode dan Modul Ajar yang mengacu pada kurikulum, serta lingkungan fisik,
sosial, dan budaya. Guru merupakan tenaga pengajar dan pendidik. Metode
pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional menyebabkan hasil belajar
1
ima nurfaida
8
belum optimal.
Terkait dengan hal tersebut, perlu adanya suatu tindakan yang dapat membantu
meningkatkan kemampuan pemahaman peserta didik. Tindakan yang cocok
adalah diterapkan model pembelajaran yang inovatif. Hal ini dapat dilakukan
dengan menerapkan model Problem Based Learning (PBL), karena dalam model
tersebut peserta didik dapat memecahkan permasalahan pembelajaran yang dikaitkan
dengan masalah dunia nyata. Dengan bantuan media pembelajaran yaitu Power Point.
c. Hipotesis Tindakan
Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) dengan bantuan media
pembelajaran yaitu Power Point dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
peserta didik pada mata pelajaran Ekonomi materi Ketenagakerjaan di kelas XI IPS
SMA Muhammadiyah 7 Surabaya.
1
ima nurfaida
9
BAB III
METODE PENELITIAN
a. Desain/Prosedur Penelitian
1. Perencanaan Tindakan
a) Tempat Penelitian: SMA Muhammadiyah 7 Surabaya
b) Subjek Kelas: Kelas XI IPS
c) Jumlah Peserta Didik : 20
d) Menyusun Modul Ajar
e) Menyusun instrument penelitian (lembar observasi, soal tes pretes dan posttest)
f) Menyusun perangkat pembelajaran (media dan materi)
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar menggunakan metode
Problem Based Learning dengan rencana kegiatan belajar mengajar yang sudah
disiapkan. Rencana kegiatan yang dilakukan bersifat fleksibel dan terbuka terhadap
perubahan-perubahan,sesuai dengan kegiatan yang ada selama proses pelaksanaan di
lapangan.
3. Observasi
Melakukan pengambilan data PTK tidak hanya dilakukan dengan observasi saja
tetapi dapat menggunakan memberi tes awal (pretest) dan tes akhir pelajaran
(posttest).
4. Evaluasi dan Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan akhir di tiap siklus dan merupakan cermin hasil
penelitian pada tiap siklus. Kegiatan pada tahap ini diawali dengan mengumpulkan
seluruh data penelitian yang meliputi data hasil belajar, data pengamatan keaktifan
peserta didik, kegiatan guru. Data yang diperoleh dari seluruh instrumen dievaluasi
secara seksama dengan berpedoman pada indikator kinerja untuk mengetahui
keoptimalan hasil tindakan. Guru dan peneliti mengadakan diskusi untuk
mengevaluasi dan menilai proses pembelajaran dengan model Problem Based
Learning.
2
ima nurfaida
0
Pengumpulan data dilakukan dengan 2 metode yaitu :
1. Tes
Metode tes pada penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta
didik. Adapun bentuk tes pada masing-masing siklus berupa soal pretest dan
posttest.
2. Observasi
Observasi pada penelitian ini untuk menggambarkan aktivitas pemecahan masalah
peserta didik pada materi ketenagakerjaan pada kelas XI IPS melalui model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
c. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah:
1. Tes, dilakukan pada saat awal setiap siklus (pretest) dan akhir setiap siklus (posttest)
2. Lembar observasi sikap peserta didik selama proses pembelajaran
3. Membuat kisi-kisi soal dan kunci jawaban.
2
ima nurfaida
1
41-60 Sedang
21-40 Rendah
0-20 Sangat rendah
Interval tersebut ditentukan menggunakan rumus:
i = range
k
Keterangan :
i = interval kelas
range = nilai tertinggi-nilai terendah
k = jumlah kelas
2. Analisis Antar Siklus
Pada setiap siklus akan dilihat persentase peningkatan hasil belajar peserta
didik baik peningkatan nilai rata-rata kelas, maupun peningkatan nilai yang
dicapai oleh masing- masing peserta didik. Hal itu dapat dilihat dari
peningkatan persentase penguasaan dan kategori hasil belajar peserta didik.
2
ima nurfaida
2
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan sejumlah 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 1 (satu)
pertemuan. Setiap minggunya masing-masing kelas mendapatkan 3 (tiga) jam
pelajaran Ekonomi. Penelitian ini menggunakan waktu 3 (tiga) jam pelajaran yaitu
dengan alokasi waktu 3 x 45 menit karena dengan waktu tersebut lebih cukup untuk
melakukan penelitian yang dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi.
Adapun materi pokok yang diberikan adalah ketenagakerjaan dengan
indikator yaitu : 1) Mengidentifikasi jenis tenaga kerja, 2) Mendeskripsikan konsep
ketenagakerjaan, 3) Membedakan angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, 4)
Menganalisis masalah ketenagakerjaan, 5) Menguraikan solusi mengatasi masalah
ketenagakerjaan. Materi ini disampaikan dalam 3 kali pertemuan masing-masing 3 jam
pelajaran.
1. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I
a). Perencanaan Tindakan Siklus I
Perencanaan tindakan pada siklus I antara lain guru menyiapkan perangkat
pembelajaran, menyiapkan soal pre test dan post test, guru menjelaskan
kegiatan yang akan dilakukan. Metode yang digunakan adalah tanya jawab,
diskusi dan penugasan dengan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL). Penilaian yang digunakan adalah hasil dari pre test dan post test.
2
ima nurfaida
3
ketenagakerjaan dengan indikator yaitu : 1) Mengidentifikasi jenis tenaga
kerja, 2) Mendeskripsikan konsep ketenagakerjaan, 3) Membedakan angkatan
kerja dan bukan angkatan kerja, 4) Menganalisis masalah ketenagakerjaan, 5)
Menguraikan solusi mengatasi masalah ketenagakerjaan. Materi ini
disampaikan dalam 2 kali pertemuan masing-masing 3 jam pelajaran.
Kegiatan Pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi kelas XI IPS di SMA
Muhammadiyah 7 Surabaya. Materi yang digunakan adalah Ketenagakerjaan.
Adapun pelaksanaan pembelajaran yaitu sebagai berikut:
2
ima nurfaida
4
Gambar 3.1 Jenis Tenaga Kerja
Sumber: Direct Media, 2020; Omotayo Kofoworola, 2020
Guru mengajukan pertanyaan pemantik secara langsung
1. Apakah perbedaan kedua gambar tersebut?
2. Apa saja jenis-jenis tenaga kerja?
3. Apakah peserta didik adalah tenaga kerja?
4. Berapa usia minimal tenaga kerja?
2
ima nurfaida
5
Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan tentang materi pada
pertemuan kali ini(masalah-masalah ketenagakerjaan dan upaya
mengatasinya)
Guru memberikan penguatan pada miskonsepsi peserta didik
Guru memberikan post test untuk dikerjakan secara individu (lembar
aktivitas 2: Ketenagakerjaan)
Guru bersama peserta didik melakukan refleksi pembelajaran yang telah
dilaksanakan
Guru menyampaikan materi ajar yang akan dipelajari di pertemuan
berikutnya (materi sistem upah)
Guru menutup pertemuan dan mengucapkan salam
2
ima nurfaida
6
diskusi dan penugasan dengan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL). Penilaian yang digunakan adalah hasil dari pre test dan post test.
2
ima nurfaida
7
Kegiatan Inti (105 Menit)
Rekomendasi metode yang bisa digunakan adalah dengan brainstorming atau
curah pendapat, diskusi, dan teknik Student facilitator and explaining. Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Guru menampilkan gambar dokter dan penjahit
2
ima nurfaida
8
Kelompok lain memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasan
b. Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian Siklus I
Data tentang hasil kemampuan pemahaman peserta didik sebelum tindakan (pre
test) siklus I digunakan untuk mengetahui nilai peserta didik sebelum
dilaksanakan tindakan siklus I dan post test I untuk mengukur sejauh mana
keberhasilan setelah dilakukan tindakan siklus I. Adapun Hasil dilihat dalam tabel
2 berikut ini :
2
ima nurfaida
9
3 Arsyah Khairullah Ramadhan 60 70
4 Azkanio Sovic Way Fernanda 55 65
5 Belqissa Ramadhani Hakim 55 65
6 Billa Pramestya Kusumaning Mahajana 70 75
7 Chiesa Ramadhani 50 60
8 Febrina Sayfanah Agisca 55 70
9 Gladis Fhara Zyahqila 55 70
10 Huriyah Flanel Arya Huzna 50 65
11 Imma Raudhotul Jannah 55 70
12 Nabilah Syifa Az Zahra 55 70
13 Nadine Aulia Ningrum 55 70
14 Nayla Mutiara Juanantika 65 75
15 Nia Ramadhani 60 70
16 Novelia Della Safitri 55 70
17 Nurulia Muttaqin 55 70
18 Putri Maharani Hidayat 50 65
19 Tegar Sabilillah Widodo 60 75
20 Yusita Cahyaning Tirta 60 75
Jumlah 1145 1400
Nilai Rata-Rata 57,25 70
Dari tabel dapat dilihat bahwa hasil kemampuan pemahaman peserta didik :
Tindakan siklus I menunjukkan bahwa nilai pre test adalah adalah minimum adalah 50
dan nilai tertinggi 70. Nilai rata-rata hasil kemampuan pemahaman peserta didik siklus
I adalah 57,25 untuk nilai pre test dan 70 untuk nilai post test diperoleh melalui rumus
nilai rata-rata.
Dan setelah dilakukan tindakan siklus II menunjukkan bahwa bahwa nilai pre test
adalah adalah minimum adalah 55 dan nilai tertinggi 85. Nilai rata-rata hasil
kemampuan pemahaman peserta didik siklus II adalah 61,75 untuk nilai pre test dan
75,5 untuk nilai post test diperoleh melalui rumus nilai rata-rata.
BAB V
PENUTUP
a. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas di kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 7
Surabaya bahwa dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
dengan bantuan media pembelajaran power point dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman peserta didik. Kesimpulan ini berdasarkan dari peningkatan ketuntasan
kemampuan pemahaman siklus I sebesar 70 untuk nilai rata-rata post test dan
meningkat 75,7 untuk nilai rata-rata post test pada siklus II. Hal ini yang terbukti dari
rerata nilai posttest lebih tinggi dari nilai pretest baik siklus I maupun siklus II.
b. Saran
1. Bagi peserta didik yang belum memenuhi ketuntasan belajar yang sudah ditetapkan
pihak sekolah, sebaiknya guru melakukan perbaikan belajar pada materi yang
diajarkan, sampai peserta didik tersebut memahami materi.
2. Bagi guru ada baiknya bila dalam pembelajaran menggunakan variasi mengajar agar
peserta didik tidak bosan dan mudah dalam mengingat materi pelajaran.
3. Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning dengan bantuan media
pembelajaran power point, perlu adanya perencanaan waktu atau alokasi waktu agar
dapat membantu mengoptimalkan pembelajaran dan meminimalkan waktu yang
3
ima nurfaida
1
terbuang
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, E. K., & Jatiningsih, O. (2015). Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Problem
Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran PPKn
Kelas X di SMAN 22 Surabaya. Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 02(03), 936–950.
http://journal.ipts.ac.id/index.php/BIOESA/article/view/1452
Martutik. (2017). Peningkatan Hasil Belajar Memproses Laporan Keuangan Perusahaan Jasa
dan Dagang Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning SMK Negeri
18 Jakarta. GEMAEDU, 2(3), 222–231.
Mulia, D. S., & Suwarno. (2016). Ptk (Penelitian Tindakan Kelas) Dengan
Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal Dan Penulisan Artikel Ilmiah Di Sd Negeri
Kalisube, Banyumas. Khazanah Pendidikan Jurnal Ilmiah Kependidikan, Vol. IX,
No. 2 (Maret 2016) PTK, IX(2),
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/khazanah/article/view/1062/983
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakraya,
2012, h.24
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2010, h. 44 10
Sardiman, Loc.Cit. 5 W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2009
274 6Tohirin, Psikologi Belajar Mengajar, Pekanbaru: 2001, h. 88.
Wati, E. R. (2016). Ragam Media Pembelajaran Visual, Audio Visual, Komputer, Power
Point, Internet, Interactive Video. Kata Pena
3
ima nurfaida
3
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktek Pengembangan
KTSP,Jakarta: Kencana, 2008, h. 45
3
ima nurfaida
4
ima nurfaida 35
ima nurfaida 36
ima nurfaida 37
ima nurfaida 38
ima nurfaida 39
ima nurfaida 40
ima nurfaida 41