Anda di halaman 1dari 10

PEMBELAJARAN KETERAMPILAN DASAR GERAK TARI 3T MELALUI

METODE DIRECT INSTRUCTION TEKNIK DELIT

SISWA KELAS ENAM SD NEGERI 1

SEMARAPURA TENGAH

Oleh

………………………………………………………
PEMBELAJARAN KETERAMPILAN DASAR GERAK TARI 3T MELALUI
METODE DIRECT INSTRUCTION TEKNIK DELIT

SISWA KELAS ENAM SD NEGERI 1

SEMARAPURA TENGAH

Oleh

………………………………………………………

SD NEGERI 1 SEMARAPURA TENGAH


SD NEGERI 1 SEMARAPURA TENGAH

2021

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pembelajaran seni tari Bali pada siswa kelas enam Sekolah Dasar (SD) Negeri 1
Semarapura Tengah untuk tarian yang ditarikan secara kelompok, mengalami kendala pada
keseragaman gerak dasar tari. Hasil penilaian melalui observasi pembelajaran terhadap
siswa kelas enam yang berjumlah 28 siswa, diperoleh data bahwa keseragaman gerak dasar
tari berupa tandang, tangkis dan tangkep (3T) rerata hasil penilaian adalah 6,2. Rerata ini
tidak mencapai kreiteria minimum yang tertuang pada kurikulum sekolah (Kurikulum SD
Negeri 1 Semarapura Tengah, 2021: 56) Made Bandem (2019:28) menyatakan seni tari Bali
memiliki ciri khas berupa gerak dasar yang disebut tandang tangkis dan tangkep.
Dalam rangka memperbaiki prestasi belajar siswa pada keseragaman gerak dasar
tandang, tangkis, dan tangkep dilakukan inovasi pembelajaran keterampilan gerak dasar
tari Bali melalui metode Direct Instruction Teknik dengar, lihat dan tiru (DELIT). Metode
Direct Instruction Hamzah, 2008 menjelaskan model pembelajaran Direct Instruction adalah
model pembelajaran yang efektif untuk mengukur pencapaian keahlian dasar, keahlian dalam
memahami suatu materi dan konsep diri sendiri. Model pembelajaran Direct Instruction ini
sangat ditentukan oleh pendidik, artinya pendidik berperan penting dan dominan dalam
proses pembelajaran. Langkah-langkah metode DI tenik DELIT yaitu tahap orientasi, tahap
presentasi, tahap praktek terstruktur, tahap praktek dibawah bimbingan dan tahap praktek
mandiri. Pada setiap tahapan kegiatan akan muncul aktivitas dengar, lihat dan tiru, walaupun
tidak selalu setiap tahapan muncul secara logis aktivitas DELIT.
2. Apakah keseragaman gerak dasar tari Bali tentang tandang, tangkis dan tangkep pada
siswa kelas enam SD Negeri 1 Semarapura Tengah dapat ditingkatkan melalui metode
Direct Instrukuction Teknik DELIT?
3. Tujuan
Tujuan tindakan praktek terbaik ini untuk peningkatan keseragaman gerak dasar tari
berupa tanda, tangkep dan tangkis.
4. Manfaat
Bahwa siswa memiliki keterampilan gerak dasar tari Bali berupa tandang, tangkis,
dan tangkep.

BAB II
LANDASAN TEORI
1. Direct Instruktion Teknik DELIT

Silbernam 2006, menjelaskan model pembelajaran Direct Instructionadalah model


pembelajaran yang tujuan pembelajaran dapat direncanakan bersama oleh guru dan siswa,
model ini terutama berpusat pada guru. Sistem pengelolaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan,
mendengarkan, dan resitasi (Tanya jawab) yang terencana.Model pembelajaran Direct
Instructionmerupakan model pembelajaran yang berorientasikan pada tugas dan memberi
harapan tinggi agar siswa mencapai hasil belajar dengan baik serta cara belajar menjadikan
siswa belajar aktif melalui berbagi pengetahuan secara aktif. Strategi pembelajaran Direct
Instruction ini dirancang untuk mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna
membangun minat, menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka untuk berpikirdan
siap secara mental menerima materi pelajaran yang sedang diajarkan. Selanjutnya menurut
Silbernam, 2006. Menjelaskan model pembelajaran Direct Instructionadalah model
pembelajaran untuk mengenalkan siswa kepada materi pelajaran yang akan diajarkan
sertaguru juga dapat menggunakannya untuk menilai tingkat pengetahuan siswa.

Jadi model pembelajaran Direct Instructionmerupakan sebuah model pembelajaran


yang bersifatteacher centered (berpusat pada guru). Saat melaksanakan model pembelajaran
ini, guru harus mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan
kepada siswa, selangkah demi selangkah. Guru sebagai pusat perhatian memiliki peran yang
sangat dominan. Karena itu, pada Direct Instruction, guru harus bisa menjadikan materi yang
sedang dijelaskan dapat menarik perhatian siswa dan dapat memotivasi siswa untuk aktif
belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Langkah-langkah atau sintak Pembelajaran langsung menurut Joyce & Weil (1972)
terdiri dari lima tahap-tahap, yang meliputi:
a. Orientasi
Dalam tahap ini, guru mulai membangun/membuat kerangka kerja pelajaran. Guru
menyampaikan harapan dan keinginannya, menjelaskan tugas-tugas yang ada dalam
pembelajaran, dan menentukan tanggung jawab siswa. Terdapat 3 langkah yang menjadi
syarat untuk dapat mencapai tujuan ini, yakni:
1)   Guru memaparkan maksud dari pelajaran dan tingkat-tingkat performa dalam praktek.
2)   Guru menggambarkan isi pelajaran dan hubungannya dengan pengalaman
sebelumnya.
3)   Guru mendiskusikan prosedur-prosedur pembelajaran.
b. Presentasi
Dalam tahap ini, guru menjelaskan konsep atau skill baru dan memberikan pemeragaan
serta contoh. Jika materi yang ada merupakan konsep yang baru, maka guru harus
mendiskusikan karakteristik-karakteristik dari konsep, aturan-aturan pendefinisian, dan
beberapa contoh. Jika materinya merupakan skill baru, maka guru harus menyampaikan
langkah-langkah untuk memiliki skill tersebut dengan menyajikan contoh di setiap langkah.
Guru hendaknya mentransfer informasi materi atau skill yang baru, baik secara lisan maupun
visual, sehingga siswa akan dapat memiliki dan mempelajari representasi visual sebagai
referensi di awal pembelajaran. Selain itu, guru juga menguji siswa dalam penguasaan
informasi materi atau skill sebelum beralih ke tahap selanjutnya.
c. Praktek yang terstruktur
Dalam tahap ini, guru menuntun siswa melalui contoh-contoh praktek dan langkah-
langkah didalamnya. Biasanya, siswa menjalankan praktek dalam sebuah kelompok,
kemudian menawarkan diri untuk menulis jawaban. Cara yang paling efektif yaitu dengan
menyajikan contoh praktek secara transparan dan terbuka, sehingga semua siswa bisa melihat
bagaimana tahap-tahap praktek dilalui. Peran guru disini, yaitu memberikan respon balik
terhadap respon siswa, baik untuk menguatkan respon yang sudah tepat maupun memperbaiki
kesalahan dan mengarahkan siswa pada performa praktek yang tepat.
d. Praktek dibawah bimbingan guru
Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktek
dengan kemampuan sendiri. Praktek dibawah bimbingan dapat memudahkan guru dalam
mempersiapkan untuk mengembangkan kemamuan siswa dan menampilkan tugas
pembelajaran. Hal ini biasa dilakukan dengan meminimalisir jumlah dan ragam kesalahan
yang dilakukan siswa. Peran guru dalam tahap ini yaitu mengontrol kerja siswa dan
memberikan respon balik yang bersifat korektif ketika diperlukan.
e. Praktek mandiri
Dalam tahap ini, guru melakukan praktek dengan caranya sendiri tanpa bantuan dan
respon balik dari pengawas. Adapun tahap ini dilakukan ketika siswa telah mencapai level
akurasi 85% sampai 90% dalam praktek dibawah bimbingan. Tujuan dari praktek mandiri
adalah memberikan materi baru untuk memastikan dan menguji pemahaman guru terhadap
praktek-praktek sebelumnya. Praktek mandiri ini harus ditinjau sesegera mungkin setelah
siswa menyelesaikan semua proses. Hal ini dilakukan untuk memperkirakan dam mengetahui
level akurasi siswa (stabil atau tidak), serta memberikan respon balik yang bersifat korektif di
akhir praktek kepada siswa yang membutuhkan. Aktivitas praktek mandiri bisa dilakukan
dengan waktu yang singkat namun dalam satu waktu.
Dalam penulisan ini, tahap-tahap tindakan dilakukan dengan sintak yang meliputi
tahap orientasi, tahap presentasi, tahap praktek terstruktur, tahap praktek dibawah bimbingan
dan tahap praktek mandiri. Pada setiap tahapan kegiatan akan muncul aktivitas dengar, lihat
dan tiru, walaupun tidak selalu setiap tahapan muncul secara logis aktivitas DELIT.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasaarkan hasil observasi dan penilaian pada tindakan dengan menggunakan
instrument format pengamatan terhadap keseragaman gerak tandang, tangkis dan tangkep
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Tindakan Akhir

No Substansi Penilaian Skor Skor Rerata Ketuntasan


Maksimal Perolehan
1 Keseraagaman tandang 40 37 92,500 100%
2 Keseragaman tangkep 40 39 97,500 100%
3 Keseragaman tangkis 40 36 90,000 100%
Jumlah 120 112 93,333 100%

Data di atas diambil dari subjek sejumlah 10 orang, masing-masing subjek pada setiap
indicator penilaian diberi skor maksimal empat dan skor berikutnya adalah tiga, dua, dan skor
terrendah adalah satu. Setiap subjek diobservasi empat kali, sehingga dari 10 subjek yang
dinilai dengan skor maksimal empat dapat dihitung sebagai berikut: 10 x 4 = 40 untuk setiap
skor perolehan
indicator..Analisa data menggunakan rumus n = x 100.dimana n adalah nilai
skor maksimal
kualitas perolehan observasi dan penilaian guru terhadap kemampuan siswa melakukan
gerakan sesuai dengan indicator.Berdasarkan cara analisa tersebut diperoleh data bahwa dari
hasil penilaian terhadap 10 orang siswa, dilihat dari setiap indicator maka pada indicator
keseragaman tandang, skor perolehan 37 dengan rerata kemampuan 92,500, indicator
kesagaman gerak tangkis dengan skor perolehan 39 dan rerata kemampuan 97,500 pada
indicator keseragaman gerak tangkis skor 36 dengan rerata 90,000. Skor maksimal seleuruh
indicator adalah 120 dan skor perolehan 112, sehingga rerata keseluruhan indicator untuk
kemampuan keseragaman gerak adalah 93,333.
Data di atas diperoleh dengan proses tindakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Pada tahap pertama yaitu orientasi, guru melakukan kegiatan pemahaman tentang
pengetahuan awal konsep materi yang dipelajari tentang seni tari berupa seni dasar gerak tari
Bali berupa pemahaman tangdang, tangkep dan tangkis, dengan demikian pada tahap ini tenik
yang dominan muncul pada aktivitas siswa adalah dengar dan lihat.Tahap kedua presentasi,
guru memulai menjelaskan materi utama baik berupa pengetahuan kognitif mapun maupun
cara mempelajari materi berupa tandang, tangkep dan tangkis tentang gerak dasar tari Bali,
sehingga aktivitas siswa lebih banyak pada proses dengar dan lihat.
Tahap ketiga adalah praktek terstruktur dimana aktivitas siswa dibimbing guru tentang
materi-materi dengan memberikan contoh-contoh gerakan dasar tandang tangkep dan
tangkis.Dengan demikian aktivitas siswa masih dominan pada proses dengar dan lihat. Tahap
keempat praktek dibawah bimbingan guru, pada tahap ini siswa sudah menerapkan cara
belajar meniru, tetapi masih dalam bimbingan guru. Tahap kelima adalah prakek mandiri,
dalam aktivitas ini siswa melakukan kegiatan meniru gerak yang telah dicontohkan oleh guru
dengan memanfaatkan kompetensi dirinya masing-masing. Praktek pembelajaran dengan
mendengar melihat dan meniru isi instruksi guru memiliki keunggulan sebagaimana
dinyatakan dalam beberapa teori belajar. Teori konstruktivisme tentang hakekat pengetahuan
mempengaruhi konsep tentang proses belajar,bahwa belajar bukanlah sekedar
menghafal,akan tetapi proses mengonstruksi pengetahuan melalui pengalaman
(Sanjaya,2005:111). Demikian juga pendapat Edgar Dale (Sanjaya,2005:111) dalam
penelitian ini tujuan penelitian berupa keterampilan menyusun balok sesuai nilai tempat,
diyakini dapat diwujudkan karena siswa mengalami sendiri proses belajar, proses berjalan
dalam suasana yang menarik, menhadirkan benda nyata berupa balok sebagai media nyata,
dan pengalaman belajar secara langsung lebih mudah diingat oleh peserta didik sehingga
akan tersimpan pada memory jangka Panjang.

BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan

Keseragaman gerak dasar tari Bali berupa tandang, tangkep dan tangkis pada
siswa kelas enam SD Negeri 1 Semarapura Tengah dapat ditingkatkan melalui penerapan
metode DI Teknik DELIT

2. Rekomendasi
a. Agar para guru menerapkan metode DI Teknik DELIT dalam pembelajaran yang
sesuai dengan karakterisitik materi yang mudah dipelajari dengan proses dengar, lihat
dan tiru
b. Agar kepala sekolah memberikan motivasi bagi para guru binaan melakukan tindakan
perbaikan pembelajaran dengan penerapan metode DI teknik DELIT.
c. Agar kepala sekolah mengembangkan hasil penelitian ini untuk digunakan sebagai
referensi dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai