Anda di halaman 1dari 39

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
75Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi- tingginya di wilayah kerjanya.

Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,


kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.Berbagai upaya dilakukan untuk mencapai
tujuan tersebut yang dilakukan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu.

Puskesmas mempunyai fungsi:


1. Pusat Penggerak Pembangunan berwawasan Kesehatan;
2. Pusat Pemberdayaan masyarakat;
3. Pusat Pelayanan kesehatan masyarakat(mencakup pelayanan kesehatan
perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat)

Semua kegiatan di Puskesmas IwoimendaaTahun 2018 dirangkum


dalam bentuk Profil Kesehatan Puskesmas Tahun berikutnya.Profil ini memuat
data dan informasi mengenai situasi kesehatan baik kependudukan, fasilitas
kesehatan, pencapaian program-program kesehatan di wilayah kerja
Puskemas Iwoimendaa yang dianalisis sederhana dan ditampilkan dalam
bentuk tabel, peta dan grafik.

B. TUJUAN
Tujuan disusunnya Profil Puskesmas Iwoimendaa Tahun 2018 ini adalah:
1. Tujuan Kedalam
a. Tujuan Umum
Agar diketahui gambaran situasi kesehatan dalam wilayah kerja
Puskesmas Iwoimendaa
b. Tujuan Khusus
1) Agar diketahui gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan kegiatan
pelayanan kesehatan dan mutu kegiatan pelayanan kesehatan
serta manajemen puskesmas pada akhir tahun.
2) Agar diketahui gambaran masalah kesehatan setempat di wilayah
kerja Puskesmas Iwoimendaa Kecamatan Iwoimendaa.
3) Dapat digunakan sebagai dasar dalam perencanaan kegiatan
pelayanan kesehatan tahun selanjutnya.

2. Tujuan ke Luar
Agar masyarakat luas dapat mengetahui gambaran kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas Iwoimendaa secara keseluruhan baik berupa organisasi
maupun program Puskesmas.
C. SISTEMATIKA
Sistematika Profil Kesehatan Puskesmas Iwoimendaa adalah sebagai berikut:
Bab I – Pendahuluan
Bab ini menyajikan maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan
Puskesmas Iwoimendaa serta sistematika penyajian diuraikan secara
ringkas.

Bab II – Gambaran Umum dan Wilayah Kerja Puskesmas


Bab ini menyajikan tentang gambaran umum wilayah kerja Puskesmas
Iwoimendaa yang meliputi keadaan geografi, batas wilayah, keadaan
kependudukan dan tingkat pendidikan masyarakat yang ada.

Bab III – Situasi Derajat Kesehatan


Bab ini berisi uraian tentang indikator angka kematian, angka
kesakitan, dan angka status gizi masyarakat.

Bab IV – Situasi Upaya Kesehatan


Bab ini menguraikan tentang upaya pelayanan kesehatan Puskesmas
yang meliputi kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi masyarakat,
imunisasi, kesehatan usila dan pra usila, keluarga berencana, kejadian
luar biasa, pelayanan kesehatan masyarakat miskin, promosi
kesehatan dan kesehatan lingkungan, serta pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular.

Bab V – Situasi Sumber Daya Kesehatan


Bab ini menguraikan tentang susunan komposisi tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan, program-program yang ada di Puskesmas
Iwoimendaa dan jenis-jenis pelayanan kesehatan di Puskesmas
Iwoimendaa.
Bab VI – Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan Puskesmas Iwoimendaa
Tahun2018, serta hal-halyang dianggap masih kurang dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Iwoimendaa.
Lampiran
BAB II
GAMBARAN UMUM
DAN WILAYAH KERJA PUSKESMAS IWOIMENDAA

A. VISI DAN MISI


1. Visi PuskesmasIwoimendaa
Puskesmas Iwoimendaa dalam melaksanakan fungsinya mempunyaiVisi
sebagai berikut:

“Menciptakan Masyarakat hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat

Dengan kesadaran dan kemauan secara mandiri untuk memelihara

kesehatan”
2. Misi Puskesmas Iwoimendaa
Untuk mewujudkan visi tersebut, Puskesmas Iwoimendaa memiliki misi
sebagai berikut:

a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan


b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga dan
masyarakat.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkunganya.
Visi dan misi yang telah dibahas diatas sangat relevan dengan visi misi dan
rencana strategis Depkes yaitu “Masyarakat Yang Mandiri dan
Berkeadilan“ diantaranya adalah:
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan
masyarakat madani, termasuk swasta.
2. Melindungi masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya
kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan,
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan serta
menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.
Rencana Strateginya adalah :

a) Menaingkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan


masyarakat madani dalam pembangunan kesehatan melalui
kerjasama nasional dan global
b) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, bermutu dan
berkeadilan, serta berbasis bukti dengan pengutamaan pada
upaya promotif dan preventif.
c) Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama
untuk mewujudkan jaminan sosial kesehatan nasional.
d) Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM.
e) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat
dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat,
pemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi.
f) Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan
berdaya guna dan berhasil guna.

B. MOTO DAN PERINSIP

1. Motto

Motto Puskesmas Iwoimendaa “MELAYANI SELANGKAH LEBIH MAJU”

mencerminkan program Puskesmas untuk berupaya meningkatkan kinerja

dibanding tahun sebelumnya melalui inovasi-inovasi berdasarkan hasil

evaluasi dengan melestariakan budaya 10 S dalam memberikan pelayanan

kepada masyarakat; penjabarannya sebagai berikut :

a. Senyum : Sambut dengan senyum ketika pengunjung datang sebagai langkah

awal dalam memberikan pelayanan.

b. Salam : Sampaikan salam sebagai pembuka berkomunikasi

c. Sapa : Menyapa dengan ramah pada setiap pengunjung sebagai kesan

positif dan rasa diperhatikan dalam kebutuhan pelayanan.

d. Sopan : Bersikap sopan sebagai bentuk implmentasi etika profesional seorang

pemberi pelayanan kepada pelanggan/klien.

e. Santun : Bertutur santun dengan bahasa yang mudah dimengerti

f. Sentuh : Menyentuh fisik yang wajar saat berinteraksi sehingga klien merasa

adanya perhatian dan puas dengan proses pelayanan

g. Simpati : Memperlihatkan rasa simpati dengan mendengarkan secara seksama

setiap pertanyaan atau keluhan yang disampaikan.

h. Serius : Serius dalam menanggapi pertanyaan dan keluhan yang disampaikan

klien selama memberikan pelayanan.

i. Sabar : Sabar menghadapi berbagai karakter dan sikap  klien

j. Sukses :Kata “sukses” senantiasa tertanam dalam jiwa profesi sebagai motifasi

untuk bertindakatas Ridho Allah SWT.

2. Prinsip Pelayanan di Puskesmas Iwoimendaa (CEKATAN)

a. Cepat : Cepat mengambil sikap & tindakan kepada pasien.

b. Efektif :Efektif dalam memberikan pelayanan

c. Komunikatif : Komunikatif dalam berkomunikasi

d. Akurat      : Akurat menegakkan diagnose dan pengobatan pasien


e. Tanggap & Peka: Merespon secara positif dan mendengarkan secara

seksama terhadap situasi yang  dibutuhkan pasien

f. Aman : Memberikan jaminan keselamatan pada klien sesuai kemampuan

profesi

g. Nyaman : Senantiasa memberi rasa aman dan nyaman terhadap klien

B. KEADAAN GEOGRAFI
           Puskesmas Iwoimendaa merupakan puskesmas induk non
perawatan, depenitif sejak tahun 2012, berkedudukan dibagian Barat ibu
kota kabupaten Kolaka yang berbatasan langsung dengan Kab, Kolaka
Utara, tepatnya di Desa Iwoimendaa, kecamatan Iwoimendaa, dengan
jarak tempuh ± 79 KM serta memiliki luas wilayah kerja + 194,30 km2.
Secara administrasi terbagi menjadi 10 Desa, yaitu:

- DesaTamborasi - Desa Ulukalo


- Desa Lawolia - Desa Iwoimendaa
- Desa Watumelewe - Desa Landoula
- Desa Ladahai - Desa Wonualaku
- Desa Lasiroku - Desa Lambopini

Batas wilayah kerja Puskesmas Iwoimendaa :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Timur.


 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kolaka Utara.
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Bone.
 Sebelah Timur Berbatasan dengan Kec. Wolo.

Gambar2.1.
Peta WilayahKerja Puskesmas

Sumber Gambar : Denah Puskesmas Iwoimendaa tahun 2018


Tabel.2.1
Letak Geografis

Jarak ke
Desa / Luas Wilayah Puskesmas Waktu tempuh
NO
Kelurahan ( KM2 ) (Km) ( Menit )

1 Tamborasi 30,50 9 20
2 Lawolia 13,40 8 18
3 Watumelewe 21,75 7 16
4 Ladahai 32,93 5 14
5 Lasiroku 52,41 3 10
6 Ulukalo 22,11 2 7
7 Iwoimendaa 38,21 1 5
8 Landoula 15,20 2 7
9 Wonualaku 18,33 3 10
10 Lambopini 35,44 5 14
Sumber data :BPS Kec.Iwoimendaa tahun 2018

Berdasarkan tabel 2.1 diatas, terlihat bahwa desa yang terluas adalah

desa Lasiroku dengan luas wilayah 52,41 Km2 dan jarak tempuh terjauh dari

sarana pelayanan puskesmas induk yaitu daerah desa Tamborasi dengan

jarah tempuh 9 Km dan lama perjalanan sekitar 20 menit dengan

menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat.

Grafik.2.1

Kondisi Geografi Wilayah Kerja Pusksmas Iwoimendaa Tahun 2018

100%

10
Daratan
Perbukitan
25 Pantai

65

Sumber Data : Dokumen Puskesmas Iwoimendaa tahun 2018

Dilihat dari grafik 2 .1diatas, maka wilayah kerja Puskesmas Iwoimendaa


terdiri dari wilayah daratan 65 %, sedangkan yang menjadi kendala dalam
memberikan pelayanan kesehatan yaitu daerah perbukitan mencapai 25% dan
daerah pesisir pantai mencapai 10%.

C. DEMOGRAFI (KEPENDUDUKAN : JUMLAH PENDUDUK TOTAL,


JUMLAH ASKESKIN, TINGKAT PENDIDIKAN)
WilayahKecamatan/Puskesmas Iwoimendaa dibagi menjadi 10Desa.
Jumlah penduduk dari pendataan BPS tahun 2018 sebanyak8046 jiwa terdiri
dari4059 jiwa Laki-laki atau 50,45 % dan perempuan 3987 jiwa atau 49,55 %)
dengan jumlah kepala keluarga 2083 sedangkan jumlah penduduk miskin
sebanyak 582 KK (27,94%).

Dari Grafik dapat dilihat Jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas


Iwoimendaa, sebagai berikut :
Grafik 2.2
Jumlah Penduduk Di wilayah kerja Puskesmas Iwoimendaa Tahun 2018

Tamborasi
1257
Ulukalo
1181
Iwoimendaa
1162
Lasiroku
894
Lambopini
850
Ladahai
841
Watumelewe 540
Wonualaku
440
Lawolia 381
Landoula 276

Sumber data : BPS 2018

Distribusi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Iwoimendaa dengan


Jaminan Kesehatan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1.
Distribusi Penduduk dengan Jaminan Kesehatan
Puskesmas Iwoimendaa Tahun 2018
No Jenis Jaminan Kesehatan Jumlah %
1 BPJS Mandiri 1335 16,6
2 BPJS Bantuan Iuran 5339 66,4
3 Lainnya 0 0
4 Belum Punya Jaminan 1372 17
Jumlah 100
Sumber: Puskesmas Iwoimendaa 2018

Dari tabel.2.1 dapat diketahui bahwa sebanyak 17 % penduduk di


wilayah kerja PuskesmasIwoimendaa belum mempunyai jaminan kesehatan.
Sedangkan untuk penduduk miskin mendapatkan jaminan kesehatan berupa
BPJS kesehatan.

BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. ANGKA KEMATIAN
1. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
Pada tahun 2018 dilaporkan tidak ada kematian ibu. Berikut inidisajikan
kecenderungan kasus kematian ibu di PuskesmasIwoimendaa

Grafik 3.1.
Grafik Kecenderungan Kasus Kematian Ibu di PuskesmasIwoimendaa
Tahun 2016-2018

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0 0 0
0

Ibu Mati AKI/100.000 KLH

Sumber: Data Program KIA Puskesmas Iwoimendaa

Dari grafik di atas dapat dipetik informasi bahwa di Puskesmas Iwoimendaa


tidak ada kasus Kematian Ibu dari tahun 2016-2018

2. Angka Kematian Bayi (AKB)


Tahun 2018 dilaporkan ada kematian bayi terjadisebanyak 2 kasus kematian
neonatus.Penyebaran kasus kematian neonatus di Pusk Iwoimendaa Tahun
2018 terjadi di Desa Ladahai dan Ulukalo.

Di bawah ini ditampilkan grafik kecenderungan jumlah kematian bayi Tahun


2016-2018.

Grafik 3.2.
Grafik Kecenderungan Kasus Kematian Bayi di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2016-2018
10
9 6
8
7
4
6
5
4 2
3
3
1 2
2
1
0
2016 2017 2018

Bayi Mati AKB/1000 KLH

Sumber: Data Program KIA Puskesmas Iwoimendaa


3. Angka Kematian Balita (AKABA)
Pada tahun 2018 dilaporkan ada 1(satu) kasus kematian balita di
Puskesmas Iwoimendaa dinamika kasus kematian balita selama tiga tahun
selengkapnya dapat dilihat dari grafik dan gambar berikut.

Grafik 3.3.
Grafik Kecenderungan Kasus Kematian Balita di
Puskesmas Iwoimendaa Tahun 2016-2018

1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1 0 0 0
0
2016
0 2017
0 2018
0

Balia Mati AKBA/1000 KLH

Sumber: Data Program KIA Puskesmas Iwoimendaa

Dari grafik diatas dapat dipetik informasi bahwa dipuskesmas iwoimendaa


tidak ada kematian balita selama 3 tahun terakhir.

B. ANGKA KESAKITAN
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue Tahun 2018 dilaporkan
Meningkat dari tahun 2017dari 4kasus menjadi 7 kasus. Angka Kesakitan
DBD Tahun 2017 adalah0,9 per 1.000 penduduk. Angka kesakitan DBD dari
tahun 2017-2018 disajikan dalam Grafik Kesakitan DBD pada grafik berikut :

Grafik 3.4.
Grafik Angka Kesakitan DBD di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2016-2018
0.4 0.5 0.9
100%
90%
80% 3 4 7
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
2016 2017 2018

Kasus DBD A. Kesakitan/1000 KLH

Sumber: : Data P2 DBD Puskesmas Iwoimendaa

Dari grafik di atas dapat dapat dilihat bahwa kasus tertinggi terjadi di tahun
2018, diharapkan pada tahun 2019 tidak ada lagi di temukan kasus DBD

2. Tuberculosis (TB)
Tahun 2018 dilaporkan ditemukan 5 kasus BTA positif(+) baru.Distribusi
kasus TB diPuskesmsIwoimendaa Tahun 2016-2018 dapat dilihat dari tabel
3.1.dibawah ini.
Tabel 3.1.
Distribusi Kasus Penyebaran TB
di Wilayah Puskesmas Iwoimendaa Tahun 2016-2018
No. Distribusi kasus 2016 2017 2018
1 Tamborasi 1 - -
2 Lawolia - - 1
3 Watumelewe 1 1 -
4 Ladahai 3 - 3
5 Lasiroku - - -
6 Ulukalo - 2 1
7 Iwoimendaa - 2 1
8 Landoula 1 1 1
9 Wonualaku 2 2 -
10 Lambopini - 2 3
Sumber: Data Program TB Puskesmas Iwoimendaa

Berdasarkan tabel di atas dapat dipetik informasi bahwa penemuan kasus


TB positif(+) terbanyak pada tahun 2018 sedangkan penemuan terendah
terdapat pada tahun 2016.

Keberhasilan Program TB ditunjukkan dengan angka kesembuhan TB,


setelah penderita diobati, kesembuhan penderita baru dapat diketahui pada
tahun berikutnya.Keberhasilan pengobatan TB pada tahun ini dapat dilihat
dari angka kesembuhan TB pada tahun sebelumnya. Untuk penderita TB
positif (+) yang diobati tahun 2018 dilaporkan hasilnya adalah 90% sembuh
karena ada 1 pasien yang pengobatannya menyeberang tahun.
Selengkapnya dapat dilihat pada grafik 3.5.

Grafik 3.5
Grafik Angka Kesembuhan TB di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2016-2018

100 100 90
100%
80%
60%
40%
8 10 9
20%
0% 2016 2017 2018

Kasus TB Sembuh %

Sumber: Program P2-TB Puskesmas Iwoimendaa

3. Diare
Tahun 2018 dilaporkan terjadi 102 kasus diare. Kasus diare diPuskesmas
Iwoimendaas elama 2 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 3.6.
Grafik Angka Kesakitan Diaredi PuskesmasIwoimendaa
Tahun 2017 – 2018
140

120 116

102
100

80

60

40

20 14 13

0
2017 2018

Kasus Diare Angka Diare / 1000 Pddk

Sumber: Program P2 – Diare Puskesmas Iwoimendaa

Dari data yang dilaporkan Angka Kesakitan Diare tahun 2017-2018


mengalami penurunan dari 116 menjadi 102 kasus.

4. Status Gizi Balita


Angka status gizi ditunjukkan dengan angka balita gizi buruk. Hasil
pemantauan gizi balita di Puskesmas Iwoimendaa pada tahun 2018
dilaporkan terdapat 1% (1 balita) gizi buruk dari 685 balita yang ditimbang
atau mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya.

Grafik 3.7.
Grafik Angka Gizi Buruk Balita
Di Puskesmas Iwoimendaa Tahun 2016 – 2018
3
1 1
2.5

1.5

1
1 1
0.5
-
0
2016
0 2017 2018

Kasus Gizi Buruk % Gizi Buruk

Sumber: Program Gizi Puskesmas Iwoimendaa

Tabel 3.2.
Distribusi Penyebaran Kasus Gizi Buruk
di Wilayah Puskesmas Iwoimendaa Tahun2016-2018
No. Distribusikasus 2016 2017 2018
1 Tamborasi - 1 1
2 Lawolia - - -
3 Watumelewe - - -
4 Ladahai - - -
5 Lasiroku - - -
6 Ulukalo - - -
7 Iwoimendaa - - -
8 Landoula - - -
9 Wonualaku - - -
10 Lambopini - - -
Sumber: Data Program Gizi Puskesmas Iwoimendaa
5. Kusta
Tahun 2018 dilaporkan ditemukan 0 Kasus Kusta PB dan 5 kasus kusta
MB.Distribusi kasus kusta di Puskesms Iwoimendaa Tahun 2016-2018 dapat
dilihat dari tabel 3.1.di bawah ini.

Tabel 3.1.
Distribusi Kasus Penyebaran Kusta
di Wilayah Puskesmas Iwoimendaa Tahun 2016-2018
No. Distribusi kasus 2016 2017 2018
1 Tamborasi 1 - 4
2 Lawolia - - -
3 Watumelewe - - 1
4 Ladahai 5 6 -
5 Lasiroku 1 - -
6 Ulukalo - - -
7 Iwoimendaa - 2 -
8 Landoula - 1 -
9 Wonualaku - - -
10 Lambopini 1 - -
Sumber: Data Program Kusta Puskesmas Iwoimendaa

Berdasarkan tabel di atas dapat dipetik informasi bahwa penemuan kasus


Kusta PB tidak ada dan penemuan kusta MB terbanyak pada tahun 2017
sedangkan penemuan terendah terdapat pada tahun 2018.

Keberhasilan Program Kusta ditunjukkan dengan angka kesembuhan Kusta,


setelah penderita diobati, kesembuhan penderita baru dapat diketahui pada
tahun berikutnya.Keberhasilan pengobatan Kusta pada tahun ini dapat
dilihat dari angka kesembuhan Kusta pada tahun sebelumnya.Untuk
penderita Kusta MB yang diobati tahun 2018 dilaporkan hasilnya adalah
40% sembuh.Selengkapnya dapat dilihat pada grafik 3.5.

Grafik 3.5
Grafik Angka Kesembuhan Kusta di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2016-2018

100%
80%
60%
40% 7 2

20% 8
0% 8 9
2016 2017 2018
5

Kasus PB Kasus MB Sembuh %

Sumber: Program P2-TB Puskesmas Iwoimendaa

6. Sepuluh Besar Penyakit


Data sepuluh besar penyakit pasien rawat jalan di wilayahPuskesmas
Iwoimendaa Tahun 2018adalah :
Tabel 3.3.
Sepuluh Besar Penyakit Berdasarkan Kunjungan di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2018
No Penyakit ICD X Jumlah

1 Gastritis Akut K29.1 568

2 Faringitis Akut J02.9 556

3 Hipertensi esential (primer) I10 253

4 Artritis M13 176

5 Diare A09 175

6 Dermatitis kontak alergika L23.6 147

7 Asma Bronkhial J40 121

8 Migrain G43.8 108

9 Anemia D64.9 95

10 Verigo H81.1 63

Sumber: Lappus Tahun 2018

Dari tabel di atas dapat dipetik informasi bahwa kasus tertinggi adalah
Gastritis akut (K29.1) dan penyakit-penyakit degeneratif (I10 dan M13) masih
masuk dalam10 besar penyakit sehingga diperlukan perhatian khusus
terhadap penanganan kasus tersebut.
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. PELAYANAN KESEHATAN
1. Kesehatan Ibu
Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil yaitu meliputi pemeriksaan ibu hamil K1,
K4, persalinan ditolong tenaga kesehatan, pemberian tablet Fe1 dan Fe3
untuk ibu hamil. Cakupan pemeriksaan ibu hamil K1 pada tahun2018
dilaporkan sebesar 100% sehingga sudah mencapai target K1 100%.

Cakupan pemeriksaan Ibu Hamil tahun 2018 dilaporkan sebesar100%


sama dengan tahun sebelumnya atau sudah mencapai target.K4 76%.Berikut
disajikan grafik Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1 dan K4 di Puskesmas
Iwoimendaa tahun 2016 sampai 2018.

Grafik 4.1
Grafik Cakupan Pemeriksaan Ibu Hamil K1dan K4 di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2016 – 2018

200
76
180 68 73
160
140
120
100
80 95 100
91
60
40
20
-
2016 2017 2018

% K1 % K4

Sumber : Program KIA Puskesmas Iwoimendaa

Dalam rangka pencegahan anemia pada ibu hamil, di Puskesmas


Iwoimendaa dilaksanakan program pemberian TabletFe kepada Ibu Hamil
sebanyak tiga kali selama kehamilannya, tak terkecuali di Puskesmas
Iwoiemedaa Ibu hamil mendapatkan tablet besi (Fe3) di Puskesmas
Iwoimendaa tahun2018, dilaporkan sebagai berikut : Fe3 sebanyak 76 %.

Berikut disajikan grafik kecenderungan pemberian tablet Fe3 kepada ibu


hamil pada tahun 2016 sampai dengan 2018.
Grafik 4.2.
Grafik Cakupan Pemberian Tablet Fe3 Ibu Hamil di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2016 – 2018
200
76
180
68 73
160

140

120
100
95 91
100

80

60

40

20

0
2016 2017 2018

% Fe1 % Fe3

Sumber: Program KIA Puskesmas Iwoimendaa

Cakupan persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan pada tahun2018


dilaporkan 87% .Berikut disajikan grafikkecenderungan Cakupan
Persalinan ditolong oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas Iwoimendaatahun
2016 sampai dengan 2018.

Grafik 4.3.
Grafik Cakupan Persalinan Ditolong oleh
Tenaga Kesehatan di Puskesmas Iwoimendaa Tahun2016 – 2018

144 95 10000%
87
142 78 9000%
8000%
140 7000%
138 6000%
143 5000%
136 4000%
134 138 3000%
135 2000%
132 1000%
130 0%
2016 2017 2018

Persalinan Nakes %

Sumber: Program KIA Puskesmas Iwoimendaa

2. Kesehatan Anak
KunjunganBayi di Puskesmas Iwoimendaa tahun 2018 untuk
mendapatkan pelayanan Kesehatan dilaporkan sudah mencapai 91%.

Balita di Puskesmas Iwoimendaa tahun 2018dilaporkan terdapat


912balita dan 89,5% ditimbang, hasilnya adalah bayi dengan berat badan
lahir rendah sejumlah 0%.

Kunjungan Neonatus (KN2) di Puskesmas Iwoimendaa tahun 2018


dilaporkan mencapai 100%, sama dengan tahun sebelumnya. Berikut
disajikan gambar grafik kecenderungan cakupan kunjungan neonatus (KN2)
di Puskesmas Iwoimendaa tahun 2016 sampai dengan 2018.
Grafik 4.4.
Grafik Cakupan Kunjungan Neonatus (KN2)
Puskesmas Iwoimendaa tahun 2016–2018
100%
88 100 100
90%

80%

70%

60% 190
146 162
50%

40%

30%

20%

10%

0%
2016 2017 2018

KN2 %

Sumber : Program KIA Puskesmas Iwoimendaa

Cakupan Bayi yang diberi ASI eksklusif di Puskesmas Iwoimendaa


tahun 2018 dilaporkan sebanyak… % atau mengalami kenaikan/penurunan
dari tahun 2017.
Bayi dan Balita yang mendapatkan vitamin A sebanyak 2 kali yaitu saat
bulan Februari dan Agustus adalah sebanyak 85,7%. Dalam rangka
penentuan statusgizi balita, dilaporkan bahwa100% balita diPuskesmas
Iwoimendaa sebanyak 89,5ditimbang, dari balita yang ditimbang hasilnya
89,5 %.

Semua balita bawah garis merah telah mendapatkan MP-ASI (Makanan


Pendamping ASI).Selengkapnya disajikan pada gambar grafik
kecenderungan berikut.

Grafik 4.5.
Grafik Cakupan Penimbangan Balita (D/S dan N/D)
Di Puskesmas Iwoimendaa tahun2016 - 2018
100%
80 90
90%

80%

70%

60%

50%

40% 70.48 80.58

30%

20%

10%

0%
2017 2018

D/S N/D

Sumber: Program Gizi Puskesmas Iwoimendaa

Pemeriksaan kesehatan anak SD/MI dilaporkan sudah mencapai: 100%


dan pemeriksaan anak SMP/SMU sudah mencapai 100%. Pencapaian ini
sudah memenuhi target 100%.Sebanyak 100% murid SD/MI diperiksa
kesehatan giginya dalam UKGS, hasilnya adalah 11,02% perlu perawatan
dan seluruhnya telah mendapatkan perawatan.
3. Imunisasi
Pencapaian program imunisasi lengkap diPuskesmas Iwoimendaa tahun
2018 dilaporkan 98%. Angka Drop Out Imunisasi DPT1-Campak dilaporkan
… %. Selengkapnya pencapaian program imunisasi lengkap di Puskesmas
Iwoimendaa tahun 2016- 2018disajikan dalam grafik berikut.
Grafik 4.6.
Grafik Cakupan Imunisasi DPT I dan Campak di Puskesmas Iwoimendaa
tahun2016 – 2018
100%
95 100 98
90%

80%

70%

60%

50%
103 105 100
40%

30%

20%

10%

0%
2016 2017 2018

% DPT I % Campak

Sumber: Program Imunisasi Puskesmas Iwoimendaa


Target98% desa UCI (Universal Child Imunization) di telah tercapai.

4. Kesehatan Pra Usila dan Usila


Kelompok pra usila dan usila dilaporkan 100% sudah dilayani
kesehatannya dalam program kesehatan usila di PuskesmasIwoimendaa.
Sedangkan pelayanan kesehatan usila (60 tahun ke atas) sebanyak 45,7%.
Kelompok Lansia dibina tahun 2016 – 2018 disajikan dalam grafikberikut :

Grafik 4.7.
Grafik Kelompok Lansia Dibina
Di Puskesmas Iwoimendaa Tahun 2016 – 2018
250

203
200

150

108
100

50

- - - -
-
2016 2017 2018

45-59 TH 60-69 TH >70 TH

Sumber : Program Lansia Puskesmas Iwoimendaa

Dari Grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2016 dan 2017
belum ada programer Pra Usila dan Usila sehingga belum bisa di beri
perbandingan per tahunnya.
5. Keluarga Berencana

PesertaKB aktif dilaporkan sebanyak51,33% dari1.487 PUS, dengan


metode kontrasepsi terbanyak dilaporkan menggunakan metode Suntik
sebanyak 51% dan terendah dengan metodeiud sebesar 1%.

Berikut disajikan komposisi jenis kontrasepsi yang digunakan di


PuskesmasIwoimendaa

Grafik 4.8.
Diagram Lingkaran Jenis Alat Kontrasepsi yang Digunakan di Puskesmas
IwoimendaaTahun 2018

MOP/MOW; IMPLAN; 131;


KONDOM; 16; 2%
12; 2% 17%

SUNTIK; 395;
IUD; 10; 1% 51%

PIL; 207;
27%

Sumber: Program KB Puskesmas Iwoimendaa

Grafik 4.11.
Kunjungan Akseptor KBDi Puskesmas Iwoimendaa Tahun 2018
120
109

100 97
90

80

63 65
60 60 61
60 58
54 54
47

40

20

0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Sumber : Program KB PuskesmasIwoimendaa

6. Kejadian Luar Biasa


Pada tahun 2018 dilaporkan tdk ada kasus KLBdiPuskesmas
Iwoimendaa
7. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin
Ditahun 2014 merupakan awal pelaksanaan Jaminan Kesehatan
(JKN). Sistem Jaminan Sosial Nasional ini diselenggarakan melalui
mekanisme Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib (mandatory)
berdasarkan Undang-Undang yang berlaku. Tujuannya adalah agar semua
penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi yang telah dibayar
oleh pemerintah.
Kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional terdiri dari Peserta Penerima
Bantuan Iuran (PBI) Kesehatan dan bukan PBI Kesehatan. Peserta PBI
meliputi orang yang tergolong fakir miskin dan orang tidak mampu. Seluruh
peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) secara
otomatis menjadi peserta JKN Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang mana
iurannya dibayarkan oleh Pemerintah. Jumlah Peserta PBI (Eks
JAMKESMAS) di Puskesmas Iwoimendaa tahun 2017 yaitu 6.168 Jiwa.

Sedangkan diTahun 2018 di Puskesmas Iwoimendaa dilaporkan


terdapat 6.674 jiwa.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh masyarakat miskindi


Puskesmas Iwoimendaa tahun2018 dilaporkan sebanyak87 %untuk
pelayanan rawat jalan.

B. PROMOSI KESEHATAN
1. PHBS
Pada tahun 2018 dilakukan pemantauan terhadap1448rumah tangga
dan hasilnya94% keluarga yang ber-PHBS. Kegiatan tersebut dilakukan
dengan memanfaatkandana BOK/lainya tahun 2018. Cakupan PHBS per
desa disajikan dalam tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1
Cakupan PHBS Rumah Tangga di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2017 - 2018

Desa 2017 2018


Tamborasi 79 170
Lawolia 50 121
Watumelewe 58 126
Ladahai 77 165
Lasiroku 81 156
Ulukalo 81 175
Iwoimendaa 64 171
Landoula 57 94
Wonualaku 51 114
Lambopini 83 152
Sumber: Program Promkes Puskesmas Iwoimendaa

2. Strata Posyandu
Posyandu di Wilayah kerja Puskesmas Iwoimendaa pada tahun2018
dilaporkan sebanyak 17posyandu yang terdiri dari 11 posyandu balita dan
6posyandulansia.
Adapun strata posyandu sebagai berikut:
a. Posyandu Balita
Posyandu dengan strata pratama sebanyak 1posyandu, stratamadya
sebanyak 4posyandu, stratapurnama 6 posyandu, strata mandiri
0posyandu.
Grafik 4.10.
Diagram Lingkaran Proporsi Posyandu Balita menurut
Strata di Puskesmas IwoimendaaTahun2018

Pratama; 1; 9%

Purnama; 6; 55% Madya; 4; 36%

Sumber: Program Promkes Puskesmas Iwoimendaa

Berdasarkan grafik di atas dapat dipetik informasi Posyandu pratama


tinggal 1 poyandu dan perlu diperhatikan dan ditingkatkkan stratanya.
Target yang ingin dicapai adalah bahwa semua posyandu nantinya akan
berstatus Mandiri dengan meningkatkan peran serta masyarakat.
b. Posyandu Lansia
Pada tahun 2018baru terdapat 6 posyandu Lansia yang statusnya masih
pratama.

C. KESEHATAN LINGKUNGAN
Jumlah rumah yang dilakukan pemeriksaan kesehatan lingkungannya pada
tahun 2018 dilaporkan sebanyak 454( 23,80%) rumah, dimana 98,87 % masuk
dalam kategori rumah sehat.
Tahun 2018 diadakan pendataan masyarakat yang memiliki akses air bersih
dan hasilnya sebanyak 7994 penduduk mempunyai akses air bersih atau
sebesar 99,4% dari total penduduk. Sedangkan pemantauan kualitas air minum
pada penyelenggara air minum dilaporkan dari 10penyelenggara air minum
sudah 10 sampel diperiksa dan hasilnya ada 9 penyelenggara yang kualitas air
minumnya memenuhi syarat (fisik, bakteriologi, dan kimia) atau sebanyak … %
memenuhi syarat.
Untuk tempat-tempat umum juga dilakukan pemeriksaan kesehatan
lingkungannya, hasil pemeriksaan sebagai berikut: Institusi pendidikan yang
memenuhi syarat yakni SD sebesar 100%, SLTP sebesar 100% dan SLTA
sebesar 100%.
Untuk TPM (Tempat Pengelolaan Makanan) menurut status higiene sanitasi
dari 12 TPMdan 12 PTM tersebut telah memenuhi syarat (100%).
Dalam rangka upaya pencegahan penyakit dengan agent nyamuk di
Puskesmas Iwoimendaa dilakukan Gerakan Serentak PSN. Hasil pemeriksaan
adalah sebanyak 21,38 % rumah atau bangunan bebas dari jentik nyamuk.
Selanjutnya,distribusi penyebaran ABJ di masing-masing Desa disajikan dalam
tabel berikut ini.
Tabel 4.2.
Distribusi ABJ per Desa Di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2018
Desa ABJ%
Tamborasi 21,45
Lawolia 22,88
Watumelewe 24,56
Ladahai 33,14
Lasiroku 16,59
Ulukalo 16,37
Iwoimendaa 29,76
Landoula 38,82
Wonualaku 29,03
Lambopini 26,77
Sumber : Programer Sanitarian Puskesmas Iwoimendaa

Dari tabel di atas dapat dipetik informasi bahwa belum ada Desa/Kel yang
bisa memenuhi target ABJ yaitu 95%. Artinya belum ada yang mampu memenuhi
target nasional, Propinsi dan kabupaten yaitu Angka Bebas Jentik (ABJ) yang
ditetapkan adalah 95%.
Grafik 4.12.
ABJ (Angka Bebas Jentik)di Puskesmas Iwoimendaa
Berdasarkan Desa/Kel Tahun 2018
25

21.38

20

15

10

0 0
0
2016 2017 2018

Sumber : Programer Sanitarian Puskesmas Iwoimendaa

Informasi yang dapat dipetik dari grafik di atas adalah bahwapada tahun
2016 dan 2017 belum dilakukan pencatatan ABJ dipuskesmas iwoimendaa.
Sehingga pada tahun 2018 belun bisa di berikan perbandingan dari tahun
sebelumnya.
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

A. KETENAGAAN
Situasi ketenagaan di Puskesmas Iwoimendaa terjadiperubahan dari tahun
ke tahun.Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Iwoimendaa
per31Desember 2018.
Tabel 5.1.
Jenis Ketenagaan di Puskesmas Iwoimendaa
per Desember 2018
No Jenis Ketenagaan 2017 2018
1 Kepala Puskesmas 1 1
2 Kepala Tata Usaha 1 1
3 Dokter Umum 1 0
4 Dokter Gigi 1 0
5 Dokter Gigi PTT 0 0
6 Perawat kesehatan 2 2
7 Perawat Gigi 0 0
8 Bidan Puskesmas 1 1
9 Bidan Desa 6 5
10 Bendahara Puskesmas 3 3
11 Petugas Gizi 0 0
12 Petugas Farmasi 0 0
13 Petugas Laboratorium 0 0
14 Petugas Kesehatan Lingkungan 0 0
15 Supir Ambulans 0 0
16 Tenaga Tata Usaha 0 0
17 Jaga Malam (Honorer) 0 0
18 Petugas Kebersihan (Honorer) 0 0
Jumlah 16 13
Sumber: Bagian Kepegawaian Puskesmas Iwoimendaa

Dari Tabel di atas ketersediaan SDM di Puskesmas Iwoimendaa sebesar 13


orang.Jumlah ini berkurang dibandingkan tahun sebelumnya karena ada yang
pensiun/mutasi.

B. PEMBIAYAAN KESEHATAN DAN KUNJUNGAN PUSKESMAS


1. Pembiayaan Kesehatan
Tahun2018 dilaporkan Puskesmas Iwoimendaa mempunyai alokasi
danaanggaran sebesarRp.853.569.912Dana tersebut mengalami
Peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2017yang total anggarannya
sebesarRp. 735.421.213 Selengkapnya sumber pembiayaan kesehatan
PuskesmasIwoimendaa disajikan dalam diagram lingkaran berikut ini.
Grafik 5.1.
Pembiayaan Kesehatan Puskesmas Iwoimendaamenurut Sumber Dana
Tahun 2018

PAD; 4.45

BOK; 47.64

BPJS; 47.91

BOK BPJS PAD

Sumber : Bagian Tata Usaha Puskesmas Iwoimendaa

Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa sumber anggaran terbesar


berasal dari dana kapitasi BPJS sebesar 47,91% total anggaran. Tahun 2018
dilaporkan puskesmas mendapat dana bantuan operasional kesehatan(BOK)
sebesar Rp 406.615.000 yang digunakan untuk kegiatan promotif maupun
preventif guna tercapainya target SPM (Standar Pelayanan Minimal) di
wilayah kerja Puskesmas Iwoimendaadan dana UKM(Upaya Kesehatan
Masyarakat) yang berasal dari dana PAD sebesar Rp37.971.500.-

2. Kunjungan Pasien Puskesmas Iwoimendaa


Kunjungan Puskesmas Iwoimendaa tahun 2018 mengalami kenaikan
dibanding tahun 2017.Kunjungan pasien dari tahun 2017sampai dengan
tahun 2018 dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 5.2.
Grafik Kecenderungan Kunjungan PasienPuskesmas Iwoimendaa
Tahun 2016-2018
4500
3911
4000

3500 3381
3126
3000

2500

2000

1500

1000

500

0
2016 2017 2018

Sumber : Bagian Pendaftaran Pasien


Grafik 5.3.
Komposisi Kunjungan Pasien Menurut Jenis Pembiayaan
Tahun 2018
UMUM; 203; 5%

BPJS; 3708; 95%

BPJS UMUM

Sumber: Bagian Tata Usaha Puskesmas Iwoimendaa

C. JENIS PELAYANAN PUSKESMAS


1. Pelayanan Puskesmas Iwoimendaa
Puskesmas Iwoimendaamerupakan puskesmas jalan yang jenis
pelayanannya meliputi :
a. Unit Gawat Darurat
b. Poli Umum
c. Poli Gigi
d. Poli KIA
e. Poli MTBS
f. Ruang Persalinan
g. Laboratorium
h. Farmasi
i. Gizi
2. Program/ Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka pemerataan pengembangan dan pembinaan kesehatan
masyarakat telah dibangun Pusat Kesehatan Masyarakat atau lazim disebut
Puskesmas yang merupakan unit pelaksana tehnis dinas kesehatan
kabupaten/kota di bidang pelayanan dasar atau pelayanan tingkat pertama
yang berfungsi sebagai:
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
c. Pusat Pelayanan KesehatanStrata Pertamasecara menyeluruh terpadu,
dan berkesinambungan yang terdiri dari Pelayanan Kesehatan
Perorangan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat.
Puskesmas Iwoimendaa bertanggung jawab atas wilayah kerja yang
ditetapkan dalam bentuk kegiatan/program yang terdiri dari:
a. Upaya Kesehatan Wajib, meliputi:
1) UpayaPromosiKesehatan
2) Upaya Kesehatan Lingkungan
3) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4) Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6) Upaya Pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan, meliputi :
1) Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2) Upaya Kesehatan Olahraga
3) Upaya Kesehatan Masyarakat (PHN)
4) Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (Kesgilut)
6) Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ)
7) Upaya Kesehatan Mata
8) Upaya Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
9) Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional (Batra)
Upaya kesehatan pengembanganPuskesmas dapat bersifatupaya
inovasi, yakni upaya lain di luar upaya Puskesmas tersebut di atas yang
sesuaidengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini
adalah dalam rangka mempercepat visi-misi Puskesmas Iwoimendaa.
Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan masyarakat serta
Upaya Pencatatan dan Pelaporan tidak termasuk pilihan karena ketiga upaya
ini merupakan pelayanan penunjang dari setiap upaya wajib dan upaya
pengembanganPuskesmas. Apabila Perawatan kesehatan masyarakat
menjadi masalah yang spesifik di daerah tersebut maka dapat dijadikan
sebagai salah satu upaya kesehatan pengembangan. Disamping laborat dan
pencatatan& pelaporan, pelayanan penunjang yang lain adalah: Bagian
Umum dan Kepegawaian, Kearsipan, SIK dan SP2TP, Inventarisasi Barang,
Keuangan, Laboratorium dan Farmasi.

D. UPAYA KESEHATAN WAJIB


1. Upaya Promosi Kesehatan
Programer Promosi Kesehatan di Puskesmas Iwoimendaadipegang oleh
seorangPerawat . Hal ini dikarenakan belum adanya petugas fungsional
Promkes.
Hasil Kegiatan :
a. Pertemuan kader posyandu tiap 1 bulan sekali
b. Pendataan PHBS rumah tangga dan sekolah
c. Pengembangan kawasan “Bebas Asap Rokok”
d. Sosialisasi Kawasan RT Bebas Asap Rokok dilakukan Dusun Modalan
hasilnya diperoleh kesepakatan untuk tidak merokok di acara social
kemasyarakatan dan akan dipasang stiker “Bebas Asap Rokok” dirumah
warga.
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan LingkunganTahun 2018 antara lain :
a. Pemantauan rumah sehat dan pembinaan rumah yang belum memenuhi
syarat rumah sehat
b. Pemantauan air minum berkualitas (layak) yang dikonsumsi masyarakat
c. Pemantauan kualitas air minum pada penyelenggara air minum
d. Pemantauan terhadap fasilitas sanitasi layak (jamban sehat) di wilayah
Puskesmas Iwoimendaa menjadi penggerak terlaksananya Sanitasi Total
BerbasisMasyarakat(STBM)
e. Pemantauan Tempat-tempat umum (TTU)
f. Pembinaan dan pemantauan status higiene sanitasi tempat pengolahan
makanan (TPM)
3. Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
a. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Hasil Kegiatan tahun 2018
Tabel 5.2
Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Tahun 2018
No Jenis Kegiatan Hasil 2018
1 Jumlah Bumil 158
2 Kunjungan Bumil (K-1) Puskesmas 168
3 Kunjungan Bumil (K-1) PWS 168
4 Deteksi Bumil Beresiko PWS 31
5 Neonatus Beresiko (PWS) 5
6 Persalinan oleh Nakes 138
7 Kematian Bayi 2
8 Kematian Neonatus 0
9 Kematian Balita 0
10 AKI 0
11 DTKB BAYI 121
12 DTKB Balita 141
13 DTKB APRAS di TK 30
Sumber : Data Program KIA

b. Upaya Wajib Program Keluarga Berencana


Hasil Kegiatan Program Keluarga Berencana Akseptor KB
Tabel 5.3.
Jumlah Peserta KB di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2018
No Jenis Kegiatan Aktif Cakupan % KB
Aktif
1 Suntik 395 51%
2 Pil 207 27%
3 Implan 131 17%
4 Kondom 16 2%
5 MOW 12 2%
6 IUD 10 1%
7 MOP 0 0%
Jumlah 4,357 100%
Sumber : Program KB Puskesmas Iwoimendaa
4. Upaya Kesehatan Wajib Bina Gizi Masyarakat
Hasil Kegiatan Upaya Bina Gizi Masyarakat
Tabel 5.4.
Hasil Kegiatan Upaya Bina Gizi MasyarakatDi Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2018
No Jenis Kegiatan Hasil Sasaran Cakupan(%)
1 Jumlah Balita 912 912 100
2 Jumlah Balita ditimbang 816 912 89,5
Jumlah Balita naik berat
3 702 912 77,0
badannya
4 Jumlah BGM 2 912 0,22
5 Bayi ASI Eksklusif
6 Balita dapat Vit A 2x 760 887 85,7
7 Bumil dapat Fe 124 167 74,3
8 Prevalensi Bumil KEK
9 Cakupan PMT Bumil KEK 38 38 100
10 Prevalensi anemia BUMIL
Cakupan MP ASI Baduta
11
Gakin
12 Desa baik garam beriodium
13 Kadarzi
14 Prevalensi BBLR
Sumber : Program Bina Gizi Masyarakat Pusk. Iwoimendaa

5. Upaya Pencegahan Penyakit


a. Upaya Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue
Kegiatan Upaya DBD yang telah dilaksanakan di Puskemas antara lain:
 Gertak PSN
 Penyelidikan Epidemiologi Penyakit DBD
 Penyuluhan DBD
 Abatisasi
 Surveilans Penyakit DBD
b. Upaya Pencegahan Penyakit TB, tujuannya untuk :
 Menemukan paien TB BTA positip sesuai target.
 Menurunkan angka kesakitandan kematian penyakit TB dengan
cara memutuskan rantai penularan, sehingga penyakit TB tidak lagi
merupakan masalah kesehatan masyarakat.
 Angka konversi minimal 80%.
 Angka kesembuhan minimal 85% dari semua penderita BTA positif
yang diobati.
 Hasil Kegiatan
Tabel 5.5
Hasil Kegiatan Upaya P2- TB di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2016 - 2018
Tahun
URAIAN
2016 2017 2018
Suspek 48 34 27
BTA positip 4 6 6
BTA neg/Rontgen positip 3 4 3
Ekstra Paru 0 0 1
Sumber : Data Program P2 TB PuskesmasIwoimendaa

Informasi dari data di atas menunjukkan bahwa tahun 2018 bahwa


Puskesmas Iwoimendaamenemukan 27 orang suspek TB dan yang TB
positif ada 6orang serta 3 orang BTA negatif tapi rontgen positif dan TB-
Ekstra paru 1 orang.

Indikator Keberhasilan Program P2- TB adalah Penjaringan


Tabel 5.6
Angka Penjaringan Suspek TB

URAIAN TH 2018
Suspek 27
Target Pusk. /Perkiraan 230

Jml suspek/ perkiraan


Rumus Cakupan
suspek x100%

Cakupan Puskesmas Iwoimendaa 11,74 %


Sumber : Program P2-TB Puskesmas Iwoimendaa

Dari tabel di atas dapat dipetik informasi bahwa Puskesmas


Iwoimendaaditargetkan harus menemukan 230 suspek TB akan tetapi
hanya 27 suspek ditemukan. Sedangkan cakupan penemuan suspek TB
masih rendah yaitu 11,74%.
c. Upaya P2- ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) Hasil Kegiatan P2-
ISPA
Grafik 5.4.
Kasus ISPA di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2016 - 2018
500
445
450

400

350 326

300 271
250

200

150

100

50

0
2016 2017 2018

Sumber: Program P2 ISPA PuskesmasIwoimendaa

Grafik di atas adalah perbandingan kasus ISPA dari tahun2016


sampai2018. Berdasarkangrafikdi atas dapat dipetik informasi bahwa
kasus ISPA mengalami penurunandari tahun tahun sebelumnya.

d. Upaya P2- Diare


Hasil Kegiatan Upaya P2- Diare
Grafik 5.5
Kasus Diare di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2018

30
26
25

20 19

15 14
13
10
10
6 6
5

0 0 0 0 0
0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec

Sumber: Program P2 – Diare Puskesmas Iwoimendaa


Informasi yangdapat dipetik dari grafik di atas adalah bahwa kasus Diare
tertinggi terjadi BulanAgustus dan kasus terendah di Bulan Maret, April,
September, November dan Desember.
j. Upaya P2 Kusta
Tabel 5.7
Hasil Kegiatan Upaya P2- Kusta di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2016 - 2018
Tahun
URAIAN
2016 2017 2018
Suspek 69 52 43
PB 0 0 0
MB 7 9 5
Sumber : Data Program P2 Kusta Puskesmas Iwoimendaa
Informasi dari data di atas menunjukkan bahwa tahun 2018 bahwa
Puskesmas Iwoimendaa menemukan 43 orang suspek Kusta dan yang
pengobatan kusta PB 0 orang sedangkan Kusta MB ada 5orang.

Indikator Keberhasilan Program P2- Kustaadalah Penjaringan

k. Program Imunisasi
Tabel 5.8
Hasil Kegiatan Program Imunisasi
Tahun 2018
No Pelayanan Imunisasi Sasaran Hasil Cakupan
1 Imunisasi DPT II pada bayi 149 149 100
2 Drop Out DPT I -Campak 0 0 -
3 Imunisasi HB0< 7 hari 149 141 95
4 Imunisasi campak pada bayi 149 146 98
5 Imunisasi DT 158 158 100
6 Imunisasi Campak pada anak kelas I SD 178 178 100
7 Imunisasi Td pada anak SD kelas 1 dan 163 163 100
2
Sumber: Program Imunisasi PuskesmasIwoimendaa Tahun2018
6. Upaya Pengobatan
a. Upaya Pengobatan Rawat Jalan
Tujuan
Puskesmas dengan kemampuan menangani masalah kesehatan tingkat
primer dengan tepat, cepat dan berkualitas
Langkah-langkah program yang dilakukan:
 Penanganan kasus atau permasalahan rawat jalan dengan
tepat,cepat dan berkualitas
 Mencegah timbulnya kelainan permanen pada penderita
 Optimalisasi peran dan tugas petugas medis, paramedis, petugas
penunjang
Hasil Kegiatan
Selama tahun2018 sudah dilaksanakan pengobatan tingkat primer baik
didalam gedung maupun luar gedung.Hasil kegiatan ini dapat dilihat pada
kunjungan dan Laporan LB Puskesmas.
b. Upaya Pengobatan Gawat Darurat
Tujuan
Puskesmas dengan kemampuan menangani kasus emergensi tingkat
primer
Langkah-langah Program yang dilakukan :
 Penanganan setiap kasus emergensi dengan cepat dan tepat
 Menyelamatkan nyawa penderita dengan penanganan pra rujukan
yang cepat, tepat untuk pasien rujukan
Di Puskesmas Iwoimendaaupaya pengobatan gawat darurat
selalu siap menangani.Tapi kejadian gawat darurat tidak terlalu tinggi,
sehingga tidak semua pasien yang masuk melalui unit gawat darurat
langsung dirujuk keRumah Sakit Umum Kabupaten.

E. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN


1. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
Tujuan
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan gigi dan mulut
b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang optimal Hasil Kegiatan
Kesehatan Gigi dan Mulut Tahun 2018
1) Dalam Gedung
 Berdasarkan kunjungan
Grafik 5.6
Kunjungan Pasien Gigi menurut Jenis Pembiayaan
Di PuskesmasIwoimendaa Tahun 2018

UMUM; 5; 4%

BPJS; 126; 96%

BPJS UMUM

Sumber :Laporan UKGS Puskesmas Iwoimendaa


2) Luar Gedung
 Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
Tabel 5.9
Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
Tahun 2018
Jumlah Murid yg Perlu Perawatan Mendapat Selesai
Sekolah Diperiksa (dirujuk) Perawatan Perawatan

13 290 192 192 192


Sumber :Laporan UKGS Puskesmas
2. Kegiatan Lintas program
 Pemeriksaan Ibu Hamil
 Pemeriksaan Lansia
 Screning SMP, SMA (UKS)
 DTKB Apras
 Pelayanan Posyandu

3. Upaya Kesehatan Sekolah


Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
Tabel 5.10.
Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Sekolah
Tahun 2018
No Jenis Kegiatan Sat Jumlah

1. Penjaringan Siswa SD Siswa 80


2. Penjaringan Siswa SMP kelas 1 Siswa 111
3. Pembinaan dokter kecil (siswa Kali 1
SD dan SMP)
4. Penjaringan Siswa SMA kelas 1 Siswa 99
Sumber: Laporan UKS Puskesmas
4. Upaya Kesehatan Usia lanjut
Hasil Kegiatan
 Pelaporan status kesehatan lansia
 Pembinaan kelompok lansia
 Penyuluhan pola hidup sehat bagi lansia
5. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat ( PHN ) Hasil Kegiatan Upaya PHN
Tahun 2018
Kegiatan Upaya PHN yang dilakukan selama tahun2018 sebanyak 3kali
kunjungan.Pasien yang dikunjungi masih meliputi ibu hamil dan neonatus.
6. Upaya Surveillens
Hasil Kegiatan Upaya Surveillens Tahun 2018
Kegiatan rutin surveilans penyakit di Puskesmas Iwoimendaa adalah:
 Pengumpulan data dan pelaporan W2
 Pengumpulan, pengolahanm analisis data STP dan pelaporan danta ke
kabupaten
 Pengumpulan data C1 (campak)
 Validasi data campak, pemeriksaaan kesehatan CJH
 Pelacakan kasus pasca haji
 Pelacakan dan pelaporan KLB
7. Upaya Kesehatan Jiwa
Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Jiwa
 Pengumpulan laporan pasien jiwa puskesmas tiap bulan.
Tahun2018dilaporkan ada4 pasien gangguan jiwa dan terdapat
4kunjungan pasien jiwa di Puskesmas Iwoimendaa

8. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)


Tahun 2018 telah dibentuk 1 pos UKK di wilayah Puskesmas Iwoimendaa
yaitu Pos UKK 1 dan Pos UKK 1Pelayanan kesehatan di Pos UKK masih
dilaksanakan oleh Puskesmas Iwoimendaayang dilaksanakan setiap 1tahun
sekali.
Gambar 5.1.
Peta Penyebaran Tempat-tempat Usaha di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2018

Dari peta di atas dapat dipetik informasi bahwa di Puskesmas


Iwoimendaa banyak terdapat tempat-tempat usaha sehingga berpotensi
didirikannya pos UKK di masing-masing tempat kerja.
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional ( Batra ) Hasil Kegiatan
Tahun 2018 telah dilakukan pendataan terhadap pelaku pengobatan
tradisional.
Gambar 5.2.
Peta Penyebaran Pengobat Tradisional di Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2018
F. UPAYA KESEHATAN PENUNJANG
1. Upaya Laboratorium
Kemampuan Laboratorium Puskesmas Iwoimendaa
a. Pemeriksaan Darah
Tabel 5.11
Jenis Layanan Pemeriksaan Darah di puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2018
No Jenis pemeriksaan Metode
1 Hemoglobin Sahli
2 GolonganDarah ABO
3 Malaria Rapid

4 IgMDengue Rapid
5 IgGDengue Rapid
6 HBsAg Rapid
7 HIV/AIDS Rapid

8 GlukosaDarah Stik
9 AsamUrat Stik
10 Cholesterol Stik
Sumber : Laboratorium Puskesmas Iwoimendaa tahun 2018
b. Pemeriksaan Urin
Tabel 5.12
Jenis Layanan Pemeriksaan Urine di puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2018

No JenisPemeriksaan Metode
1 UrinRutin Stik
2 Protein Urine Stik
3 PlanoTest Stik
Sumber : Laboratorium Puskesmas IwoimendaaTahun 2018
c. Pemeriksaan Sputum BTA
Tabel 5.14
Jenis Layanan Pemeriksaan Sputum BTA di puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2018
No Jenis Pemeriksaan Metode

1. BTA TB Microschope

2. BTA Kusta Microschope

Sumber : Laboratorium Puskesmas Iwoimendaa


Laboratorium TB PuskesmasIwoimendaadi klasifikasikan sebagai
Puskesmas Pelaksana Mandiri (PPM), pembuatan slide sampai
pemeriksaanBTA secara mikroskopis dilakukan secara mandiri oleh
Laboratorium TBPuskesmas Iwoimendaa.

Tabel 5.16.
Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2018

BULAN
NO JENIS PEMERIKSAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 JML
PEMERIKSAAN DARAH
1 Hemoglobin Sahli 22 7 65 9 11 47 17 8 12 10 16 52 276
2 Golongan Darah 17 9 151 8 27 11 153 13 14 32 22 59 516
3 Glukosa Darah 25 36 17 18 28 62 27 37 39 30 22 32 373
4 Asam Urat 24 15 14 20 16 52 22 44 27 25 25 27 311
5 Cholesterol 14 25 0 7 19 39 16 30 23 21 17 19 230
PEMERIKSAAN URINE
1 Protein Urine 4 3 46 0 6 0 43 0 8 0 2 48 160
2 Glikosa Urine 4 3 46 0 6 0 43 0 8 0 2 48 160
3 Plano Tets 2 4 7 11 0 3 9 0 13 0 0 9 58
PEMERIKSAAN TB
1 BTA (slaid) 6 6 6 0 7 5 8 7 3 4 4 3 59
2 BTS Kusta 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PEMERIKSAAN LAIN
1 Malaria 2 0 1 0 0 6 0 1 1 0 0 0 11
2 IgM/IgG Dengue 1 0 2 0 5 4 4 0 2 0 0 0 18
3 HIV/AIDS 1 1 0 0 0 2 49 1 0 0 0 48 102
4 HBs Ag 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 48 49
Sumber : Laboratorium Puskesmas Iwoimendaa 2018

Grafik 5.7
Komposisi Kunjungan Laboratorium
Berdasar Pembiayaan Tahun 2018
100%

6%
UMUM
BPJS

94%

Sumber : Laboratorium Puskesmas Iwoimendaa tahun 2018

Tahun 2018 kunjungan pasienBPJS mendominasi kunjungan


laboratorium dari pada pasien Umum.
2. Upaya Kefarmasian
Hasil Kegiatan Upaya Kefarmasian
Pengelolaanobat di Puskesmas Iwoimendaa merupakan rangkaian
kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
distribusi hingga pencatatan dan pelaporan. Setiap bulan petugas obat
melakukan perhitungan jumlah pemakaian obat dalam satu bulan yang
kemudian dituangkan dalam format LPLPO untuk selanjutnya diserahkan ke
Dinas Kesehatan Kabupaten.
Obat yang diterima dari gudang farmasi selanjutnya disimpan di gudang
obat Puskesmas dan sebagian didistribusikan ke ruang obat dan ke pustu
dan puskesling.Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan
melakukan kontrol terhadap catatan penerimaan, penyimpanan, dan
pengeluaran obat.
Tabel 5.18
Ketersediaan Obatdi Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2018
OBAT ITEMOBAT OBATGENERIK
DIBUTUH TERSEDIA
NO. PUSKESMAS TERSEDIA
KAN
JUM % JUM %
LAH LAH
1 3 4 5 6 7 8
1 Iwoimendaa 171 167 97,7% 165 96,5%

Sumber: Kefarmasian Puskesmas Iwoimendaa

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa belum semua obat yang
dibutuhkan telah tersedia dan 97,7% ketersediaan obat generik di
Puskesmas Iwoimendaa Sedangkan pemakaian obat tertinggi selama tahun
2018 dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 5.19
10 Besar Pemakaian Obat Tertinggi
diPuskesmas Iwoimendaa Tahun 20xy
No Nama Obat Satuan Pemakaian
1 Amoxicillin 500mg Tablet 15.500

2 Asam Mefenamat Tablet 13.200


3 Paracetamol 500mg Tablet 11.500
4 Ibuprofen 400mg Tablet 10.900
5 Antasida Deon Strip Tablet 9.400
6 Metilprednisolon 4mg Tablet 8.900
7 Tablet Tambah Darah Tablet 7.710
8 Cefadroxil 500mg Kapsul 7.400
9 Ambroxol Tablet 7.300
10 Salbutamol 2mg Tablet 7.300
Sumber: Kefarmasian Puskesmas Iwoimendaa

Dari tabel di atas dapat dipetik informasi bahwa penggunaan obat


terbanyak selama tahun 2018 adalah Amoxicillin 500mg dan merupakan
penggunaan antibiotik cukup tinggi sehingga diperlukan adanya monitoring
penggunaan antibiotik.
Tahun 2018 juga dilaksanakan monitoring terhadap penulisan obat
generik dalam resep.Monitoring dilakukan berdasarkan jenis status
pasien.Yaitu pasienumum dan JKN. Hasilnya adalah sebagai berikut:
 Pasien Umum : 17%
 Pasien JKN : 83 %
Dari data di atas dapat terlihat bahwa penulisan resep oleh dokter
puskesmas terhadap obat generik sudah cukup tinggi.Akan tetapi tetap perlu
dilakukan peningkatan.
3. Sarana Kesehatan
Data fasilitas kesehatan yang tercover pada pendataan tahun 2018
adalah sbb :
Tabel 5.9
Fasilitas Kesehatan pada Wilayah Kerja Puskesmas Iwoimendaa
Tahun 2018

NO JENIS SARANA KESEHATAN JUMLAH


1 Sarana Kesehatan Pemerintah Puskesmas Induk 1
2 Sarana Puskesmas Pembantu 1
3 Poskesdes/Polindes 6
4 Posyandu Balita 11
Posyandu Lansia 5
5 Puskel 1
6 Toko Obat 0
Sumber: Bagian Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas Iwoimendaa
BAB VI
KESIMPULAN
Berdasarkan data dan informasi hasil pembangunan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Iwoimendaa tahun 2018 yang dilaporkan, dapat disimpulkan bahwa
indikator kesehatan masyarakat di Wilayah PuskesmasIwoimendaaadalah :
1. Kematian Ibu tidak ada kasus dilaporkan.
2. Jumlah kematian bayi dilaporkan sebanyak 2dan tidak ada kematian neonatal.
3. Jumlah kematian balita tidak ada kasus dilaporkan.
4. Angka Kesakitan DBD sebesar 0,9 per 1.000 penduduk.
5. Angka Kesembuhan TB dilaporkan sebesar 90%.
6. Angka Kesakitan Diare sebesar 102 pasien
7. Angka Kesembuhan kusta 40%
8. Angka Gizi Buruk sebesar 0,22%.

Dalam rangka meningkatkan status kesehatan masyarakat di wilayah kerja


PuskesmasIwoimendaa, sudah dilakukan upaya-upaya kesehatan yang hasilnya
sebagai berikut :
1. Persentase cakupan kunjungan ibu hamil K1:100%, K4 :76%, Persalinan ditolong
tenaga kesehatan : 87%.
2. Persentase cakupan KB aktif sebesar 51,3%
3. Persentase cakupan desa UCI sebesar 98%.
4. Persentase cakupan imunisasi campak bayi sebesar 98%.
5. Persentase ibu hamil mendapat Fe3 :76 %.
6. Tidak ada kejadian KLB.
7. Persentase penduduk miskin tercakup Jaminan Kesehatan sebesar 27,94 %.
8. Persentase rumah tangga ber-PHBS sebesar 1.444
9. Persentase rumah atau bangunanbebas jentik nyamuk Aedes Aegypti sebesar
21,38 %.
10. Besar anggaran yang dikucurkan pemerintah untuk kegiatan puskesmas
sebesar Rp 853.569.912.-
Berbagai perbaikan untuk mencapai status kesehatan masyarakat telah
dilaksanakan, hal ini dapat dilihat dari hasil pencapaian yang terus meningkat dari
tahun ke tahun.Bagaimanapun pembangunan kesehatan harus tetap ditingkatkan
untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Profil kesehatan ini dilampiri dengan tabel-tabel sesuai pedoman penyusunan
profil Kabupaten Kolaka dan diterbitkan setiap tahun, sehingga diharapkan dapat
memberikan gambaran tentang seberapa jauh dinamika kondisi kesehatan yang
telah dicapai.
Semoga buku profilini bermanfaat, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan.

Anda mungkin juga menyukai