Anda di halaman 1dari 44

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL ENVIROMENTAL

LEARNING TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA


KELAS XII IPS SMAN 16 BANDA ACEH

Proposal Skripsi

diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan


memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan

Oleh
SITI NURHALIZA
NPM : 1906101020061

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. i


DAFTAR TABEL ......................................................................................................... i
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................. i
BAB I Pendahuluan ................................................................................................ 2
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
1.5 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 5
1.6 Anggapan Dasar .......................................................................................... 7
1.7 Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 7
1.8 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................... 8
1.9 Definisi Istilah ............................................................................................. 8
1.9.1 Efektivitas Model Enviromental Learning .................................................. 8
1.9.2 Minat Belajar ............................................................................................... 9
BAB II Kajian Pustaka ........................................................................................... 10
2.1 Model Pembelajaran .................................................................................. 10
2.2 Model Enviromental Learning .................................................................. 11
2.3 Langkah-langkah Penggunaan Model Enviromental Learning ................. 12
2.4 Kelebihan & Kekurangan Model Enviromental Learning ........................ 12
2.5 Minat belajar .............................................................................................. 14
2.5.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar .................................. 14

2.5.2 Indikator Minat .......................................................................................... 16

2.6/1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 18


BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 20
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................................ 20
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 20
3.2.1/1 Lokasi ........................................................................................................ 20

3.2.2 Waktu ........................................................................................................ 21


i
3.3 Populasi & Sampel .................................................................................... 21
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 21
3.4.1 Observasi ................................................................................................... 22

3.4.2 Kuesioner ( Angket ) ................................................................................. 23

3.4.3 Dokumentasi .............................................................................................. 24

3.5 Teknik Analis Data .................................................................................... 24


3.5.1 Observasi ................................................................................................... 25

3.5.2 Data Angket ............................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 27

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Skala Interval Nilai Lembar Observasi ................................................... 23


Tabel 3. 2 Skala likert ............................................................................................... 24
Tabel 3. 3 Penilaian Observasi Siswa....................................................................... 25
Tabel 3. 4 Kriteria Penilaian Tingkat Minat Belajar Siswa...................................... 26

i
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran/11/1Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP)............................................ 29


Lampiran/12/1LKDP (Lembar kerja Peserta Didik) .................................................. 32
Lampiran/13/1Lembar Observasi Minat Belajar Siswa ............ Error! Bookmark not
defined.
Lampiran/14/1Angket Respon Siswa Terhadap Pembelajran Menggunakan Model
Environment Learning .......................................................................... 38

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan peserta

dalam proses belajar, sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai

dengan apa yang diharapkan. Sebagai seorang Guru harus mampu menciptakan

sebuah model pembelajaran yang bervariasi dan metode yang efektif untuk

mencapai tujuan pembelajaran. Disamping itu, penguasaan materi sangat

diperlukan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar atau proses pembelajaran.

Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik bilamana ditunjang dengan

kemampuan Guru dalam menciptakan situasi atau interaksi belajar mengajar.

Interaksi dalam proses belajar yang menarik dan menyenangkan akan

menumbuhkan minat belajar yang tinggi bagi peserta didik. Efektivitas

pembelajaran adalah belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik

yang memungkinkan peserta didik untuk belajar keterampilan spesifik, ilmu

pengetahuan dan sikap dengan mudah, menyenangkan, dan dapat terselesaikan

tujuan pembelajaran sesuai harapan/1(Fathurrahman et al., 2019).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektivitas

pembelajaran adalah suatu keadaan yang menunjukan sejauh mana hasil guna

yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar. kegiatan yang

berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam setiap penyelenggaraan

jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian

tujuan pendidikan itu sangat tergantung pada proses belajar yang dialami peserta

didik, baik ketika mereka berada di Sekolah maupun dilingkungan rumah atau

dalam keluarga./1Belajar adalah perubahan yang secara relative berlangsung lama

2
pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman- pengalaman. Efektivitas adalah

ukuran keberhasilan dari suatu proses interaksi antar siswa maupun antara siswa

dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran

(Prabowo, 2021).

Efektivitas pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa selama

pembelajaran dan penguasaan konsep siswa. Untuk mencapai suatu konsep

pembelajaran yang efektif dan efisien perlu adanya hubungan timbal balik antara

siswa dan guru untuk mencapai tujuan secara bersama, selain itu juga harus

disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah, sarana dan prasarana, serta media

pembelajaran yang dibutuhkan untuk membantu.

Berdasarkan hasil pengamatan selama kegiatan magang di SMAN 16 Banda

Aceh, terdapat beberapa permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran

berlangsung yaitu pada saat proses pembelajaran siswa ribut di kelas, mereka suka

berbicara sewaktu guru menerangkan pelajaran, banyaknya siswa yang menganggu

temannya dalam belajar, tidak mencatat apa yang dijelaskan oleh guru. Fenomena

ini merupakan masalah minat belajar yang kurang berdampak dalam proses

pembelajaran dikarenakan tidak adanya kemauan siswa. Apabila seorang siswa

tidak mempunyai kemauan untuk belajar maka proses belajar mengajar tidak akan

berjalan dengan lancar. Kurangnya minat belajar dari siswa yang juga sangat

berpengaruh yaitu metode atau pendekatan yang digunakan oleh guru sebelumnya

yaitu hanya dengan menggunakan metode ceramah yang berbantuan dengan media

ppt dan buku panduan.

Minat belajar siswa bisa dibangkitkan dengan penggunaan-penggunaan

model-model baru di setiap pembelajaran, karena dengan adanya model baru daya

3
tarik anak-anak untuk belajar itu lebih semangat lagi. Untuk itu diperlukan adanya

model pembelajaran baru guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Model

pembelajaran yang akan dipilih adalah/1model pembelajaran enviromental

learning yang dapat meningkatkan minat belajar siswa karena model pembelajaran

ini merupakan model pembelajaran dengan memanfaatkan lingkungan yang

dimana lingkungan ini sebagai sarana pembelajaran bagi siswa. Dengan model ini

siswa tidak akan merasa bosan karena pembelajaran nya dilaksanakan diluar kelas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana Pelaksanaan Model Enviromental Learning pada siswa kelas XII

IPS SMAN 16 Banda Aceh?

2. Bagaimana minat belajar siswa kelas XII IPS SMAN 16 Banda Aceh dalam

pembelajaran Sejarah dengan penerapan Model Enviromental Learning ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini ialah :

1. Untuk mengetahui pelaksaan model Enviromental Learning pada siswa kelas

XII IPS SMAN 16 Banda Aceh.

2. Untuk mengetahui minat belajar siswa kelas XII IPS SMAN 16 Banda Aceh

dalam pembelajaran Sejarah dengan penerapan model Enviromental Learning.

4
1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
Melalui proses penelitian ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas

pendidikan, memperluas wawasan dan pengetahuan, serta usaha dalam

pengkajian model pembelajaran Enviromental Learning. Dengan ini, diupayakan

dapat meningkatkan mutu dan tujuan pembelajaran.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan rujukan dan dokumentasi dalam usaha

pihak sekolah menjalankan proses pembelajaran yang dapat meningkatkan

mutu sekolah.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber

pengetahuan dan pengalaman baru dalam penerapan Model Enviromental

Learning.

c. Bagi siswa, dapat memperoleh proses pembelajaran yang menyenangkan

dan dapat leluasa mengembangkan pengetahuannya secara bersama-sama

d. Bagi pembaca, melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi

pengetahuan baru serta referensi dalam melakukan penelitian berikutnya.

e. Bagi penulis, dapat menambah wawasan serta ilmu pengetahuan dalam

penerapan Model Enviromental Learning, serta dalam ranah pendidikan

dan sebagai jalan dalam meraih gelar sarjana.

1.5 Kerangka Berpikir

Pendidikan Sejarah sering dianggap membosankan oleh siswa, karena penuh

beban hafalan, dan dianggap tidak memiliki manfaat bagi siswa, tidak

membangkitkan sifat berpikir kritis, serta jauh dari realita kehidupan. Sehingga

5
para siswa tidak antusias dalam mengikuti pelajaran Sejarah, ditambah dengan

guru yang hanya menggunakan metode ceramah yang bersifat mononton. Alhasil

prestasi belajar Sejarah peserta didik tidak optimal.

Metode mengajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat

belajar. Di sinilah peran guru sangat penting, dimana guru harus menciptakan

pembelajaran yang mengikutsertakan peserta didik sehingga peserta didik akan

menjadi ikut aktif dalam pembelajaran juga menjadikan pelajaran Sejarah lebih

menyenangkan.

Model Enviromental Learning ini pun dipilih mengingat saran dari guru

Sejarah SMAN 16 Banda Aceh mengatakan bahwa sebagian peserta didiknya

kurang antusias jika siswa nya belajar di dalam kelas mereka akan sangat bosan.

Maka dengan adanya upaya model Enviromental Learning yang demikian akan

merangsang siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai

berikut :

6
Permasalahan 1. Model yang digunakan oleh guru
Pra-Penelitian terlalu monotone.
2. Tidak adanya kemauan siswa
untuk belajar.
3. Kurangnya minat belajar siwa

Penerapan Model pembelajaran


environmental learning ini dapat
Solusi meningkatkan minat siswa karena
model pembelajaran ini merupakan
model pembelajaran dengan
memanfaatkan lingkungan yang
dimana lingkungan ini sebagai sarana
pembelajaran bagi siswa.

1. Siswa tidak merasa bosan dan


Hasil dan harapan senang untuk belajar sejarah.
2. Meningkatnya minat belajar
siswa.

Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir


1.6 Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah keyakinan atau pandangan awal yang dipegang

seseorang sebagai landasan dalam memandang atau memahami suatu hal. Anggapan

dasar ini biasanya dibentuk berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan nilai-nilai

yang dimiliki individu sejak awal/1(Rifa’i Abubakar, 2021). Postulat dari penelitian

ini ialah terdapat keefektivitasan penerapan Model Enviromental Learning terhadap

minat belajar siswa kelas XII pada mata pelajaran Sejarah.

1.7 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan tentatif tunggal digunakan menyusun teori atau

eksperimen dan diuji (BatuBara et al., 2021). Berdasarkan permasalahan dan upaya

yang peneliti lakukan untuk mengetahui keefektivitasan Model Enviromental

Learning untuk meningkatkan minat belajar pada mata pelajaran Sejarah siswa kelas

7
XII SMAN 16 Banda Aceh, maka peneliti dapat mengemukakan hipotesis “Model

Enviromental Learning Terhadap Minat Belajar Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas

XII SMAN 16 Banda Aceh”.

1.8 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam melakukan suatu kegiatan penelitian, salah satu hal yang harus

diperhatikan ialah batasan masalah tentang hal yang akan diteliti. Pembatasan

masalah ini dilakukan ialah tidak lain agar proses penelitian berjalan fokus dan

terarah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulisan ini akan dibatasi dari

segi objek pembahasannya yaitu efektivitas Model Enviromental Learning Terhadap

Minat Belajar Sejarah. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS SMAN 16

Banda Aceh.

1.9 Definisi Istilah

1.9.1 Efektivitas Model Enviromental Learning

Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai tujuan atau sasaran yang

telah ditentukan di dalam setiap organisasi, kegiatan ataupun program. Disebut

efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti yang telah ditentukan.

Environmental Learning adalah proses yang melibatkan pemahaman tentang

hubungan antara manusia dan lingkungan, yang memungkinkan individu untuk

mengembangkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, serta kemampuan

untuk bertindak secara bertanggung jawab dalam menghadapi masalah lingkungan.

(Syaiful Abid, 2022)./1Tujuan penerapan model environmental learning adalah agar

siswa dengan mudah berinteraksi dengan bahan pelajaran yang telah disusun dan

disesuaikan dengan model pembelajaran. Bahan pembelajaran yang disajikan disusun

dengan melibatkan lingkungan sekitar. Model Environmental Learning adalah model

8
pembelajaran yang mengedepankan pengalaman mahasiswa dalam hubungannya

dengan alam sekitar, sehingga mahasiswa dapat dengan mudah memahami isi materi

yang disampaikan (Listiani et al., 2021).

1.9.2 Minat Belajar

Minat merupakan kecenderungan seseorang terhadap sesuatu yang

diinginkannya serta menimbulkan rasa senang terhadap sesuatu tersebut. Minat

sangat berpengaruh pada pencapaian yang diraih, orang yang tidak memiliki

minat terhadap sesuatu pekerjaan, maka mustahil akan menguasainya dengan

baik. Jika seseorang merasa sesuatu menguntungkan bagi dirinya maka minatnya

semakin tinggi, serta dapat mendatangkan kepuasan dari dalam diri, jika

seseorang merasa kurang puas, maka minat atas sesuatu pun juga akan berkurang.

Apabila minat sudah tertanam didalam diri siswa dengan sendirinya kemauan

untuk belajar secara drastis akan timbul dengan sendirinya. Belajar merupakan

suatu aktivitas perubahan dari sesuatu yang mulanya tidak tahu berubah jadi tahu,

dari tidak mengerti jadi mengerti, tidak bisa jadi bisa untuk mendapatkan hasil

yang maksimal serta terjadi proses kegiatan untuk mengubah tingkah laku

seseorang (Akmal, 2020).

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses yang terjadi pada setiap diri orang dari

sejak ia lahir sampai akhir hayatnya. Proses belajar dapat terjadi kapan dan

dimana saja. Ini bisa dibuktikan dengan berubahnya tingkah laku seseorang yang

bisa terjadi pada tingkatan pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya. Dalam

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan siswa dibutuhkan guru yang kreatif.

(Khoerunnisa et al., 2020). Strategi adalah suatu kegiatan pembelajaran yang

harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara

efektif dan efisien.

Model-model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai

prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun model pembelajaran

berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori-teori psikologis, sosiologis,

analisis sistem, atau teori-teori yang lain yang mendukung.

Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan

untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang

bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang

lain (Hasriadi, 2022), Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya

para guru memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai

tujuan pendidikannya.

Dari konsep pembelajaran, model dan metode pembelajaran dapat

didefinisikan bahwa model pembelajaran adalah prosedur atau pola sistematis

yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran

10
didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian

pembelajaran.

2.2 Model Enviromental Learning

Model Environmental Learning adalah pendekatan pembelajaran yang

mengarahkan pada pemanfaatan lingkungan sebagai salah satu sumber belajar

yang nyata. Model environmental learning disebut juga sebagai pembelajaran

berbasis lingkungan. Pendekatan berbasis lingkungan ini mengimplementasikan

cara pembelajaran dengan pemanfaatan alam sekitar (Perdiawan, 2021).

Lingkungan sebagai sarana pembelajaran bagi siswa bisa teroptimalkan

manfaatnnya dalam proses belajar mengajar untuk memperkaya bahan dan

kegiatan belajar siswa di sekolah (Prabawani, et al., 2017).

Lingkungan yang berada di sekitar adalah dari sarana pembelajaran yang

bisa teroptimalkan dalam tercapainya proses belajar mengajar. Sumber belajar

pada alam ini dapat semakin menambah pengalaman dan pemahaman siswa hal

ini sebab siswa belajar tidak dibatasi oleh sekat berupa dinding kelas. Tak hanya

demikian faktanya lebih dapat dipercaya, karena mereka bisa mengalami kejadian

langsung dan dapat memaksimalkan kemampuan panca indera mereka guna

melakukan komunikasi terhadap lingkungan itu. Digunakannya lingkungan

kemungkinan menyebabkan terjadi kegiatan pembelajaran yang lebih bermakna

(meaningfull learning) karena siswa dipertemukan dengan kondisi dan situasi

yang sebenar-benarnya.

11
2.3 Langkah-langkah Penggunaan Model Enviromental Learning
Dalam suatu kegiatan pembelajaran, langkah-langkah yang terdapat dalam

model pembelajaran yang ditentukan sangat berpengaruh terhadap jalannya

proses pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik harus memahami langkah-

langkah pembelajaran dengan baik. Adapun langkah-langkah Model

Environmental Learning adalah sebagai berikut.

1) Pendidik mengamati kebutuhan lingkungan pembelajar.

2) Pendidik menyusun tema dan materi ajar sesuai dengan materi

pembelajaran.

3) Pendidik dan peserta didik Bersama-sama melakukan kegiatan belajar-

mengajar di luar kelas.

4) Peserta didik menyimak materi ajar yang disampaikan pendidik.

5) Peserta didik melaksanakan tes.

6) Pendidik dan peserta didik mengevaluasi kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa Model

Environmental Learning merupakan model pembelajaran yang berbasis

lingkungan dengan langkah-langkah pembelajaran yang meliputi, penyusunan

tema ajar dengan materi pembelajaran, membahas masalah yang berkaitan

dengan lingkungan, memberikan tes, dan evaluasi pembelajaran. Bila langkah-

langkah tersebut dilaksanakan maka siswa memiliki pengalaman yang lebih

terhadap lingkungan.

2.4 Kelebihan & Kekurangan Model Enviromental Learning


Pada tiap-tiap Model belajar pastinya memilki kelebihan dan kekurangan

masing-masing. Lantaran itu pengklasifikasiannya berdasarkan pada kebutuhan

12
siswa dan persiapan guru. Berikut yang menjadi kelebihan digunakannya Model

Environmental Learning yaitu sebagai berikut : siswa dipertemukan dengan alam

sekitar, sehingga siswa dengan nyata memahami materi, lingkungan bisa

dipergunakan setiap saatnya, disesuaikan dengan jenis materi yang dibahas, Tak

memerlukan anggaran sebab semuanya sudah tersedia di alam ( Oemar H,2007).

Motivasi belajar siswa meningkat dengan penggunaan sumber belajar yang

bervariasi dan suasana belajar yang unik dan tidak seperti biasanya, suasana

belajar yang santai dan nyaman, membuat siswa tidak bosan pada saat kegiatan

belajar mengajar, siswa dapat semakin bebas mengembangkan dan membangun

pemahamannya sendiri ( Izzati et al., 2013).

Selain memilki kelebihan, Model Environmental Learning

pun/1mempunyai kekurangan. Adapun beberapa kekurangan Model

Enviromental Learning yaitu sebagai berikut : yaitu tidak semua materi cocok

dengan penerapan model ini, Perbedaan kondisi lingkungan diberbagai daerah,

sehingga memungkinkan adanya perubahan musim sehingga kondisi

lingkunganpun bisa berubah-ubah, sulit mengontrol peserta didik, keberhasilan

sangat tergantung pada kemampuan siswa menguasai materi pemtbelajaran.

Untuk mengatasi kekuarangan dari Model Enviromental Learning yaitu

sebagai berikut :

a. Sebelum pembelajaran dimulai guru harus membuat kesepakatan terlebih

dahulu dengan peserta didik, supaya kegiatan peserta didik bisa

terkontrol./1(peserta didik yang melanggar kesepakatan mendapat

hukuman).

b. Guru harus menyajikan materi pembelajaran yang menarik perhatian

13
peserta didik sehingga peserta didik tertarik dengan materi yang diajarkan.

2.5 Minat belajar

Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu

hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slamento, 2010). Minat belajar

pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan

sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar

minatnya. Selain itu Menurut Ainiyah, (2021). Minat adalah suatu

kecenderungan individu untuk melakukan aktivitas atau memperoleh

pengetahuan dalam suatu bidang tertentu, yang dipengaruhi oleh faktor internal

dan eksternal. Sementara itu Menurut Azizah et al. (2021), minat adalah

kecenderungan atau keinginan individu untuk melakukan aktivitas tertentu yang

muncul dari dalam diri individu dan dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis

dan lingkungan. Sedangkan menurut Menurut Hurlock (2019), minat adalah

dorongan atau keinginan untuk melakukan suatu aktivitas atau mempelajari suatu

hal yang dihasilkan dari kepuasan yang diperoleh dari aktivitas atau pengetahuan

tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas maka dipahami bahwa minat perlu

ditumbuhkan pada siswa dalam belajar, karena dengan adanya minat siswa akan

aktif untuk menerima pelajaran yang disampaikan guru. Minat juga merupakan

suatu unsur penting dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya minat maka

proses belajar mengajar tidak akan berlangsung secara efektif dan efisien.

2.5.1 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar Minat seseorang tidak timbul

secara tiba-tiba. Minat tersebut ada karena pengaruh dari dua faktor, yaitu faktor

14
internal dan eksternal ( Nila juliati, 2017 ) Kedua minat tersebut sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat, yang berasal dari

dalam diri sendiri. Faktor internal tersebut antara lain: pemusatan perhatian,

keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.

1)./1Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini

akan berpengaruh pula terhadap minat belajar siswa atau peserta didik.

Perhatian dalam belajar yaitu pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas

seseorang yang ditujukan kepada sesuatu atau sekumpulan objek belajar. Siswa

yang aktivitas belajarnya disertai dengan perhatian yang intensif akan lebih

sukses serta prestasinya akan lebih tinggi. Orang menaruh minat pada suatu

aktivitas akan memberikan perhatian yang besar, tidak segan mengorbankan

waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut.

2)./1Keingintahuan adalah perasaan atau sikap yang kuat untuk mengetahui sesuatu

dorongan kuat untuk mengetahui lebih banyak tentang sesuatu. Suatu perasaan

yang muncul dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut ingin

mengetahui sesuatu.

3). Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan

timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah sesuatu

yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi

yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan persoalan gejala

kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian melakukan sesuatu.

4). Kebutuhan (motif) yaitu keadaan dalam diri pribadi seorang siswa yang

15
mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai

suatu tujuan. Kebutuhan ini hanya dapat dirasakan sendiri oleh seorang

individu. Seseorang tersebut melakukan aktivitas belajar karena ada yang

mendorongnya. Dalam hal ini motivasi sebagai dasar penggeraknya yang

mendorong/1seseorang untuk belajar. Dan minat merupakan potensi psikologis

yang dapat dimanfaatkan untuk menggali motivasi bila seseorang sudah

termotivasi untuk belajar, maka akan melakukan aktivitas belajar dalam

rentangan waktu tertentu.

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang datangnya

dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari guru, tersedianya

prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan lingkungan.

2.5.2 Indikator Minat


Minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu

hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat belajar pada dasarnya adalah

penerima akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri.

Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar minat, suatu minat

dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan, yang menunjukan bahwa siswa

lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan

melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.

Menurut (Ricardo et al., 2017) bahwa ada beberapa hal yang

menggambarkan minat belajar siswa, seperti adanya perhatian dan konsentrasi

yang lebih besar, perasaan senang untuk belajar, dan adanya peningkatan kemauan

untuk belajar. Selain itu, Menurut Ismail (2020), indikator minat antara lain:

ketertarikan pada suatu hal atau topik, keinginan untuk belajar lebih dalam tentang
16
topik tersebut, mengikuti berita atau perkembangan terbaru dalam topik tersebut,

dan mengambil bagian dalam kegiatan atau komunitas yang berkaitan dengan

topik tersebut. Menurut Slameto (2015) mengatakan bahwa beberapa indikator

minat belajar yaitu : perasaan senang, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan

siswa. Dari definisi yang dikemukakan mengenai indikator minat belajar tersebut

diatas maka dalam penelitian ini menggunakan indikator minat yaitu :

a) Perasaan Senang

Apabila seorang siswa memiliki perasaan senang terhadap pelajaran

tertentu maka tidak akan ada rasa terpaksa untuk belajar.

b) Keterlibatan Siswa

Ketertarikan seseorang akan obyek yang mengakibatkan orang tersebut

senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari obyek

tersebut.

c) Ketertarikan

Berhubungan dengan daya dorong siswa terhadap ketertarikan pada sesuatu

benda, orang, kegiatan atau bias berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh

kegiatan itu sendiri.

d) Perhatian Siswa

Minat dan perhatian merupakan dua hal yang dianggap sama dalam

penggunaan sehari-hari, perhatian siswa merupakan konsentrasi siswa terhadap

pengamatan dan pengertian, dengan mengesampingkan yang lain. Siswa memiliki

minat pada obyek tertentu maka dengan sendirinya akan memperhatikan obyek

tersebut.

17
2.6/1Penelitian Terdahulu
Penelitian ini penulis menggunakan perbandingan dari penelitian terdahulu.

Adapun penelitian terdahulu yang menjadi perbandingan ialah penelitian pertama,

Arini Khoiriyah (2019) dengan judul penelitian Hasil Belajar IPS Melalui Model

Enviromental Learning. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar IPS melalui penerapan Model Enviromental Learning pada

peserta didik kelas IV SD Negeri Kemiren. Jenis penelitian ini adalah penelitian

Tindakan kelas (classroom action research). Subjek penelitian ini adalah peserta

didik kelas IV SD Negeri Kemiren yang berjumlah 20 peserta didik. Desain

penelitian menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Data dikumpulkan melalui

tes. Teknik analisis data yaitu deskriptif kuantitatif. Indicator keberhasialan adalah

75% dari jumlah peserta didik telah mencapai KKM yang ditentukan ≥75%.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan adanya peningkatan hasil

belajar IPS peserta didik setelah menggunakan Model Enviromental Learning. Hal

tersebut dibuktikkan dengan peningkatan skor rata-rata kelas dari siklus I sebesar

81.45 meningkat menjadi 86.1 pada siklus II. Pada siklus I sebesar 70% dari

keseluruhan jumlah peserta didik telah mencapai tujuan ketuntasan belajar kemudian

meningkat menjadi 90% pada siklus II.

Kedua, Penelitian Zulkifli, (2021) dengan judul penelitian “Efektivitas Model

pembelajaran Enviromental learning Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa“

jenis penelitian ini yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode

Quasy Experiment dimana desain nya adalah PretestPosttest Control Group Design.

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah uji kuisioner berupa uji Validitas,
18
dalam penelitian ini menggunakan uji validitas person product moment dengan

prinsip mengkolerasikan antara masing-masing skor item kuisioner/angket dikatakan

realibel jika nilai Cronbach alpha > 0,6 (Sustrino, H. 1997). Statistik deskriptif,

analisis ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik distribusi nilai hasil

belajar siswa pada kelas ekkperimen dan kelas kontrol. Analisis ini meliputi nilai

tinggi, nilai terendah, rata-rata, dan standar deviasi. Statistik akan digeneralisasikan

(diinferensialkan) untuk populasi dimana sampel diambil untuk keperluan pengujian

hipotesis. Data tentang hasil Belajar Siswa dianalisis secara deskriptif. Data hasil

belajar secara deskriptif dijabarkan pada tabel distribusi frekuensi sehingga akan

terlihat capaian siswa pada skor-skor tertentu. Kriteria yang digunakan untuk

menentukan kategori belajar siswa dalam penelitian ini merujuk pada skala yang

digunakan pada standar KKM SMAN 8 MAROS.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa “Efektivitas Model

Pembelajaran Enviromental Learning Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa”

ini merupakan sebuah Model pembelajaran yang sangat berpengaruh terhadap

peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar siswa.

19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.

pendekatan kualitatif ialah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati (Bodgan et al., 2008).

Pendekatan kualitatif merupakan salah satu metode penelitian yang bertujuan

untuk memahami fenomena sosial yang kompleks dalam konteks alamiahnya

(Sugiyono, 2010).

Tipe penelitian ini menggunakan tipe pendekatan deskriftif. Pendekatan

deskriptif merupakan suatu penelitian yang di tunjuk mendeskripsikan fenomena-

fenomena yang ada. Tipe penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan

gambaran yang jelas terkait masalah yang akan diteliti, serta mampu menjelaskan

data secara sistematis, dimaksudkan agar memberikan gambaran secara jelas

mengenai masalah yang diteliti ialah Efektivitas Penerapan Model Enviromental

Learning Terhadap Minat Belajar Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMAN 16 Banda

Aceh.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


3.2.1/1Lokasi
Tempat Penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan

penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Pada penelitian ini yang

dipilih sebagai lokasi untuk melakukan penelitian adalah SMAN 16 Banda Aceh,

Illie, Kec. Ulee Kareng, Kota Banda Aceh.

20
3.2.2 Waktu
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat

penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2023

sampai Agustus 2023.

3.3 Populasi & Sampel

Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian pada suatu wilayah dan

mempunyai karakteristik serta memenuhi syarat-syarat tertentu terkait dengan

masalah-masalah penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Maka

dalam hal ini peneliti menentukan populasi penelitian adalah seluruh siswa

kelas XII IPS SMAN 16 Banda Aceh yang terdiri dari 2 kelas, dengan jumlah

27 siswa, 20 orang laki-laki dan 7 orang perempuan.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih atau diambil untuk

dijadikan objek penelitian. Dalam penelitian ini teknik sampling yang

digunakan adalah teknik Probability Sampling dengan menggunakan Purposive

Sampling. Menurut Sugiyono (2019), purposive sampling adalah teknik

pengambilan sampel dengan memilih subjek yang memenuhi kriteria tertentu

dan dianggap paling representatif untuk dimasukkan dalam sampel. Maka

dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah siswa kelas XII IPS yang

terdiri dari 10 siswa yang berjenis kelamin laki-laki (Sugiyono, 2019).

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data

yang relevan, akurat, dan reliable. Teknik pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

21
3.4.1 Observasi
Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengamati secara

langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk mendapat informasi-informasi

penting dan akurat. Observasi adalah penelitian langsung dimana observasi dapat

dilakukan dengan tes kuisioner, rekaman gambar, dan rekaman suara. Sebelum

melakukan penelitian, tentunya terlebih dahulu melakukan pengamatan langsung

terhadap sasaran yang akan diteliti. (Arikunto, 2010).

Dengan demikian bahwa menggunakan observasi yang dilihat dari indikator

minat yaitu keterlibatan siswa dan perhatian siswa kita dapat mengukur hasil dari

proses belajar seperti tingkah laku siswa, kegiatan yang sedang mereka lakukan, dan

kemampuan siswa. Hal ini akan terlihat jelas jika melakukan observasi untuk

mengumpulkan data dengan cara mengamati kegiatan guru dan siswa selama proses

belajar berlangsung.

Pada penelitian ini, observasi dilakukan pada awal sebelum diterapkannya

model Enviromental Learning untuk melihat aktivitas siswa sebelum dilakukannya

penelitian (pra penelitian) serta untuk mengetahui apa permasalahan yang ada pada

saat proses pembelajaran agar dapat dicarikan solusi atas permasalahan tersebut.

Setelah observasi awal yang dilakukan peneliti, maka observasi berikutnya

adalah dengan menetapkan pernyataan-peryantaan yang sesuai dengan indikator

minat belajar yang akan diobservasi. Observasi ini dilakukan dengan menggunakan

Lembar observasi minat belajar Siswa kelas XII IPS dengan menggunakan model

pembelajaran Enviromental Learning yang akan dinilai oleh observer. Lembar

observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data minat belajar siswa selama

pembelajaran berlangsung/1dengan menggunakan model Enviromental Learning.

Lembar observasi ini berguna untuk mengetahui aktivitas-aktivitas siswa selama


22
pembelajaran menggunakan model pembelajaran Enviromental Learning.

Tabel 3. 1 Skala Interval Nilai Lembar Observasi


Jumlah
No Jawaban
Skor
1 Sangat Rendah 1
2 Rendah 2
3 Sedang 3
4 Tinggi 4
5 Sangat Tinggi 5

Sumber : Sadjana (2014)

3.4.2 Kuesioner ( Angket )


Menurut sugiono kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan angket sebagai penguat hasil

pengamatan, sehingga semakin kuat pula peningkatan minat belajar/1yang terjadi

pada pelaksanaan penelitian. Angket akan berisikan pernyataan yang

dikembangkan dari indikator-indikator minat yaitu, perasaan senang terhadap mata

pelajaran sejarah, ketertarikan untuk belajar, perhatian dalam belajar, dan

keterlibatan dalam belajar.

Kuisioner atau angket nantinya akan dibagikan kepada siswa pada saat

proses pembelajaran selesai dilakukan, hal ini berguna untuk mengetahui pendapat

dari masing-masing siswa. Untuk mengukur penilaian minat siswa maka

menggunakan skala likert yang mana dapat mengukur sikap, pendapat, dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang disebut

sebagai fenomena variabel penelitian, dimana setiap responden tinggal memberi

23
tanda check list √ pada kolom jawaban yang di rasa sesuai dengan kondisi yang

dialami responden.Kategori jawaban dalam angket ini terdapat lima kategori

jawaban yaitu : SS (Sangat Setuju), S (Setuju), RG (Ragu-Ragu),TS (Tidak

Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).

Tabel 3. 2 Skala likert

Skor
Alternatif Jawaban Skor Pertanyaan Positif Pertanyaan
Negatif
SS (Sangat Setuju) 5 1
S (Setuju) 4 2
RG ( Ragu-Ragu) 3 3
TS (Tidak Setuju) 2 4
STS (Sangat Tidak
Setuju) 1 5
( Sumber : Sugiyono, 2018 : 135 )

3.4.3 Dokumentasi
Dokumentasi yaitu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,

lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto,2010). Data dokumentasi dalam

penelitian ini antara lain daftar nama siswa yang akan dijadikan sebagai sampel

penelitian, foto, RPP dan profil Sekolah SMAN 16 Banda Aceh.

3.5 Teknik Analis Data


Teknik analisis data merupakan teknik yang di gunakan untuk mengelola data

yang di hasilkan dari penelitian di lapangan guna untuk memperoleh suatu

kesimpulan. Dalam penelitian ini menggunakan Teknik analisis deskriptif kualitatif.

Peneliti akan menggambarkan fakta-fakta sesuai dengan data yang di peroleh dengan

tujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan Model Enviromental Learning

terhadapt minat belajar siswa kelas XII IPS SMAN 16 Banda Aceh.

24
3.5.1 Observasi
Pada penelitian ini, observasi dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui

bagaimana Efektivitas Penerapan Model Enviromental Learning. Adapun indikator

yang diamati oleh guru yaitu, tanggapan siswa saat proses pembelajaran, siswa

terlibat dalam diskusi kelompok, siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa

mencatat penjelasan guru, keseriusan siswa mengikuti pelajaran dari awal sampai

akhir. Data aktivitas guru ini diperoleh dari lembar pengamatan yang diisi selama

proses pembelajaran berlangsung, kemudian data dianalisis dengan menggunakan

rumus prsentase. Kemudian dideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun

data penelitian dianalisis dengan rumus presentase berikut ini:

ƒ
p = 𝑁 𝑥 100 %
Keterangan:

P = Angka Preserntase yang dicari

ƒ = Frekuensi aktivitas yang muncul

N = Jumlah Frekuensi

/1Tabel 3. 3 Penilaian Observasi Siswa


No Skor Klasifikasi Penguasa

1 60-100 Baik Sekali

2 66-79 Baik
3 56-65 Cukup
4 40-55 Kurang
5 30-39 Sangat kurang
( Sumber : Arikunto, 2002)

25
3.5.2 Data Angket
Pemberian Angket bertujuan untuk mengumpulkan data terkait minat siswa

terhadap Efektivitas Penerapan Model Enviromental Learning pada siswa kelas XII

IPS SMAN 16 Banda Aceh. Data angket diperoleh langsung melalui sebaran angket

yang terlampir di lampiran kepada siswa yang berisi 40 pernyataan dengan 5 pilihan

jawaban yang diukur melalui Skala Likert dengan lima pilihan jawaban, yaitu

(Sangat Setuju), S (Setuju), RG (Ragu-Ragu),TS (Tidak Setuju ), STS (Sangat Tidak

Setuju). Adapun data penelitian angket/1dianalisis menggunakan rumus presentase

yaitu :

ƒ
P = 𝑁 x 100 %

Keterangan :

P = Minat belajar siswa

Ƒ = Jumlah skor siswa

N = Skor maksimal

/1Tabel 3. 4 Kriteria Penilaian Tingkat Minat Belajar Siswa

Presentase Skor Minat Kriteria

76-100 Tinggi

56-75 Sedang

0-55 Rendah
(Sumber : Arikunto, 2013)

Adapun Kriteria hasil respon siswa dinyatakan dengan presentase. Untuk

mengetahui respon siswa tersebut, maka digunakan analisis data berdasarkan hasil

skor rata-rata pengamatan.

26
DAFTAR PUSTAKA

Akmal, A. (2020). Upaya Meningkatkan Minat Belajar Anak Melalui


Pembelajaran Sains. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 3, 8–
17.

BatuBara, Y. A., Zetriuslita, Z., Dahlia, A., & Effendi, L. A. (2021). Analisis
Minat Belajar Siswa Menggunakan Media Pembelajaran E-comic
Aritmatika Sosial Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Derivat: Jurnal
Matematika Dan Pendidikan Matematika, 8(1),1–10.

Fathurrahman, A., Sumardi, S., Yusuf, A. E., & Harijanto, S. (2019).


Peningkatan Efektivtas Pembelajaran Melalui Peningkatan Kompetensi
Pedagogik Dan Teamwork. Jurnal Manajemen Pendidikan, 7(2), 843–850.

Khoerunnisa, P., & Aqwal, S. M. (2020). Analisis Model-model Pembelajaran.

Fondatia, 4(1), 1–27. Listiani, F. D., Pranowo, P., Rahardi, R. K., &
Setyaningsih, Y. (2021). Efektivitas Model Environmental
Learning Dalam Pembelajaran Menulis Kreatif Mahasiswa Pbsi.
Kajian Linguistik Dan Sastra, 6(1), 17–32.

Magdalena, I., Fatakhatus Shodikoh, A., Pebrianti, A. R., Jannah, A. W.,


Susilawati, I., & Tangerang, U. M. (2021). Pentingnya Media
Pembelajaran Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa Sdn Meruya
Selatan 06 Pagi. EDISI:/1Jurnal/1Edukasi/1Dan/1Sains,/13(2),/1312–325.

Nisa, H. U., Nurbaeti, R. U., & Budiana, N. (2022). Pengaruh Minat Belajar
Peserta Didik terhadap Pembelajaran Daring Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di Masa Pandemi Covid 19. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan,
4(1), 1528–1535.

Abid, S. (2022). Efektivitas Model Pembelajaran Environmental Learning terhadap


Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Rejang Lebong.
Silampari Bisa: Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa Indonesia, Daerah, dan
Asing, 5(1), 127-140.

27
Hasriadi ,2022. Strategi Pembelajaran . Jakarta : Mata Kata Inspirasi

Nila yulina. Skripsi: Efektivitas Penerapan Metode Enjoyfull Learning Dalam


Peningkatan Minat Belajar Siswa Kelas x Sma Negeri 1 Bolo Kab. Bima 2017

Abubakar , Rifa’i. 2021./1Pengantar metodologi penelitian ./1Yogyakarta: SUKA-


Press UIN Sunan Kalijaga

Slamento, 2015. Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Rajawali Press

Ainiyah, U. (2021). Pengaruh Persepsi dan Minat Terhadap Minat Karyawan untuk
Menjadi PNS pada Kementerian Perhubungan RI. Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB), 89-96.

Hurlock, E. B. (2019). Developmental Psychology: A Lifespan Approach (6th Ed.).


New Delhi: Tata McGraw Hill.

Sugiyono, A. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Alfabeta, Bandung. Perdiawan, Z. & K. (2021). Efektivitas Model
Pembelajaran Environmental Learning Terhadap Motivasi Dan Hasil
Belajar Siswa. Binomia, 4(2), 109– 124.

Nurhasanah, S., & Sobandi, A. (2016). Minat Belajar Sebagai Determinan Hasil
Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 1(1), 128.

Ricardo, R., & Meilani, R. I. (2017). Impak Minat dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 2(2), 79.

Ismail, M. (2020). The Effect of Learning Interest and Learning Methods on


Learning Outcomes in the Industrial Revolution 4.0 Era. Journal of Physics:
Conference Series, 1467(1), 012090.

Azizah, N., Nurmufidah, N., & Firdaus, A. F. (2021). Pengaruh Persepsi Tentang
Guru, Minat Belajar, dan Kualitas Pendidikan Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Jurnal Pendidikan, 6(2), 187-194

28
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Banda Aceh


Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)
Kelas : XII/1
Materi Pokok : Perkembangan IPTEK di Era Globalisasi
Waktu : 90 Menit

A. Kompetensi Inti (KI)


• KI3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
• KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.

KD pada KI3 KD pada KI4


3.2 Mengevaluasi perkembangan IPTEK 4.2 Menyajikan hasil analisis perkembangan
dalam era globalisasi dan dampaknya IPTEK dalam era globalisasi dan dampaknya
bagi kehidupan manusia. bagi kehidupan manusia dalam bentuk tulisan
atau media lain.

IPK : IPK :

3.2.1 Mengidentifikasi perkembangan 4.2.1 Membuat kajian dalam bentuk fortofolio


teknologi luar angkasa dalam era tentang perkembangan IPTEK dalam era
globalisasi dan dampaknya bagi globalisasi dan dampaknya bagi kehidupan
kehidupan masyarakat. manusia dalam bentuk tulisan dan/atau media
lain.
3.2.2 Mengidentifikasi perkembangan
persenjataan dalam era globalisasi dan
dampaknya bagi kehidupan masyarakat.

29
3.2.3 Mengidentifikasi perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi
dalam era globalisasi dan Dampaknya
bagi kehidupan masyarakat.

3.2.4 Mengidentifikasi perkembangan


teknologi transfortasi dalam era
globalisasi dan dampaknya bagi
kehidupan masyarakat.

B. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Enviromental


Learning peserta didik diharapkan dapat :
1. Mengidentifikasi perkembangan teknologi luar angkasa dalam era globalisasi
dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat.
2. Mengidentifikasi perkembangan persenjataan dalam era globalisasi dan
dampaknya bagi kehidupan masyarakat.
3. Mengidentifikasi perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dalam
era globalisasi dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat.
4. Mengidentifikasi perkembangan teknologi transfortasi dalam era globalisasi
dan dampaknya bagi kehidupan masyarakat.
5. Peserta didik diharapkan dapat membuat kajian dalam bentuk fortofolio
tentang perkembangan IPTEK dalam era globalisasi dan dampaknya bagi
kehidupan manusia dalam bentuk tulisan dan/atau media lain.

C. Materi Pembelajaran
Perkembangan IPTEK dalam era globalisasi dan dampaknya
bagi kehidupan manusia
a) Teknologi Luar Angkasa
b) Teknologi persenjataan
c) Teknologi komunikasi dan informasi
d) Teknologi transportasi

D. Metode
1. Metode pembelajaran : Tanya jawab, Diskusi dan Penugasan
2. Model pembelajaran : Enviromental Learning
3. Pendekatan : Kontekstual

D. Sumber Belajar
1. Indah Sawitri, Eko Cahyono.2016. Sejarah pemintan untuk SMA/MA
XII./1Edisi revisi. Jakarta : Mediatama

30
2. Sumber internet
E. Media Pembelajaran
1. Media :
• LKPD

E. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-1

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu


• Menyiapkan peserta didik secara psikis fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran
• Menyiapkan sarana pembelajaran.
• Guru menyapa dan menanyakan kondisi
siswa.
• Guru memberikan motivasi dan siswa
Pendahuluan bersyukur atas dinamika sejarah bangsa 15 menit
Indonesia.
• Guru menyampaikan topik tentang
Perkembangan IPTEK di Era Globalisasi.
• Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.

1. Pendidik mengamati kebutuhan lingkungan


pembelajar.
2. Pendidik Menyusun tema dan materi ajar
sesuai dengan materi pembelajaran.
3. Pendidik dan peserta didik Bersama-sama
melakukan kegiatan belajar-mengajar diluar
Kegiatan inti kelas. 60 menit
4. Peserta didik menyimak materi ajar yang
disampaikan pendidik.
5. Peserta didik melaksanakan tes.
6. Pendidik dan peserta didik mengevaluasi
kegiatan pembelajaran.

• Peserta didik dan guru mebuat kesimpulan


tentang materi pembelajaran yang diperoleh.
• Guru mengajak peserta untuk melakukan
refleksi terhadap proses pembelajaran yang
sudah berlangsung dengan memberikan
Penutup 15 menit
pertanyaan kemudian menyamapaikan topik
rencana materi selanjutnya.
• Guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengarahkan peserta didik untuk berdoa
sebelum dan sesudah belajar.

31
Mengetahui, Mahasiswa
Guru Mata Pelajaran

Ainul Mardiah, S.Pd Siti Nurhaliza


NIP 1968092 200504 2 002 NIM 1906101020061

32
Lampiran 2
LKPD
(Lembar Kerja Peserta Didik)

Disusun guna memenuhi tugas mata Pelajaran Sejarah

Disusun Oleh:

Kelompok : ………………….
Anggota : ………………….
…………………..
…………………..

Kelas XII IPS

SMA NEGERI 16 BANDA ACEH


TAHUN AJARAN 2023/2024

33
INFORMASI AWAL!

Perkembangan IPTEK di Era Globalisasi

Perkembangan IPTEK di era globalisasi memiliki dampak yang dapat


dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan. Contohnya adalah penggunaan teknologi
sebagai alat transportasi, alat komunikasi, dan juga di bidang komputer dan internet.

Petunjuk!
1. Guru mengajak peserta didik melakukan pembelajaran
di luar kelas.
2. Tugas ini merupakan tugas kelompok, setiap kelompok
akan diberikan LKPD yang berisi soal-soal yang akan
dikerjakan secara berkelompok.
3. Baca dan ikuti setiap langkah-langkah kegiatan dalam
LKPD ini dengan teliti.

1.
Langkah-Langkah Kegiatan

1. Isilah nama kelompok dan nama masing-masing kelompok.


2. Kerjakanlah setiap soal dengan teliti tulis dilembar yang sudah disediakan.
3. Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi diluar kelas.
4. Guru memantau diskusi kelompok hingga akhir kegiatan.

34
SOAL !
1. Menurut pendapat kalian dapatkah globalisasi terjadi tanpa ditunjang ilmu
pengetahuan dan teknologi ?
2. Mengapa internet disebut sebagai faktor utama yang mendorong terciptanya
perkembangan IPTEK ?
3. Menurut pendapat kalian apa saja dampak positif dan negatif IPTEK di
berbagai bidang ?

Isilah jawaban pada baris yang telah disediakan!

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………....

35
Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI MINAT BELAJAR SISWA KELAS XII IPS

Nama Sekolah : SMAN 16 Banda Aceh


Kelas/Semester : XII/Ganjil
Mata Pelajaran : Sejarah

I. Tujuan

Penelitian ini menggunakan pedoman observasi yang dirancang untuk


mempermudahkan peneliti dalam melakukan penelitian. Observasi ini bertujuan
untuk mendapatkan data yang terkait dengan minat belajar didalam kelas.

II. Petunjuk

Observer berada pasa posisi yang tidak menganggu pembelajaran tetapi


tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan oleh siswa.

1. Berilah tanda ( √ ) pada kolom nilai ( 1,2,3,4,5) sesuai dengan kualifikasi sebagai
berikut :

1 = Sangat Rendah
2 = Rendah
3 = Sedang
4 = Tinggi
5 = Sangat Tinngi

36
Indikator Aktivitas Siswa Skor
Minat Belajar 1

2 3 4 5
1

Siswa memberikan
tanngapan atau bertanya
secara lisan saat proses
pembelajaran

Keterlibatan siswa Siswa selalu maju


kedepan kelas jika tidak
bisa menjawab soal

Siswa terlibat dalam


diskusi kelompok

Siswa memperhatikan
penjelasan guru
Siswa mencatat
penjelasan guru
Perhatian siwa mengenai materi
pelajaran

Keseriusan siswa
mengikuti pelajaran dari
awal sampai akhir

Saran dan komentar pengamat :

37
Lampiran 4

ANGKET RESPON SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN


MENGGUNAKAN MODEL ENVIROMENTAL LEARNING

Hari/ Tanggal :

Nama :

Kelas :

Berikan tanda ( pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda Keterangan :
SS : Sangat Setuju

S : Setuju

RG : Ragu-Ragu

TS : Tidak Setuju

/1STS : Sangat Tidak Setuju

Skor
No Pernyataan
SS S RG TS STS
Saya sangat tertarik belajar Sejarah dengan
1.
menggunakan model Enviromental Learning
Saya tidak bersemangat mengikuti proses
2. pembelajaran Sejarah yang menggunakan
metode ceramah
Saya merasa sangat senang mengikuti
3.
pelajaran Sejarah
Saya selalu bersungguh-sungguh mengikuti
4.
pelajaran Sejarah
Saya merasa kecewa jika Guru mata pelajaran
5.
Sejarah tidak hadir dan tidak memberi tugas
6. Saya tidak pernah mengerjakan tugas Sejarah
7. Saya akan belajar Sejarah ketika ulangan saja
Saya selalu hadir ketika mata pelajaran
8. Sejarah dan mengikuti proses pembelajaran
dengan baik
Saya merasa sangat malas setiap kali disuruh
9.
membaca buku
Saya sangat sulit memahami materi pelajaran
10. Sejarah dikarenakan metode belajar yang
konvensional

38
Saya memahami materi pelajaran/1Sejarah
11. yang diajarkan menggunakan model
Enviromental Learning
Proses pembelajaran konvensional sering
12. membuat saya melamun ketika pelajaran
Sejarah berlangsung
Saya selalu bertanya kepada Guru Sejarah jika
13. saya kurang memahami materi yang
disampaikan
Saya selalu mengerjakan tugas Sejarah dengan
14.
Baik
Saya sangat senang belajar menggunakan
15.
model Enviromental Learning
Saya selalu mengerjakan tugas Sejarah dengan
16.
menyontek
Saya suka berbicara di belakang/kursi ketika
17.
pelajaran Sejarah berlangsung
Ketika proses pembelajaran Sejarah
18. menggunakan model enviromental learning
saya sangat antusias dalam mengikutinya
Saya sering bolos ketika pelajaran Sejarah
19.
berlanggsung
Saya tidak menjawab pertanyaan dari guru,
20.
karena saya takut jawaban saya salah
Saya membuat ringkasan dari materi pelajaran
21.
yang disampaikan oleh guru
Saya pergi ke pespustakaan untuk meminjam
22.
buku Sejarah
Jika tidak disuruh guru, saya tidak tertarik
23.
mengerjakan soal-soal Sejarah
Saya sudah mempersiapkan buku pelajaran
24.
Sejarah ketika guru memasuki kelas
Saya sering mengerjakan soal dengan cepat
25.
dan tidak teliti
Saya masih sibuk mencari buku pelajaran
26.
ketika guru mulai menyampaikan materi
Saya mengulangi pelajaran Sejarah setelah
27.
pulang sekolah
Saya senang menggunakan alat atau media
28.
belajar untuk bermain, bukan untuk belajar
Saya suka duduk di belakang karena jauh dari
29.
pantauan guru
Saya sudah belajar Sejarah di malam hari
30.
sebelum pelajaran esok hari
Saya selalu menunggu untuk belajar Sejarah
31. di kelas
Saya tidak tertarik belajar Sejarah karena
32. banyak menghafal
Saya sering melihat tayangan pembelajaran
33.
Sejarah di Televisi
Saya akan keluar kelas dan ikut bermain
34. bersama teman-teman lain ketika pelajaran
berlangsung
Saya kebingungan ketika mengikuti pelajaran
35.
Sejarah
Saya merasa puas jika sudah mengerti saat
36.
belajar Sejarah

39
Saya merasa biasa-biasa saja jika mengerti
37.
pelajaran Sejarah
Saya tidak pernah merespon pertanyaan teman
38.
disaat diskusi
Saya mudah lupa materi yang dipelajari saat
39.
belajar Sejarah
Saya tidak peduli ada kesulitan pelajaran
40.
Sejarah

Sumber :Angket di adopsi dari Dyah Tricami Aastuti ( 2020 )

40

Anda mungkin juga menyukai