Anda di halaman 1dari 35

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUANTUM

LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SIKLUS


AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK BM TAMAN SISWA
TAHUN AJARAN 2019/2020

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat


Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh

Namira Olivia Diandra


NPM. 1602070012

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA UTARA
MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya ucapkan kehadirat allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal
yang berjudul “penerapan model pembelajaran tipe aktif Quantum Learning untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X AK-1 SMK BM Taman siswa
Medan Tahun Ajaran 2019/2020”

Tidak lupa juga shalawat beriring salam saya hadiahkan kepada baginda
nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita kealam terang benderang yang
diridhoi Allah SWT dan selalu kita harapkan syafaatnya diyaumil akhir kelak.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih atas segalah bantuan
yang diberikan baik moril maupun materi secara langsung maupun tidak langsung
sehingga penulisan proposal ini bisa diselesaikan.

Medan, 4 dsember 2019

Namira olivia

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL (COVER) ......................................................................


KATAPENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BABIPENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 4
C. Batasan Masalah ....................................................................................... 4
D. Rumusan Masalah..................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian .................................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 6
A. Kerangka Teori ...................................................................................... 6
a.model pembelajaran aktif tipe quantum learning ........................... 6
b.Aktivitas Belajar siklus akuntansi .................................................. 13
B. Keangka Konseptual .............................................................................. 14
C. Hipotesis Penelitian ............................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 17
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 17
B. Populasi dan Sampel .............................................................................. 17
a.Populasi Penelitian ......................................................................... 17
b.Sampel Penelitian ........................................................................... 18
C. Variable Penelitian ................................................................................ 18
D. Defenisi variabel penelitian................................................................. 19
E. Instrument penelitian ............................................................................. 19
a.Observasi ....................................................................................... 19
b.Angket ........................................................................................... 20
F. Uji Instrumen Penelitian ......................................................................... 21

ii
G. Teknik Analisis Data ............................................................................ 23
a.Uji Normalitas ............................................................................... 23
b.Uji Homogenitas ............................................................................ 23
c.Uji Hipotesis ................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 25

Silabus............................................................................................................. 26

Lampiran01 lembar observasi ......................................................................... 27

Lampiran 02 Angket.......................................................................................... 29

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

pendidikan merupakan sebuah proses ataupun tahapan dalam pengubahan sikap


serta etika maupun tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam
meningkatkan pola pikir manusia melalui pengajaran dan pelatihan serta
perbuatan yang mendidik. oleh karena itu hal ini berkaitan dengan tujuan bahwa
arti pendidikan bukan hanya sebagai proses ataupun sistem transfer knowledge
saja akan tetapi sebagai proses pengubahan etika, norma ataupun akhlak dari
setiap peserta didik. Didalam suatu pendidikan, Guru menjadi suatu jalan untuk
peserta didik dalam meningkatkan proses belajar mengajar. Secara umum, tugas
guru adalah mengajar siswa-siswi agar memilki pengetahuan dan keterampilan
dalam masing-masing bidang ativitas belajar siswa. Aktivitas belajar merupakan
aktivitas yang bersifat fisik maupun mental yang terjadi dalam proses
pembelajaran, kedua aktivitas tersebut harus selalu terkait. Aktivitas yang timbul
dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan
yang akan mengarah pada peningkatan atau penurunan prestasi siswa. Aktivitas
merupakan prinsip atau asas yang sangat penting didalam interaksi belajar
mengajar. Aktivitas belajar akan menghasilkan hasil yang baik jika siswanya
belajar aktif.

Sedangkan, belajar aktif merupakan suatu sistem belajar mengajar yang


menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna
memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan
psikomotor. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah
satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa
dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti sering
bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan
guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain
sebagainya.

1
2

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang


tinggi antara guru dengan siswa ataupun dengan siswa itu sendiri. Hal ini akan
mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing -
masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin.

Aktivitas Belajar pada Sekolah SMK BM Taman Siswa dengan mata pelajaran
Siklus Akuntansi kelas X AK-1 sangat tidak efektif dan tidak aktif. Hal ini dapat
dilihat saat peneliti melakukan riset lapangan secara langsung dilokasi sekolah
tersebut yang menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa yang tidak efektif dan
tidak aktif. Siswa yang kurang efektif dan kurang aktif belajar tidak sepenuhnya
menjadi faktor utama kegagalan dalam suatu proses belajar. Hal ini dapat
diartikan bahwa seorang guru juga dapat menjadi penyebab ketidak efektifan
siswa dalam belajar, dikarenakan guru yang kurang memperhatikan aktivitas lain
siswa selama jam pelajaran berlangsung seperti, bermain HP ,mengobrol bahkan
tertidur dikelas.

Berdasarkan hasil observasi peneliti yang riset secara langsung ke lokasi sekolah
dengan guru mata pelajaran akuntansi di SMK BM Taman siswa medan yaitu
Bapak Jimmy,SE ,Bahwa Perhatian siswa selama pelajaran Siklus Akuntansi
Perusahaan jasa sangatlah kurang. Hal ini dapat dilihat dari banyak nya siswa
yang tidak memperhatikan guru selama jam pelajaran berlangsung. Selain itu,
peneliti juga melihat beberapa siswa kelas X AK-1 SMK BM Taman Siswa
menunjukkan bahwa mata pelajaran Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa dianggap
sulit dimengerti sehingga setiap terjadinya evaluasi penilaian atau latihan soal
yang diberikan oleh guru ,siswa selalu mengalami kesulitan dalam menjawab
pertanyaan pertanyaan karena siswa yang masih kurang paham saat pembelajaran
berlangsung. Hal ini juga berdampak bahwa aktivitas pada pelajaran Siklus
Akuntansi pada siswa kelas X AK-1 yang sangat tidak efektif dan tidak aktif.
Salah satu yang menjadi faktor ketidak aktifan siswa dalam belajar pada Kelas X
AK-1 ialah Guru yang masih menggunakan model konvesional di kelas dan masih
belum mampu meningkatkan aktivitas belajar siklus akuntansi dikarenakan siswa
hanya sebagai penerima dan pendengar saja, tanpa adanya konteks pengetahuan
3

secara langsung yang menunjukkan bahwa siswa sudah memahami pelajaran


tersebut. proses pembelajaran ini yang hanya berpusat pada guru sehingga siswa
tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran dan siswa cenderung pasif yang
hanya menerima apa adanya yang disampaikan guru.

Berasarkan masalah yang terjadi diatas, peneliti berusaha memberikan untuk


menerapkan model yang berbasis aktif yang cocok diterapkan pada Aktivitas
Belajar Siklus Akuntansi pada kelas tersebut. Salah satu model pembelajaran
aktif yaitu Quantum Learning, model pembelajaran ini merupakan model
pembelajaran yang memasukkan unsur-unsur keterlibatan siswa secara langsung.
Model pembelajaran ini sebagai acuan dalam proses pembelajaran harmonis
dengan mengkombinasikan unsur keterampilan akademis, prestasi fisik, dan
keterampilan dalam hidup. Falsafah dasarnya adalah bahwa agar berhasil dengan
efektif, maka aktivitas belajar harus menyenangkan. Untuk mendukung falsafah
tersebut, dipersiapkan lingkungan yang kondusif, sehingga semua siswa merasa
penting, aman, dan nyaman. Namun ,Belum banyak guru yang menggunakan
Model Pembelajaran Aktif Tipe Quantum Learning dalam proses pembelajaran

Untuk melihat sejauh mana model pembelajaran quantum learning dapat


meningkatkan aktivitas belajar dalam mata pelajaran siklus akuntansi ,maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model
Pembelajaran Aktif Tipe Quantum Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Siklus Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi Smk BM Taman Siswa Tahun
Ajaran 2019/2020 ”
4

B.Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang yang telah disampaikan, kemudian dapat di


identifikasikan beberapa masalah yang terjadi sebagai berikut:

1. Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi peserta didik belum efektif dan


tidak aktif.
2. Metode pembelajaran konvensional yang digunakan guru belum
mampu meningkatkan Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi peserta
didik, karena peserta didik hanaya sebagai pendengar dan penerima
terhadap materi yang disampaikan guru.
3. Metode konvensional yang diterapkan belum mempresentasikan
pembelajaran berbasis siswa aktif (students center).

C.Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
di atas, maka penelitian ini hanya berfokus pada penerapan model pembelajaran
aktif tipe quantum learning untuk meningkatkan aktivitas belajar siklus akuntansi
dan dengan pembatasan pada Kompetensi dasar Memahami tahapan siklus
akuntansi. Hal ini bertujuan untuk memperjelas penelitian yang dilakukan agar
mendapatkan hasil penelitian yang jelas, serta penafsiran terhadap hasil penelitian
tidak berbeda, maka perlu dilakukan pembatasan masalah.

D.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Penerapan Model


Pembelajaran Aktif Tipe Quantum Learning dapat meningkatkan Aktivitas
Belajar Siklus Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi SMK BM Taman siswa Tahun
Ajaran 2019/2020?
5

E.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Bagaimana Penerapan Model
Pembelajaran Aktif Tipe Quantum Learning dapat meningkatkan Aktivitas
Belajar Siklus Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi SMK BM Taman siswa Tahun
Ajaran 2019/2020.

F.Manfaat Penelitian

Dengan dilakukannya penelitian ini, hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat


diantaranya:

1. menambah pengetahuan peneliti tentang penerapan model pembelajaran


aktif tipe quantum learning untuk meningkatkan aktivitas belajar siklus
akuntansi.
2. seabagai bahan masukan bagi sekolah khususnya guru bidang studi
akuntansi dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
3. sebagai referensi dan masukan bagi mahasiswa dan penulis lain yang akan
mengadakan penelitian dengan judul yang sama.
BAB II

LANDASAN TEORITIS

A.Kerangka Toeritis

1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi
segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta
segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung
dalam proses belajar mengajar. Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu
rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi
peserta didik, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas dalam setting
pengajaran atau setting lainnya. Fungsi Model Pembelajaran adalah sebagai
pedoman bagi pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini
menunjukkan bahwa setiap model yang akan digunakan dalam pembelajaran
menentukan perangkat yang dipakai dalam pembelajaran tersebut Selain itu,
model pembelajaran juga berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Adapun menurut Soekamto,(dalam Nurulwati, 2000:10) mengemukakan maksud


dari model pembelajaran adalah

“kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam


mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi paraperancang
pembelajaran dan parapengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar”.
Dengan demikian, aktivitas peembelajaran benar-benar merupakan kegiatan
bertujuan yang tertata secara sistematis. Istilah model pembelajaran mempunyai
makna yang lebih luas dari pada strategi, metode, atau prosedur.

6
7

Model pengajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki strategi,
metode atau prosedur.Ciri-ciri tersebut ialah:

1) Rasional teoritis logis yang di susun oleh para pencipta


atau pengembangnya;
2) Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa
belajar (tujuan pembelajaran yang akan di capai)
3) Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model
tersebut dapat di laksanakan dengan berhasil;
4) Lingkungan belajar yang di perlukan agar tujuan
pembelajaraan itu dapat tercapai (Kardi dan Nur, 2000:9).

2.Model Pembelajaran Aktif Tipe Quantum Learning

a.Pengertian model pembelajaran Quantum Learning

merupakan konsep penataan situasi lingkungan belajar yang optimal, baik secara
fisik maupun mental dengan strategi dan proses belajar yang dapat mempertajam
pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat dengan cara mengubah bermacam-macam
interaksi, hubungan dan inspirasi yang ada di dalam dan di sekitar lingkungan
belajar.

Model ini dapat digunakan untuk semua matapelajaran pada semua jenjang dan
jenis pendidikan, hanya saja diantaranya disesuaikan dengan siapa yang menjadi
peserta didik dan apa mata pelajarannya. Model ini merupakan proses
pembelajaran yang akrab dan menyenangkan baik bagi peserta didik maupun
pendidik dalam proses pembelajaran . Oleh Karena itu, proses pembelajaran ini
sangat membutuhkan guru yang menguasai materi ajar dan mempunyai sifat
peramah bukan pemarah.
8

Adapun menurut Bobbi DePorter & Mike Hernack mengemukakan bahwa

Pembelajaran kuantum merupakan terjemahan dari bahasa asing yaitu


quantum learning. “Quantum Learning adalah kiat, petunjuk, strategi dan
seluruh proses belajar yan1g dapat mempertajam pemahaman dan daya
ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan
bermanfaat”
Dalam quantum learning ada beberapa hal yang penting yang perlu dicatat
diantaranya:

1) Para siswa dikenali tentang “kekuatan pikiran” yang tak terbatas.


Ditegaskan bahwa otak manusia mempunyai potensi yang sama
dengan yang dimilliki oleh Albert Einstein. Selain itu, dipaparkan
tentang bukti fisik dan ilmiah yang memerikan bagaimana proses
otak itu bekerja. Melalui hasil penelitian Global Learning,
dikenalkan bahwa proses belajar itu mirip bekerjanya otak seorang
anak 6-7 tahun yang seperti spons menyerap berbagai fakta, sifat-
sifat fisik, dan kerumitan bahasa yang kacau dengan “cara yang
menyenangkan dan bebas stres”.
2) Bagaimana faktor-faktor umpan balik dan rangsangan dari
lingkungan telah menciptakan kondisi yang sempurna untuk
belajar apa saja. Hal ini menegaskan bahwa kegagalan, dalam
belajar, bukan merupakan rintangan.
3) Keyakinan untuk terus berusaha merupakan alat pendamping dan
pendorong bagi keberhasilan dalam proses belajar. Setiap
keberhasilan perlu diakhiri dengan “kegembiraan dan tepukan.

b.Tujuan model pembelajaran aktif tipe Quantum Learning

Tujuan pokok Model Pembelajaran Aktif Tipe Quantum Learning yaitu


meningkatkan partisipasi siswa dengan cara merubah suasana pembelajaran,
meningkatkan motivasi dan aktivitas belajar, meningkatkan daya ingat dan
9

meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan daya dengar, dan meningkatkan


kehalusan perilaku.

Pembelajaran Quantum Learning lebih mengutamakan keaktifan peran serta siswa


dalam berinteraksi dengan situasi belajarnya melalui panca inderanya baik melalui
penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman dan pengecapan, sehingga hasil
penelitian Quantum Learning terletak pada modus berbuat yaitu Katakan dan
Lakukan, dimana proses pembelajaran Quantum Learning mengutamakan
keaktifan siswa, siswa mencoba mempraktekkan media melalui kelima inderanya
dan kemudian melaporkannya dalam laporan praktikum dan dapat mencapai daya
ingat 90%.

Semakin banyak indera yang terlibat dalam interaksi belajar, maka materi
pelajaran akan semakin bermakna. Selain itu dalam proses pembelajaran perlu
diperdengarkan musik untuk mencegah kebosanan dalam belajarnya. Pemilihan
jenis musik pun harus diperhatikan, agar jangan musik yang diperdengarkan
malah mengganggu konsentrasi belajar siswa.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran

Kelebihan model pembelajaran :

1. Dapat membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu
saluran pikiran yang sama.
2. Karena Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses
pembelajaran perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang
dianggap penting oleh guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati
secara teliti.
3. Karena gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan
keterangan-keterangan yang banyak.
4. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
5. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori
dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri.
10

6. Karena model pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas


dari seorang guru untuk merangsang keinginan bawaan siswa untuk
belajar, maka secara tidak langsung guru terbiasa untuk berfikir kreatif
setiap harinya.
7. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh
siswa.

Kekurangan Model Pembelajaran

1. Model ini memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping


memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa
mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
2. Fasilitas seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.
3. Karena dalam metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha
seseorang siswa baik berupa tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll.
Maka dapat mengganggu kelas lain.
4. Banyak memakan waktu dalam hal persiapan.
5. Model ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa
ditunjang hal itu, proses pembelajaran tidak akan efektif.
6. Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik
diperlukan ketelitian dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan
kesabaran itu diabaikan. Sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai
sebagaimana mestinya.

Quantum learning dibagi dalam beberapa beberapa unsur utama yang


memudahkan dalam pembelajaran. Unsur-unsur tersebut meliputi:

a.Lingkungan belajar

Dalam Quantum Learning lingkungan dibagi menjadi 2 yaitu lingkungan mikro


dan lingkungan makro
11

Lingkungan mikro ialah tempat peserta didik melakukan proses belajar (bekerja
dan berkreasi). Kelas merupakan lingkungan mikro bagi para pelajar. Kelas yang
dengan kondisi yang baik, pencahayaan cukup, sirkulasi udara yang terjaga,
adanya poster-poster ikon dan afirmasi, pengaturan bangku, iringan music akan
membantu siswa dalam menerima pelajaran yang terjaga akan membantu. (De
Porter dan Hernacki 2000: 82).

b.Gaya belajar
Gaya belajar adalah kombinasi dari bagaimana menyerap, dan kemudian
mengatur serta mengolah informasi. Gaya belajar merupakan kunci untuk
mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah, dan di dalam situasi-situasi
antar pribadi. Ketika menyadari bagaimana menyerap dan mengolah informasi,
maka belajar dan berkomunikasi lebih mudah dengan gaya sendiri. Hanya dengan
menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda seorang pelajar akan
mengalami kesulitan dalam menyerap informasi.

c.Sikap positif

Sikap positif berarti cara pandang yang baik seorang guru terhadap siswa,
menganggap semua siswa memiliki kemampuan dan motivasi yang sama.
Menurut Caine dan Caine bahwa keyakinan guru akan kemampuan siswa untuk
belajar dan berprestasi merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan.
Aspek-aspek teladan guru berdampak besar terhadap proses pembelajaran dan
pola pikir siswa. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan
terlibat dan berpengaruh terhadap proses pembelajaran.

d.Konsep TANDUR

Untuk mempermudah mengingat dan untuk keperluan operasional dalam


quantum learning maka dalam prosesnya terdapat suatu konsep yang
disebut konsep TANDUR. Konsep ini membentuk basis struktur yang
melandasi model quantum learning.
12

menurut Sugiyanto menyatakan bahwa Konsep Tandur ialah

“konsep Tandur merupakan akronim dari Tumbuhkan, Alami, Namai,


Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan.”
(1) Tumbuhkan: memikat siswa dengan menyertakan mereka dalam
proses pembelajaran dan memuaskan proses AMBAK; (2) Alami:
memberikan pengalaman belajar untuk menumbuhkan “kebutuhan untuk
mengetahui”; (3) Namai: berikan apa yang mereka inginkan, tepat saat
minat mereka memuncak; (4) Demonstrasikan : hal ini berarti memberikan
kesempatan mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru; (5)
Ulangi : rekatkan keseluruhan materi pembelajaran; (6) Rayakan: perayaan
akan menandakan kesan rampung, menghormati usaha, ketekunan dan
kesuksesan.

d.Langkah langkah model pembelajaran Quantum Learning.

Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui


konsep quantum learning dengan cara :

Tahap persiapan.

1) Mempersiapkan kondisi belajar siswa dengan cara mengatur ruang kelas


agar berbeda dengan kelas biasa dengan menata kursi berbentuk huruf U
untuk memudahkan siswa melakukan kontak mata.
2) Menyiapkan music yang lembut dipasang ketika siswa melakukan kontak
mata.
3) Menciptakan kalimat sugestif positif untuk diberikan kepada siswa.

Tahap Pelaksanaan.

1) Presentasi materi.
2) Menggunakan kehidupan sehari-hari sebagai bahan pengantar.
3) Adanya interaksi dan umpan balik antara siswa dan guru.
13

4) Siswa mencatat materi pelajaran.


5) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif.
6) Guru dan siswa bersemangat dalam kegiatan pembelajaran.

Tahap Evaluasi.

1) Siswa diberi latihan soal.


2) Guru memperhatikan permasalahan yang dihadapi siswa.
3) Tidak menyalahkan kesalahan kepada siswa.
4) Mengadakan penelitian melalui tes lisan dan tes tertulis.

3.Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi

Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas


mentransformasikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Guru
diharapkan mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar dan potensi yang
dimiliki oleh siswa secara penuh. Pembelajaran yang dilakukan berpusat kepada
siswa, sehingga siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, dapat
mengembangkan cara-cara belajar mandiri, berperan dalam perencanaan,
pelaksanaan, penilaian proses pembelajaran itu sendiri, maka di sini pengalaman
siswa lebih diutamakan dalam memutuskan titik tolak kegiatan.

menurut Sardiman menyatakan bahwa aktivitas belajar ialah

“aktivitas yang bersifat fisik maupun mental yang terjadi dalam proses
pembelajaran, kedua aktivitas tersebut harus selalu terkait. Seorang siswa
akan berfikir selama ia berbuat, tanpa berbuat maka siswa tidak berfikir. Oleh
karena itu agar siswa aktif berfikir maka harus diberikan untuk berbuat.
Dengan demikian Aktivitas belajar adalah serangkaian kegiatan siswa baik
fisik maupun mental yang saling berkaitan selama proses pembelajaran
sehingga tercipta belajar yang optimal.”
Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang membawa perubahan tingkah laku,
aktual maupun potensial yang terjadi karena usaha dari siswa dengan sengaja.
(Sumadi Suryabrata, 2011: 232).
14

Berdasarkan pemaparan pengertian aktivitas belajar di atas, dapat disimpulkan


bahwa, Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi adalah aktivitas fisik maupun
mental yang meliputi kegiatan siswa yang berupa mendengarkan
memperhatikan,mencatat, berdiskusi, maupun mengungkapkan pendapat dan
bertanya mengenai permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran siklus
akuntansi.

B.Kerangka Konseptual

Model pembelajaran yang berbasis aktif salah satunya ialah Model pembelajaran
Quantum Learning. Model Quantum learning merupakan model yang berfokus
pada psikologi anak (kognitif) sehingga guru dapat menyesuaikan pembelajaran
pada masing masing anak yang memiliki kemampuan yang berbeda beda. Model
ini juga banyak melibatkan lingkungan yang dapat memudahkan siswa dalam
memahami pembelajaran dan menumbuhkan keaktifan siswa.

Dalam menerapkan model pembelajaran Quantum Learning ini dinyatakan bahwa


model ini dapat meningkatkan Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi. Aktivitas
Belajar Siklus Akuntansi merupakan kegiatan siswa yang mencakup
mendengarkan, memperhatikan, mencatat, berdiskusi, maupun mengungkapkan
pendapat dan bertanya mengenai permasalahan yang berkaitan dengan
pembelajaran siklus akuntansi. Pentingnya Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi
yaitu sebagai alat untuk memupuk disiplin belajar dan suasana belajar yang
nyaman dan kondusif, serta menciptakan kegiatan pembelajaran siklus akuntansi
yang lebih menyenangkan melalui model pembelajaran aktif, sehingga siswa akan
memiliki motivasi internal untuk bekerjasama antar individu atau mampu
menggali potensi yang ada dalam diri siswa tersebut.

Salah satu model pembelajaran yang mampu menciptakan aktivitas belajar peserta
didik meningkat adalah dengan menerapkan Model Pembelajaran Aktif Tipe
Quantum Learning. Model Pembelajaran Aktif Tipe Quantum learning ini juga
dapat memberikan sugesti bagi peserta didik. Prinsip suggestology adalah bahwa
15

sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apa
saja memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti positif,
beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman,
musik dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh, poster-poster besar yang
menonjolkan informasi ditempel di dinding kelas.

Proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang


mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana
belajar yang efektif diciptakan melalui campuran unsur-unsur hiburan, permainan,
cara berpikir positif, dan emosi yang sehat untuk meningkatkan Aktivitas Belajar
Siklus Akuntansi peserta didik. Model pembelajaran ini tepat digunakan dengan
tujuan meningkatkan Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi karena model
pembelajaran ini memberikan motivasi dari unsur-unsur pembelajaran
menyenangkan yang terdapat di dalamnya seperti hiburan dan permainan.

Model Pembelajaran Aktif Tipe Quantum Learning tepat digunakan pada


pembelajaran siklus akuntansi, karena pembelajaran siklus akuntansi menuntut
siswa untuk aktif dan teliti. Dengan model pembelajaran ini siswa diharapkan
mampu terbiasa berfikir aktif, logis, kritis, dan sistematis. Proses ini memerlukan
interaksi antara sumber belajar dengan siswa, satu diantara sumber belajar itu
adalah teman sejawat, sehingga dibutuhkan kerjasama antara teman sejawat untuk
meningkatkan Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi, seperti mengerjakan tugas
kelompok dan mengadakan permainan yang membutuhkan kerjasama antar
beberapa siswa di kelas. Hal ini menjadi dasar dari Penerapan Model
Pembelajaran Aktif Tipe Quantum Learning yang diharapkan mampu
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siklus Akuntansi Siswa Kelas X Akuntansi
SMK BM Taman Siswa tahun Ajaran 2019/2020.

Model Pembelajaran aktivitas belajar


Quantum learning siswa

(x) (y)
16

Gambar 01 .Skema Kerangka Konseptual

Keterangan :

Model Pembelajaran Quantum Laerning ( X ) : Variabel Bebas

Aktivitas Belajar Siswa ( Y ) : Variabel Terikat

C.Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti memberikan hipotesis penelitiannya


sebagai berikut :

Ho : Model Pembelajaran Quantum Learning Tidak Dapat Meningkatkan Aktivitas


Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi dengan Sub Materi Siklus
Akuntansi Perusahaan Jasa di kelas X AK-1 SMK BM Taman Siswa Medan
tahun 2019/2020.

Ha : Model Pembelajaran Quantum Learning Dapat Meningkatkan Aktivitas


Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akuntansi dengan Sub Materi Siklus
Akuntansi Perusahaan Jasa di kelas X AK-1 SMK BM Taman Siswa Medan
tahun 2019/2020.
17

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

penelitian ini dilaksanakan di SMK BM Taman Siswa Medan yang beralamat di


Jl.Sabaruddin No.8 Kec.Medan Area ,Kota Medan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada bulan desember 2019 hingga


febuari 2020.

Tabel 01.
Pelaksanaan Rencana Penelitian

N Keterangan Bulan / Tahun 2019/2020


o desember januari Febuari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Surat Izin Penelitian
2 Pengumpulan Data
3 Pengolaan Data

B. Populasi dan Sempel

1. Populasi

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki
karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang akan diteliti. Dengan kata lain
populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran, objek, atau individu yang
sedang dikaji. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa kelas X AK-1
SMK BM Taman Siswa Medan.
18

tabel 02.

populasi siswa kelas X AK-1 pada sekolah SMK BM Taman siswa medan

KELAS SISWA JUMLAH

X AK 1 Laki laki Perempuan

SMK TAMAN SISWA 6 siswa 20 siswa 26 siswa

2.Sampel

merupakan bagian dari populasi yang dipelajari dalam suatu penelitian dan
hasilnya akan dianggap menjadi gambaran bagi populasi asalnya, tetapi bukan
populasi itu sendiri. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang
hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati. Ukuran dan keragaman
sampel menjadi penentu baik tidaknya sampel yang diambil.

Maka berdasarkan populasi yang sebelumnya sudah disebutkan ,dan dari hasil
dari penelitian ini bahwa siswa kelas X akuntansi SMK BM TAMAN SISWA
tersebut dijadikan sampel karena kurang dari 100. Maka, teknik yang digunakan
menggunakan teknik total sampling yang berarti dengan sejumlah sampel untuk
penelitian ini adalah 26 orang.

C. Variabel Penelitian

Berdasarkan judul penelitian yang telah peneliti lakukan maka ,terdapat dua
variabel dalam dalam penelitian ini ,yaitu :

1. variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi ,yang menjadi


sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. variabel bebas
pada penelitian ini yaitu model Quantum Learning yang dinyatakan
dalam X.
19

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi ,yang menjadi


akibat karena variabel bebas. dalam penelitian ini ,variabel terikat
yaitu meningkatkan aktivitas belajar siswa yang dinyatakan dalam
Y.

D.Defenisi operasional variabel

1. model Quantum Learning merupakan konsep penataan situasi lingkungan


belajar yang optimal, baik secara fisik maupun mental dengan strategi dan
proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta
membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat
dengan cara mengubah bermacam-macam interaksi, hubungan dan
inspirasi yang ada di dalam dan di sekitar lingkungan belajar. Model ini
dapat digunakan untuk semua matapelajaran pada semua jenjang dan jenis
pendidikan, hanya saja diantaranya disesuaikan dengan siapa yang
menjadi peserta didik dan apa mata pelajarannya.
2. Aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik maupun mental
yang terjadi dalam proses pembelajaran, kedua aktivitas tersebut harus
selalu terkait. Seorang siswa akan berfikir selama ia berbuat, tanpa berbuat
maka siswa tidak berfikir. Oleh karena itu agar siswa aktif berfikir maka
harus diberikan untuk berbuat. Dengan demikian Aktivitas belajar adalah
serangkaian kegiatan siswa baik fisik maupun mental yang saling
berkaitan selama proses pembelajaran sehingga tercipta belajar yang
optimal.” (Sardiman, 2012: 100).

E.Instrumen Penelitian

1.Observasi

Dalam penelitian ini dilakukan riset observasi bertujuan untuk mengetahui


aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi agar dapat menentukan
langkah-langkah apa yang akan digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada kelas X AK-1 . Instrumen yang dilakukan dalam hal ini yaitu, dengan
menggunakan lembar observasi kepada seluruh sempel mengenai materi
20

pelajaran yang akan diajarkan. Observasi merupakan aktivitas dari suatu proses
atau objek dengan maksud merasakan kemudian memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena.

tabel 03.

kisi kisi pedoman observasi penelitian keaktifan siswa.

Variabel Sub variabel Aspek yang Sumber


diamati
Visual Mencatat materi Siswa
Keaktifan
belajar Lisan Mengajukan Siswa
siswa pertanyaan dan
merespon
pertanyaan
Mendengarkan Mendengarkan Siswa
penjelasan tutor
saat berdiskusi
Emosional Tegas dalam Siswa
menyampaikan ide
,dan gagasan.
Mental Ikut serta berdiskusi Siswa
dalam kelompok
dan
mempersentasikan
hasil kerja
kelompok

2.Angket
Lembar angket merupakan alat pengumpulan data yang memuat sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang harus djawab oleh subjek penelitian. Instrument
ini diisi oleh siswa sesuai dengan kondisi sebenarnya pada saat
pembelajaran.tujuan angket ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
suatu penelitian tersebut.
21

Tabel 03.
Kisi-kisi Angket Pendapat Siswa tentang penggunaan model
pembelajaran Quantum Learning
Indikator Sub Indikator No Butir Jumlah
Butir
A. Atensi 1. Model quantum Learning menarik 1,2 2
(Perhatian) perhatian siswa
2. Model Quantum learning mengarahkan 3,4,5* 3
konsentrasi Siswa
B.Afektif 3. Siswa menikmati materi pelajaran 6,7 2
(Sikap) Dengan menggunakan model quantum
learning
4. Siwa menikmati dan menunjukkan sikap 8,9 2
positif terhadap pelajaran
C.Keinginan 5. Siswa memiliki keinginan berprestasi 10,11,12* 3
Berprestasi
6. model Quantum learning membantu 13*,14 2
pencapaian tujuan pembelajaran
D.Usaha 6. Siswa memiliki usaha untuk 15,16 2
Mendpat mendapatkan prestasi belajar
Prestasi 7. Model quantum learning membantu siswa 17,18* 2
memahami isi materi pelajaran
8. Isi media pembelajaran sesuai konsep 19,20,21* 3
materi yang dipelajari
9. Menggunakan model Quantum learning 22*,23*,24 3
membantu siswa mengingat materi
pelajaran
E.Penyelesaian 10. Siswa menunjukka sikap positif 25*,26,27 3
Tugas dalam mengerjakan tugas
F.Kedisiplinan 11. Siswa memiliki kedisiplinan dalam 28,29,30 3
dalam Belajar mengikuti pelajaran

Jumlah Total 30

*) Pernyataan Negatif

F.Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Realibilitas

Untuk mengetahui reabilitas tes yang digunakan rumus kunder-richardson KR-20

debgab rumus sebagai berikut (3.2):


22

𝑁 𝑆 2 − ∑𝑝𝑞
𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = ( )( )
𝑁−1 𝑆2

(Arikunto, 2009:175)

Dimana:

rhitung = Reabilitas Tes Secara Keseluruhan

P = Proporsi Subjek Yang Menjawab Item Dengan Benar

Q = Proporsi Subjek Yang Menjawab Item Dengan Salah (Q = P-1)

∑ Pg = Jumlah Hasil Perkalian Antara P Dan Q

N = Banyak Item

S =S Tandar Deviasi Dari Tes (Standar Deviasi Adalah Akar

Varians)

Adapun kriteria reliabilitas tes adalah sebagai berikut:

1. Kurang dari 0,20 Sangat Rendah

2. 0,20-0,39 Rendah

3. 0,40-0,69 Sedang

4. 0,70-0,89 Tinggi

5. 0,90-1,00 Sangat Tinggi

Untuk menafsirkan harga reliabilitas dari soal maka harga tersebut

dikonsultasikan ke table harga kritis rtabel dengan α= 0,05 jika rhitung> rtabel, maka

soal dikatakan reliable.


23

G. Teknik Analisis Data


1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui bahwa sebaran ata penelitian
berdistrbusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggambrkan bahwa
sampel yang diambil berasal dar populas yang berdstribus secara normal.

Untuk uji normalitas dihitung menggunakan rumus Kolmogrov-Smirnow (Siegel,


1985:59).

D = Maksimum {[Fo(X) – SN(X)]

Keterangan :

D : Devisi

Fo(X) : Frekuensi Komulatif teoritis

SN : Frekuensi komulatif observasi

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,


variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak.

2.Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk menguji kesamaan varians populasi yang
berdistribusi normal. Uji homogenitas ini menggunakan uji F.
F = varian terbesar
varian terkecil
24

3.Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis apakah diterima tidak, digunakan rumus uj student
dengan taraf signifikan a = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 dimana :

𝑥̅ −𝜇𝑜
t= 𝑆
√𝑛

keterangan :

t : Nilai t yang dihtung

𝑥̅ : Nilai rata-rata

𝜇𝑜 : Nilai yang dihipotesiskan

s : Simpangan baku sempel

n : jumlah anggota sempel

Setelah diperoleh nilai thitung, maka nilai tersebut dibandingkan dengan nilai ttabel
dapat dilihat pada tabel statistic, pada tingkat signifikan 0,05 dengan df 1 (jumlah
varabel bebas) = 1, dan df 2 (n-k-1), n adalah data dan k adalah jumlah variabel
independen.

Kriteria pengujan:

1. Jika thitung< ttabel maka Ho diterima


2. Jika thitung >ttabel, maka Ho ditolak
25

DAFTAR PUSTAKA

Agus Nggermanto. (2001). Kecerdasan Quantum. Bandung: Nuansa.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. (2007). Teori Belajar dan


Pembelajaran.Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA GROUP.

Bobbi DePorter dan Mike Hernacki. (2012). Quantum Learning. Bandung :Kaifa.

Ezmir. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: PT Raja


grafindo Persada.

George Boeree. (2008). Metode Pembelajaran dan Pengajaran. Yogyakarta :AR-


RUZZ MEDIA GROUP.

Kardi ,Mohammad Nur. 2000. Pembelajaran langsung. Surabaya :Rineka cipta.

Nurulwati.2000.Model pembelajaran aktif. Jakarta :Pustaka Pelajar.

Rk Citra (2016) “penerapan model quantum learning dalam pembelajaran


akuntansi siwa kelas X smk 1 Bandung.”Bandung:
http://eprints.uny.ac.id/32319/1/SKRIPSI%20FULL.pdf.

Sardirman. 2012. Aktivitas Belajar kreatif .Bandung :Nuansa Media Group.

Suharsimi Arikunto. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta:Rineka


Cipta.

Sugianto. 2009 .Model Model Pembelajaran Inovatif .Suarakarta :Panitia.

Sumadi, Suryabrata .2011. Psikologi Pendidikan .Jakarta :PT.Raja Grafindo


Persada.

Winkel. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta : Raja Grafindo


26

lampiran 01

SILABUS

Nama sekolah :SMK BM Taman Siswa

Mata Pelajaran :Akuntansi

Kelas/semester :X/I

Alokasi Waktu :45menit

Standar Kompetensi :Memahami Penyusunan siklus akuntansi


perusahaan jasa

Kompetensi Materi Kegiatan indikator penilaian Alokasi Sumber


dasar pokok pembelajaran waktu rujukan
Memahami Tahapan *Mengenal *mendefenisikan uraian 2 x 45 Buku
tahapan siklus proses akunsi pengertian menit teks,
akuntansi siklus perusahaan akuntansi media
akuntansi jasa perusahaan jasa power
*menjelaskan *menggolongkan point
macam macam macam macam
bukti transaksi bukti transaksi
*menjelaskan *mendefenisikan
siklus siklus akuntansi
akuntansi pada pada perusahaan
perusahaan jasa
jasa *mendeskripsika
*menjelaskan n tahap tahap
tahap tahap siklus akuntansi
siklus
akuntansi
27

lampiran 02
LEMBAR OBSERVASI
KEAKTIFAN SISWA DALAM BELAJAR

Sekolah / Kelas : _________________


Hari / Tanggal : _________________
Nama Guru : _________________
Nama Observer : _________________

Tujuan :

1. Merekam data berapa banyak siswa di suatu kelas aktif belajar


2. Merekam data kualitas aktivitas belajar siswa

Petunjuk :

1. Observer harus berada pada posisi yang tidak mengganggu


pembelajaran tetapi tetap dapat memantau setiap kegiatan yang dilakukan
siswa.
2. Observer memberikan skor sesuai dengan petunjuk berikut:
 Banyak siswa : 0 sampai > 20% ; 2 bila 20% sampai > 40% ; 3 bila 40%
sampai > 60% skor 4 bila 60% sampai 80% ; skor 5 bila 80% sampai 100% aktif.
 Kualitas : 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik; 5 = baik
sekali

Banyak
Kualitas
No. Aktivitas Belajar Siswa Siswa
Keaktifan
yang Aktif
Pengetahuan dialami, dipelajari, dan ditemukan oleh
A. --- ---
siswa
1. Melakukan pengamatan atau penyelidikan --- ---
Membaca dengan aktif (misal denganpen di tangan
2. untuk menggarisbawahi atau membuat catatan kecil --- ---
atau tanda-tanda tertentu pada teks)
Mendengarkan dengan aktif (menunjukkan respon,
misal tersenyum atau tertawa saat mendengar hal-hal
3. --- ---
lucu yang disampaikan, terkagum-kagum bila
mendengar sesuatu yang menakjubkan, dsb)
Siswa melakukan sesuatu untuk memahami materi
B. --- ---
pelajaran (membangun pemahaman)
Berlatih (misalnya mencobakan sendiri konsep-
1. --- ---
konsep misal berlatih dengan soal-soal)
28

Berpikir kreatif (misalnya mencoba memecahkan


2. masalah-masalah pada latihan soal yang mempunyai --- ---
variasi berbeda dengan contoh yang diberikan)
Berpikir kritis (misalnya mampu menemukan
kejanggalan, kelemahan atau kesalahan yang
3. --- ---
dilakukan orang lain dalam menyelesaikan soal atau
tugas)
Siswa mengkomunikasikan sendiri hasil
C. --- ---
pemikirannya
1. Mengemukakan pendapat --- ---
2. Menjelaskan --- ---
3. Berdiskusi --- ---
4. Mempresentasi laporan --- ---
5. Memajang hasil karya --- ---
D. Siswa berpikir reflektif --- ---
Mengomentari dan menyimpulkan proses
1. --- ---
pembelajaran
Memperbaiki kesalahan atau kekurangan dalam
2. --- ---
proses pembelajaran
Menyimpulkan materi pembelajaran dengan kata-
3. --- ---
katanya sendiri

Medan, ......................................

(Observer)
29

lampiran 03
ANGKET UJI COBA PENELITIAN

Mata Pelajaran :Akuntansi

Kelas :

Tanggal :

Petunjuk Pengisian Angket :

1. Angket terdiri atas 20 pertanyaan. Pertimbangan baik-baik setiap


pertanyaan dalam kaitannya dengan pelajaran Akuntansi, berikan jawaban
yang benar-benar sesuai dengan pilihanmu.
2. Berikan tanda cek (  ) pada kolom yang sesuai jawabanmu.
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
KS = Kurang Setuju
TS = Tidak Setuju
3. Tidak diperkenankan memilih atau memberikan jawaban lebih dari satu.

Alternatif Jawaban
No. Pertanyaan
SS S KS TS

1. Apakah anda bersemangat mengikuti pelajaran

akuntansi

2. Sebelum materi dilanjutkan, guru selalu mengulangi

materi sebelumnya

3. Guru memotivasi siswa dengan memberikan tanya


30

jawab seputar materi

4. Guru membedakan antara siswa yang pintar dan malas

5. Siswa senang belajar dengan menggunakan Model

Quantum Learning

6. Ketika guru menjelaskan materi,guru senantiasa

menyesuaikan dengan keadaan siswa dan potensi yang

dimiliki siswa.

7. Dengan menggunakan Quantum Learning, siswa belajar

lebih bersemangat

8. Siswa memahami materi yang disampaikan guru

9. Dengan model Quantum Learning, nilai akuntansi

meningkat

10. dengan menggunakan Quantum Learning, belajar

akuntansi lebih santai dan menyenangkan

11. Belajar akuntansi dengan menggunakan model Quantum

Learning, membuat siswa terbebankan untuk belajar

12. Belajar akuntansi dengan menggunakan model Quantum

Learning, lebih baik dari pada model sebelumnya

13. Siswa lebih senang belajar akuntansi dengan

menggunakan metode konvensional/tradisional?

14. Dengan menggunakan model Quantum Learning materi

yang dipelajari mudah diingat

15. guru pernah melakukan penyaringan kemampuan dengan


31

membuat diskusi kelompok ketika menggunakan model

Quantum Learning

16. Pembelajaran akuntansi menjadi lebih aktif ketika guru

menerapkan model Quantum learning.

Anda mungkin juga menyukai